DAYA ANTIBAKTERI FRAKSI ETANOL TEMU KUNCI (Boesenbergia pandurata) TERHADAP Salmonella typhi DAN Streptococcus hemolytic α non pneumoniae

ISSN 1411 – 4283

Vol. 12, No. 2, Desember 2011

Jurnal Farmasi Indonesia

PHARMACON
Pharmaceutical Journal of Indonesia

Terbit dua kali setahun, setiap Juni dan Desember
Susunan Pengurus:
Penanggung Jawab
Ketua Penyunting
Sekretaris Penyunting
Penyunting Ahli

:
:
:
:


Penyunting Pelaksana

:

Distribusi & Pemasaran
Kesekretariatan
Periode penerbitan
Volume pertama

:
:
:
:

Dr. Muhammad Da’i, M.Si., Apt.
Peni Indrayudha,M.Biotech., Apt.
Ratna Yuliani, M.Biotech.,st.
Prof. Dr. Achmad Mursyidi, M.Sc., Apt.
Prof. Dr. Achmad Fudholi, DEA., Apt.
Prof. Dr. M.Kuswandi, SU., M.Phil.,Apt.

Prof. Dr. Subagus Wahyuono, M.Sc., Apt.
Nurcahyanti W., M.Biomed., Apt.
Ratna Yuliani.M.Biotech.st.
Arifah Sri Wahyuni, M.Si., Apt.
Abdul Shomad
Triyono,A.Md.
2 kali setahun
Juni 2000

Pharmacon, merupakan jurnal ilmiah yang memuat naskah hasil
penelitian, survey dan telaah pustaka bidang kefarmasian, kesehatan,
biologi molekuler dan lingkungan hidup.

Alamat Redaksi:
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos I Pabelan Kartosuro Sukoharjo
Telp. (0271) 717417 Ext. 167, 168, 175 Fax. (0271) 715448
E-mail: pharmacy@ums.ac.id

CATATAN REDAKSI


Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji syukur hanyalah milik Allah SWT. Tak terasa Pharmacon kembali menyapa
pembaca pada edisi kali ini. Pharmacon Volume 12 No 2 berisi artikel dengan beragam topik
penelitian. Pharmacon ini diawali dengan artikel tentang hasil penelitian formulasi suspensi
eritromisin dan aktivitas antibakteri pada jeruk purut. Disusul dengan tulisan bertemakan uji
sitotoksik dari senyawa turunan kurkumin. Artikel tentang uji antibakteri juga terdapat pada edisi
kali ini.
Kupasan mengenai toksisitas kombinasi tiga tanaman obat berkhasiat dan isolasi flavonoid
dari Dewandaru menutup edisi kali ini. Semoga Pharmacon semakin bermanfaat. Kritik dan saran
dari pembaca selalu kami nantikan.
Selamat membaca
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Redaksi

i

ISSN 1411 – 4283


Vol. 12, No. 2, Desember 2011

Jurnal Farmasi Indonesia

PHARMACON
Pharmaceutical Journal of Indonesia

DAFTAR ISI
Catatan Redaksi

i

Daftar Isi

ii

Uji Stabilitas Fisik dan Daya Antibakteri Suspensi Eritromisin Dengan
Suspending Agent Pulvis Gummi arabici
Ika Ristia Rahman, Ika Trisharyanti Dian Kusumowati, Peni Indrayudha, Anita
Sukmawati


44 - 49

Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix) Terhadap
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
Ratna Yuliani, Peni Indrayudha, dan Septi Sriandita Rahmi

50 - 54

PGV-0 And PGV-1 Increased Apoptosis Induction Of Doxorubicin On MCF-7
Breast Cancer Cells
Adam Hermawan, Aditya Fitriasari, Sendy Junedi, Muthi Ikawati, Sari Haryanti, Barinta
Widaryanti, M Da’i and Edy Meiyanto

55 - 59

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Psidium guajava L, Melaleuca
leucadendron L, Capsicum frutescens L, dan Anethum graveolens L Dengan
Metode DPPH Beserta Penetapan Kadar Fenolik Totalnya
Rosita Melannisa, Ika Trisharyanti D.K., Andi Suhendi, Muhammad Da’i, Arief Ilham

Kusuma Atmaja

60 - 64

Daya Antibakteri Fraksi Etanol Temu Kunci (Boesenbergia pandurata) Terhadap
Salmonella typhi dan Streptococcus hemolytic α non pneumonia
Mariska Sri Harlianti, Kuswandi, Susi Iravati

65 - 68

Uji Toksisitas Akut Dari Kombinasi Ekstrak Herba Meniran (Phyllanthus niruri
auct. Non L.), Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Dan Biji Jinten Hitam
(Nigella sativa L.)
Muhtadi, Andi Suhendi, Nurcahyanti W., dan EM. Sutrisna

69 - 72

Isolasi Dan Identifikasi Flavonoid Dari Daun Dewandaru (Eugenia uniflora L.)
Andi Suhendi, Landyyun Rahmawan Sjahid, Dedi Hanwar


73 - 81

ii

DAYA ANTIBAKTERI FRAKSI ETANOL TEMU KUNCI (Boesenbergia pandurata) TERHADAP
Salmonella typhi DAN Streptococcus hemolytic α non pneumoniae
ANTIBACTERICAL ACTIVITY OF ETHANOL FRACTION OF TEMU KUNCI (Boesenbergia
pandurata) TO Salmonella typhi AND Streptococcus hemolytic α non pneumoniae
1*

2

3

Mariska Sri Harlianti , Kuswandi , Susi Iravati
Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada
3
Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada

mariska.setyawan@yahoo.com

1

ABSTRAK
Salah satu tanaman asli Indonesia yang berkhasiat obat adalah temu kunci (Boesenbergia
pandurata), antara lain sebagai batuk kering dan diare. Salmonella typhi merupakan salah satu
kuman penyebab diare yang bersifat Gram negatif. Streptococcus hemolytic α non pneumoniae
merupakan salah satu kuman yang bersifat Gram positif dan secara normal terdapat di daerah
tenggorokan dan mulut yang dapat menyebabkan infeksi jika kondisi tubuh melemah. Oleh karena
itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan daya antibakteri fraksi etanol temu kunci
terhadap kedua kuman tersebut. Uji aktivitas antibakteri temu kunci yang dilakukan menggunakan
metode dilusi padat menunjukkan bahwa fraksi etanol temu kunci sedikit lebih poten terhadap
Salmonella typhi (dengan KBM 2%) dibandingkan Streptococcus hemolytic α non pneumoniae
(dengan KBM 3%).
Kata Kunci : antibakteri, KBM, fraksi etanol temu kunci (Boesenbergia pandurata), Salmonella
typhi, Streptococcus hemolytic α non pneumoniae
ABSTRACT
Temu kunci (Boesenbergia pandurata) is a herritage Indonesian plant to cure cough and
diarrhea. Salmonella typhi, a germ cause diarrhea, is a negative Gram. Streptococcus hemolytic α

non pneumoniae is a positive Gram, normally found in throat and mouth can cause infection if the
body get weak. The purpose of this experiment is to compare the antibacterial effect of ethanol
fraction of temu kunci on both germs. The activity of antibacterial effect of temu kunci was
evaluated by solid dilution method. The result shows that ethanol fraction of temu kunci is little
more potent to Salmonella typhi (KBM 2%) than Streptococcus hemolytic α non pneumoniae (KBM
3%).
Keywords : antibacterial effect, KBM, ethanol fraction of temu kunci (Boesenbergia pandurata),
Salmonella typhi, Streptococcus hemolytic α non pneumonia
LATAR BELAKANG
Penyakit
diare
masih
menduduki
rangking atas sebagai penyebab utama
kesakitan dan kematian pada bayi dan anak
kecil, terutama di negara berkembang. Menurut
Sommers, 1994, sekitar 750 orang sakit dan 5
juta kematian terjadi karena diare setiap
tahunnya, terutama pada anak-anak. Diare
dapat bersifat akut atau kronik. Diare akibat

infeksi biasanya akut dan disebabkan oleh
mikroorganisme yang menginvasi mukosa usus
atau organisme non invasif yang menimbulkan
diare dengan cara merangsang sekreasi
intestinal atau dengan cara mengganggu
absorbsi normal. Mikroorganisme penyebab
diare antara lain : Campylobacter fetus jejuni,
Salmonella, Clostridium difficile, Escherichia
coli, Vibrio, dan Giardia lambia (Walsh, 1997).

65

Selain diare, infeksi saluran pernapasan bawah
menggambarkan penyebab morbiditas dan
mortalitas yang terus bertambah. Penderita
infeksi saluran pernapasan bawah biasanya
datang dengan gejala demam dan batuk.
Penyebab infeksi saluran pernapasan bawah
yang
lazim

meliputi
:
Streptococcus
pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae dan
Legionella spesies (Phair, 1994).
Adanya kecenderungan untuk kembali ke
alam (back to nature), termasuk juga dalam
bidang pengobatan, menuntut kita untuk
melakukan pengkajian dan penelitian terhadap
tanaman obat.
Salah satu tanaman asli Indonesia yang
berkhasiat
obat
adalah
temu
kunci
(Boesenbergia pandurata). Kandungan yang
ada dalam rimpang temu kunci antara lain

PHARMACON, Vol. 12, No. 2, Desember 2011, Harlianti,MS. et al. (65-68)

adalah minyak atsiri (sineol, kamfer, d-borneol,
zingiberin, d-pinen, sesquiterpen), kurkumin,
zedoarin, zat pati (Oswald, 1981), damar
(Sukarto, 1977), saponin dan flavonoid
(Hutapea, 1991), pinostrobin dan pinocembrin
(Hertiani, 2007). Rimpang temu kunci juga
memiliki khasiat sebagai obat batuk kering,
sariawan, kurap, cacingan (Heyne, 1987) dan
antidiare (Sukarto, 1977).
Penelitian yang dilakukan oleh Hertiani
(2007) menunjukkan bahwa ekstrak etanol
temu kunci memiliki aktivitas antioksidan yang
lebih besar jika dibandingkan pinostrobin,
pinocembrin dan minyak atsirinya. Ekstrak
etanol temu kunci juga dapat menghambat
pertumbuhan
Streptococcus
mutans,
Lactobacillus
sp,
Aggregatibacter
(Actinobacillus)
actinomycetemcomitans,
Candida albicans (Taweechaisupapong, 2010)
dan Saccharomyces cerevisiae yang diinduksi
CaCl2 (Boonkerd et al., 2011). Aktivitas
2+
penghambatan sinyal Ca tersebut dimiliki oleh
pinostrobin (Wangkangwan et al., 2009).
METODE
Alat: Alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah seperangkat alat soxhelatasi, neraca
analitik, ose, inkubator, mikroskop, otoklaf,
oven, mikropipet, dan alat – alat gelas yang
lazim digunakan dalam penelitian
Bahan: Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah temu kunci yang diperoleh
dari
perkebunan
BPTO
Tawangmangu,
kloroform, etanol 96%, media agar mac conkey
dan media agar darah, suspensi kuman
Salmonella typhi dan Streptococcus hemolytic α
6
non pneumoniae 10 CFU/mL dalam media
brain heart infusion (BHI) dan media mueller
hinton (MH), CMC Na, cat gram A, gram B,
gram C dan gram D, minyak imersi dan
akuades.
Jalannya Penelitian
Determinasi tanaman
Determinasi
temu
kunci
dilakukan
di
laboratorium farmakognosi Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Sterilisasi alat dan bahan
Alat-alat gelas yang digunakan dalam uji
aktivitas antibakteri disterilkan dengan oven
(pemanasan kering) pada suhu 170⁰C selama 2
jam. Media, akuades, CMC Na, blue tip dan
yellow
tip
disterilkan
dengan
otoklaf
(pemanasan basah) pada suhu 121⁰C selama
15 menit.
Pembuatan fraksi etanol temu kunci
200 gram serbuk temu kunci dimasukkan ke
dalam soxhlet dan disari dengan kloroform

hingga warna penyari bening. Ampas serbuk
diangin-anginkan hingga kering dan bau
kloroform hilang. Serbuk disari kembali dengan
etanol 96% hingga warna penyari bening. Hasil
penyarian diuapkan hingga kental dan
selanjutnya disebut dengan fraksi etanol.
Pembuatan media
Media BHI dan media MH dibuat sesuai
instruksi yang ada di kemasan, yaitu masingmasing 37 gram dan 38 gram untuk tiap
liternya.
Pembuatan suspensi kuman
Satu mata ose kuman dari biakan media padat
disuspensikan dalam media BHI kemudian
diinkubasi 37⁰ C selama 24 jam. Diambil
beberapa μL kemudian disuspensikan dalam
media BHI hingga didapatkan kekeruhan yang
sama dengan standar Brown III (konsentrasi
8
kuman 10 CFU/mL). Untuk mendapatkan
6
konsentrasi kuman 10 CFU/mL, 100 μL
8
suspensi kuman 10 CFU/mL disuspensikan
dalam 10 mL media BHI.
Pembuatan fraksi etanol temu kunci dalam
berbagai konsentrasi
2,8 gram fraksi etanol temu kunci dilarutkan
dalam 20 mL CMC Na 1,25% sehingga
konsentrasi yang didapatkan adalah 14%
(sebagai stok). Seri konsentrasi yang lain
dibuat sesuai tabel 1.
Tabel 1-Pembuatan fraksi etanol temu kunci
berbagai konsentrasi
Seri Konsentrasi
Komposisi
1
2
3
4
Ekstrak (μL)
1000 750
500
250
Akuades (μL)
250
500
750
Media MH (mL)
2,50 2,50 2,50 2,50
Konsentrasi akhir
4%
3%
2%
1%
(%)

dalam

5
125
875
2,50
0,5%

Uji Aktivitas Antibakteri
Metode yang digunakan adalah dilusi padat
menggunakan media MH. Komposisi bahan
dalam tabel 1 dimasukkan dalam tabung reaksi
dan dipadatkan dengan keadaan miring hingga
mengeras kemudian ditambahkan kuman
6
dengan konsentrasi 10 CFU/mL sebanyak 25
μL dan diratakan dengan ose. Setelah
diinkubasi pada suhu 37⁰ C selama 24 jam,
diamati ada tidaknya pertumbuhan kuman.
Pada konsentrasi fraksi etanol 2% tidak
ditemukan pertumbuhan Salmonella typhi
sehingga KBM-nya adalah 2%. Sedangkan
Streptococcus hemolytic α non pneumoniae
tidak
tampak
pertumbuhannya
pada
konsentrasi fraksi etanol 3% sehingga KBM-nya
adalah 3%.

PHARMACON, Vol. 12, No. 2, Desember 2011, Harlianti,MS. et al. (65-68)

66

HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etanol
temu kunci (Boesenbergia pandurata) terhadap
Salmonella typhi dan Streptococcus hemolytic α
non pneumonia dapat dilihat pada table 2
Tabel 2-Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etanol temu
kunci (Boesenbergia pandurata) terhadap Salmonella typhi
dan Streptococcus hemolytic α non pneumoniae
Pertumbuhan Kuman
Seri
Konsentrasi
Salmonella
Streptococcus hemolytic
Ekstrak
typhi
α non pneumoniae
4%
3%
2%
+
1%
+
++
0,5%
++
+++
Pertumbuhan Kuman
Kontrol (K)
Salmonella
Streptococcus hemolytic
typhi
α non pneumoniae
K1
K2
K3
K4
+++++
+++++
K5
+++++
+++++
Ket :
(-) : tidak ada pertumbuhan kuman
(+) : ada pertumbuhan kuman
K1 : sisa pengenceran obat + media MH
K2 : akuades + media MH
K3 : CMC Na 1,25% + media MH
K4 : akuades + media MH + kuman
K5 : CMC Na 1,25% + media MH + kuman

PEMBAHASAN
Pertumbuhan kuman yang terjadi pada
penelitian ini dapat dipastikan tidak terjadi
kontaminasi karena koloni kuman pada kontrol
(K4 dan K5) sama dengan koloni kuman pada
tabung uji dengan berbagai konsentrasi. Selain
itu, bahan yang digunakan juga terbebas dari
kontaminasi karena tidak ada pertumbuhan
kuman pada kontrol (K1, K2 dan K3). Tidak
adanya pertumbuhan kuman pada tabung uji
memang disebabkan oleh fraksi etanol dengan
konsentrasi tertentu.
Berdasarkan tabel 2, dapat kita ketahui
bahwa fraksi etanol temu kunci sedikit lebih
poten terhadap Salmonella typhi daripada
Streptococcus hemolytic α non pneumoniae.
Perbedaan sifat dari kedua kuman tersebut
diduga mempengaruhi penetrasi obat ke dalam
sel kuman. Salmonella typhi yang bersifat Gram
negatif mempunyai dinding sel dengan lapisan

peptidoglikan yang lebih tipis dan kadar lipid
yang lebih besar dibandingkan Streptococcus
hemolytic α non pneumoniae yang bersifat
Gram positif. Fraksi etanol temu kunci yang
bersifat semi polar lebih mudah menembus
dinding sel Salmonella typhi daripada
Streptococcus hemolytic α non pneumoniae
pada konsentrasi yang sama.
Kandungan kimia dalam fraksi etanol
temu kunci belum diketahui secara pasti
sehingga mekanisme terjadinya aktivitas
antibakteri juga belum diketahui secara pasti.
Menurut Hutapea (1991), kandungan kimia
dalam rimpang temu kunci antara lain adalah
saponin dan flavonoid. Flavonoid merupakan
fenol monosiklik sederhana terbesar yang ada
dalam tumbuhan (Harborne, 1987). Turunan
fenol berinteraksi dengan sel bakteri melalui
mekanisme adsorbsi, yang melibatkan ikatan
hidrogen dengan gugus fenol. Pada kadar
rendah dapat menyebabkan presipitasi serta
denaturasi protein plasma sedangkan pada
kadar tinggi dapat menyebabkan kebocoran
dan
kehilangan
senyawa
intraseluler
(Siswandono dan Soekardjo, 1995).
Penelitian ini menunjukkan bahwa fraksi
etanol temu kunci mempunyai aktivitas
antibakteri terhadap Salmonella typhi dan
Streptococcus hemolytic α non pneumoniae
tetapi belum diketahui keamanannya sehingga
dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan
tradisional.
KESIMPULAN
Daya antibakteri fraksi etanol temu kunci lebih
besar terhadap Salmonella typhi dibandingkan
Streptococcus hemolitik α non pneumoniae.
SARAN
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai kandungan kimia dalam fraksi
etanol temu kunci dan mekanisme aktivitas
antibakterinya
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai uji toksisitas fraksi etanol temu
kunci agar dapat dilanjutkan dengan
formulasi
bentuk
sediaannya
jika
memungkinkan

DAFTAR PUSTAKA
Boonkerd, S., Yompakdee, C., Miyakawa, T., 2011, Screening of Thai Medicinal Plants for
Inhibitors of Ca2+ Signaling Using A Yeast Cell Growth-based Assay, Research Journal of
Pharmaceutical, Biological and Chemical Science, 2(2) : 549 – 557
Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia, Terbitan Kedua, diterjemahkan oleh Dr. Kosasih
Padmawinata dan Dr. Iwang Soediro, Penerbit ITB, Bandung, Hal : 70
Hertiani, T., Nihlati, I. A dan Rohman, A., 2007, Daya Antioksidan Ekstrak Etanol Rimpang Temu
Kunci [Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlecth] dengan Metode Penangkapan Radikal DPPH

67

PHARMACON, Vol. 12, No. 2, Desember 2011, Harlianti,MS. et al. (65-68)

(1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil), Skripsi, Bagian Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta
Heyne. K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, diterjemahkan oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, Hal : 594
Hutapea, J.R., 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia I, Balitbangkes Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, Hal : 92 – 93
Oswald, T.T, 1981, Tumbuhan Obat Bagi Pecinta Alam, Penerbit Bhratara Karya Aksara, Jakarta,
Hal : 115
Phair, J.P., 1994, Infeksi Saluran Pernapasan Bawah : Pandangan Umum dalam Dasar Biologis
dan Klinik Penyakit Infeksi Edisi IV, diterjemahkan oleh A. Samik Wahab, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta, Hal : 174, 176
Siswandono dan Soekardjo, B., 1995, Kimia Medisinal, Airlangga University Press, Surabaya, Hal :
257
Sommers, H.M dan Shulman, S.T, M.D., 1994, Diare Infeksiosa dalam Dasar Biologis dan Klinik
Penyakit Infeksi Edisi IV, diterjemahkan oleh Prof. Dr. A. Samik Wahab, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta, Hal : 298, 300
Sukarto, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid I, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta, Hal : 18 – 23
Taweechaisupapong, S., Singhara. S., Lertsatitthanakorn. P., et al, 2010, Antimicrobial Effects of
Boesenbergia Pandurata and Piper sarmentosum Leaf Extracts on Planktonic Cells and Biofilm of
Oral Pathogens, Pak. J. Pharm. Sci., Vol.23(2) : 224 – 231
Walsh, D dan O’Shaughnessy, C., 1997, Diare dalam Kapita Selekta Penyakit dan Terapi,
diterjemahkan oleh dr. Caroline Wijaya, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Hal : 99 – 101
Wangkangwan, W., Boonkerd, S., Chavasiri, W., et al, 2009, Pinostrobin from Boesenbergia
pandurata Is An Inhibitor of Ca2+ Signal-mediated Cell-cycle Regulation in The Yeast
Saccharomyces cerevisiae, Biosci. Biotechnol. Biochem, 73 (7) : 1679 - 1682

PHARMACON, Vol. 12, No. 2, Desember 2011, Harlianti,MS. et al. (65-68)

68

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.) Terhadap Bakteri Salmonella Typhi, Escherichia Coli dan Shigella Dysenteriae

3 46 92

Uji efektivitas ekstrak madu multiflora dalam menghambat pertumbuhan bakteri salmonella typhi

0 14 65

PENGARUH EKSTRAK TEMU KUNCI ( BOESENBERGIA PANDURATA ROXB) TERHADAP AKTIVITAS FASCIOLA HEPATICA SECARA IN-VITRO

0 7 57

PENDAHULUAN Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) Dan Amoksisilin Terhadap Bakteri Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, DAN Salmonella typhi serta bioautografinya.

0 2 8

ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SENYAWA DALAM EKSTRAK ETANOL TEMU KUNCI (Boesenbergia pandurata) DENGAN METODE DPPH.

2 13 83

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL EKSTRAK ETANOL TEMU KUNCI (Boesenbergia pandurata) PADA BERBAGAI VARIASI KOMPOSISI KITOSAN.

22 56 95

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL EKSTRAK ETANOL TEMU KUNCI (Boesenbergia pandurata) PADA BERBAGAI VARIASI KOMPOSISI ALGINAT.

2 8 77

Sitotoksisitas Ekstrak Etanol Rimpang Temu Kunci (Boesenbergia Pandurata Schlecht) terhadap Sel Kanker Serviks (Hela Cell Line) - Ubaya Repository

0 0 1

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Tanaman Temu Kunci (Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlecht.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Skrining Kandungan Senyawa Kimianya - Ubaya Repository

0 1 1

SKRINING SENYAWA ANTIBAKTERI DARI MINYAK ATSIRI TEMU KUNCI (Boesenbergia pandurata) TERHADAP Staphylococcus aureus DENGAN METODE KLT BIOAUTOGRAFI

0 0 15