TA : Rancang Bangun Aplikasi Rekam Medis Berbasis Web Pada Klinik Rumah Safa Surabaya.
RANCANG BANGUN APLIKASI REKAM MEDIS BERBASIS WEB PADA
KLINIK RUMAH SAFA SURABAYA
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
HANDIKA SETIAWAN 08.41010.0306
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2015
(2)
ix
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Batasan Masalah ... 4
1.4 Tujuan ... 4
1.6 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Klinik ... 7
2.2 Pelayanan Rawat Jalan ... 7
2.3 Rekam Medis ... 9
2.4 Aplikasi ... 10
2.5 Sistem Rujukan ... 10
2.6 International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems (ICD) ... 11
2.7 ICD 9 ... 12
2.8 ICD 10 ... 14
(3)
x
2.11 Database Management System (DBMS) ... 17
2.12 Systems Development Life Cycle (SDLC) ... 20
2.13 Black Box testing ... 23
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 24
3.1 Analisis Sistem ... 24
3.1.1 Identifikasi Masalah ... 25
3.1.2 Analisis Kebutuhan Pengguna... 27
3.2 Perancangan Sistem ... 30
3.2.1 System Flow Diagram ... 30
3.2.2 HIPO Diagram ... 33
3.2.3 Data Flow Diagram ... 35
3.2.4 Entity Relationship Diagram ... 40
3.2.5 Struktur Database ... 43
3.2.6 Perancangan Interface ... 53
3.2.7 Rancangan Pengujian ... 62
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM ... 68
4.1 Implementasi Sistem ... 68
4.1.1 Kebutuhan Sistem ... 68
4.1.2 Penjelasan Implementasi Sistem ... 70
4.2 Uji Coba dan Evaluasi ... 77
4.2.1 Uji Coba ... 78
(4)
xi
BAB V PENUTUP ... 90
5.1 Kesimpulan ... 90
5.2 Saran ... 90
DAFTAR PUSTAKA .. ... 91
(5)
1
1.1 Latar Belakang
Dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sudah banyak teknologi informasi yang banyak diaplikasikan pada rumah sakit, puskesmas, maupun klinik yang biasanya digunakan dalam transaksi yang berhubungan dengan staf, dokter, maupun pasien. Klinik adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang banyak dicari dan dibutuhkan dalam menunjang peningkatan kesehatan, baik secara individu maupun masyarakat. Klinik dituntun untuk memberikan pelayanan yang memadai dan memuaskan agar kebutuhan masyarakat dalam pelayanan kesehatan terpenuhi. Maka Klinik harus meningkatkan kualitas pelayanannya, termasuk kualitas pelayanan kesehatan yaitu pada pengolahan data pasien.
Klinik Rumah Safa merupakan klinik yang beralamat di Jalan Gayungsari Barat XI/GC-01 Surabaya. Klinik Rumah Safa memiliki 5 jenis poli, diantaranya poli umum, poli mata, poli gigi anak, poli gigi dewasa dan rehabilitasi medik. Waktu operasional Klinik Rumah Safa yaitu mulai hari Senin sampai Kamis pukul 12:00-21:00 WIB dan untuk hari Jum’at mulai pukul 15:00-21:00 WIB. Dalam satu hari, rata-rata pasien yang berkunjung sebanyak 35 orang dan rata-rata pasien pendaftar baru sebanyak 14 orang.
Saat akan berobat ke klinik awalnya pasien harus mendaftar ke bagian administrasi terlebih dahulu. Pasien akan ditanya apakah sudah pernah berobat atau belum. Jika sudah petugas administrasi akan meminta kartu berobat dan mencari data pasien tersebut. Jika belum pernah berobat, petugas meminta
(6)
2
identitas pasien untuk mendaftar sebagai pasien baru. Selanjutnya petugas administrasi mencatat jenis poli yang menjadi tujuan pasien pada formulir berobat. Pasien memberikan formulir berobat sesuai poli. Saat berada di dalam poli, dokter akan menanyakan keluhan penyakit yang diderita untuk dicatat pada formulir berobat dan memeriksa pasien. Selesai pemeriksaan, dokter mencatat tindakan yang diberikan serta resep obat yang diberikan sesuai hasil pemeriksaan dan menyerahkannya kepada pasien. Apabila pihak klinik tidak dapat menangani dikarenakan keterbatasan, maka dilakukan sistem rujukan.
Berikut tabel alur proses dari Klinik Rumah Safa beserta masalah yang dialami:
Tabel 1.1 Tabel Alur Proses dan Masalah
Proses Sistem saat ini Masalah Dampak
Pendaftaran 1. Pendaftaran yang dilakukan masih menggunakan media kertas dan pencatatan yang masih manual 2. Pendaftaran yang di
sediakan hanya satu meja untuk satu pasien
1. Pencarian data pasien memakan waktu sekitar 3-5 menit
2. Data pasien bisa hilang atau rusak, hal ini terjadi rata-rata 6 kali dalam sebulan
1. Saat pasien yang datang jumlahnya meningkat, terjadi antrian yang memakan waktu sekitar 10 menit
2. Memperlambat proses
pendaftaran 3. Pasien lama
mendaftar ulang menjadi pasien baru, sehingga data pasien lama tidak akurat
Pemeriksaan/ Diagnosis
1. Pencatatan segala tindakan medis dilakukan manual diatas kertas
(7)
Proses Sistem saat ini Masalah Dampak Laporan 1. Pembuatan laporan
dilakukan dengan cara
input satu persatu
dengan sumber data dari proses pendaftaran dan proses pemeriksaan dengan menggunakan media kertas
1. Pembuatan laporan memerlukan waktu yang cukup lama, untuk laporan bulanan bisa tidak selesai dalam satu bulan 2. Penggunaan
media kertas menyebabkan kehilangan sumber input 3. Pimpinan klinik
tidak bisa mendapatkan laporan saat berada diluar klinik
1. Laporan
menjadi tidak akurat sehingga dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan oleh
manager
2. Tidak dapat memantau/ mengevaluasi perkembangan klinik secara
real-time
Untuk menyelesaikan masalah yang terjadi pada pihak Klinik Rumah Safa maka dibuatkan Aplikasi Rekam Medis. Saat ini sarana perangkat keras yang dimiliki oleh Klinik Rumah Safa masih sederhana dan memiliki spesifikasi rendah. Petugas Klinik memiliki komputer dengan spesifikasi rendah, dengan sarana yang dimiliki klinik tersebut dibuatlah aplikasi berbasis web, agar tidak mengganti lagi teknologi yang sesuai. Dengan aplikasi berbasis web, aplikasi terpasang pada server sehingga dapat mengakses aplikasi tersebut dari mana saja dan dengan platform apa saja dengan mengakses melalui browser. Selain itu, apabila ada aplikasi versi terbaru, client tidak perlu melakukan upgrade. Aplikasi Rekam Medis membuat pengolahan data menjadi terintegrasi mulai dari proses pendaftaran sampai ke proses pemeriksaan ditambah lagi adanya sistem rujukan serta laporan. Dengan adanya Aplikasi Rekam Medis, diharapkan dapat mempercepat pengolahan data pasien menjadi informasi dalam bentuk laporan ke
(8)
4
pihak pimpinan Klinik Rumah Safa. Maka dari itu, dibuat Rancang Bangun Aplikasi Rekam Medis Rumah Safa.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil perumusan masalah yaitu bagaimana merancang bangun Aplikasi Rekam Medis Berbasis Web Rumah Safa Surabaya.
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah:
1. Sistem tidak membahas rawat inap pasien.
2. Laporan yang ditampilkan hanya laporan untuk manajemen klinik. 3. Keamanan sistem hanya sebatas pemberian hak akses kepada pengguna. 4. Sistem tidak membahas biaya yang dikeluarkan pasien untuk keperluan
berobat/rawat jalan.
1.4 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah, maka didapatkan tujuan dari Tugas Akhir ini, yaitu menghasilkan Rancang Bangun Aplikasi Rekam Medis Berbasis Web yang dapat mengelola data pasien dan laporan pada Klinik Rumah Safa Surabaya.
(9)
1.5 Sistematika Penulisan
Penyusunan laporan Tugas Akhir ini dapat dikelompokkan sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan secara garis besar tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan Tugas Akhir ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini menjelaskan secara singkat tentang teori-teori dasar yang digunakan dalam membantu menyelesaikan permasalahan. Pada bab ini dijelaskan tentang beberapa landasan teori yang digunakan antara lain aplikasi, rekam medis, International Statistical Classification of
Diseases and Related Health Problems (ICD).
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini berisi penjelasan tentang langkah-langkah untuk pemecahan masalah dalam Tugas Akhir termasuk menganalisis permasalahan, tujuan penelitian, penyelesaiannya, gambaran sistem yang akan dibuat dalam Document Flow Diagram, System Flow
Diagram, Hierarchy Input Process Outpu (HIPO) Diagram, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), Struktur Database, Design Input, Interface, dan Output.
(10)
6
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Pada bab ini menjelaskan tentang implementasi dari program, berisikan langkah-langkah implementasi dari penggunaan program dan hasil implementasi dari program.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang menjawab pernyataan dalam perumusan masalah dan beberapa saran yang bermanfaat dalam pengembangan program di waktu yang akan datang.
(11)
7
2.1 Klinik
Klinik menurut Pasal 1 Angka 1 Permenkes No. 28 Tahun 2011 tentang Klinik, adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialis diselenggarakan lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis.
Menurut Azrul (2006) Klinik merupakan fasilitas medis dengan ukuran lebih kecil yang hanya melayani keluhan dari pasien. Klinik biasanya dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau para dokter yang ingin menjalankan praktek pribadi.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28/MENKES/PER/I/2011, klinik berdasarkan pelayanannya dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Klinik Pratama
Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar. 2. Klinik Utama
Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik.
2.2 Pelayanan Rawat Jalan
Menurut Azrul (1996), pelayanan rawat jalan adalah satu bentuk dari pelayanan kedokteran yang secara sederhana. Pelayanan kedokteran yang
(12)
8
sederhana. Pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak dalam rawat inap (Hospitalization).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 66/MENKES/11/1987 yang dimaksud Rawat Jalan dan Pelayanan Rawat Jalan, yaitu:
1. Rawat Jalan adalah pelayanan terhadap orang yang masuk rumah sakit/puskesmas/klinik, untuk keperluan observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal di ruang inap.
2. Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan yang diberikan di unit pelaksanaan fungsional rawat jalan terdiri dari poliklinik umum dan poliklinik spesialis serta unit gawat darurat.
Dibandingkan dengan pelayanan rawat inap, pelayanan rawat jalan ini memang tampak berkembang lebih pesat. Sesuai dengan perkembangan yang dialami, maka pada saat ini berbagai bentuk pelayanan rawat jalan banyak diselenggarakan. Menurut Azrul (1996), bentuk pelayanan rawat jalan dibedakan atas 2 macam, yaitu:
1. Pelayanan Rawat Jalan oleh Klinik Rumah Sakit
Pelayanan rawat jalan yang diselenggarakan oleh klinik yang ada kaitannya dengan Rumah Sakit.
2. Pelayanan Rawat Jalan oleh Klinik Mandiri
Pelayanan rawat jalan yang diselenggarakan oleh klinik yang mandiri yang tidak ada hubungan organisatoris dengan Rumah Sakit.
Menurut Permenkes Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik, ketenagaan yang terlibat dalam pelayanan rawat jalan terdiri atas Tenaga Medis, Tenaga
(13)
Keperawatan, Tenaga Kesehatan lain dan Tenaga non Kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
2.3 Rekam Medis
Rekam medis merupakan berkas/dokumen penting bagi setiap instansi rumah sakit. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008, rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang rekam medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatandan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.
Menurut Gandodiputro (2007), rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas anamnesa, penentuan fisik, laboratorium, diagnosis segala penyakit dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar kegiatan pencatatan akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis, yaitu mulai pencatatan selama pasien mendapatkan pelayanan medik, dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan/peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya.
(14)
10
Dengan melihat pengertian di atas dapat dikatakan bahwa suatu berkas rekam medis mempunyai arti yang lebih luas daripada hanya sekedar catatan biasa, karena didalam catatan tersebut sudah memuat segala informasi menyangkut seorang pasien yang akan dijadikan dasar untuk menentukan tindakan lebih lanjut kepada pasien.
2.4 Aplikasi
Menurut Indrajani (2011) aplikasi adalah suatu program yang menentukan aktivitas pemrosesan informasi yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas-tugas khusus pemakai komputer. Menurut Hendrayudi (2008) aplikasi adalah program komputer yang dipakai untuk melakukan pekerjaan tertentu.
Aplikasi adalah suatu program yang dibangun dan dihasilkan melalui komputer untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu.
2.5 Sistem Rujukan
Menurut Depkes RI (2006), Sistem rujukan adalah sistem yang dikelola secara strategis, proaktif, pragmatif dan koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang paripurna dan komprehensif bagi masyarakat yang membutuhkannya terutama ibu dan bayi baru lahir, dimanapun mereka bearada dan berasal dari golongan ekonomi manapun agar dapat dicapai peningkatan derajat kesehatan dan neonatal di wilayah mereka berada.
Dapat dikatakan bahwa sistem rujukan adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab seacara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah
(15)
kesehatan masayarakat, baik secara vertikal maupun horizontal kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional.
Sistem rujukan bertujuan agar pasien mendapatkan pertoplongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga jiwanya dapat terselamatkan, dengan demikian dapat menurunkan AKI dan AKB.
2.6 International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems (ICD)
ICD (WHO, 2005) merupakan singkatan dari International Statistical
Classification of Diseases and Related Health Problems dimana memuat
klasifikasi diagnostik penyakit dengan standar internasional yang disusun berdasarkan sistem kategori dan dikelompokkan dalam satuan penyakit menurut kriteria yang telah disepakati pakar internasional.
International Statistical Classification of Diseases and Related Health
(ICD) dapat dikatakan merupakan sistem penggolongan penyakit dan masalah kesehatan lainnya secara internasional yang ditetapkan menurut kriteria tertentu.
Klasifikasi penyakit bisa didefinisikan sebagai sebuah sistem kategori tempat jenis penyakit dimasukkan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Contoh kriteria yaitu:
1. Etiologi 2. Anatomi 3. Umur 4. Patofisiologi 5. Tanda dan gejala 6. Prognosis
(16)
12
Berikut ini merupakan tujuan dan kegunaan dari ICD:
1. Memungkinkan pencatatan, analisis, interpretasi dan pembandingan yang sistematis terhadap data mortalitas dan morbiditas antara berbagai negara atau wilayah, dan antara berbagai jangka waktu.
2. Menterjemahkan diagnosis penyakit dan masalah kesehatan lain dari kata menjadi kode alfa-numerik, yang memungkinkan penyimpanan, pemetikan dan analisis data dengan mudah.
3. Menjadi klasifikasi diagnosis standard internasional untuk semua tujuan epidemiologis umum dan berbagai tujuan manajemen kesehatan. Hal ini mencakup analisis situasi kesehatan umum di kelompok masyarakat dan pemantauan insiden dan prevalensi penyakit dan masalah kesehatan lain, dan hubungannya dengan variabel lain seperti ciri-ciri orang yang terlibat dan situasi yang dihadapinya.
4. Mengklasifikasi penyakit dan masalah kesehatan lain yang tercatat pada berbagai jenis catatan kesehatan dan kehidupan.
5. Analisis biaya kesehatan.
ICD dikelompokkan menjadi: a. ICD-9 untuk mengkode tindakan medis b. ICD-10 untuk mengkode Diagnosis c. ICOPIM untuk mengkode sebab kematian d. ICD-0 untuk menkode Oncology (Kanker)
2.7 ICD-9
ICD-9 adalah sebuah publikasi pengkodean oleh WHO pada tahun 1977. Pada saat ini, National Center for Health Statistics di Amerika Serikat telah
(17)
membuat ekstensi dari kelanjutan sistem ini yang dapat lebih berdaya guna untuk dipergunakan dalam masalah data mobiditas dan bagian dari procedure codes yang telah ada. Bagian ekstensi ini disebut sebagai ICD-9-CM, dengan penambahan CM untuk perujukan pada Clinical Modification.
International Classification of Diseases, 9th Revision, Clinical Modification (Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah Terkait
revisi ke sembilan modifikasi klinis) ICD-9CM merupakan bagian dari ICD-9 yang digunakan untuk mengklasifikasikan kode prosedur tindakan medis.
Berikut ini daftar pengklasifikasian prosedur dan tindakan medis dalam ICD-9CM :
A. Main sections
B. (00) Procedures and Interventions, not else where classified C. (01-05) Operations on the nervous system
D. (06-07) Operations on the endocrine system E. (08-16) Operations on the eye
F. (18-20) Operations on the ear
G. (21-29) Operations on the nose, mouth and pharynx H. (30-34) Operations on the respiratory system I. (35-39) Operations on the cardiovascular system J. (40-41) Operations on the hemic and lyphatic system K. (42-54) Opertaions on the digestive system
L. (55-59) Operations on the urinary system M. (60-64) Operations on the male genital organs N. (65-71) Operations on the female genital organs
(18)
14
O. (72-75) Obstetrical procedures
P. (76-84) Operations on the musculoskeletal system Q. (85-86) Operations on the integumentary system
R. (87-99) Miscellaneous diagnostic and therapeutic procedures
a. Diagnostic radiology
b. Interview, Evaluation, Consultation, and Examination
c. Nuclear medicine
d. Physical therapy, respiratory therapy, rehabilitation and related
procedures
e. Procedures related on the psyche
f. Ophthelmologic and otologic diagnosis and treatment
g. Nonoperative intubation and irrigation
h. Replacement and removal of therapeutic appliances/nonoperative
removel of foreign body or calculus
i. Other nonoperative procedures
2.8 ICD-10
International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems revisi ke 10 atau disingkat dengan ICD-10 buku ini di Indonesia dikenal
dengan nama Klasifikasi Internasional Penyakit revisi ke 10 disingkat sebagai KIP/10 adalah buku mengenai pengkodean atas penyakit dan tanda-tanda, gejala, temuan-temuan yang abnormal, keluhan, keadaan sosial dan eksternal menyebabkan cedera atau penyakit, seperti yang diklasifikasikan oleh World
(19)
Dalam pengkodean ini menetapkan lebih dari 155.000 memungkinkan berbagai kode dan memungkinkan yang banyak berasal dari pelacakan diagnosis dan prosedur baru dengan perluasan yang signifikan pada kode-kode yang telah tersedia 17.000 pengkodean pada ICD-9 dan ICD-10 mulai bekerja dari tahun 1983 dan dapat diselesaikan pada tahun 1992.
2.9 Laporan
Menurut Keraf (2001), laporan adalah suatu cara komunikasi dimana penulis menyampaikan informasi kepada seseorang atau suatu badan karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Laporan berisi informasi yang didukung oleh data yang lengkap sesuai dengan fakta yang ditemukan. Data disusun sedemikian rupa sehingga akurasi informasi yang diberikan dapat dipercaya dan mudah dipahami.
Laporan yang dibuat dibedakan menjadi 2 jenis, laporan internal dan laporan eksternal.
A. Laporan Internal
Laporan Internal yaitu laporan yang dibuat sebagai masukan untuk menyusun konsep Rancangan Dasar Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Indikasi laporan sebagai berikut:
1. Sensus harian, meliputi: a. Pasien masuk rumah sakit b. Pasien keluar rumah sakit c. Pasien meninggal di rumah sakit d. Lamanya pasien dirawats
(20)
16
e. Hari perawatan 2. Kegiatan persalinan
3. Kegiatan pembedahan dan tindakan medis lainnya 4. Kegiatan rawat jalan penunjang
B. Laporan Eksternal
Laporan Internal yaitu laporan yang dibuat sesuai dengan peraturan yang berlaku, ditujukan kepada Departemen Kesehatan RI, Kanwil Depkes RI (sekarang, Dinkes Propinsi, Dinkes Kabupaten/Kota). Laporan yang dibuat sesuai kebutuhan Depkes RI, meliputi :
1. Data Kegiatan Rumah Sakit (RL 1)
2. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap (RL 2a)
3. Data Keadaan Morbiditas Penyakit Khusus Pasien Rawat Inap RL 2a1) 4. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan (RL 2b)
5. Data Keadaan Morbiditas Penyakit Khusus Pasien Rawat Jalan (RL 2b1) 6. Data Individual Morbiditas Pasien Rawat Inap
a. Pasien Umum (RL 2.1) b. Pasien Obstetrik (RL 2.2)
c. Pasien baru lahir/lahir mati (RL 2.3) 7. Data Inventaris Rumah Sakit (RL 3) 8. Data Keadaan Ketenagaan RS (RL 4) 9. Data Individual Ketenagaan RS (RL 4a) 10. Data Peralatan Rumah Sakit (RL 5)
(21)
2.10 Web Based Application
Menurut Hidayat (2010), website (web) adalah kumpulan halaman-halaman. yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan data gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait, yang masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman. Hubungan antara satu halaman website dengan halaman website lainnya disebut dengan
hyperlink, sedangkan teks yang dijadikan media penghubung disebut hypertext. Web Based Application adalah sebuah program yang disimpan di server,
dikirim melalui internet dan diakses melalui antarmuka browser melalui jaringan internet dan intranet. Aplikasi web juga merupakan suatu perangkat lunak komputer yang dikodekan dalam bahasa pemrograman yang mendukung perangkat lunak berbasis web seperti HTML, JavaScript, CSS, Ruby, Phyton, PHP, Java dan bahasa pemrograman lainnya.
2.11 Database Management System (DBMS)
Menurut Kristanto (2008) mengemukakan bahwa kumpulan file yang saling berkaitan bersama dengan program untuk pengelolaannya disebut sebagai DBMS. Satu Database Management System (DBMS) berisi satu koleksi data yang saling berelasi dan satu set program untuk mengakses data tersebut. Jadi, pada dasarnya DBMS terdiri dari database dan set program pengelola untuk menambah data, menghapus data, mengambil dan membaca data.
Berikut ini adalah istilah-istilah yang sering digunakan dalam Database
(22)
18
1. Entity
Orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam.
2. Atribute
Setiap entity mempunyai atribut atau sebutan untuk mewakili suatu entity.
3. Data Value
Data aktual atau informasi yang disimpan pada tiap data elemen atau atribut.
4. Record/Tuple
Kumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan menginformasikan tentang suatu entity secara lengkap.
5. File
Kumpulan record-record sejenis yang mempunyai panjang elemen dan atribut yang sama, namun berbeda-beda data valuenya.
6. Database
Kumpulan file-file yang mempunyai kaitan antara satu file dengan file yang lain sehingga membentuk satu bangunan data dalam batasan tertentu.
Menurut Date (2004), fungsi-fungsi dasar yang harus di dukung oleh DBMS adalah:
1. Pendefinisian Data
DBMS harus bias menerima pendefinisian data (skema eksternal, skema konseptual, dan semua asosiasi pemetaan) dari sumber dan mengkonversikan ke dalam bentuk objek yang sesuai.
(23)
2. Manipulasi Data
DBMS harus bisa menangani permintaan untuk mengambil, memperbarui, atau menghapus, data yang sudah ada di basis data, ataupun menambah data baru kedalam basis data.
3. Optimalisasi dan Eksekusi
Permintaan Data Manipulation Langueage (DML) harus diproses di komponen pengoptimalisasi dengan tujuan untuk menentukan cara yang efisien untuk implementasi permintaan. Permintaan yang dioptimilisasi kemudian dieksekusi dibawah Run Time Management.
4. Keamanan dan Integritas Data
DBMS harus mengawasi permintaan pengguna dan menolak gangguan yang bisa membahayakan keamanan dan integerity constraint yang telah ditentukan oleh Data Base Administrator (DBA).
5. Perbaikan data dan Konkuresi
DBMS yang biasa juga disebut Transaction Processing Monitoring harus melakukan kendali perbaikan dan konkuresi.
6. Kamus Data
Kamus data berisi “data mengenai data”, yaitu definisi dari obyek lain di
sistem. Semua skema dan pemetaan, berbagai sistem keamanan dan, integrity
constraint akan disimpan, baik disumber maupun bentuk objek dalam kamus
data.
Keuntungan sistem database menurut Marlinda (2004) adalah:
1. Mengurangi kerangkapan data, yaitu data yang sama disimpan dalam berkas data yang berbeda-beda sehingga update dilakukan berulang-ulang.
(24)
20
2. Mencegah ketidakkonsistenan.
3. Keamanan data dapat terjaga, yaitu data dapat dilindungi dari pemakai yang tidak berwenang.
4. Integritas dapat dipertahankan.
5. Data dapat dipergunakan bersama-sama. 6. Menyediakan recovery.
7. Memudahkan penerapan standarisasi. 8. Data bersifat mandiri (data independence).
9. Keterpaduan data terjaga, memelihara keterpaduan data berarti data harus akurat. Hal ini sangat erat hubungannya dengan pengontrolan kerangkapan data dan pemeliharaan keselarasan data.
Kerugian sistem database menurut Marlinda (2004) adalah: 1. Diperlukan tempat penyimpanan yang besar.
2. Diperlukan tenaga yang terampil dalam mengelola data. 3. Perangkat lunaknya mahal.
4. Kerusakan di sistem database dapat mempengaruhi departemen yang terkait.
2.12 Systems Development Life Cycle (SDLC)
Menurut Pressman (2015), System Develoment Life Cycle (SDLC) ini biasanya disebut juga dengan model waterfall. Nama lain dari Model Waterfall adalah Model Air Terjun kadang dinamakan siklus hidup klasik (classic life cyle), dimana hal ini menyiratkan pendekatan yang sistematis dan berurutan (sekuensial) pada pengembangan perangkat lunak. Pengembangan perangkat lunak dimulai dari spesifikasi kebutuhan pengguna dan berlanjut melalui tahapan-tahapan perencanaan (planning), pemodelan (modeling), konstruksi (construction), serta
(25)
penyerahan sistem perangkat lunak ke para pelanggan/ pengguna (deployment), yang diakhiri dengan dukungan berkelanjutan pada perangkat lunak yang dihasilkan.
Gambar 2.1 Model Pengembangan Waterfall, Pressman (2015) Gambar 2.1 menunjukkan tahapan umum dari model proses waterfall. Model ini disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Akan tetapi, Pressman (2015) memecah model ini meskipun secara garis besar sama dengan tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya.
Model ini merupakan model yang paling banyak dipakai dalam Software
Engineering. Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai
dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap Communication, Planning,
Modeling, Construction, dan Deployment.
Berikut ini adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam Model Waterfall menurut Pressman (2015):
1. Communication
Pertama diawali dengan komunikasi kepada konsumen/ pengguna. Langkah awal ini merupakan langkah penting karena menyangkut pengumpulan informasi tentang kebutuhan konsumen/ pengguna.
(26)
22
2. Planning
Setelah proses communication ini, kemudian menetapkan rencana untuk pengerjaan software yang meliputi tugas-tugas teknis yang akan dilakukan, risiko yang mungkin terjadi, sumber yang dibutuhkan, hasil yang akan dibuat, dan jadwal pengerjaan.
3. Modeling
Pada proses modeling ini menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural.
4. Construction
Construction merupakan proses membuat kode (code generation). Coding atau
pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh
user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan
suatu software, artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki.
5. Deployment
Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah software atau sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi akan digunakan user. Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan pemeliharaan secara berkala.
(27)
2.13 Black Box testing
Testing adalah proses eksekusi suatu program untuk menemukan kesalahan sebelum digunakan oleh pengguna akhir (end-user). Salah satu metode pengujian perangkat lunak adalah Black-Box Testing. Menurut Roger (2002)
Black Box Testing atau Pengujian Kotak Hitam atau juga disebut Behavioral
Testing, berfokus pada persyaratan fungsional dari perangkat lunak. Artinya, teknik Black Box Testing memungkinkan untuk mendapatkan set kondisi masukan yang sepenuhnya akan melaksanakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program.
(28)
24
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan tahap awal dalam perancangan sistem. Sesuai dengan metode yang digunakan dalam perancangan sistem yaitu model waterfall meliputi tahap communication dan planning. Tujuannya adalah agar sistem yang dibuat sesuai dengan permasalahan yang terjadi pada Klinik Rumah Safa.
Tahap communication merupakan langkah pertama dengan berkomunikasi kepada konsumen/pengguna untuk pengumpulan data dan informasi tentang kebutuhan dalam pembuatan sistem. Dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada Klinik Rumah Safa.
Selanjutnya tahap planning dilakukan untuk menyesuaikan sistem yang akan dibuat dengan kebutuhan konsumen/pengguna. Dengan menetapkan rencana untuk pengerjaan software yang meliputi tugas-tugas teknis yang akan dilakukan, risiko yang mungkin terjadi, sumber yang dibutuhkan, hasil yang akan dibuat, dan jadwal pengerjaan.
Tahap yang akan dilakukan dalam perancangan sistem dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini:
Pengumpulan Data
Identifikasi
Kebutuhan Development Uji Proses
Implementasi &
Report
(29)
3.1.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan sebelumnya, maka selanjutnya dapat dilakukan identifikasi dan analisis permasalahan. Didapat permasalahan yang terjadi dari hasil wawancara dan observasi tersebut.
Permasalahan yang terjadi yaitu meliputi bagian pendaftaran dan pembuatan laporan. Berikut akan dijelaskan masalah-masalah yang dialami oleh pihak Klinik Rumah Safa Surabaya :
1. Bagian Pendaftaran
Masalah pertama yang dialami bagian pendaftaran yaitu pencarian data pasien saat pendaftaran memakan waktu sekitar 4-5 menit, sehingga saat jumlah pasien yang datang meningkat terjadi antrian yang memakan waktu sekitar 10 menit. Yang kedua, data pasien bisa hilang atau rusak karena data yang digunakan masih menggunakan media kertas, hal ini terjadi rata-rata 6 kali dalam sebulan.
2. Pembuatan Laporan
Masalah pertama yang dialami dalam pembuatan laporan yaitu dalam pembuatan laporan memerlukan waktu yang lama, untuk laporan bulanan bisa tidak selesai dalam sebulan sehingga saat pimpinan klinik sewaktu-waktu membutuhkannya, laporan yang diinginkan belum siap. Penggunaan media kertas bisa menyebabkan kehilangan sumber input sehingga laporan yang dibuat tidak akurat.
Berikut ini merupakan Document Flow dari rekam medis klinik rumah safa Surabaya:
(30)
26
Gambar 3.2 Document Flow Rekam Medis Klinik Rumah Safa
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka solusi yang tepat adalah merancang bangun Aplikasi Rekam Medis Berbasis Web Klinik Rumah Safa Surabaya. Dengan adanya Aplikasi Rekam Medis, diharapkan dapat mempercepat pengolahan data pasien menjadi informasi dalam bentuk laporan pada pihak Klinik Rumah Safa Surabaya.
(31)
3.1.2 Analisis Kebutuhan Pengguna
Dalam tahap ini, menjelaskan mengenai aplikasi yang dirancang dan dibangun yang bertujuan untuk membantu pihak Klinik Rumah Safa Surabaya dalam pengolahan data pasien menjadi informasi dalam bentuk laporan. Pada Gambar 7, menjelaskan kebutuhan perangkat lunak berupa Diagram IPO yang menggambarkan input, proses dan ouput.
Berikut ini adalah blok diagram aplikasi rekam medis: DIAGRAM IPO APLIKASI REKAM MEDIS KLINIK RUMAH SAFA SURABAYA
Input Process Output
Data Pasien
Data Obat Jenis Poli
Laporan
- Laporan Penyakit Terbanyak - Laporan Dokter - Laporan Jumlah Pasien Berkunjung
Data ICD 10
Data Dokter Registrasi Diagnosa/Pemeriksaan Data Pasien Terdaftar Riwayat Pasien (Rekam Medik) A
A Kartu Pasien
Data ICD 9
Surat Rujukan Rujukan Data Rumah Sakit B B
Gambar 3.3 Diagram IPO
Berikut ini adalah penjelasan dari alur sistem yang akan di rancang bangun:
1. Input merupakan semua data yang ada pada alur sistem yang dibutuhkan untuk
selanjutnya diproses. Berikut ini data-data yang tersedia pada Aplikasi Rekam Medis serta penjelasannya:
(32)
28
a. Data Pasien merupakan identitas pasien yang digunakan saat akan melakukan pendaftaran. Data tersebut berisi nama, alamat, tanggal lahir dan sebagainya.
b. Data Pasien Terdaftar merupakan data pasien yang sudah pernah berobat. Jadi pasien tidak perlu registrasi, hanya menunjukkan kartu berobat yang didalamnya terdapat id pasien.
c. Jenis Poli merupakan data jenis pelayanan kesehatan yang dibagi sesuai dengan spesialis yang ada. Ada 5 jenis poli yang tersedia di Klinik Rumah Safa Surabaya.
d. Data ICD-9 merupakan data dari pengkodean tindakan medis yang dilakukan dokter saat pemeriksaan.
e. Data ICD-10 merupakan data dari pengkodean jenis penyakit yang digunakan saat dokter selesai mendiagnosa.
f. Data Obat merupakan nama-nama obat yang digunakan oleh dokter untuk dimasukkan ke dalam resep.
g. Data Dokter merupakan identitas dokter yang terdaftar/bekerja pada klinik rumah safa Surabaya. Dokter terdaftar sesuai dengan spesialis masing-masing.
h. Data Rumah Sakit merupakan daftar rumah sakit yang dibutuhkan saat pasien dirujuk.
i. Riwayat Pasien (Rekam Medis) merupakan data history penyakit, tindakan yang telah dilakukan, obat yang diberikan untuk keperluan rujukan pada rumah sakit.
(33)
2. Proses merupakan transaksi yang terjadi di dalam sistem menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan awal. Pengolahan data terjadi pada alur ini. Berikut proses yang ada pada sistem:
a. Registrasi merupakan tahap paling awal sebelum pasien datang berobat. Registrasi membutuhkan data pasien untuk diinputkan dan setelah disimpan akan menghasilkan data pasien yang sudah terdaftar dan kartu pasien.
b. Pemeriksaan merupakan transaksi yang terjadi pada setiap poli yang dipilih oleh pasien. Terdapat pilihan poli, nama dokter yang memeriksa, penyakit yang diderita pasien yang didapat dari hasil diagnosa sebelumnya dan resep obat yang diberikan oleh dokter.
c. Rujukan merupakan pembuatan surat rujukan untuk penyerahan tanggung jawab tindakan medis yang dikarenakan keterbatasan klilik. Mengambil
inputan berupa riwayat pasien yang merupakan output dari proses
pemeriksaan. Dalam proses rujukan menghasilkan output berupa surat rujukan dan laporan rujukan.
3. Output merupakan hasil yang menjadi tujuan awal dalam merancang bangun
Aplikasi Rekam Medis. Keluaran yang dihasilkan dapat digunakan untuk proses selanjutnya maupun digunakan untuk melihat perkembangan klinik bagi manajemen klinik. Berikut output yang dihasilkan oleh proses transaksi yang ada:
a. Data Pasien Terdaftar merupakan data dari pasien yang sudah tersimpan atau sudah pernah berobat. Di dalamnya terdapat id pasien yang dapat mempercepat pencarian history saat pasien akan berobat lagi.
(34)
30
b. Kartu Pasien merupakan output dari registrasi berupa cetakan pada kertas. Kartu ini harus dibawa saat akan berobat pada klinik.
c. Rekam Medis merupakan riwayat dari pasien yang dihasilkan melalui pemeriksaan oleh dokter. Terdapat segala hasil diagnosa penyakit, tindakan medis dan pengobatan sesuai poli yang dipilih pasien.
d. Laporan merupakan output yang dihasilkan dari proses transaksi pemeriksaan. Laporan tersebut merupakan Laporan Internal hanya digunakan oleh pihak klinik. Ada beberapa laporan, yaitu:
1. Laporan Penyakit Terbanyak merupakan laporan yang menyajikan informasi jenis penyakit yang paling sering diderita oleh pasien.
2. Laporan Dokter merupakan laporan yang menyajikan informasi dokter yang paling banyak dikunjungi.
3. Laporan Jumlah Pasien Berkunjung didapat dari total pasien yang mendaftar untuk berobat.
3.2 Perancangan Sistem
Perancangan sistem dibuat agar aplikasi yang akan dibuat dapat berfungsi seperti yang diharapkan. Dalam perancangan sistem ini ada tahapan-tahapan yang harus dilakukan, yaitu pembuatan Document Flow, System Flow, Data Flow
Diagram, Entity Relationship Diagram, Struktur tabel dan Perancangan Input dan Output.
3.2.1 System Flow Diagram
System Flow pada Gambar 3.4 menggambarkan proses sistem pada
(35)
dengan halaman dari proses registrasi pasien, proses rawat jalan, rekam medis sampai laporan. Berikut ini System Flow Aplikasi Rekam Medis Klinik Rumah Safa yang dapat dilihat pada Gambar 3.4.
(36)
32
(37)
(38)
34
3.2.2 HIPO Diagram
Untuk memudahkan dalam perancangan sistem di perlukan Hierarchy
Input Proces Output (HIPO) diagram (diagram berjenjang) yang menggambarkan
fungsi fungsi dari sistem yang akan di buat. HIPO merupakan alat dokumentasi program yang berdasarkan fungsinya untuk meningkatkan efisiensi usaha perawatan program. Dokumen ini dilaksanakan dengan mempercepat lokasi dalam kode pada fungsi program yang akan dimodifikasi. Atau dapat dikatakan bahwa HIPO dikembangkan agar tersedia suatu teknik untuk mendokumentasikan fungsi program. Pembentukan HIPO ini dilakukan pada tahap pengembangan sistem informasi. HIPO digunakan untuk menggambarkan seluruh proses dari DFD yang akan dibuat. Proses- proses yang ada dalam Aplikasi Rekam Medis Rumah Safa Surabaya dibagi menjadi tiga yaitu manajemen data master, manajemen data transaksi dan manajemen laporan. HIPO Aplikasi Rekam Medis Klinik Rumah Safa Surabaya dapat dilihat pada Gambar 3.5 berikut ini:
(39)
0
Aplikasi Rekam Medis Klinik Rumah Safa
Surabaya 1 Pengelolaan Master 2 Pengelolaan Transaksi 3 Pengelolaan Laporan 1.1 Master Pasien 1.2 Master Dokter 1.3 Master Poli 1.4 Master Obat 1.5
Master ICD 9
1.6
Master ICD 10
1.7 Master Alat Kesehatan 1.8 Master Rumah Sakit 2.1 Registrasi 2.2 Diagnosa/ Pemeriksaan 2.3 Rujukan 3.1 Laporan Penyakit Terbanyak 3.2 Laporan Dokter 3.3 Laporan Jumlah Pasien Berkunjung
(40)
36
3.2.3 Data Flow Diagram
Langkah selanjutnya dalam perancangan adalah pembuatan Data Flow
Diagram (DFD) yang merupakan representasi grafik dalam menggambarkan arus
data dari sistem secara terstruktur dan jelas, sehingga dapat menjadi sarana dokumentasi yang baik. DFD merupakan diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus data dan sistem secara logika. Keuntungan menggunakan DFD adalah memudahkan pemakai yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang dikembangkan. Adapun data flow diagram dari Aplikasi Rekam Medis Klinik Rumah Safa Surabaya digambarkan dalam tingkat-tingkat tertentu meliputi Context Diagram, DFD Level 0, DFD Level 1.
A.Context Diagram
Context diagram merupakan diagram pertama dalam rangkaian suatu
DFD yang menggambarkan entity yang berhubungan dengan sistem dan aliran data secara umum. Pada context diagram Aplikasi Rekam Medis Rumah Safa Surabaya terdapat 5 entity yang berhubungan dengan sistem, yaitu Pasien, Dokter, Perawat, Rekam Medis dan Manager. Perancangan dari context diagram Aplikasi Rekam Medis Klinik Rumah Safa Surabaya ini dapat dilihat pada Gambar 3.6 berikut ini :
(41)
res ep_obat identitas_pas ien
data_obat laporan_10Bes ar_dokter
laporan_10besar_penyakit laporan_jumlah_pasien_berobat
informas i_rekam_medis data_icd_ix
data_icd_x
data_spesialis data_dokter data_rumahsakit
kartu_berobat
surat_rujukan
data_poli data_perawat
0 Rancang Bang un Aplikasi Rekam Medis
Klinik Rumah Safa Surabaya
+
Pasien
Dokter
Rekam M edis
Perawat
Manag er
Gambar 3.7 Context diagram Aplikasi Rekam Medis
B.DFD Level 0 Aplikasi Rekam Medis Klinik Rumah Safa Surabaya
Berdasarkan context diagram maka dapat dirancang DFD Level 0 Aplikasi Rekam Medis Klinik Rumah Safa Surabaya yang terdiri dari 3 proses, yaitu pengelolaan master data, transaksi rekam medis dan membuat laporan. DFD Level 0 dapat dilihat pada Gambar 3.7 berikut ini:
(42)
38 data_dokter_laporan data_icd_x_laporan data_rawat_jalan_load data_reg istrasi_load data_rumahsakit_load data_rumahsakit_s impan data_icd_ix_simpan data_laporan_penyakit_load data_laporan_dokter_load
data_pasien_reg is trasi_simpan data_rawat_jalan_simpan
res ep_obat data_res ep_obat_simpan
data_rujukan_s impan data_icd_ix_load data_spesialis_load data_perawat_load data_obat_load data_icd_x_load data_poli_load data_dokter_load data_pasien_load data_icd_x_simpan data_spesialis_s impan data_perawat_simpan data_poli_s impan data_dokter_simpan data_obat_simpan identitas_pas ien data_pasien_simpan laporan_10Bes ar_dokter laporan_10besar_penyakit laporan_jumlah_pasien_berobat informas i_rekam_medis kartu_berobat surat_rujukan data_icd_ix data_icd_x data_rumahsakit data_dokter data_spesialis data_obat data_poli data_perawat Perawat Perawat PasienPasien DokterDokter Dokter Rekam MedisRekam Medis
Rekam Medis
Manag erManag erManag er Perawat
1
Peng elolaan Data Mas ter
+
2
Trans aksi Rekam Medis
+ 3 Pembuatan Laporan + 1 pasien 2 dokter 3 poli 4 obat 5 perawat 6 spesialis 7 icd_ix 8 icd_x 9 rekap_dokter 10 rekap_penyakit 11 rujukan 12 pasien_rawat_jalan
13 pasien_reg is trasi 14 detail_resep_obat
Pasien
Pasien 15 rumahsakit
Gambar 3.8 DFD Level 0 Aplikasi Rekam Medis
C.DFD Level 1 Proses Pengelolaan Master Data
Berdasarkan DFD Level 0 Gambar 3.7 maka dapat dirancang DFD Level 1. Terdapat 9 sub proses yaitu pengelolaan master pasien, pengelolaan master dokter, pengelolaan master perawat, pengelolaan master obat, pengelolaan master, pengelolaan master ICD9, pengelolaan master ICD10, pengelolaan
(43)
master poli dan pengelolaan master rumah sakit. Berikut ini DFD Level 1 Pengelolaan Master Data:
Gambar 3.9 DFD Level 1 Pengelolaan Master Data
D.DFD Level 1 Proses Transaksi Rekam Medis
Berdasarkan DFD Level 0 Gambar 3.7 maka dapat dirancang DFD Level 1. Terdapat 3 proses yaitu registrasi, diagnosa/pemeriksaan dan rujukan. DFD level 1 proses Transaksi Rekam Medis dapat dilihat pada Gambar 3.9 berikut ini: [data_poli] [data_spesialis ] [data_rumahsakit] [data_ic d_x] [data_ic d_ix] [data_ic d_x_simpan] [data_ic d_ix_s impan] [data_rumahsakit_simpan] [data_obat_simpan] [data_obat] [data_poli_simpan] [data_perawat_simpan] [data_perawat] [data_spesialis _simpan] [data_dokter_simpan] [data_dokter]
[data_pas ien_s impan] [identitas_pasien]
PerawatPerawatPerawat
Dokter Dokter Dokter Rekam Medis Rekam Medis 1 pasien Pasien 4 obat 2 dokter 3 poli 5 perawat 6 spesialis 8 icd_x 1.1 Peng elolaan Master Pasien 1.2 Peng elolaan Master Dokter 1.3 Peng elolaan Master Perawat 1.4 Peng elolaan Master Poli 1.5 Peng elolaan Master Obat 1.6 Peng elolaan Master Spes ialis 1.7 Peng elolaan Master Rumah Sakit 1.8 Peng elolaan Master ICD IX
1.9 Peng elolaan Master ICD X
7 icd_ix 15 rumahsakit
(44)
40
Gambar 3.10 DFD Level 1 Transaksi Rekam Medis
E.DFD Level 1 Proses Pembuatan Laporan
Berdasarkan DFD Level 0 Gambar 3.7 maka dapat dirancang DFD Level 1. Terdapat 3 proses yaitu . DFD level 1 proses Pembuatan Laporan dapat dilihat pada Gambar 3.9 berikut ini:
data_tindakan_rujukan data_penyakit_rujukan data_rekam_medis data_pasien [data_pasien_registrasi_simpan] [resep_obat] [kartu_berobat] [surat_rujukan] [data_rumahsakit_load] [data_rujukan_simpan] [data_resep_obat_simpan] [data_icd_ix_load] [data_rawat_jalan_simpan] [informasi_rekam_medis] [data_perawat_load] [data_obat_load] [data_icd_x_load] [data_spesialis_load] [data_dokter_load] [data_poli_load] [data_pasien_load] Pasien Pasien Rekam Medis 1 pasien 2 dokter 3 poli 8 icd_x 4 obat 5 perawat 6 spesialis 7 icd_ix 11 rujukan 14 detail_resep_oba t Pasien 12 pasien_rawat_ jalan
13 pasien_reg istrasi
15 rumahsakit
2.1
Reg istrasi
2.2
Diag nosis atau Pemeriksaan
2.3
(45)
Gambar 3.11 DFD Level 1 Pembuatan Laporan
3.2.4 Entity Relationship Diagram
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah suatu desain sistem yang digunakan untuk merepresentasikan, menentukan dan mendokumentasikan kebutuhan-kebutuhan untuk sistem pemrosesan database. ERD juga menyediakan
bentuk untuk menunjukkan struktur keseluruhan dari data pemakai. Dalam perencanaan sistem ini telah terbentuk ERD yang merupakan lanjutan dari pembuatan desain dengan menggunakan DFD. Pembuatan ERD bertujuan untuk mengetahui kebutuhan sistem berkaitan dengan basis data yang dibutuhkan oleh sistem.
A. Conceptual Data Model (CDM)
Sebuah CDM menggambarkan secara keseluruhan konsep struktur basis data yang dirancang untuk suatu program atau aplikasi. Pada CDM belum
[data_dokter_laporan] [data_icd_x_laporan] [data_rawat_jalan_load] [data_reg istrasi_load] [data_laporan_penyakit_load] [data_laporan_dokter_load] [laporan_10Besar_dokter] [laporan_10besar_penyakit] [laporan_jumlah_pasien_berobat] Manag er Manag er Manag er 9 rekap_dokter 10 rekap_penyakit 13 pasien_reg istrasi
12 pasien_rawat_ jalan 8 icd_x 2 dokter 3.1 Pembuatan Laporan Jumlah Pasien Berkunjung 3.2
Pembuatan Laporan 10 Besar Penyakit
3.3
Pembuatan Laporan 10 Besar Dokter Dikunjung i
(46)
42
tergambar jelas bentuk tabel-tabel penyusun basis data beserta field-field yang terdapat pada setiap tabel. Tabel-tabel tersebut sudah mengalami relationship tetapi tidak terlihat pada kolom yang mana hubungan antar tabel tersebut. Pada CDM telah didefinisikan kolom mana yang menjadi primary key. CDM Aplikasi Rekam Medis Klinik Rumah Safa Surabaya dapat dilihat pada Gambar 3.11.
B. Physical Data Model (PDM)
PDM Aplikasi Rekam Medis Klinik Rumah Safa Surabaya dapat dilihat pada Gambar 3.12.
previlege login kunjungan_dokt er rs_rujukan pasien_rujukan nama_penyakit nama_obat dosis_obat ahli penyakit t indakan memeriksa diagnosa berobat det ail_icd_x_2 det ail_icd_x_1 jenis_poli pasien_regist rasi Pasien no_rm_pasien nama jenis_kelamin g olong an_darah tempat_lahir tang g al_lahir ag ama status pekerjaan alamat no_telepon nama_ibu email pendidikan_terakhir alamat_keluarg a_terdekat tang g al_reg ister
dokter id_dokter nama_dokter tempat_lahir tang g al_lahir alamat ag ama jenis_kelamin no_telepon tarif email perawat kode_perawat nama_perawat tempat_lahir_perawat tang g al_lahir_perawat alamat_perawat jenis_kelamin_perawat ag ama_perawat telepon_perawat email_perawat obat kode_obat nama_obat dosis jenis poli kode_poli nama_poli spesialis id_s pes ialis nama_s pes ialis
rekap_penyakit kode_rekap_penyakit pria
perempuan keluar_total pasien_reg is trasi
no_reg istrasi tang g al_mas uk jam_masuk keluhan alerg i_makanan alerg i_obat pasien_rawat_jalan kode_rawat_jalan icd_x_1 id_icd_x_1 chapter bloc ks title icd_x_2 id_icd_x_2 bloc ks title icd_x_3 id_icd_x_3 kode_penyakit nama_penyakit keterang an_penyakit icd_ix_3 id_icd_ix_3 kode_tindakan nama_tindakan keterang an_tindakan detail_resep_obat kode_detail_resep_obat dosis waktu rumahsakit kode_rs nama_rs alamat_rs rujukan no_rujukan tang g al jam ket_tindakan bagian_rs
rekap_dokter kode_rekap_dokter
total_kunjung an log in id_user us ername password previleg e nama_karyawan modul id_modul nama_modul link status _modul aktif_modul urutan content id_parent
(47)
43 ID_DOKT ER = ID_DOKT ER
KODE_RS = KODE_RS
NO_REGIST RASI = NO_REGISTRASI NO_RUJUKAN = NO_RUJUKAN
ID_ICD_X_3 = ID_ICD_X_3
KODE_OBAT = KODE_OBAT
KODE_RAWAT_JALAN = KODE_RAWAT_JALAN ID_SPESIALIS = ID_SPESIALIS
ID_ICD_X_3 = ID_ICD_X_3
ID_ICD_IX_3 = ID_ICD_IX_3 KODE_PERAWAT = KODE_PERAWAT ID_DOKT ER = ID_DOKT ER
KODE_RAWAT_JALAN = KODE_RAWAT_JALAN NO_REGIST RASI = NO_REGISTRASI
ID_ICD_X_2 = ID_ICD_X_2 ID_ICD_X_1 = ID_ICD_X_1
NO_REGIST RASI = NO_REGISTRASI KODE_POLI = KODE_POLI NO_RM_PASIEN = NO_RM_PASIEN
PASIEN
NO_RM _PASIEN integ er
NAMA char(128)
JENIS_KELAMIN char(128) GOLONGAN_DARAH char(128) TEM PAT_LAHIR char(128) TANGGAL_LAHIR date
AGAM A char(128)
STATUS char(128) PEKERJAAN char(128) ALAMAT char(128) NO_TELEPON char(128) NAMA_IBU char(128) EMAIL char(128) PENDIDIKAN_TERAKHIR char(128) ALAMAT_KELUARGA_TERDEKAT char(128) TANGGAL_REGISTER timestamp DOKTER ID_DOKTER char(45) ID_SPESIALIS char(45) NAMA_DOKTER char(45) TEM PAT_LAHIR char(128) TANGGAL_LAHIR date ALAMAT char(128) AGAM A char(128) JENIS_KELAMIN char(128) NO_TELEPON char(128) TARIF char(128) EMAIL char(128) PERAWAT KODE_PERAWAT char(45) NAMA_PERAWAT char(45) TEM PAT_LAHIR_PERAWAT char(45) TANGGAL_LAHIR_PERAWAT date ALAMAT_PERAWAT long varchar JENIS_KELAMIN_PERAWAT char(45) AGAM A_PERAWAT char(45) TELEPON_PERAWAT char(45) EMAIL_PERAWAT char(128) OBAT KODE_OBAT char(45) NAMA_OBAT char(128) DOSIS char(128) JENIS char(128) POLI KODE_POLI char(128) NAMA_POLI char(128) NO_REGISTRASI char(45) NAMA_SPESIALIS char(128) REKAP_PENYAKIT KODE_REKAP_PENYAKIT integ er ID_ICD_X_3 char(45)
PRIA integ er
PEREMPUAN integ er KELUAR_TOTAL integ er PASIEN_REGISTRASI
NO_REGISTRASI char(45) NO_RM _PASIEN integ er KODE_POLI char(128) TANGGAL_MASUK date JAM_MASUK time KELUHAN char(128) ALERGI_MAKANAN char(128) ALERGI_OBAT char(128) KODE_RAWAT_JALAN char(45) NO_RUJUKAN varchar(45) PASIEN_RAWAT_JALAN KODE_RAWAT_JALAN char(45) NO_REGISTRASI char(45) ID_DOKTER char(45) KODE_PERAWAT char(45) ID_ICD_IX_3 char(45) ID_ICD_X_3 char(45) ICD_X_1 ID_ICD_X_1 char(45) CHAPTER char(45) BLOCKS char(45) TITLE char(128) ICD_X_2 ID_ICD_X_2 char(45) BLOCKS char(45) TITLE char(128) ID_ICD_X_1 char(45) ICD_X_3 ID_ICD_X_3 char(45) KODE_PENYAKIT char(128) NAMA_PENYAKIT char(128) KETERANGAN_PENYAKIT char(128) ID_ICD_X_2 char(45) ICD_IX_3 ID_ICD_IX_3 char(45) KODE_TINDAKAN char(128) NAMA_TINDAKAN char(128) KETERANGAN_TINDAKAN char(128) DETAIL_RESEP_OBAT KODE_DETAIL_RESEP_OBAT char(45) KODE_RAWAT_JALAN char(45) KODE_OBAT char(45) DOSIS char(128) WAKTU char(128) KODE_RS varchar(45) NAMA_RS varchar(128) ALAMAT_RS varchar(128) RUJUKAN NO_RUJUKAN varchar(45) NO_REGISTRASI char(45) KODE_RS varchar(45) TANGGAL date JAM time KET_TINDAKAN varchar(128) BAGIAN_RS varchar(45) KODE_REKAP_DOKTER numeric(11) TOTAL_KUNJUNGAN numeric(11) LOGIN ID_DOKTER char(45) ID_USER varchar(45) USERNAME varchar(45) PASSWORD varchar(45) PREVILEGE varchar(45) NAMA_KARYAWAN varchar(128) STATUS_MODUL varchar(50) AKTIF_MODUL numeric(1) URUTAN numeric(5) CONTENT long varchar ID_PARENT numeric(11)
(48)
44
3.2.5 Struktur Database
Struktur database akan menjelaskan tentang fungsi tabel, relasi antar tabel, constraint dan item-item yang terdapat dalam sebuah tabel yang digunakan sebagai Gambaran database yang terbentuk.
a. Nama Tabel : pasien
Primary Key : no_rm_pasien Foreign Key : -
Fungsi : Menyimpan data pasien Tabel 3.1 Master Pasien
No Column Data Type Length Constraint FK Table
1 no_rm_pasien Int 11 Primary Key
2 nama Varchar 128
3 jenis_kelamin Varchar 128 4 golongan_darah Varchar 128 5 tempat_lahir Varchar 128 6 tanggal_lahir Date
7 agama Varchar 128
8 status Varchar 128
9 pekerjaan Varchar 128
10 alamat Varchar 128
11 no_telepon Varchar 128
12 nama_ibu Varchar 128
13 email Varchar 128
(49)
No Column Data Type Length Constraint FK Table
15 alamat_keluarga_ terdekat
Varchar 128
16 tanggal_register timestamp
b. Nama Tabel : dokter Primary Key : id_dokter Foreign Key : id_spesialis
Fungsi : Menyimpan data dokter Tabel 3.2 Dokter
No Column Data Type Length Constraint FK Table
1 id_dokter Varchar 45 Primary Key
2 id_spesialis Varchar 45 Foreign Key spesialis 3 nama_dokter Varchar 45
4 tempat_lahir Varchar 128 5 tanggal_lahir Date
6 alamat Varchar 128
7 agama Varchar 128
8 jenis_kelamin Varchar 128 9 no_telepon Varchar 128
10 tarif Varchar 128
11 email Varchar 128
c. Nama Tabel : perawat Primary Key : kode_perawat
(50)
46
Foreign Key : -
Fungsi : Menyimpan data perawat Tabel 3.3 Perawat
No Column Data Type Length Constraint FK Table
1 kode_perawat Varchar 45 Primary Key 2 nama_perawat Varchar 45
3 tempat_lahir_perawat Varchar 45 4 tanggal_lahir_perawat Date
5 alamat_perawat Text
6 jenis_kelamin_perawat Varchar 45 7 agama_perawat Varchar 45 8 telepon_perawat Varchar 45 9 email_perawat Varchar 128
d. Nama Tabel : obat Primary Key : kode_obat Foreign Key : -
Fungsi : Menyimpan data obat Tabel 3.4 Obat
No Column Data Type Length Constraint FK Table
1 kode_obat Varchar 45 Primary Key 2 nama_obat Varchar 128
3 dosis Varchar 128 4 jenis Varchar 128
(51)
e. Nama Tabel : icd_x_3 Primary Key : id_icd_x_3 Foreign Key : id_icd_x_2
Fungsi : Menyimpan data ICD 10 Tabel 3.5 ICD X 3
No Column Data Type Length Constraint FK Table
1 id_icd_x_3 Varchar 45 Primary Key
2 id_icd_x_2 Varchar 45 Foreign Key icd_x_2 3 kode_penyakit Varchar 128
4 nama_penyakit Varchar 128 5 keterangan_penyakit Varchar 128
f. Nama Tabel : icd_x_2 Primary Key : id_icd_x_2 Foreign Key : id_icd_x_1
Fungsi : Menyimpan block data ICD 10 Tabel 3.6 ICD X 2
No Column Data Type Length Constraint FK Table
1 id_icd_x_2 Varchar 45 Primary Key
2 id_icd_x_1 Varchar 45 Foreign Key icd_x_1
3 blocks Varchar 128
4 title Varchar 128
g. Nama Tabel : icd_x_1 Primary Key : id_icd_x_1
(52)
48
Foreign Key : -
Fungsi : Menyimpan chapter data ICD 10 Tabel 3.7 ICD X 1
No Column Data Type Length Constraint FK Table
1 id_icd_x_3 Varchar 45 Primary Key
2 chapter Varchar 45
3 blocks Varchar 45
4 title Varchar 128
h. Nama Tabel : icd_ix_3 Primary Key : id_icd_ix_3 Foreign Key : id_icd_ix_2
Fungsi : Menyimpan data ICD 9 CM Tabel 3.8 ICD IX 3
No Column Data Type Length Constraint FK Table
1 id_icd_ix_3 Varchar 45 Primary Key 3 kode_tindakan Varchar 128
4 nama_tindakan Varchar 128 5 keterangan_tindakan Varchar 128
i. Nama Tabel : poli Primary Key : kode_poli Foreign Key : -
(53)
Tabel 3.9 Poli
No Column Data Type Length Constraint FK Table
1 kode_poli Varchar 128 Primary Key 2 nama_ poli Varchar 128
j. Nama Tabel : spesialis Primary Key : id_spesialis Foreign Key : -
Fungsi : Menyimpan data spesialis Tabel 3.10 Spesialis
No Column Data Type Length Constraint FK Table
1 id_spesialis Varchar 128 Primary Key 2 nama_spesialis Varchar 128
k. Nama Tabel : rumahsakit Primary Key : kode_rs Foreign Key : -
Fungsi : Menyimpan data rumah sakit Tabel 3.11 Rumah Sakit
No Column Data Type Length Constraint FK Table
1 kode_rs Varchar 128 Primary Key 2 Nama_rs Varchar 128
l. Nama Tabel : login Primary Key : id_user Foreign Key : -
(54)
50
Fungsi : Menyimpan data login Tabel 3.12 Login
No Column Data Type Length Constraint FK Table
1 id_user Varchar 45 Primary Key 2 username Varchar 45
3 password Varchar 45 4 previlege Varchar 45 5 nama_karyawan Varchar 128
m. Nama Tabel : pasien_registrasi Primary Key : no_registrasi Foreign Key : no_rm_pasien
Fungsi : Menyimpan data registrasi pasien Tabel 3.13 Pasien Registrasi
No Column Data Type Length Constraint FK Table
1 no_registrasi Varchar 45 Primary Key 2 no_rm_pasien Int 11 Foregn Key pasien 3 tanggal_masuk Date
4 jam_masuk Time
5 jenis_poli Varchar 45
6 keluhan Varchar 128
7 alergi_makanan Varchar 128 8 alergi_obat Varchar 128
(55)
n. Nama Tabel : pasien_rawat_jalan Primary Key : kode_rawat_jalan Foreign Key : no_registrasi, id_dokter
Fungsi : Menyimpan data rawat jalan pasien Tabel 3.14 Pasien Rawat Jalan
No Column Data Type Length Constraint FK Table
1 kode_rawat_jalan Varchar 45 Primary Key
2 no_registrasi Varchar 45 Foregn Key pasien_registrasi 3 id_dokter Varchar 45 Foregn Key dokter
4 kode_perawat Varchar 45 Foregn Key perawat 5 diagnosa Varchar 45 Foregn Key icd_x_1 6 Sub_diagnosa Varchar 45 Foregn Key icd_x_2 7 tindakan Varchar 45 Foregn Key icd_ix_3
o. Nama Tabel : detail_resep_obat Primary Key : kode_detail_resep_obat Foreign Key : kode_rawat_jalan, kode_obat Fungsi : Menyimpan data detail resep obat
Tabel 3.15 Detail Resep Obat
No Column Data Type Length Constraint FK Table
1 kode_detail_resep_ obat
Varchar 45 Primary Key
2 kode_rawat_jalan Varchar 45 Foregn Key pasien_rawat_ jalan
3 kode_obat Varchar 45 Foregn Key obat
(56)
52
No Column Data Type Length Constraint FK Table
5 waktu Varchar 128
p. Nama Tabel : rekap_penyakit Primary Key : kode_rekap_penyakit Foreign Key : id_icd_x_3
Fungsi : Menyimpan data rekap penyakit Tabel 3.16 Rekap Penyakit
No Column Data Type Length Constraint FK Table
1 kode_rekap_penyakit Int 11 Primary Key
2 id_icd_x_3 Varchar 128 Foregn Key icd_x_3
3 pria Int 11
4 perempuan Int 11
5 keluar_total Int 11
q. Nama Tabel : rekap_dokter Primary Key : kode_rekap_dokter Foreign Key : id_dokter
Fungsi : Menyimpan data laporan untuk dokter Tabel 3.17 Rekap Dokter
No Column Data Type Length Constraint FK Table
1 kode_rekap_dokter Int 11 Primary Key
2 id_dokter Varchar 45 Foregn Key dokter 3 total_kunjungan Int 11
(57)
r. Nama Tabel : rujukan Primary Key : kode_rujukan Foreign Key : no_registrasi
Fungsi : Menyimpan data rujukan pasien Tabel 3.18 Rujukan
No Column Data Type Length Constraint FK Table
1 kode_rujukan Varchar 45 Primary Key
2 no_registrasi Varchar 45 Foregn Key pasien_registrasi 3 kode_rs Varchar 45
4 diagnosa Varchar 45 5 sub_diagnosa Varchar 45 6 tindakan Varchar 45
3.2.6 Perancangan Interface
Desain interface digunakan untuk menampilkan rancangan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Fungsi-fungsi sebuah form dan bagian-bagiannya akan dijelaskan. Melalui desain input/output pengembang dapat mengetahui tampilan sistem berbasis web yang akan dibangun.
A. Form Login
(58)
54
Form login digunakan oleh pengguna untuk masuk ke dalam sistem
dengan memasukkan username dan password. Pada halaman ini juga akan memberikan informasi apabila data pengguna yang dimasukan tidak benar atau tidak terdaftar. Rancangan untuk halaman login dapat dilihat pada Gambar 3.13.
B. Halaman Utama
Gambar 3.15 Halaman Utama
Halaman utama adalah halaman yang ditampilkan setelah pengguna berhasil melakukan login. Pada halaman ini menu yang ditampilkan di bedakan menurut hak akses dari pengguna. Halaman ini juga menampilkan data pengguna yang login dan ucapan selamat datang. Rancangan halaman utama dapat dilihat pada Gambar 3.15.
C. Halaman Master
Halaman master merupakan desain interface yang dibuat untuk melakukan input data master yang dibutuhkan pada proses transaksi Aplikasi
(59)
Rekam Medis. Pada aplikasi ini, hanya admin yang dapat mengakses halaman user untuk menambah, merubah dan menghapus data master.
C.1Halaman Master User
Gambar 3.16 Halaman Master User
Pada halaman master user akan menampilkan tabel yang berisi user yang telah lebih dulu registrasi. Master user digunakan untuk membuat user login. Rancangan halaman Master User dapat dilihat pada Gambar 3.16.
C.2Halaman Data Master
(60)
56
Pada halaman master data pengguna dapat memasukkan data master yang dibutuhkan dalam transaksi rekam medis. Berisi tabel yang menampilkan semua data master yang telah terdaftar seperti pasien, dokter, perawat dan obat. Rancangan halaman data master dapat dilihat pada Gambar 3.17.
C.3Halaman Tambah Master
Gambar 3.18 Halaman Input Master
Pada halaman input master pengguna memasukkan data yang dibutuhkan untuk kemudian disimpan kedalam database. Berisi textbox, combobox maupun
checkbox. Terdapat tombol batal untuk membatalkan inputan dan kemudian
kembali ke halaman master. Rancangan halaman tambah data master dapat dilihat pada Gambar 3.18.
D. Halaman Transaksi
Halaman transaksi merupakan desain interface yang dibuat untuk mengolah data master kemudian diproses sehingga menghasilkan output yang dibutuhkan oleh pihak Klinik Rumah Safa Surabaya.
(61)
D.1 Halaman Registrasi
Gambar 3.19 Halaman Registrasi
Pada halaman registrasi pengguna dapat menambahkan pasien melalui
button tambah pasien. Namun apabila pasien yang berobat sudah terdaftar maka
langsung pilih tambah registasi untuk melakukan registrasi pasien. Rancangan halaman registrasi dapat dilihat pada Gambar 3.19.
(62)
58
D.2 Halaman Rawat Jalan
Gambar 3.20 Halaman Rawat Jalan
Pada halaman ini pengguna memasukkan data hasil diagnosa untuk disimpan ke dalam database yang kemudian menjadi rekam medis bagi pasien. Pada rawat jalan terdapat detail penyakit yang diderita pasien, obat dan dosis yang diberikan dokter. Rancangan halaman rawat jalan dapat dilihat pada Gambar 3.20.
E. Halaman Rekam Medis
Halaman rekam medis merupakan desain interface yang dibuat untuk melihat history pasien. Pada halaman rekam medis ini terdapat detail riwayat pasien yang terdiri dari alergi yang dialami pasien, penyakit yang pernah diderita pasien, tindakan medis yang sudah dilakukan dan obat yang pernah dikonsumsi.
(63)
E.1 Halaman Utama Rekam Medis
Gambar 3.21 Halaman Rekam Medis
Pada halaman rekam medis pengguna dapat melihat rekaman medis pasien dengan memilih atau memasukkan nomer registrasi atau bisa juga nomer rekam medis dari pasien. Maka akan muncul data pasien beserta rekaman medis dari pasien tersebut. Rancangan halaman rekam medis dapat dilihat pada Gambar 3.20.
E.2 Halaman Detail Rekam Medis
(64)
60
Pada halaman detail rekam medis pengguna disajikan semua data medis atau riwayat berobat dari pasien. Untuk detail rekam medis ini pengguna tidak dapat merubah data yang tersaji melainkan hanya bisa dilihat saja. Rancangan halaman detail rekam medis dapat dilihat pada Gambar 3.22.
F. Halaman Laporan
Halaman laporan merupakan desain interface yang dibuat untuk memproses data yang diperoleh dari pasien saat berobat untuk dibuat laporan. Laporan yang dihasilkan merupakan laporan yang dibutuhkan oleh pihak Klinik Rumah Safa Surabaya.
F.1 Halaman Utama Laporan
Gambar 3.23 Halaman Laporan
Pada halaman ini pengguna harus menginputkan tahun yang diinginkan. Karena laporan yang tersedia merupakan laporan tahunan. Rancangan halaman utama laporan dapat dilihat pada Gambar 3.23.
(65)
F.2 Halaman Detail Laporan
Gambar 3.24 Halaman Detail Laporan
Pada halaman detail laporan terdapat informasi mengenai klinik yaitu jumlah pasien yang berkunjung, daftar penyakit terbanyak dan dokter yang sering dikunjungi. Jika ingin mencetak laporan hanya tinggal memilih icon printer yang ada di samping atas. Rancangan halaman utama laporan dapat dilihat pada Gambar 3.24.
(66)
62
F.3 Halaman Cetak Laporan
Gambar 3.25 Halaman Cetak Laporan
Pada halaman laporan cetak format laporan sudah menyesuaikan, sehingga desain yang dibuat tidak membuat bingung. Isi dari halaman cetak laporan sama seperti halaman detail laporan hanya formatnya yang berbeda. Rancangan halaman utama laporan dapat dilihat pada Gambar 3.25.
3.2.7 Rancangan Pengujian
Untuk memastikan apakah sistem yang dirancang telah memenuhi kebutuhan pengguna dilakukan pengujian dengan pendekatan metode black-box
testing. Dalam uji coba ini dilakukan dengan cara memasukkan data-data tertentu
dan penggunaan fungsi-fungsi kontrol yang ada pada suatu form. Uji coba yang akan dilakukan yaitu Uji Coba Fungsi Aplikasi.
(67)
A. Uji Coba Fungsi Aplikasi
Proses uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi dari Aplikasi Rekam Medis telah berjalan dengan benar dan sesuai dengan kebutuhan pihak Klinik Rumah Safa Surabaya. Setiap fungsi yang disediakan akan diuji hasilnya sesuai dengan test case. Berikut ini desain uji coba pada Aplikasi Rekam Medis.
A.1Desain Uji Coba Master User
Fungsi master user digunakan untuk melakukan registrasi atau pendaftaran akses kepada user agar dapat mengakses aplikasi. Pada fungsimaster user dilakukan dengan cara menginputkan username, password, nama user dan
user privilege. Data ini nantinya akan digunakan untuk login user.
Tabel 3.19 Desain Fungsi Master User Test
Case ID
Tujuan Input Output yang
diharapkan
1 Menambahkan Data Memasukan data
pada kemudian tekan tombol simpan
Berhasil melakukan pendaftaran dan data user telah tersimpan ke dalam database dan tampil pada tabel view
2 Membatalkan
Penyimpanan Data
Memasukan data
user pada kemudian
tekan tombol Batal
Data tidak muncul pada halaman user, artinya data user tidak tersimpan ke dalam database
3 Mengubah Data Mengubah data yang
sudah ada
Berhasil merubah data pada databse
(68)
64
A.2Desain Uji Coba Fungsi Login
Fungsi login digunakan untuk melakukan pembatasan hak akses kepada pengguna. Pada fungsi login dilakukan dengan cara menginputkan username dan
password ini akan diketahui level user previlege . Desain test case untuk uji coba
fungsi login dapat dilihat pada Tabel 3.21.
Tabel 3.20 Master User
id_user username password previlege nama_user
USR004 hasana 21232f297a57a5a743894a
0e4a801fc3
Pendaftaran Hasana
USR005 yuliana 45234f297a57a5a743894a
0e4a801fc3
Rawat Jalan Yuliana
USR001 admin 878af297a57a5a743894a0
e4a80167c
admin administrastor
Tabel 3.21 Desain Test Case Fungsi Login Test
Case Id
Tujuan Input Output yang
diharapkan
1 Memastikan username
dan password terisi
Memasukan username dan password tidak diisi
Muncul pesan bahwa login gagal
2 Memastikan Pemeriksaan
username dan password yang diinputkan benar
Memasukkan username dan
password yang benar
Muncul form utama (Home)
3 Memastikan Pemeriksaan
username dan password yang diinputkan benar
Memasukkan username dan
password yang salah
Muncul pesan
login gagal
A.3Desain Uji Coba Tambah Pasien
Fungsi Tambah Data Pasien digunakan oleh admin untuk melakukan penambahan data pasien dan menyimpannya dalam database. Admin memilih tambah pasien dan mengisikan data pasien yang ingin ditambahkan. Desain untuk uji coba fungsi tambah pasien dapat diliat pada tabel 3.22.
(69)
Tabel 3.22 Desain Uji Coba Fungsi Tambah Pasien Test
Case ID
Tujuan Input Output
1 Menghindari kolom nama pasien kosong karena data tersebut banyak menjadi foreign
key ditable lainnya
Mengisikan nama pasien masuk
Tampil pesan “
nama pasien
harus diisi”
A.4Desain Uji Coba Tambah Rawat Jalan
Fungsi Tambah Data Rawat Jalan digunakan oleh perawat untuk melakukan input rawat jalan pasien dan menyimpannya dalam database. Semua hasil pemeriksaan oleh dokter di input kan pada rawat jalan. Desain untuk uji coba fungsi tambah rawat jalan dapat diliat pada tabel 3.23.
Tabel 3.23 Desain Uji Coba Fungsi Tambah Rawat Jalan Test
Case ID
Tujuan Input Output
1 Menghindari input pasien rawat jalan dua kali
Memilih nama pasien yang sudah registrasi Nama pasien yang muncul adalah yang sudah teregistrasi namun tidak ada di rawat jalan
(70)
66
A.5Desain Uji Coba Detail Tambah Obat
Fungsi Detail Tambah Obat digunakan oleh perawat untuk melakukan
input obat yang diberikan pasien. Satu nomer registrasi bisa memiliki banyak data
obat . Desain untuk uji coba fungsi tambah pasien dapat diliat pada tabel 3.24. Tabel 3.24 Desain Uji Coba Fungsi Detail Tambah Obat
Test Case ID
Tujuan Input Output
1 Dapat menginputkan banyak obat pada satu nomer registrasi
Menginputkan obat yang diberikan sesuai dengan nomer registrasi Muncul data obat yang diberikan pada view tabel untuk datu nomer registrasi
A.6Desain Uji Coba Laporan
Fungsi Laporan merupakan output yang dibutuhkan oleh pihak klinik. Laporan tersebut menyajikan informasi pertahun dan dapat langsung dicetak. Laporan yang ditampilkan merupakan indikator bagi pihak klinik. Desain untuk uji coba fungsi tambah pasien dapat diliat pada tabel 3.25.
Tabel 3.25 Desain Uji Coba Fungsi Laporan Test
Case ID
Tujuan Input Output
1 Dapat menampilkan informasi dari data secara akurat dan dapat
Hanya
menginputkan tahun yang
Muncul laporan yang berisi
informasi jumlah pasien
(71)
Test Case ID
Tujuan Input Output
menghitung jumlah pasien yang datang dan penyakit terbanyak yang diderita
diinginkan yang datang dan penyakit terbanyak
A.7Desain Uji Coba Kecepatan Aplikasi
Diperlukan waktu yang dihasilkan program dalam mengolah data pasien. Pasien yang sudah terdaftar langsung dapat dipilih saat registrasi dan tidak perlu lagi mencari data pasien lama yang membutuhkan waktu cukup lama.
Tabel 3.26 Uji Coba Kecepatan Aplikasi Test
Case ID
Tujuan Input Output
1 Membandingkan kecepatan dalam mengolah data pasien
Nomor rekam medis dan nama pasien saat registrasi
Muncul secara langsung pasien yang sudah terdaftar (pasien lama)
(72)
68
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM
4.1 Implementasi Sistem
Implementasi bertujuan untuk menerapkan sistem yang dibangun agar dapat mengatasi permasalahan yang telah diangkat pada penelitian ini. Tahap-tahap yang dilakukan pada implementasi ini adalah mengidentifikasi kebutuhan sistem baik perangkat keras maupun perangkat lunak serta menerapkan rancangan dan evaluasi sistem yang dibangun.
4.1.1 Kebutuhan Sistem
Untuk menjalankan aplikasi rekam medis ini membutuhkan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) dengan kriteria tertentu agar sistem dapat berjalan.
A. Kebutuhan Perangkat Keras
Perangkat keras adalah komponen fisik atau peralatan yang berbentuk fisik yang membentuk computer serta peralatan lain yang mendukung perangkat lunak dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sifat umum dari perangkat keras adalah dapat dilihat dan dipegang dalam bentuk fisik. Kebutuhan akan perangkat lunak dan perangkat keras tersebut dibagi menjadi 2 (dua), yaitu kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras untuk server dan kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras untuk client.
1. Kebutuhan perangkat lunak untuk server
(1)
87
Jadi, selisih waktu sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi adalah sebagai berikut:
Rata-rata waktu sebelum = 3.05 menit Diubah ke detik = 183 detik Rata-rata waktu sesudah = 0.0203 detik
Selisih = 183 – 0.0203
= 182.9797 detik = 3.04 menit
Waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan dengan menggunakan aplikasi dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Kecepatan Proses Pembuatan Laporan No Waktu (detik)
1 0.1039
2 0.1366
3 0.0983
4 0.081
5 0.0828
6 0.2116
7 0.0967
8 0.1071
Rata-rata 0.11475
(detik)
4.2.2 Evaluasi
Pada uji coba Form mengecek login pada Tabel 4.1 terdapat dua uji coba yang dilakukan. Uji coba tersebut digunakan untuk mengetahui respon masukan dan keluaran yang dihasilkan pada Form login. Hasil uji coba yang telah dilakukan menunjukkan bahwa aplikasi telah menghasilkan keluaran yang telah diharapkan yaitu dapat mengecek validasi data dan menampilkan halaman.
(2)
88
Pada uji coba Form melakukan pendaftaran User pada Tabel 4.2 terdapat dua uji coba yang dilakukan. Uji coba tersebut diguanakan untuk mengetahui respon masukan dan keluaran yang dihasilkan pada Form pendaftaran. Hasil uji coba yang telah dilakukan menunjukkann bahwa aplikasi telah menghasilkan keluaran yang diharapkan yaitu dapat menampilkan halaman daftar, mengecek validasi data, dan mendaftar sebagi anggota.
Pada uji coba Form mengelola master User terdapat beberapa uji coba yang dilakukan. Uji coba tersebut digunakan untuk mengetahui respon masukan dan keluaran yang dihasilkan pada Form master User. Hasil uji coba yang telah dilakukan menunjukkan bahwa aplikasi telah menghasilkan keluaran sesuai yang diharapkan yaitu dapat menampilkan halaman daftar User, menambah data, dan menyimpan data.
Pada uji coba Form laporan terdapat beberapa uji coba yang dilakukan. Uji coba tersebut digunakan untuk mengetahui laporan yang dihasilkan tidak berbeda dengan data yang ada di database. Hasil uji coba yang dilakukan menunjukkan laporan yang dihasilkan sangat akurat.
Pada uji coba kecepatan aplikasi dalam mengolah data pasien, waktu yang dihasilkan rata-rata kurang dari 0.0203 detik (Tabel 4.6). Waktu yang dihasilkan dalam proses pembuatan laporan adalah rata-rata kurang dari 0,11475 detik (Tabel 4.7). Maka perbandingan waktu sebelum menggunakan aplikasi lebih cepat 3,04 menit dibandingkan sebelum menggunakan aplikasi, sehingga dapat mempercepat proses registrasi.
Dari evaluasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa rancangan bangun Aplikasi Rekam Medis Rumah Safa Surabaya tersebut telah memenuhi
(3)
89
kebutuhan yang diinginkan antara lain mengelola data pasien, data obat, data rekam medik dan laporan. Rancang Bangun Aplikasi Rekam Medis Rumah Safa Surabaya tersebut layak untuk digunakan. Apabila akan dilakukan pengembangan aplikasi di kemudian hari maka, sistem dapat dikembangkan pada multiplatform sehingga dapat mempermudah pengguna untuk mengaksesnya.
(4)
90 BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan uji coba dan evaluasi terhadap rancang bangun aplikasi rekam medis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Aplikasi ini telah menghasilkan perangkat lunak rekam medis pada Klinik Rumah Safa Surabaya yang dapat mengelola data pasien dan laporan yang dibutuhkan oleh pihak Klinik Rumah Safa Surabaya.
2. Aplikasi dapat mempercepat proses registrasi. Waktu yang dihasilkan adalah 0.0203 detik, lebih cepat 3,04 menit sebelum menggunakan aplikasi.
3. Proses pembuatan laporan menjadi lebih cepat, waktu yang dibutuhkan menjadi 0,11475 detik dibandingkan sebelum menggunakan aplikasi yang membutuhkan waktu 1 bulan lebih.
5.2 Saran
Berdasarkan aplikasi yang telah dibuat, berikut ini saran yang dapat diberikan untuk pengembangan aplikasi rekam medis Klinik Rumah Safa agar menjadi lebih baik adalah:
1. Aplikasi ini dapat dikembangkan dengan menambahkan fitur penghitungan biaya, antrian, dan laporan eksternal untuk Dinas Kesehatan Kotamadya Surabaya.
2. Aplikasi dapat dikembangkan pada mobile/multiplatform sehingga dapat mempermudah pengguna untuk mengaksesnya.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Azrul, Azwar. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga, Jakarta: Binarupa Media Komputindo.
Azrul, Azwar. 2006. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara. Date, C.J. 2004. Pengenalan Sistem Basis Data. Indeks. Jakarta.
DepKes RI. 2006. Pedoman Manajemen SDM Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
E. Zaenal, Arifin. 1993. Bahasa Yang Lugas Dalam Laporan Teknis. Cetakan I. Jakarta: CV Akademika Pressindo.
Gondodiputro, Sharon. 2007. Rekam Medis dan Sistem Informasi Kesehatan di PelayananKesehatan Primer (Puskesmas). Bandung : Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Hendrayudi. 2008. Visual Basic untuk Berbagai Keperluan Pemrograman. Yogyakarta: Elex Media Kompetindo.
Hidayat, Rahmat. 2010. Cara Praktis Membangun Website Gratis. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Indrajani. 2011. Perancangan Basis Data. Jakarta: Elex Media Kompetindo. Jogiyanto. 2005. Analisis dan Disain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. KepMenKes RI no. 66/MENKES/11/1987. Rumah Sakit. Jakarta: DepKes RI. KepMenkes RI no. 1332/MENKES/SK/X/2002. Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Izin Apotek. Jakarta: DepKes RI. Keraf. 2001. Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Kanisius.
Kristanto, Andi. 2008. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Penerbit: Gava.
Lucky. 2008. XML Web Service: Aplikasi Desktop, Internet, dan Handphone. Jakarta: Jasakom.
Marlinda, Linda. 2004. Sistem Basis Data. Yogyakarta: Andi Offset. Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Nafron, Hasjim & Amran, Tasai. 1992. Komposisi Dalam Bahasa Indonesia. Cetakan I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
(6)
PerMenKes RI no. 9/MENKES/PER/I/2014. Klinik. Jakarta: DepKes RI. PerMenKes RI no. 28/MENKES/PER/I/2011. Klinik. Jakarta: DepKes RI.
PerMenKes RI no. 269/MENKES/PER/III/2008. Rekam Medis. Jakarta: DepKes RI.
PerMenKes RI no. 749a/Menkes/Per/XII/1989. Rekam Medis. Jakarta: DepKes RI.
PerPem Nomor 51. 2009. Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Pemerintah RI.
PerPem Nomor 71. 2010. Standar Akuntasi Pemerintahan. Jakarta: Pemerintah RI.
Pressman, Robert. 2015. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogjakarta: Andi.
Roger, S Pressman. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Paraktisi (Buku Satu). Yogyakarta: Andi
WHO. 2005. International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems, Tenth Revision, Volume 2. Instruction Manual. Geneva: World Health Organization.