ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN WIFI DI LINGKUNGAN KAMPUS TERPADU UMY MENGGUNAKAN TEORI TRAFIK

(1)

i

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN WIFI DI

LINGKUNGAN KAMPUS TERPADU UMY

MENGGUNAKAN TEORI TRAFIK

TUGAS AKHIR

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Strata-1 Pada Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

SATRIA TRY MANGGALA 20130120053

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

ii HALAMAN PENGESAHAN I

TUGAS AKHIR

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN WIFI DI LINGKUNGAN KAMPUS TERPADU UMY MENGGUNAKAN TEORI TRAFIK

Di Ajukan Oleh : Satria Try Manggala

20130120053

Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Anna Nur Nazilah Chamim, S.T.,M.Eng. Indar Surahmat, S.T.,M.T.


(3)

iii HALAMAN PENGESAHAN II

TUGAS AKHIR

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN WIFI DI LINGKUNGAN KAMPUS TERPADU UMY MENGGUNAKAN TEORI TRAFIK

Di Ajukan Oleh : Satria Try Manggala

20130120053

Skirpsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Yogyakarta, 10 April 2017 Dewan Penguji :

Anna Nur Nazilah Chamim, S.T., M.Eng. (………..) NIDN : 0006087601

Dosen Pembimbing I

Indar Surahmat, S.T., M.T. (………..) NIDN : 0530108201

Dosen Pembimbing II

Yudhi Ardiyanto, S.T., M.Eng. (………..) NIDN : 0528058201

Dosen Penguji

Ketua Jurusan

Ir. Agus Jamal, M.Eng. NIDN : 0529086601


(4)

iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sebagaimana Allah SWT menciptakan manusia dan menakdirkannya berusaha dengan penuh kegigihan dan kerja keras untuk menjadi Khalifah, dan pemakmur di muka bumi yang sementara ini, penulis memiliki motto hidup :

“Menanam Kebaikan akan lebih bijak daripada menuainya”

Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah 67 Al-Mulk ayat 1-2 dengan artinya : “Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang paling baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha

Pengampun.”

Segala puji bagi Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunianya, memberikan penulis nikmat kesehatan, nikmat berpikir, dan berbagai integral nikmat yang tak bisa terhitung dengan bilangan apapun. Skripsi ini, penulis persembahkan untuk :

1. Bapak, Kakak Sandi, Om Abu, Tante Jannah, Mama, Kak Andi Darma dan keluarga. Sebagai keluarga terdekat penulis yang selalu memotivasi, memberikan masukan, dan biaya kuliah penulis. Semoga Allah SWT membalas berjuta kebaikan untuk mereka semua.

2. Zaeirena Humairoh, Umi, dan Abi. Memberikan Penulis semangat dalam mengerjakan Skripsi ini, semoga Allah SWT, mengabulkan doa-doa mereka semua.


(5)

v KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan nikmat kesehatan, nikmat berpikir yang tidak terhitung sejak ruh ditiupkan kedalam jasad, hingga akhir hayat. Shalawat serta salam setinggi-tingginya kepada Baginda Rasulullah SAW, yang telah berjuang menyebarkan Islam kemuka Bumi sehingga umat muslim dapat menikmati berbagai keindahan yang di ajarkan Agama yang diridhoi Allah SWT. Ahamdulillah Penulis dapat menyelesaikan Skripsi sebagai persyaratan menyelesaikan Studi Strata-1 pada Program Studi Teknik Elektro, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan Judul Skripsi “ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN WIFI DI LINGKUNGAN KAMPUS TERPADU UMY MENGGUNAKAN TEORI TRAFIK” dengan konsentrasi Penulis yaitu Telekominukasi dan Rekayasa Trafik. Selama penyusunan Skripsi, banyak pihak yang membantu Penulis secara langsung maupun tidak langsung, Oleh karena itu, Penulis sangat berterima kasih kepada :

1. DR. Ir. Budi Gunawan Budiyanto, M.P., sebagai Rektor teladan. Mengundang seluruh civitas akademika sholat subuh berjamaah setiap bulannya.

2. Pak Jazaul Ikhsan, S.T., M.T., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Teknik yang telah memberi kemudahan administrasi.

3. Ir. Agus Jamal, M.Eng., Selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro yang telah memudahkan administrasi saat pengurusan Skripsi.

4. Dosen pembimbing Bu Anna Nur Nazilah Chamim, S.T.,M.Eng., dan Pak Indar Surahmat, S.T.,M.T., yang selalu memberikan masukan serta bimbingan yang begitu berharga nilainya. Semoga Allah membalas semua kebaikan mereka.

5. Dosen penguji, Pak Yudhi Ardiyanto, S.T., M.Eng. terimakasih telah menyempatkan waktunya untuk membahas dan mengoreksi skripsi ini. 6. Pak Ir. Eko Prasetyo, M.Eng., telah memberikan izin meneliti di BSI UMY. 7. Bapak, kak Sandi, dan Mama. Selalu mendukung saya hingga selesai kuliah.


(6)

vi 8. Zaeirena Humairoh, terimakasih atas dukungan yang telah diberikan. 9. Andi Mamma beserta keluarga, yang selalu memberikan sangu setiap

berkunjung kerumahnya bersilaturahim.

10.Pak Indri, sebagai pengelolah laboratorium Teknik Elektro, terimakasih telah meminjamkan kabel LAN untuk penelitian data lalulintas trafik. 11.Mas Adhan BSI, telah membimbing di lapangan dalam penelitian Skripsi

ini.

12.Mas Rozi, memberitahu Mapping AP pergedung.

13.Teman-teman Teknik Elektro angkatan 2013 yang selalu solid.

14.Teman-teman kontrakan ganteng yang selalu bergurau. Semoa kalian kelak menjadi orang sukses.

15.Seluruh teman-teman selama berkuliah di UMY yang sudah menjadi bagian dari sejarah hidup penulis, semoga Allah SWT memuliakan kita semua.

Semua civitas akademika UMY yang telah baik, dan mengajarkan banyak hal baru, pengetahuan baru, selama 4 tahun kuliah. Terimakasih banyak atas semua ilmu yang telah di bagi. Semoga alumni UMY menjadi garda terdepan dalam memimpin Negara ini dengan cara dan petunjuk Islam. Aamiin.

Semoga dengan adanya penelitian ini, dapat dijadikan referensi pada penelitian selanjutnya, dan menjadi acuan data yang penting dalam pengembangan jaringan wifi dilingkungan UMY, sehingga distribusi jaringan wifi dapat efisien sesuai dengan kondisi realita.

Yogyakarta, 10 April 2017 Penulis,


(7)

vii PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Satria Try Manggala NIM : 20130120053 Jurusan : Teknik Elektro Konsentrasi : Telekomunikasi

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah bukan karya orang lain melainkan hasil karya sendiri. Kecuali dalam tinjauan pustaka terdapat beberapa penelitian sejenis yang tujuan, manfaat serta tempat yang berbeda dan telah terlampir sebagai daftar pustaka.

Yogyakarta, 10 April 2017 Yang Menyatakan

Satria Try Manggala


(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN I ... ii

HALAMAN PENGESAHAN II ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

PERNYATAAN ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR SINGKATAN ... xiii

INTISARI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Asumsi dan Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Tinjauan Pustaka ... 6

2.2 Dasar Teori ... 7

2.2.1 Konsep Trafik ... 7

2.2.2 Wi-Fi ... 11

2.2.3 Komponen Jaringan Wi-Fi ... 12


(9)

ix

2.2.5 Media Transportasi Signal Listrik (data)... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

3.1 Prosedur Penelitian ... 27

3.2 Tinjauan Pustaka ... 28

3.2 Pengambilan Data ... 28

3.3 Analisis ... 29

3.4 Dimensioning ... 31

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN ... 33

4.1 Data ... 33

4.2 Pembahasan ... 33

a. Maksimal dan Minimal User Terkoneksi (Number of Client) ... 33

b. Jam Sibuk (Busy Hour) ... 47

c. User Terdaftar (Teregistrasi) ... 52

d. Kapasitas Jaringan (access point) ... 53

e. Throughput Minimum User Perjam ... 54

f. Mapping Penggunaan jaringan Wifi Pergedung ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66


(10)

x DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Topologi Ad-Hoc ... 13

Gambar 2.2 Topologi Infrastruktur ... 14

Gambar 2.3 Local Area Network (LAN)... 19

Gambar 2.4 Grafik Peredam ... 21

Gambar 2.5 Simbol dari Aplifier ... 21

Gambar 2.6 Lilitan kabel... 21

Gambar 2.7 Skematik kabel Coaxial ... 22

Gambar 2.8 Skematik kabel serat optik ... 23

Gambar 2.9 Skematik transmitter dan receiver sistem radio ... 24

Gambar 2.10 Pantulan gelombang radio ... 24

Gambar 2.11 Pembiasan gelombang radio... 25

Gambar 2.12 Perubahan arah gelombang radio ... 25

Gambar 2.13 Penyebaran gelombang radio ... 26

Gambar 2.14 Penyerapan gelombang radio ... 26

Gambar 3.1 Bagan prosedur penelitian ... 27

Gambar 3.2 Proses kerja rekayasa trafik ... 30

Gambar 3.3 Proses rekayasa trafik ... 31

Gambar 4.1 Grafik Number of Client terhadap waktu ... 35

Gambar 4.2 Grafik Number of Client terhadap Access Point ... 39

Gambar 4.3 Grafik Number of Client terhadap Waktu ... 42


(11)

xi Gambar 4.5 Grafik Keseluruhan Number of Client terhadap Waktu ... 46 Gambar 4.6 Grafik Keseluruhan No of Client terhadap Access Point ... 47 Gambar 4.7 Grafik User Terhubung Terhadap Interval Waktu 30 Menit ... 48 Gambar 4.8 Mapping Penggunaan Wifi Pergedung di lingkungan

Kampus terpadu UMY ... 61 Gambar 4.9 Mapping Penggunaan Wifi Percluster di lingkungan


(12)

xii DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Spesifikasi Wi-Fi ... 11

Tabel 4.1 Number of client terhadap waktu ... 34

Tabel 4.2 Number of Client terhadap Access Point ... 36

Tabel 4.3 Number of Client terhadap Waktu ... 41

Tabel 4.4 Number of Client terhadap Access Point ... 43

Tabel 4.5 Nilai maksimum user per 14 hari pengamatan ... 50

Tabel 4.6 Jumlah user terkoneksi pada jaringan wifi per 14 hari pengamatan 50 Tabel 4.7 Throughputuser per satu jam ... 55


(13)

xiii DAFTAR SINGKATAN

 ADPH : Average Daily Peak Hour  AM : Amplitude Modulation  AP : Access Point

 dB : Decibel  DR : Doktor

 ESRI : Environmental System Research Institute  FDMH : Fixed Daily Measurement Hour

 FM : Frequency Modulation  GHz : Gigahertz

 GIS : Geographic Information System  Gbps : Giga Byte per Second

 Hz : Hertz  Ir : Insinyur

 ITU-T : International Telecommunication Unit

 ILWIS : Integrated Land and Water Information System  IEEE : Institute of Electrical and Electronics Engineers  Kb : Kilo Byte

 Kbps : Kilo Byte Persecond  Km : Kilo Meter

 LAN : Local Area Network

 MAN : Metropolitan Area Network  M.Eng. : Master Engineering

 Mbps : Mega Byte per Second  Modem : Modulasi Demodulasi  M.P. : Master Pertanian  M.T. : Master Teknik  PM : Phase Modulation  QoS : Quality of Service

 SAW : Shallalahu ‘Alaihi Wa Sallam  SSID : Service Set Identifier

 S.T. : Sarjana Teknik

 SWT : Subhanahu Wa Ta’alaa  TCBH : Time Consistent Busy Hour

 TCP/IP : Transmission Control Protocol/Internet Protocol  UMY : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Wi-Fi : Wireless Fidelity  WAN : Wide Area Network


(14)

xiv INTISARI

Besarnya kebutuhan jaringan wifi di lingkungan kampus terpadu UMY berakibat pada kualitas pelayanan user. Oleh karena itu, keadaan ini membutuhkan peningkatan pelayanan dengan mengacu pada data lalulintas user yang terekam saat terhubung pada jaringan wifi di lingkungan kampus. Data yang terekam akan menampilkan kondisi realita pengguna jaringan wifi kampus terpadu UMY sehingga dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas distribusi jaringan wifi secara tepat sasaran sesuai kepadatan user yang terhubung. Pengamatan data lalulintas trafik user terhubung pada jaringan wifi kampus terpadu UMY selama dua pekan terlihat bahwa populasi dan intensitas pemakaian wifi di gedung zona utara cukup besar dibandingkan dengan gedung zona selatan, masing-masing bernilai 346921 orang dan 267344 orang. Dengan melihat data tersebut distribusi jaringan wifi di zona utara perlu lebih ditingkatkan dengan menambah bandwidth sehingga kecepatan akses tetap baik walaupun padat pengguna. Sedangkan untuk rata-rata jam sibuk setiap harinya berada pada jam 10:30-11:30, sehingga jam sibuk ini perlu menjadi perhatian khusus untuk manajemen bandwidth pada distribusi jaringan wifi.


(15)

HALAL{AN PENGESAIIAN

I

TTIGAS AKHTR

AN AL'TSts PE RFGITIVI AN SI .IARIN GA N W I F

I

DI L INGKU-N: G AN

IGftTFL'S TEft-FASU TIffiY

frfErscCijffAKArr

TE"*Ri ?RAF.iK

Di Ajukan Oieh :

Satria Try Manggala 2013012$0s3

Tela]: Diperiksa dan *iset*j$i 01eh :

Sosen P*mbimbingl

aa-<)I

- r-7

/>

rz=..-_F_,

//

NIDN:

0006087601

Sas*n Pembirn*ixg IX


(16)

HALAMAN PEI{GESAHAH IT

?LTGAS AKHIR

.EN AJ- g SI S PF]RF'}RiVIA]!.

SI JA-RI N. GA]!- WI F

I

DI LINGKLTNGAN

KA MP US T EiRFAS U LiI?T}- &{Etr G G T-,,}_A AA i{ ? H T}Ri T ft A gE Fi

lli

Ajui,an Ciuh :

Safria Try Sfanggala ztlr3sr2G0s3

skirpsi ini telah Diperta3rar:ka* dan Bisalrka:r di depan Del+:a.n Fengr_rji pr+gra:a S{udi T*kE?ik Etrekx*- Fak*ltes T*kaik li*ir-sesiias b,ftlh*meaaiii3:ah

y*g,r.*-karta-Yr:gyaira-rta, Ii) April Z{ilT iiewan Penguji :

NI*]q: $*$6GB?6Gtr

il*serl Fe:nu'i:ehing

i

lndar Surahmnt, S.?., MrT"

NI*N:

#53*i*S2*1

D*s*n P*mbir:rbir:g iE

NIIIN:

t]528858201

B*sen Penguii

:'0529086601


(17)

i INTISARI

Besarnya kebutuhan jaringan wifi di lingkungan kampus terpadu UMY berakibat pada kualitas pelayanan user. Oleh karena itu, keadaan ini membutuhkan peningkatan pelayanan dengan mengacu pada data lalulintas user yang terekam saat terhubung pada jaringan wifi di lingkungan kampus. Data yang terekam akan menampilkan kondisi realita pengguna jaringan wifi kampus terpadu UMY sehingga dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas distribusi jaringan wifi secara tepat sasaran sesuai kepadatan user yang terhubung. Pengamatan data lalulintas trafik user terhubung pada jaringan wifi kampus terpadu UMY selama dua pekan terlihat bahwa populasi dan intensitas pemakaian wifi di gedung zona utara cukup besar dibandingkan dengan gedung zona selatan, masing-masing bernilai 346921 orang dan 267344 orang. Dengan melihat data tersebut distribusi jaringan wifi di zona utara perlu lebih ditingkatkan dengan menambah bandwidth sehingga kecepatan akses tetap baik walaupun padat pengguna. Sedangkan untuk rata-rata jam sibuk setiap harinya berada pada jam 10:30-11:30, sehingga jam sibuk ini perlu menjadi perhatian khusus untuk manajemen bandwidth pada distribusi jaringan wifi.


(18)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kebutuhan internet di dunia pendidikan sudah menjadi kebutuhan pokok, baik itu untuk staff pengajar, mahasiswa, komponen-komponen pelengkap universitas seperti biro-biro, humas, TU, bahkan staff non akademik. Lembaga pendidikan seperti Universitas merupakan ujung tombak perkembangan teknologi, dimana didalamnya merupakan multidisiplin ilmu yang sangat penting untuk kemajuan dimasa depan khususnya buat Negara Kesatuan Republik Indonesia. Akan sangat banyak penelitian-penelitian yang dilakukan lembaga pada suatu Universitas, baik itu penelitian tentang Sosial Humaniora, maupun terkait Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi. Hal ini akan sangat bermanfaat dalam inovasi teknologi kedepannya terkait hidup orang banyak, penelitian-penelitian ini berasal dari forum-forum diskusi mahasiswa, kelak yang akan melahirkan ide-ide emas untuk kepentingan masyarakat, tidak hanya berbicara tentang teknologi tetapi juga yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan seperti ekonomi, pendidikan, agama, kebudayaan, lingkungan serta pertanian dan perikanan. Disamping semua hal di atas perlu fasilitas penunjang dalam kelancaran semua kegiatan Mahasiswa dalam melakukan aktivitasnya yaitu internet. Internet telah difasilitasi kampus dengan menyediakan wifi yang bisa diakses di setiap gedung yang ada di wilayah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pentingnya internet terlihat bahwa banyaknya user yang mengeluh ketika wifi kampus dimatikan.

Hal ini menunjukkan bahwa internet adalah salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi layaknya kebutuhan pokok lainnya. Pengembang maupun pengguna teknologi diseluruh dunia telah mengetahui untuk mencapai teknologi seperti yang telah kita rasakan saat ini adalah proses panjang yang mengalami perkembangan yang cukup pesat, komputer generasi pertama sebesar ruang tempat tidur hingga saat ini komputer telah bisa dikantongi dan bisa dibawa kemana saja. Terlepas dari hal di atas internet merupakan jaringan komputer yang menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya, baik antar gedung, wilayah, bahkan


(19)

seluruh dunia. Internet bisa kita gunakan dengan menggunakan mobile data atau melalui jaringan wifi.

Di Indonesia sendiri kebanyakan pengguna internet cenderung menyukai untuk terkoneksi dengan jaringan wifi dalam mengakses internet yang cepat dan stabil serta penggunaannya tanpa berakibat pada pembatasan akses data atau biasa disebut unlimited access sehingga tidak heran jika cafe, restaurant, hotel, bandar udara, stasiun, mall, kantor, hingga seluruh sarana umum masyarakat yang strategis telah dilengkapi dengan wifi. Jaringan wifi sendiri memiliki dua tipe akses user, yaitu dedicated dan up to. Jika pada Dedicated bandwidth-nya tetap dan stabil untuk setiap user, maka pada Up to bandwidth-nya akan berubah dan tidak stabil untuk setiap user-nya tergantung pada user yang terkoneksi, semakin banyak user yang terkoneksi maka semakin lambat koneksi wifi-nya, sebaliknya semakin sedikit user yang terkoneksi maka semakin cepat koneksi wifi-nya.

Dalam penelitian penulis, informasi data bandwidth akan di analisis berdasarkan trafik penggunaan user yang telah teregistrasi dalam data base Biro Sistem Informasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dari hasil analisis tersebut nantinya akan diketahui seberapa besar trafik tersibuk pada saat mahasiswa aktif, atau saat user maksimum terkoneksi pada jaringan wifi tersebut dan juga nantinya akan diketahui seberapa kecil trafik saat user minimum terkoneksi pada jaringan wifi tersebut. Selain parameter di atas, nantinya atas penelitian ini diketahui juga besar kecilnya bandwidth yang ditransmisikan pada setiap gedung di UMY, sehingga kecepatan akses wifi bisa disimpulkan apakah karena banyaknya user yang terkoneksi atau pembatasan bandwidth pada jam-jam tertentu.

Wifi setiap gedung UMY telah begitu memadai, setiap gedung dipasang access point pada lorong-lorong setiap lantai, tetapi pada bagian lobi tidak terdapat access point sehingga mahasiswa yang mengakses wifi di daerah lobi sedikit kesusahan dibandingkan dengan pengguna yang berada di dalam gedung, serta kecepatan akses juga sedikit lambat di bandingkan dengan pengguna yang mengakses wifi di dalam gedung. Dengan analisis bandwidth yang dilakukan penulis nantinya akan terjawab apakah access point perlu ditambah ke daerah lobi atau hanya radius distribusi access point nya yang ditambah. Dalam penelitian ini nantinya juga akan


(20)

diketahui beberapa yang menyebabkan bandwidth mengalami penurunan performansi jaringan wifi yaitu dengan melakukan pengambilan sampel data yang telah diakses user, dan melakukan pemodelan trafik kemudian diimplementasikan kedalam data. Dari implementasi tersebut, akan diketahui dimensioning yang ideal secara teori pada jaringan wifi dilingkungan UMY, yang nantinya menjadi rekomendasi yang baik untuk Biro Sistem Informasi sebagai pengolah dan pengembang dari jaringan wifi dilingkungan kampus terpadu UMY.

1.2Rumusan Masalah

Melihat dari data trafik penggunaan jaringan wifi dilingkungan UMY, performansi jaringan wifi dilingkungan UMY menurun akibat tidak adanya manajemen yang ideal secara teoritis. Masalah ini dapat diatasi dengan melihat acuan data lalulintas penggunaan trafik pengguna yang terekam. Sehingga nantinya dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kinerja dari jaringan wifi kampus setelah melihat kondisi realitas pengguna atau user. Dari pemodelan tersebut dapat diketahui performansi yang baik untuk dimensioning jaringan wifi dilingkungan UMY. Hal ini mengunakan sampel dari data lalulintas trafik yang padat pada aktivitas perkuliahan selama dua pekan pengamatan.

Banyaknya user yang teregistrasi merupakan peluang utama lambatnya wifi kampus UMY. Masalah ini dapat diatasi dengan rekomendasi dimensioning jaringan yang ideal sesuai dengan teori trafik performansi jaringan wifi dengan mengambil acuan pada data lalulintas trafik yang terekam, khususnya jaringan wifi di lingkungan UMY.

1.3 Asumsi dan Batasan Masalah

Penelitian berkaitan erat dengan telekomunikasi dan jaringan komputer, merupakan konsentrasi jurusan yang diambil oleh penulis. Jurusan ini adalah sub konsentrasi dari Program Studi Teknik Elektro. Penelitian ini hanya berbicara tentang trafik penggunaan jaringan wifi kampus oleh user yang telah teregistrasi pada Biro Sistem Informasi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, serta dampak yang dipengaruhi oleh banyaknya user yang sedang terkoneksi pada


(21)

jaringan wifi, maupun dampak yang pengaruhi oleh sedikitnya user yang terkoneksi pada jaringan wifi kampus UMY. Sampel data dari analisis penelitian ini selama dua pekan berturut-turut saat aktivitas kampus padat.

1.4 Tujuan Penelitian

Kebutuhan internet sangatlah penting bagi semua pihak khususnya di kampus UMY, oleh karena itu kebutuhan internet melalui fasilitas wifi kampus sangat membantu dosen untuk mencari bahan ajar sesuai dengan matakuliah yang sedang di emban, membantu mahasiswa mengejarkan berbagai tugas matakuliah tanpa harus keluar biaya paket data, membantu Biro-Biro pendukung aktivitas kampus dalam aktivitas akademik, serta membantu humas dan publikasi dalam mengiklankan UMY baik dalam maupun luar Negeri.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis trafik penggunaan jaringan wifi di lingkungan UMY menggunakan toeri trafik. Jaringan wifi yang telah difasilitasi kampus untuk Mahasiswa, Staff Akademik maupun Staff non-akademik, yang nantinya dapat menjadi acuan bahwa jaringan wifi kampus telah beroperasi sesuai dengan yang diharapkan, yaitu dengan mengetahui kondisi yang sesungguhnya, seperti apa saja yang menyebabkan wifi kampus menjadi semakin lambat atau sebaliknya menjadi semakin cepat. Diharapkan dengan mengetahui kondisi jaringan wifi di lingkungan kampus terpadu UMY ini, BSI UMY dapat melihat realita penggunaan jaringan wifi oleh pengguna, sehingga data dari pengamatan dapat dijadikan acuan untuk memperbaiki distribusi wifi yang efisien dengan melihat gedung terpadat dan gedung yang jarang pengguna. Sehingga penelitian ini menjadi tolak ukur Pembaca, Penulis, maupun pihak-pihak yang akan melakukan penelitian selanjutnya, dan sebagai petunjuk mengetahui keadaan jaringan wifi yang terinstal di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(22)

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian ini diharapkan penulis profesional dalam menganalisis data, akurat dan bisa dijadikan referensi orang lain dalam penelitian lainnya berkaitan dengan topik yang sedang dibahas. Dari penelitian ini juga nantinya menjadi salah satu ilmu pengetahuan baru dalam konsentrasi ilmu keteknikan di Indonesia baik itu sebagai penelitian nasional maupun internasional. Semakin pesatnya teknologi maka tidak menutup kemungkinan penemuan-penemuan baru ditemukan dalam bidang teknologi.

Dalam penemuan tersebut mestinya didapatkan dengan pengetahuan sebelumnya atau penelitian sebelumnya, sehingga nantinya penelitian ini menjadi daftar dari sekian banyak penelitian yang dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Inovasi kedepannya akan semakin mudah dengan banyaknya referensi penelitian yang telah dikakukan, khususnya penelitian di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Tinjauan Pustaka

Dalam sebuah penelitian Mahasiswa Unsyiah, Fakultas MIPA, Rahmat Hidayat, 2013. manajemen bandwidth unggah dan unduh data. Pada penelitian ini menggunakan metode simple queue dan metode queue tree di mana kedua metode tersebut diterapkan pada dua buah router mikrotik, sehingga dapat dibandingkan Quality of Service (QoS) dari kedua router tersebut. Nilai dari parameter-parameter tersebut dapat diketahui dengan melakukan unggah data pada sebuah website kemudian melakukan unduh data yang telah terunggah pada website tersebut. Dari kedua metode ini barulah diketahui Quality of Service dari kedua router tersebut, perlu diketahui bahwa unggah dan unduh data pada kedua router tersebut dilakukan pada waktu yang bersamaan dan sampel diambil dari tiga waktu, yaitu waktu jaringan sibuk dipagi hari, waktu jaringan sibuk disiang hari, dan waktu jaringan tidak sibuk.

Di Universitas Pendidikan Indonesia tepatnya di Direktorat TIK UPI, telah melakukan analisis trafik bandwidth pada jaringan internet kampus, data yang di ambil pada penelitian itu berupa data trafik harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Dari data ini dapat di monitoring pemakaian jaringan yang disediakan oleh Direktorat TIK UPI, selain itu juga dilakukan pengukuran throughput terhadap bandwidth aktual dan bandwidth yang terukur. Dari analisis yang dilakukan didapatkan bandwidth tahunan yang masuk sebesar 52.04% dan bandwidth tahunan yang keluar sebesar 13.63%.

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta, Bagus Nugroho Saputro, 2103. Melakukan penelitian di kantor KPDE Kabupaten Klaten, dalam penelitian ini di analisis bahwa jaringan internet di kantor KPDE Kabupaten Klaten sangat lambat sebelum dikakukan manajemen bandwidth, peningkatan kecepatan akses jaringan internet setelah dilakukan manajemen bandwidth mengalami kenaikan hingga 33 Kbps dan kecepatan download mencapai 23% lebih besar dibandingkan dengan kecepatan download sebelum dilakukan manajemen bandwidth.


(24)

2.2 Dasar Teori

Dalam penelitian ini dibutuhkan sebuah landasan yang mendasar dalam penerapan analisis data bandwidth serta trafik user dalam penggunaan wifi kampus, sehingga nantinya sebagai acuan yang dapat dijadikan rujukan ketika menemukan masalah dalam penelitian ini.

2.2.1 Konsep Trafik

Pada dunia telekomunikasi trafik merupakan hal yang perlu diketahui untuk mengukur kinerja dari suatu layanan jaringan telekomunikasi, baik dalam mobile data pelanggan atau jaringan internet yang disediakan langsung oleh lembaga-lembaga tertentu untuk menunjang akses yang tidak terbatas hingga seluruh dunia. Trafik berasal dari Bahasa Italia, yang berarti bisnis sedangkan istilah trafik digunakan untuk menyatakan intensitas suatu penggunaan data atau layanan dalam satuan waktu. Ada beberapa definisi yang berkaitan dengan istilah trafik di antaranya :

a. Intensitas Trafik

Padatnya sebuah trafik jaringan mengakibatkan secara langsung pada komponen telekomunikasi untuk mengonsumsi sumber daya yang besar. Komponen yang memakai sumber daya (a pool of resource) diantaranya adalah jumlah server, sirkuit, kanal, trunk, CPU, Router, dan lain-lain. Keadaan ini dapat dihitung dengan persamaan intensitas trafik yang di amati pada tunda waktu T. berikut notasinya :

� = . ∫ …….………(2.1)


(25)

b. Carried Traffic(Trafik yang dilayani)

Trafik yang dilayani oleh server/kanal pada interval waktu T. Intensitas trafik pada level banyaknya trafik yang dilayani merupakan rata-rata intensitas trafik, yaitu rata-rata intensitas trafik pada selang waktu tertentu. Notasi carried Traffic adalah Y=Ac.

c. Offered Traffic (Trafik ditawarkan), notasi A

Jumlah trafik yang dilayani server/kanal adalah jika semua permintaan panggilan dilayani dan tidak ada yang ditolak karena kekurangan kapasitas server. Nilai offered traffic ini secara teoritis kuantitasnya tidak bisa di identifikasi. Nilai A (offered traffic) hanya bisa di estimasi dari nilai trafik yang dilayani (Ac). Secara teoritis parameter yang dipakai untuk menghitung nilai A adalah :

- Intensitas Panggilan, notasi λ, merupakan jumlah panggilan tiap unit waktu.

- Rerata Waktu Layanan,notasi s

Nilai A (Offered Traffic) didapatkan dari

A = λ.s………...(2.2) d. Lost or Rejected Traffic (Trafik ditolak), notasi Al

Trafik ditolak merupakan perbedaan nilai antara trafik yang ditawarkan (A) dengan trafik yang dilayani (Ac). Nilai ini terjadi ketika sejumlah panggilan ditolak karena kapasitas server tidak mencukupi. Ketika terjadi panggilan yang datang saat semua server malayani user maka panggilan selanjutnya akan ditolak.

e. Satuan Trafik

International Telecommunication Union (ITU-T) menetapkan satuan ”erlang (E,erl)” untuk dasar dari besaran intensitas trafik per satuan waktu. Satuan erlang ini diambil dari nama penemu teori trafik, A.K. Erlang (1878-1929). Beberapa satuan trafik yang digunakan :


(26)

 SM (Speech Minutes); 1 SM = 1/60 Eh

 CCS = Hundred Call Second ; 1 CCS = 1/36 Eh  EBHC = Equated Busy Hour Call ; 1 EBHC = 1/30 Eh

Pada transmisi data, parameter yang dipakai bukan waktu layanan, akan tetapi permintaan transmisi. Parameter tersebut berbentuk paket data dengan satuan s (bit atau byte). Kapasitas sistem (φ), menyatakan kecepatan persinyalan data, di ukur dalam satuan per detik (bit/detik, byte/detik). Waktu layanan untuk permintaan transmisi data adalah s/φ (detik). Jika rata-rata permintaan data (λ) dilayani persatuan waktu, maka utilisasi (y) dapat dihitung dengan formula berikut.

λ.

φ ………..…….………..(2.3) Nilai utilisasi sistem dengan formula tersebut akan bernilai 0 ≤ y ≤ 1.

f. Trafik Multi-Rate

Jika jumlah server yang melayani panggilan lebih dari satu, kemudian panggilan yang datang kemudian dilayani secara bersamaan oleh d buah server, maka kasus tersebut dikatakan trafik multi-rate. Trafik yang ditawarkan oleh d buah server tipe trafik i yang sibuk adalah :

� = ∑� λ . .

�=� ………(2.4)

Nilai N, λi, si secara berturut-turut adalah jumlah bentuk trafik, laju kedatangan, dan waktu layanan (mean holding time, MHT) untuk trafik i.

g. Busy Hour (Jam Sibuk)

Dibutuhkan sebuah estimasi pada beban trafik untuk dimensioning. Akan tetapi, estimasi pada beban trafik tersebut tidak berarti digunakan juga untuk ”kemungkinan nilai puncak tertinggi”. Dalam jaringan telepon dikenal dengan


(27)

Busy Hour (jam sibuk) trafik untuk dimensioning. Busy Hour adalah di mana dalam jangka waktu satu jam secara terus-menerus volume trafik sedang mencapai puncak tertinggi. Busy Hour ini akan jelas terlihat jika dilakukan pengamatan setiap harinya dan hasilnya disebut jam puncak harian.

Untuk dimensioning, pengamatan tidak bisa dilakukan hanya dalam jangka waktu satu hari, namun harus dilakukan pengamatan data selama beberapa hari atau minimal dua minggu. Hal ini karena ada tiga rumusan berbeda yang dikemukakan untuk Busy Hour, yakni :

- Average Daily Peak Hour (ADPH) - Time Cosistent Busy Hour (TCBH) - Fixed Daily Measurement Hour (FDMH)

VADPH = ∑�= � ∆ ………..(2.5) VTCBH = ∆ �∑�= � ∆ ………(2.6) VFDMH =

�∑�= � ∆ � ………..(2.7) keterangan :

- N = Jumlah hari saat pengamatan data (e.g N = 10)

- Vn(

) = Volume lalulintas user yang diukur selang 1 jam (

) pada hari (n). - maxΔ Vn (Δ) = jam puncak jumlah client harian pada hari n

Dimana : VFDMH≤ VTCBH≤ VADPH

Dari beberapa istilah trafik di atas, dapat dijadikan acuan dalam memahami karakteristik sebuah trafik telekomunikasi, maupun trafik data base yang berkaitan dengan trafik. Selain itu konsep tersebut akan manjadi dasar mengolah sebuah data telekomunikasi yang kaitannya dengan kepadatan akses user terhadap suatu jaringan telekomunikasi.


(28)

h. Probabilitas Kejadian Relatif ThroughputUser

Probabilitas suatu kejadian lalulintas trafik jaringan wifi, tidak selalu sama dalam setiap satuan waktunya. Hal ini dapat ditentukan dengan banyaknya user yang terkoneksi dalam jaringan. Perbandingan tersebut dapat diketahui melalui persamaan probabilitas kejadian relatif banyaknya pemakaian user dan total pemakaian dalam satuan waktu.

� � = �ℎ ℎ� ℎ …….(2.8)

2.2.2 Wi-Fi

Wi-fi atau wireless fidelity adalah sekumpulan standar yang digunakan untuk jaringan lokal nirkabel (Wireless Local Area Network, WLAN). Jaringan lokal nirkabel ini dihubungkan menggunakan access point atau hotspot terdekat. Spesifikasi wifi yang umum digunakan di Indonesia ada empat macam berdasarkan standar IEEE 802.11 yaitu :

1. 802.11a 2. 802.11b 3. 802.11g 4. 802.11n

Tabel 2.1 Spesifikasi Wi-fi

Spesifikasi Kecepatan Frekuensi Band

802.11b 11 Mb/s ~2.4 GHz

802.11a 54 Mb/s ~2.4 GHz

802.11g 54 Mb/s ~2.4 GHz

802.11n 100 Mb/s ~5 GHz


(29)

Parameter-parameter wifi secara umum adalah sebagai berikut :

a. Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam selang waktu yang diberikan.

b. Bandwidth adalah luas atau lebar dari cakupan frekuensi yang digunakan oleh sinyal dalam medium transmisi.

c. Jangkauan transmisi adalah untuk mengirimkan informasi dari suatu tempat ketempat yang lain.

2.2.3 Komponen Jaringan Wi-Fi a. Access Point

Access Point adalah suatu kotak plastik berbentuk persegi sebagai tempat pengatur lalu lintas data. Access Point merupakan komponen yang digunakan sebagai alat terdekat dengan user dalam mengakses jaringan wifi, berkat Access Point memungkinkan user dapat saling terhubung melalui jaringan (Network) sebagai hub/switch yang bertindak sebagai penghubung jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel. Ada beberapa tipe dari Access Point, di antaranya :

- Access Point Senao ECB-8610 - Access Point WAP54G

- Access Point WRT54GL

- High Power Wireless Access Point Router

Selain dari kategori Access Point ada beberapa hal yang perlu diketahui mengenai perangkat Access Point, perangkat ini berfungsi dalam kinerja dari Access Point. Sama halnya sebuah komputer memiliki perangkat keras dan perangkat lunak, begitu juga yang terjadi pada Access Point. Software Access Point terdapat wireless NIC, perangkat ini bertindak sebagai fungsi utama dari Access Point.


(30)

Beranjak pada mode akses dari koneksi wi-fi, terdapat dua mode akses yaitu:

- Ad-Hoc

Mode koneksi ini adalah mode dimana beberapa komputer terhubung secara langsung, atau lebih dikenal dengan istilah Peer to Peer. Keuntungannya lebih mudah dan murah bila yang terkoneksi hanya dua atau tiga komputer, tanpa harus membeli Access Point. Jaringan wireless Ad-hoc adalah kumpulan node (router) wireless mobile yang secara tidak tetap keberadaannya tanpa menggunakan jaringan infrastruktur yang ada atau administrasi yang terpusat.

Jaringan wireless Ad-Hoc dapat juga dikatakan sebagai jaringan wireless tidak terpusat. Jaringan Ad-Hoc merupakan bentuk komunikasi jaringan wireless yang paling sederhana. Pada jaringan Ad-Hoc, router dapat dengan bebas melakukan organiasi jaringan yang berakibat topologi akan berubah dengan cepat dan sulit untuk diprediksi. Dengan fitur ini, jaringan Ad-Hoc mengalami beberapa tantangan yaitu :

Multihop Mobility

 Kombinasi jaringan yang besar dengan berbagai peralatan yang berbeda

Bandwidth

 Keterbatasan konsumsi battery


(31)

- Infrastruktur

Dalam mode ini koneksi dihubungkan oleh Access Point dalam penghubungan lalu lintas data sehingga memungkinkan client dapat saling terhubung dan berkomunikasi melalui jaringan nirkabel (network) yang disediakan oleh jaringan lokal. Konsep jaringan infrastruktur dimana untuk membangun jaringan ini diperlukan wireless LAN sebagai pusat.

Wireless LAN memiliki SSID sebagai nama jaringan wireless tersebut, dengan adanya SSID maka wireless LAN itu dapat dikenali. Pada saat beberapa komputer terhubung dengan SSID yang sama, maka terbentuklah sebuah jaringan infrastruktur.

Terlihat bahwa beberapa komputer dihubungkan oleh satu wireless LAN, disini topologi jaringan yang terbentuk adalah topologi bintang.

Gambar 2.2 Topologi Infrastruktur

b. Modem

Modem berfungsi sebagai pengubah sinyal digital menjadi sinyal suara dan juga sebaliknya, modem dapat menjadi saluran radio, audio percakapan telepon sampai dengan streaming video. Modem sendiri adalah singkatan dari modulator


(32)

dan demodulator. Modulator berfungsi untuk melakukan pemuatan data pada sinyal informasi ke sinyal carrier agar dapat dikirim ke pengguna melalui media transmisi, proses ini disebut dengan modulasi. Pada proses ini sinyal digital dikonversi menjadi sinyal analog. Sedangkan demodulator berfungsi menerima data yang dikirim oleh transmitter. Pada proses ini data akan di pisahkan berdasarkan frekuensi tinggi, dan data yang masih berbentuk sinyal analog dirubah kembali menjadi sinyal digital agar dapat ditampilkan dikomputer. Dalam penjelasan umumnya bahwa modem adalah alat komunikasi dua arah yang merubah sinyal digital menjadi sinyal analog dan sebaliknya merubah sinyal analog menjadi sinyal digital dalam pemrosesan data.

Dalam dunia telekomunikasi modem sangatlah penting karena sebagai perantara komputer untuk terhubung kejaringan internet, tanpa modem komputer tidak dapat mengakses informasi yang lebih luas yaitu internet. Dalam hal integrasi, modem dapat dibedakan berdasarkan dua kategori, yaitu modem internal dan modem eksternal. Sedangkan dalam hal jaringan, modem dibedakan atas modem dengan media wireless dan modem dengan media kabel.

Dalam komunikasi wireless ada beberapa persamaan pada sebuah modem. Persamaan ini memungkinkan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan efisiensi daya, efisiensi bandwidth, tahanan daya, linearitas, dan faktor lainnya.

 Teorema Shannon (Shannon’s Theorem)

Ada tiga parameter terpenting pada sebuah sistem komunikasi, yaitu bandwidth pada transmisi, daya minimum yang dibutuhkan dalam transmisi yang efisien, dan probabilitas eror (kemungkinan kesalahan). Dalam arti yang sangat luas, transmisi total dari data informasi dengan bandwidth yang kecil, daya yang minimum, dan kecilnya kemungkinan eror tidak menutup kemungkinan dapat dilakukan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyeimbangkan konsumsi daya dan bandwidth. Dalam menyeimbangkan konsumsi daya dan bandwidth dapat dijelaskan dengan hukum Shannon-Hartley, atau biasa disebut Teorema Shannon (Shan 1949, Skla 1993, Hayk


(33)

2001). Kapasitas teorema Shannon Hartley ditempatkan pada C kapasitas kanal Gaus dengan notasi :

C = B log2[ +S]bps ……….(2.9) Dimana, S adalah daya signal, N adalah daya noise dan B adalah bandwidth. Dapat ditulis dengan signal-to-noise rasio di bagian E, dengan muatan daya dalam sebuah bit pada waktu T,

E = ST, N = N0B

�0= �0= �0 = �0

……….(2.10)

DimanaR adalah nilai data dan N0 adalah kerapatan spektral daya noise.

C = B log2[ + � �0

]bps ………(2.11) Karena E / N0 adalah bentuk adalah bentuk umum pada semua modulasi, notasi di atas dapat digunakan pada untuk perbandingan efisiensi dari sistem komunikasi. Selanjutnya parameter R / B (bps/Hz) dapat diketahui sebagai jumlah data yang di transmisikan pada bandwidth. Dari kedua parameter tersebut, E / N0 dan R / B, masing-masing dapat di indentifikasi sebagai efisiensi daya dan efisiensi spektral dengan cara mengetahui nilai terendah dari E / N0 dan nilai tertinggi dari R / B. Untuk kasus dimana nilai dari sebuah data (R) sama dengan kapasitas C (capacity) pada kanal. Hal ini dinotasikan sebagai berikut :

�= [ + � �0 � ] ………...(2.12) Menjadi, � �0= [

/�− ]


(34)

c. Switch

Sistem ini digunakan sebagai alat penjembatan transparan (penghubung segementasi multi jaringan dengan forwarding berdasarkan alamat MAC). Ada beberapa model switch yang beredar dipasaran, yang bekerja di layer 2 dan layer 3 pada lapisan OSI :

1. ATM Switch : Asynchronous Transfer Mode (ATM) Switch adalah mode transfer yang disusun dalam bentuk sel-sel. Tujuan dari asinkronus adalah pengulangan sel yang mengandung informasi dari pengguna yang tidak periodik.

2. ISDN Switch : Integrated Services Digital Network (ISDN) Switch atau biasa disebut dengan istilah Frame relay switch over ISDN biasanya terdapat pada Service Provider, bekerja seperti halnya switch, tetapi memiliki perbedaan yaitu antarmuka yang digunakan berupa ISDN card atau ISDN router.

3. DSLAM Switch : A Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM, sering diucapkan dee-lam) memungkinkan membuat koneksi cepat ke Internet. DSLAM Switch adalah perangkat jaringan yang terletak di bursa telepon dari provider, DSLAM Switch menghubungkan beberapa user Digital Subscriber Lines (DSLs) dengan kecepatan tinggi backbone internet line menggunakan teknik multiplexing. Dengan menempatkan DSLAMs di lokasi terjauh dengan sentral telepon.

4. Ethernet Switch : Ethernet Switch adalah perangkat LAN interkoneksi yang beroperasi pada lapisan data-link dari model referensi OSI. Saklar pada dasarnya mirip dengan jembatan, tetapi biasanya memungkinkan jumlah yang lebih besar dari segmen LAN yang terhubung dan memiliki kemampuan manajemen yang lebih banyak.

d. Web Server

Web Server merupakan software yang memberikan layanan data yang berfungsi menerima permintaan HTTP atau HTTPS dari client yang dikenal


(35)

dengan browser web kemudian permintaan tersebut dikirimkan kembali dalam bentuk halaman-halaman web yang umumnya berbentuk dokumen HTML.

e. Radius

RADIUS (Remote Authentication Dial-In User Service) merupakan metode yang mudah di implementasikan, sederhana dan efisien. Radius merupakan sebuah jaringan protokol keamanan komputer yang digunakan untuk membuat manajemen akses secara terkontrol pada sebuah jaringan yang besar. RADIUS ini digunakan untuk autentikasi, otorisasi, dan registrasi akun pengguna secara terpusat untuk mengakses jaringan. Sebelumnya RADIUS digunakan untuk melakukan autentikasi terhadap akses jaringan secara jarak jauh dengan menggunakan koneksi dial-up. Dan kini telah di integrasikan untuk melakukan autentikasi terhadap akses jaringan secara jarak jauh dengan menggunakan koneksi selain dial-up, yaitu seperti Virtual Private Networking (VPN), access point Wireless, switchEthernet, dan perangkat lainnya.

RADIUS telah tersebar pemakaiannya oleh Provider dan ISP internet untuk proses autentikasi dan billing-nya. Selain itu bisa diterapkan oleh jaringan RT/RW-Net untuk authentikasi kepada penggunanya sebagai pengamanan jaringan RT/RW-Net yang ada. Di Indonesia terdapat terdapat satu service RADIUS, yaitu indohotspot.net, tetapi service radius ini berbayar dalam menyediakan jasanya. Jika provider hotspot menginginkan service RADIUS yang tidak berbayar, terdapat service yang dikelola oleh luar negeri seperti chillidog.org, selain hemat biaya, juga memudahkan dalam maintenance.

2.2.4 Klasifikasi Jaringan Komputer

Berdasarkan luas jangkauannya jaringan komputer dibagi atas beberapa klasifikasi yaitu LAN (Local Area Network), MAN (Metropolitan Area Network), dan WAN (Wide Area Network). Suatu komputer dikatakan terkoneksi apabila bisa bertukar informasi dari satu komputer ke komputer lainnya, baik dalam sebuah gedung, antar gedung, bahkan antar Negara dan Benua. Hal itu bisa dilakukan


(36)

dengan mengoneksikan komputer melalui suatu jaringan. Bentuk koneksinya dihubungkan melalui media kabel tembaga, serat optik, gelombang mikro atau satelit.

a. LAN (Local Area Network)

Local Area Network (LAN) adalah sebuah jaringan komputer yang radius jangkauannya meliputi wilayah yang sempit, seperti jaringan komputer universitas, gedung, kantor, rumah sakit, sekolah atau semacamnya yang mencakup wilayah yang relatif sempit dan terbatas.

Gambar 2.3 Local Area Network (LAN)

Sumber : Kuspriatni, Lista. Telekomunikasi dan Jaringan. Jakarta : Universitas Gunadarma.

b. MAN (Metropolitan Area Network)

Jaringan komputer MAN adalah gabungan dari beberapa LAN, dimana antar gedung saling terkoneksi menggunakan klasifikasi jaringan komputer yang dikenal sebagai MAN. Jaringan ini menghubungkan gedung dalam sebuah kota atau wilayah yang cukup luas dengan radius cakupan jaringan mencapai 10 Km hingga 50 Km. Dengan jaringan ini memudahkan pengguna bertukar informasi dalam sebuah kota.

c. WAN (Wide Area Network)

Wide Area Network adalah jaringan komputer yang menghubungkan antar Kota, Negara bahkan seluruh dunia. Dalam jaringan ini segala bentuk informasi


(37)

yang dibutuhkan pengguna akan disediakan serta bisa di akses kapanpun dan dimanapun, selagi komputer masih dalam jangkauan jaringan atau dengan kata lain terkoneksi dengan jaringan WAN.

2.2.5 Media Transportasi Signal Listrik (data)

Untuk menyalurkan sebuah informasi atau data, dibutuhkan sebuah media dalam penyalurannya. Ada empat tipe dari media transmisi yaitu kawat tembaga (Wire Pair), kabel coaxial (Coaxial Cable), kabel serat optik (Fiber Optic Cable), dan radio. Berikut pembahasannya.

1. Kabel Tembaga

Sebagai gambaran, kabel tembaga tersusun atas dua lilitan kawat. Pada umumnya kabel ini menggunakan bahan konduktor yang terbuat dari tembaga, meskipun ada sebagian yang menggunakan bahan dasar kabel dari aluminium. Pemasangan kabel ini dapat menyebabkan Loss Data, dan juga redaman yang berpengaruh pada saluran transmisi data. Loss Data yang dimaksud adalah menghilangnya kekuatan sinyal selama perjalanan data saat transmisi yang dialirkan pada kabel. Loss Data atau redaman seringkali dinotasikan dalam desibel (dB).

Loss Data menyebabkan daya signal menghilang selama sinyal melewati kabel. Daya dinotasikan dalam satuan Watt. Dalam penerapannya penggunaan milliwatt dinilai lebih praktis. Jika kita menamai Loss Data dengan notasi LdB, maka:

LdB = 10 log (P1/P2) ………(2.14) Dimana P1 adalah daya sinyal yang mengaliri kabel, dan P2 adalah level daya sinyal yang terukur pada ujung kabel atau media transmisi. kebalikan dari loss data adalah gain. Peredam adalah sebuah alat yang diletakkan pada circuit yang dengan sengaja di pasang untuk mengatasi loss. Amplifier dapat mengatasi loss data dan redaman sinyal dengan meningkatkan intensitas sinyal. Berikut symbol grafik peredam dan amplifier :


(38)

Gambar 2.4 Grafik peredam

Gambar 2.5 simbol dari amplifier

Kabel transmisi yang terbuat dari bahan tembaga dan aluminium masing-masing memiliki hambatan jenis 1.68 x 10-8 dan 2.65 x 10-8. Sehingga panjang kabel akan berbanding lurus dengan hambatan jenis dari bahan kabel yang digunakan. Selain itu juga hambatan jenis pada suatu penghantar bergantung pada suhu penghantar tersebut. Semakin tinggi suhu dari penghantar maka semakin besar pula hambatan jenis dari pengantar tersebut. Berikut ilustrasi dari lilitan kabel :

Gambar 2.6 Lilitan kabel

2. Kabel Koaksial (Coaxial Cable)

Kabel koaksial adalah konduktor yang dibentuk oleh tabung silinder dengan sebuah kawat tepat ditengah dalam sebagai penghantar utama dari kabel Koaksial ini. Dalam praktiknya kawat yang berada ditengah silinder akurat memegang seluruh sinyal yang berada dalam sekeliling silinder kabel coaxial. Nilai impedance dari kabel koaksial ini adalah berkisar 50-75 Ohm. Impedance dapat di definisikan


(39)

sebagai efek gabungan dari resistansi circuit, induktansi, dan kapasitif di anggap pada satu kesatuan.

Sejak tahun 1953 sampai 1986 kabel koaksial digunakan secara luas untuk transmisi multikanal jarak jauh. Kabel koaksial sampai sekarang kebanyakan digunakan pada frekuensi radio (radio frequency) menghubungkan radio dan antenna. Hal ini disebabkan oleh hambatan jenis kabel koaksial dan serat optik tidak terlampau jauh dan juga radio frekuensi memiliki jarak sirkuit yang berjauhan, sehingga serat optik yang lebih stabil dalam transmisi data dianggap tidak efisien karena harganya yang begitu mahal dibandingkan kabel koaksial.

Gambar 2.7 Skematik kabel koaksial

3. Kabel Serat Optik (fiber optic cable)

Kabel serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik halus seperti sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Kecepatan dari transmisi kabel ini menjadikannya sebagai saluran transmisi sinyal data terpopuler saat ini. Kabel serat optik adalah transmisi yang terbaik untuk bandwidth yang sangat besar serta transmisi bawah laut. Kabel serat optik juga digunakan untuk kabel televisi “super

trunk”. Bandwidth pada untai kabel serat optik dapat dengan stabil menyalurkan hingga terahertz (THz). Faktanya seluruh spectrum radio frequency dapat dimuat pada satu untai kabel serat optik. Diameter dari satu untai kabel serat optik hanya berukuran seperti sehelai rambut manusia, dalam satu untai ini dapat membawa informasi satu bit serial pada 10 Gbps (gigabits per second) nilai transmisi. Maksimal panjang dari kabel serat optik adalah dari 20 mile (32 km) hingga beberapa ratus mile (km) sebelum memerlukan repeater. Panjang dari jarak tempuh


(40)

ini bisa diperpanjang dengan menambahkan amplifier dan atau repeater, dimana setiap amplifier memberi gain 20-40 dB.

Gambar 2.8 Skematik kabel serat optik

4. Transmisi Radio

Sistem transmisi radio berbeda dengan ketiga sistem penghantar yaitu kabel kawat, kabel koaksial, dan kabel serat optik. Sistem transmisi radio menggunakan radiasi sebagai penghantarnya. Dimana kecepatannya mencapai 300.000.000 meter per detik. Elemen terpenting pada sistem radio adalah transmitter dan receiver. Tipe modulasi dari sistem transmisi radio yaitu (AM, FM, atau PM atau Hybrid). Perambatan gelombang radio memiliki karakteristik serupa dengan cahaya, yaitu dipengaruhi faktor lingkungan seperti pantulan (reflection), pembiasan (refraction), perubahan arah (difraction), penyebaran (scattering), penyerapan (absorption).


(41)

Gambar 2.9 Skematik transmitter dan receiver sistem radio

1. Pantulan (reflection)

Terjadi jika sinyal radio frequency (RF) menabrak permukaan material yang halus atau rata seperti besi, cermin, aluminium, emas, rooftop dengan bahan mengkilap dan lain-lain, menyebabkan gelombang radio terpantul.


(42)

2. Pembiasan (refraction)

Terjadi jika sinyal radio frequency (RF) menabrak permukaan material yang kepadatannya (density) berbeda seperti tembok, kayu, plastik, kaca transparan dan cairan.

Gambar 2.11 Pembiasan gelombang radio

3. Perubahan arah (difraction)

Terjadi jika sinyal radio frequency (RF) menabrak penghalang yang berada di area pancaran sehingga sinyal akan mengalami pembelokan atau perubahan orientasi pancaran. Contohnya seperti gedung, tembok, pohon dan lain sebagainya.


(43)

4. Penyebaran (scattering)

Terjadi ketika sinyal radio frequency (RF) menabrak permukaan yang tidak rata, seperti pengunungan, hutan, material mengkilap yang bergelombang, dan lain sebagainya.

Gambar 2.13 Penyebaran gelombang radio

5. Penyerapan (absorption)

Terjadi ketika sinyal radio frequency (RF) menabrak permukaan material baik padat maupun cair seperti air hujan, hingga material yang memiliki tingkat kelembaban yang tinggi.


(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dimaksud ialah, proses yang dilakukan selama penelitian hingga finalisasi berupa pengaturan trafik secara teoritis serta dimensioning jaringan yang ideal diterapkan pada jaringan wifi di lingkungan kampus UMY. Berikut bagan prosedur penelitian yang akan dilakukan.

Gambar 3.1 Bagan prosedur penelitian

Tidak

Ya Pengambilan

Data

Analisis

Perhitungan Performansi Pemodelan

Trafik

Hasil

Dimensioning Jaringan Studi Pustaka


(45)

Dalam penelitian ini hal yang utama perlu diketahui adalah karakteristik dari sebuah jaringan wifi di lingkungan UMY dengan melihat data trafik yang terekam. Oleh karena itu, pengambilan data dari sebuah proses penelitian ini adalah hal yang harus dilakukan. Setelah data dan karakteristik jaringan wifi telah diketahui, dilakukan analisis dengan memodelkan persamaan yang cocok untuk performansi jaringan wifi di lingkungan kampus UMY. Hasil yang didapatkan dari pemodelan tersebut nantinya akan dijadikan dimensioning jaringan yang ideal secara toeritis atau efektif secara penggunaan dan sesuai dengan kebutuhan user.

3.2 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan untuk membandingkan penelitian sebelumnya sebagai acuan dan referensi yang memiliki karakteristik sesuai dengan penelitian ini. Selain sebagai referensi, tinjauan pustaka digunakan sebagai bukti bahwa penelitian ini asli dan memiliki latar belakang, tujuan, manfaat dan tempat yang berbeda dengan penelitian sebelumnya.

3.3 Pengambilan Data

Pengambilan data trafik jaringan wifi di lingkungan kampus UMY pada Biro Sistem Informasi (BSI), Univeritas Muhammadiyah Yogyakarta adalah data dua pekan user aktif menggunakan jaringan wifi secara berturut-turut, dengan mengabaikan hari libur. Dari data ini akan dianalisis menggunakan teori trafik. Dari berbagai teori trafik ini, nantinya akan dimodelkan persamaan yang sesuai dengan data pengamatan trafik penggunaan jaringan wifi di lingkungan UMY.

Pengamatan data selama dua pekan menggunakan cisco 5500 series wireless controller melibatkan beberapa parameter pengamatan di antaranya, access point, IP address, Number of Client. Untuk mengetahui lebih jauh ketiga parameter ini, berikut penjelasan singkat ketiga parameter tersebut :

a. Access Point Name

Access Point Name digunakan sebagai identifikasi dari sebuah access point mengenai letak, dan wilayah operasi. Letak access point tersebar di berbagai


(46)

gedung yang ada di lingkungan UMY. Access point ini terletak di lorong gedung, lobi hingga di tempat-tempat umum mahasiswa, seperti perpustakaan, laboratorium, student center, hingga lantai dasar masjid KH. Ahmad Dahlan. Meskipun telah banyak access point yang terpasang, user yang terhubung tetap tidak merata diakibatkan oleh penyebaran dan padatnya mahasiswa yang berbeda tiap gedung. Access point yang terdata di cisco wireless controller 5500 berjumlah 118 unit dari delapan gedung yang terpasang access point.

b. IPAddress (internet protokol)

IP address merupakan singkatan dari Internet Protocol Address,sebuah alamat device, berbasis komputer yang berbentuk numerik, terhubung dalam suatu jaringan komputer serta menggunakan internet protokol sebagai sarana komunikasi. Setiap IP address yang terhubung pada satu waktu, akan tertampil dalam perangkat lunak cisco wireless controller 5500. Data IP address yang terekam nantinya akan menjadi salah satu pokok pembahasan dalam penentuan dimensioning jaringan wifi di lingkungan UMY.

c. Number Of Client

Number of client merupakan inti dari penentuan performansi trafik jaringan wifi di lingkungan UMY. Dari banyaknya pengguna yang terhubung dengan jaringan wifi kampus, dapat diketahui beberapa parameter yaitu, jam sibuk harian atau mingguan atau bulanan, letak access point dengan Number Of Client terbanyak, maksimum/minimum user terhubung, data usage. Dari berbagai parameter tersebut, akan dapat diketahui bentuk grafik dari trafik penggunaan wifi di lingkungan kampus terpadu UMY.

3.4 Analisis

a. Pemodelan Trafik

Pemodelan dalam rekayasa trafik sangat diperlukan dalam implementasi data trafik. Dari pemodelan ini akan didapatkan sebuah formula yang akan memecahkan permasalahan yang sering kali menjadi pengaruh tidak efektifnya performansi


(47)

sebuah jaringan wifi. Setelah pemodelan telah sesuai dengan permasalahan, maka akan diterapkan pada data trafik yang telah terekam. Selanjutnya akan dilakukan perhitungan performansi jaringan sehingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan teoritis ideal sebuah sistem jaringan.

Dalam penetapan standar oleh International Telecommunication Union (ITU-T) operator atau penyedia layanan harus memenuhi beberapa rekomendasi yang telah ditetapkan oleh ITU-T. Dalam standar yang ditetapkan ini, ITU-T menjamin kompatibilitas semua penyedia layanan jaringan diseluruh dunia saling compatible. Oleh karena itu semua penyedia layanan jaringan telekomunikasi harus memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh organisasi telekomunikasi internasional (ITU-T). Ada empat rekomendasi (ITU-T) terhadap klasifikasi rekayasa trafik yaitu :

- Karakterisasi trafik (Traffic demand characterization); - Kelas layanan (GoF) ;

- Manajemen trafik dan dimensioning (traffic controls and dimensioning); - Monitoring performansi (performance monitoring).

Dari ke-empat rekomendasi tersebut, dianggap telah cukup untuk melakukan sebuah rekayasa trafik oleh penyedia layanan telekomunikasi yang beredar saat ini. Kolaborasi dari rekomendasi diatas dapat dilihat pada proses rekayasa trafik di bawah ini :


(48)

b. Perhitungan Performansi

Perhitungan performansi dilakukan ketika pemodelan trafik telah tepat didapatkan. Hasil dari perhitungan ini nantinya akan menjadi berbagai parameter yang diterapkan pada data trafik yang terekam. Dari pemodelan hingga terapan pada data trafik, maka proses ini akan melalui verifikasi sebelum diteruskan pada perencanaan implementasi jaringan telekomunikasi. Setelah implementasi dilakukan, selanjutnya dilakukan observasi atau monitoring kerja terhadap sebuah jaringan. Dari monitoring ini akan dimodelkan beberapa persamaan rekayasa trafik pada data yang terekam. Seterusnya akan selalu berantai pada proses tersebut, hingga menemukan metode perancangan yang lebih efisien. Berikut gambar proses dari rekayasa trafik :

Gambar 3.3 Proses rekayasa trafik

3.5 Dimensioning

a. Dimensioning Jaringan

Dimensioning didapatkan dari hasil perhitungan performansi yang telah dikakukan pada proses sebelumnya. Dari perhitungan ini telah didapatkan dimensioning atau pengaturan yang tepat pada sebuah jaringan telekomunikasi.


(49)

Dampaknya pada efisiensi dan pengeluaran yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta tepat pada sasaran perencanaan. Pada dimensioning ini diharapkan manajemen dari sebuah jaringan lebih baik dari data trafik sebelumnya.

b. Rekomendasi

Rekomendasi dari penelitian ini akan ditujukan secara khusus kepada pengelolah jaringan wifi kampus yaitu Biro Sistem Informasi (BSI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Rekomendasi ini berisi analisis jaringan wifi di lingkungan kampus Univeristas Muhammadiyah Yogyakarta menggunakan toeri trafik pada pemodelannya dan melakukan perhitungan terhadap data trafik yang telah terekam. Dari perhitungan ini dapatkan dimensioning jaringan yang sesuai dengan data realita pengguna pada jaringan wifi di lingkungan kampus terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Rekomendasi ini tidak bersifat mutlak harus diterapkan oleh pihak BSI. Rekomendasi ini hanya sebagai alternatif dari pihak BSI apakah harus di implementasikan pada perencanaan ataupun tidak diterapkan sama sekali. Banyaknya penyebaran pengguna pada setiap gedung yang tidak merata, mengakibatkan keadaan jaringan wifi tidak beroperasi secara efisien dan optimal. Dengan adanya analisis dalam penelitian ini maka akan didapatkan nilai yang sesuai dengan realita penggunaan wifi, dan dapat dijadikan acuan untuk lebih mengoptimalkan jaringan wifi di zona-zona yang padat pengguna.


(50)

BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

4.1Data

4.2Pembahasan

a. Maksimal dan Minimal User Terkoneksi (Number of Client)

Maksimal dan minimal user terkoneksi akan selalu berubah setiap satuan waktunya. Ini diakibatkan oleh tidak pastinya pengguna dalam menggunakan jaringan wifi di lingkungan kampus terpadu UMY meskipun jam kuliah yang selalu sama setiap pekannya. Banyaknya pengguna jaringan wifi di lingkungan kampus terpadu UMY tidak bisa diperkirakan dengan nilai yang sama, tetapi dapat diasumsikan puncak dari penggunaannya melalui rata-rata dari data yang telah terekam setiap pekan. Dari data ini dapat diasumsikan bahwa angka pengguna maksimal menggunakan jaringan wifi pada jam 10:30 sampai 13:30. Sedangkan angka minimal dari penggunaan jaringan wifi berkisar antara jam 07:30 dan 15:30-16:00.

Access Point dalam instalasi jaringan wifi di lingkungan kampus terpadu UMY, terbagi menjadi dua zona, yaitu zona utara dan zona selatan. Zona utara di antaranya yaitu gedung F, gedung G dan gedung H. Sedangkan zona selatan yaitu gedung A, gedung B, gedung D, dan gedung E. Untuk mengetahui lebih jauh informasi tersebut, berikut data pengamatan selama dua pekan perekaman data trafik jaringan wifi di lingkungan kampus UMY.

1. Zona Utara (gedung F, gedung G, dan gedung H)

Instalasi jaringan wifi zona utara terbagi atas tiga gedung yaitu gedung F, G, dan H. Terdapat enam fakultas dalam tiga gedung zona utara ini, di antaranya Fakultas Teknik, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Program Pacsa Sarjana, Fakultas Pertanian, Fakultas Agama Islam dan Program Vokasi. Jika dibandingkan dengan zona selatan jumlah mahasiswa di zona utara lebih


(51)

banyak dibandingkan dengan zona selatan. Data trafik tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1 Number of Client terhadap Waktu

No Times Number of

Client Average

1 10:30 24821 29.3392435

2 13:30 23751 28.04132231

3 11:00 23277 29.61450382

4 11:30 22985 27.10495283

5 9:30 22370 26.44208038

6 14:30 22177 26.02934272

7 14:00 21929 27.86404066

8 10:00 20530 28.35635359

9 12:30 20338 24.01180638

10 13:00 20299 25.79288437

11 15:00 19456 24.6590621

12 12:00 19414 24.66836086

13 15:30 18993 22.29225352

14 16:00 17272 21.80808081

15 9:00 16154 22.3121547

16 8:30 15159 17.91843972

17 8:00 10134 14.29337094

18 7:30 7862 9.460890493

Grand Total 346921 430.0091437

Terlihat dari data di atas bahwa waktu terpadat user terhubung di jaringan wifi kampus di zona utara yaitu pada pukul 10:30 berjumlah 24.821 user, sedangkan nilai minimal dari user terkoneksi di jaringan wifi yaitu pada pukul 7:30 berjumlah 7.862 user. Sedangkan rata-rata user yang terkoneksi pada setiap akses point di zona utara tiap harinya mencapai ±430 pengguna. Perlu


(52)

diketahui bahwa data di atas adalah data yang terekam selama empat belas hari dalam masa aktif kuliah, dan dalam jam kerja aktif civitas akademika UMY yaitu mulai dari jam 07:30 sampai 16:00. Bervariasinya data di atas diakibatkan oleh jadwal kuliah mahasiswa setiap fakultas yang berbeda-beda setiap harinya. Faktor lain yang mempengaruhi di antaranya adalah keadaan cuaca sehingga sebagian kecil user tidak beraktivitas di dalam kampus, kemudian adanya hari kegiatan perkuliahan yang padat sehingga mahasiswa, dosen serta civitas akademika UMY cenderung menggunakan jaringan wifi kampus. Keadaan ini akan sangat mempengaruhi besar kecilnya user yang terhubung di jaringan wifi zona utara. Secara umum dapat dilihat pada gambar 4.1 Grafik penggunaan jaringan wifi zona utara sebagai berikut :

Gambar 4.1 Grafik Number of Client terhadap Waktu

Terlihat pada gambar 4.1 di atas, bahwa setiap 30 menit user yang terhubung begitu sangat bervariatif. Puncaknya pada pukul 10:30, dan pemakaian terendahnya pada pukul 7:30. Jika diamati, data di atas menunjukkan karakteristik pengguna jaringan wifi lebih cenderung banyak terkoneksi di waktu sore hari atau saat jam kantor UMY berakhir sekitar jam 15:00 hingga seterusnya dibandingkan di waktu pagi. Hal ini diakibatkan oleh keadaan


(53)

jaringan wifi diwaktu sore lebih baik konektivitasnya dibandingkan dengan koneksi di waktu pagi. Hal ini dikarenakan oleh alokasi bandwidth yang berbeda pada jam kantor sebesar 1 Mbps maksimum dan diluar jam kantor maksimum dapat mencapai 217 Mbps.

Selain data number of client terhadap waktu, selanjutnya number of client terhadap access point. Parameter ini sangat penting untuk mengetahui access point mana saja yang terpadat dan terendah dalam penggunaan jaringan wifi kampus zona utara.

Tabel 4.2 Number of Client terhadap Access Point

No Access Point Number of

Client Average

1 AP-G4-2 19189 79.95416667

2 AP-F6-Dasar 13800 57.98319328

3 AP-H-04-02 11945 49.77083333

4 AP-F4-1 11175 46.95378151

5 AP-F2-2 11113 49.17256637

6 AP-F5-1 10657 44.77731092

7 AP-F5-Dasar 10394 43.67226891

8 AP-F4-Dasar 10311 43.32352941

9 AP-F7-1 9877 41.5

10 AP-F7-Dasar 9788 41.12605042

11 AP-F4-2-2 9414 39.55462185

12 AP-G6-2 9310 38.79166667

13 AP-F1-1 9293 41.11946903

14 AP-F4-2-1 8631 36.26470588

15 AP-G3-2 7822 32.59166667

16 AP-G5-2 7792 32.60251046


(54)

Tabel 4.2 Number of Client terhadap Access Point (lanjutan)

No Access Point Number of

Client Average

18 AP-G5-1 7598 31.79079498

19 AP-F7-2 7266 31.18454936

20 AP-H-D-5 7154 29.80833333

21 AP-F5-2 6919 29.07142857

22 AP-G4-1 6591 27.4625

23 APc08c.6044.96f7 6492 36.06666667

24 AP-H-D-4 6437 26.82083333

25 AP-G3-Dasar 6394 26.64166667

26 AP-F6-2 6371 26.76890756

27 AP-G2-Dasar 6225 25.9375

28 AP-F2-1 6154 27.2300885

29 AP-G5-Dasar 5773 24.15481172

30 AP-G1-2 5750 23.95833333

31 AP-F6-1 5281 22.18907563

32 AP-H-01-05 5016 20.9

33 AP-G6-Dasar 4684 19.51666667

34 AP-G6-1 4458 18.575

35 AP-H-03-02 4269 17.7875

36 AP-G2-1 4214 17.55833333

37 AP-F3-1 3467 14.56722689

38 AP-H-04-03 3369 14.0375

39 AP-F2-Dasar 3319 14.68584071

40 AP0081.c4fb.69c8 3140 13.08333333

41 AP-G3-1 3126 13.025

42 AP-G1-1 3025 12.60416667


(55)

Tabel 4.2 Number of Client terhadap Access Point (lanjutan)

No Access Point Number of

Client Average

44 AP-H-03-04 2993 12.47083333

45 AP0081.c4fb.6a54 2264 9.433333333

46 AP843d.c64d.c638 2016 8.4

47 AP-F1-2 1890 31.5

48 AP-H-D-3 1874 8.112554113

49 AP-H-03-03 1826 7.608333333

50 AP-G1-Dasar 1772 7.383333333

51 AP-H-02-03 1764 7.35

52 AP-H-02-02 1675 6.979166667

53 AP-H-02-04 1583 6.595833333

54 AP-F3-3 1454 6.349344978

55 AP843d.c607.0c80 1403 5.845833333

56 AP-F3-2 1381 7.424731183

57 AP-F3-Dasar 1120 18.66666667

58 AP-F3-Dasar1 1085 8.611111111

59 AP-F3-Dasar-2 1030 8.583333333

60 AP-H-D-2 955 3.979166667

61 AP-H-02-01 912 3.8

62 AP-H-D-1 857 3.570833333

63 AP-F3-4 853 14.21666667

64 AP843d.c64d.c5cc 838 18.2173913

65 AP-H-01-04 797 3.320833333

66 AP843d.c64d.c4d0 364 5.515151515

67 AP-FE-3 201 22.33333333

68 APc08c.6044.902c 133 7.388888889


(56)

Tabel 4.2 Number of Client terhadap Access Point (lanjutan)

No Access Point Number of

Client Average

70 AP843d.c64d.c464 32 5.333333333

Grand Total 346921 1589.107591

Terdapat 70 access point di kampus zona utara, yang terdiri dari tiga gedung yaitu gedung F, gedung G, dan gedung H. Terlihat dari data selama dua pekan di atas bahwa access point dengan angka user terhubung yang terpadat adalah pada access point AP-G4-2, sebanyak 19.189 user terhubung dalam dua pekan perekaman trafik penggunaan wifi. Disusul oleh AP-F6-Dasar berjumlah 13.800 dan seterusnya, hingga di angka yang terkecil pada access point AP843d.c64d.c464 yang terletak di gedung F dalam dua pekan perekaman. Selain itu total user yang terkoneksi pada jaringan wifi kampus zona utara terbilang cukup banyak dalam dua pekan perekaman yaitu sebesar 346.921 user, sedangkan total rata-rata perhari user terkoneksi pada setiap access point di kampus zona utara selama dua pekan perekaman adalah ±1589 user. Secara umum dapat dilihat pada gambar 4.2 Grafik Number of Client terhadap access point berikut:


(57)

Dari tampilan secara umum grafik no of client terhadap access point terlihat bahwa setiap gedung memiliki nilai yang bervariatif. Hal ini diakibatkan oleh karakteristik pengguna setiap fakultas yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Pada AP-G4-2 merupakan access point terbanyak dengan user yang terkoneksi dalam dua pekan perekaman. Access point ini terletak di gedung G4 Fakultas Pertanian. Kalkulasi user yang terkoneksi selama dua pekan mencapai dengan 19.189, Angka ini begitu besar dibandingkan dengan access point yang lain. Dan jika melihat secara keseluruhan dari rata-rata access point dengan banyak user yang terkoneksi pada jaringan wifi kampus zona utara adalah pada gedung F. Gedung F memiliki 25 access point dan merupakan gedung dengan access point terbanyak di kampus zona utara. Banyaknya pemakaian jaringan wifi di gedung F disebabkan oleh gedung perkuliahan dan administrasi dari tiga Fakultas yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Agama Islam, dan Fakultas Pertanian.

Sedangkan gedung G mayoritas dipakai oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dalam perkuliahan dan praktikum, sehingga jumlah user yang terkoneksi pada jaringan wifi lebih sedikit dibandingakan dengan gedung F.

Untuk gedung H merupakan gedung pascasarjana UMY. Access point di gedung H terbilang cukup banyak yaitu 21 buah, dan terbagi-bagi dalam 5 lantai. Dari banyaknya user yang terkoneksi pada gedung H diakibatkan oleh banyaknya kegiatan mahasiswa di gedung tersebut, baik untuk perkuliahan maupun administrasi setiap jurusan pascasarjana.

2. Zona Selatan (gedung A, gedung B, gedung D, dan gedung E)

Terdapat empat gedung di zona selatan kampus UMY ditambah dengan gedung yang baru saja didirikan yaitu gedung twin building. Gedung zona selatan merupakan gedung yang tidak seluas gedung zona utara. Ada empat Fakultas di kampus zona selatan, yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Pendidikan Bahasa, Fakultas Hukum, dan Fakultas Isipol. Ke empat gedung ini memiliki 49 buah access point dan beberapa di antaranya masih dalam proses


(58)

pemasangan, seperti pada gedung baru twin building, dan gedung pascasarjana, sehingga belum dimasukan dalam mapping access point.

Untuk melihat maksimum dan minimum user yang terkoneksi pada kampus zona selatan ini, diambil dua parameter seperti sebelumnya yaitu “jumlah user yang terhubung pada jaringan wifi (no of client) terhadap waktu” dan “no of client terhadap access point”.

Tabel 4.3 No of Client terhadap Waktu

No Times Number of Client Average

1 10:30 19056 24.27516

2 11:30 18703 23.85587

3 11:00 18348 25.2033

4 13:30 17508 22.36015

5 9:30 17254 21.97962

6 14:30 16224 20.66752

7 14:00 16124 22.14835

8 12:00 15917 21.86401

9 12:30 15757 20.07261

10 10:00 15639 23.27232

11 15:30 15309 19.50191

12 15:00 14445 19.84203

13 13:00 14318 19.66758

14 16:00 13786 18.93681

15 9:00 12508 18.6131

16 8:30 10885 13.86624

17 8:00 8046 11.97321

18 7:30 7517 9.575796


(59)

Terlihat bahwa pada pukul 10:30 adalah nilai maksimum user terkoneksi pada jaringan wifi di kampus zona selatan yaitu berjumlah 19.056 user. Nilai ini lebih kecil dari nilai maksimum user yang terhubung pada kampus zona utara. Sedangkan nilai minimum user terhubung pada jaringan wifi kampus zona selatan adalah pada pukul 7:30 yaitu 7.517 user. Total rata-rata dari konektivitas user pada zona selatan ±357, angka ini lebih kecil dibandingkan dengan total rata-rata konektivitas user pada zona utara. Data tersebut adalah data yang terekam selama empat belas hari perekaman jam kantor civitas akademika UMY yaitu pada pukul 7.30-16:00. Melihat data di atas nilai user yang terhubung pada jaringan wifi sebanding dengan jumlah mahasiswa yang berada di kampus zona selatan.

Kebutuhan jaringan wifi di kampus zona selatan tidak begitu besar karena karakteristik dari ke empat Fakultas yang ada, akses internet sebagai media pembelajaran maupun akses penelitian masih terbilang sedikit. Sebaliknya kampus zona utara adalah pusat penelitian ilmu pengetahuan alam atau biasa disebut sains dan teknologi dibidang kesehatan, keteknikan maupun dunia pertanian. Dari karakteristik ini, maka sangat wajar jika kampus zona utara memiliki kebutuhan internet yang lebih besar dari kampus zona selatan. untuk mengetahui secara umum grafik penggunaan jaringan wifi di lingkungan kampus zona selatan dapat dilihat pada gambar 4.3 Grafik No of Client terhadap Waktu.


(60)

Dari data di atas, pemakaian jaringan wifi terus naik dari pukul 7:30 hingga 9:30, dan pada 30 menit selanjutnya berubah-ubah karena user yang login dan yang logout selalu berbeda setiap 30 menit per satuan waktu. Hal ini dipengaruhi oleh waktu kuliah mahasiswa yang berbeda-beda pada setiap waktunya. Meskipun berubah-ubah, namun rata-rata nilai user yang terhubung cenderung naik dan pada sore hari tepatnya pada pukul 16:00 lebih besar dari nilai user yang terhubung pada pagi hari yaitu 7:30. Hal ini dikarenakan oleh stabilitas jaringan wifi yang lebih baik daripada jam kantor atau saat pagi hari. Selain data di atas terdapat pula parameter “Number of Client terhadap Access Point” berikut tabel 4.4 Number of Client terhadap Access Point :

Tabel 4.4 Number of Client terhadap Access Point

No Access Point Number of Client Average

1 AP-D-Dasar 14937 62.2375

2 AP-D-2-2 14578 60.74166667

3 AP-E4-Dasar 13117 54.65416667

4 AP-E1-Dasar 10529 43.87083333

5 AP-E2-Dasar 10345 43.10416667

6 AP-E5-1 9646 40.19166667

7 AP-E2-2 9182 38.25833333

8 AP-B-2 8863 36.92916667

9 AP-D-1 8852 36.88333333

10 AP-D-3 8642 36.00833333

11 AP-E6-0502 8051 33.54583333

12 AP-B-5-2 8019 33.55230126

13 AP-E5-Dasar 7967 33.19583333

14 AP-E5-2 7375 30.72916667

15 AP-A-4 7332 30.55

16 AP-B-5-1 7098 29.69874477

17 AP-D-4 6566 27.35833333

18 AP-E1-2 6095 25.39583333

19 AP-B-1-2 6060 25.25

20 AP-D-2-1 5975 24.89583333

21 AP-E4-1 5552 23.13333333

22 AP-A-Dasar-2 5416 22.56666667

23 AP-E1-1 4714 19.64166667


(61)

Tabel 4.4 Number of Client terhadap Access Point (lanjutan)

No Access Point Number of Client Average

25 AP-B-1-1 4670 19.45833333

26 AP-E6-0402 4397 19.03463203

27 AP-E3-1 4349 18.12083333

28 AP-E4-2 4345 18.10416667

29 AP-E3-Dasar 4187 17.51882845

30 AP-E3-2 3378 14.075

31 AP-E6-0105-Lobi 3102 12.925

32 AP-A-1-1 2837 11.82083333

33 AP-E6-0202 2663 11.09583333

34 AP-E6-0305 2304 9.6

35 AP-A-5-1 2120 8.833333333

36 AP-E6-0306 1981 8.254166667

37 AP-E6-0207-lobi 1918 7.991666667

38 AP-E6-0203 1898 7.908333333

39 AP-E6-0204 1828 7.616666667

40 AP-E6-0104 1788 7.45

41 AP-A-2 1781 7.811403509

42 AP-E6-0D02 1714 7.141666667

43 AP-A-5-2 1512 6.3

44 AP-E3-3 1508 6.283333333

45 AP-E3-4 1495 6.229166667

46 AP-E6-0D04 1342 5.591666667

47 AP-E6-0303 1340 5.583333333

48 AP-E6-0206 1327 5.529166667

49 AP-E6-0101 1260 5.25

50 AP-E6-0205 1065 4.4375

51 AP-E6-0D03 965 4.020833333

52 AP-E6-0103 951 3.9625

53 AP-E6-0406 882 3.818181818

54 AP-E6-0302 853 3.554166667

55 AP-E6-0301 800 3.333333333

56 AP-A-1-2 757 3.154166667

57 AP-A-Dasar-1 235 19.58333333

58 AP-E6-0304 122 13.55555556

59 AP-II-D-D 50 5.555555556

60 AP-E6-0102 24 2.666666667


(62)

Terlihat dari data di atas bahwa access point dengan user terhubung terbanyak adalah pada AP-D-Dasar yaitu sebesar 14.937. Sedangkan untuk minimum angka user yang terhubung access point adalah pada AP-E6-0102 sebesar 24 user. Total user yang terhubung dalam dua pekan perekaman sebesar 267.344, sedangkan total rata-rata konektivitas user pada setiap access point ±1155, angka ini lebih kecil dengan total angka user yang terhubung di kampus zona utara selama dua pekan perekaman. Untuk melihat grafik maksimum dan minimum user secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 4.4 grafik Number of Client terhadap Access Point :

Gambar 4.4 Grafik Number of Client terhadap Access Point

Data di atas menunjukkan bahwa pemakaian jaringan wifi pada gedung D lantai dasar dan lantai 2 begitu besar yaitu berada di angka ±14.000 keatas. Hal ini disebabkan banyaknya mahasiswa ilmu ekonomi dan pendidikan bahasa yang kuliah digedung tersebut. Selanjutnya pada gedung E4, E1 dan E2 lantai dasar user terhubung sebesar ±10.000 user keatas.

Telah terlihat di atas maksimum dan minimum user pada masing-masing zona, berikut tampilan grafik secara umum keseluruhan dari maksimum dan minimum user dari dua zona yang ada.


(63)

Gambar 4.5 Grafik Keseluruhan Number of Client terhadap Waktu

Terlihat dari data keseluruhan dari dua zona yang ada, bahwa puncak user terkoneksi ke jaringan wifi adalah pada pukul 10:30 dan nilai minimum user terkoneksi adalah pada pukul 7:30, secara keseluruhan lalulintas pemakaian jaringan wifi relatif meningkat dalam selang waktu 30 menit dan pengamatan selama dua pekan, hal ini menunjukkan karakteristik pengguna lebih cenderung terhubung ke jaringan wifi pada saat aktivitas perkuliahan di atas pukul 8:00, meskipun waktu kuliah di pukul 7:30 padat mahasiswa cenderung belum terkoneksi pada jaringan wifi disebabkan beberapa hal di antaranya terlambat, karena di pukul 7:30 adalah waktu yang sangat awal bagi kalangan mahasiswa.


(1)

8 Jumlah dan rata-rata Number of Client terhadap hari pengukuran atau tanggal pengukuran.

Lampiran 16


(2)

Perbandingan kepadatan Number of Client setiap harinya.

Lampiran 18


(3)

10 Perbandingan kepadatan access point di Gedung A

Lampiran 20


(4)

Perbandingan kepadatan access point di Gedung D

Lampiran 22


(5)

12 Perbandingan kepadatan access point di Gedung F

Lampiran 24


(6)

Perbandingan kepadatan access point di Gedung H

Lampiran 26

Perbandingan Kepadatan access point seluruh Gedung di lingkungan kampus terpadu UMY