STUDI KUALITATIF TENTANG KEMBALINYA PERILAKU MEROKOK DI LINGKUNGAN KAMPUS UMY

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI KUALITATIF TENTANG KEMBALINYA PERILAKU
MEROKOK DI LINGKUNGAN KAMPUS UMY

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana
Kedokteran pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :
FAIZ MUHAMMAD IQBAL
20120310264

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI KUALITATIF TENTANG KEMBALINYA PERILAKU

MEROKOK DI LINGKUNGAN KAMPUS UMY

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana
Kedokteran pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :
FAIZ MUHAMMAD IQBAL
20120310264

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

HALAMAN PENGESAHAN KTI

STUDI KUALITATIF TENTANG KEMBALINYA PERILAKU
MEROKOK DI LINGKUNGAN KAMPUS UMY


Disusun Oleh:
Faiz Muhammad Iqbal
20120310264

Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal 5 Mei 2016

Dosen pembimbing

Dosen penguji

Dr. dr. Arlina Dewi, M.kes, AAK
NIK : 19683110200310173060

dr. Iman Permana M.kes, PhD
NIK : 197001312011041173146

Mengetahui
Kaprodi Pendidikan Dokter FKIK
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


dr. Alfaina Wahyuni, M.Kes., Sp.OG.
NIK: 19711028199709173027

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

: Faiz Muhammad Iqbal

NIM

: 20120310264

Program Studi : Pendidikan Dokter
Fakultas

: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Menyatakan dengan sebenarnya bahwaKarya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks ini dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhirKarya Tulis Ilmiah ini.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 5 Mei 2016
Yang membuat pernyataan,

Faiz Mauhammad Iqbal

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa. Karena

berkat limpahan rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyusun karya tulis
ilmiah ini dengan baik. Dalam karya tulis ilmiah ini saya membahas mengenai
faktor yang berhubungan dengan kembalinya perilaku merokok.
Penelitian ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ditemukan
saat melakukan penelitianini.Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT, yang telah melimpahkan berkah, rahmah dan hidaya-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Dr. dr Arlina Dewi, M.kes, AAK sebagai dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga Karya
Tulis Ilmiah ini dapat terwujud.
3. Teman-teman semua yang telah mendukung dan memberi semangat kepada
saya sebagai peneliti, dukungan kalian yang mendorong saya hingga saya
dapat menyelesaikan penelitian ini.
4. Semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang turut membantu kelancaran dalam penyusunan
penelitian ini.
Harapan saya sebagai peneliti semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak khususnya dalam ilmu kesehatan. Akhir kata saya ucapkan terima

kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Yogyakarta, 5 Mei 2016

peneliti

iv

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. ......................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. viii
INTISARI ........................................................................................................... ix
ABSTRACT ......................................................................................................... x
BAB IPENDAHULUAN.

A.LATAR BELAKANG MASALAH ............................................................. 1
B.RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 4
C.TUJUAN PENELITIAN .............................................................................. 4
D.MANFAAT PENELITIAN .......................................................................... 5
E.KEASLIAN PENELITIAN .......................................................................... 5
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A.TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 8
1. Pengertian Rokok .................................................................................. 8
2. Zat Yang Terkandung Dalam Rokok .................................................... 8
3. Tipe Perokok ......................................................................................... 9
4. Dampak Merokok ................................................................................ 11
5. Tahapan berhenti merokok .................................................................. 11
6. Faktor sulit berhenti merokok ............................................................. 13
7. Penelitian Tentang Rokok ................................................................... 15
8. Teori Dan Konsep Perilaku ................................................................. 17
9. Teori perubahan perilaku .................................................................... 21
10.
M-Power WHO ................................................................................ 22
B.KERANGKA KONSEP ............................................................................. 23
C.PERTANYAAN PENELITIAN ................................................................. 24

BAB IIIMETODE PENELITIAN
A.DESAIN PENELITIAN ............................................................................. 25
B.POPULASI DAN SAMPEL ....................................................................... 25
C.LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN .................................................... 27
D.VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL ........................................ 28
E.INSTRUMEN PENELITIAN ..................................................................... 29
F.CARA PENGUMPULAN DATA .............................................................. 29
G.JALANNYA PENELITIAN ...................................................................... 33
H.UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS .................................................. 33
I.ANALISIS DATA ....................................................................................... 37
J.KESULITAN PENELITIAN ....................................................................... 40
K.ETIK PENELITIAN ................................................................................... 40

v

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.DESKRIPSI INFORMAN PENELITIAN ................................................. 43
B.DESKRIPSI HASIL PENELITIAN ........................................................... 46
C.PEMBAHASAN ......................................................................................... 58
BAB VKESIMPULAN & SARAN

A.KESIMPULAN .......................................................................................... 62
B.SARAN ....................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penyebab Informan Kembali Merokok ................................................. 47
Tabel 2. Penyebab Pertama Kali Informan Merokok .......................................... 49
Tabel 3. Faktor Yang Membuat Informan Berhenti Merokok ............................ 51
Tabel 4. Perilaku Merokok Informan Saat Ini ..................................................... 54
Tabel 5. Pendapat Informan Mengenai Rokok Secara Umum ............................ 56

vii

DAFTAR SINGKATAN

1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

BBLR
RISKESDAS
GYTS
GATS
FGD
SLTA
SLTP
WHO
UGM

: Berat Badan Lahir Rendah

: Riset Kesehatan Dasar
: Global Youth Tobacco Survey
: Global Adult Tobacco survey
: Focus Group Disccusion
: Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
: Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
: World Health Organization
: Universitas Gajah Mada

viii

INTISARI
Latar Belakang : Dilihat dari bahaya yang disebabkan oleh rokok dan juga dari
data-data yang didapatkan, peneliti tertarik untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi kembalinya perilaku merokok.
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara mendalam
gambaran faktor yang mempengaruhi kembalinya perilaku merokok khususnya
untuk memahami pengaruh faktor lingkungan ,psikologis dan status sosial
ekonomi terhadap kembalinya perilaku merokok.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif berupa
wawancara mendalam dengan pendekatan fenomenologiss. Penelitian kualitatif
yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh jawaban atau informasi yang
mendalam tentang pendapat dan perasaan seseorang yang memungkinkan untuk
mendapatkan hal-hal yang tersirat tentang sikap, kepercayaan, motivasi dan
perilaku individu. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
fenomenologis yaitu penelitian yang berfokus pada penemuan fakta mengenai
pengalaman seseorang yang pernah berhenti merokok.
Hasil dan pembahasan : Hasil wawancara mendalam dari 7 informan yang
pernah mengalami masa relaps atau mengulang perilaku merokok setelah lebih
dari 3 bulan berhenti, menunjukan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi diantaranya faktor lingkungan, psikologis, adiksi dan motivasi.
Faktor yang paling mempengaruhi masa relaps adalah faktor lingkungan, faktor
kedua terbesar yang mempengaruhi masa relaps adalah faktor psikologis
kemudian faktor adiksi dan motivasi.
Kesimpulan : Terdapat pengaruh faktor lingkungan dan psikologis terhadap
kembalinya perilaku merokok. Seperti yang sudah dijelaskan pada hasil dan
pembahasan. tidak terdapat pengaruh faktor status sosial ekonomi terhadap
kembalinya perilaku merokok, namun ada penyataan informan yang menyebutkan
bahwa salah satu faktor yang menyebabkan perokok di Indonesia tinggi itu adalah
karena harga rokok yang sangat terjangkau.
Kata kunci : kualitatif, relaps, rokok, wawancara,lingkungan, psikologis

ix

ABSTRACK
Background: seen from the harm caused by smoking and also from data
obtained, researchers interested in knowing the factors that affect the return of
the smoking behavior.
Objective: the research aims to understand the in-depth description of factors
affecting the return of the smoking behavior in particular to understand the
influence of environmental factors, psychological and socio-economic status
against the return of the smoking behavior.
Methods: this study used a qualitative research method in the form of an in-depth
interview with the phenomenological approach. Qualitative research i.e. research
conducted to obtain answers or information about the opinions and feelings of
someone who allows to get things that implied about the attitude, confidence,
motivation and behavior of individuals. The approach used in this study is
phenomenology research, namely focusing on the discovery of the facts regarding
the experience of someone who had quit smoking
Results and discussion: the results of the in-depth interviews from 7 informants
have experienced the period of relaps or repeating the behavior of smoking after
more than 3 months to stop, indicates that there are several factors that affect
them, there are environmental factors, psychological, addicted and motivation.
The factors that most affect the time of relaps was environmental factors, the two
biggest factors that affect the time of relaps is psychological factors then the
factors addicted and motivation.
Conclusion: there are psychological and environmental factors influence against
the return of the smoking behavior. As already described in the results and
discussion. There is no socio-economic status influence against the return of
smoking behavior, but there is a revelation of informants mentioned that one of
the factors that causes smokers in Indonesia because prices very affordable
cigarette.
Keywords: qualitative, relaps, smoking, interview, environment, psychological

x

INTISARI
Latar Belakang : Dilihat dari bahaya yang disebabkan oleh rokok dan juga dari
data-data yang didapatkan, peneliti tertarik untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi kembalinya perilaku merokok.
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara mendalam
gambaran faktor yang mempengaruhi kembalinya perilaku merokok khususnya
untuk memahami pengaruh faktor lingkungan ,psikologis dan status sosial
ekonomi terhadap kembalinya perilaku merokok.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif berupa
wawancara mendalam dengan pendekatan fenomenologiss. Penelitian kualitatif
yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh jawaban atau informasi yang
mendalam tentang pendapat dan perasaan seseorang yang memungkinkan untuk
mendapatkan hal-hal yang tersirat tentang sikap, kepercayaan, motivasi dan
perilaku individu. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
fenomenologis yaitu penelitian yang berfokus pada penemuan fakta mengenai
pengalaman seseorang yang pernah berhenti merokok.
Hasil dan pembahasan : Hasil wawancara mendalam dari 7 informan yang
pernah mengalami masa relaps atau mengulang perilaku merokok setelah lebih
dari 3 bulan berhenti, menunjukan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi diantaranya faktor lingkungan, psikologis, adiksi dan motivasi.
Faktor yang paling mempengaruhi masa relaps adalah faktor lingkungan, faktor
kedua terbesar yang mempengaruhi masa relaps adalah faktor psikologis
kemudian faktor adiksi dan motivasi.
Kesimpulan : Terdapat pengaruh faktor lingkungan dan psikologis terhadap
kembalinya perilaku merokok. Seperti yang sudah dijelaskan pada hasil dan
pembahasan. tidak terdapat pengaruh faktor status sosial ekonomi terhadap
kembalinya perilaku merokok, namun ada penyataan informan yang menyebutkan
bahwa salah satu faktor yang menyebabkan perokok di Indonesia tinggi itu adalah
karena harga rokok yang sangat terjangkau.
Kata kunci : kualitatif, relaps, rokok, wawancara,lingkungan, psikologis

ix

ABSTRACK
Background: seen from the harm caused by smoking and also from data
obtained, researchers interested in knowing the factors that affect the return of
the smoking behavior.
Objective: the research aims to understand the in-depth description of factors
affecting the return of the smoking behavior in particular to understand the
influence of environmental factors, psychological and socio-economic status
against the return of the smoking behavior.
Methods: this study used a qualitative research method in the form of an in-depth
interview with the phenomenological approach. Qualitative research i.e. research
conducted to obtain answers or information about the opinions and feelings of
someone who allows to get things that implied about the attitude, confidence,
motivation and behavior of individuals. The approach used in this study is
phenomenology research, namely focusing on the discovery of the facts regarding
the experience of someone who had quit smoking
Results and discussion: the results of the in-depth interviews from 7 informants
have experienced the period of relaps or repeating the behavior of smoking after
more than 3 months to stop, indicates that there are several factors that affect
them, there are environmental factors, psychological, addicted and motivation.
The factors that most affect the time of relaps was environmental factors, the two
biggest factors that affect the time of relaps is psychological factors then the
factors addicted and motivation.
Conclusion: there are psychological and environmental factors influence against
the return of the smoking behavior. As already described in the results and
discussion. There is no socio-economic status influence against the return of
smoking behavior, but there is a revelation of informants mentioned that one of
the factors that causes smokers in Indonesia because prices very affordable
cigarette.
Keywords: qualitative, relaps, smoking, interview, environment, psychological

x

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia.
Setiap harinya, terdapat 1 1.176 orang di seluruh dunia meninggal
diakibatkan rokok (Ono, 2009). Hal ini dikarenakan rokok mengandung
kurang lebih 4000 senyawa kimia, dan setidaknya 200 diantaranya
beracun dan dinyatakan berbahaya bagi kesehatan, sementara 43 bahan
kimia lainnya dapat memicu kanker (Satiti, 2009). Oleh karena itu untuk
dapat menghindari dampak negatif dari rokok, seorang perokok harus
memulai untuk berhenti merokok. Jika tidak ada pencegahan yang serius
dalam menghambat pertumbuhan perilaku merokok, jumlah total rokok
yang dihisap tiap tahun adalah 9.000 triliun rokok pada tahun 2025.
Maka setidaknya 8 juta orang akan meninggal akibat rokok pada tahun
2030 dan pada abad 21 ini, akan ada 1 miliar orang meninggal akibat
penyakit disebabkan rokok (Evy , 2008).
Selain itu merokok juga dapat mengakibatkan masalah kesehatan seperti
penyempitan pembuluh darah, gangguan pada jantung, dan paru seperti
bronchitis kronik.(kaplan dkk, 1993). Bagi ibu hamil yang menjadi perokok
pasif dapat memicu terjadinya bayi BBLR, dimana dampak dari bayi BBLR
bisa menyebabkan masalah-masalah kesehatan bayi tersebut kedepannya.
(Nurlaila R, 2012).

1

2

Beberapa hasil survey di Indonesia, seperti RISKESDAS(Riset
Kesehatan Dasar),GYTS(Global Youth Tobacco Survey) dan GATS(Global
Adult Tobacco survey) menunjukkan besarnya masalah konsumsi rokok bagi
kesehatan masyarakat. RISKESDAS merupakan survey nasional kesehatan
berbasis populasi yang dilakukan secara rutin setiap tiga tahun di Indonesia.
GYTS adalah survey berbasis sekolah untuk masalah merokok pada anak
sekolah usia 13 – 15 tahun dan masyarakat sekolah yang telah dilakukan di
beberapa Negara termasuk di Indonesia. Survey mengenai konsumsi rokok
yang terkini adalah GATS 2011 dimana hasilnya menunjukan 67% laki-laki
merokok, 2.7% perempuan merokok, 80.4% dari populasi yang merokok saat
ini menghisap rokok kretek saja, 1.7% populasi mengkonsumsi tembakau
kunyah (L: 1.5%, P:2%)). Survei-survei besar tersebut diatas menggambarkan
besarnya masalah rokok dan dampaknya bagi kesehatan di Indonesia. Data
pertanian, industri dan cukai rokok di dapatkan dari beberapa sumber dari
Kementrian terkait di Indonesia. (GATS, 2011)
Dilihat dari dampak yang ditimbulkan perilaku merokok, sudah
seharusnya perilaku merokok dihentikan. Namun, menghentikan perilaku
merokok bukanlah hal yang mudah. Sampai saat ini sudah banyak metode
yang digunakan untuk membantu para perokok untuk menghentikan perilaku
merokok. Metode yang digunakan untuk berhenti merokok antara lain dengan
metode pengobatan yaitu mencari obat yang dapat menyembuhkan kecanduan
merokok. Metode lain yaitu perubahan perilaku dimana seseorang berubah
tanpa bantuan obat, melainkan hanya berhenti begitu saja melalui perubahan

3

perilaku dengan menjauhi dan menghindari rokok. (makara kesehatan, 2005)
Meskipun lebih dari 70% perokok ingin berhenti, kurang dari 5% mencapai
tujuan ini setiap tahunnya. Efektif, aman, dan mudah untuk diakses sangat
diperlukan untuk perawatan ketergantungan nikotin. Karena rendahnya tingkat
pengendalian diri (20-30%) yang dicapai dalam terapi perilaku, efek samping
dari farmakoterapi, dan kurangnya aksesibilitas terhadap pengobatan. Bukti
terbaru mendukung peran sentral dalam menjaga keinginan untuk kembali
merokok. (Jennifer K Penberthy, 2013)
Surgeon General Report melaporkan intervensi farmakologis yang
dikombinasikan dengan konseling memungkinkan 20-25% perokok untuk
tetap berhenti merokok selama 1 tahun setelah pengobatan. Persentase
keberhasilan tersebut sedikit lebih tinggi dari hasil studi Universitas Gajah
Mada tahun 2001 pada perokok kelas menengah ke bawah di beberapa desa di
Jawa Tengah, dimana terapi kombinasi menghasilkan tingkat keberhasilan
berhenti merokok selama 12 bulan sebesar 15%. Walaupun angka ini masih
lebih tinggi daripada intervensi dengan nikotin saja (keberhasilan 12 bulan
adalah 7%) tetapi lebih rendah dari keberhasilan dengan metode konseling
saja (17%) ( Tobacco Control Paper, 2004). Nikotin sangat adiktif, bahkan
orang yang cukup berpendidikan dan sangat ingin berhenti, masih mengalami
kesulitan untuk berhenti merokok(Depkes, 2004). Salah satu indikator yang
meyakinkan tentang efek adiktif nikotin adalah perbedaan jumlah perokok
yang ingin berhenti dan yang berhasil berhenti merokok. Tingkat kesuksesan
(success rate) terapi dihitung 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun setelah intervensi.

4

Ketergantungan terhadap produk tembakau sangat tepat dianggap
sebagai penyakit khronis dengan remisi dan relaps. Walaupun telah dilakukan
intervensi baik minimal maupun intensif untuk berhenti merokok, tetapi
umumnya perokok dengan bantuan berhenti merokok akan mengalami
kambuhan dan membutuhkan pengulangan intervensi sebelum akhirnya benarbenar berhasil berhenti merokok. (Office on Smoking and Health, 2000.)
Dilihat dari bahaya yang disebabkan oleh rokok dan juga dari data-data
yang sudah dijelaskan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi kembalinya perilaku merokok.
Al-Isra ayat 82(17:82)

Dan kami turunkan Al-Quran sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang-orang yang zalim (al-Quran)
hanya akan menambah kerugian
B. RUMUSAN MASALAH
Dari penjelasan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah
“Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kembalinya perilaku merokok di
lingkungan UMY?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara mendalam gambaran
faktor yang mempengaruhi kembalinya perilaku merokok.

5

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
Menambah referensi dalam bidang kesehatan yang berhubungan
dengan faktor yang mempengaruhi kembalinya perilaku merokok.
2. Manfaat praktis
1. Bagi profesi kedokteran
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dimasukan dalam daftar referensi
terbaru mengenai masalah kembalinya perilaku merokok.
2. Bagi masyarakat
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi gambaran lebih spesifik
mengenai gambaran faktor yang mempengaruhi kembalinya perilaku
merokok. Agar masyarakat dapat mengatasi hal-hal tersebut.
3. Bagi pemerintah
Diharapkan hasil penelitian ini dapat mempermudah pemerintah untuk
melakukan tindakan yang lebih efektif dan efisien dalam upaya
pencegahan kembalinya perilaku merokok di indonesia.
E. KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian terdahulu yang terkait dengan topik penelitian ini :
1. Rosdiana, Mappeaty Nyorong, Ida Leida (2013) tentang faktor yang
berhubungan dengan kejadian kekambuhan merokok di kecamatan
tamalate kota makassar. Hasil analisis penelitian ini menunjukan bahwa
variabel ancaman (p=0.060) dan variabel manfaat (p=0.114) tidak
memberikan pengaruh terhadap terjadinya kekambuhan merokok, dan

6

variabel kepercayaan diri (p=0.034) merupakan variabel yang paling besar
pengaruhnya terhadap kejadian kekambuhan merokok, sehingga untuk
meningkatkan kepercayaan diri untuk berhenti merokok diperlukan suatu
kondisi yang mendukung seseorang tidak merokok yakni kawasan bebas
rokok. Yang membedakan penelitiannya adalah : tempat penelitian, waktu
penelitian, desain penelitian dan variabel penelitan.
2. Riska Rosita, Dwi Linna Suswardany, Zaenal Abidin (2012) tentang faktor
Penentu Keberhasilan Berhenti Merokok Pada Mahasiswa. Hasil analisis
penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
faktor frekuensi merokok (p=0,001; OR=5,181) dan faktor niat berhenti
merokok (p=0,001; OR=14,389) dengan keberhasilan berhenti merokok
pada mahasiswa FIK UMS. Tidak ada hubungan antara jumlah rokok
(p=0,158), lama merokok (p=0,093), alasan berhenti merokok (p=0,155),
dan faktor upaya berhenti merokok (p= 0,706) dengan keberhasilan
berhenti merokok. Simpulan penelitian adalah frekuensi merokok dan
faktor niat berhenti merokok berhubungan dengan keberhasilan berhenti
merokok pada mahasiswa. Yang membedakan penelitiannya adalah tempat
penelitian, waktu penelitian, desain penelitian dan variabel penelitan.
3. Ratih Fatma Ardini, Wiwin Hendriani (2012) tentang Proses Berhenti
Merokok Secara Mandiri Pada Mantan Pecandu Rokok Dalam Usia
Dewasa Awal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penghentian
kebiasaan merokok di kedua peserta berbeda, dalam peserta pertama
adalah dengan mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi, sedangkan

7

peserta kedua adalah dengan menghentikan kebiasaan awal program
berhenti merokok secara independen mulai merokok. Alasan utama yang
mendasari dua peserta untuk menghentikan kebiasaan merokok adalah
ingin hidup dengan gaya hidup sehat. Dan alasan kedua peserta memilih
untuk menghentikan kebiasaan merokok independen adalah karena faktor
biaya. Faktor yang paling penting dalam proses menghentikan kebiasaan
merokok di kedua peserta adalah dukungan sosial dari anggota keluarga. .
Yang membedakan penelitiannya adalah tempat penelitian, waktu
penelitian, dan variabel penelitan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70
hingga 120 mm (bervariasi di setiap Negara ) dengan diameter sekitar 10
mm yang berisi daun - daun tembakau yang telah di cacah dan bahan bahan tambahan lainnya, seperti cengkeh.
2. Zat Yang Terkandung Dalam Rokok
Lebih dari 4.000 zat kimia ditemukan dalam rokok. Lebih dari 60 zat
diantaranya diketahui dapat menyebabkan kanker, seperti benzene,
cadmium dan cyanide. Bahan-bahan berbahaya lain yang terkandung
dalam rokok anatara lain :
a. Nikotin
Nikotin adalah cairan berminyak yang tidak berwarna dan
biasa membuat rasa perih. Nikotin ini menghalangi rasa lapar. Itu
sebabnya seseorang biasa merasakan tidak lapar karena merokok selain
itu, nikotin merupakan salah satu jenis obat perangsang serta
membuat pemakainya kecanduan. Nikotin juga menyebabkan di
hasilkannya adrenalin, yaitu hormon yang menyebabkan jantung
berdenyut lebih cepat dan bekerja lebih kuat. Nikotin juga
menyebabkan

darah

perokok

lebih

beresiko tinggi terhadap serangan jantung.

8

cepat membeku sehingga

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70
hingga 120 mm (bervariasi di setiap Negara ) dengan diameter sekitar 10
mm yang berisi daun - daun tembakau yang telah di cacah dan bahan bahan tambahan lainnya, seperti cengkeh.
2. Zat Yang Terkandung Dalam Rokok
Lebih dari 4.000 zat kimia ditemukan dalam rokok. Lebih dari 60 zat
diantaranya diketahui dapat menyebabkan kanker, seperti benzene,
cadmium dan cyanide. Bahan-bahan berbahaya lain yang terkandung
dalam rokok anatara lain :
a. Nikotin
Nikotin adalah cairan berminyak yang tidak berwarna dan
biasa membuat rasa perih. Nikotin ini menghalangi rasa lapar. Itu
sebabnya seseorang biasa merasakan tidak lapar karena merokok selain
itu, nikotin merupakan salah satu jenis obat perangsang serta
membuat pemakainya kecanduan. Nikotin juga menyebabkan di
hasilkannya adrenalin, yaitu hormon yang menyebabkan jantung
berdenyut lebih cepat dan bekerja lebih kuat. Nikotin juga
menyebabkan

darah

perokok

lebih

beresiko tinggi terhadap serangan jantung.

8

cepat membeku sehingga

9

b. Karbon Monoksida
Karbon monoksida merupakan sejenis gas yang tidak berbau
dan tidak berwarna. Gas ini dihasilakn oleh pembakaran yang tidak
sempurna dari unsure zat arang atau karbon. Zat ini sangat beracun
karena mudah terikat haemoglobin dari pada oksigen. Haemoglobin
adalah zat dalam sel darah merah yang bertugas mengikat oksigen.
Jika karbon monoksida terhirup maka haemoglobin mengikat gas ini
dengan kadar yang tinggi di bandingkan oksigen sehingga kadar
oksigen di dalam tubuh berkurang, akibat terhambatnya pengikatan
oksigen ini menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti
sakit

kepala, pandangan

menjadi

kabur

dan terganggunya

pendengaran.
c. Hidrogen sianida
Hydrogen sianida adalah sejenis gas yang tidak berwarna,
tidak berbau, dan tidak berasa. Zat ini merupakan zat yang paling
ringan, mudah terbakar dan sangat beracun karena dapat menghalangi
pernapasan. (Saktyowati, D.O.2008).
3. Tipe Perokok
Seperti yang telah diungkapkan oleh Leventhal & Clearly terdapat 4
tahapan dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok, yaitu:
a) Tahap

Prepatory.

Seseorang

mendapatkan

gambaran

yang

menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat
atau dari hasil bacaan. Hal ini menimbulkan minat untuk merokok.

10

b) Tahap initiation. Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah
seseorang akan meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok.
c) Tahap Becoming a Smoker. Apabila seseorang telah mengkonsumsi
rokok

sebanyak

empat

batang

per

hari

maka

mempunyai

kecenderungan menjadi perokok.
d) Tahap Maintenance of Smoker. Pada tahap ini merokok sudah menjadi
salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self regulating). Merokok
dilakukan untuk mendapatkan efek fisiologis yang menyenangkan.
(nasution, 2007)
Ada beberapa macam tipe perokok yaitu perokok perokok berat,
perokok sedang, dan perokok ringan:
a. Perokok berat
Perokok yang mengonsumsi sekitar 21 - 30 batang per hari dengan
selang waktu sejak bangun pagi berkisat antara 6 - 30 menit.
b. Perokoksedang
Perokok yang mengahabiskan rokok 11-12 batang per hari dengan
selang waktu31-60 menit setelah bangun pagi.
c. Perokok ringan
Perokok yang mengahabiskan rokok sekitar 10 batang sehari dengan
selang waktu 60 menit dari bangun tidur.(nasution, 2007)

11

4. Dampak Merokok
Dampak buruk akibat tembakau dan merokok pada kesehatan
masyarakat di Indonesia tampak jelas pada hasil kajian Badan Litbangkes
tahun 2013. Hasil kajian menunjukkan telah terjadi kenaikan kematian
prematur akibat penyakit terkait tembakau dari 190.260 (2010) menjadi
240.618 kematian (2013), serta kenaikan penderita penyakit akibat
konsumsi tembakau dari 384.058 orang (2010) menjadi 962.403 orang
(2013). Kondisi tersebut berdampak pula pada peningkatan total kumulatif
kerugian ekonomi secara makro akibat penggunaan tembakau. Jika dinilai
dengan uang, kerugian ekonomi naik dari 245,41 trilyun rupiah (2010)
menjadi 378,75 trilyun rupiah (2013). Nilai kerugian ini lebih besar bila
dibandingkan dengan jumlah uang yang diperoleh negara dari cukai rokok,
yakni 87 trilyun rupiah di tahun 2010 dan 113 trilyun rupiah di tahun
2013, tutur Menkes (Menkes,2014).
a) Tahapan berhenti merokok
1) Tahap pertama (memutuskan untuk berhenti)
Orang yang telah berhenti merokok mengatakan pentingnya
kejelasan alasan-alasan seperti merokok membunuh (satu dari dua
orang perokok seumur hidup akan mati karena kebiasaannya),
rokok

penuh

racun

(kandungan

dalam

rokok),

merokok

menimbulkan berbagai macam penyakit (empisema, penyakit paruparu, penyakit jantung, dll). Alasan lain untuk berhenti merokok
adalah:

12

a) Kepercayaan diri; berhenti dari merokok merupakan suatu
tantangan. Sekali perokok telah berhenti, perokok akan
bertambah yakin bahwa perokok tersebut akan berhasil
mengatasi

pekerjaan

yang

sulit

dan

mengendalikan

kehidupannya. Berhenti merokok membantu rasa percaya diri.
b) Kebugaran; merokok membuat orang malas berolahraga dan
mengurangi manfaat olahraga bagi tubuh. Perokok lebih
banyak mengeluhkan batuk pilek dan memerlukan waktu yang
lebih lama untuk membaik.
c) Penampilan; kulit yang kekurangan oksigen akan menjadi
kering dan pucat. Kerut disekitar mata dan mulut akan
terbentuk lebih dini, dan tar akan membuat gigi berwarna
gelap.
2) Tahap kedua (Bersiap untuk berhenti)
Perokok yang merencanakan proses berhentinya akan lebih
berhasil daripada perokok yang tidak merencanakannya terlebih
dahulu. Ada empat tahap untuk bersiap yaitu:
a) Pahami ketagihan nikotin
b) Ketahui apa penyebab utama merokok
c) Rencanakan cara mengatasinya
d) Tetapkan waktu untuk berhenti

13

3) Tahap ketiga (Berhenti)
Perokok biasanya akan membayangkan akan kesulitannya dalam
berhenti merokok. Cara berhenti merokok yang baik adalah dengan
memilih pendekatan yang akan berhasil untuk perokok tersebut.
Berhenti total, artinya adalah berhenti seketika dan langsung
menjadi bukan perokok lagi, tanpa memakai tahap mengurangi
jumlah rokok atau frekuensi merokok. Cara ini merupakan cara
yang paling berhasil untuk sebagian besar perokok. Berhenti
bertahap, dengan cara mengurangi jumlah rokok. Jika perokok
memilih berhenti secara bertahap maka perokok tersebut harus
menentukan waktu dimana perokok tersebut telah benar-benar
berhenti merokok. (Priyoto, 2015)
5. Faktor sulit berhenti merokok
1) Faktor adiksi
Tidak sedikit perokok yang berusaha berhenti merokok. Namun
banyak yang gagal. Perokok mungkin dapat berhenti merokok selama
beberapa hari, minggu, atau bulan, tapi ada kemungkinan kambuh
kembali. Hal ini disebabkan adanya sifat adiksi pada tembakau. Sifat
adiksi ini menyebabkan seseorang menjadi ketergantungan pada rokok.
Perokok akan merasakan beberapa keluhan

jika kebiasaan

merokoknya dihentikan. Perokok yang sudah ketagihan akan merasa
kurang percaya diri, sulit berkonsentrasi, dan tidak bersemangat. Itulah
sebabnya mereka sulit berhenti merokok.(Priyoto, 2015)

14

2) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan berpengaruh besar pada niatan seseorang untuk
berhenti merokok. Seseorang yang berada dalam lingkungan perokok
tentu saja lebih sulit berhenti. Sebaliknya, berada dalam lingkungan
bukan

perokok

membuat

seseorang

lebih

mudah

berhenti

merokok.(Priyoto, 2015)
3) Faktor pendidikan
Banyak perokok tidak mau berhenti merokok disebabkan mereka tidak
mengerti bahaya merokok. Kebanyakan mereka sulit menerima alasan
bahaya merokok bagi kesehatan. Terbukti mereka yang tetap merokok
merasa sehat-sehat saja. Itulah yang tidak disadari oleh perokok.
Bahaya rokok memang tidak langsung dirasakan oleh perokok saat itu
juga. Ada rentan waktu yang sangat panjang dari seseorang mulai
merokok hingga menderita berbagai penyakit. (Priyoto, 2015)
4) Faktor iklan
Iklan rokok terdapat di berbagai media dengan berbagai macam bentuk
promosinya.

Diistilahkan

seperti

bak

jamur

dimusim

hujan.

Kenyataanya, iklan rokok memberikan kesan positif pada perokok.
Iklan rokok yang bertebaran itu tidak diimbangi dengan iklan
antirokok yang mencukupi. Hal ini membuat perokok kurang
menyadari bahaya yang mengancam kehidupannya dan orang
disekitarnya. Akibatnya perokok sulit untuk berhenti.(Priyoto, 2015)

15

5) Faktor kemudahan
Rokok merupakan barang yang sangat murah dan mudah didapat. Dari
supermarket sampai warung kecil, rokok selalu tersedia. Parahnya lagi,
banyak penjual yang menjual rokok batangan atau eceran. Hal ini tentu
saja mempermudah anak-anak dan remaja untuk membeli dan
menikmati rokok. Mudahnya mendapatkan rokok membuat anak-anak
dan remaja sulit berhenti merokok. (Priyoto, 2015)
6. Penelitian Tentang Rokok
Banyak penelitian yang terpaku hanya pada pencegahan perilaku
merokok. Namun yang tidak kalah penting adalah pengkajian tentang
bagaimana para perokok kemudian menghentikan perilakunya. Berhenti
merokok merupakan perubahan perilaku yang radikal. Efek candu/adiksi
nikotin menjadi salah satu hambatan terbesar dalam proses tersebut.
Berhenti merokok dipengaruhi oleh empat aspek yaitu fisiologis,
psikologis, lingkungan dan faktor sosial.
Hasil penelitian di Kabupaten Kudus menunjukkan bahwa faktor
sikap, norma subyektif dan Perceived Behavior Control berpengaruh
secara signifikan terhadap intensi berhenti merokok. Faktor paling
dominan yang berpengaruh terhadap intensi berhenti merokok pada santri
putra di Kabupaten Kudus adalah perceived behavior control.(Kumalasari
I, 20)

16

Yayasan kesehatan Indonesia, secara khusus mencatat bahwa 18%
remaja yang duduk dibangku SLTA diketahui telah merokok, dan 11%
diantaranya mampu menghabiskan 10 batang per hari.Hasil penelitian
Santoso (2004) menyatakan bahwa 54,24% penumpang angkutan umum
di kota Malang suka merokok.Dari jumlah tersebut, 13,55% diantaranya
adalah pelajar SLTP dan SLTA dengan rata-rata usia 12-19 tahun.
Pengetahuan, sikap, keyakinan, motivasi dan praktik merokok di
kalangan informan dari Fakultas kesehatan maupun non kesehatan
tidak

terlalu

jauh

berbeda,

walaupun

pada pertanyaan

tertentu

informan dari Fakultas kesehatan bisa memberi penjelasan sedikit
lebih banyak. Temuan menarik dari penelitian ini antara lain bahwa
walaupun beberapa informan dari Fakultas Kesehatan menyatakan
bahwa merokok adalah hak azasi dan mereka merasa kesulitan untuk
berhenti merokok, namun berdasarkan hasil FGD dan wawancara
diketahui bahwa mereka sebenarnya mempunyai beban, karena sebagai
calon petugas kesehatan mereka seharusnya bisa menjadi contoh,
sehingga sebagian besar dari mereka tetap berniat untuk berhenti bila
sudah bekerja. Hal tersebut tidak ditemuipada informan dari Fakultas
Non Kesehatan. Walaupun sebagian besar yakin bahwa merokok itu
berbahaya., namun mereka tidak yakin mampu berhentidan hanya berniat
mengurangi saja. Mereka tidak memiliki beban yang sama dengan
informan dari Fakultas Kesehatan, karena mereka bukan calon petugas
kesehatan. (Amalia R. 2010)

17

7. Teori Dan Konsep Perilaku
a. Teori Green
Teori

Green(1980)dalam

Notoadmojo

menyatakan

bahwaperilaku kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh
3

faktor

yaitu

factor

faktor-faktorpredisposisi/predisposing

(pengetahuan,

sikap,

kepercayaan, tingkat

keyakinan,

nilai-nilai

pemungkin/enabling factor

dan

sosial

ekonomi,

sebagainya),faktor-faktor

(lingkungan fisik

tersedia atau

tidaknyafasilitas-fasilitasatausarana-saranakesehatan),faktor-faktor
penguat/reinforcing factor (sikap dan perilaku petugas kesehatan atau
petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari
perilakumasyarakat).
b. Teori ABC
Teori ABC merupakan alat observasi langsung yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang peristiwa yang
terjadi.

Dimana

A

(Antesenden)

merupakan

peristiwa

yang

mendahului perilaku, B (Behaviour) merupakan perilaku yang diamati
dan C (Concequence) merupakan tindakan segera. Teori ABC ini
merupakan strategi untuk perubahan perilaku untuk memberikan
informasi pada audiens yang umumnya akan memungkinkan mereka
untuk menjawab pertanyaan atau melakukan sesuatu berdasarkan
tujuan perilaku. Menurut teori ini, perilaku dapat diubah menjadi dua
cara, yaitu berdasarkan apa yang mempengaruhi perilaku sebelum

18

terjadi dan apa yang mempengaruhi perilaku setelah terjadi. (Priyoto,
2015)
1)

Anatesenden
Antesenden merupakan pemicu terjadinya perilaku seseorang,
sedangkan menurut ahli lain (Holland & Skinner, 1961; SulzerAzaroff & Mayer,1977;Bandura, 1977; Miller,1980) Antesenden
adalah peristiwa lingkungan yang membentuk tahap atau pemicu
perilaku. Antesenden dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
a) Antesenden ilmiah
Merupakan perilaku yang timbul karena dipicu oleh peristiwaperistiwa
peningkatan

lingkungan
kasus

yang
DHF

sudah

(Dengue

terjadi.

Misalnya,

Hemoragic

Fever)

mendorong orang untuk berperilaku hidup sehat.
b) Antesenden terencana
Merupakan perilaku yang timbul karena untuk melakukan
sebuah persiapan. Misalnya, seseorang pernah mengalami
Penyakit demam tifoid karena tidak menjaga pola makannya,
sehingga

untuk

selanjutnya

orang

tersebut

selalu

memperhatikan pola makan yang sehat.
2) Behavior
Behavior atau perilaku merupakan suatu kegiatan atau
aktivitas yang dilakukan oleh makhluk hidup. Menurut Geller
(2002), perilaku mengacu pada tindakan individu yang dapat

19

diamati orang lain. Robert Kwick dalam Notoadmodjo (2007)
mendefinisikan perilaku adalah tindakan-tindakan atau perbuatan
organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari. Skinner
(1938) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena itu
perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori
ini disebut S-O-R (Stimulus-Organisme-Respon). Untuk respon itu
sendiri dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
a) Respon yang disengaja atau terjadi secara alamiah karena
stimulus dari lingkungan luar.
b) Operan respon atau instrumental respon, yaitu respon yang
timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau
rangsangan tertentu.
Dilihat dari jenis respon terhadap stimulus ini, perilaku dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a) Perilaku tertutup (Covert behaviour)
Respon

seseorang

terhadap

stimulant

dalam

bentuk

terselubung atau tertutup, ini masih terbatas pada reaksi
perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut,
sehingga belum dapat diamati dengan jelas oleh orang lain.
(Priyoto, 2015)

20

b) Perilaku terbuka (Overt Behaviour)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan
nyata atau terbuka, ini sudah jelas dalam bentuk tidakan atau
praktik yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh
orang lain, contohnya anak diberi stimulus cubitan maka ia
langsung melakukan tindakan spontan yaitu menangis.
(Priyoto, 2015)
3)

Consequence
Konsekuensi adalah peristiwa lingkungan yang mengikuti sebuah
perilaku.

Yang

juga

menguatkan,

melemahkan

atau

menghentikan suatu perilaku (Holland & Skinner, 1961 ; Miller,
1980). Secara umum, orang cenderung mengulangi perilakuperilaku yang membawa hasil-hasil positif (konsekuensi positif)
dan menghindari perilaku-perilaku yang memberikan hasil-hasil
negatif.
a)

Reinforcement positif adalah peristiwa menyenangkan dan
diinginkan, peristiwa ramah

yang mengikuti sebuah

perilaku. Tipe reiforcement ini menguatkan perilaku atau
meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut akan terjadi
lagi. (Baer, Wolf & Risley, 1969, Miller 1980)
b)

Reinforcement negatif adalah peristiwa atau persepsi dari
suatu peristiwa yang tidak menyenangkan dan tidak
diinginkan, tetapi juga memperkuat perilaku, karena

21

seseorang cenderung mengulangi sebuah perilaku yang
dapat menghentikan peristiwa yang tidak menyenangkan.
Orang akan mencoba menjalankan berbagai perilaku untuk
mengakhiri peristiwa negatif.
c)

Hukuman (Punishment) adalah suatu konsekuensi negatif
yang menekan melemahkan perilaku. Peristiwa-peristiwa ini
berlaku sebagai hukuman karena perilaku yang mereka anut
kecil kemungkinannya terjadi lagi. (Priyoto, 2015)

8. Teori perubahan perilaku
a. Pre-contemplasi
Pada tahapan ini, individu masih belum menyadari bahwa dia memiliki
masalah, mereka masih belum memikirkan untuk merubah perilaku
mereka.

Bahkan

mereka

menganggap

orang

lain

terlalu

mempermasalahkan kondisi mereka.
b. Kontemplasi
Pada tahapan ini individu mulai terbuka untuk menilai apakah terdapat
masalah pada dirinya dan mulai berfikir untuk merubah perilakunya
agar dapat memperbaiki masalahnya tersebut. Pada tahapan ini belum
terbentuk komitmen untuk merubah perilakunya. Tetapi individu
tersebut sudah mulai mencari tahu tentang apa penyabab masalah yang
dirasakannya.

22

c. Aksi
Individu tersebut sudah menyadari bahwa terdapat masalah pada
dirinya,

kemudian

memutuskan

untuk

memulai

memperbaiki

perilakunya.
d. Maintenance
Merupakan lanjutan dari tahapan aksi. Dimana individu tersebut sudah
merubah perilakunya selama lebih dari 3 bulan.
e. relaps
Merupakan tahapan dimana individu tersebut mengulangi kembali
perilakunya yang lama. (Child Matters, 2011)
9. M-Power WHO
MPOWER merupakan salah satu program WHO yang bekerja dalam
mengatasi masalah rokok di global. Dimana kepanjangan dari MPOWER
itu sendiri adalah sebagai berikut :
a. M : Monitor

 Mengatur dan memantau penggunaan temabakau

dan kebijakan mengenai pencegahannya.
b. P : Protect  Melindungi masyarakat dari paparan asap tembakau.
c. O : offer

 Menawarkan bantuan untuk berhenti merokok.

d. W : Warn  Memberikan peringatan tentang bahaya dari tembakau.
e. E : Enforce

 Melakukan larangan iklan, sponsorship, dan

promosi tembakau.
f. R : Raise 
tembakau.

Meningkatkan

pajak

yang

berhubungan

dengan

23

Pada penelitian ini, peneliti memasukan penelitiannya kedalam
kategori MPOWER terutama pada Protect (melindungi masyarakat dari
paparan asap tembakau), offer (menawarkan bantuan untuk berhenti
merokok) dan Warn (memberikan peringatan tentang bahaya dari
tembakau). (WHO, 2016)

B. KERANGKA KONSEP
Motivasi berhenti
merokok

Berhenti
merokok

Faktor B
Faktor C

Faktor A

Kembalinya
perilaku
merokok

24

C. PERTANYAAN PENELITIAN
1. Bagaimana faktor-faktor yang muncul mempengaruhi kembalinya perilaku
merokok?

BAB III
METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif berupa
wawancara mendalam dengan pendekatan fenomenologis. Penelitian kualitatif
yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh jawaban atau informasi
yang

mendalam

tentang

pendapat

dan

perasaan

seseorang

yang

memungkinkan untuk mendapatkan hal-hal yang tersirat tentang sikap,
kepercayaan, motivasi dan perilaku individu. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah fenomenologis yaitu penelitian yang berfokus pada
penemuan fakta mengenai pengalaman seseorang yang pernah berhenti
merokok.
B. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi (situasi sosial)
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,
tetapi oleh spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang
terdiri atas tiga elemen yaitu : tempat(place), pelaku(actor) dan
aktivitas(activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut
dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin diketahui apa yang
terjadi didalamnya. Pada situasi sosial atau objek penelitian ini, peneliti
dapat mengamati secara mendalam aktivitas(activity) orang-rang(actors)
yang ada pada tempat(place) tertentu. (Sugiyono, 2013)

25

BAB III
METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif berupa
wawancara mendalam dengan pendekatan fenomenologis. Penelitian kualitatif
yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh jawaban atau informasi
yang

mendalam

tentang

pendapat

dan

perasaan

seseorang

yang

memungkinkan untuk mendapatkan hal-hal yang tersirat tentang sikap,
kepercayaan, motivasi dan perilaku individu. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah fenomenologis yaitu penelitian yang berfokus pada
penemuan fakta mengenai pengalaman seseorang yang pernah berhenti
merokok.
B. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi (situasi sosial)
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,
tetapi oleh spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang
terdiri atas tiga elemen yaitu : tempat(place), pelaku(actor) dan
aktivitas(activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut
dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin diketahui apa yang
terjadi didalamnya. Pada situasi sosial atau objek penelitian ini, peneliti
dapat mengamati secara mendalam aktivitas(activity) orang-rang(actors)
yang ada pada tempat(place) tertentu. (Sugiyono, 2013)

25

26

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena
penlitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi
sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi,
tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki
kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dibelajari. (Sugiyono,
2013)
2. Sampel/informan
Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden,
tetapi sebagai nara sumber atau partisipan, informan, teman dan guru
dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut
sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif
adalah untuk menghasilkan teori. (Sugiyono, 2013). Konsep dalam
penelitian kualitatif berkaitan dengan bagaimana memilih informan atau
situasi sosial tertentu yang dapat memberikan informasi yang adekuat dan
terpercaya mengenai elemen-elemen yang ada. Pengambilan sampel dalam
penelitian kualitatif biasanya menggunakan purposive sampling dengan
berbagai pendekatan yang paling representatif untuk penelitian kualitatif.
Sampel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah perokok yang pernah
berhenti tetapi merokok kembali. Pengambilan sampel dilakukan hanya
atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur
yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil. Cara
mendapatkan sampel pada penelitian ini menggunakan metode snowball,
yaitu teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,

27

kemudian membesar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu
atau dua orang sampel, tetapi karena dengan dua orang sampel ini belum
merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang
lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan
oleh dua orang sampel sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah
sampel semakin banyak.
Pemilihan sampel dilakukan menggunakan metode purposive
sampling dimana peneliti mencari sampel yang memang diperkirakan
memiliki informasi yang memadai mengenai masalah yang akan diteliti
(Sugiyono, 2013). Dan pengambilan data dihentikan ketika telah terjadi
saturasi data, atau sudah tidak ada lagi informasi baru yang didapat dari
informan.
C. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini bertemp

Dokumen yang terkait

Persepsi mahasiswa Unikom Mengenai Larangan Merokok di Lingkungan Kampus (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Unikom Mengenai Larangan Merokok di Lingkungan Kampus)

4 28 147

ANALISIS FUNGSI FAKTOR KELUARGA DAN PRESEPSI FATWA HARAM MEROKOK PEGAWAI TERHADAP PERILAKU PELAKSANAAN SURAT KEPUTUSAN UMY TENTANG MEROKOK

0 3 28

ANALISIS FUNGSI FAKTOR KELUARGA DAN PERSEPSI FATWA HARAM MEROKOK PEGAWAI TERHADAP PERILAKU PELAKSANAAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR UMY TENTANG MEROKOK

0 3 32

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN WIFI DI LINGKUNGAN KAMPUS TERPADU UMY MENGGUNAKAN TEORI TRAFIK

2 21 96

HUBUNGAN PAPARAN IKLAN ROKOK TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU REMAJA TENTANG MEROKOK DI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UMY 2012 DAN 2013

0 6 64

PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA PEREMPUAN(Studi Kualitatif Mengenai Perilaku Merokok Pada Remaja Perempuan) Perilaku Merokok Pada Remaja Perumpuan (Studi Kualitatif Mengenai Perilaku Merokok Pada Remaja Perempuan).

0 0 14

PENDAHULUAN Perilaku Merokok Pada Remaja Perumpuan (Studi Kualitatif Mengenai Perilaku Merokok Pada Remaja Perempuan).

0 0 7

MATRIKS DATA PENELITIANHasil Wawancara dan Tes Psikologi Perilaku Merokok Pada Remaja Perumpuan (Studi Kualitatif Mengenai Perilaku Merokok Pada Remaja Perempuan).

0 0 56

PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN SOSIOLOGI TENTANG PERILAKU MEROKOK MAHASISWI DI LINGKUNGAN KAMPUS UPI - repository UPI S SOS 1000364 Title

0 0 4

PERBEDAAN KONSEP DIRI MAHASISWA YANG MEROKOK DAN MAHASISWA YANG TIDAK MEROKOK DI LINGKUNGAN KAMPUS SKRIPSI

0 4 69