3 Mengatur dan mengawasi bank a.
Dalam hal ini Bank Indonesia berwewenang untuk: b.
memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu bank
c. melaksanakan pengawasan bank
d. mengenakan sanksi terhadap bank Psl. 24.
e. menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan yang memuat prinsip
kehatihatian Psl. 25
1.3 Kebijakan Pemerintah di Bidang Moneter
Kebijakan moneter adalah tindakan pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian dengan menentukan jumlah uang yang beredar. Perubahan
jumlah uang yang beredar akan mempengaruhi tingkat suku bunga. Sesuai Undang-Undang Nomor 23 tahun 1999, Bank Indonesia sebagai bank sentral
mempunyai wewenang untuk melaksanakan kebijakan moneter. Dalam rangka pelaksanaan kebijakan moneter dan untuk menjaga kestabilan nilai rupiah, Bank
Indonesia berwenang: a. Menetapkan sasaran moneter dengan memerhatikan laju inflasi yang
ditetapkan b.
Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara: 1 operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valas, 2
menetapkan tingkat diskonto suku bunga, 3 penetapan cadangan wajib minimum, dan 4 pengaturan kredit dan pembiayaan.
K. Kegiatan Pembelajaran 11: Ketenagakerjaan 1. Lembar Informasi
1.1
Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003; yaitu segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum,
selama dan sesudah masa kerja. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Pekerja atau buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk
lain.
Klasifikasi Ketenagakerjaan Ditinjau berdasarkan angka kerja, meliputi:
1 Golongan angkatan kerja
Angkatan kerja yang sedang bekerja baik diperusahaan perorangan, swasta maupun negara. Penduduk yang termasuk angkatan kerja tetapi belum
bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Mereka yang termasuk golongan ini pada tahun 2004 berjumlah 9,86 dari keseluruhan angkatan kerja atau 10,3
juta.
2 Golongan bukan angkatan kerja a Golongan sekolah, kelompok ini termasuk usia kerja, tetapi belum bersedia
bekerja yang mendatangkan penghasilan. Alasan ingin menuntut ilmu
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI EKONOMI
259
terlebih dahulu agar lebih berkualitas dalam memimpin perusahaan atau bekerja baik di BUMN maupun BUMS.
b Golongan ibu rumah tangga, wanita yang telah menikah banyak yang memilih untuk hanya menjadi ibu rumah tangga saja dan tidak membantu
mencari nafkah ubtuk keluarga. c Golongan pensiunan, mereka yang termasuk kelompok ini yaitu pensiunan
PNS, purnawirawan, karyawan BUMN, karyawan BUMS. Pada umumanya mereka tidak melakukan kegiatan ekonomi kecuali menerima gaji
pensiunan.
Ditinjau berdasarkan latar belakang pendidikan dan latihan, meliputi:
1.
Tenaga kerja terdidik, mereka yang melakukan pekerjaan, kemampuanya diperoleh melalui pendidikan terlebih dahulu.
2.
Tenaga kerja terlatih, merea apat bekerja setelah menjalankan latihan terlebih dahulu.
3.
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, klasifikasi seperti ini masih sering ditemui walaupun seiring jalan teknologi dan ilmu pengetahuan
semakin maju.
1.2
Pengangguran
Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi pengangguran. Nanga 2005: 249 mendefinisikan pengangguran adalah suatu
keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Dalam
sensus penduduk 2001 mendefinisikan pengangguran sebagai orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum
pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan BPS, 2001: 8.
Menurut Sukirno 2004: 28 pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum
memperolehnya. Selanjutnya International Labor Organization ILO memberikan definisi pengangguran yaitu:
a. Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk
usia kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan.
b. Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan dan pekerja mandiri berusaha sendiri yang selama periode
tertentu secara terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia mencari pekerjaan laintambahan
BPS, 2001: 4.
Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional SAKERNAS menyatakan bahwa:
a. Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia
menerima pekerjaan lain. b.
Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia
menerima pekerjaan lain BPS, 2000: 14.
260
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI EKONOMI
Berdasarkan kepada faktor-faktor yang menimbulkannya, pengangguran dibedakan kepada tiga jenis, yaitu Simanjuntak, 1998: 14:
a. Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi akibat
kesenjangan waktu, informasi, maupun kondisi geografis antara pencari kerja dan lowongan kerja.
b. Pengangguran struktural adalah pengangguran yang terjadi karena pencari
kerja tidak memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk lowongan pekerjaan yang ada.
c. Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena
pergantian musim. Pengangguran berkaitan dengan fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek, terutama terjadi di sektor pertanian.
Untuk mengelompokkan masing-masing pengangguran tersebut perlu diperhatikan dimensi-dimensi yang berkaitan dengan pengangguran itu sendiri,
yaitu Bakir, 1984: 35: a. Intensitas pekerjaan yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi makanan.
b. Waktu banyak di antara mereka yang bekerja ingin bekerja lebih lama. c. Produktivitas kurangnya produktivitas seringkali disebabkan oleh kurangnya
sumber daya komplementer untuk melakukan pekerjaan.
L. Kegiatan Pembelajaran 12: Pembangunan Ekonomi 1. Lembar Informasi