STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN EVENT 1000 CUPS FROM JOGJA DALAM MENARIK MINAT PENGUNJUNG
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN EVENT
1000 CUPS FROM JOGJA DALAM MENARIK
MINAT PENGUNJUNG
SKRIPSIDisusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Strata I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh :
Muhammad Akasah Hafizh
20060530029
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
(2)
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN EVENT
1000 CUPS FROM JOGJA DALAM MENARIK
MINAT PENGUNJUNG
SKRIPSIDisusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Strata I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh :
Muhammad Akasah Hafizh
20060530029
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
(3)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Kopi adalah minuman hasil dari seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komiditas di dunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara umum yaitu kopi robusta (Coffee canephora) dan kopi arabika (Coffee arabica). Pemrosesan kopi sebelum dapat diminum melalui proses panjang yaitu dari pemanenan biji kopi yang telah matang baik dengan cara mesin maupun dengan tangan kemudian dilakukan pemrosesan biji kopi dan pengeringan sebelum menjadi kopi gelondong. Proses selanjutnya yaitu penyangraian dengan tingkat derajat yang bervariasi. Setelah penyangraian biji kopi digiling atau dihaluskan menjadi bubuk kopi sebelum kopi dapat diminum (www.minumkopi.com, akses 29 april 2016).
Cara pengolahan dan adab minum kopi di Jawa mungkin akan berbeda dengan Sumatera. Hal ini dikarenakan pengaruh budaya luar juga diserap dan dijadikan sebagai bumbu dalam masing-masing budaya. Menurut ahli kuliner William Wongso, budaya tertentu di Sumatera (khususnya Aceh, Medan di Sumatera Utara dan Pekanbaru di Riau) dan Kalimantan (terutama Pulau Bangka) dan Pontianak di Kalimantan Barat, memiliki kesamaan dengan budaya di Singapura dan Malaysia. Keajaiban dari secangkir kopi yang bisa mengakrabkan dua orang yang belum pernah saling kenal
(4)
sebelumnya, perbedaan umur yang terpaut cukup jauh seolah hilang dan layaknya teman sebaya mereka saling bertukar pengalaman. Budaya meminum kopi telah begitu kuat mengakar di negara kita, Indonesia (www.merdeka.com, akses 29 april 2016).
Negara Indonesia memiliki dua provinsi yang dikenal sebagai sentranya kopi yaitu, provinsi Aceh dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kopi Aceh mempunyai rasa dan kekentalan tersendiri menjadi ciri khas dari daerah ini. Selain itu Aceh adalah penghasil kopi arabika di Indonesia memiliki para pecandu kopi yang luar biasa. Kopi arabika mempunyai rasa yang amat khas jika dibandingkan dengan kopi-kopi yang berasal dari Jawa. Budaya meminum kopi di Aceh seperti tidak mengenal waktu karena bisa berlangsung dari pagi hingga ketemu pagi lagi disertai dengan menikmati gorengan dan obrolan hangat membuat waktu berlalu begitu cepat. Tidak mengherankan jika warung-warung kopi di Aceh akan selalu senantiasa tampak ramai.
Yogyakarta pun memiliki kopi yang sudah begitu akrab di telinga penduduk Jawa yaitu kopi joss. Kopi joss adalah kopi tubruk yang dicampuri dengan arang yang masih menyala. Kombinasi dari kopi tubruk dengan arang adalah panas kopi yang begitu awet dan menjadikan rasanya sangat nikmat, cocok untuk dinikmati selama berjam-jam. Oleh karena itu mudah bagi kita untuk menemukan warung-warung angkringan yang menyediakan kopi joss. Sembari menikmati secangkir kopi joss, pengunjung bisa mendiskusikan dan berbicara berbagai hal. Budaya meminum kopi joss adalah salah satu ciri khas
(5)
kota gudeg dalam menjaga hubungan kekerabatan (www.minumkopi.com, akses 29 april 2016).
Kopi merupakan salah satu hasil pertanian terbaik dari Indonesia, dan Indonesia adalah salah satu negara penghasil kopi terbaik. Indonesia merupakan produsen kopi ke-4 terbesar di dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Dari total produksi, sekitar 6,7% kopi dieskspor sedangkan sisanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Diakui atau tidak, produksi, tata-niaga, dan budaya-minum kopi, adalah warisan kolonial Belanda. Meskipun setelah mereka pergi, masyarakat Indonesia memodifikasinya sedemikian rupa, mencari solusi-solusi yang tepat untuk permasalahan yang muncul, lantas menyerap dengan konteks sosial masing-masing (okezone.com, akses 29 april 2016).
Dahulu, kopi banyak dinikmati untuk menghilangkan rasa kantuk. Terlebih bagi para pria yang senang tidur hingga lewat tengah malam. Kopi juga identik dengan orang tua lengkap dengan sebatang rokok. Bagi mereka, kopi tanpa rokok ibarat sayur tanpa garam, ada yang kurang. Zaman telah bergeser, begitu pula gaya hidup yang terbentuk di tengah masyarakat. Nyatanya kopi bukan lagi sekedar kebutuhan untuk begadang, hal itu ditunjukkan dengan menjamurnya kafe dan kedai kopi di berbagai sudut jalanan.
Gaya hidup yang satu ini, belakangan tampak jelas, pengikutnya cukup banyak. Jika nongkrong di pub merupakan cara eksekutif muda berkumpul dan melepaskan penat setelah bekerja, maka duduk-duduk di kafe
(6)
dan kedai kopi juga digemari oleh para ibu, keluarga bahkan banyak anak muda yang juga mengikuti gaya hidup ini. Tanpa batas usia ataupun profesi, meskipun tentu saja membutuhkan biaya tertentu. Nampaknya daya tarik utama terletak pada adanya kesempatan (meluangkan atau lebih tepatnya menikmati) waktu secara santai tapi elegan. Namun gaya hidup semacam ini tidak selalu harus menerima tudingan yang mengarah kepada kehidupan hedonisme yang negatif. Hal ini dikarenakan manusia adalah mahluk sosial, sehingga wajar apabila secara naluriah mereka selalu ingin bersosialisasi. Cara bersosialisasi ini disesuaikan dengan situasi yang dihadapi. Pola-pola perilaku yang terbentuk dari interaksi antara pribadi dan situasi inilah yang melahirkan gaya hidup tertentu. Tentu saja, naik daunnya acara minum kopi ini juga membawa berkah kepada pengusahanya (Susanto, 2001:35-36).
Para penikmat kopi pun bertambah, kini berasal dari berbagai kalangan. Pengamat gaya hidup, Sonny Muchlison menilai masyarakat Indonesia memiliki sifat "latah". Yakni, mengikuti sesuatu yang sedang menjadi tren. Banyaknya kedai kopi juga mempunyai daya tarik tersendiri, itu akan merangsang seseorang untuk datang mencoba menu yang disuguhkan. Padahal, bagi pencinta kopi, kopi bukan hanya sekedar trend melainkan cara menikmati cita rasa kopi yang konsisten."Kopi itu sebenarnya tidak konsisten. Kepekatan dari kafein itu tergantung dalam proses pengolahan kopi. Kalau kopi itu digiling halus, kopinya akan lebih pahit. Biasanya dicampurkan tambahan lain untuk menghasilkan cita rasa yang diinginkan," jelas Sonny (merdeka.com, akses 29 april 2016).
(7)
Ia menilai terkadang anak muda hari ini menikmati kopi hanya sebagai pelampiasan. Mau begadang minum kopi, kumpul-kumpul bareng sambil ngopi, melepas penat dengan kopi. Tak hanya produk kopinya, lanjut Sonny, profesi pembuat kopi atau biasa disebut barista juga mulai diminati. Barista merupakan suatu pekerjaan yang memiliki keahlian dalam meracik kopi yang berbasis espresso. Profesi ini menjadi ternama karena dibutuhkan keahlian khusus hanya untuk menyajikan secangkir kopi. Membutuhkan jam terbang dan pengetahuan lebih tentang berbagai jenis kopi untuk mejadi seorang barista. Bagi mereka yang memang menjadi penikmat kopi sudah barang tentu mampu membedakan barista sungguhan atau yang hanya coba-coba. Itulah sebabnya, penikmat kopi sejati tidak akan memperdulikan fasilitas yang disajikan suatu kedai kopi. Ia akan kembali jika sudah merasa cocok dengan keahlian si barista. "Bedanya dengan yang latah, pencinta kopi mengutamakan cita rasa dari kopi dan konsistensi barista dalam menyajikan secangkir kopi," tandasnya (merdeka.com, akses 29 april 2016).
Wakil Presiden Jusuf Kallan (JK) menyatakan memproduksi dan mengkonsumsi kopi saat ini sudah menjadi gaya hidup semua pihak. Kopi, kata beliau, tidak lagi hanya sebagai produksi semata, namun sudah menjadi kebutuhan hidup seseorang dalam aktivitas kehidupannya."Sekarang kopi sudah jadi gaya hidup," kata Wapres Jusuf Kalla saat melakukan kunjungan kerja ke berbagai tempat di Kota Bandar Lampung. Jusuf Kalla menggelar rapat perkopian nasional di Bandar Lampung secara tertutup. Ia berharap persoalan kopi tidak hanya berkutat masalah produksi kopi semata, namun
(8)
harus lebih maju, karena kopi sudah mendunia dan menjadi gaya hidup seseorang. Menurut dia, hampir semua orang minum kopi di mana-mana. Dalam rapat perkopian di Lampung, JK mengatakan produksi kopi terbesar nasional justru berasal dari Lampung. Provinsi ini menjadi pemasok kopi nasional sebesar 50 persen. Kunjungan kerja JK ke Lampung, untuk melihat langsung perkembangan produksi kopi di Bumi Ruwa Jurai.JK berdialog dengan petani kopi, dan mengunjungi pabrik kopi Nestle di Lampung (republika.co.id, akses 29 April 2016).
Menurut data Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), produksi kopi nasional pada tahun 2014 sebanyak 685 ribu ton, hampir 10% dari total produksi kopi dunia, dimana hampir 77% adalah jenis robusta dan sekitar 23% Arabica. Dan 2/3 dari volume produksi nasional tersebut diekspor, dengan nilai USD 1.4 milyar. Nilai yang besar, dan menjadi penyumbang devisa yang penting yang menjadi masalah adalah tingkat konsumsi dalam negeri yang rendah. Pada tahun 1989 dari riset LPM UI, konsumsi kopi di Indonesia baru mencapai 500 gram/orang/tahun atau sekitar 100 cangkir/orang/tahun. Pada tahun ini, kalangan pengusaha kopi memperkirakan tingkat konsumsi baru mencapai 800 gram/tahun/orang, atau sebesar 160 cangkir/orang/tahun. Ini jumlah yang sangat kecil, dan berbahaya bagi para petani kopi. Sebab saat ini pemerintah sedang mendorong peningkatan produktifitas petani, sementara konsumsi kopi di Amerika dan Eropa sudah di titik puncak dengan tingkat laju pertumbuhan penduduk yang
(9)
jalan di tempat. Maka meningkatkan konsumsi kopi nasional menjadi penting (www.minumkopi.com.akses 29 april 2016).
Munculnya cafe dan kedai kopi di mana-mana akan meningkatkan tingkat konsumsi kopi nasional. Minum kopi akan menjadi gaya hidup masyarakat. Tinggal kita “mengedukasi” masyarakat dengan benar, bahwa kopi banyak manfaat, bukan faktor penyebab datangnya penyakit. Bahwa minum 4 cangkir kopi/hari tak menimbulkan efek apa pun, bahkan menyehatkan. Bagi pengusaha kopi juga harus ada kesadaran menyediakan kopi yang baik bukan hanya menjual keunikan cafe atau kedai kopi nya.
Kopi dikenal sebagai minuman yang sangat khas baik dari aroma maupun rasa yang dihasilkan. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup sekaligus penghubung dalam berkomunikasi. Hal itu yang kemudian menjadi keunikan kopi. Bagaimana rasa dan aroma minuman ini mampu mencairkan suasana sekaligus membuat komunikasi berjalan lebih lancar. Tidak heran bila seseorang mengajak rekannya untuk bertukar pikiran atau pun berbagi cerita, maka ia akan mengajaknya minum kopi. Tren yang juga telah berlaku di Kota Jogja. Kedai kopi banyak dimanfaatkan sebagai tempat pelepas dahaga sekaligus mencairkan pikiran. Lihat saja bagaimana aktivitas yang dilakukan pengunjung di kedai kopi. Jika tidak asyik ngobrol bersama sejumlah rekannya, maka dia sibuk dengan peralatan gadgetnya. Ibaratnya, kedai atau warung kopi menjadi sarana bertemunya sejumlah informasi yang disarikan dalam kenikmatan hidangan kopi itu sendiri. Warung kopi memang menjadi ruang publik yang bebas.
(10)
Dengan desain yang memiliki khas tersendiri di setiap kedai kopi. Tentu dengan suasana dan fasilitas pendukung seperti adanya jaringan Wi-Fi serta hiburan musik, membuat kopi di tempat tersebut tidak sekedar minuman kopi. Meski begitu, kopi tetap menjadi sajian utama yang dibuat istimewa. Memang, kedai-kedai kopi tersebut sekarang menjadi bagian dari gaya hidup dan mode tersendiri sebagian kalangan. Kedai-kedai kopi yang berlokasi di mall-mall dan pusat perbelanjaan tersebut menjadi tempat dan lokasi meluangkan waktu yang tersisa dari rutinitas padat sebagian orang dan berkembang menjadi bentuk sarana aktualisasi sosial.
Dengan meningkatnya taraf hidup dan pergeseran gaya hidup masyarakat perkotaan telah mendorong konsumsi kopi khususnya pada kalangan muda. Generasi muda pada umumnya lebih menyukai kopi instan, kopi 3 in 1, maupun minuman berbasis espresso yang disajikan di café-café. Sedangkan kopi tubruk atau kopi bubuk masih merupakan konsumsi utama masyarakat atau penduduk di pedesaan dan golongan tua.
Melihat fenomena tersebut event 1000 cups from Jogja ingin menghidupkan kembali budaya minum kopi dengan biji kopi yang berkualitas. Karena jika ditarik dari sejarah masyarakat hanya mendapat kopi dengan kualitas buruk untuk dikonsumsi sedangkan yang berkualitas baik di ekspor langsung ke luar negeri. Melalui event 100 cups from Jogja penggerak kopi Jogja (Barista Koffie Lover) ingin menunjukkan kepada masyarakat di Jogja bahwa Indonesia memiliki beragam kopi dengan kualitas yang baik yang dapat diseduh sendiri dengan mudah.
(11)
Biasanya setiap negara punya tanggal tersendiri untuk memperingati hari kopi. Sebagian besar berlangsung pada tanggal 29 September. Namun International Coffee Organization sepakat untuk memperingati hari kopi internasional pertama pada tanggal 1 Oktober 2015 di Milan, yang digunakan untuk mengampanyekan fair trade kopi dan peningkatan kesejahteraan para petani kopi. Hari kopi internasional ini merupakan momen yang ditunggu para pecinta kopi. Pasalnya gerai-gerai kopi banyak yang menawarkan diskon spesial untuk menyambutnya.Terdapat 75 Negara yang menjadi bagian International Coffee Organization juga tak mau kalah dalam menyambut Hari Kopi Internasional yang pertama. Rockford Roasting Company, perusahaan produsen olahan kopi asal Amerika Serikat mengadakan kontes berhadiah persediaan kopi selama setahun. Indonesia juga ikut ambil bagian dalam event internasional ini.
Asosiasi Kopi Tanah Karo (AKTK) menyelenggarakan Festival Kopi Rakyat Taneh Karo yang berlangsung pada tanggal 3 Oktober 2015. Festival ini akan dimeriahkan dengan pembagian kopi gratis, workshop penyeduhan kopi, dan tarian rakyat. Di kota Jogjakarta pun merayakan INTERNATIONAL COFFEE DAY dengan tema 1000 CUPS FROM JOGJA. Bertempat di Taman Kuliner Condongcatur Jogjakarta, acara hari kopi sedunia dilaksanakan dengan melibatkan 150 brewers dan kurang lebih ada 30-an coffeeshop ikut meramaikan event ini. Event ini merupakan cara memperkenalkan kopi kepada masyarakat jogja dengan membagikan kopi secara gratis alias FREE! sebanyak 1000 cups lebih, sekalian
(12)
memperkenalkan berbagai ragam jenis kopi lokal indonesia dalam event ini. Dimulai jam 3 sore acara 1000 Cups From Jogja ini dimulai dan sampai jam 5 sore sudah sampai 1500 cups coffee yang membuktikan antusias masyarakat yang hadir. (www.ceritamakan.com, diakses 13 November 2015).
Alasan pemilihan event1000 CUPS FROM JOGJA menarik untuk diteliti karena keberhasilan dalam menarik minat pengunjung dari 1000 cups yang ditargetkan yang datang lebih dari 1500 cups yang terbagikan hal ini menunjukkan keberhasilan dalam event ini sehingga menarik peneliti untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi pemasaran Event 1000 CUPS FROM JOGJA dalam menarik minat pengunjung.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah ada, maka dapat diambil suatu rumusan masalah yang perlu diteliti dan dianalisa lebih lanjut yaitu bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan penyelenggara dalam Event 1000 CUPS FROM JOGJA dalam menarik minat pengunjung?
C. Tujuan Penelitian.
1. Mendeskripsikan atau menggambarkan strategi komunikasi pemasaran Event 1000 CUPS FROM JOGJA dalam menarik minat pengunjung? 2. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat kegiatan strategi
komunikasi pemasaran Event 1000 CUPS FROM JOGJA dalam menarik minat pengunjung?
(13)
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan Ilmu Komunikasi yang berkaitan dengan studi deskriptif dalam bidang komunikasi pemasaran melalui acara event. Diharapkan dapat menjadi suatu sarana pembelajaran teoritis tentang bagaimana strategi yang dilakukan oleh perusahaan dalam mendapatkan awareness dan meningkatkan jumlah pengunjung.
2. Manfaat praktis, memberikan sumbangan pemikiran yang berasal dari penelitian sebagai acuan bagi siapapun yang akan terjun pada bisnis coffeeshop, agar mendapatkan hasil yang maksimal dalam menjalankan usahanya yang terencana melalui strategi komunikasi pemasaran yang tepat guna.
E. Kerangka Teori. 1. Strategi Promosi
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya (Effendi, 1993: 300). Promosi adalah kegiatan umum dan mendasar yang dilakukan sebuah perusahan atau pun produk yang bertujuan untuk memberitahukan dan menawarkan produk atau jasa dengan tujuan utama yaitu menarik minat calon konsumen agar diharapkan tertarik dan
(14)
menggunakan produk atau jasa tersebut. Dan diharapkan adanya kenaikan jumlah penjualan dan profit setelah diadakan kegiatan promosi tersebut.
Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi produsen atau distributor mengharapkan kenaikannya angka penjualan. Sedangkan fungsi lain promosi selain untuk memperkenalkan sebuah produk promosi juga digunakan untuk menjaga bertujuan untuk menjaga konsumen agar tetap menggunakan produk tersebut, atau mungkin diharapkan dapat menambah jumlah konsumen yang menggunakan barang tersebut.
Promosi merupakan bentuk komunikasi yang digunakan dalam kegiatan pemasaran, yang bertujuan untuk memberitahu (to inform), membujuk atau mengingatkan orang mengenai produk, jasa bayangan (image/gagasan atau keterlibatan perusahaan dan masyarakat) dengan maksud agar orang bisa menerimanya dan melakukan perbuatan sebagaimana dikehendaki pemasar (Soehardi, 1992:12).
Tujuan promosi di antaranya adalah:
a) Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial b) Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/laba
c) Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan d) Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar
(15)
f) Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
g) Mengubah tingkah laku dan pendapat konsumen.
Karena peran promosi sangat penting dalam mengkomunikasikan produk dan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Winardi, peran promosi adalah berkomunikasi dengan individu-individu, kelompok-kelompok, organisasi-organisasi untuk secara langsung atau tidak langsung membantu pertukaran-pertukaran dengan jalan mempengaruhi salah satu diantara audiens tersebut (atau lebih) untuk menerima (membeli) produk yang dihasilkan suatu organisasi (Keegan, 1992: 111).
Sedangkan peranan promosi dalam bauran pemasaran adalah menjelaskan pada pelanggan yang ada maupun potensial tentang manfaat dan nilai yang ditawarkan oleh produk (Keegan, 1992: 111). Melakukan promosi suatu produk sama juga bahwa suatu perusahaan mengkomunikasikan produknya kepada para konsumennya baik itu secara langsung maupun tidak langsung, dengan menggunakan media-media yang berpengaruh untuk keefektifan kegiatan tersebut.
Aktivitas promosi sangat mempengaruhi penjualan, karena betapapun berkualitasnya suatu produk apabila orang / konsumen belum pernah mendengar atau mengetahui mengenai informasinya maka konsumen akan ragu untuk membelinya. Kegiatan ini berfungsi sebagai alat komunikasi perusahaan dengan konsumen yang mengenalkan produk / perusahaan serta menjelaskan mengenai manfaat dan nilai yang ditawarkan produk serta juga
(16)
dapat mempengaruhi konsumen dalam pembelian produk. Promosi merupakan bagian dari bauran pemarasan (marketing mix), di samping produk, harga dan distribusi atau lebih dikenal dengan “4P” yaitu Product,
Price, Promotion dan Place.Bauran promosi adalah gabungan dari beberapa
promosi dari satu produk sama agar promosinya dapat maksimal dan hasilnya memuaskan. Hubungan promosi dengan penjualan yaitu promosi dapat meningkatkan angka penjualan. Pada umumnya setelah angka penjualan cukup tinggi, suatu badan produksi atau distributor akan mengurangi kegiatan promosi.
Penggunaan berbagai alat dalam melakukan promosi ini merupakan cara terbaik untuk dapat menyampaikan pesan tentang produk kepada target konsumennya secara efektif. Bauran promosi ini merupakan salah satu bagian dari Bauran Pemasaran atau yang sering disebut Marketing Mix. Unsur
bauran promosi (promotion mix) terdiri atas lima perangkat utama, yaitu
:Advertising, Sales Promotion, Public Realation and Publisity (hubungan
masyarakat), personal selling, dan direct marketing (Kotler, 2005: 264-312),.
a. Advertising (Periklanan)
Iklan adalah suatu bentuk komunikasi non-personal dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam penggunaan media massa untuk membujuk dan mempengaruhi audiens. Iklan adalah bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh seorang sponsor tertentu yang perlu dibayar (Kotler. 2003:814). Periklanan bisa dimaknai sebagai media komunikasi massa yang dibuat untuk tujuan
(17)
mempengaruhi target pasarnya. Adapun obyek yang dikomunikasikan bisa berupa ide atau gagasan, barang, jasa ataupun lainnya yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga, institusi, atau siapapun juga.
Melihat kenyataan di lapangan, memang hingga saat ini orang-orang membeli sebuah produk sedikit banyak karena pengaruh iklan, baik iklan di televisi, radio, koran, majalah, spanduk, billboard di pinggir jalan, internet atau yang lainnya. Iklan-iklan tersebut selalu ada dan seolah selalu memberi peringatan kepada kita untuk selalu mengingatnya. Tak bisa dipungkiri, iklan bisa menjadi salah satu media yang efektif untuk berkomunikasi dengan banyak orang. Dengan memasang satu spanduk seminggu saja di ruang publik misalnya, akan ada ratusan bahkan ribuan pasang mata yang akan dapat menerima pesan melalui iklan tersebut. Apalagi jika iklan tersebut unik dan mampu mencuri perhatian, pasti akan lebih mudah diingat.
Bagi seorang pemasar, iklan dibuat bukan hanya untuk memperkenalkan produk kepada masyarakat. Lebih dari itu, biasanya dari perusahaan juga memiliki agenda besar agar keberadaan merek produknya benar-benar bisa berada dalam benak konsumen, menumbuhkan dan menjaga keyakinan konsmen, sehingga mereka dapat loyal dan tak mudah berpaling ke produk lain.
b. Sales Promotion (Promosi Penjualan)
Promosi penjualan (Sales Promotion) adalah berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu
(18)
produk atau jasa (Kotler, 2003: 815). Sebagai salah satu bagian dari bauran promosi, kegiatan promosi penjualan sering dilakukan oleh banyak pemasar sebagai upaya mempetemukan produk dengan target pasarnya secara langsung (hardsell). Dalam program ini berbagai insentif diberikan untuk para calon konsumen agar mereka dapat merasakan produk yang ditawarkan.Promosi penjualan ini biasa dilakukan dengan memberikan diskon besar-besaran, pemberian hadiah langsung, pemberian kupon belanja, bahkan sample produk yang bisa diberikan secara gratis.
Meskipun dilakukan dalam waktu yang relatif pendek, dalam melakukan promosi penjualan pihak perusahaan biasanya perlu mengeluarkan biaya yang cukup besar. Meski demikian dampak yang ditimbulkan juga besar karena konsumen sebagai pengambil keputusan dapat mencoba, merasakan dan membeli produk yang ditawarkan. Pengalaman penggunaan produk saat promosi penjualan inilah yang kedepannya para konsumen baru bisa diharapkan mau kembali melakukan pembelian. Selain itu juga dapat digunakan sebagai sarana membangun hubungan konsumen untuk jangka panjang.
c. Public Relation and Publisity (Hubungan Massa)
Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Menurut Frank Jefkins, Public Relation adalah bentuk
(19)
komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Public Relations merupakan berbagai program untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya (Kotler, 2003:815).
Dalam perusahaan maupun organisasi, Public Relation memiliki peranan penting untuk membangun citra yang baik di masyarakat mengenai produk, perusahaan maupun organisasi. Dengan memiliki citra yang baik di mata masyarakat luas tentu akan semakin memperkuat nilai tawar sekaligus dapat memperpanjang kelangsungan hidup produk, perusahaan maupun organisasi.Ada banyak fungsi public relation dalam perusahaan, baik untuk internal maupun eksternal. Para PR inilah yang menciptakan pemahaman (Mutual Understanding), sekaligus menjadi jembatan antara kepentingan antara perusahaan dan publiknya, membangun opini publik tentang produk dan perusahaan, dan mendukung berbagai agenda acara kegiatan perusahaan dalam rangka meningkatkan citra.
d. Personal Selling (Penjualan Perorangan)
Terdapat banyak definisi tentang Personal Selling yang dikemukakan para ahli, namun pada prinsipnya hampir sama yakni kegiatan promosi yang dilakukan dengan cara berinteraksi secara langsung dengan calon pembeli. Para pemasar dapat berinteraksi secara
(20)
langsung secara pribadi maupun kelompok dengan target pasarnya. Personal Selling adalah potensi lisan dalam pembicaraan dengan salah satu atau lebih calon pembeli untuk tujuan melakukan penjualan (Kotler, 1993:376) .
Kegiatan penjualan secara face-to-face banyak manfaatnya bagi perusahaan maupun calon konsumen. Dari cara ini pihak penjual dapat secara langsung mendemonstrasikan produknya, memberikan petunjuk tentang produk, serta dapat menjelasan atas berbagai keluhan calon konsumen. Melakukan promosi dengan personal selling bisa menjadi salah satu cara unuk mencapai tujuan menghasilkan transaksi penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. Meski biaya juga cukup tinggi karena membutuhkan salesman/girl yang banyak, keuntungan dengan menggunakan cara ini adalah para pemasar dapat langsung menuju target pasar potensial.
e. Direct Marketing (Pemasaran Langsung)
Menurut Kotler & Gary Armstrong (1996: 53) Direct Marketing adalah pemasaran yang menggunakan berbagai media untuk berinteraksi langsung dengan konsumen, biasanya menelepon konsumen untuk mendapat respons langsung. Direct Marketing adalah ketika perusahaan ingin menjalin komunikasi langsung dengan pelanggan, mereka mengguanakan strategi komunikasi langsung, dimana lebih bisa berinteraksi, database yang memicu proses komunikasi pemasaran menggunakan media untuk mendorong respon pelanggan. Direct
(21)
Marketing bisa menjadi salah satu sistem pemasaran interaktif yang dapat dikembangkann perusahaan untuk menghasilkan tanggapan langsung dari pelanggan yang ditargetkan. Dengan melakukan dengan teknik promosi ini, pihak perusahaan akan mampu menciptakan hubungan baik dengan pelanggan. Beberapa contoh bentuk promosi Direct Marketing diantaranya adalah penjualan tatap muka, pemasaran direct mail, telemarketing, pemasaran melalui katalog (Catalog Marketing), dan Saluran Online (Online Channel) dan lain-lain.
2. Komunikasi Pemasaran.
Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Komunikasi pemasaran juga dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran (Terence A. Shimp, 2003: 4). Komunikasi adalah proses pemikiran dan pemahaman yang disampaikan antar individu atau antara organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual. Selain itu juga merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik.
Pentingnya komunikasi pemasaran membutuhkan berbagai banyak pertimbangan matang dalam mengkonsep sebuah program pemasaran.
(22)
Penyusunan anggaran dan siapa saja sasaran pemasarannya akan sangat menentukan keberhasilan sebuah komunikasi pemasaran. Seorang komunikator pemasaran harus menyusun langkah-langkah dalam mengembangkan komunikasi efektif seperti diungkapkan Philip Kotler (1992:241) dalam manajemen pemasaran yaitu, mengidentifikasi audiens yang dituju, menentukan tujuan komunikasi, merancang pesan, memilih saluran komunikasi, menentukan anggaran promosi total, membuat keputusan atas bauran komunikasi, mengukur hasil promosi, mengelola dan mengkoordinasikan proses komunikasi pemasaran terpadu.
Dengan komunikasi pemasaran yang efektif dan terpadu diharapkan Loyalitas konsumen akan sebuah produk larut dalam pikiran konsumen sehingga tidak akan beralih ke produk lain. Karena nilai sebuah merek dibenak konsumen akan lebih efektif daripada mengenalnya dan tidak mempunyai nilai di benak konsumen.
Komunikasi pemasaran dapat diperoleh dari berbagai bentuk kegiatan komunikasi pemasaran terpadu atau Integrated Marketing Communicatios
(IMC) yang digunakan oleh perusahaan, termasuk media massa iklan,
penawaran promosi penjualan, kegiatan sponsor pada olahraga atau acara hiburan, website, dan direct mail seperti surat, brosur, katalog, atau video (Belch, 2001:15). Philip Kotler menyatakan bahwa Integrated Marketing
Communication (IMC) merupakan perpaduan spesifik periklanan
(advertising), penjualan personal (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relations), dan pemasaran langsung
(23)
(direct marketing) yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai konsumen secara persuasif dan membangun hubungan konsumen (2008:120). Salah satu alat komunikasi pemasaran terpadu dari Sales Promotion adalah Event Marketing (Belch, 200:523).
Event marketing adalah situasi yang signifikan atau peristiwa promosional yang mempunyai fokus utama untuk menangkap perhatian dan melibatkan customer dalam event tersebut. Perusahaan dan organisasi-organisasi non-profit menggunakan events dengan beberapa alasan, yaitu: untuk melibatkan sasaran khalayak, untuk mengasosiasikan sebuah brand dengan aktivitas, gaya hidup atau orang-orang tertentu, untuk meraih sasaran khalayak yang sulit dijangkau, untuk meningkatkan brand awareness dan untuk menyediakan platform yang baik bagi brand publicity.
Sponsorship adalah dukungan finansial kepada suatu organisasi, orang, atau aktivitas yang dipertukarkan dengan publisitas merek dan suatu hubungan.Sponsorship dapat membedakan sekaligus meningkatkan nilai suatu merek. Beberapa pedoman yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam memilih sponsorship: target khalayak, penguatan citra merek, dapat diperpanjang, keterlibatan merek, biaya yang efektif dan sponsor lainnya.
Event sebagai salah satu tools dari komunikasi pemasaran terpadu yang menjangkau konsumen sasaran dan mengembangkan media pesan umpan – balik, serta membangun dan mengelola ekuitas merek. Salah satu perusahaan jasa yang ikut serta berkembang guna memberikan layanan jasa bagi para
(24)
perusahaan untuk meningkatkan pemasaran dalam sebuah event menurut Noor adalah Event Organizer ( Noor, 2009 : 67).
Salah satu cara yang ampuh dalam menyampaikan pesan sebuah brand adalah dengan mengajak customer dan potential customer untuk terlibat dalam sebuah event yang diselenggarakan perusahaan. Hal ini dijelaskan oleh Tom Duncan dalam buku “The Priciples of Advertising and IMC”. Dalam bukunya Tom Duncan mengatakan bahwa“event marketing is a promotional occasion designed to attract and involve a brand‘s target audience.” Event marketing yang diselenggarakan harus memiliki pengaruh (impact) serta memberikan kesan mendalam kepada setiap orang yang hadir sehingga customer maupun potential customer bisa cukup lama mengingat pengalaman yang menyenangkan tersebut (Noor, 2009 : 70).
Event memiliki pengaruh yang besar karena keterlibatan customer di dalamnya. Menurut Sumardy dan Yoris Sebastian, pengamat marketing, dalam dua tahun terakhir, event atau brand activation memiliki peranan yang cukup besar dalam kegiatan komunikasi pemasaran. Padahal, sebelumnya
event dianggap sebagai pelengkap kegiatan komunikasi lainnya karena
perusahaan masih banyak mengandalkan kegiatan above the line atau pemasangan iklan pada media massa.
Seperti halnya dilakukan oleh para pemilik merek, mereka lebih memilih event marketing daripada advertising untuk membangun brand-nya di mata publik. Perusahaan lebih mengunggulkan event marketing karena di yakini dapat membangkitkan emosi target audience dan memberikan kesan
(25)
yang lebih mendalam kepada merek, sehingga dapat menciptakan brand loyalty.” (www.pengusaha-indonesia.com, akses 16 mei 2016).
Fungsi utama event marketing adalah untuk memperkenalkan sebuah merek tertentu. Selain itu event juga dapat dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan loyalitas pelanggan, memperkenalkan keunggulan suatu produk, untuk mendorong penjualan saat event dan fungsi lainnya seperti mencari konsumen baru, membuat paket jualan, mereferensikan produk ke orang lain, menambah user website, mendapatkan input dari customer serta mendekatkan perusahaan dengan target yang dituju.
Selain fungsi-fungsi di atas, terdapat beberapa fungsi lain dari event marketing yang digunakan perusahaan, yaitu:
a) Memperkuat brand positioning dan image sebuah merek. b) Untuk menarik pelanggan pesaing (brand switching). c) Menunjukkan kelebihan dibandingkan kompetitor. d) Menjaga dan meningkatkan loyalitas dari pelanggan. e) Menciptakan brand awareness yang tinggi dan instan
Dalam pelaksanaannya, sebuah event marketing memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan, diantaranya adalah:
Keunggulan event marketing diantaranya
a) Dapat berinteraksi langsung dengan customer/konsumen
b) Memperkenalkan citra perusahaan dengan produknya secara langsung
(26)
c) Menciptakan pengalaman (experience) dari event yang dilaksanakan dengan melibatkan mood dan emosi customers.
d) Dapat digunakan sebagai sarana kegiatan CSR perusahaan
e) Konsumen yang hadir di sebuah event dapat mendorong penyebaran aktifitas word of mouth kepada orang-orang di sekitarnya.
f) Event menjadi sarana edukasi tentang produk ke masyarakat.
Sedangkan kelemahan event marketing adalah customers datang hanya untuk mengikuti kegiatan event-nya saja, bukan untuk mengenal lebih dalam tentang produk atau jasa perusahaan.
a. Faktor-Faktor Yang Menentukan Keberhasilan Event Marketing
Dalam melakukan event marketing, ada faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk menjamin keberhasilan kegiatan tersebut. Faktor-faktor tersebut meliputi konsep acara, komunikasi pemasaran, kemampuan SDM, hubungan dengan EO, besarnya budget, lokasi dan waktu, sasaran target yang dituju, kesiapan tim, dan koordinasi.
Konsep acara menjadi hal yang sangat krusial, karena tanpa konsep perusahaan tidak dapat meraih tujuan yang ingin dicapai. Penentuan tema perlu memperhatikan juga isu yang berkembang di masyarakat. Contohnya jika isu yang berkembang adalah mengenai global warming, perusahaan dapat mengangkat tema yang relevan dengan isu tersebut. Komunikasi pemasaran menjadi faktor penting kedua setelah konsep acara. Komunikasi pemasaran yang baik, informasi
(27)
tentang adanya suatu event dapat sampai ke target yang dituju. Dengan demikian, event dapat dihadiri oleh audience yang tepat.
Selain itu kemampuan SDM , hubungan baik dengan Event Organzer (EO), dan besarnya budget juga menentukan keberhasilan sebuah event marketing. Penggunakan EO muncul sebagai pilihan bagi perusahaan ketika menyelenggarakan sebuah event. Hal ini dilakukan agar proses pelaksanaan dapat terorganisir secara profesional dengan baik dan sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Namun perusahaan harus pintar dalam memilih serta menilai reputasi sebuah EO karena event yang akan diselenggarakan membawa nama perusahaan. Selain itu perlu adanya pitching dan briefing untuk menyesuaikan antara konsep yang dengan tujuan yang ingin dicapai.
Faktor lainnya seperti besarnya budget, kesiapan team serta kordinasi juga perlu diperhatikan dalam pelaksanaan event. Dalam membuat suatu event, perusahaan perlu memperhatikan budget yang akan dikeluarkan dan menyesuaikan antara tujuan perusahaan dengan event yang akan dilakukan.
b. Masalah Yang Dihadapi Ketika Melakukan Event Marketing
Pelaksanaan event marketing membutuhkan keterlibatan banyak pihak dan menggunakan berbagai bentuk komunikasi pemasaran. Hal ini berpotensi menimbulkan masalah dalam proses persiapan hingga penyelenggaran event. Beberapa masalah yang umumnya terjadi dalam melakukan sebuah event diantaranya penentuan dan konsep tema yang
(28)
kurang tepat, operasional pelaksanaan event, mengundang peserta, keterbatasan budget, hubungan dengan event organizer yang kurang baik.
Masalah yang paling banyak dihadapi oleh perusahaan adalah penentuan konsep dan tema event. Padahal penentuan konsep dan tema merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan keberhasilan sebuah event. Sehingga ketika proses penentuan konsep perlu mendapatkan perhatian ekstra dari perusahaan dan perlu dikomunikasikan dengan baik kepada pihak penyelenggara event.
Masalah lain yang sering dihadapi oleh perusahaan adalah ketika pelaksanaan event. Hal ini muncul akibat banyaknya pihak yang terlibat dan kurangnya koordinasi dan komunikasi antar bagian.
c. Pengukuran Keberhasilan Event Marketing
“Seorang marketer harus memperhatikan impact terhadap experience dan sales. Sebuah event dapat dikatakan hebat namun audience hanya sekedar menonton lantaran tidak terkait dengan product benefit. Oleh sebab itu, kreativitas yang diciptakan oleh marketer harus bisa relevan dengan memperlihatkan product benefit”. (Majalah Marketing)
Ada beberapa ukuran yang biasanya digunakan perusahaan untuk melihat keberhasilan penyelenggaraan event. Sebagian besar keberhasilan event dapat diukur dari penjualan atau transaksi yang terjadi dan jumlah audience yang datang. Selain kedua hal tersebut beberapa ukuran yang kerap digunakan yaitu kepuasan peserta atau feedback yang diterima,
(29)
semakin dikenalnya brand dan produk oleh masyarakat, jumlah pelanggan baru, kelancaran event, semakin dekatnya hubungan dengan pelanggan, dan terjadinya event lanjutan.
F. Metode Penelitian. 1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneiti objek, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, tehnik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (keluasan infomasi) (Panji, 2011: 5).
Sementara itu, penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan ataumenggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia (Lexy.J. Moleong, 1998:17) .Penelitian deskriptif ini bertujuan membuat deskripsi, secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau obyek tertentu. Peneliti sudah mempunyai konsep dan kerangka konseptual. Melalui kerangka konseptual (landasan teori), peneliti melakukan operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel beserta indikatornya. Penelitian ini menggambarkan realitas yang sedang diteliti tanpa menjelaskan hubungan antar variabelnya. Hasil penelitian deskriptif
(30)
adalah gambaran yang detil dari suatu fenomena yang diteliti (Burhan, 2007: 7).
Penelitian deskriptif memfokuskan diri pada pertanyaan “bagaimana”, “siapa” dan “mengapa” (bagaimana fenomena ini terjadi? Siapa saja yang terlibat dalam fenomena ini? Dan mengapa fenomena ini terjadi?). Upaya untuk mendapatkan penjelasan mengapa suatu fenomena dapat terjadi atau untuk mengekplorasinya tidak terlalu menjadi minat penelitian deskriptif, selain bahwa tujuannya untuk mendapatkan deskripsi tadi. Penelitian deskriptif juga pada umumnya menggunakan hampir semua teknik pengumpulan data seperti survei, studi lapangan, observasi, analisi isi, dan semacamnya, mungkin hanya eksperimen yang dirasa kurang tepat untuk penelitian deskriptif ini (Neuman, dalam Panji, 2011).
2. Obyek Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran dan informasi yang lebih jelas, lengkap, serta memungkinkan dan mudah bagi peneliti untuk melakukan penelitian observasi. Oleh karena itu, maka penulis menetapkan lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan. Obyek penelitian ini dilakukan di Barista Coffe Lover Jogja yang berlokasi Terban Kota Yogyakarta.
3. Teknik Pengumpulan Data
(31)
Teknik pengumpulan data dengan cara pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab dengan responden atau narasumber yang ditentukan untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan laporan. Narasumber yang terlibat langsung dengan objek yang diteliti, yang memahami benar tentang event tersebut, dalam hal ini yang diwawancarai adalah Ipung S. Muluk selaku koordinator acara, Andry Mahardika selaku sekretaris acara dan Ferry selaku humasnya.
Interview adalah mengkontruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntunan kepedulian dan lain-lain kebutuhan, mengkontruksi kebutuhan demikian sebagai yang dialami masa lalu, masa akan datang, memperivikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota (Moleong, 1998: 118).
b. Teknik observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap objek yang diteliti Observasi ini menggunakan observasi partisipasi, di mana peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian (Pawito, 2008). Penelitian ini yang diobservasi adalah proses dalam strategi komunikasi yang dilakukan saat sebelum dan saat event berlangsung.
(32)
c. Teknik Studi Pustaka
Teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan literatur dari beberapa buku atau apasaja yang berhubungan dengan penelitian dan apa saja yang juga mendukung dan relevan untuk digunakan dalam penelitian ini. Studi pustaka adalah mempelajari apa yang akan tertulis dan dapat dilihat dari dokumen-dokumen, yaitu berupa buku, surat kabar,arsip-arsip dan sebagainya (Moleong, 1998: 98).
4. Teknik analisis data
Analisis data adalah usaha untuk menemukan jawaban atau pertanyaan perihal rumusan-rumusan dan pelajaran-pelajaran atau hal-hal yang tersusun dan diperoleh dalam proyek penelitian (Moleong, 1998: 103). Tujuan dari analisa dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode non statistik, yaitu analisis kualitatif yang hanya menggambarkan atau memaparkan peristiwa tidak mencari hubungan antara variable, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut
a) Pengumpulan data, dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Data-data yang telah terkumpul dikelompokan secara sistematis untuk mempermudah proses penelitian. Kegiatan ini dilakukakan menggunakan cara observasi langsung dan wawancara.
(33)
b) Penyajian data, penyajian data merupakan upaya penyusunan, pengumpulan dan penyederhanaan informasi ke dalam suatu konfigurasi yang sederhana dan mudah dipahami .
c) Menarik kesimpulan, data yang terkumpul disusun dalam satu kesatuan kemudian dikategorikan sesuai dengan masalah-masalahnya. Dan selanjutnya data tersebut dihubungkan dan dibandingkan atara satu dengan yang lainya sehingga dapat ditarik kesimpulan dari penyelesaian permasalahan. Data-data yang disajikan kemudian dibuat suatu kesimpulan yang menyatukan semua data (Huberman, dalam Panji, 2011).
d) Uji validitas data, adalah upaya untuk meminimalisir distorsi yang mungkin akan mengotori data yang dihimpun oleh peneliti (Moleong, 1998: 118). Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi menutut Lexy Moleong adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang menggunakan sesuatu yang diluar data itu sendiri untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut. Ada empat teknik pemeriksaan menggunakan triangulasi menurut Lexy, yaitu sumber, metode, penyidik dan teori.
(34)
BAB II
Deskripsi Barista Koffie Lover
A. Profil Barista Koffie Lover
Sebelumnya cuma Barista saja yang menjadi anggota Barista istimewa Yogyakarta (BIY), yang sekarang berubah nama menjadi barista koffie (bahasa Belanda) lovers (BKVR) yaitu merupakan sebuah komunitas kumpulan para peracik kopi dan penikmat kopi yang fokus untuk terus mengenalkan ragam kopi Indonesia. Pada tahun 2013 banyak orang pecinta kopi biasa yang bukan barista ingin juga belajar dan mengenal kopi lebih dalam kemudian BIY berganti menjadi Barista Koffie Lover (BKVR) yang bisa mewadahi semua orang yang suka dengan kopi dan belajar lebih dalam lagi.
B. Visi dan Misi Barista Koffie Lover Visi :
Mempersatukan semua aspek yang terlibat di kopi dan memajukan perkopian di Indonesia khususnya DIY.
Misi :
a) Menyebarkan edukasi tentang kopi
b) Mengenalkan budaya kopi dan ngopi di DIY c) Meningkatkan kemampuan barista
(35)
C. Struktur Organisasi Barista Koffie Lover
Struktur organisasi Barista Koffie Lover DIY adalah sebagai berikut: Penasehat : Eric Semom Pouw dan Barehman Heru Ketua : Habi Burrahman
Wakil : Nur Arif Muharoni Sekretaris : Andry Mahardika Bendahara : Arief Sugita
Humas : Ferry
Perlengkapan : Lucman Nike Koordinator Acara : Ipung S. Muluk
Koordinator Publikasi dan dokumentasi : Don Dendon Anggota Baristha 52 orang.
D. Program dan Kegiatan
Program rutin yaitu rapat koordinasi setiap tanggal 8 dilanjutkan dengan pelaporan administrasi dan sharing knowledge edukasi yang selalu berbeda mengenai apapun tentang kopi.
E. Event dan Kegiatan Baristha Coffee Lover
1. V60 Competition Desember 2014
Acara ini mempunyai konsep sebagai ajang pembuktian diri melalui metode seduh yang saat itu sedang menjadi banyak pembahasan.Para pesertanya adalah barista atau penyeduh rumahan yang berada di Jogja maupun dari luar DIY. Tujuannya sebagai ajang silaturahmi para barista, dan
(36)
juga meningkatkan kemampuan barista. Selain itu juga untk menjangkau semua barista untuk mengupgrade rasa seduhan. Juga memperkenalkan pada masyarakat luas tentang dan apapun mengenai kopi saat ini.
2. Coffee Cuping September 2015
Acara ini lebih kepada pengenalan lebih dalam mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan kopi. Memahami bahwa kopi itu sehat bila tau cara membuat dan
mengkonsumsinya. Para pesertanya adalah para penikmat kopi dan juga coffee enthusiast.Tujuannya bahwa kopi yang kita minum itu sehat dan mempunyai banyak rasa. Acara ini memiliki target, yaitu semakin banyak orang yang mengerti tentang kop itu semakin bagus.
(37)
3. Threesome Aeropress Battle 2015. Sedikitnya ada 81
barista atau peracik kopi akan berkumpul di Keboen Radja, tepatnya di halaman parkir Jawa Pos Radar Jogja pada Minggu (24/4) nanti. Mereka datang beramai-ramai untuk berkompetisi menjadi barista terbaik di ajang Threesome Aeropress
Battle 2016 yang digagas BKVR (Barista and Koffie Lover) Jogja. Mengundang Muhammad Aga; juara kedua Latte Art Championship dan salah satu pemain film Filosofi Kopi. Threesome Aeropress Battle adalah kompetisi tahunan yang dikemas oleh BKVR Jogja.Yaitu kompetisi meracik kopi secara manual (manual brewing) menggunakan alat aeropress. ”Masing-masing barista memiliki tips dan trik mengoptimalkan fungsi aeropress agar tersaji racikan kopi yang terbaik,” ujar Ketua Panitia Faris Samhan, kemarin.
Menurut Sam, begitu dia akrab disapa, proses pendaftaran berlangsung cepat. Dalam waktu dua jam peserta yang masuk sudah 62 barista. ”Akhirnya, yang semula target peserta hanya 54 a dinaikkan jadi 81 peserta,” ungkap Sam, barista yang sehari-hari meracik kopi di Magistra Coffee. Di bagian lain, Andry Mahardhika yang membidangi teknis lomba merinci, yang akan dinilai meliputi kompleksitas rasa, sweet flavor, dan keseimbangan rasa.
(38)
”Tentunya juga konsistensi rasa dari panas sampai dingin,” jelas Andry yang dikenal sebagai barista trainer dan roaster.
Koordinator BKVR Jogja Habbiburahman menambahkan, Threesome Aeropress Battle mendatang merupakan kompetisi kedua yang dikemas BKVR Jogja. Selain Kopi Brew Bagi di setiap Minggu, Threesome Aeropress
Battle menjadi agenda tahunan. “Selain kompetisi meracik kopi Threesome
Aeropress Battle juga akan dimeriahkan booth kopi gratis dan hiburan lainnya,” ungkapnya.
4. 1000 cups From Jogja Event ini adalah dalam rangka merayakan hari Kopi internasional, ide menyatukan semua penikmat, pebisnis, penyeduh kopi di Yogyakarta. Bertempat di Taman Kuliner Condongcatur Jogjakarta,
acara hari kopi sedunia dilaksanakan dengan melibatkan 150 brewers dan kurang lebih ada 30-an coffeeshop ikut meramaikan event ini. Event ini merupakan cara memperkenalkan kopi kepada masyarakat jogja dengan membagikan kopi secara gratis alias free! sebanyak 1000 cups lebih, sekalian memperkenalkan berbagai ragam jenis kopi lokal indonesia dalam event ini.
(39)
5. Kopi Brew Bagi
“Bagaimana cara mengenalkan beragam kopi Indonesia ke masyarakat Yogya?” Pertanyaan ini muncul begitu saja ketika beberapa pegiat kopi di Yogyakarta sedang berkumpul bersama. Diskusi singkat pun terjadi demi menjawab pertanyaan tersebut. Akhirnya tercetuslah ide kegiatan Kopi Brew Bagi. Ide ini kemudian dijalankan tepat pada minggu pertama di tahun 2016.Awalnya hanya beberapa pegiat kopi Yogya yang aktif dalam kegiatan.Lambat laun, di minggu keempat kegiatan ini direspon positif oleh para pegiat kopi Yogya dan yang paling penting juga oleh masyarakat.
Kopi Brew Bagi adalah kegiatan membagikan kopi kepada masyarakat setiap hari Minggu pagi. Beragam kopi nusantara dan metode seduh selain tubruk, disajikan gratis. Kegiatan ini dilakukan di tempat-tempat yang berbeda setiap pekannya. Minggu pertama Januari, Kopi Brew Bagi dilakukan tepat di depan Kedai Kopi Espresso Bar Gejayan. Minggu selanjutnya dilakukan di depan book store Universitas Islam Indonesia, Jalan
(40)
Kaliurang KM 14,5. Minggu ketiga dilakukan di depan Kedai Pour Over, Jalan Patehan Lor, Alun-Alun Selatan. Minggu keempat bulan Januari, lokasi bergeser ke Jalan Veteran, tepat di depan Slurp! Coffee and Figs Tea. Tepat di minggu keempat ini saya turut serta meramaikan dan mencicipi kopi gratis.
Kegiatan Kopi Brew Bagi ini dimaksudkan juga untuk merekatkan hubungan dengan para pegiat kopi di seluruh Yogya.Pegiat kopi yang dimaksud tentunya adalah pemilik kafe, barista, roaster, pemasok biji kopi, hingga para penikmat kopi. Menjalin hubungan ini bertujuan untuk lebih mengembangkan kemampuan para pemilik kedai kopi dalam menjalankan usahanya, kemampuan barista dalam mengolah sajian kopi, hingga bertukar pikiran demi memajukan dunia perkopian di Indonesia, terkhusus Yogya. Pesatnya pertumbuhan warung kopi di Yogya berarti semakin bertambahnya ketertarikan akan kopi. Tren kopi di Yogyakarta ikut menjadi perhatian oleh banyak pihak sehingga diharapkan bisa menjadi salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta. Bisa dikatakan acara ini berfungsi edukasi bagi anggota komunitas ini.
Kegiatan Kopi Brew Bagi ini rutin dilakukan setiap Minggu pagi dengan lokasi yang berbeda-beda. Pendanaan kegiatan ini dilakukan secara swadaya. Alat-alat seduh dibawa oleh masing-masing anggota komunitas Barista Koffie Lover Jogjakarta. Tak jarang pula, kedai kopi yang berdekatan dengan tempat berlangsungnya kegiatan ini, secara sukarela meminjamkan alat-alat seduh kopi. Begitu pula dengan air, varian kopi terbaik, hingga grinder (mesin penggiling kopi) juga hasil pinjaman sukarela para pegiat kopi
(41)
di Yogya. Kopi Brew Bagi tak memungut biaya sepeser pun dari pengunjung. Area parkir kendaraan pun disediakan gratis. Pengunjung hanya tinggal memesan kopi yang diinginkan. Barista Kopi Brew Bagi juga akan memberikan sedikit pengetahuan soal kopi dan metode seduh saat acara ini berlangsung.
“Acara ini dimaksudkan untuk mengenalkan beragam kopi nusantara kepada masyarakat Yogyakarta. Mengenalkan kopi di sini berarti mengenalkan cara menikmati kopi tak seperti pada biasanya,” jelas Echi Mahardika, salah satu pegiat kopi yang turut aktif di kegiatan ini menuturkan. Umumnya metode seduh tubruk, dan menggunakan gula sebagai pemanis dalam kopi. Namun dalam Kopi Brew Bagi, metode seduh yang dikenalkan adalah metode pour over dan aeropress. Sajian kopinya pun sengaja tanpa gula, agar masyarakat bisa lebih mensesap rasa dalam kopi yang disajikan.
Kenapa kegiatan ini dilakukan pagi hari dan hanya tiap hari Minggu?Karena masing-masing barista dan para pegiat kopi, libur sejenak dari aktivitas rutinnya.Minggu pagi juga momen tepat untuk mengenalkan kopi kepada masyarakat.Biasanya pula aktivitas sebagian masyarakat adalah melakukan olahraga pagi, berjalan-jalan santai bersama keluarga, dan menikmati kesegaran udara pagi. Menikmati sajian kopi pagi hari juga menambah kesegaran tubuh dan membuat semangat semakin berlipat, karena kandungan kafein pada kopi. Namun usahakan pengunjung yang akan menikmati acara Kopi Brew Bagi ini disarankan sarapan terlebih dahulu, agar khasiat kafein dalam kopi juga akan lebih maksimal. Apa Anda tertarik untuk
(42)
mengikuti kegiatan rutin ini? Silahkan datang dan ramaikan Kopi Brew Bagi tiap minggunya. Tempat berlangsungnya Kopi Brew Bagi akan diinformasikan terus tiap pekan. Silahkah Anda periksa di akun sosial media Barista Koffie Lover Jogjakarta, Twitter @BicaraKopi atau akun Instagram: bkvr.yk.
(43)
BAB III
SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. Sajian Data.
Event 1000 cups from Jogja adalah sebuah event yang
diselenggarakan untuk memperingati hari kopi internasional pada tanggal 1 Oktober 2015 oleh komunitas pecinta kopi, barista koffie lovers (BKVR). Menurut Andri Mahardika sebagai sekertaris panitia, alasan mengapa diadakan event tersebut adalah
Hmm...hmmm sebenarnya ee ee sebenarnya hmm awalnya sebenarnya gara-gara hari kopi internasional itu. Terus kemudian dari komite menyarankan bikin kopi untuk meramaikanlah. Pengen bikin sesuatu di hari kopi internasional tentang kopi membawa atas nama Jogja. Habis itu pengen menyambut hari kopi internasional itu, bikin event apa dan yang paling gampang biar orang tau tentang kopi yang paling gampang ya bikin even kopi gratis. Awalnya seperti itu. Karena ya bikin orang kenal kopi dari pada edukasi atau apapun kayak gitukan misal dengan embel-embel ada gratis gitu orangkan langsung lebih gampang tertarik.
Menurut Ipung S. Muluk sebagai koordinasi dalam acara ini mengatakan bahwa alasan diadakan event ini adalah “Alasan diadakan event ini yang pertama diadakan 1000 cups itu adalah dalam rangka untuk memeriahkan hari kopi internasional yang pertama kalinya tanggal 1 oktober 2015. Intinya itu sekaligus apa ya idenya adalah mengumpulkan pelaku, penggiat, penikmat bisnis kopi di Jogja. Mempererat silaturahmi antar kami semua. Memperkenalkan kopi indonesia kepada khalayak umum khususnya masyarakat Jogja sendiri”. Sedangkan menurut Ferri bagian publikasi dan
(44)
dokumentasi serta humas sekaligus, mengatakan “1000 cups intinya evennya untuk memperingati hari kopi sedunia, dan kenapa dipilih 1000 bukan 100 atau 200 itu karena dipilih angka tersebut dianggap merupakan angka yang wah pada saat itu”.
Tujuan diadakannya event 1000 cups from Jogja ini menurut Andry tujuan even tersebut adalah
Yang pertama yang jelas untuk memeriahkan hari kopi internasional.Habis itu yang kedua yaitu ngumpulin orang yang suka kopi.Jadi biar orang ya kancoffee shop di Jogja banyak banget tuh.Gimana caranya pelanggan-pelanggan dari coffee shop di jogja istilahnya kita tau dengan penikmat kopi kita, kita tau. Juga bisa mengumpulkan owner tiap-tiap coffee shop, costumersnya, macem-macemnya, segala pokoknya yang berhubungan dengan kopi bisa ngumpul bareng pada hari itu terus minum kopi bareng, memorial kan dan silaturahmi lah gitu.
Menurut Ferri, tujuan diadakan event tersebut adalah “tujuannya utamanya kita ngenalin kopi yang kedua bersifat sosial kita guyup bareng ngumpulin semua orang kopi di jogja, mengurangi menghilangkan gep-gepan yang katanya sudah terjadi untuk memajukan komunitas”. Lain lagi yang diungkapkan Ipung, sebagai tujuan diadakan acara itu adalah
Tujuannya ya itu untuk sama seperti alasan apa ya, lebih mengenal kopi indonesia terutama kopi arabika karena kita sekarang ini lebih banyak mengkonsumsi kopi robusta dan kopi blend (campur) dan itu dari industrial dan komersil yang kita tidak tahu prosesnya yang langsung kita beli, buka bungkusnya, kemudian kita seduh kemudian kita minum. Disini kita mengenalkan proses pembuatannya secara manual langsung dari biji kopi. Ada sejarahnya, ada prosesnya, ada teknik seduh yang bermacam-macam dan hasil turunan kopi yang menjadi macam-macam serta alat-alat yang digunakan, teknik pembuatannya dan macam-macam lainnya.Setelah minum kopi kita baru tahu rasa nah dari rasa yang berbeda itu kita bisa menjelaskan kalau rasa itu bisa berbeda itu dari proses penggilingannya, dari pemanasannya, dari penyeduhannya sehingga mengakibatkan rasa
(45)
yang berbeda. Untuk kelas bisnisnya kita mengenalkan coffieshop-nya mereka pucoffieshop-nya produk apa gitu.
Setiap event pasti akan ada pesertanya atau target sasaranya, begitu juga dengan event ini yang juga memiliki target market sendiri. Menurut Andri target market dari event tersebut adalah,
Yang jelas yang pertama adalah peminum kopi, penikmat kopi, costumers kita habis itu yang kedua malah bahkan orang awam, jadi biar mereka tau tidak hanya sekedar minum kopi yang mereka minum itu berasal dari mana, bagaimana cara pemprosessannya. Dan biar orang awam itu bahkan ada talk show-nya sehingga biar orang awam itu tau yang mereka minum jadi ada edukasinya itu jenis kopi apa dan bagaimananya orang awam itu menjadi tau. Kalo usia cenderung umum tapi kalo mengarah ke anak muda di luar itu bonus. Makanya kita milih sore jadi anak sekolah sudah pulang, para pekerja juga sudah free.Makannya kita memilih sore dan memilih umum.
Lebih lanjut andri menambahkan “Karena ada komunitas kopi sebagai trial-nya seksi sibuk dibantu bloger-bloger.Ada beberapa teman yang bekerja di media. Masing-masing coffie shop owner, barista, coffie shop dan jajarannya. Para penggiat kopi. Sebenarnya petani kopi kita undang tapi karena suatu hal mereka tidak bisa datang dan masing-masing pelanggan”.
Seperti halnya yang diungkapkan oleh Ipung, menurutnya “targetnya jelas paling gampang anak muda, pelajar, mahasiswa, pekerja yang masih muda tapi kalau kepinginnya semua orang, jadi orang tua yang bawa anaknya, orang yang sudah sepuh bisa menikmati semua”. Hampir serupa seperti yang diungkapkan oleh Ferri, “Targetnya anak muda jika mau lebih spesifik lagi adalah penikmat kopi”.
(46)
Alasan memilih anak muda sebagai targetnya pun dikarenakan ada alasan tersendiri, seperti yang dituturkan Andri berikut ini,
yang jelas anak muda mayoritas di Jogja yang ke coffee shop.Kalo orang tua kebutuhan mereka kebanyakan minum kopi di rumah.Tapi kalo anak muda kan cenderung ke arah numpul-ngumpulnya sama teman-teman. Jadi lebih banyak ngumpul di coffee shop – coffee shop. Anak muda doyan pengetahuan jadi gampang dipengaruhi jadi sudah menjadi gaya hidup. Sambil memperkenalkan coffee shop yang ada di Jogja.
Alasan mengapa memilih targetnya anak muda, karena menurut Ferri “Itu pasar utama karena selama ini aku berkecimpung di dunia ini ya mereka kemudian baru yang berjiwa muda”. Alasan lainnya di ungkapkan oleh Ipung kenapa memilih targetnya anak muda. Beliau mengatakan :
Karena itu paling apa ya.... karena yang dituju adalah usia yang paling gampang menerima pembaharuan mereka lebih mudah apa ya, di ceritai begini begitu. Kalo yang sudah sepuh dibikinkan acara kan yang begitu sedikit agak monoton tapi kalau anak muda kan kita bikinkan acara ngumpul-ngumpul yang rame-rame mereka mudah menerimanya. Diharapkan setelah acara berlangsung si targetnya jadi malah lebih tau gimana-gimananya mengenai kopi.
Setiap kegiatan apapun pasti membutuhkan dana. Apalagi acara sebesar 1000 cup ini, pastinya membutuhkan biaya yang besar. Menurut Andri besarnya budget yang diperlukan untuk event ini,
ya enggak banyaklah, soalnya rata-rata itu komunitas banyak yang nyumbang banyak sumbangan. Jadicoffee shop mana nyumbang apa, coffee shop itu nyumbang ini itu jadi banyak sumbangan. Jadi biaya tidak terlalu besar dan kita memilih tempat juga kerjasama dengan pemilik area sehingga kita dikasih free dan kita hanya membayar operator soundsystem dan tenda gitu aja sih, jadi sambil masarin tempat itu juga. Pembicara juga gratis. Sebenarnya disini kami masih baru, berkembang kopi di komunitas di Jogja masih baru, jadi titik komersilnya belum maksimal.Jadi ketika kita minta tolong untuk meramaikan event ini mereka dengan senang hati membantu karena
(47)
dapat membuat mereka lebih familiar lagi dan kebetulan lokasi acara juga masih sepi sehingga even ini orang jadi lebih banyak tau jika ada lokasi ini jadi sama-sama diuntungkan.
Sama seperti yang diungkapkan oleh Ipung, beliau mengatakan: Budget-nya kayaknya angka pastinya saya lupa. Tapi kalo tempat kita dapat support dari dinas pasar kabupaten Sleman jadi kita hanya menggunakannya saja karena hitung-hitung untuk memperkenalkan juga taman tersebut. Kita hanya membayar sekitar Rp 250.000,- untuk kebersihan dan listrik. Itupun masih dipotong sewa tenda dan meja kesekretariatan dari teman-teman organizer masing-masing jadi tidak bisa diukur berapa banyak biayanya.Kalo ada budget kita pengennya ada EO yang lebih profesional karena ini banyak sumbangan jadinya kita melakukannya ya berdasarkan apa yang ada. Pada setiap event yang akan diadakan, sebelumnya pasti akan ada promosi. Agar semua orang tau bahwa akan diadakan suatu event maka harus ada promosinya. Promosi juga memerlukan budget yang tidak murah, sama halnya dengan event100 cups from Jogja juga melakukan promosi. Menurut Andri, promosi yang dilakukan adalah
Promosinya cukup banyak. Kita menggunakan iklan. Iklan yang dimasudkan adalah iklan yang tidak terkonsep dalam artian iklan lebih bersifat informasi acara bukan seperti iklan acara berbayar. Kemudian kita membuat poster, spanduk untuk di lokasi acara, undangan ke coffie shop yang tersebar di kota Jogja, berita di koran Radar Jogja, dan melalui media social.
Besar budget yang dikeluarkan untuk promosi menurut Andri:
Dana yang dibutuhkan untuk promosi menurut andri, promosi gratis juga, gimana ya kita bawa nama Jogja, kita bawa nama kopi jadi orang bantu dengan suka rela. Semua sumbangan, dari bikin poster, spanduk, banner, itu masing-masing sudah bawa sendiri.juga temen dari coffee shop juga banyak menyumbang itu semua. Kalo media massa kan kita juga tidak bayar jadi ini hasil kroyokan sehingga promosinyapun kroyokan tanpa ada dana yang keluar. Semua hasil sumbangan dari masing-masing anggota komunitas.Karena kita kompak, jadi lebih gampang dalam promosi.
(48)
Begitu pula yang diungkapkan oleh Ipung “Budget promosi tidak ada, cetak poster dan banner itu ada yang membiayai”. Hal serupa juga diungkapkan oleh Ferri “Promosi free karena kita menggunakan sosial media. Baliho dan poster hanya sedikit. Baliho atau spanduk hanya 2 buah, gak nyampe 500 ribu. Murah dan gak mengeluarkan biaya. Karena kita komunitas bukan target profit”.
Setelah menentukan besarnya budget untuk promosi, selanjutnya yang dilakukan untuk promosi adalah alat promosinya. Dalam hal ini,
event1000 cups from Jogja memilih saluran promosinya. Andri mengatakan
bahwa:
Karena terget marketnya anak muda jadi lebih banyak promosi melalalui sosial media. Karena anak muda paling suka bermain sosmed, sehingga paling banyak digunakan ya sosmed. Paling banyak folowernya itu sosmed komunitas food bloger sehingga mereka bantu promosinya. Misal koran yang koran segmen umum, kalo radio juga radio yang segmennya untuk anak muda. Semua dipilih ya media yang disukai oleh anak muda. Dari internal komunitas berkembang ke luar komunitas dan masyarakat umum.Coffee shop itu juga masing-masing ikut mempromosikan kepada para pelanggannya. Mereka mengundan para pelanggannya untuk datang ke acara tersebut. Semua itu karena berkaitan dengan segmentasi targetnya itu.
Begitu juga yang dikatakan Ipung, “Tujuan kita adalah bagaimana menyebarkan berita ini secepat mungkin karena keterbatasan waktu.Sehingga yang paling mudah adalah melalui media sosial terutama teman-teman komunitas”. Senada dengan itu, ferri mengungkapkan hal yang hampir sama, “Pertama kita memberitahu teman. Dari teman ketemannya lagi. Dari
(49)
temannya lagi itu ke temannya lagi yang lain. Dan sosial media tentunya yang membuat menjadi lebih cepat”.
Dengan alat promosi itu diharapkan tentunya akan mencapai target sasaran. Hal ini dikatakan Ipung, “sesuai dengan target market yang dituju, biaya relatif murah, hanya mengandalkan paket data masing-masing, saya yakin iya. Karena sosial media sekarang sangat dinikmati oleh anak muda. Ngomongin angka pasti saya tidak berani”. Lebih lanjut Ipung mengatakan,
Dari semua alat promosi yang disebar ada kontak person-nya. Alat promosinya berupa undangan ke coffie shop, poster, spanduk, dan media social seperti twiter, instagram. Dari sebelum acara dimulai sudah banyak pertanyaan yang dikirim, itu menandakan sudah ada yang berminat dengan acara tersebut. Selain itu, radar jogja juga ikut memberitakan sebelum acara berlangsung yang juga mampu menarik pembacanya untuk datang. Dua kali Koran radar Jogja memberitakan event ini sebelum acara berlangsung.
Hampir sama dengan itu Ferri juga mengatakan “Jelas tepat sasaran, karena kita paham betul siapa saja yang kita undang. Sasaran kita anaka muda, mereka pasti pake gadget, makanya kita menggunakan sosial media untuk promosi. Selain itu dilihat dari tamu yang datang juga peserta yang datang, jelas anak muda dan penikmat kopi, yang di atas usia 40an itu hanya berkisar 15% saja”.
Setiap acara baik besar maupun kecil pastilah ada konsep yang akan diusung. Begitu juga dengan even sebesar 1000 cups from Jogja. Konsep yang diungkapkan oleh Andri, “Awalnya konsep acara ada banyak banget orang, megang cup, minum kopi ada acara musiknya, ada talk show-nya”.
Hal sama diungkapkan Ipung “Konsep acaranya adalah kita mengibaratkanacara ini adalah shawalannya orang-orang kopi, jadi kita
(50)
ngumpul-ngumpul dan menikmati kopi bersama. Ide nyari referensi untuk kebaristaan, bahwa akan diadakan coffie day. Tidak ada acara seperti itu di Indonesia kalo kita bikin gimana ya? Idenya mengumpulkan 1000 orang gitu aja. Berawal dari itu semua kemudian kita buatkanlah acaranya”. Serupa dengan mereka Ferri juga mengatakan “Konsepnya kita menyeduh bareng, memberikan kopi kita kepada tamu dengan ala kita secara bareng-bareng sesuai target kita 1000 cup tapi pada kenyataannya bisa sampe 2000 cup”.
Pengisi acara yang terlibat menurut Ipung “Komunitas kopi dan penikmat kopi. Rata-rata mereka memang sudah dalam bidangnya”. Sedangkan menurut Ferri yang terlibat dalam acara tersebut adalah “Yang pertama konsumen biasa, penikmat kopi, penyeduh kopi, pebisnis kopi, yang terakhit pemerhati kopi”.
Kesiapan tim penyelenggara dalam mengkonsep acara boleh dikatakan agak berantakan, seperti yang dikatakan Ipung :
Sebenarnya tidak terlalu siap, karena sudah sangat mepet waktunya untuk pelaksanaannya. Kesiapan hari -3 sudah siap tapi ya masih saja ada yang belum. Pengisi acara sudah, karena semua swadaya ya makanya semua berjalan sesuai apa yang mereka geluti. Misal barista ya menyiapkan kopi, pemusik menampilkan musiknya, pengisi talk show-nya juga memaparkan pengetahuan mengenai kopi.
Hal lain diungkapkan oleh Andri, “sebenarnya kita kejar-kejaran waktu. Tidak maksimal dalam mengkonsep acara karena keterbatasan waktu yang terlalu mepet, persiapannya jadi sangat terbatas”. Senada dengan Andri, Ferri juga mengatakan “karena kita bukan seorang EO yang sudah terbiasa
(51)
mengurusi acara besar, kita hanya sekelompok komunitas kopi, untuk melakukan acara ini kita melakukan saja sesuai kemampuan kita saja”.
Koordinasi tim penyelenggarapun dikatakan sudah siap seperti yang dikatakan Andri “Koordinasi tim sangat oke. Awalnya yang kita undang adalah coffee shop yang ada di Jogja tapi yang merespon banyak yang dari luar kota seperti dari Magelang, Bekasi, Brebes dan kota lainnya”. Hal sama dikatakan oleh Ferri “Koodinasi sangat bagus karena semua sesuai dengan keahliannya.Sangat berkompeten, karena memang sesuai bidangnya sesuai profesinya dalam kesehariannya”.
Sebuah event memerlukan tempat yang pas untuk melaksanakan event tersebut.Even 1000 cups from Jogja diadakan di taman kuliner condong catur. Alasan memilih tempat tersebut menurut Andri,
Awalnya kita memilih titik nol kilometer waktu diadakan car free day. Pokoknya yang benar-benar di keramaian. Tapi kita realistis bagaimanapun waktu kita terbatas karena pelaksanaan sebentar lagi. Sedangkan di titik nol membutuhkan izin yang sedikit agak rumit sehingga kita memilih di taman kuliner condong catur. Selain itu jadi memilih tempat dan waktu yang realistis. Kalo di mall sepertinya kita terlalu memewahkan acara tersebut dan tidak sesuai dengan target marketnya. Padahal kita membutuhkan tempat yang luas dan santai dan bisa bercengkrama dengan sesama penikmat kopi.
Selain itu Ferri menambahkan, “Tempatnya di situ karena butuh zona hijau yang besar, tidak komersil dan gratis karena kita membutuhkan tempat yang luas yang teduh, karena acara kita juga gratis. Kalo Cuma membutuhkan tempat luas kita bisa di lapangan, tapi tidak bisa menikmati kopi dengan baik. Makanya kita memilih tempat tersebut karena tempatnya
(52)
luas, teduh, bersih enak untuk bercengkrama dengan teman dan juga parkir yang cukup untuk memuat kendaraan kita”.
Tahapan persiapan event menurut Andri berawal dari “Ide berawal dari tukar menukar ide, mengumpulkan coffee shop, nyari tempat, membuat poster, nyari pengisi acara, dari band dan pengisi talk show. Kita bagi tugas mengundang coffee shop, yang punya teman di media menghubungi temannya itu untuk bantu promosi. Teman-teman di bloger juga sangat banyak membantu. Dari mulut ke mulut bergerak bareng-bareng sehingga acara dapat berjalan”.
Ipung juga menambahkan, “Tiga minggu sebelum pelaksanaan, minggu pertama cuma pertemuan-pertemuan saja dan bertukar ide. Minggu kedua mulai melaksanakan apa-apa yang harus dilakukan untuk acara nanti”. Senada dengan itu Ferri menambahkan,
Tahapan paertama konsep, cek list pekerjaan, ceklist penyeduh dan cek list coffee shop se DIY kita cari kontaknya dari teman ke teman ke temannya lagi kemudian kita hubungi satu persatu, jika kita punya acara kemudian mereka setuju. Ketika kita butuh dana, saya tanyakan kamu mau nyumbang apa dan semua terlaksana dengan baik. Semua swadaya. Semua berjalan dua minggu hingga pelaksanaan event. Mereka juga diperkenankan memakai apprond dari coffie shopnya. Kita menyeragamkan diri memakai kaos hitam, karena tidak sempat membuat kaos, dan para pesertanya diperbolehkan mengenakan apprond dari coffie shopnya. Selain untuk menjaga pakaian agara tidak kotor juga mampu mengenalkan coffie shopnya kepada para pengunjung yang datang. Sambil menyelam minum air begitu. Jadi ikut berpartisipasi juga proposi yang terselubung.
Setiap event yang dilakukan pastinya tidak selalu mulus, ada saja hambatannya. Event ini pun juga terkendala hambatan. Menurut Andri hambatannya yakni,
(53)
Kendala di teknis aja, karena ini acara kan non budget. Padahal kita juga butuh alat-alat untuk kopinya untuk mendukung acara ini, sebenarnya mereka mau bantu tapi mereka membatasi waktunya. Karena pada jam tertentu coffie shopnya sudah harus beroperasional juga, sehingga alat-alatnya itu juga akan digunakan di coffie shopnya. Sedangkan kita masih membutuhkan untuk kita akai untuk acara.Habis itu kendala-kendala teknis ajalah seperti kompor yang tiba-tiba jadi tidak bisa menyala. Kalo kendala promosi sebenarnya karena kita mepet banget pada acara. Jadi kita terkendala waktu. Makanya saya bilang pada awalnya sangat pesimis karena waktu yang sangat mepet. Hambatannya hanya istilahnya masalah teknis dan waktu saja.Waktu kurang lama sehingga acara sudah selesai masih banyak yang datang.
Lain lagi yang diungkapkan oleh Ipung “Kecewa karena waktunya kurang. Sebagian besar sih tidak ada hambatan hanya masalah teknis saja.Karena waktu yang mepet akhirnya banyak para pengunjung yang tidak terlayani, dan hujan yang tiba-tiba datang”. Hampir sama seperti yang diungkapkan oleh Ferri “Hambatan pada promosi dan komuikasi karena kita swadaya. Pulsa habis, data habis cuma sekedar itu”.
Selain itu menurut Ferri, ada dampak positif yang terjadi setelah acara berlangsung. Dampak itu berupa :
Dampak untuk komunitas, kita lebih mudah dalam mengumpukan massa. Kita jadi lebih dikenal oleh masyarakat luas, sehingga ketika kita membuat acara lagi semua berjalan lebih lancar. Tanpa promosi yang lebih banyak, semua orang sudah tau karena mereka sudah menunggu acara kita selanjutnya. Jadi promosi 1000 cup untuk jogja itu membuka kesempatan untuk kami membuat acara-acara selanjutnya yang sudah sangat ditunggu oleh para menikmat kopi yang bukan saja pelanggan di coffie shop- coffie shop kami.
(54)
B. Pembahasan.
Strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh BKVR dalam menarik minat pengunjungdalam event ini bisa dikatakan sangat menarik. Melalui event 1000 cups from Jogja ini sebenarnya BKVR tidak berharap banyak, karena ini adalah event terbesar yang baru pertama kali dilakukan. Akan tetapi dampak dari event inilah yang cukup dinantikan oleh para peserta yang ikut berpartisipasi. Tujuan promosi adalah untuk mendapatkan informasi produk, untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan laba, untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan, untuk menjaga kestabilan penjualan ketika pasar sedang sepi, mengunggulkan produk dari pesaing, membentuk citra produk dimata konsumen sesuai keinginan, dan untuk mengubah tingkah aku dan pendapat konsumen.
Dengan mengikuti event ini, para peserta selain ikut berpartisipasi dalam menyambut dan meramaikan hari kopi internasional juga mengenalkan produk mereka sendiri. dengan begitu dapat mengenalkan pula coffie shop dimana mereka bekerja. Pengunjung juga dapat mengetahui coffie shop yang terlibat. Kemudian para peserta juga bisa mengenalkan produk mereka sendiri, yang diharapkan juga mampu menarik minat pengunjung untuk berkunjung ke coffie shop mereka, sehingga mampu meningkatkan jumlah pelanggan dan akhirnya bisa mendapatkan konsumen juga keuntungan. Sehingga boleh dikatakan dengan mengikuti event ini, semua diuntungkan, tidak ada yang dirugikan.
(55)
Promosi yang dilakukan BKVR sebenarnya sudah cukup bagus dalam menarik minat pengunjung untuk datang. BKVR memiliki tujuan dalam event ini adalah untuk menarik minat pengunjung. Promosi yang dilakukan baik melalui personal maupun non personal. Promosi personal yang dilakukan adalah personal selling atau penjualan secara langsung dalam hal ini menyebarkan undangan kepada coffie shop yang akan berpartisipasi dalam acara. Kemudian coffie shop mengabarkan dan mengajak para pelanggannya untuk mengikuti acara tersebut. Kekuatan word of mouth disini sangat kuat, dengan kekuatan ini, dapat mencapai tujuan yaitu menarik pengunjung.
Promosi non personal yang dilakukan adalah advertising atau iklan. Meski iklan disini bukan iklan komersil di media, dalam hal ini adalah dengan menyebarkan poster kepada coffie shop peserta, yang nantinya disebarkan. Selain itu juga spanduk yang dipasang di arena event. Kemudian dengan publik relation and publisity dalam hal ini pemberitaan di Koran Radar Jogja sebelum acara berlangsung, juga sudah mampu menarik pembacanya untuk datang meski hanya dua kali saja pemberitaannya.
Selain itu BKVR juga menggunakan media social, instragram, twitters, blogger yang termasuk dalam pemasaran langsung atau direct marketing. Penggunaan saluran online ini selain lebih cepat juga sangat tepat karena target sesungguhnya adalah anak muda. Dengan media social selain mendapatkan respon yang cepat dan juga penyebarannya sangat luas dan
(56)
cepat dibandingkan dengan media promosi lainnya, selain itu tidak memakai biaya yang besar.
Pemasaran melalui event diharapkan akan lebih memberikan edukasi kepada konsumen secara langsung, serta konsumen pun dapat berinteraksi langsung terhadap produk dalam hal ini kopi dan juga komunitas BKVR. BKVR harus menyajikan keseluruhan event sebagai bentuk komunikasi pemasaran terpadu kepada konsumen. Event sebagai bentuk komunikasi pemasaran terpadu yang dimaksudkan adalah bagaimana BKVR menyajikan sebuah event yang diselenggarakan akan menghasilkan feedback konsumen secara positif setelah konsumen menghadiri event tersbut. Feedback yang dimaksudkan adalah peningkatan penjualan produk kopi pada masing-masing coffee shop anggota dari BKVR, loyalitas konsumen terhadap BKVR,
awareness konsumen kepada BKVR, dan hal yang menguntungkan bagi
pengusaha kopi juga bagi konsumen. 1. Tujuan Event
Langkah pertama dalam perencanaan event adalah menentukan tujuan
komunikasi pemasaran pada event 1000 cups from Jogja berlangsung. Melalui
event ini tujuan BKVR pada Event tahunan ini adalah megajak orang-orang atau
target audiens untuk datang ke lokasi event dalam rangka memperingati hari
kopi internasional yang jatuh pada tanggal 1 Oktober. BKVR sebagai
penyelenggara event mengharapkan kedatangan target audiens pada event akan maksimal sehingga banyak orang yang akan datang bahkan melebihi target yang
(57)
dengan antusias untuk mengikuti event ini, oleh karenanya dilakukan strategi untuk menjaring target sebanyak mungkin untuk datang pada event tersebut.
2. Pesan
Setelah mengetahui tujuan event, maka selanjutnya langkah dalam perencanaan event adalah mengetahui pesan apa yang akan disampaikan saat event berlangsung sejalan dengan tujuan dari event diadakan. Pesan dari BKVR dalam momen ini adalah untuk memperingati hari kopi internasional dengan membagikan kopi secara gratis dengan target 1000 cups untuk semua kalangan. Kemudian dalam even ini juga dengan tujuan memasyarakatkan kopi, sehingga kopi menjadi lebih banyak penikmatnya. Selain itu juga mengenalkan komunitas BKVR itu sendri, dan coffee shop yang turut andil dalam event ini. Event ini juga menyajikan talk show untuk lebih memperdalam pengetahuan mengenai sejarah dan apapun yang berhubungan dengan kopi.
Pembagian kopi gratis untuk memperingati hari kopi internasional ini akan dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2015 bertempat di taman kuliner Condong Catur Jogjakarta pada pukul 15.00 WIB sampai dengan 17.00WIB. Event ini gratis untuk semua orang, 1000 cups free coffee for all.
3. Target Audiens
Langkah berikutnya yang dilakukan dalam membuat program komunikasi terpadu melalui event adalah menentukan klasifikasi khalayak sasaran atau target audiens, untuk menyampaikan suatu pesan pada event khalayak yang akan menjadi target adalah anak muda dan para pelaku kopi.
(58)
Para pelaku kopi disini yang dimaksudkan adalah dari barista, coffee shop, pencinta kopi dan semua yang berhubungan dengan kopi.
4. Saluran Media
Event 1000 cups from Jogja penyampaian pesan ini lebih kepada keseluruhan proses dari awal sampai eksekusi event, karena dari pihak BKVR ingin pesan yang disampaikan diterima konsumen secara baik dan utuh. Proses dalam penyampaian pesan melalui event dan saluruan media sebagai penyampaian pesan yang dimaksudkan lebih kepada sentuhan langsung secara personal kepada konsumen.
Saluran media yang digunakan dalam penyampaian pesan event antara lain :
a) Saluran media secara personal yang dilakukan oleh pihak BKVR dengan direct marketing, yaitu menyebarkan undangan kepada coffie shop yang akan berpartisipasi.
(59)
Gambar undangan event 1000 cups from Jogja
Dalam undangan berisikan permintaan dukungan dan untuk ikut memeriahkan sebagai penyeduh ataupun ikut mempromosikan acara ini kepada pengunjung setia di tempat yang anda kelola atau bekerja. Kemudian coffee shop menyebarkan kepada para pelanggan atau cotumers masing-masing Coffee shop dan teman-temannya atau yang lebih ke word of mouth atau dari mulut ke mulut.
Saluran personal lainnya adalah dengan personal selling, yaitu penggunaan internet dalam hal ini media social baik yang on line maupun yang off line. Melalui pemberitaan sosial media, karena generasi muda sudah mengikuti perkembangan teknologi yang ada dan salah satunya dengan twitter, FB, dan WEB. Saluran media online dimanfaatkan penyelenggara sebagai menyalur informasi tentang event, ketika event berlangsung.
(60)
Gambar postingan di twiter.
b) Saluran media secara non personal adalah dengan advertising dalam hal ini adalah menyebarkan poster dan memasang spanduk pada saat event berlangsung. Dalam poster berisikan informasi tentang event tersebut dimana akan diadakan, tujuan, dan semuanya yang berkaitan dengan event.
(61)
Saluran media non personal selanjutnya adalah PR dalam hal ini publikasi
atau pemberitaan di Koran Radar Jogja sebelum event berlangsung. Disini
pemberitaannya mengenai akan diadakannya event untuk memperingati hari kopi internasional.
Gambar liputan publikasi pada radar Jogja sebelum event berlangsung.
Saluran media pesan ini memegang peran penting dalam keberhasilan penyampaian pesan dari penyelenggara ke target sasaran. Pemilihan saluran media yang lebih kepada personal secara langsung dengan target sasaran, karena akan lebih efektif, walaupun akan memakan banyak tenaga dan waktu tapi cukup baik untuk keberhasilan penyampaian pesan. Pesan dari pihak BKVR akan tersampaikan dengan baik dengan tahap secara personal. Pihak
(62)
BKVR lebih menjalin hubungan personal dengan pihak – pihak yang terkait hal ini nantinya akan memberikan feedback yang baik dari pihak target sasaran karena merasa sebagai orang yang dihargai dengan pihak penyelenggara. Feedback yang tampak adalah pemberitaan tentang event 1000 cups from Jogja oleh media lokal, seperti di radar Jogja, pemberitaan di media youtube, media sosial twitter, dan facebook. Perencanaan event ini menjadi stategi komunikasi BKVR dan salah satu hasil capaiannya adalah perencanaan komunikasi yang cukup berhasil dalam menarik minat pengunjung. Proses komunikasi dan promosi melalui proses membangun kesadaran konsumen atau pengunjung event dengan adanya poster, pemberitaan di harian radar Jogja, undangan, dan penggunaan sosmed serta spanduk dalam acara sebagai pengingat bahwa event terselenggara oleh pihak BKVR, presepsi konsumen dibangun lebih kepada pemberitaan dari online tentang event yang disambut positif oleh pihak partisipasi event, kemudian loyalitas akan terbangun dengan sendirinya bagi konsumen yang membicarakan event ini dalam media sosial melalui twitter dan para pengunjung yang merasakan langsung manfaat dari acara ini. Perencanaan komunikasi melalui event lebih kepada personal, dimana penyelenggara langsung berinteraksi dengan pengunjung dan konsumen pontensial. Setelah mengetahui secara garis besar perencanan event 1000 cups from Jogja dari hasil temuan peneliti, kemudian peneliti mengamati implementasi dari perencanaan event sebagai langka selanjutnya dalam penelitian.
(63)
Setelah perencanaan event secara garis besar sudah terlaksana maka selanjutnya eksekusi event pada hari dan tempat yang telah ditentukan oleh pihak penyelenggara pada 1 Oktober 2015 di Taman Kuliner Condongcatur pada jam 15.00 – 17.00 WIB. Implementasi perencanaan event dengan lebih detail terhadap event yang berlangsung berdasarkan hasil wawancara penyelenggara meliputi :
1. Ide besar event 1000 cups from Jogja dalam rangka hari kopi internasional. BKVR memilih ide besar event 1000 cups from Jogja karena melihat peluang yang baik untuk lebih memasyarakatkan kopi serta lebih mengenalkan komunitas BKVR. Hal ini didasarkan oleh kesukaan masyarakat terhadap budaya minum kopi, dimana target sasaran BKVR adalah kaum muda yang aktif dan yang berjiwa muda. 2. Penyelenggaraan event 1000 cups from Jogja akan diselenggarakan
pada tanggal 1 Oktober 2015 di Taman Kuliner Condongcatur. Pemilihan tanggal dan tempat sesuai dengan yang diinginkan yaitu bertepatan dengan hari kopi internasional dan tempat yang nyaman untuk bercengkrama.
3. Suasana yang dibangun oleh BKVR saat event berlangsung adalah minum kopi bersama sambil bercengkrama dengan teman dan sahabat sambil menikmati sajian musik akustik yang disuguhkan panitia serta mendengarkan talk show mengenai kopi. Suasana sangat cozy, santai dan hangat semua terlihat bersahabat dengan mengobrol santai dan ngopi. Hal ini sesuai dengan suasana yang ingin dicapai penyelenggara,
(64)
dimana para pengunjung merasakan langsung dampak dari minuman kopi dan pengetahuan mengenai kopi. Terlebih panitia menyediakan dua orang tukang sablon untuk menyablon kaos atau baju mereka sebagai kenang-kenangannya dari event ini.
Hasil temuan data, pengunaan media event sebagai strategi komunikasi pemasaran dalam hal ini sudah bisa dikatakan berhasil. Hal ini ditandai dengan cukup suksesnya acara ini, meski masih ada kekurangan disana sini. Penggunaan medianya juga dirasa sudah cukup tepat sasaran, yaitu menggunakan iklan dalam hal ini menyebarkan poster dan publikasi yaitu pemberitaan dalam surat kabar radar Jogja sebelum acara berlangsung, ini secara personalnya. Secara personalnya menggunakan personal selling yaitu menggunakan media social baik yang online maupun yang offline. Kemudian direct marketing dengan menyebarkan undangan yang kemudian diteruskan dengan word of mouth atau dari mulut ke mulut. Kekuatan word of mouthlah yang sangat berperan penting dalam menarik pengunjung dalam acara ini. Hal ini dibuktikan dengan kedatangan pengunjung yang melebihi target yang ditentukan panitia yaitu 1000 cups yang artinya 1000 orang. Radar jogja menyebutkan ,bahkan pengunjung tembus sampai 1500 pengunjung. Lain lagi dengan penyedia tempat yang menyatakan kemungkinan lebih dari 2000 pengunjung, hal ini dibuktikan dengan penuhnya lapangan parkir lokasi acara yang mampu menampung 300 mobil dan 1000 sepeda motor. Saat acara berlangsung, semua tempat parkir penuh berisi kendaraan para pengunjung,
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)