Konfigurasi Wireless Local Area Network Di Dinas Kabupaten Majalengka

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (Information and Communication Technology) atau yang lebih dikenal dengan sebutan dunia IT memang tidak bisa dipisahkan dengan kabel. Dunia IT yang erat hubungannya dengan dunia elektronik, masih menggantungkan hidupnya pada dunia kabel. Namun, seiring dengan kemajuan waktu dan teknologi, juga kebutuhan manusia akan mobilitas dan fleksibilitas yang tinggi menuntut sesuatu yang lebih praktis. Dan teknologi wireless memberikan jawaban untuk kebutuhan tersebut. Teknologi wireless menawarkan beragam kemudahan, kebebasan dan fleksibilitas yang tinggi. Teknologi wireless memiliki cukup banyak kelebihan dibandingkan teknologi kabel yang sudah ada. Teknologi wireless sangat nyaman untuk digunakan. Anda bisa mengakses Internet di posisi mana pun selama masih berada dalam jangkauan wireless.

Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka (DISDIK) adalah suatu instansi yang bergerak dalam bidang pendidikan. Dalam pelaksanaan proses kerjanya Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka (DISDIK) sudah menggunakan teknologi seiring berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi.

Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka (DISDIK) sudah memiliki jaringan wireless atau area hotspot tetapi masih belum dapat terkoneksi


(2)

sebagaimana mestinya. Sehingga karyawan dan tamu yang ingin terkoneksi dengan Internet harus mencari port UTP yang tidak dipakai. Tentu saja hal ini sangat tidak fleksibel dan mengganggu mobilitas maupun kenyamanan dari karyawan dan tamu yang berada di kantor. Untuk memberikan solusi dari permasalahan ini maka munculah ide untuk melakukan Konfigurasi Wireless Local Area Network (WLAN) di Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka saya merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang Wireless Local Area Network (WLAN) di area

DISDIK sebagai perluasan dari jaringan kabel yang sudah ada.

2. Berapa titik area dari DISDIK yang akan mengimplementasikan WLAN

tersebut.

3. Bagaimana mengkonfigurasi access point yang digunakan pada WLAN

tersebut.

4. Bagaimana mengkonfigurasi perangkat client yang akan terkoneksi dengan

WLAN tersebut.

5. Bagaimana mengkonfigurasi router mikrotik.

1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud

Maksud dari penulisan laporan ini adalah untuk mengkonfigurasi sistem jaringan WLAN di Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.

1.3.2 Tujuan


(3)

1. Merancang dan mengimplementasikan WLAN di area Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.

2. Mempelajari dan menganalisa jaringan komputer di Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, baik yang menggunakan kabel biasa atau pun

WLAN yang akan diimplementasikan.

1.4 Batasan Masalah

Agar penulisan laporan kerja praktek ini terfokus pada masalah yang telah dirumuskan dan dapat dilakukan secara terarah, maka adapun batasan masalah sebagai berikut:

1. Perancangan Wireless Local Area Network. 2. Instalasi jaringan Wireless Local Area Network. 3. Seting IP Address.

4. Setting Mikrotik.

1.5 Metodologi Penelitian

Ada pun metode yang dilakukan dalam penyusunan laporan kerja praktek yaitu :

1. Observasi

Teknik pengumpulan data langsung dari bagian pengolahan data dan bagian desain berupa data poduk, data artikel, dan data gambar.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung terhadap permasalahan yang diambil.


(4)

3. Studi Literatur

Teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur dan bacaan-bacaan yang berkaitan dengan permasalahan yang diambil serta mencari bahan laindari situs-situs di internet.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Maksud dan Tujuan, Batasan Masalah, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dipaparkan Sejarah Instansi, Logo Instansi, Badan Hukum Instansi, dan Struktur Organisasi dan Job Description.

BAB III PEMBAHASAN

Isi dari bab ini adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan selama melaksanakan Kerja Praktek di Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, yang akan dijelaskan dalam beberapa tahap laporan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Pada akhir laporan akan dipaparkan kesimpulan dan saran dari pelaksanaan Kerja Praktek di Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.

LAMPIRAN

Berupa data yang didapatkan pada saat melaksanakan Kerja Praktek di Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.


(5)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Tempat Kerja Praktek

Nama Instansi : Dinas Pendidikan

Alamat Instansi : Jl. K.H. Abdul Halim Nomor 233 Majalengka 45418

Telepon : (0233) 281097

Fax : 281097

Blog : http://disdikmajalengka.blogspot.com

2.1.1. Sejarah Singkat Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka

Sebelum pelaksanaan Otonomi Daerah di Kab.Majalengka ada dua lembaga yang mengolah masalah pendidikan, yaitu :

1. Dinas pendidikan yang mengelola khusus Sekolah Dasar (SD)

2. Departemen pendidikan dan kebudayaan yang mengelola dari jenjang TK sampai dengan SLTA.

Pada bulan April 2001 seiring dengan berjalannya Otonomi Daerah, maka dinas tersebut di mejer menjadi satu dengan nama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.


(6)

Setelah itu pada tahun 2004, seiring dengan perubahan SOTK maka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berubah nama menjadi Dinas Pendidikan.

Pada tahun 2006 nama Dinas Pendidikan berubah lagi menjadi Disdik Budpora (Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga). Selang tiga tahun kemudian, tepatnya pada bulan Januari 2010 sampai dengan sekarang istilah Disdik Budpora berubah nama menjadi Dinas Pendidikan. Hal ini terjadi karena adanya perubahan SOTK baru.

2.1.2. Visi dan Misi Dinas Pendidikan Majalengka Visi :

“Terwujudnya Masyarakat Majalengka yang Cerdas dan Kompetetif Berbasis Agamis”

Misi :

1. Memperluas akses bagi seluruh masyarakat Kabupaten Majalengka baik laki-laki maupun perempuan untuk memiliki kesempatan mendapatkan layanan pendidikan formal yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat local dan global serta mengacu kepada standar nasional pendidikan.

2. Melaksanakan efisiensi dan efektifitas manajemen pelayanan pendidikan melalui peningkatan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan, serta efektivitas pelaksanaan otonomi dan desentralisasi pendidikan.


(7)

3. Mewujudkan pemberdayaan kebudayaan yang mampu membangun akualisasi nilai-nilai luhur budayabangsa dengan tetap menyelaraskan pada perkembangan social dan pengembangan teknologi budaya global sehingga bermanfaat untuk pembangunan dan karakter masyarakat Kabupaten majalengka.

4. Meningkatkan kewirwusahaan, kepeloporan dan kepemimpinan bagi pemuda guna melindungi segenap generasi muda dari masalah penyalahgunaan NAPZA, minuman keras, penyebaran penyakit HIV/AIDS, dan penyakit menular seksual serta memperluas akses bagi masyarakat untuk mendapatkan layanan dan fasilitas keolahragaan.

2.1.3. Logo Instansi


(8)

2.1.4. Badan Hukum Instansi

Badan Hukum Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka berada dibawah Peraturan Bupati Majalengka Nomor 11 TAHUN 2008 tentang RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA.


(9)

2.1.5. Struktur Organisasi dan Job description

a. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Majalengka


(10)

b. Job Description Dinas Pendidikan

Deskripsi kerja di Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

1. Deskripsi Kerja Kepala Dinas

Dinas Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas pokok merumuskan, menyelenggarakan, membina dan mengevaluasi urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas desentralisasi dan tugas pembantuan pada bidang pendidikan. deskripsi kerjanya adalah :

a. Merumuskan kebijakan teknis bidang pendidikan;

b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan pelayanan umum bidang pendidikan;

c. Membina, melaksanakan tugas dan mengevaluasi pendidikan; d. Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan;

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Deskripsi Kerja Sekertaris

Sekretariat Dinas Pendidikan dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok merencanakan operasional, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan urusan


(11)

umum, keuangan perencanaan, evaluasi dan pelaporan. deskripsi kerjanya adalah :

a. Merencanakan operasional urusan umum, keuangan serta pengelolaan perencanaan, evaluasi dan pelaporan;

b. Mengelola urusan umum, keuangan, perencanaan, evaluasi dan pelaporan;

c. Mengendalikan, evaluasi dan pelaporan urusan umum, keuangan serta pengelolaan perencanaan, evaluasi dan pelaporan;

d. Mengordinasi urusan umum, keuangan, perencanaan, evaluasi dan pelaporan Dinas Pendidikan;

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Deskripsi Kerja Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan tata warkat, kepegawaian, kehumasan dan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan dan keperluan alat tulis serta ruang perkantoran pada Dinas pendidikan. deskripsi kerjanya adalah :


(12)

a. Merencanakan kegiatan urusan tata warkat, kepegawaian, kehumasan dan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan dan keperluan alat tulis serta ruang perkantoran;

b. Melaksanakan urusan tata warkat, kepegawaian, kehumasan dan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan dan keperluan alat tulis serta ruang perkantoran;

c. Membagi pelaksanaan tugas urusan tata warkat, kepegawaian, kehumasan dan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan dan keperluan alat tulis serta ruang perkantoran;

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Deskripsi Kerja Sub Bagian keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan administrasi keuangan pada Dinas pendidikan. deskripsi kerjanya adalah :

a. Merencanakan kegiatan administrasi keuangan pada Dinas pendidikan;

b. Melaksanakan administrasi keuangan pada Dinaspendidikan; c. Membagi pelaksanaan tugas administrasi keuangan pada Dinas


(13)

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Deskripsi Kerja Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan yang meliputi penghimpunan rencana program atau kegiatan, evaluasi dan laporan dari masing-masing bidang pada Dinas pendidikan. deskripsi kerjanya adalah :

a. Merencanakan kegiatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan yang meliputi penghimpunan rencana program dan kegiatan, evaluasi dan laporan dari masing-masing bidang pada Dinaspendidikan;

b. Melaksanakan perencanaan, evaluasi dan pelaporan yang meliputi penghimpunan rencana program dan kegiatan, evaluasi dan laporan dari masing-masing bidang pada Dinaspendidikan;

c. Membagi pelaksanaan tugas perencanaan, evaluasi dan pelaporan yang meliputi penghimpunan rencana program dan kegiatan, evaluasi dan laporan dari masing-masing bidang pada Dinas pendidikan;


(14)

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6. Deskripsi Kerja Bidang pendidikan Dasar

Bidang Pendidikan Dasar dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok merencanakan operasional, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan urusan pendidikan anak usia dini jalur formal (Taman Kanak-kanak) dan pendidikan dasar satuan pendidikan Sekolah Dasar dan sekolah menengah pertama. deskripsi kerjanya adalah :

a. Merencanakan operasional urusan pendidikan anak usia dini jalur formal (Taman Kanak-kanak) dan pendidikan dasar satuan pendidikan Sekolah Dasar dan sekolah menengah pertama;

b. Mengelola urusan pendidikan anak usia dini jalur formal (Taman Kanak-kanak) dan pendidikan dasar satuan pendidikan Sekolah Dasar dan sekolah menengah pertama;

c. Mengendalikan, evaluasi dan pelaporan urusan pendidikan anak usia dini jalur formal (Taman Kanak-kanak) dan pendidikan dasar satuan pendidikan Sekolah Dasar dan sekolah menengah pertama; d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan


(15)

7. Deskripsi Kerja Seksi Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.

Seksi Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan bidang pendidikan taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Deskripsi kerjanya adalah :

a. Merencanakan kegiatan urusan pengelolaan pendidikan taman kanak-kanak dan sekolah dasar;

b. Melaksanakan urusan pengelolaan pendidikan taman kanak-kanak dan sekolah dasar;

c. Membagi pelaksanaan tugas urusan pengelolaan pendidikan taman kanak-kanak dan sekolah dasar;

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

8. Deskripsi KerjaSeksi Pendidikan Sekolah Menengah Pertama

Seksi Pendidikan Sekolah Menengah Pertama dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan dibawah dan bertanggung


(16)

jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan pengelolaan pendidikan sekolah menengah pertama. deskripsi kerjanya adalah :

a. Merencanakan kegiatan urusan pengelolaan pendidikan sekolah Menengah pertama;

b. Melaksanakan urusan pengelolaan pendidikan sekolah menengah pertama;

c. Membagi pelaksanaan tugas urusan pengelolaan pendidikan sekolah menengah pertama;

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

9. Deskripsi Kerja Bidang Pendidikan Menengah

Bidang Pendidikan Menengah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok merencanakan operasional, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan urusan pengelolaan pendidikan menengah satuan pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK). deskripsi kerjanya adalah :


(17)

a. Merencanakan operasional urusan pengelolaan pendidikan menengah satuan pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK);

b. Mengelola urusan pengelolaan pendidikan menengah satuan pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK);

c. Mengendalikan, evaluasi dan pelaporan urusan pengelolaan pendidikan menengah satuan pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK);

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

10. Deskripsi Kerja Seksi Pendidikan Menengah Atas

Seksi Pendidikan Menengah Atas dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan pengelolaan pendidikan menengah tingkat satuan pendidikan sekolah menengah atas. deskripsi kerjanya adalah :

a. Merencanakan kegiatan urusan pengelolaan pendidikan menengah tingkat satuan pendidikan menengah atas;

b. Melaksanakan urusan pengelolaan pendidikan menengah tingkat satuan pendidikan menengah atas;


(18)

c. Membagi pelaksanaan tugas urusan pengelolaan pendidikan menengah tingkat satuan pendidikan menengah atas;

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

11. Deskripsi Kerja Seksi Pendidikan Sekolah Kejuruan

Seksi Pendidikan Sekolah Kejuruan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan pengelolaan pendidikan sekolah menengah kejuruan. deskripsi kerjanya adalah : a. Merencanakan kegiatan urusan bidang pendidikan menengah

tingkat satuan pendidikan sekolah menengah kejuruan;

b. Melaksanakan urusan bidang pendidikan menengah tingkat satuan pendidikan sekolah menengah kejuruan;

c. Membagi pelaksanaan tugas urusan bidang pendidikan menengah tingkat satuan pendidikan sekolah menengah kejuruan;

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

12. Deskripsi Kerja Bidang Pendidikan nonformal

Bidang Pendidikan nonformal dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada


(19)

Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok merencanakan operasional, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan urusan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal dan pendidikan nonformal meliputi pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan, pendidikan keterampilan, pelatihan kerja dan pendidikan kecakapan hidup. deskripsi kerjanya adalah :

a. Merencanakan operasional urusan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal dan pendidikan nonformal meliputi pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan, pendidikan keterampilan, pelatihan kerja, pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan pemberdayaan perempuan;

b. Mengelola urusan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal dan pendidikan nonformal meliputi pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan, pendidikan keterampilan, pelatihan kerja, pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan pemberdayaan perempuan;

c. Mengendalikan, evaluasi dan pelaporan urusan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal dan pendidikan nonformal meliputi pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan, pendidikan keterampilan, pelatihan kerja, pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan pemberdayaan perempuan;

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(20)

13. Deskripsi Kerja Seksi Pendidikan Masyarakat dan Kursus

Seksi Pendidikan Masyarakat dan Kursus dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan pendidikan nonformal meliputi pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan, pendidikan keterampilan, pelatihan kerja, pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan pemberdayaan perempuan bidang pendidikan nonformal Dinas Pendidikan. deskripsi kerjanya adalah : a. Merencanakan kegiatan urusan pendidikan nonformal meliputi

pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan, pendidikan keterampilan, pelatihan kerja, pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan pemberdayaan perempuan;

b. Melaksanakan urusan pendidikan nonformal meliputi pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan, pendidikan keterampilan, pelatihan kerja, pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan pemberdayaan perempuan;

c. Membagi pelaksanaan tugas urusan pendidikan nonformal meliputi pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan, pendidikan keterampilan, pelatihan kerja, pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan pemberdayaan perempuan;

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(21)

14. Deskripsi KerjaSeksi Pendidikan Anak Usia Dini

Seksi Pendidikan Anak Usia Dini dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan pendidikan anak usia dini jalur non formal bidang pendidikan nonformal Dinas Pendidikan. deskripsi kerjanya adalah :

a. Merencanakan kegiatan urusan pendidikan anak usia dini jalur non formal bidang pendidikan nonformal;

b. Melaksanakan urusan pendidikan anak usia dini jalur non formal bidang pendidikan nonformal;

c. Membagi pelaksanaan tugas urusan pendidikan anak usia dini jalur non formal bidang pendidikan nonformal;

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

15. Deskripsi Kerja Bidang Peningkatan Mutu, Kurikulum dan Tenaga Pendidikan.

Bidang Peningkatan Mutu, Kurikulum dan Tenaga Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok merencanakan operasional, mengelola, mengoordinasikan,


(22)

mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan urusan peningkatan mutu, kurikulum dan tenaga pendidikan. deskripsi kerjanya adalah :

a. Merencanakan operasional urusan peningkatan mutu, kurikulum dan tenaga pendidikan;

b. Mengelolakan urusan peningkatan mutu, kurikulum dan tenaga pendidikan;

c. Mengendalikan, evaluasi dan pelaporan urusan peningkatan mutu, kurikulum dan tenaga pendidikan;

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

16. Deskripsi Kerja Seksi Peningkatan Mutu dan Kurikulum Pendidikan Seksi Peningkatan Mutu dan Kurikulum Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan peningkatan mutu dan kurikulum pendidikan Dinas Pendidikan. deskripsi kerjanya adalah :

a. Merencanakan kegiatan urusan peningkatan mutu dan kurikulum pendidikan;

b. Melaksanakan urusan peningkatan mutu dan kurikulum pendidikan;


(23)

c. Membagi pelaksanaan tugas urusan peningkatan mutu dan kurikulum pendidikan;

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

17. Deskripsi Kerja Seksi Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Seksi tenaga pendidik dan kependidikan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan tenaga pendidik dan kependidikan Dinas Pendidikan. deskripsi kerjanya adalah :

a. Merencanakan kegiatan urusan tenaga pendidik dan kependidikan; b. Melaksanakan urusan tenaga pendidik dan kependidikan;

c. Membagi pelaksanaan tugas urusan tenaga pendidik dan kependidikan;

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

18. Deskripsi Kerja UPTD Sanggar Kegiatan Belajar

UPTD Sanggar Kegiatan Belajar dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan,


(24)

melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol kegiatan teknis operasional pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal dan pendidikan nonformal yang meliputi pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan, pendidikan keterampilan, pelatihan kerja, pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan pemberdayaan hidup pada UPTD Sanggar Kegiatan Belajar. deskripsi kerjanya adalah :

a. Merencanakan kegiatan teknis operasional pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal dan pendidikan nonformal yang meliputi pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan, pendidikan keterampilan, pelatihan kerja, pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan pemberdayaan hidup pada UPTD Sanggar Kegiatan Belajar Majalengka;

b. Melaksanakan urusan teknis operasional pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal dan pendidikan nonformal yang meliputi pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan, pendidikan keterampilan, pelatihan kerja, pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan pemberdayaan hidup;

c. Membagi pelaksanaan teknis operasional tugas UPTD Sanggar Kegiatan Belajar Majalengka yang meliputi pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal dan pendidikan nonformal yang meliputi pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan, pendidikan keterampilan, pelatihan kerja, pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan pemberdayaan hidup;


(25)

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

19. Deskripsi Kerja Sub Bagian Tata Usaha UPTD Sanggar Kegiatan Belajar

Sub Bagian Tata Usaha UPTD Sanggar Kegiatan Belajar dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala UPTD yang mempunyai tugas pokok melaksanakan administrasi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kehumasan dan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan, keperluan alat tulis dan ruang perkantoran, perencanaan, evaluasi dan pelaporan serta teknis penunjang UPTD Sanggar Kegiatan Belajar. deskripsi kerjanya adalah :

a. Melaksanakan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kehumasan dan dokumentasi , perlengkapan, perbekalan, keperluan alat tulis dan ruang perkantoran serta perencanaan, evaluasi dan pelaporan UPTD Sanggar Kegiatan Belajar Majalengka;

b. Melaksanakan penunjang operasional UPTD Sanggar Kegiatan Belajar Majalengka.

20. Deskripsi Kerja UPTD PAUD, TK, SD

UPTD Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Wilayah dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang


(26)

berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol kegiatan teknis operasional pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar satuan pendidikan Sekolah Dasar pada UPTD PAUD dan Sekolah Dasar di wilayah Kecamatan. deskripsi kerjanya adalah :

a. Merencanakan kegiatan teknis operasional pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar satuan pendidikan Sekolah Dasar pada UPTD Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Wilayah;

b. Melaksanakan urusan teknis operasional pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar satuan pendidikan Sekolah Dasar pada UPTD Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Wilayah;

c. Membagi pelaksanaan teknis operasional tugas UPTD Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Wilayah antara lain pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar satuan pendidikan Sekolah Dasar;

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

21. Deskripsi Kerja Sub Bagian Tata Usaha UPTD PAUD, TK, SD

Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Wilayah dipimpin oleh seorang Kepala Sub


(27)

Bagian yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala UPTD yang mempunyai tugas pokok melaksanakan administrasi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kehumasan dan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan, keperluan alat tulis dan ruang perkantoran, perencanaan, evaluasi dan pelaporan serta teknis penunjang UPTD PAUD dan Sekolah Dasar. deskripsi kerjanya adalah :

a. Melaksanakan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kehumasan dan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan, keperluan alat tulis dan ruang perkantoran serta perencanaan, evaluasi dan pelaporan UPTD Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Wilayah;

b. Melaksanakan penunjang operasional UPTD Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Wilayah.

22. Deskripsi Kerja Sekolah Menengah Pertama

Sekolah Menengah Pertama dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol kegiatan teknis operasional pendidikan dasar satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama pada Sekolah Menengah Pertama. deskripsi kerjanya adalah :


(28)

a. Merencanakan kegiatan teknis operasional pendidikan dasar satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama pada Sekolah Menengah Pertama;

b. Melaksanakan urusan teknis operasional pendidikan dasar satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama pada Sekolah Menengah Pertama;

c. Membagi pelaksanaan teknis operasional tugas Sekolah Menengah Pertama;

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

23. Deskripsi Kerja Sub Bagian Tata Usaha Sekolah Menengah Pertama

Sub Bagian Tata Usaha Sekolah Menengah Pertama dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala sekolah yang mempunyai tugas pokok melaksanakan administrasi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kehumasan dan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan, keperluan tulis dan ruang perkantoran, perencanaan, evaluasi dan pelaporan serta teknis penunjang Sekolah Menengah Pertama. deskripsi kerjanya adalah :

a. Melaksanakan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kehumasan dan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan, keperluan alat tulis dan ruang


(29)

perkantoran serta perencanaan, evaluasi dan pelaporan Sekolah Menengah Pertama;

b. Melaksanakan penunjang operasional Sekolah Menengah Pertama.

24. Deskripsi Kerja Sekolah Menengah Atas

Sekolah Menengah Atas dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol kegiatan teknis operasional pendidikan menengah satuan pendidikan Sekolah Menengah Atas pada Sekolah Menengah Atas. deskripsi kerjanya adalah :

a. Merencanakan kegiatan teknis operasional pendidikan menengah satuan pendidikan Sekolah Menengah Atas pada Sekolah Menengah Atas; b. Melaksanakan urusan teknis operasional pendidikan menengah satuan

pendidikan Sekolah Menengah Atas pada Sekolah Menengah Atas; c. Membagi pelaksanaan teknis operasional tugas Sekolah Menengah

Atas;

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

25. Deskripsi Kerja Sub Bagian Tata Usaha Sekolah Menengah Atas

Sub Bagian Tata Usaha Sekolah Menengah Atas dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab


(30)

kepada Kepala Sekolah yang mempunyai tugas pokok melaksanakan administrasi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kehumasan dan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan, keperluan alat tulis dan ruang perkantoran, perencanaan, evaluasi dan pelaporan serta teknis penunjang Sekolah Menengah Atas. deskripsi kerjanya adalah :

a. Melaksanakan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kehumasan dan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan, keperluan tulis, dan ruang perkantoran serta perencanaan, evaluasi dan pelaporan Sekolah Menengah Atas;

b. Melaksanakan penunjang operasional Sekolah Menengah Atas.

26. Deskripsi Kerja Sekolah Menengah Kejuruan

Sekolah Menengah Kejuruan dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol kegiatan teknis operasional pendidikan menengah satuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan pada Sekolah Menengah Kejuruan. deskripsi kerjanya adalah :

a. Merencanakan kegiatan teknis operasional pendidikan menengah satuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan pada Sekolah Menengah Kejuruan;


(31)

b. Melaksanakan urusan teknis operasional pendidikan menengah satuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan pada Sekolah Menengah Kejuruan;

c. Membagi pelaksanaan teknis operasional tugas Sekolah Menengah Kejuruan;

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

27. Deskripsi Kerja Sub Bagian Tata Usaha Sekolah Menengah Kejuruan

Sub Bagian Tata Usaha Sekolah Menengah Kejuruan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala sekolah yang mempunyai tugas melaksanakan administrasi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kehumasan dan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan, keperluan alat tulis dan ruang perkantoran, perencanaan, evaluasi dan pelaporan serta teknis penunjang Sekolah Menengah Kejuruan. deskripsi kerjanya adalah :

a. Melaksanakan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kehumasan dan dokumentasi , perlengkapan, perbekalan, keperluan alat tulis, dan ruang perkantoran serta perencanaan, evaluasi dan pelaporan Sekolah Menengah Kejuruan;


(32)

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pengertian Router

Router adalah perangkat yang akan melewatkan paket IP dari suatu jaringan ke jaringan yang lain, menggunakan metode addressing dan protocol tertentu untuk melewatkan paket data tersebut. Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya. Router-router yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari system ke system lain. Proses routing dilakukan secara hop by hop. IP tidak mengetahui jalur keseluruhan menuju tujuan setiap paket. IP routing hanya menyediakan IP address dari router berikutnya yang menurutnya lebih dekat ke host tujuan. Gambaran perangkat router dan perangkat LAN router bisa dilihat pada gambar 2.3 dan 2.4 berikut :

Gambar 2. 3 Router


(33)

Fungsi :

1. Membaca alamat logika / ip address source & destination untuk menentukan routing dari suatu LAN ke LAN lainnya.

2. Menyimpan routing table untuk menentukan rute terbaik antara LAN ke WAN.

3. Perangkat di layer 3 OSI Layer.

4. Bisa berupa “box” atau sebuah OS yang menjalankan sebuah daemon routing.

5. Interfaces Ethernet, Serial, ISDN BRI.

2.2.2. Pengertian Sistem Operasi

Sistem operasi adalah sekumpulan rutin perangkat lunak yang berada diantara program aplikasi dan perangkat keras. Sistem operasi memiliki tugas yaitu mengelola seluruh sumber daya sistem komputer dan sebagai penyedia layanan. Sistem operasi menyediakan System Call (berupa fungsi-fungsi atau API=Application Programming Interface). System Call ini memberikan abstraksi tingkat tinggi mesin untuk pemrograman. System Call berfungsi menghindarkan kompleksitas pemrograman dengan memberi sekumpulan instruksi yang lebih mudah dan nyaman, sistem operasi juga sebagai basis untuk program lain dimana program aplikasi dijalankan diatas sistem operasi, program-program itu memanfaatkan sumber daya sistem komputer dengan cara meminta layanan sistem


(34)

operasi mengendalikan sumber daya untuk aplikasi sehingga penggunaan sumber daya sistem computer dapat dilakukan secara benar dan efisien.

Sistem operasi yang dikenal antara lain :

1. Windows (95, 98, ME, 2000, XP, VISTA, SERVER, Windows7)

2. Linux (Red Hat, Slackware, Ubuntu, Fedora, Mikrotik, Debian, OpenSUSE) 3. UNIX

4. FreeBSD (Berkeley Software Distribution) 5. SUN (SOLARIS)

6. DOS (MS-DOS)

7. Machintosh (MAC OS, MAC OSX)

2.2.3. Pengertian Jaringan Komputer

Jaringan komputer merupakan sekelompok komputer otonom yang saling dihubungkan satu sama lainnya, menggunakan suatu media dan protocol komunikasi tertentu, sehingga dapat saling berbagi data dan informasi. Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi yang lebih efisien antar pemakai (mail dan teleconference). Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling menggunakan protocol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat berbagi data, informasi, program aplikasi dan perangkat keras seperti printer, scanner, CD-Drive maupun harddisk serta memungkinkan komunikasi secara elektronik. Sedangkan pada Aplikasi home user, memungkinkan komunikasi antar pengguna lebih efisien (chat), interaktif entertainment lebih multimedia (games, video,dan lain-lain).


(35)

Klasifikasi Jaringan Komputer :

1. LAN (Local Area Network) : Jaringan komputer yang saling terhubung ke suatu komputer server dengan menggunakan topologi tertentu, biasanya digunakan dalam kawasan satu gedung atau kawasan yang jaraknya tidak lebih dari 1 km. Gambaran jaringan LAN bisa dilihat pada gambar 2.5 di bawah ini.

Gambar 2. 5 Local Area Network

2. MAN (Metropolitan Area Network) : Jaringan komputer yang saling terkoneksi dalam satu kawasan kota yang jaraknya bisa lebih dari 1 km. Pilihan untuk membangun jaringan komputer antar kantor dalam suatu kota, kampus dalam satu kota. Gambaran jaringan MAN bisa dilihat pada gambar 2.6 di bawah ini.


(36)

3. WAN (Wide Area Network) : Jaringan komputer yang menghubungkan banyak LAN ke dalam suatu jaringan terpadu, antara satu jaringan dengan jaringan lain dapat berjarak ribuan kilometer atau terpisahkan letak geografi dengan menggunakan metode komunikasi tertentu. Secara garis besar ada beberapa tahapan dalam membangun jaringan LAN, diantaranya ;

1. Menentukan teknologi tipe jaringannya (Ethernet, Fast Ethernet, Token Ring, FDDI)

2. Memilih model perkabelan (Fiber, UTP, Coaxial)

3. Menentukan bentuk topologi jaringan (Bus, Ring, dan Star) 4. Menentukan teknologi Client/Server atau Peer to Peer

5. Memilih Sistem Operasi Server (Windows NT, 2000, XP, atau Linux)

Gambar 2.7 di bawah ini menunjukan topologi jaringan WAN yang terpisahkan letak geografinya .


(37)

4. Wireless Local Area Network (WLAN)

Wireless Local Area Network(disingkat Wireless LAN atau WLAN) adalah jaringan komputer yang menggunakan frekuensi radio dan infrared sebagai media transmisi data. Wireless LAN sering di sebut sebagai jaringan nirkabel atau jaringan wireless. Proses komunikasi tanpa kabel ini dimulai dengan bermunculannya peralatan berbasis gelombang radio, seperti walkie talkie, remote control,cordless phone, ponsel, dan peralatan radio lainnya. Lalu adanya kebutuhan untuk menjadikan komputer sebagai barang yang mudah dibawa (mobile) dan mudah digabungkan dengan jaringan yang sudah ada. Hal-hal seperti ini akhirnya mendorong pengembangan teknologi wireless untuk jaringan komputer.

a. Mode JaringanWireless LAN

Wireless Local Area Network sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN menggunakan wireless device untuk berhubungan dengan jaringan, node pada WLAN menggunakan channel frekuensi yang sama dan SSID yang menunjukkan identitas dari wireless device. Tidak seperti jaringan kabel, jaringan wireless memiliki dua mode yang dapat digunakan :infrastruktur dan Ad-Hoc. Konfigurasi infrastruktur adalah komunikasi antar masing - masing PC melalui sebuah access point pada WLAN atau LAN. Komunikasi Ad-Hoc adalah komunikasi secara langsung antara masing - masing komputer dengan menggunakan piranti


(38)

wireless. Penggunaan kedua mode ini tergantung dari kebutuhan untuk berbagi data atau kebutuhan yang lain dengan jaringan berkabel.

1. Mode Ad-Hoc

Ad-Hoc merupakan mode jaringan WLAN yang sangat sederhana, karena pada ad-hoc ini tidak memerlukan access point untuk host dapat saling berinteraksi. Setiaphost cukup memiliki transmitter dan receiver wireless untuk berkomunikasi secara langsung satu sama lain. Kekurangan dari mode ini adalah komputer tidak bisa berkomunikasi dengan komputer pada jaringan yang menggunakan kabel. Selain itu, daerah jangkauan pada mode ini terbatas pada jarak antara kedua komputer tersebut.

2. Mode Infrastruktur

Jika komputer pada jaringan wireless ingin mengakses jaringan kabel atau berbagi printer misalnya, maka jaringan wireless tersebut harus menggunakan mode infrastruktur. Pada mode infrastruktur access point berfungsi untuk melayani komunikasi utama pada jaringan wireless. Access point mentransmisikan data pada PC dengan jangkauan tertentu pada suatu daerah. Penambahan dan pengaturan letak access point dapat memperluas jangkauan dari WLAN.

b. Komponen-Komponen Wireless LAN


(39)

1. Access Point, merupakan perangkat yang menjadi sentral koneksi dari pengguna (user) ke ISP, atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika jaringannya adalah milik sebuah perusahaan.Access-Point berfungsi mengkonversikan sinyal frekuensi radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan disalurkan melalui kabel, atau disalurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan dikonversikan ulang menjadi sinyal frekuensi radio.

2. Wireless LAN Interface, merupakan peralatan yang dipasang di Mobile/Desktop PC, peralatan yang dikembangkan secara massal adalah dalam bentuk PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association) card, PCI card maupun melalui port USB (Universal Serial Bus).

3. Mobile/Desktop PC, merupakan perangkat akses untuk pengguna, mobile PC pada umumnya sudah terpasang port PCMCIA sedangkan desktop PC harus ditambahkan wireless adapter melalui PCI (Peripheral Component Interconnect) card atau USB (Universal Serial Bus).

4. Antena external (optional) digunakan untuk memperkuat daya pancar. Antena ini dapat dirakit sendiri olehuser. Contoh : antena kaleng.


(40)

2.2.4. Gateway

Pintu gerbang sebagai keluar-masuknya paket data dari local network menuju outer network. Tujuannya agar client pada local network dapat berkomunikasi dengan internet. Router dapat disetting menjadi Gateway dimana ia menjadi penghubung antara jaringan local dengan jaringan luar.

2.2.5. Proxy Server

Sebuah fasilitas untuk menghubungkan diri ke internet secara bersama-sama. Memenuhi permintaan user untuk layanan Internet (http, FTP,Telnet) dan mengirimkannya sesuai dengan kebijakan. Bertindak sebagai gateway menuju layanan. Mewakili paket data dari dalam dan dari luar. Menangani semua komunikasi internet – ekternal. Bertindak sebagai gateway antara mesin internal dan eksternal. Proxy server mengevaluasi dan mengontrol permintaan dari client, jika sesuai policy dilewatkan jika tidak di deny/drop. Menggunakan metode NAT. Memeriksa isi paket.

2.2.6. Firewall

Sistem keamanan yang menggunakan device atau sistem yang diletakkan di dua jaringan dengan fungsi utama melakukan filtering terhadap akses yang akan masuk. Berupa seperangkat hardware atau software, bisa juga berupa seperangkat aturan dan prosedur yang ditetapkan oleh organisasi. Firewal juga dapat disebut sebagai system atau perangkat yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggapnya aman untuk melaluinya dan mencegah lalu lintas jaringan yang tidak aman. Umumnya firewall diimplementasikan dalam sebuah mesin terdedikasi, yang berjalan pada pintu gerbang (gateway) antara jaringan local dan jaringan lainnya. Firewall juga umumnya digunakan untuk mengontrol akses


(41)

terhadap siapa saja yang memiliki akses terhadap jaringan pribadi dari hak luar. Saat ini, istilah firewall menjadi istilah generik yang merujuk pada sistem yang mengatur komunikasi antar dua jaringan yang berbeda. Skema Firewall bisa di lihat pada gambar 2.8 berikut :

Gambar 2. 8 Skema Firewall

2.2.7. Virtual LAN

VLAN berupa suatu software dari device switch yang berfungsi untuk mengelompokan user berdasarkan fungsional, 1 broacast domain (1 VLAN) dan antar VLAN dapat terkoneksi dengan router. Teknologi VLAN adalah suatu cara yang memisahkan segmen-segmen pada switch dimana antara 1 segmen dengan segmen lain tidak dapat terkoneksi, koneksi dapat dilakukan dengan menggunakan router. Dalam satu switch akan berbeda network-id-nya dan berbeda broadcast domainnya.


(42)

2.2.8. Pembagian Kelas IP Address Versi 4 dan Subnetting

IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut :

xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx

Jadi IP address ini mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000. 00000000 sampai 11111111.11111111.11111111.11111111 Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang

lebih dikenal dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap bilangan desimal

merupakan nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal ditunjukkan pada gambar 2.9 berikut ini:

Gambar 2. 9 Format IP address

1. Pembagian Kelas IP

Untuk memudahkan pengelolaan alamat IP dari jumlah IP address sebanyak itu dikelompokan menjadi beberapa kelas oleh badan yang mengatur pengalamatan Internet seperti InterNIC, ApNIC atau di Indonesia dengan ID-NICnya menjadi sebagai berikut ini :


(43)

1. Alamat IP kelas A dimulai dari bit awal 0. Oktet pertama dari berupa net id dan sisanya adalah host id.

2. Alamat IP kelas B dimulai dari bit awal 10. Dua oktet pertama digunakan untuk net id dan sisanya digunakan untuk host id.

3. Alamat IP kelas C dimulai dari bit awal 110. Tiga oktet pertama digunakan untuk net id dan sisanya digunakan untuk host id.

4. Alamat IP kelas D dimulai dari bit awal 1110. Alamat IP kelas D digunakan untuk untuk mendukung multicast.

5. Alamat IP kelas E dimuladi dari bit awal 11110. Alamat IP kelas ini digunakan untuk tujuan eksperimen.

Untuk memudahkan pemakaian sesuai dengan kebutuhan dikelompokan menjadi 3 kelas yaitu :

a. Kelas A (/8 Prefixes)

Mempunyai alamat network prefix 8 bit dengan 0 s/d 7 bit network number dan 24 bit host number. Kelas A ini dinotasikan dengan /8. Maksimum network yang dapat dibentuk 127 (27 - 2) /8. Pengurangan dengan 2 diperlukan karena pada /8 ini network 0.0.0.0 adalah digunakan untuk default route dan pada /8 network 127.0.0.0 digunakan untuk fungsi loopback. Kelas A ini mendukung 16.777.214 ( 2 24 -2) hosts per network. Pada host dikurangi 2 sebab 0 semua (menunjukan network) dan 1 semua (menunjukan broadcast).


(44)

Mask 255.0.0.0

b. Kelas B (/16 Prefixes)

Kelas B mempunyai 16 bit network-prefix terdiri dari 14 bit network number dan 16-bit host number. Maksimum network yang dapat dibentuk 16.384 (214) /16 serta 65.534 (216-2) host per nerwork (25% dari total IPv4 ).

c. Kelas C (/14 Prefixes)

Mempunyai address 24 bit network-prefix dengan 21-bit network number serta 8 bit host number didefinisikan /24. Maksimum network yang dapat dibentuk 2.097.152 (221)/24dengan 254 (28-2) hosts per network. Untuk mempermudah user dalam membaca dan membuat IP address maka penulisan IP address ini dibagi menjadi empat bagian yang dipisahkan dengan titik (.) yang di sebut "notasi titik desimal".

Notasi titik desimal membagi 32 bit alamat Internet dalam 8 bit. Terlihat seperti dibawah ini :

Bit # 0

10010001 . 00001010 . 00100010 . 00000011

145 10 34 3

145.10.34.3


(45)

Tabel 2. 1 Penggunaan Notasi Titik

Kelas Alamat IP

A (/8) 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx

B (/16) 128.0.xxx.xxx sampai 191.255.xxx.xxx

C (/24) 192.0.0.xxx sampai 233.255.255.xxx

"xxx" merupakan hosts-number yang di buat oleh LAN Administrator.

2. Subnetting

Tahun 1985 didefinisikan RFC 950 sebuah prosedur standar untuk mendukung subnetting, atau pembagian dari kelas A,B dan C.

Pengembangan dengan subnetting

Network Prefix Host Number

Network Prefix SubnetNumber Host Number

Untuk merancang Subnetting, ada empat pertanyaan yang harus dijawab sebelum mendesain :

1. Berapa banyak total subnet yang dibutuhkan saat ini ?

2. Berapa banyak total subnet yang akan dibentuk pada masa yang akan datang ?


(46)

3. Berapa banyak host yang tersedia saat ini ?

4. Berapa banyak host yang akan di diorganisasi dengan subnet dimasa yang akan datang ?

Langkah pertama dalam proses perencanaan adalah menentukan jumlah maksimum dari subnet dan bulatkan keatas untuk bil binary. Contoh, jika perusahaan membutuhkan 9 subnet, 23 (atau 8) tidak akan cukup alamat subnet yang tersedia, jadi network administrator akan membulatkan ke atas menjadi 24 (atau 16). Mungkin jumlah 16 subnet ini tidak akan cukup untuk masa yang akan datang, jadi network administrator harus mencari nilai maksimum atau yang kira-kita memenuhi pada masa yang akan datang misalnya 25 (atau 32).

Tahap kedua yakinkan bahwa jumlah alamat host yang kita buat memenuhi untuk masa-masa yang akan datang.

2.2.9. IP Versi 6

Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 6. Panjang totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038host komputer di seluruh

dunia. Contoh alamat IP versi 6 adalah

21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A.

Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), alamat IPv6


(47)

memiliki panjang 128-bit. IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja. IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin hingga 2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing dan tabel routing.

Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server sebagai pengatur alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan

static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful address configuration, sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration.

Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit) sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah Format Prefix.


(48)

Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan

dotted-decimal format.

Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:

001000011101101000000000110100110000000000000000001011110011101100 0000101010101000000000

1111111111111110001010001001110001011010

Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:

0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011 0000001010101010

0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010

Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut: 21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A


(49)

Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0 pada awal setiap blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu digit terakhir. Dengan membuang angka 0, alamat di atas disederhanakan menjadi: 21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A

Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan alamat lebih jauh lagi, yakni dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah alamat yang banyak angka 0-nya. Jika sebuah alamat IPv6 yang direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimal format mengandung beberapa blok 16-bit dengan angka 0, maka alamat tersebut dapat disederhanakan dengan menggunakan tanda dua buah titik dua (:). Untuk menghindari kebingungan, penyederhanaan alamat IPv6 dengan cara ini sebaiknya hanya digunakan sekali saja di dalam satu alamat, karena kemungkinan nantinya pengguna tidak dapat menentukan berapa banyak bit 0 yang direpresentasikan oleh setiap tanda dua titik dua (:) yang terdapat dalam alamat tersebut. Tabel 2.2 berikut mengilustrasikan cara penggunaan hal ini.

Tabel 2. 2 Ilustrasi Cara Penggunaan

Alamat asli

Alamat asli yang disederhanakan Alamat setelah dikompres FE80:0000:0000:0000:02AA:00F F:FE9A:4CA2 FE80:0:0:0:2AA:FF:FE 9A:4CA2 FE80::2AA:FF:FE 9A:4CA2 FF02:0000:0000:0000:0000:0000: 0000:0002


(50)

Untuk menentukan berapa banyak bit bernilai 0 yang dibuang (dan digantikan dengan tanda dua titik dua) dalam sebuah alamat IPv6, dapat dilakukan dengan menghitung berapa banyak blok yang tersedia dalam alamat tersebut, yang kemudian dikurangkan dengan angka 8, dan angka tersebut dikalikan dengan 16. Sebagai contoh, alamat FF02::2 hanya mengandung dua blok alamat (blok FF02 dan blok 2). Maka, jumlah bit yang dibuang adalah (8-2) x 16 = 96 buah bit.

Dalam IPv4, sebuah alamat dalam notasi dotted-decimal format dapat direpresentasikan dengan menggunakan angka prefiks yang merujuk kepada subnet mask. IPv6 juga memiliki angka prefiks, tapi tidak didugnakan untuk merujuk kepada subnet mask, karena memang IPv6 tidak mendukung subnet mask.

Prefiks adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana bit-bit memiliki nilai-nilai yang tetap atau bit-bit tersebut merupakan bagian dari sebuah rute atau

subnet identifier. Prefiks dalam IPv6 direpesentasikan dengan cara yang sama seperti halnya prefiks alamat IPv4, yaitu [alamat]/[angka panjang prefiks]. Panjang prefiks menentukan jumlah bit terbesar paling kiri yang membuat prefiks subnet. Sebagai contoh, prefiks sebuah alamat IPv6 dapat direpresentasikan sebagai berikut:

3FFE:2900:D005:F28B::/64

Pada contoh di atas, 64 bit pertama dari alamat tersebut dianggap sebagai prefiks alamat, sementara 64 bit sisanya dianggap sebagai interface ID.


(51)

IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni sebagai berikut:

1. Alamat Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.

2. Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-many.

3. Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada anggota terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many. Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan diberikan hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa.

Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat berikut:

1. Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.

2. Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.

3. Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet berbasis IPv6.


(52)

Sementara itu, cakupan alamat multicast dimasukkan ke dalam struktur alamat.

2.2.10.Pengertian MikroTik Router OS

MikroTik RouterOS™, merupakan sistem operasi Linux base yang diperuntukkan sebagai network router. Didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows Application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada Standard komputer PC (Personal Computer). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang besar (network yang kompleks, routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai.

2.2.10.1. Sejarah MikroTik Router OS

MikroTik adalah sebuah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia, bersebelahan dengan Rusia. Pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan Arnis Riekstins. John Trully adalah seorang berkewarganegaraan Amerika yang berimigrasi ke Latvia. Di Latvia ia bejumpa dengan Arnis, Seorang darjana Fisika dan Mekanik sekitar tahun 1995. John dan Arnis mulai me-routing dunia pada tahun 1996 (misi MikroTik adalah merouting seluruh dunia). Mulai dengan sistem Linux dan MS-DOS yang dikombinasikan dengan teknologi Wireless-LAN (WLAN) Aeronet berkecepatan 2 Mbps di Moldova, negara tetangga Latvia, baru kemudian melayani lima pelanggannya di Latvia. Prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless ISP (W-ISP), tetapi membuat program router yang handal dan


(53)

dapat dijalankan diseluruh dunia. Latvia hanya merupakan tempat eksperimen John dan Arnis, karena saat ini mereka sudah membantu negara-negara lain termasuk Srilanka yang melayani sekitar 400 pengguna. Linux yang pertama kali digunakan adalah Kernel 2.2 yang dikembangkan secara bersama-sama denag bantuan 5-15 orang staff Research and Development (R&D) MikroTik yang sekarang menguasai dunia routing di negara-negara berkembang. Menurut Arnis, selain staf di lingkungan MikroTik, mereka juga merekrut tenega-tenaga lepas dan pihak ketiga yang dengan intensif mengembangkan MikroTik secara marathon.

2.2.10.2. Jenis-Jenis Mikrotik

1. MikroTik RouterOS yang berbentuk software yang dapat di-download di www.mikrotik.com. Dapat diinstal pada kompuetr rumahan (PC).

2. BUILT-IN Hardware MikroTik dalam bentuk perangkat keras yang khusus dikemas dalam board router yang didalamnya sudah terinstal MikroTik RouterOS.

2.2.10.3. Fitur-Fitur Mikrotik

1. Address List : Pengelompokan IP Address berdasarkan nama

2. Asynchronous : Mendukung serial PPP dial-in / dial-out, dengan otentikasi CHAP, PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius, dial on demand, modem pool hingga 128 ports.

3. Bonding : Mendukung dalam pengkombinasian beberapa antarmuka ethernet ke dalam 1 pipa pada koneksi cepat.

4. Bridge : Mendukung fungsi bridge spinning tree, multiple bridge interface, bridging firewalling.


(54)

5. Data Rate Management : QoS berbasis HTB dengan penggunaan burst, PCQ, RED, SFQ, FIFO queue, CIR, MIR, limit antar peer to peer. 6. DHCP : Mendukung DHCP tiap antarmuka; DHCP Relay; DHCP

Client, multiple network DHCP; static and dynamic DHCP leases. 7. Firewall dan NAT : Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer,

source NAT dan destination NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC, IP address, range port, protokol IP, pemilihan opsi protokol seperti ICMP, TCP Flags dan MSS.

8. Hotspot : Hotspot gateway dengan otentikasi RADIUS. Mendukung limit data rate, SSL ,HTTPS.

9. IPSec : Protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP Diffie-Hellmann groups 1, 2, 5; MD5 dan algoritma SHA1 hashing; algoritma enkirpsi menggunakan DES, 3DES, AES-128, AES-192, AES-256; Perfect Forwarding Secresy (PFS) MODP groups 1, 2,5

10. ISDN : mendukung ISDN dial-in/dial-out. Dengan otentikasi PAP, CHAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius. Mendukung 128K bundle, Cisco HDLC, x751, x75ui, x75bui line protokol.

11. M3P : MikroTik Protokol Paket Packer untuk wireless links dan ethernet.

12. MNDP : MikroTik Discovery Neighbour Protokol, juga mendukung Cisco Discovery Protokol (CDP).

13. Monitoring / Accounting : Laporan Traffic IP, log, statistik graph yang dapat diakses melalui HTTP.


(55)

14. NTP : Network Time Protokol untuk server dan clients; sinkronisasi menggunakan system GPS.

15. Poin to Point Tunneling Protocol : PPTP, PPPoE dan L2TP Access Consentrator; protokol otentikasi menggunakan PAP, CHAP, MSCHAPv1, MSCHAPv2; otentikasi dan laporan Radius; enkripsi MPPE; kompresi untuk PPoE; limit data rate.

16. Proxy : Cache untuk FTP dan HTTP proxy server, HTTPS proxy; transparent proxy untuk DNS dan HTTP; mendukung protokol SOCKS; mendukung parent proxy; static DNS.

17. Routing : Routing statik dan dinamik; RIP v1/v2, OSPF v2, BGP v4. 18. SDSL : Mendukung Single Line DSL; mode pemutusan jalur koneksi

dan jaringan.

19. Simple Tunnel : Tunnel IPIP dan EoIP (Ethernet over IP).

20. SNMP : Simple Network Monitoring Protocol mode akses read-only. 21. Synchronous : V.35, V.24, E1/T1, X21, DS3 (T3) media ttypes;

sync-PPP, Cisco HDLC; Frame Relay line protokol; ANSI-617d (ANDI atau annex D) dan Q933a (CCITT atau annex A); Frame Relay jenis LMI. 22. Tool : Ping, Traceroute; bandwidth test; ping flood; telnet; SSH; packet

sniffer; Dinamik DNS update.

23. UPnP : Mendukung antarmuka Universal Plug and Play.

24. VLAN : Mendukung Virtual LAN IEEE 802.1q untuk jaringan ethernet dan wireless; multiple VLAN; VLAN bridging.


(56)

26. VRRP : Mendukung Virtual Router Redudant Protocol.

27. WinBox : Aplikasi mode GUI untuk meremote dan mengkonfigurasi MikroTik RouterOS.

2.2.10.4. Tampilan Mikrotik

Gambar 2.10 dan 2.11 di bawah ini menampilkan menu utama installasi mikrotik pada saat dan setelah installasi.

Gambar 2. 10 Menu utama Instalasi Mikrotik


(57)

57

3.1Profil Tempat Kerja Praktek

Nama Instansi : Dinas Pendidikan

Alamat Instansi : Jl. K.H. Abdul Halim Nomor 233 Majalengka 45418

Telepon : (0233) 281097

Fax : 281097

Blog : http://disdikmajalengka.blogspot.com

3.2 Kegiatan Kerja Praktek

No Tanggal Jam Masuk Jam Keluar Kegiatan

1 05-07-10 08.00 15.00 Pengenalan 2 06-07-10 08.00 15.00 Membuat Blog Disdik 3 07-07-10 08.00 15.00 Membuat Blog Disdik 4 08-07-10 08.00 15.00 Web Server 5 09-07-10 08.00 15.00 Web Server 6 12-07-10 08.00 15.00 Web Server 7 13-07-10 08.00 15.00 Web Server 8 14-07-10 08.00 15.00 Web Server 9 15-07-10 08.00 15.00 Setting Access Point 10 16-07-10 08.00 15.00 Setting Access Point 11 19-07-10 08.00 15.00 Setting Ad-Hoc 12 20-07-10 08.00 15.00 Setting Ad-Hoc 13 21-07-10 08.00 15.00 Setting Mikrotik 14 22-07-10 08.00 15.00 Setting Mikrotik 15 23-07-10 08.00 15.00 Setting Mikrotik 16 26-07-10 08.00 15.00 Setting Mikrotik 17 27-07-10 08.00 15.00 Setting Mikrotik 18 28-07-10 08.00 15.00 Setting Mikrotik 19 29-07-10 08.00 15.00 Setting Mikrotik 20 30-07-10 08.00 15.00 Pelepasan


(58)

3.3 Analisis Sistem

3.3.1. Sistem Jaringan Komputer yang sedang Berjalan

Gambaran umum sistem jaringan yang sedang berjalan di Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut :

Gambar 3. 1 Gambaran Umum Jaringan Disdik

Gambar di atas menjelaskan bagaimana arsitektur jaringan komputer yang berada di Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka. Terlihat topologi yang digunakan yaitu topologi Star, Ruangan yang menggunakan Notebook atau Laptop tidak semuanya dapat mengakses atau sharing dengan yang lainnya. Para pegawai ataupun tamu yang menggunakan notebook harus mencari port UTP yang menganggur apabila akan melakukan akses atau sharing dikarenakan Access point tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini menyebabkan sering terjadi


(59)

miss communication diantara pegawai dan menyebabkan keterlambatan pengiriman data.

3.3.2. Evaluasi Jaringan Komputer

Sistem jaringan komputer di Dinas Pendidikan Majalengka bisa dikatakan belum efektif bila dilihat dari segi penggunaannya. Jaringan Komputer ini hanya mengkoneksikan komputer yang digunakan oleh pegawai yang mengoperasikan komputer di kantor itu, sedangkan seiring kemajuan teknologi, sekarang banyak pegawai yang menggunakan fasilitas notebook atau laptop di banding komputer yang ada di kantor, dengan alasan spesifikasi notebook yang dimiliki oleh banyak pegawai lebih baik dibandingkan komputer yang disediakan kantor Dinas Pendidikan Majalengka. Oleh karena itu pegawai harus mencari port UTP yang tidak dipakai bahkan pegawai harus pindah ke ruangan yang tersedia akses agar dapat terkoneksi dengan komputer yang lain atau internet.

Demi terciptanya kenyamanan dan lancarnya pekerjaan di Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, maka dengan itu, harus segera di bangun jaringan Wireless LAN yang efektif agar bisa melakukan sharing dan akses.

3.3.3. Usulan Perancangan Sistem

3.3.3.1. Perancangan Sistem Jaringan Komputer yang Diusulkan

Perancangan yang dilakukan berdasarkan observasi lapangan sebagai perluasan dari jaringan LAN yang sudah ada. Sesuai dengan keperluan DISDIK Majalengka, maka penempatan access point dipilih di tempat-tempat yang memang membutuhkan Wireless LAN. Disini juga akan ditambahkan sebuah


(60)

server berbasis Mikrotik untuk Hotspot Area. Agar lebih jelas dapat dilihat pada gambar 3.2 dan 3.3 berikut :

Gambar 3. 2 Gambaran Umum Jaringan Usulan


(61)

Pembagian IP Address Topologi jaringan Disdik dijelaskan dalam tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3. 2 Pembagian IP Topologi Fisik Jaringan Disdik

NO Device Interface IP Address Netmask Gateway

1. Server Mikrotik

Ethernet 118.98.163.122 255.255.255.248 118.98.163.121

2. Server Linux

Ethernet 118.98.163.123 255.255.255.248 118.98.163.121

3. Server 2003

Ethernet 118.98.163.124 255.255.255.248 118.98.163.121

4. PC

Client

Ethernet 192.168.0.1/24 255.255.255.0 192.168.10.254

Pada perancangan ini ditambahkan Access Point atau Wireless Adapter dan Server Mikrotik hotspot area agar Pegawai maupun tamu yang menggunakan fasilitas Notebook atau Laptop bisa melakukan akses atau sharing sekalipun di area hotspot atau wilayah yang terjangkau oleh Access Point.

Untuk subneting setiap Access Point diberlakukan static disini bertujuan untuk apabila user mengakses Access Point tersebut akan diberikan IP Address oleh Access Point. dengan kata lain Access Point memberikan IP Address secara otomatis kepada setiap user.


(62)

Access Point dapat berkomunikasi dengan jaringan LAN yang ada dengan cara menintegrasikan antara Access Point dengan Switch, jadi setiap user LAN maupun WLAN dapat berkomunikasi dengan baik.

Tabel 3.2 dan 3.3 menjelaskan spesifikasi Hardware dan software yang digunakan sebagai berikut :

Tabel 3. 3 Spesifikasi Hardware Pendukung

No. Perangkat (device) Merk/Type Jumlah

1. Modem dan Router ADSL Zyxcel 1

2. Router WAN/Firewall dan

Gateway

Fortiget/Jupiter 1

5. Switch 8 Port Dlink 2

6. Access Point Linksys WRTG 2

7. Access Point Dlink 1

8. PC Server : Intel Xeon RAM 8 Gigabyte, Hardisk 500 Gigabyte, DVD-Rom

Dell 1

9. PC Server : Intel Xeon RAM 4 Gigabyte, Hardisk 250 Gigabyte, DVD-Rom

IBM 1

10 PC Client Intel Pentium P 4 dan Laptop

Asus, Dell, Acer,

Toshiba, dan lan-lain

± 20

Tabel 3. 4 Spesifikasi Software Pendukung

No. Deskripsi Merk/Type Jumlah

A. Software

1. Mikrotik Router OS ™ Ver. 3.2 1

2. File Zilla Ver. 3.3.4.1_win32 1


(63)

a. Winbox b. Dude c. IP Scaner d. Telnet e. Ssh 2.2.10 3.4 Angry IPScan cmd windows cmd windows 1 1 1 1 1

B. Hardware

1. PC Router: Intel P III, RAM 128 Mb Hardisk 10 Gigabyte, CD-Rom

Intel 1

2. NIC (network interface) Realtek 2

3. Kabel UTP dan RJ-45 Belden ± 10 m

C. Operator Admin Jaringan (SDM) Pegawai Dinas

Pendidikan Kab.

Majalengka

2

3.3.3.2. Konfigurasi Access Point

Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Letakkan Access Point pada tempat yang optimum, biasanya berada di tengah-tengah dan line of sight dengan PCs maupun wireless accessories (adapter dan router).

2. Tempatkan antenna pada posisi dimana antenna mampu mengover wireless network dengan baik. Normalnya, performansi yang paling baik adalah antenna diletakkan pada tempat yang lebih tinggi.

3. Hubungkan AC power adapter ke socket power Acces Point.

4. Hubungkan ujung kabel UTP straight ke Access Point dan ujung kabel lainnya ke switch. Lihat gambar 3.4 dibawah ini .


(64)

Gambar 3. 4 Installasi Access Point

5. Klik Start, Connect To, lalu pilih Show All Connection pada komputer. 6. Klik kanan pada Local Area Connection lalu pilih Status. Lihat gambar 3.5

di bawah ini.

Gambar 3. 5 Jendela Network Conection

7. Klik Properties pada Local Area Connection Status, Lalu klik properties pada Internet Protokol TCP/IP. Lihat gambar 3.6 di bawah ini.


(65)

8. Setting IP Address komputer dengan IP 192.168.1.2 subnet mask 255.255.255.0 dan default gateway 192.168.1.1 seperti gambar 3.7 dibawah ini.

Gambar 3. 7 Setting IP

9. Buka net browser (Internet Explorer, Opera, Mozilla) dan pastikan proxy pada net browser kosong.

10. Ketik 192.168.1.1 dalam Address field net browser. 192.168.1.1 merupakan IP address default dari Access Point Linksys ini.

11. Ketik admin pada username dan pada password (username dan password default Access Point Linksys ini adalah admin) seperti gambar 3.8 berikut:


(66)

12. Setting tab setup seperti gambar 3.9 dibawah ini :


(67)

13. Klik Tab Wireless, lalu konfigurasi seperti gambar 3.10 berikut :

Gambar 3. 10 Tab Wirelesss 14.Klik Save Settings

3.3.3.3. Konfigurasi Mikrotik

1. Installasi OS Mikrotik

Gambar 3.11 di bawah ini menampilkan Menu Utama Installasi Mikrotik.


(68)

[x] Kita pilih service apa saja yang ingin kita install. [x] Tekan:

'a’ = semua service akan terpilih. „n’ = bila kita menginstall baru.

„y’ = bila kita hanya ingin menambah service baru (konfigurasi sebelumnya tidak

akan hilang)

[x] Lalu ketik “ i “ untuk memulai instalasi, maka proses berlanjut... "proses

format dan pengkopian file-file yang dibutuhkan akan berjalan otomatis".

Tampilan Menu Utama ditunjukkan pada gambar 3.12 berikut :


(69)

2. Mengubah Password Default (hal ini ditujukan demi keamanan) Command:

[admin@Mikrotik] > password old password: (Enter)

new password: ***** (ketikan password baru) retype new password: *****

3. Mengganti Nama Sistem

[admin@Mikrotik] > system identity set name=disdik [admin@disdik] >

4. Melihat interface pada Mikrotik Router

[admin@disdik] > interface print

Flags: X - disabled, D - dynamic, R - running

# NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU

0 R ether1 ether 0 0 1500

1 R ether2 ether 0 0 1500

[admin@disdik] >

5. Memberikan IP address pada interface Mikrotik. Misalkan ether1 akan kita gunakan untuk koneksi ke Internet dengan IP 118.98.163.122 dan ether2 akan digunakan untuk network local dengan IP 192.168.0.1

[admin@disdik] > ip address add address=118.98.163.122 netmask=255.255.255.248 interface=ether1


(70)

netmask=255.255.255.0 interface=ether2

6. Melihat konfigurasi IP address yang sudah kita berikan [admin@disdik] >ip address print

Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic

# ADDRESS INTERFACE

0 118.98.163.122/29 ether1

1 192.168.0.1/24 ether2

[admin@disdik] >

7. Memberikan default Gateway, diasumsikan gateway untuk koneksi internet adalah 118.98.163.121

[admin@disdik] > /ip route add gateway=118.98.163.121

8. Setup DNS pada Mikrotik Routers

[admin@disdik] > ip dns set primary-dns=202.124.0.155 allow-remoterequests=no

[admin@disdik] > ip dns set secondary-dns=222.124.204.34 allow-remoterequests=no

9. Melihat konfigurasi DNS [admin@disdik] > ip dns print

primary-dns: 202.124.0.155 secondary-dns: 222.124.204.34 allow-remote-requests: no


(71)

cache-max-ttl: 1w

cache-used: 16KiB [admin@disdik] >

10. Setup Masquerading, Jika Mikrotik akan kita pergunakan sebagai gateway server maka agar client computer pada network dapat terkoneksi ke internet perlu kita masquerading.

[admin@disdik] > ip firewall nat add action=masquerade outinterface=ether1 chain: srcnat

[admin@disdik] >

3.3.3.4. Login Hotspot Zone Mikrotik

Ketika client telah terdaftar di hotspot area disdik, maka ketika client mengetikan IP addres yg diberikan akan muncul menu login seperti gambar 3.13 dibawah ini :

Gambar 3. 13 Login Hotspot Zone

Client diminta untuk memasukkan username dan password yang telah didaftarkan sebelumnya.


(72)

3.3.3.5. Blok Situs di Mikrotik

Kadang kala ada saja situs yang memakan bandwith besar yang menyebabkan kinerja jaringan menjadi lambat. Adapun cara untuk nge-blok situs di mikrotik dengan cara cepat sebagai berikut :

1. Cari IP Address dari situs “pemakan bandwidth” tersebut misalnya yahoo.com ip address 66.94.234.13

2. Blok saja langsung dengan cara IP > Firewall\[admin@mikrotik] > /ip firewall filter add chain=forward dst-address=66.94.234.13/32

action=drop disable=no

Block Situs di Mikrotik dengan cara lain melalui Winbox. Misalnya akan block situs porno langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Buka winbox yang berada pada desktop seperti gambar 3.14 berikut:

Gambar 3. 14 Winbox

2. Klik tanda ( … ) atau isi alamat Mikrotik pada kolom Connect To, lihat gambar 3.15 dibawah ini :


(73)

Gambar 3. 15 Pilih Alamat Mikrotik

3. Maka akan muncul tampilan seperti gambar 3.16 seperti di bawah ini, kemudian pilih salah satu.

Gambar 3. 16 Pilihan Connect Mikrotik

4. Setelah itu isi Username dan Passwort Mikrotik seperti gambar 3.17 berikut:

Gambar 3. 17 Login 5. Kemudian klik tanda connect


(74)

Gambar 3. 18 Connect to Mikrotik

6. Maka akan terbuka jendela Mikrotik seperti gambar 3.19 di bawah ini.

Gambar 3. 19 Jendela Admin Mikrotik

7. Untuk block situs klik menu IP pilih Web Proxy, lihat gambar 3.20 klik


(75)

Gambar 3. 20 Web Proxy

8. Kemudian Setting Web Proxy dengan mengeklik tombol Setting.

Gambar 3. 21 Setting Web Proxy

9. Maka akan muncul jendela seperti gambar 3.22 di bawah ini. Setting Web Proxy sepeti gambar 3.22 di bawah ini, kemudian klik tombol OK.


(76)

Gambar 3. 22 Isi Setting Web proxy

10.Sekarang mulai membuat setting website yang akan di block. Klik tanda (+) Maka akan muncul jendela, dan kemudian setting seperti gambar 3.23 di bawah ini.

Gambar 3. 23 New Web Proxy rule

11.Kemudian klik OK, maka akan muncul catatan pada jendela Web Proxy seperti gambar 3.24 dibawah ini.

Nama Web Proxy Port Proxy

Email Administrator

Block tulisan *porno*


(77)

Gambar 3. 24 Note Pada Web Proxy

12.Coba cek settingan tersebut dengan mengetikan kata “porno” pada google.

Gambar 3. 25 Google Search


(78)

13.Kemudian enter, jika muncul tampilan seperti gambar 3.26 di bawah ini maka settingan block situs porno berhasil.

Gambar 3. 26 Tampilan Situs yang di Blok

3.3.3.6. Bandwidth Management

Agar semua komputer klien pada LAN tidak saling berebut bandwidth maka perlu dilakukan yg namanya bandwidth management atau bandwidth control. Koneksi Speedy speednya hingga 384/64 Kbps (Download/Upload), kondisi itu sangat jarang tercapai. Membatasi penggunaan bandwidth untuk masing-masing Client tidak ada satupun Client yang akan memonopoli penggunaan bandwidth. Dalam hal ini akan menggunakan metode ͞Queue Tree͟ untuk membatasi penggunaan bandwidth pada Client. Langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Langkah pertama yaitu harus membuat aturan di Firewall pada tabel MANGLE, untuk memberikan tanda ͞mark͟ pada paket-paket yang masuk dan keluar dari Gateway Mikrotik ke masing-masing Client. Seperti pada gambar 3.27 berikut ini .


(79)

Gambar 3. 27 Mangle

2. Kemudian lakukan Mark Connection͛ atau penanda koneksi, seperti gambar 3.28 di bawah ini.


(1)

KONFIGURASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK

DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAJALENGKA

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek

Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia

WAHYU ABDUL WAHID NURDIN

10107401

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

86

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Razaq dan Bachrul Ulum Ruly. (2001), Belajar Praktis INTERNET,

Dinastindo, Jakarta

Budhi Irawan. (2005), Jaringan Komputer, Graha Ilmu, Yogyakarta

Herlambang, Moch. Linto, Catur L, Azis. 2008. Panduan Lengkap Menguasai Router Masa Depan Menggunakan MikroTik RouterOS™ .ANDI Publisher : Yogyakarta

Tanenbaum, Andrew S . 1996 . Jaringan Komputer Edisi Bahasa Indonesia Jilid 1.Prehallindo : Jakarta

Saputro, Daniel T, Kustanto. 2008. Membangun Server Internet dengan Mikrotik OS. Gava Media: Yogyakarta

http://www.mikrotik.com/testdocs/ros/2.9/refman2.9.pdf

http://gilar1001.blogspot.com/2008/06/pengewrtian-mikrotik.html http://asef.wordpress.com/

http://www.ajaib.us/kuliah/mikrotik.pdf

http://images.arrohwany.multiply.com/attachment/0/SE@AdAoKCEMAAB4kVV s1/%5BStep%20by%20Step%5D%20Buat%20Router%20Mudah%20Den gan%20MikroTik.pdf?nmid =100530525

http://kelasfmjc.files.wordpress.com/2008/03/file.pdf http://fajar.uii.net.id/


(3)

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.,

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat sang Maha Pintar Allah SWT, karena dengan izin-Nya dan setitik ilmu pengetahuan yang dipinjamkan kepada mahluk-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

Laporan tugas akhir dengan judul “Konfigurasi Wireless Local Area Network di Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka” ini disusun guna memenuhi syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata 1 Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia. Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan praktek kerja lapangan yang telah di laksanakan di Dinas Pendidikan kabupaten Majalengka.

Hal ini tentu saja tidak terlepas dari jasa dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin sekali mengucapkan rasa terima kasih pada semua pihak yang telah membantu penulis dalam mewujudkan ini semua.

1. Kedua Orangtuaku, serta seluruh keluarga atas segala do’a, kasih sayang, semangat dan dorongan baik moril maupun materil.

2. Ibu Mira Kania Sabariah, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.

3. Bapak Aang Nurhaeni selaku kordinator kerja praktek di Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.


(4)

ii

4. Ikhwana Aspian yang telah banyak memberi banyak bimbingan saat pelaksanaan kerja praktek.

5. Bapak Eko Budi Setiawan, S.Kom. selaku dosen wali sekaligus dosen pembimbing yang telah membimbing dalam penulisan laporan ini.

6. Jajaran dosen program S1 Teknik Informatika atas ilmu yang telah diberikan dan sangat bermanfaat saat penulisan Laporan ini.

7. Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk merasakan dunia kerja yang nyata. 8. E 6103 VY yang selalu setia mengantarkan dan menemani penulis ke

semua tempat yang penulis inginkan.

9. Teman-teman kelas IF-9 angkatan 2007, atas semua dukungan dan bantuannya.

Dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Yang telah memberikan dorongan semangatnya kepada penulis.

Penulis Menyadari bahwa Laporan Kerja Praktek ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu penulis memohon maaf karena masih dalam tahap pembelajaran. Akhir kata semoga Laporan Kerja Praktek ini bisa bermanfaat bagi siapapun dan dapat digunakan sebagaiman mestinya.

Bandung, Januari 2010


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Wahyu Abdul Wahid Nurdin

Tempat / Tanggal Lahir : Majalengka, 20 Juli 1988

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Tinggi/Berat Badan : 176 cm/68 kg

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Sekeloa Selatan - Bandung

Telepon : 085294833970

Email : [email protected]

Hobi : Olahraga (Futsal, Sepak Bola, Taekwondo)

Ketertarikan pada Bidang Lain : Sistem Analis

Sekolah Tahun

TK FITRIYAH 1993-1994

SD Negeri Maja Selatan 1 1994-2000

SMP Negeri 1 Maja 2000-2003

SMU Negeri 1 Majalengka 2003-2006

UIN SGD Bandung (Teknik Informatika) 2006-2007

UNIKOM (Teknik Informatika) 2007-sekarang

IDENTITAS DIRI


(6)

E-1

Tema Penyelenggara Tahun

Job Opportunity In Information Technology Teknik Informatika UNIKOM 2008

AMD-Gygabyte Technology Seminar UNIKOM 2009

How to Make Creative Video DKV UNIKOM 2009

Linux Desktop Virtualization & Voip LAB Hardware Unikom 2011

IT Preneurship ITB 2011

Organisasi Tahun Jabatan

OSIS SMP Negeri 1 Maja 2001-2003 Koor. Sie Olah Raga

Paskibra SMPN 1 Maja 2001-2003 Anggota

Dewan Penggalang SMPN 1 Maja 2001 - 2003 Pengurus

Ganesha FC SMUN 1 Majalengka 2003-2006 Anggota

Kelompok Ilmiah Remaja Ganesha (KIR) SMUN 1 Majalengka

2003 - 2006 Dewan Presidium

Himpunan Mahasiswa Majalengka (Himaka) 2006 Anggota

UKM TAEKWONDO UNIKOM 2007 - Sekarang Pengurus

SEMINAR