LKP : Perancangan Wireless Local Area Network pada Dinas Pariwisata Kota Batu.

(1)

PADA DINAS PARIWISATA KOTA BATU LAPORAN KERJA PRAKTEK

Oleh:

Nama : Satriyo Adi NIM : 08.41010.0287 Program Studi : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(2)

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan... 2

1.5 Waktu dan lama kerja praktek ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II SEKILAS TENTANG DINAS PARIWISATA KOTA BATU ... 4

2.1 Sejarah Kota Batu... 4

2.2 Arti dan lambang kota batu ... 7

2.3 Profil Dinas Pariwisata Kota Batu ... 9

2.4 Logo Dinas Pariwisata ... 10

2.5 Visi dan Misi Dinas Pariwisata Kota Batu ... 10

2.5.1 Visi Dinas Pariwisata Kota Batu ... 10

2.5.2 Misi Dinas Pariwisata Kota Batu ... 10

2.6 Struktur Organisasi...11


(3)

3.2 Klasifikasi Jaringan Komputer ... 13

3.2.1 Local Area Network (LAN) ... 13

3.2.2 Metropolitan Area Network (MAN) ... 13

3.2.3 Wide Area Network (WAN) ... 13

3.3 Sejarah Internet ... 14

3.3.1 ARPANET ... 15

3.3.2 NFSNET ... 16

3.4 Wireless Local Area Network (WLAN) ... 16

3.5 Sejarah WLAN ... 18

3.6 Mode Jaringan Wireless LAN ... 20

3.6.1 Mode Infrastruktur ... 21

3.6.2 Mode Ad-Hoc ... 22

3.7 Komponen-komponen Wireless LAN ... 22

3.8 Medium Udara... 25

3.9 Radio Frequency (RF) ... 27

3.9.1 Memahami Sinyal RF... 27

3.9.2 Sifat-sifat sinyal RF ... 27

3.9.3 Kelebihan Dan Kelemahan Sinyal RF ... 29

3.9.4 Pelemahan Sinyal RF ... 30

3.10 Wi-Fi (wireless Fidelity) ... 30

3.10.1 Spesifikasi Wi- Fi ... 32


(4)

4.2 Topologi WLAN di Dinas Pariwisata ... 37

4.3 IP Address WLAN ... 38

4.4 Access Point Linksys WAP54G ... 38

4.4.1 Pengenalan Access Point Linksys WAP54G ... 39

4.4.1.1 Panel Depan... 39

4.4.1.2 Panel Belakang ... 40

4.4.2 Menghubungkan Access point ke Jaringan LAN...41

4.5 Konfigurasi Access Point menggunakan setup wizard ... 42

4.6 Mengkoneksikan Komputer Client ke WLAN... 49

BAB V PENUTUP ... 51

5.1 Kesimpulan... 51

5.2 Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN ... 54


(5)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (Information and Communication Technology) atau yang lebih dikenal dengan sebutan dunia IT memang tidak bisa dipisahkan dengan kabel. Dunia IT yang erat hubungannya dengan dunia elektronik, masih menggantungkan hidupnya pada dunia kabel. Namun, seiring dengan kemajuan waktu dan teknologi, juga kebutuhan manusia akan mobilitas dan fleksibilitas yang tinggi menuntut sesuatu yang lebih praktis. Dan teknologi wireless memberikan jawaban untuk kebutuhan tersebut.

Teknologi wireless menawarkan beragam kemudahan, kebebasan dan fleksibilitas yang tinggi. Teknologi wireless memiliki cukup banyak kelebihan dibandingkan teknologi kabel yang sudah ada. Teknologi wireless sangat nyaman untuk digunakan. Anda bisa mengakses Internet di posisi mana pun selama masih berada dalam jangkauan wireless.

Dinas pariwisata kota batu selama ini belum memiliki jaringan wireless atau area hotspot. Sehingga pengunjung atau tamu di dinas pariwisata yang membawa laptop dan ingin terkoneksi dengan Internet harus mencari port UTP yang menganggur. Tentu saja hal ini sangat tidak fleksibel dan mengganggu mobilitas mau pun kenyamanan dari pengunjung tersebut.


(6)

Untuk memberikan solusi dari permasalahan ini dan sekaligus sebagai topik Kerja Praktek, maka penulis mencoba mengajukan perancangan Wireless Local Area Network di Dinas Pariwisata kota batu.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang WirelessLocal Area Network (WLAN) di area Dinas Pariwisata sebagai perluasan dari jaringan kabel yang sudah ada?

2. Berapa titik area dari Dinas Pariwisata yang akan mengimplementasikan WLAN tersebut?

3. Bagaimana mengkonfigurasi access point yang digunakan pada WLAN tersebut?

4. Bagaimana mengkonfigurasi perangkat client yang akan terkoneksi dengan WLAN tersebut?

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah tersebut menjadi lebih terfokus maka penulis membatasi masalah hanya pada perancangan Wireless Local Area Network di Dinas Pariwisata kota batu.

1.4 Tujuan

Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan yang penulis lakukan adalah:

1. Merancang dan mengimplementasikan WLAN di area Dinas Pariwisata kota batu.


(7)

2. Mempelajari dan menganalisa jaringan komputer di Dinas Pariwisata kota batu, baik yang menggunakan kabel biasa atau pun WLAN yang akan diimplementasikan.

1.5 Waktu dan lama Kerja Praktek

Waktu dan lama kerja praktek di Dinas Pariwisata kota batu di laksanakan selama 4 minggu yang dimulai pada tanggal 11 Juli 2011-11 Agustus 2011.

1.6 Sistematika Penulisan

Penyusunan laporan Kerja Praktek ini penulis bagi dalam beberapa bab yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini memuat latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II :SEKILAS TENTANG DINAS PARIWISATA KOTA BATU

Berisikan tentang profil Dinas Pariwisata kota batu,logo Dinas Pariwisata kota batu,visi dan misi Dinas Pariwisata kota batu . BAB III :LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan membahas materi tentang teori yang terkait dengan konsep jaringan dan perancangan WLAN,

BAB IV : IMPLEMENTASI WIRELESS LAN

Pada bab ini merupakan pembahasan proses dan implementasi dari perancangan wireless LAN di Dinas Pariwisata kota batu. BAB V :PENUTUP

Berisi kesimpulan dari apa yang telah dibahas sebelumnya, dan juga saran dari masalah yang terkait


(8)

BAB II

SEKILAS TENTANG DINAS PARIWISATA DAN KOTA BATU

2.1 Sejarah Kota Batu

Sejak abad ke-10, wilayah Batu dan sekitarnya telah dikenal sebagai tempat peristirahatan bagi kalangan keluarga kerajaan, karena wilayah adalah daerah pegunungan dengan kesejukan udara yang nyaman, juga didukung oleh keindahan pemandangan alam sebagai ciri khas daerah pegunungan.

Pada waktu pemerintahan Raja Sindok, seorang petinggi Kerajaan bernama Mpu Supo diperintah Raja Sendok untuk membangun tempat peristirahatan keluarga kerajaan di pegunungan yang didekatnya terdapat mata air. Dengan upaya yang keras, akhirnya Mpu Supo menemukan suatu kawasan yang sekarang lebih dikenal sebagai kawasan Wisata Songgoriti.

Atas persetujuan Raja, Mpu Supo yang konon kabarnya juga sakti mandraguna itu mulai membangun kawasan Songgoriti sebagai tempat peristirahatan keluarga kerajaan serta dibangunnya sebuah candi yang diberi nama Candi Supo.

Ditempat peristirahatan tersebut terdapat sumber mata air yang mengalir dingin dan sejuk seperti semua mata air di wilayah pegunungan. Mata air dingin tersebut sering digunakan mencuci keris - keris yang bertuah sebagai benda pusaka dari kerajaan Sendok. Oleh karena sumber mata air yang sering digunakan untuk mencuci benda-benda kerajaan yang bertuah dan mempunyai kekuatan supranatural yang maha dasyat, akhirnya sumber mata air yang semula terasa


(9)

dingin dan sejuk akhirnya berubah menjadi sumber air panas. Dan sumber air panas itu pun sampai saat ini menjadi sumber abadi di kawasan Wisata Songgoriti.

Wilayah Kota Batu yang terletak di dataran tinggi di kaki Gunung Panderman dengan ketinggian 700 sampai 1100 meter di atas permukaan laut, berdasarkan kisah-kisah orang tua maupun dokumen yang ada maupun yang dilacak keberadaannya, sampai saat ini belum diketahui kepastiannya tentang kapan nama "BATU" mulai disebut untuk menamai kawasan peristirahatan tersebut.

Dari beberapa pemuka masyarakat setempat memang pernah mengisahkan bahwa sebutan Batu berasal dari nama seorang ulama pengikut Pangeran Diponegoro yang bernama Abu Ghonaim atau disebut sebagai Kyai Gubug Angin yang selanjutnya masyarakat setempat akrab menyebutnya dengan panggilan Mbah Wastu. Dari kebiasaan kultur Jawa yang sering memperpendek dan mempersingkat mengenai sebutan nama seseorang yang dirasa terlalu panjang, juga agar lebih singkat penyebutannya serta lebih cepat bila memanggil seseorang, akhirnya lambat laun sebutan Mbah Wastu dipanggil Mbah Tu menjadi Mbatu atau batu sebagai sebutan yang digunakan untuk Kota Dingin di Jawa Timur.

Sedikit menengok ke belakang tentang sejarah keberadaan Abu Ghonaim sebagai cikal bakal serta orang yang dikenal sebagai pemuka masyarakat yang memulai babat alas dan dipakai sebagai inspirasi dari sebutan wilayah Batu, sebenarnya Abu Ghonaim sendiri adalah berasal dari JawaTengah. Abu Ghonaim sebagai pengikut Pangeran Diponegoro yang setia, dengan sengaja meninggalkan


(10)

daerah asalnya Jawa Tengah dan hijrah dikaki Gunung Panderman untuk menghindari pengejaran dan penangkapan dari serdadu belanda.

Abu Ghonaim atau Mbah Wastu yang memulai kehidupan barunya bersama dengan masyarakat yang ada sebelumnya serta ikut berbagi rasa, pengetahuan dan ajaran yang diperolehnya semasa menjadi pengikut Pangeran Diponegoro. Akhirnya banyak penduduk dan sekitarnya dan masyarakat yang lain berdatangan dan menetap untuk berguru, menuntut ilmu serta belajar agama kepada Mbah Wastu.

Bermula mereka hidup dalam kelompok di daerah Bumiaji, Sisir dan Temas akhirnya lambat laun komunitasnya semakin besar dan banyak serta menjadi suatu masyarakat yang ramai.

Sebagai layaknya Wilayah Pegunungan yang wilayahnya subur, Batu dan sekitarnya juga memiliki Panorama Alam yang indah dan berudara sejuk, tentunya hal ini akan menarik minat masyarakat lain untuk mengunjungi dan menikmati Batu sebagai kawasan pegunungan yang mempunyai daya tarik tersendiri. Untuk itulah di awal abad 19 Batu berkembang menjadi daerah tujuan wisata, khususnya orang-orang Belanda, sehingga orang-orang Belanda itupun membangun tempat-tempat Peristirahatan bahkan bermukim di Batu.

Situs dan bangunan-bangunan peninggalan Belanda atau semasa Pemerintahan Hindia Belanda itupun masih berbekas bahkan menjadi aset dan kunjungan Wisata hingga saat ini. Begitu kagumnya Bangsa Belanda atas keindahan dan keelokan Batu, sehingga bangsa Belanda mensejajarkan wilayah Batu dengan sebuah negara di Eropa yaitu Switzerland dan memberikan predikat sebagai De Klein Switzerland atau Swiss kecil di Pulau Jawa.


(11)

Peninggalan arsitektur dengan nuansa dan corak Eropa pada penjajahan Belanda dalam bentuk sebuah bangunan yang ada saat ini serta panorama alam yang indah di kawasan Batu sempat membuat Bapak Proklamator sebagai The Father Foundation of Indonesia yaitu Bung Karno dan Bung Hatta setelah Perang Kemerdekaan untuk mengunjungi dan beristirahat dikawasan Selecta Batu.

2.2 Arti Lambang Kota Batu

Gambar 2.1: Logo Kota Batu 1. Gambar Bintang

Melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa, yang bermakna meskipun berbeda suku, agama, dan pandangan hidup tetap menjunjung tinggi kerukunan umat beragama.

2. Gambar Padi dan Kapas

Melambangkan pangan dan sandang yang terdiri dari padi berjumlah 17 dan kapas berjumlah 10 mempunyai makna tanggal dan bulan peresmian Kota Batu.


(12)

3. Gambar Gunung

Melambangkan kekuatan dan kebesaran yaitu Kota Batu berada pada lereng Gunung Panderman, gunung Arjuno, dan Gunung Welirang yang memiliki kekayaan alam yang cukup besar terutama mata air yang menyatu menjadi sungai brantas, serta keanekaragaman flora dan fauna sehingga menjadi daya tarik wisata.

4. Gambar KerisBerwarna keemasan dengan posisi tegak

Melambangkan jiwa ksatria, kekuatan, ketajaman pikir, batin dan perjuangan yang pantang menyerah serta kepribadian yang berbudaya untuk mencapai Kota Batu kedepan.

5. Gambar Rantai

Warna hitam yang melambangkan Persatuan dan Kesatuan dalam Negara Republik Indonesia. Rantai berjumlah tiga diartikan bahwa hubungan antara Manusia dengan Tuhan serta alam dan sesamanya adalah unsur yang tidak terpisahkan.

6. Gambar Candi

Melambangkan sistem pemerintahan Kota Batu yang tertib, rapi, dan teratur. 7. Warna Dasar Hijau

Dengan gambar filosofi petak-petak sawah melambangkan Kota batu adalah daerah Agraris, mengandung arti filosofi "Gemah Ripah Loh Jinawi" (Daerah subur) dan sebagian besar masyarakatnya bertani.

8. Gambar Air


(13)

9. Bentuk Perisai

Memiliki 5 sisi yang melambangkan pemerintah Kota Batu berdasarkan Pancasila sebagai Dasar negara Republik Indonesia.

10. Warna Merah Putih

Melambangkan Bendera Indonesia. 11. Tulisan Kota Batu

Menunjukkan sebutan bagi Kota dan Pemerintah Kota Batu. 12. Hakaryo Guno Mamayu Bawono

Merupakan makna Condro Sengkolo yang mengandung arti Berkarya Guna Membangun Negara. Condro Sengkolo 1934 adalah Tahun Jawa yang merupakan peresmian Pemerintah Kota Batu dengan nilai kata : Hakaryo = 4, Guno = 3, Mamayu = 9, Bawono = 1 berjumlah 17, sebgai tanggal peresmian Kota Batu, dengan jumlah suku kata 11 bermakna dasar Hukum peresmian Kota Batu diatur dalam UUN 11 Th 2001.

2.3 Profil Dinas Pariwisata Kota Batu

Diberlakukannya UU No 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah serta Perda No. 1 tahun 1996 yang berisikan tentang rancangan induk pengembangan pariwisata menjadi landasan pemerintah daerah Kota Batu dalam mengembangkan obyek wisata di daerahnya. Pariwisata dikembangkan bersama oleh pemerintah dan rakyat sehingga diharapkan menjadi sektor andalan yang mampu mendorong ekonomi daerah dan menambah pendapatan daerah.

Dinas Pariwisata Kota Batu adalah instansi yang berwenang dalam memberikan informasi mengenai keberadaa potensi dan daya tarik wisata Kota Batu sekaligus memasarkannya. Apalagi dengan adanya otonomi daerah dimana


(14)

segala kewenangan ada di daerah sehingga Dinas Pariwisata Kota Batu dituntut untuk bisa lebih efektif dalam memasarkan potensi – potensi wisata Kota Batu sebagai aset daerah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dan mempertahankan citra Kota Batu sebagai kota pariwisata. Untuk itu pihak Dinas Pariwisata Kota Batu harus mempunyai kemmapuan untuk menciptakan dan meningkatkan suatu strategi promosi yang jitu untuk dapat menarik lebih banyak wisatawan dan mempertahankan citra Kota Batu sebagai kota pariwisata.

2.4 Logo Dinas Pariwisata Kota Batu

Gambar 2.2: Logo Dinas Pariwisata Kota Batu

2.5 Visi dan Misi Dinas Pariwisata Kota Batu 2.5.1 Visi Dinas Pariwisata Kota Batu

“Terwujudnya kota batu sebagai sentra pariwisata yang unggul” 2.5.2 Misi Dinas Pariwisata Kota Batu

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk pariwisata 2. Meningkatkan kompetensi SDM

3. Mengembangkan desa menjadi desa wisata yang berbasis potensi dan masyarakat

4. Membangun hubungan kerjasama yang baik dengan stakeholders pariwisata 5. Melakukan promosi pariwisata secara kontinyu


(15)

2.6 Struktur Organisasi

Seperti halnya suatu organisasi pada umumnya, maka Dinas Pariwisata kota batu juga memberikan suatu pembagian tugas dan tanggung jawab, dimana masing - masing bagian memiliki kewajiban dalam mengelola dan mengerjakan kegiatan masing - masing untuk memperoleh suatu daya guna yang tinggi, kesemuanya itu tidak terlepas dari site manajemen.

Gambar dibawah ini merupakan gambar struktur organisasi dari Dinas Pariwisata kota batu:


(16)

BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian Jaringan Komputer

Dengan berkembangnya teknologi komputer dan komunikasi suatu model komputer tunggal yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi suatu organisasi kini telah diganti dengan sekumpulan komputer yang terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugas nya, sistem seperti ini disebut jaringan komputer (computer network).

Sebuah jaringan komputer paling sedikit terdiri dari dua komputer yang saling terhubung dengan sebuah media sehingga komputer - komputer tersebut dapat saling berbagi resource dan saling berkomunikasi. Semua network berbasis pada konsep pembagian (sharing).

Jaringan komputer muncul dari adanya kebutuhan untuk berbagi data di antara para pengguna. Sekelompok komputer dan device lain yang saling terhubung membentuk sebuah network, sedangkan konsep dari komputer-komputer yang saling berbagi resource dikenal dengan istilah networking. Komputer-komputer yang termasuk ke dalam sebuah jaringan dapat saling berbagi resource berupa:

a. Data, b. Printer, c. Mesin Fax, d. Dan lain-lain.


(17)

3.2 Klasifikasi Jaringan Komputer

Klasifikasi jaringan komputer dibagi atas tiga jenis, yaitu Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network (MAN), dan Wide Area Network (WAN). Hal yang membedakan jenis jaringan ini hanyalah jangkauan area atau lokasi jaringan tersebut.

3.2.1 Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai sumberdaya bersama (misalnya printer dan scanner) dan saling bertukar informasi.

3.2.2 Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.

3.2.3 Wide Area Network(WAN)

Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua.WAN terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai.


(18)

Gambar 3.1: Internetworking (WAN, MAN, LAN)

Namun secara umum, dan pada praktisnya saat ini kita mengenal ada dua jenis jaringan yaitu : LAN dan WAN. Keuntungan utama yang langsung terasa dari network sharing itu adalah Internet yang mendunia, karena pada intinya Internet itu sendiri adalah serangkaian komputer (ribuan bahkan jutaan komputer) yang saling terhubung satu sama lain. Berevolusi dan berkembang dari waktu ke waktu, sehingga membentuk satu jaringan kompleks seperti yang kita rasakan sekarang ini.

3.3 Sejarah Internet

Jaringan komputer mulai dibangun pada kisaran tahun 1960an dan 1970an, dimana mulai banyak penelitian tentang paket-switching, collision-detection pada jaringan lokal, hirarki jaringan dan teknik komunikasi lainnya.

Semakin banyak yang mengembangkan jaringan, tapi hal ini mengakibatkan semakin banyak perbedaan dan membuat jaringan harus berdiri sendiri tidak bisa dihubungkan antar tipe jaringan yang berbeda. Sehingga untuk


(19)

menggabungkan jaringan dari group yang berbeda tidak bisa terjadi. Terjadi banyak perbedaan dari interface, aplikasi dan protokol.

Situasi perbedaan ini mulai di teliti pada tahun 1970an oleh group peneliti Amerika dari Defence Advanced Research Project Agency (DARPA). Mereka meneliti tentang internetworking, selain itu ada organisasi lain yang juga bergabung seperti ITU-T (dengan nama CCITT) dan ISO (International Standards Organization). Tujuan dari penelitian tersebut membuat suatu protokol, sehingga aplikasi yang berbeda dapat berjalan walaupun pada sistem yang berbeda.

Group resmi yang meneliti disebut ARPANET network research group, dimana telah melakukan meeting pada oktober 1971. Kemudian DARPA melanjukan penelitiannya tentang host-to-host protocol dengan menggunakan TCP/IP, sekitar tahun 1978. Implementasi awal internet pada tahun 1980, dimana ARPANET menggunakan TCP/IP. Pada tahun 1983, DARPA memutuskan agar semua komputer terkoneksi ke ARPANET menggunakan TCP/IP.

DARPA mengontak Bolt, Beranek, and Newman (BBN) untuk membangun TCP/IP untuk Berkeley UNIX di University of California di Berkeley, untuk mendistribusikan kode sumber bersama dengan sistem operasi Berkeley Software Development (4.2BSD), pada tahun 1983. Mulai saat itu, TCP/IP menjadi terkenal di seluruh universitas dan badan penelitian dan menjadi protokol standar untuk komunikasi.

3.3.1 ARPANET

Suatu badan penelitian yang dibentuk oleh DARPA, dan merupakan “grand-daddy of packet switching”. ARPANET merupakan awal dari


(20)

internet.ARPANET menggunakan komunikasi 56Kbps tetapi karena perkembangan akhirnya tidak mampu mengatasi trafik jaringan yang berkembang tersebut.

3.3.2 NFSNET

NSFNET, National Science Foundation (NSF) Network. Terdiri dari 3 bagian internetworking di Amerika, yaitu :

1. Backbone, jaringan

2. yang terbentuk dari jaringan tingkat menengah (mid-level) dan jaringan superkomputer.

3. Jaringan tingkat menengah (mid-level) terdiri dari regional, berbasis disiplin dan jaringan konsorsium superkomputer.

4. Jaringan kampus, akademik maupun komersial yang terhubung ke jaringan tingkat menengah.

3.4. Wireless Local Area Network (WLAN)

Wireless LAN (WLAN) adalah teknologi LAN yang menggunakan frekuensi dan transmisi radio sebagai media penghantarnya, pada area tertentu, menggantikan fungsi kabel. Pada umumnya WLAN digunakan sebagai titik distribusi di tingkat pengguna akhir, melalui sebuah atau beberapa perangkat yang disebut dengan Access point (AP), berfungsi mirip hub dalam terminologi jaringan kabel Ethernet. Di tingkat backbone, sejumlah AP tersebut tetap dihubungkan dengan media kabel. WLAN dimaksudkan sebagai solusi alternatif media untuk menjangkau pengguna yang tidak terlayani oleh jaringan kabel, serta untuk mendukung pengguna yang sifatnya bergerak atau berpindah-pindah (mobilitas).


(21)

Proses komunikasi tanpa kabel ini dimulai dengan bermunculannya peralatan berbasis gelombang radio, seperti walkie talkie, remote control, cordless phone, ponsel, dan peralatan radio lainnya. Lalu adanya kebutuhan untuk menjadikan komputer sebagai barang yang mudah dibawa (mobile) dan mudah digabungkan dengan jaringan yang sudah ada. Hal-hal seperti ini akhirnya mendorong pengembangan teknologi wireless untuk jaringan komputer.

Frekuensi yang kini umum dipergunakan untuk aplikasi WLAN adalah 2.4 Ghz dan 5.8 Ghz yang secara internasional dimasukkan ke dalam wilayah licensce exempt (bebas lisensi) dan dipergunakan bersama oleh publik (frequency sharing). Belakangan oleh forum WSIS yang disponsori oleh PBB dan badan dunia seperti ITU, serta industri teknologi, frekuensi ini direkomendasikan sebagai tulang punggung penetrasi Internet di negara berkembang terutama untuk area yang belum terlayani oleh infrastruktur telekomunikasi konvensional.

Teknologi yang digunakan untuk WLAN mayoritas menggunakan standar IEEE 802.11 (a/b/g). Perbedaan antar standar ini adalah pada modulasi transmisinya yang menentukan kapasitas layanan yang dihasilkan. Pada standar 802.11b, kapasitas maksimalnya 11 Mbps, 802.11g dapat mencapai 20 Mbps keduanya bekerja di frekuensi 2.4 Ghz. Sementara standar 802.11a bekerja pada frekuensi 5.8 Ghz. Karena lebar pita frekuensi yang lebih luas dan modulasi yang lebih baik, maka perangkat yang berbasis standar ini mampu melewatkan data hingga kapasitas 54 dan 108 Mbps dan menampung jumlah pengguna lebih banyak.

Selain itu ada kelompok industri yang membangun aliansi, disebut dengan WirelessAlliance (WiFi Consortium). Lembaga ini berupaya menerapkan standar


(22)

interoperabilitas antar perangkat WLAN sebagai jaminan bagi pengguna bahwa setiap perangkat yang telah disertifikasi WiFi akan dapat saling terhubung meskipun berbeda vendor atau pemanufaktur.

WLAN juga memiliki kelebihan lain dalam hal kemudahan implementasi serta fleksibilitas. Semua perangkat yang saat ini ada di pasaran, memiliki interface yang user friendly dan sebagian besar kompatibel dengan berbagai macam sistem operasi dan teknologi jaringan LAN eksisting. Bentuk perangkat yang kompak dengan berbagai macam fitur yang beragam, memudahkan perencanaan dan implementasi jaringan.

Gambar 3.2: Pemanfaatan WLAN pada Smal Office Home Office (SOHO) 3.5 Sejarah WLAN

Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka dalam merancang WLAN dengan teknologi IR, perusahaan lain seperti Hewlett-Packard (HP) menguji WLAN dengan RF. Kedua perusahaan tersebut hanya mencapai data rate 100 Kbps. Karena tidak memenuhi standar IEEE 802 untuk LAN yaitu 1 Mbps maka produknya tidak dipasarkan. Baru pada tahun 1985, (FCC) menetapkan pita Industrial, Scientific and Medical (ISM band) yaitu 902-928 MHz, 2400-2483.5 MHz dan 5725-5850 MHz yang bersifat tidak terlisensi,


(23)

sehingga pengembangan WLAN secara komersial memasuki tahapan serius. Barulah pada tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan dengan produk yang menggunakan teknik spread spectrum (SS) pada pita ISM, frekuensi terlisensi 18-19 GHz dan teknologi IR dengan data rate >1 Mbps.

Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN pertama yang diberi kode 802.11. Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4GHz, dan kecepatan transfer data (throughput) teoritis maksimal 2Mbps.

Pada bulan Juli 1999, IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.11b. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps. Kecepatan tranfer data sebesar ini sebanding dengan Ethernet tradisional (IEEE 802.3 10Mbps atau 10Base-T). Peralatan yang menggunakan standar 802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4Ghz. Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interferensi dengan cordless phone, microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang radio pada frekuensi sama.

Pada saat hampir bersamaan, IEEE membuat spesifikasi 802.11a yang menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang digunakan 5Ghz, dan mendukung kecepatan transfer data teoritis maksimal sampai 54Mbps. Gelombang radio yang dipancarkan oleh peralatan 802.11a relatif sukar menembus dinding atau penghalang lainnya. Jarak jangkau gelombang radio relatif lebih pendek dibandingkan 802.11b. Secara teknis, 802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a. Namun saat ini cukup banyak pabrik hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua standar tersebut.


(24)

Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi yang diberi kode 802.11g ini bekerja pada frekuensi 2,4Ghz dengan kecepatan transfer data teoritis maksimal 54Mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan 802.11b, sehingga dapat saling dipertukarkan. Misalkan saja sebuah komputer yang menggunakan kartu jaringan 802.11g dapat memanfaatkan access point 802.11b, dan sebaliknya.

Pada tahun 2006, 802.11n dikembangkan dengan menggabungkan teknologi 802.11b, 802.11g. Teknologi yang diusung dikenal dengan istilah MIMO (Multiple Input Multiple Output) merupakan teknologi Wi-Fi terbaru. MIMO dibuat berdasarkan spesifikasi Pre-802.11n. Kata ”Pre-” menyatakan “Prestandard versions of 802.11n”. MIMO menawarkan peningkatan throughput, keunggulan reabilitas, dan peningkatan jumlah klien yg terkoneksi. Daya tembus MIMO terhadap penghalang lebih baik, selain itu jangkauannya lebih luas sehingga Anda dapat menempatkan laptop atau klien Wi-Fi sesuka hati. Access point MIMO dapat menjangkau berbagai perlatan Wi-Fi yg ada disetiap sudut ruangan. Secara teknis MIMO lebih unggul dibandingkan saudara tuanya 802.11a/b/g. Access point MIMO dapat mengenali gelombang radio yang dipancarkan oleh adapter Wi-Fi 802.11a/b/g. MIMO mendukung kompatibilitas mundur dengan 802.11 a/b/g. Peralatan Wi-Fi MIMO dapat menghasilkan kecepatan transfer data sebesar 108Mbps.

3.6 Mode Jaringan Wireless LAN

Wireless Local Area Network sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN menggunakan wireless device untuk


(25)

berhubungan dengan jaringan, node pada WLAN menggunakan channel frekuensi yang sama dan SSID yang menunjukkan identitas dari wirelessdevice.

Tidak seperti jaringan kabel, jaringan wireless memiliki dua mode yang dapat digunakan : infrastruktur dan Ad-Hoc. Konfigurasi infrastruktur adalah komunikasi antar masing-masing PC melalui sebuah access point pada WLAN atau LAN. Komunikasi Ad-Hoc adalah komunikasi secara langsung antara masing-masing komputer dengan menggunakan piranti wireless. Penggunaan kedua mode ini tergantung dari kebutuhan untuk berbagi data atau kebutuhan yang lain dengan jaringan berkabel.

3.6.1 Mode Infrastruktur

Jika komputer pada jaringan wireless ingin mengakses jaringan kabel atau berbagi printer misalnya, maka jaringan wireless tersebut harus menggunakan mode infrastruktur (gambar 3.3).

Pada mode infrastruktur access point berfungsi untuk melayani komunikasi utama pada jaringan wireless. Access point mentransmisikan data pada PC dengan jangkauan tertentu pada suatu daerah. Penambahan dan pengaturan letak access point dapat memperluas jangkauan dari WLAN.


(26)

3.6.2 Mode Ad-Hoc

Ad-Hoc merupakan mode jaringan WLAN yang sangat sederhana, karena pada ad-hoc ini tidak memerlukan access point untuk host dapat saling berinteraksi. Setiap host cukup memiliki transmitter dan receiver wireless untuk berkomunikasi secara langsung satu sama lain seperti tampak pada (gambar 3.4). Kekurangan dari mode ini adalah komputer tidak bisa berkomunikasi dengan komputer pada jaringan yang menggunakan kabel. Selain itu, daerah jangkauan pada mode ini terbatas pada jarak antara kedua komputer tersebut.

Gambar 3.4: Mode Jaringan Ad-Hoc

3.7 Komponen-Komponen Wireless LAN Ada empat komponen utama dalam WLAN, yaitu:

1. Access point, merupakan perangkat yang menjadi sentral koneksi dari pengguna (user) ke ISP, atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika jaringannya adalah milik sebuah perusahaan. Access-Point berfungsi mengkonversikan sinyal frekuensi radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan disalurkan melalui kabel, atau disalurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan dikonversikan ulang menjadi sinyal frekuensi radio.


(27)

Gambar 3.5: Access point

2. Wireless LAN Interface, merupakan peralatan yang dipasang di Mobile/Desktop PC, peralatan yang dikembangkan secara massal adalah dalam bentuk PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association) card, PCI card maupun melalui port USB (Universal Serial Bus).

Gambar 3.6: Wireless LAN Card

3. Mobile/Desktop PC, merupakan perangkat akses untuk pengguna, mobile PC pada umumnya sudah terpasang port PCMCIA sedangkan desktop PC harus ditambahkan wireless adapter melalui PCI (Peripheral Component Interconnect) card atau USB (Universal Serial Bus).


(28)

Gambar 3.7: PCMCIA

4. Antena external (optional) digunakan untuk memperkuat daya pancar. Antena ini dapat dirakit sendiri oleh user. Contoh : antena kaleng.

Gambar 3.8: Antena Kaleng

Secara relatif perangkat Access-Point ini mampu menampung beberapa sampai ratusan pengguna secara bersamaan. Beberapa vendor hanya merekomendasikan belasan sampai sekitar 40-an pengguna untuk satu Access point. Meskipun secara teorinya perangkat ini bisa menampung banyak client, namun akan terjadi kinerja yang menurun karena faktor sinyal RF itu sendiri dan kekuatan sistem operasi Access point.

Komponen logic dari Access point adalah ESSID (Extended Service Set Identification) yang merupakan standar dari IEEE 802.11. Pengguna harus mengkoneksikan wireless adapter ke Access point dengan ESSID tertentu supaya


(29)

transfer data bisa terjadi. ESSID menjadi autentifikasi standar dalam komunikasi wireless. Dalam segi keamanan beberapa vendor tertentu membuat kunci autentifikasi tertentu untuk proses autentifikasi dari client ke Access point. Rawannya segi keamanan ini membuat IEEE mengeluarkan standarisasi Wireless Encryption Protocol (WEP), sebuah aplikasi yang sudah ada dalam setiap PCMCIA card. WEP ini berfungsi meng-encrypt data sebelum ditransfer ke sinyal Radio Frequency (RF), dan men-decrypt kembali data dari sinyal RF.

3.8 Medium Udara

Udara memiliki beberapa fungsi, seperti mengirim suara, memampukan perjalanan udara, dan mempertahankan hidup. Udara juga dapat berfungsi sebagai medium perambatan sinyal komunikasi wireless yang merupakan inti dari jaringan wireless. Udara merupakan saluran yang memungkinkan terjadinya aliran komunikasi antara perangkat komputer dan infrastruktur wireless. Komunikasi melalui jaringan wireless serupa dengan berbicara dengan seseorang. Semakin Anda bergerak menjauh, semakin sulit Anda mendengar suara satu sama lain, apalagi jika ada suara bising.

Sinyal informasi wireless juga merambat melalui udara, tetapi sinyal tersebut memiliki keistimewaan tertentu yang memampukan perambatan dengan jarak yang relatif jauh. Sinyal informasi wireless tidak dapat didengar oleh manusia sehingga sinyal tersebut harus diperkuat ke level yang lebih tinggi tanpa merusak pendengaran manusia. Bagaimanapun, kualitas transmisi tergantung pada kuat atau lemahnya sinyal di udara maupun jarak sinyal sendiri.

Hujan, salju, kabut, dan asap merupakan contoh-contoh unsur yang mengganggu perambatan sinyal komunikasi wireless. Buktinya, hujan yang terlalu


(30)

lebat dapat mengurangi jangkauan sinyal sampai 50 persen. Hambatan lainnya, seperti pohon dan gedung dapat memengaruhi perambatan dan performa jaringan wireless. Masalah tersebut sangat penting jika kita hendak merencanakan pemasangan wireless MAN atau WAN.

Tabel 2.1: Jenis-jenis Material yang Mempengaruhi

Sinyal Nama Bahan

Hambatan Contoh

Kayu Kecil Ruangan dengan partisi kayu atau triplek Bahan-bahan

sintetis

Kecil Partisi dengan bahan plastik

Asbes Kecil Langit-langit

Air Sedang Akuarium

Tembok bata Sedang Dinding

Keramik Tinggi Lantai keramik, tembok yang dilapisi keramik

Bahan-bahan yang memantul

Sangat tinggi Cermin

Plat besi Sangat tinggi Filling cabinet, meja, lift

Pada jaringan wireless, medium udara dibutuhkan untuk mendukung perambatan gelombang radio dan cahaya dari satu titik ke titik yang lain. Jenis-jenis sinyal tersebut telah digunakan lebih dari 100 tahun, tetapi tetap saja menjadi hal yang masih misterius dan sulit dipahami bagi sebagian besar ahli komputer.


(31)

3.9 Radio Frequency (RF) 3.9.1 Memahamai Sinyal RF

Sinyal RF merupakan gelombang elektromagnetik yang digunakan oleh sistem komunikasi untuk mengirim informasi melalui udara dari satu titik ke titik lain. Sinyal RF telah digunakan selama beberapa tahun. Sinyal tersebut memberikan cara untuk mengirimkan musik pada radio FM dan video pada televisi. Pada kenyataannya, sinyal RF juga merupakan sarana umum untuk mengirim data melalui jaringan wireless.

3.9.2 Sifat-sifat Sinyal RF

Sinyal RF merambat di antara antena pemancar pengirim dan penerima. Seperti yang diilustrasikan Gambar 3.8, sinyal yang dipasok pada antena memiliki amplitudo, frekuensi, dan interval. Sifat-sifat tersebut berubah-ubah setiap saat untuk merepresentasikan informasi.

Amplitudo mengindikasikan kekuatan sinyal. Ukuran untuk amplitudo biasanya berupa energi yang dianalogikan dengan jumlah usaha yang digunakan seseorang pada waktu mengendarai sepeda untuk mencapai jarak tertentu. Energi, dalam konteks sinyal elektromagnetik, menggambarkan jumlah energi yang diperlukan untuk mendorong sinyal pada jarak tertentu. Saat energi meningkat, jaraknya pun juga bertambah

Gambar 3.9: Amplitudo, Frekuensi, dan Interval merupakan elemen dasar pada sinyal RF


(32)

Saat sinyal radio merambat melalui udara, sinyal tersebut kehilangan amplitudo. Jika jarak antara pengirim dan penerima bertambah, amplitudo sinyal menurun secara eksponensial. Pada lingkungan yang terbuka, di mana tidak ada rintangan, sinyal RF mengalamai apa yang disebut para engineer sebagai free-space loss yang merupakan bentuk dari pelemahan. Kondisi tersebut menyebabkan sinyal yang telah dimodulasi melemah secara eksponensial saat sinyal merambat semakin jauh dari antena. Oleh karena itu, sinyal harus memiliki cukup energi untuk mencapai jarak di mana tingkat sinyal bisa diterima sesuai yang dibutuhkan receiver. Kemampuan receiver dalam menerima sinyal tergantung pada kehadiran sinyal-sinyal RF lain yang berada di dekatnya.

Frekuensi menyatakan beberapa kali sinyal berulang setiap detiknya. Satuan frekuensi adalah Hertz (Hz) yang merupakan jumlah siklus yang muncul setiap detik. Sebagai contoh, LAN nirkabel 802.11beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz yang berarti mencakup 2.400.000.000 siklus per detik. Interval berkaitan dengan seberapa jauh suatu sinyal tetap konstan pada titik acuan.


(33)

3.9.3 Kelebihan dan Kelemahan Sinyal RF

Jika dibandingkan dengan sinyal cahaya, sinyal RF memiliki karakteristik yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kelemahan Sinyal RF Kelebihan Sinyal

RF

Kelemahan Sinyal RF

Menjangkau jarak yang relatif jauh. Garis pandangnya dapat mencapai 20 mil.

Dengan jangkauan Mbps, throughput-nya lebih rendah.

Dapat dioperasikan dalam kondisi kabur dan berkabut, kecuali hujan deras yang dapat menyebabkan kinerjanya menjadi lemah

Sinyal RF mudah terganggu oleh sistem berbasis RF eksternal lain.

Operasi bebas lisensi (hanya untuk sistem berbasi 802.11)

Perambatan radio melalui sebuah fasilitas lebih rentan.


(34)

Kelebihan tersebut mengefektifkan penggunaan sinyal RF pada aplikasi jaringan nirkabel . Sebagian besar standar jaringan nirkabel , seperti 802.11 dan Bluetooth, menentukan penggunaan sinyal RF.

3.9.4 Pelemahan Sinyal RF

Sinyal RF akan menghadapi pelemahan, seperti interferensi dan perambatan multipath. Hal tersebut berpengaruh kuat pada komunikasi antara pengirim dan penerima, bahkan sering menyebabkan performa menjadi menurun dan pengguna menjadi tidak puas.

Interferensi muncul saat dua sinyal berada pada stasiun penerima dalam waktu yang sama, dengan asumsi bahwa mereka memiliki frekuensi dan interval yang sama. Hal tersebut serupa dengan seseorang yang berusaha mendengarkan dua orang yang sedang berbicara pada waktu yang sama. Dalam kondisi tersebut, NIC wireless penerima mengalami error saat menguraikan arti kode informasi yang sedang dikirim.

Perambatan multipath dapat terjadi jika bagian sinyal RF mengambil jalur yang berbeda saat merambat dari sebuah sumber seperti radio NIC ke node destinasi, seperti access point. Bagian dari sinyal dapat mengarah langsung ke destinasi dan bagian lain terpental dari meja ke tembok untuk kemudian menuju destinasi. Hasilnya, beberapa sinyal mengalami penundaan dan menempuh jalur yang lebih panjang sebelum sampai ke penerima.

3.10 Wi-Fi (Wireless Fidelity)

WiFi (sering ditulis dengan Wi-fi, WiFi, Wifi, wifi) adalah singkatan dari Wireless Fidelity. WiFi adalah standar IEEE 802.11x, yaitu teknologi


(35)

wireless/nirkabel yang mampu menyediakan akses internet dengan bandwidth besar, mencapai 11 Mbps (untuk standar 802.11b).

Hotspot adalah lokasi yang dilengkapi dengan perangkat WiFi sehingga dapat digunakan oleh orang-orang yang berada di lokasi tersebut untuk mengakses internet dengan menggunakan notebook/PDA yang sudah memiliki card WiFi.

Gambar 3.10: Logo WiFi

Wi-Fi (Wireless Fidelity) adalah koneksi tanpa kabel seperti handphone dengan mempergunakan teknologi radio sehingga pemakainya dapat mentransfer data dengan cepat dan aman. Wi-Fi tidak hanya dapat digunakan untuk mengakses internet, Wi-Fi juga dapat digunakan untuk membuat jaringan tanpa kabel di perusahaan. Karena itu banyak orang mengasosiasikan Wi-Fi dengan “Kebebasan” karena teknologi Wi-Fi memberikan kebebasan kepada pemakainya untuk mengakses internet atau mentransfer data dari ruang meeting, kamar hotel, kampus, dan cafe-cafe yang bertanda “Wi-Fi Hot Spot”. Juga salah satu kelebihan dari Wi-Fi adalah kecepatannya yang beberapa kali lebih cepat dari modem kabel yang tercepat. Jadi pemakai Wi-Fi tidak lagi harus berada di dalam ruang kantor untuk bekerja.

Tapi Wi-Fi hanya dapat di akses dengan komputer, laptop, PDA atau Cellphone yang telah dikonfigurasi dengan Wi-Fi certified Radio. Untuk Laptop,


(36)

pemakai dapat menginstall Wi-Fi PC Cards yang berbentuk kartu di PCMCIA Slot yang telah tersedia. Untuk PDA, pemakai dapat menginstall Compact Flash format Wi-Fi radio di slot yang telah tersedia. Bagi pengguna yang komputer atau PDA - nya menggunakan Window XP, hanya dengan memasangkan kartu ke slot yang tersedia, Window XP akan dengan sendirinya mendeteksi area disekitar Anda dan mencari jaringan Wi-Fi yang terdekat dengan Anda. Amatlah mudah menemukan tanda apakah peranti tersebut memiliki fasilitas Wi-Fi, yaitu dengan mencermati logo Wi-Fi CERTIFIED pada kemasannya.

Meskipun Wi-Fi hanya dapat diakses ditempat yang bertandakan “Wi-Fi Hotspot”, jumlah tempat-tempat umum yang menawarkan “Wi Fi Hotspot” meningkat secara drastis. Hal ini disebabkan karena dengan dijadikannya tempat mereka sebagai “Wi-Fi Hotspot” berarti pelanggan mereka dapat mengakses internet yang artinya memberikan nilai tambah bagi para pelanggan. Layanan Wi-Fi yang ditawarkan oleh masing-masing “Hots Spot” pun beragam, ada yang menawarkan akses secara gratis seperti halnya di executive lounge Bandara, ada yang mengharuskan pemakainya untuk menjadi pelanggan salah satu ISP yang menawarkan fasilitas Wi-Fi dan ada juga yang menawarkan kartu pra-bayar. Apapun pilihan Anda untuk cara mengakses Wi-Fi, yang terpenting adalah dengan adanya Wi-Fi, Anda dapat bekerja dimana saja dan kapan saja hingga Anda tidak perlu harus selalu terkurung di ruang kerja Anda untuk menyelesaikan setiap pekerjaan.

3.10.1 Spesifikasi Wi-Fi

Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Sekarang ini ada empat variasi dari 802.11, yaitu: 802.11a, 802.11b, 802.11g, and 802.11n.


(37)

Spesifikasi b merupakan produk pertama Wi-Fi. Variasi g dan n merupakan salah satu produk yang memiliki penjualan terbanyak pada 2005.

Tabel 3.3: Spesifikasi dari 802.11

Spesifikasi Kecepatan Frekuensi Band Sesuai Spesifikasi

802.11b 11 Mb/s 2.4 GHz b

802.11a 54 Mb/s 5 GHz a

802.11g 54 Mb/s 2.4 GHz b , g

802.11n 100 Mb/s 2.4 GHz b, g, n

Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh Wi-Fi, pengguna tidak diperlukan untuk mendapatkan ijin dari pengatur lokal (misal, Komisi Komunikasi Federal di A.S.). 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu daya jangkaunya lebih sempit, lainnya sama. Versi Wi-Fi yang paling luas dalam pasaran AS

Sekarang ini (berdasarkan dalam IEEE 802.11b/g) beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Dengan begitu mengijinkan operasi dalam 11 channel (masing-masing 5 MHz), berpusat di frekuensi berikut:

1. Channel 1 - 2,412 MHz; 2. Channel 2 - 2,417 MHz; 3. Channel 3 - 2,422 MHz; 4. Channel 4 - 2,427 MHz; 5. Channel 5 - 2,432 MHz; 6. Channel 6 - 2,437 MHz; 7. Channel 7 - 2,442 MHz;


(38)

8. Channel 8 - 2,447 MHz; 9. Channel 9 - 2,452 MHz; 10. Channel 10 - 2,457 MHz; 11. Channel 11 - 2,462 MHz

Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi komunikasi dan informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLANs (wireless Local Area Network). Dengan kata lain, Wi-Fi adalah sertifikasi merek dagang yang diberikan pabrikan kepada perangkat telekomunikasi (internet) yang bekerja di jaringan WLANs dan sudah memenuhi kualitas kapasitas interoperasi yang dipersyaratkan.

Teknologi internet berbasis Wi-Fi dibuat dan dikembangkan sekelompok insinyur Amerika Serikat yang bekerja pada Institute of Electrical and Electronis Engineers (IEEE) berdasarkan standar teknis perangkat bernomor 802.11b, 802.11a dan 802.16. Perangkat Wi-Fi sebenarnya tidak hanya mampu bekerja di jaringan WLAN, tetapi juga di jaringan Wireless Metropolitan Area Network (WMAN).Karena perangkat dengan standar teknis 802.11b diperuntukkan bagi perangkat WLAN yang digunakan di frekuensi 2,4 GHz atau yang lazim disebut frekuensi ISM (Industrial, Scientific dan Medical). Sedang untuk perangkat yang berstandar teknis 802.11a dan 802.16 diperuntukkan bagi perangkat WMAN atau juga disebut Wi-Max, yang bekerja di sekitar pita frekuensi 5 GHz.

Tingginya animo masyarakat khususnya di kalangan komunitas Internet menggunakan teknologi Wi-Fi dikarenakan paling tidak dua faktor. Pertama, kemudahan akses. Artinya, para pengguna dalam satu area dapat mengakses Internet secara bersamaan tanpa perlu direpotkan dengan kabel.


(39)

Konsekuensinya, pengguna yang ingin melakukan surfing atau browsing berita dan informasi di Internet, cukup membawa PDA (pocket digital assistance) atau laptop berkemampuan Wi-Fi ke tempat dimana terdapat access point atau hotspot.

Menjamurnya hotspot di tempat-tempat tersebut yang dibangun oleh operator telekomunikasi, penyedia jasa Internet bahkan orang perorangan dipicu faktor kedua, yakni karena biaya pembangunannya yang relatif murah atau hanya berkisar 300 dollar Amerika Serikat.

Peningkatan kuantitas pengguna Internet berbasis teknologi Wi-Fi yang semakin menggejala di berbagai belahan dunia, telah mendorong Internet service providers (ISP) membangun hotspot yang di kota-kota besar dunia.

Beberapa pengamat bahkan telah memprediksi pada tahun 2006, akan terdapat hotspot sebanyak 800.000 di negara-negara Eropa, 530.000 di Amerika Serikat dan satu juta di negara-negara Asia.

Keseluruhan jumlah penghasilan yang diperoleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa dari bisnis Internet berbasis teknologi Wi-Fi hingga akhir tahun 2003 diperkirakan berjumlah 5.4 trilliun dollar Amerika, atau meningkat sebesar 33 milyar dollar Amerika dari tahun 2002 (www.analysys.com).


(40)

BAB IV

HASIL KERJA PRAKTEK

4.1 Perancangan WLAN di Dinas Pariwisata

Perancangan yang dilakukan berdasarkan observasi lapangan dan permintaan dari pihak Dinas Pariwisata Kota Batu sebagai perluasan dari jaringan LAN yang sudah ada. Sesuai dengan keperluan Dinas Pariwisata Kota Batu, maka penempatan access point dipilih di tempat-tempat yang memang membutuhkan Wireless LAN.

Lokasi dari penempatan access point tersebut adalah, ruang promosi (lantai 2), dan ruang sekretaris(lantai 1). Agar lebih jelas dapat dilihat gambar berikut, tanda X (silang) merupakan lokasi access point.


(41)

Gambar 4.2: Denah Lantai Dua Dinas Pariwisata Kota Batu 4.2 Topologi WLAN di Dinas Pariwisata

Dari hasil rancangan yang telah dilakukan, maka topologi jaringan WLAN di Dinas Pariwisata Kota Batu dapat digambarkan secara sederhana seperti di bawah:


(42)

4.3 IP Address WLAN

Jaringan komputer yang berada di lingkungan Dinas Pariwisata Kota Batu telah menggunakan DHCP Server untuk pengaturan ip address kepada client-nya. Sehingga konfigurasi ip address menjadi lebih dinamis. Range ip address yang digunakan adalah 192.168.41.10 – 192.168.1.60. Namun untuk keperluan tertentu ada beberapa ip address yang digunakan secara static, termasuk untuk access point yang digunakan untuk perancangan WLAN ini.

Tabel 4.1: Konfigurasi IP Address

LOKASI

ACCESS POINT

NAME

PASSWORD IP ADDRESS SSID

RUANG PROMOSI AP-PROMOSI ********** 192.168.1.59 DP-PROMOSI

RUANG SEKRETARIS

AP-SEKRETARIS ********** 192.168.1.60 DP-SEKRETARIS

4.4 Access point Linksys WAP54G

Dalam perancangan WLAN di Dinas Pariwisata Kota Batu ini menggunakan access point Linksys WAP54G dengan berbagai pertimbangan dan kebutuhan. Spesifikasi lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2: Spesifikasi Linksys WAP54G

Model WAP54G

St andards I EEE 802.11g, I EEE 802.11b, I EEE 802.3, I EEE 802.3u

Port s/ But t ons One 10/ 100 Aut o- Cross Ov er ( MDI / MDI - X) port , pow er port , reset and SES but t on


(43)

Cabling Ty pe RJ- 45

LEDs Pow er, Act ivit y , Link , SecureEasy Set up Transm it Pow er 802.11g: Ty p. 13.5 + / - 2dBm @ Norm al Tem p Range

802.11b: Ty p: 16.5 + / - 2dBm @ Norm al Tem p Range Securit y Feat ures WPA, Link sy s Wireless Guard, WEP Encry pt ion, MAC

Filt ering SSI D Broadcast enable/ disable

WEP Key Bit s 64/ 128- bit

Dim ensions ( W x H x D)

7.32" x 1.89" x 6.65" ( 186 m m x 48 m m x 169 m m )

Unit Weight 16.23 oz. ( 0.46 k g)

Pow er Ex t ernal, 12V DC

Cert ificat ions FCC

4.4.1 Pengenalan Access point Linksys WAP54G

Berikut ini adalah gambaran secara umum dan keterangan dari access point Linksys WAP54G yang digunakan untuk perancangan WLAN di Dinas Pariwisata Kota Batu.

4.4.1.1 Panel Depan

Pada panel depan terdapat beberapa LED yang mengindikasikan aktivitas dan status dari access point.


(44)

Logo Cisco adalah tombol SecureEasySetup access point yang akan menyala bila access point dihidupkan. Logo Cisco berwarna jingga bila fitur SecureEasySetup tidak digunakan, dan akan berwarna putih bila sedang digunakan. Tombol logo cisco juga dapat digunakan untuk mereset SSID dan WPA-PSK key dengan cara menekannya selama 10 detik.

a. Power

Merah. LED Power akan menyala bila access point dihidupkan (powered on). b. Act

Hijau. LED Act akan menyala untuk mengindikasikan bahwa wireless siap digunakan. Dan akan berkedip bila ada transfer data (transmit atau receive). c. Link

Jingga. LED Link akan menyala bila berhasil terhubung ke jaringan LAN. Dan akan berkedip bila ada transfer data yang melalui jaringan LAN.

4.4.1.2 PANEL BELAKANG

Port Ethernet network, power, dan tombol reset terletak di panel belakang access point.


(45)

a. LAN Port

Port Ethernet network yang menghubungkan ke perangkat jaringan LAN seperti switch atau router.

b. Reset Button

Dengan menekan tombol reset ini selama 10 detik, maka seluruh konfigurasi access point akan terhapus dan kembali ke default.

c. Power Port

Port Power menghubungkan access point ke adaptor. 4.4.2 Menghubungkan Access point ke Jaringan LAN

Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum mengkonfigurasi access point adalah menghubungkan access point tersebut ke jaringan LAN yang ada.Berikut adalah langkah-langkahnya:

1.Hubungkan ujung kabel Ethernetnetwork ke switch atau router dan ujung yang satunya lagi ke port LAN yang ada di belakang access point.

Gambar 4.6: Menghubungkan port LAN 2.Hubungkan power adapter ke port poweraccess point.


(46)

Jika access point sudah menyala dan terhubung ke dalam jaringan LAN maka access point telah siap untuk dikonfigurasi.

4.5 Konfigurasi Access point Menggunakan Setup Wizard

Untuk mengkonfigurasi access point bisa menggunakan komputer yang terhubung dalam satu jaringan LAN yang sama dengan access point tersebut. Cara termudah adalah dengan menggunakan Setup Wizard yang terdapat pada CD setup bawaan dari produk tersebut. Langkah-langkah cara mengkonfigurasi access point dijelaskan sebagai berikut:

1. Masukkan CD setup. Setelah itu akan muncul Welcome Screen Setup Wizard. Untuk memulai konfigurasi tekan tombol Click Here to Start atau tombol Setup.

Gambar 4.8: Welcome Screen

2. Pastikan jika ujung kabel Ethernetnetwork telah terhubung ke switch atau router pada jaringan LAN. Setelah itu tekan next.


(47)

Gambar 4.9: Menghubungkan ke Jaringan LAN

3. Pastikan juga jika ujung kabel Ethernetnetwork yang satu lagi telah tehubung ke port LAN yang terdapat pada access point. Kemudian tekan next.

Gambar 4.10: Menghubungkan ke port LAN Access point

4. Lalu pastikan bahwa access point telah dihidupkan dengan menghubungkan kabel power adapter yang tersedia. Lalu tekan next.


(48)

Gambar 4.11: Menghubungkan Power Adapter Access point

5. Periksa status access point dengan melihat lampu indikator yang terdapat pada panel depan access point. Bila LED indikator Power, Act dan Link sudah menyala kemudian tekan next.

Gambar 4.12: Melihat Status Access point

6. Setelah itu sistem akan mendeteksi access point yang terpasang pada jaringan, dan menampilkan nama dari access point tersebut di kolom sebelah


(49)

kiri. Bila ada lebih dari satu access point yang terpasang pada jaringan silakan pilih access point yang akan dikonfigurasi, kemudian tekan next.

Gambar 4.13: Memilih Access point yang Akan Dikonfigurasi

7. Masukkan password yang diminta. Secara default, password-nya adalah ‘admin’. Setelah itu tekan enter.


(50)

8. Selanjutnya akan terlihat tampilan konfigurasi dasar secara default. Isikan Device Name, ubah password supaya aman, dan masukkan IP address. Bila telah diisi, lalu tekan next.

Gambar 4.15: Tampilan Konfigurasi Dasar

9. Berikut adalah tampilan konfigurasi yang penulis lakukan untuk access point di ruang promosi.


(51)

10. Setelah itu akan tampil pengaturan konfigurasi wireless.

Gambar 4.17: Tampilan Pengaturan Konfigurasi Wireless

11. Masukkan konfigurasi untuk SSID, Channel, dan Network Mode untuk jaringan wireless yang digunakan. Setelah itu tekan next.

Gambar 4.18: Konfigurasi SSID, Channel, dan Network Mode pada Access point Promosi


(52)

12. Atur konfigurasi keamanan yang akan digunakan pada access point yang terpasang. Disini penulis men-disable pengaturan keamanannya. Jika telah dipilih kemudian tekan next.

Gambar 4.19: Tampilan Pengaturan Keamanan

13. Setelah konfigurasi selesai dilakukan, maka akan tampil layar konfirmasi yang akan menanyakan apakah konfigurasi tersebut akan disimpan. Bila sudah yakin silakan tekan Yes.


(53)

14. Lalu akan terlihat proses penyimpanan konfigurasi baru.

Gambar 4.21: Proses Penyimpanan Konfigurasi

15. Selanjutnya layar Congratulations akan tampil yang menandakan bahwa konfigurasi yang baru telah berhasil dilakukan.

Gambar 4.22: Tampilan layar Congratulations

4.6 Mengkoneksikan Komputer Client ke WLAN

Komputer client baik laptop maupun PC yang sudah terpasang wireless LAN card dapat terhubung ke dalam jaringan WLAN yang tersedia. Cara mengkoneksikannya pun cukup mudah. Berikut adalah caranya, menggunakan laptop dengan sistem operasi Windows XP.

1.Pastikan bahwa wi-fi pada laptop dalam keadaan ON (aktif).

2.Klik kanan pada icon Network Wireless Connection pada taskbar, lalu pilih View Available WirelessNetworks.


(54)

Gambar 4.23: Icon WirelessNetwork

3.Kemudian akan tampil Wireless Network Connection yang tersedia. Pilih jaringan WLAN dengan sinyal yang paling baik, lalu klik Connect.


(55)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan laporan KP ini penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut:

a. Pemanfaatan wireless network atau WLAN dapat digunakan sebagai perluasan dari jaringan LAN kabel yang sudah ada.

b. Jaringan wireless menggunakan gelombang radio (Radio Frequency/RF) atau infrared (IR) untuk melakukan komunikasi antar perangkat jaringan komputer.

c. Kelebihan utama dari jaringan wireless adalah mobilitas dan terbebasnya perangkat dari kerumitan bentangan kabel.

d. Kekurangannya adalah adanya interferensi radio oleh cuaca, perangkat wireless lain, halangan tembok, gedung, atau bahkan pohon besar yang tinggi. e. Penempatan access point harus diperhitungkan dengan baik agar performa

dan jangkauan sinyal menjadi maksimal.

f. Dengan adanya WLAN di Dinas Pariwisata kota batu, memberikan kemudahan kepada user untuk terhubung ke jaringan dan mengakses internet tanpa harus menggunakan kabel.


(56)

5.2 Saran

a. Berdasarkan kesimpulan dan analisis yang dilakukan selama kerja praktek, penulis ingin meberikan saran-saran sebagai berikut:

b. Pastikan untuk melakukan observasi lapangan (survey site) dan mengumpulkan data-data yang ada agar dapat mendesain jaringan dengan tepat.

c. Usahakan tidak lebih dari 40 (empat puluh) client yang terhubung dalam satu access point demi alasan untuk performa yang maksimal.

d. Dalam satu network, sebaiknya menggunakan produk access point dari vendor yang sama. Karena akan membutuhkan waktu untuk membiasakan melakukan setup dari setiap produk yang berbeda.

e. Ganti konfigurasi default access point seperti SSID, ip address, dan password-- bawaan dari vendor supaya keamanan akses terhadap wi-fi tersebut lebih baik.

f. Bila diperlukan, aktifkan fitur security pada access point untuk meningkatkan keamanan jaringan.


(57)

Arifin, Zaenal. 2005. Langkah Mudah Membangun Jaringan Komputer. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Geier, Jim. 2005. Wireless Networks First-Step. Yogyakarta: Penerbit ANDI Mamuaya, Rama. 2011. Pengenalan WIFI ( Wireless Fidelity ). [online]. Tersedia:

http://www.rampok.org/blog/ [Akses: Agustus 2011]

Sukaridhoto, Sritrusta. 2011. Modul Jaringan Komputer. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (PENS-ITS). [online]. Tersedia: http://lecturer.eepis-its.edu/~dhoto/ [Akses: Agustus 2011]

Sutiyadi, M. 2011. Jaringan Wireless LAN (WLAN). [online]. Tersedia: http://www.e-dukasi.net [Akses: Agustus 2011]

Tanenbaum, AS. 1996. Jaringan Komputer (Edisi Bahasa Indonesia). Jilid 1. Jakarta: PT Prenhallindo

Situs Resmi Kota Batu. .2011.Kota Wisata Batu. [online]. Tersedia: http://www.batukota.go.id [Akses: Agustus 2011]


(1)

12. Atur konfigurasi keamanan yang akan digunakan pada access point yang terpasang. Disini penulis men-disable pengaturan keamanannya. Jika telah dipilih kemudian tekan next.

Gambar 4.19: Tampilan Pengaturan Keamanan

13. Setelah konfigurasi selesai dilakukan, maka akan tampil layar konfirmasi yang akan menanyakan apakah konfigurasi tersebut akan disimpan. Bila sudah yakin silakan tekan Yes.


(2)

14. Lalu akan terlihat proses penyimpanan konfigurasi baru.

Gambar 4.21: Proses Penyimpanan Konfigurasi

15. Selanjutnya layar Congratulations akan tampil yang menandakan bahwa konfigurasi yang baru telah berhasil dilakukan.

Gambar 4.22: Tampilan layar Congratulations

4.6 Mengkoneksikan Komputer Client ke WLAN

Komputer client baik laptop maupun PC yang sudah terpasang wireless LAN card dapat terhubung ke dalam jaringan WLAN yang tersedia. Cara mengkoneksikannya pun cukup mudah. Berikut adalah caranya, menggunakan laptop dengan sistem operasi Windows XP.

1.Pastikan bahwa wi-fi pada laptop dalam keadaan ON (aktif).

2.Klik kanan pada icon Network Wireless Connection pada taskbar, lalu pilih View Available WirelessNetworks.


(3)

Gambar 4.23: Icon WirelessNetwork

3.Kemudian akan tampil Wireless Network Connection yang tersedia. Pilih jaringan WLAN dengan sinyal yang paling baik, lalu klik Connect.


(4)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan laporan KP ini penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut:

a. Pemanfaatan wireless network atau WLAN dapat digunakan sebagai perluasan dari jaringan LAN kabel yang sudah ada.

b. Jaringan wireless menggunakan gelombang radio (Radio Frequency/RF) atau infrared (IR) untuk melakukan komunikasi antar perangkat jaringan komputer.

c. Kelebihan utama dari jaringan wireless adalah mobilitas dan terbebasnya perangkat dari kerumitan bentangan kabel.

d. Kekurangannya adalah adanya interferensi radio oleh cuaca, perangkat wireless lain, halangan tembok, gedung, atau bahkan pohon besar yang tinggi. e. Penempatan access point harus diperhitungkan dengan baik agar performa

dan jangkauan sinyal menjadi maksimal.

f. Dengan adanya WLAN di Dinas Pariwisata kota batu, memberikan kemudahan kepada user untuk terhubung ke jaringan dan mengakses internet tanpa harus menggunakan kabel.


(5)

5.2 Saran

a. Berdasarkan kesimpulan dan analisis yang dilakukan selama kerja praktek, penulis ingin meberikan saran-saran sebagai berikut:

b. Pastikan untuk melakukan observasi lapangan (survey site) dan mengumpulkan data-data yang ada agar dapat mendesain jaringan dengan tepat.

c. Usahakan tidak lebih dari 40 (empat puluh) client yang terhubung dalam satu access point demi alasan untuk performa yang maksimal.

d. Dalam satu network, sebaiknya menggunakan produk access point dari vendor yang sama. Karena akan membutuhkan waktu untuk membiasakan melakukan setup dari setiap produk yang berbeda.

e. Ganti konfigurasi default access point seperti SSID, ip address, dan password-- bawaan dari vendor supaya keamanan akses terhadap wi-fi tersebut lebih baik.

f. Bila diperlukan, aktifkan fitur security pada access point untuk meningkatkan keamanan jaringan.


(6)

Arifin, Zaenal. 2005. Langkah Mudah Membangun Jaringan Komputer. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Geier, Jim. 2005. Wireless Networks First-Step. Yogyakarta: Penerbit ANDI Mamuaya, Rama. 2011. Pengenalan WIFI ( Wireless Fidelity ). [online]. Tersedia:

http://www.rampok.org/blog/ [Akses: Agustus 2011]

Sukaridhoto, Sritrusta. 2011. Modul Jaringan Komputer. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (PENS-ITS). [online]. Tersedia: http://lecturer.eepis-its.edu/~dhoto/ [Akses: Agustus 2011]

Sutiyadi, M. 2011. Jaringan Wireless LAN (WLAN). [online]. Tersedia: http://www.e-dukasi.net [Akses: Agustus 2011]

Tanenbaum, AS. 1996. Jaringan Komputer (Edisi Bahasa Indonesia). Jilid 1. Jakarta: PT Prenhallindo

Situs Resmi Kota Batu. .2011.Kota Wisata Batu. [online]. Tersedia: http://www.batukota.go.id [Akses: Agustus 2011]