Pendahuluan perka bps no. 57 2009 ttg KBLI thn.2009

Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia KBLI 16 “prinsipal”. Kegiatan yang dilakukan oleh pemborong dilaksanakan atas dasar balas jasa atau kontrak. c Subkontrak adalah suatu kesepakatan sesuai kontrak di mana “prinsipal” mensyaratkan kepada pemborong untuk menyelesaikan suatu proses tertentu termasuk juga kegiatan pendukung. “Prinsipal” dan pemborong dapat berkedudukan di wilayah ekonomi yang sama atau berbeda. Kedudukan tersebut tidak mempengaruhi pengklasifikasian salah satu dari unit ini. Pengklasifikasian Pemborong Pemborong yaitu unit yang menyelesaikan kegiatan atas dasar balas jasa atau kontrak, yang pada umumnya diklasifikasikan dalam kategori KBLI yang sama dengan unit yang memproduksi barang dan jasa tersebut untuk keperluan mereka sendiri. Pengecualian ketentuan ini berlaku terhadap kegiatan perdagangan, di mana disediakan kategori yang terpisah untuk kegiatan subkontrak ini. Pengklasifikasian “Prinsipal” Subkontrak Sebagian Proses Produksi Jika hanya sebagian proses produksi yang disubkontrakkan maka “prinsipal” diklasifikasikan ke dalam kelas yang sesuai dengan kegiatan yang mencerminkan proses produksi secara lengkap yaitu “prinsipal” diklasifikasikan sebagaimana mereka sendiri menyelesaikan proses secara lengkap termasuk pekerjaan yang disubkontrakkan itu sendiri. Ketentuan ini tidak hanya untuk subkontrak kegiatan pendukung suatu produksi, seperti kegiatan akuntansi atau komputer, tetapi juga berlaku untuk subkontrak sebagian proses produksi inti, seperti sebagian proses produksi. Subkontrak Keseluruhan Proses Produksi Secara umum, “prinsipal” yang mensubkontrakkan keseluruhan proses produksinya kepada pihak lain pemborong diklasifikasikan seolah-olah Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia KBLI 17 “prinsipal” tersebut menyelesaikan sendiri proses produksinya. Ketentuan ini khususnya berlaku untuk kegiatan yang memproduksi jasa, termasuk kegiatan konstruksi. Sementara itu, dalam kasus industri pengolahan berlaku ketentuan sebagai berikut: a “Prinsipal” menyediakan spesifikasi teknis kegiatan industri pengolahan untuk mengolah bahan input kepada pemborong. Bahan input bahan baku atau bahan antara dapat disediakandimiliki oleh “prinsipal” atau tidak. b “Prinsipal” yang mensubkontrakkan keseluruhan proses perubahan bentuk akan diklasifikasikan ke dalam industri pengolahan jika dan hanya jika “prinsipal” memiliki bahan input bagi proses produksi serta menghasilkan output. c “Prinsipal” yang mensubkontrakkan keseluruhan proses perubahan bentuk tetapi memiliki bahan input dan faktanya membeli barang secara lengkap dari pemborong dengan tujuan untuk menjual kembali digolongan dalam kategori G Perdagangan besar dan eceran yang secara spesifik disesuaikan dengan jenis penjualan dan jenis barang yang dijual. 4. Struktur dan Sistem Pemberian Kode KBLI Susunan struktur KBLI mengalami sedikit perubahan dibandingkan KBLI 2005, yaitu pada susunan struktur kategori, dari ISIC, Rev.4 menyediakan banyak sekali perincian pada semua tingkatan dibandingkan dari klasifikasi versi sebelumnya ISIC, Revisi 3 khususnya untuk kegiatan jasa. Penamaan struktur KBLI sama dengan penamaan struktur KBLI 2005 yaitu menggunakan kode angka sebanyak 5 digit, dan satu digit berupa kode alfabet yang disebut kategori. Kode alfabet bukan merupakan bagian dari kode KBLI, tetapi dicantumkan dengan maksud untuk memudahkan di dalam penyusunan tabulasi sektorlapangan usaha utama di setiap negara. Kode 1 digit sampai 3 digit KBLI biasanya digunakan untuk keperluan analisis, sedangkan kode 4 sampai 5 digit digunakan untuk operasional lapangan. Melihat sejarah perkembangan struktur klasifikasi lapangan usaha dari KLUI 1983 ISIC, Rev.2, 1968, kemudian