berarti memberikan sesuatu
17
. Jadi meminjamkan rahim adalah memberikan rahimnya untuk waktu tertentu yakni sampai anak yang di dalam kandungan
rahim dilahirkan.
F. Kajian Terdahulu
Menurut asumsi penulis, Nukman Sulaiman sebagai seorang tokoh dari sebuah organisasi Islam Al Jam`iyatul Washliyah, tentunya tidak sunyi dari
tulisan-tulisan yang memuat tentangnya. Sejauh ini, penulis telah mencoba melacak diberbagai sumber literatur, namun tidak menemukan penelitian
tentang tokoh Al Washliyah yang berkaitan dengan hukum Islam seperti yang penulis angkat dalam penelitian ini. Oleh karena itu lah penulis mengangkatnya
menjadi sebuah penelitian. Kendatipun begitu, banyak buku yang memuat Nukman Sulaiman tentang kiprahnya, sejarah hidup dan pengalaman
organisasinya. Di antara buku-buku dimaksud adalah : 1.
Buku yang diterbitkan UNIVA Pada tahun 1987 menerbitkan sebuah buku
dengan judul Seminar Sehari tentang Meminjamkan Rahim Untuk Kandungan Bayi yang memuat tentang pembahasan Nukman Sulaiman terhadap
inseminasi
18
. 2.
Nukman Sulaiman, Al-Washliyah Seperempat Abad, Medan, PB AL Washliyah, 1955.
3. H. M Hasballah Thaib Zamakhsyari Hasballah , Bersama Almarhum Prof.
Drs. H. Nukman Sulaiman, Medan, 2012.
Penulis menegaskan bahwa dari beberapa uraian tentang kajian terdahulu di atas maka tidak ada kesamaan dalam judul ini. Penulis juga
membatasi peminjaman rahim yang akan dibahas hanya terbatas pada kajian dalam perspektif hukum Islam yang dilakukan oleh Nukman
Sulaiman tentunya tidak mencakup hukum nasional yang berlaku di
17
Ibid., h. 876.
18
UNIVA, Seminar Sehari tentang Meminjamkan Rahim Untuk Kandungan Bayi, Medan, 1987.
negara Indonesia. Walau demikian jika ditemukan, penulis juga akan memuat data-data yang mendukung baik itu dari sisi hukum nasional,
kedokteran dan fikih-fikih kontemporer baik yang dikaji secara individu maupun secara kolektif yang dilakukan sebuah lembaga ormas Islam dan
lembaga fatwa lainnya supaya penelitian ini lebih informatif. Demikian juga proses inseminasi ini hanya terbatas pada kajian inseminasi pada
manusia tidak pada hewan dan tumbuhan sebagaimana hal ini telah ada sebelumnya pada dunia tumbuhan dan hewan hanya saja tidak terlalu
mencuat kepermukaan dikarenakan tidak bersentuhan dengan hukum- hukum syariat sebagaimana konsekuensi yang terjadi jika itu dilakukan
pada manusia.
G. Kerangka Teoritis
Sejarah hidup dan pola pemikiran Nukman Sulaiman tampaknya dipengaruhi juga oleh mazhab yang dianutnya yaitu mazhab Syafii yang
merupakan tonggak dasar dari organisasi Al Jam`iyatul Washliyah. Karenanya kajian yang dilakukan pun tidak terlepas dari keterikatannya dengan mazhab
tersebut. Untuk itulah mungkin dia lebih mengkaji secara mendalam dan menguak literatur-literatur fikih klasik sebagai rujukan walaupun tidak menutup
diri terhadap pendapat dan pandangan ulama dan para pemikir kontemporer seperti Yusuf Al-Qaradhawi dan Mahmud Syalthut. Dia tetap mempertahankan
apa yang sudah mapan dalam kajian fikih klasik dan terbuka terhadap perkembangan fikih kontemporer yang responsive terhadap realita dan formulasi
hukum. Agaknya sikap ini sesuai dengan kaidah :
حاصأا ديد اب ذخأاو حاصلا مدقلا ىلع ةظفاحا
“Mempertahankan tradisi lama yang masih relevan dan responsive terhadap gagasan baru yang lebih baik dan relevan
”
19
19
Sahal Mahfudz, Solusi Hukum Islam Keputusan Muktamar, Munas, dan Kombes Nahdlatul Ulama 1926-2004 M Surabaya: Diantama, 2006, h. 1xiv.
Dengan giatnya ia mendalami ilmu-ilmu ke-agamaan, menjadikannya seorang ilmuan, pemikir, ulama kharismatik yang dikenang. Semua itu tidak
terlepas dari pendidikan, lingkungan, orang tua, teman bergaul dan kiprahnya di
Al Washliyah yang konsisten mempertahankan nilai-nilai ke-Islaman.
H. Metodologi Penelitian
1. Jenis penelitian