Jurnal Khusus MEMPROSES ENTRI JURNAL Buku Jurnal

Halaman : 1 Tgl No. Bukti Keterangan Ref Debit Kredit 2000 Maret 1 6 8 001 002 003 Kas Modal, Hasan Penyetoran awal Kas Hutang Bank Pinjaman dr bank Kendaraan Kas pemb. Kendaraan Rp 80.000.000 30.000.000 60.000.000 Rp 80.000.000 30.000.000 60.000.000

2. Jurnal Khusus

Apabila transaksi yang harus dicatat banyak, penggunaan jurnal umum menjadi kurang efisien. Di samping itu, jika transaksi-transaksi yang diolah adalah homogen, penggunaan jurnal khusus akan banyak menghemat waktu, tenaga dan biaya. Buku jurnal khusus mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut: a Dalam buku jurnal khusus dapat disediakan kolom-kolom khusus untuk beberapa jenis transaksi tertentu. Dengan cara ini penulisan nama akun pada waktu membuat ayat jurnal tidak perlu dilakukan untuk tiap-tiap transaksi. Pemindah-bukuan transaksi dari jurnal ke buku besar dapat dilakukan sekaligus untuk transaksi-transaksi yang terjadi selama suatu periode. Apabila pencatatan dilakukan dalam jurnal umum, pemindahan ke buku besar harus dilakukan untuk tiap-tiap transaksi. Pada waktu membuat ayat jurnal nama akun juga harus ditulis untuk setiap transaksi. b Setiap buku jurnal khusus dapat digunakan untuk mencatat satu jenis transaksi saja, sehingga memungkinkan pembagian tugas pencatatan kepada beberapa orang. Sesuai dengan kegiatannya, untuk sebuah perusahaan dagang, buku jurnal khusus yang perlu disediakan adalah: 1 Buku penjualan sales journal. Buku jurnal ini digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan yang dilakukan secara kredit. Dalam buku jurnal ini akan terlihat akun piutang dagang dan penjualan. 2 Buku penerimaan kas cash receipt journal. Buku jurnal ini digunakan untuk mencatat semua penerimaan uang, termasuk penjualan tunai dan penerimaan tagihan. 3 Buku pembelian purchases journal. Buku jurnal ini digunakan untuk mencatat pembelian barang dagang secara kredit. Dalam buku jurnal ini akan terlihat akun pembelian dan utang dagang. 324 MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI EKONOMI 4 Buku pengeluaran kas cash disbursement journal. Buku jurnal ini digunakan untuk mencatat semua pengeluaran uang yang dilakukan oleh perusahaan, termasuk pembelian barang dagang tunai dan pembayaran utang. 5 Buku memorial. Buku jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi- transaksi yang tidak dapat dicatat dalam empat buku jurnal sebelumnya. Ad. 1 Buku Penjualan Semua transaksi penjualan barang dagangan secara kredit akan dicatat dalam buku penjualan. Pada Buku penjualan terdapat kolom “nama pelanggan” untuk mencatat nama-nama debitur. Kolom “jumlah” menunjukkan jumlah penjualan dan tagihan yang besarnya selalu sama. Buku Penjualan Tanggal Nomor Faktur Nama Pelanggan Ref Jumlah Ad. 2 Buku Penerimaan Kas Semua transaksi yang menambah jumlah uang kas dicatat dalam buku penerimaan kas cash receipt journal. Uang kas dapat diterima dari berbagai sumber, misalnya setoran modal dari pemilik, pencarian kredit bank, penjualan tunai, penagihan piutang, dan penagihan wesel tagih serta bunganya. Dalam perusahaan dagang, sumber penerimaan kas yang paling sering terjadi adalah penjualan tunai dan penagihan piutang dagang. Oleh karena buku penerimaan kas dirancang untuk mencatat semua penerimaan uang, maka buku harian ini harus mempunyai kolom khusus, “debit kas”. Jumlah kolom dan judul untuk akun-akun lain ditentukan oleh sering tidaknya suatu transaksi terjadi. Penerimaan uang kas yang sering terjadi berasal dari penjualan tunai dan penagihan piutang. Di samping itu, masih terdapat penerimaan uang kas dari sumber-sumber lain yang terjadi secara insidentil. Oleh karena itu, buku penerimaan kas seperti yang digambarkan di bawah ini mempunyai kolom-kolom sebagai berikut: MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI EKONOMI 325 Untuk sisi debit: o Kas. o Potongan Penjualan. Untuk sisi kredit: o Piutang Dagang. o Penjualan. o Serba-serbi. Kolom serba-serbi digunakan untuk mencatat sisi kredit pada setiap akun yang tidak terdapat dalam kolom-kolom khusus. Kolom penjualan digunakan untuk mencatat penjualan barang dagang secara tunai. Kredit pada akun piutang dagang sebagai akibat dari penerimaan tagihan dicatat dalam kolom “Piutang Dagang”. Buku Penerimaan Kas Tanggal Nomor Bukti Ketera- ngan Ref Debit Kredit Kas Potongan penjualan Serba- serbi Penjualan Piutang Dagang Ad. 3 Buku Pembelian Barang yang paling sering dibeli secara kredit oleh sebuah perusahaan dagang adalah: o Barang dagang untuk dijual kembali kepada langganan. o Perlengkapan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan. o Peralatan dan aktiva tetap yang lain. Oleh karena bermacam-macamnya pembelian yang dilakukan, maka buku pembelian purchases journal harus dirancang agar dapat digunakan untuk mencatat semua pembelian kredit. Banyaknya kolom khusus dalam buku pembelian tergantung pada sifat perusahaan dan frekuensi pembelian. Jumlah yang harus dikredit untuk setiap transaksi dicatat dalam kolom “hutang dagang”. Dua kolom yang lain digunakan untuk mengumpulkan jumlah-jumlah yang harus didebit ke masing-masing akun yang bersangkutan. Kolom “pembelian” digunakan untuk mencatat pembelian barang dagang. Kolom terakhir adalah “serba-serbi” yang digunakan untuk mencatat pembelian secara kredit barang-barang yang tidak disebutkan dalam kolom khusus yang disediakan. Nama kreditur dan akun yang harus didebit dicantumkan pada kolom “keterangan”. Jumlah yang harus didebit dicantumkan dalam kolom “Serba-serbi”. 326 MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI EKONOMI Buku Pembelian Tanggal Nomor Faktur Keterangan Ref. Debit Kredit Pembelian Serba-serbi Utang dagang Ad. 4 Buku Pengeluaran Kas Buku pengeluaran kas digunakan untuk mencatat semua pengeluaran uang yang dilakukan perusahaan. Banyaknya kolom khusus yang harus disediakan dalam buku pengeluaran kas sama dengan jurnal-jurnal lain yang telah dibicarakan tergantung pada sifat dan frekuensi terjadinya transaksi. Tentu saja kolom “Kas” harus diadakan. Pembayaran utang biasanya terjadi cukup sering, sehingga diperlukan kolom khusus untuk “Utang Dagang” dan “Potongan Pembelian”. Buku Pengeluaran Kas Tanggal Nomor Bukti Pengeluaran Kas Nomor Check Keterangan Ref Debit Kredit Serba- serbi Hutang dagang Potongan pembelian Kas Ad. 5Buku Memorial Terdapat beberapa transaksi seperti pengembalian barang dagangan yang telah dijual, transaksi pengakuan beban yang terutang, dan transaksi lain yang tidak dapat dicatat pada buku jurnal sebelumnya. Untuk itu disediakan buku tersendiri yang disebut buku memorial. Bentuk buku ini sama dengan buku jurnal umum. Buku Memorial Tgl No. Bukti Keterangan Ref Debit Kredit MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI EKONOMI 327 Ad. Perusahaan Dagang 1. Akuntansi Pembelian Pembelian barang dagangan yang dilakukan perusahaan ada dua cara yaitu pembelian secara tunai dan pembelian secara kredit. Pembelian secara tunai akan mengeluarkan kas dan pembelian secara kredit akan menimbulkan utang dagang. Dalam transaksi pembelian barang dagangan terdapat beberapa transaksi atau kejadian yang terkait dengan pembelian, yang meliputi: a. pembelian secara tunai b. pembelian secara kredit c. retur pembelian d. potongan pembelian dan e. pajak pertambahan nilai PPN masukan Ad. a Pembelian Secara Tunai dengan PPN Apabila perusahaan dalam mencatat persediaan barang dagangan menggunakan metode fisik, terjadi pembelian secara tunai maka pencatatan dalam jurnal umum adalah mendebet akun pembelian barang dagangan dan mengkredit kas. Misalnya pada tanggal 10 Agustus 2006 terjadi pembelian tunai barang dagangan Rp. 250.000,- dengan PPN 10. Maka kas yang dibayarkan sebesar Rp. 275.000,- yang berasal dari pembelian Rp. 250.000,- ditambah PPN-masukan 10 x Rp. 250.000,- = Rp. 25.000,-. Jurnal yang dibuat sebagai berikut: Ad. b Pembelian Secara Kredit dengan PPN Pembelian kredit terjadi jika transaksi pembelian tidak disertai dengan pembayaran uang, dengan kata lain pembayarannya memiliki tenggang waktu. Apabila terjadi pembelian secara kredit maka akan mendebet pembelian barang dagangan dan mengkredit utang dagang. Akan tetapi harus diperhatikan syarat pembelian yang terjadi, misalnya 210;n30, FOB shipping point, artinya pembeli akan menerima potongan jika membayar paling lambat 10 hari dari tanggal transaksi, dan jangka waktu kredit adalah 30 hari. Apabila pembayaran dilakukan pada saat 10 hari setelah tanggal transaksi, maka tidak akan menerima potongan. Sehingga apabila pembeli memanfaatkan masa potongan, maka kas yang dibayarkan jumlahnya akan lebih kecil dari utang dagang. Dengan demikian akun yang akan dikredit adalah potongan pembelian 2 dari utang dagang dan kas sebesar utang dagang dikurangi potongan. Sedangkan arti dari FOB Shipping point: adalah bahwa ongkos angkut ditanggung pembeli. Dengan demikian, pembeli mendebet ongkos angkut. Di samping syarat tersebut, di Indonesia, jika terjadi pembelian akan dikenakan PPN-Masukan 10, yang artinya dalam transaksi pembelian, pembeli 328 MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI EKONOMI dikenakan pajak pertambahan nilai 10 dari total pembelian dan akan mendebet PPN-Masukan. Sebagai ilustrasi berikut disampaikan suatu transaski pembelian. Tanggal 2 Agustus 2006 perusahaan membeli barang dagangan dari PT. Pratama seharga Rp. 1.375.000,- dengan syarat 210,n30 , FOB shipping point, pajak pertambahan nilai 10 , serta membayar ongkos angkut sebesar Rp. 125.000 tunai. Maka jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut: Ad. c Retur Pembelian Retur pembelian terjadi apabila pembeli mengembalikan barang dagang yang telah dibeli karena rusak atau tidak cocok dengan yang diinginkan oleh pembeli. Apabila pembeliannya tunai, maka jurnal yang dibuat adalah mendebet kas dan mengkredit retur pembelian dan PPN- masukan sebesar retur dan PPN-masukan atas barang yag diretur. Sebagai ilustrasi lihat kembali contoh pembelian tunai di atas. Misalnya pada tanggal 11 Agustus 2006 barang yang telah dibeli tersebut diretur sebesar Rp. 50.000,-, maka kas yang diterima dari retur = Rp. 25.000,- 50.000 + 10 x Rp. 50.000,-. Jurnal yang dibuat untuk transaksi ini sebagai berikut: Jika pembeliannya dilakukan secara kredit dan terjadi retur maka akan mendebet utang dagang dan mengkredit retur pembelian dan PPNmasukan. Sebagai ilustrasi lihat kasus pembelian secara kredit di atas. Misalnya Pada tanggal 11 Agustus perusahaan meretur barang dagangan sebesar Rp. 150.000,- kepada penjual dengan PPN-masukan 10. Maka dalam kasus ini akun Utang akan didebet Rp. 165.000,- Rp. 150.000,- + 10 x Rp. 150.000,-. Hal ini bisa diamati pada jurnal berikut ini: MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI EKONOMI 329 Ad. d Potongan Pembelian Dalam transaksi Pembelian, terdapat Potongan pembelian yang biasanya diberikan oleh penjual yaitu : Potongan tunai dan Potongan rabat. Ad.d.1 Potongan tunai Apabila barang dagangan dibeli secara kredit, maka syarat pembayarannya ditulis pada faktur pembelian. Pemasok biasanya memberikan potongan kepada pembeli yang membayar dalam waktu yang telah ditetapkan. Pembeli mencatat dalam akun potongan pembelian kredit. Untuk menjelaskan penerapan potongan tunai, kita lanjutkan contoh perusahaan yang lalu, yaitu pembelian tanggal 2 Agustus 2006 di atas, perusahaan membeli barang dagangan secara kredit sebesar Rp. 1.375.000,- dengan syarat 210;n30, FOB Shiping Point. Pada tanggal 11 Agustus mengembalikan barang dagangan karena rusak sebesar Rp. 150.000,- dan PPN-masukan Rp.15.000,-. Sehingga saldo utang setelah transaksi ini adalah Rp. 1.347.500,- Rp. 1.512.500,- – Rp. 165.000,-. Apabila perusahaan membayar utang tanggal 12 Agustus, maka pembayaran utang ini masih pada periode potongan yang diberikan penjual, yaitu sebesar 2x Rp 1.347.500,- = Rp. 26.950,-. Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi ini sebagai berikut: Ad.e PPN-Masukan PPN-Masukan adalah PPN yang dikenakan atas barang-barang yang dibeli. PPN-Masukan akan dipungut oleh penjual saat terjadi transaksi pembelian. Di Indonesia PPN-masukan ditetapkan sebesar 10. PPN- Masukan bagi pembeli adalah pajak yang menjadi kewajiban pembeli yang dibayar dulu sehingga merupakan aset oleh pembeli. PPN-masukan akan didebet sebesar 10 dikalikan dengan pembeliannya. Pada contoh kasus di atas pembelian tanggal 2 Agustus 2006 terjadi pembelian Rp. 1.375.000,- PPN-masukan 10 maka PPN masukan = Rp. 137.500,- Rp. 1.375.000,- - 10 x Rp. 1.375.000,-. Jika terjadi retur atas barang dagang yang dibeli maka PPN-masukan akan dikredit sebesar 10 dari barang yang diretur. Pada kasus di atas, pada tanggal 11 agustus 2006 terjadi meretur barang dagang Rp. 150.000,-, maka PPN-masukan akan dikredit Rp.15.000,- 10 x Rp. 150.000,-. Untuk lebih jelasnya lihat kembali transaksi pembelian kredit pada tanggal 2 Agustus dan 11 Agustus tersebut.

2. Akuntansi Penjualan