BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Informasi adalah benda abstrak yang digunakan untuk mencapai tujuan positif atau sebaliknya.
.Wahyudi,1992 :11. Fungsi media massa dalam menyuguhkan informasi kepada masyarakat
dalam segala kondisi : -
Fungsi peringatan
warning
. Media massa mempunyai fungsi mengingatkan masyarakat misalnya akan ada bahaya tertentu, sesutu
yang dilakukan berkaitan dengan kewajiban yang harus ditunaikan,
dan lainya.
- Fungsi agenda
setting
. Seharusnya media massa piawai dalam merumuskan hal-hal yang dianggap pentimg, merumuskan hal-hal
yang dianggap penting , merumuskan hal-hal yang semula tidak disadari sebagai sesuatu yang bernilai kemudian menjadi sesuatu yang
perlu dijunjung
tinggi dan
diperjuangkan. Fungsi
tersebut sesungguhnya
dapat membantu
negara pemerintah
dalam merumuskan realitas sosial sebagai input pengambilan keputusan bagi
masyarakat publik policy.
- Fungsi kepuasan
gratification
. Keterbetasan eksperesi menyebabkan produksi jurnalistik cenderung monoton
dan mengakibatkan
kejenuhan.
7
- Fungsi kontrol sosial. Keterbatasan ekspresi menyebabkan media
massa tidak dapat membantu masyarakat dalam mengontrol
kekuasaan.
- Panuju, 2005 :8
Informasi-informasi merupakan serangkaian peristiwa yang dihimpun dan sesegera mungkin disammpaikan kepada masyarakat luas, penyampaian
komunikasi dengan massa dapat dilakukan secara langsung seperti dalam pidato retorika, dapat juga dengan sarana media massa. Media massa ada yang periodik
seperti surat kabar majalah tercetak, radio, film, televisi elektronika, dan ada yang nonoperiodik seperti buku,
leaflet
, selebaran, spanduk, dan sebagainya. Akibat dari perkembagan teknologi informasi, muncul media massa baru
yangbersifat interaksi atau arus informasi yang berjalan dua arah, yang lazim disebut
telematika
, antara lain televisi kabel interaksi dan komputer komunikasi. Wahyudi, 1992: 8.
Dari pengertian diatas dapat ditelusuri bahwa segala bentuk infomasi bisa menjadi berita yang sesegera mungkin dipublikasikan. Berita disebut juga
news
, dalam pengertian sederhana Program
news
berarti suatu sajian laporan berupa fakta atau kejadian yang memiliki nilai berita
unusual, factual, esensial
dan disiarkan melalui media secara periodik. Wibowo, 2007 : 132
Penyajian berita tak luput dari peran jurnalis dan ilmu Jurnalistik. Jurnalistik atau
journalisme
berasal dari perkataan journal, artinya catatan harian atau catatn mengenai kejadian sehari-hari, atau catatan mengenai kejadian sehari-
hari, atau bisa juga berarti surat kabar.
Jounal
berasal dari kata latin diurnalis,
artinya harian atau tiap hari. Dari perkataan itulah lahir kata jurnalis, yaitu orang yang melakukan pekerjaan jurnalis.Budyatna, 2005 :15.
Dalam proses reportase harus memperhatikan teknik wawancara yang baik denagan narasumber sehingga menghasilkan jawaban atau informasi yang
berbobot. Perencanaan harus disiapkan dengan matang. Bila narasumber marupakan seorang pejabat penting maka reporter harus membuat janji terlebih
dahulu dan melakukan pendekatan secara pendekatan secara pribadi dengan baik sehingga dapat melaksanakan wawancara dalam suasana yang lebih nyaman.
Dalam menggali informasi seorang wartawan harus selalu memegang prinsip 5 W + 1 H yaitu :
-
What
apa : Dapatkan cerita tentang apa yang terjadi didalamnya. -
When
kapan : Catatan hari dan waktu. -
Where
dimana : Dapatkan lokasi kejadian dan gambarkanlah. -
Why
mengapa : Mengerti apa yang menjadi penyebab peristiwa itu. Apa yang menyebabkan konflik, dan bila ada, bagaimana
pemecahanya? -
Who
who : Dapatkan identitas lengkap dari siapa orang yang terlibat dan selalu mengecek ejaanya untuk keteletian.Ishwara, 2005:36
Informasi yang mengandung nilai berita dan sudah disajikan melalui media massa periodik. Peristiwa pendapat realita akan menghasilkan fakta.
Uraian tebtang fakta di sebut informasi. Bila informasi ini mengandung nilai berita maka disebut berita. Jadi batasan beruta dapat disusun sebagai berikut :
- Berita adalah uraian tentang peristiwa pendapat realita yang
mengandung nilai berita dan sudah disajikan melalui media massa periodik.
- ATAU : Berita adalah uraian tentang fakta yang mengandung nilai
berita dan sudah disajikan melalui media periodik. -
ATAU : Berita adalah informasi yang mengandung nilai berita dan sudah disajikan melalui media periodik. Wahyudi, 1985 : 32
Dari bentuknya berita menjadi dua : -
Hard News
Berita Lugas : Berita yang berasal dari suatu kejdian yang baru saja pecah aktual yang akan menarik perhatian sebagian
besar publik yang harus segera mungkin disampaikan secepatnya. Berita ini padat berisi informasi fakta yang disusun berdasarkan urutan
yang paling penting. -
Soft News
Berita Halus : Berita yang berasal dari suatu peristiwa yang memang tidak bisa disajikan atau sulit disampaikan sebagai
berita lugas. Reportase dalam bentuk berita halus, seperti feature, sebagai penulisan cerita yang kreatif, subyektif, yang dirancang untuk
mrnyampaikan informasi dan hiburan kepada khalayak. Ishwara, 2005: 58.
Features
merupakan bagian dari kegiatan pemberitaan. Sumbernya tetap pada berita. Beritanya bukan berita biasa melainkan
berita yang khusus. Peliputanya lengkap.
Features
ialah
a full length special news sotry
. Yang menjadi perhatian adalah situasi dan proses
.
Dalam meliput suatu peristiwa, tidak mungkin sang wartawan
menyiapkannya menyiapkan peristiwa itu lebih dulu. Sebaliknya,
feature
dapat dibuat dengan menyiapkan beberapa shot tertentu. Persiapan semacam itu bagaimanapun tidak boleh merupakan tindakan
ilegal, yaitu mengada-ada hingga membuatnya sebagai suatu sandiwara. Kewajiban harus tetap dipertahankan dalam menyiapkan
shot
tertentu.Idris, 1987 : 70 -
Investigative News
berita mendalam : Berita yang reportasenya yang dilakukan dengan mengungkapkan fakta yang terbuka maupun tertutup
hingga dapat dihasilkan hasil berita yang lebih lengkap dan menyeluruh fakta dan realita. Selain pengumpulan fakta dari sumber
resmi maupun perlu ditambah degan peneluduran melalui sumber kunci yang diyakini mempunyai kredibilitas tinggi tentang peristiwa
yang diungkap sehingga dihasilkan sebuah dihasilkan sebuah berita yang lebih mendalam. Ishwara, 2005: 58
Jurnalistik televisi adalah jurnalisik audio visual. Unsur visual dalm sajian berita atau laporan di televisi mengandung peranan penting
Televisi adalah “televisi siaran
television broadcast
yang merupakan jaringan komunikasi yang berlansund satu arah , komuniktornya melebaga,
pesanya bersifat
umum, sasaranya
menimbulkan keserempakan
dan komunikasinya heterogen” Uchjana Effendy, 1993 :21
Seperti media massa lainnya televisi pada pokoknya memiliki tiga fungsi, yakni fungsi penerangan, pendidikan, dan hiburan Uchjana Effendy, 1993 :21
1. Fungsi Penerangan
the information function
Sejak pertama kali diperkenalkan pada masyarakat, televisi sudah melakukan fungsi penerangan dalm bentuk pemberitauan. Karenanya,
televisi dianggap sebagaimedia massa yang mampu menyiarkan informasi yang memuaskan. Hal ini disebabkan dua faktor yang terdapat pada
televisi yang merupakan media massa audio visual tersebut. Pertama adalah faktor “
immediacy
” dan “
realism
” Dalam fungsi sebagai sarana penerangan, televisi, selain
menyiarkan informasi dalam bentuk siaran pandangan mata, atau berita yang dibacakan penyiar, namun dilengkapi pula dengan gambar-gambar
yang faktual sehingga menambahtigkat kepercayaan masyarakat -
Immediacy
Mencakup pengertian langsung dan dekat. Televisi menyajikan peristiwa yang dapat dilihat dan didengar oleh khalayak pada saat
peristiwa tersebut berlangsung, sehingga kalayak seola-olah ada di etmpat peristiwa terjadi. Meskipun halayak jauh dari tempat
kejadian namun dapat menyaksikanya dengan jekas dari jarak yang amat dekat.
-
Realism
Mengandung makna kenyataan. Hal ini berarti bahwa stasiun televisi menyiarakan informasinya secara audio visual dengan
perantaraan mikrofon dan kamera secar apa adanya sesuai denagn kenyataan yang terjadi.
2. Sebagai media komunikasi
the educational function
Sebagai media komunikasi massa televisi merupakan saran yang ampuh untuk menyiarkan acar pendidikan kepada khalayak yang
jumlahnya begitu banyak secar simultan. Stasiun televisi menyarkan acara- acara pendidikan secar teratur kepada masyarakat sehingga sesuai dengan
makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahan dan penalaran masyarakat. Namun terdapat juga hal ini disebut sebagai Educational
Televisi ETV, yakni acara pendidikan yang disispkan kedalam siaran yang sifatnya umum, sehingga acara pendidikan tersebut dapat merupakan
pendidikan formal bagi masyarakatacara-acar pada stasiun televisi ang menyiarkan acara secar implisit mengandung pendidikan, misalnya
sinetron religi, fragmen, ceramah, film, dll. 3.
Fungsi Hiburan
The intertainment Function
Televisi memberikan kepuasan sesaat pada pemirsanya melalui gambar-gambar hidup srta suara seperti kenyataan, dan dapat dinikmati
oleh seluruh anggota keluarga dan khalayak dengan latar belakang yang berbeda-beda. Fungsi hiburan inilah yang merupakan fungsi dominan dari
televisi, karena program acara yang disajikan oleh televisi didominasi oleh acara hiburan. Namun tidak semua program acar hiburan yang
ditayangkan televisi memiliki pengaruh positif bagi khalayak, terutama anak-anak, terlebih saat televisi mengalami kemajuan dalam segi
estetikanya.
Dalam jurnalistik televisi berarti pengetahuan mengenai penyiaran catatan harian dengan segala aspeknya, meliputi teknik meliput hal –hal atau peristiwa –
peristiwa yang terjadi dalm masyarakat, mengolahnya menjadi berita dan menyebarluaskanya kepada khalayak Uchjana Efendi, 1993 : 169. Hal –hal yang
erat hubunganya dengan jurnalistik televisi antara lain: 1.
Penyuntigan berita televisi
TV news Editing
Pada stasiun televisi kerabat kerja yang bertugas dalam penyusunan naskah berita dinamakn news editor. News editor tidak hanya
menyusun dan menyajikan suara penyiar, namun juga harus memperhatikan suasana yang menyangkut hal yang diberitakan secara
viual baik dalam bentuk gambar hidup
motion picture
maupun gambar diam
sill picture
2. Kebijaksanaan pemberitaan
Terdapat tiga bentuk organisasi penyiaran : -
Swasta
Privat enterprice
- Milik pemerintah
Government own
- Koorporasi
Publik Coorporation
3. Gaya Berita Televisi
Berita televisi mempunyai prinsip yang sama dengan media massa lainnya, akan tetapi terdapat perbedaan pada mental set khalayak yang
bersifat pasif. Oleh krena itu , gaya berita televisi adalah “gaya obrolan” atau conversationalstyle. Kata – kata yang lazim yang disusun dalam
kalimat yang singkat , dibacakan dengan jelas dan tegas , berlaku
write as you talk
. Siaran televisi terdiri dari siaran non berita dan siaran berita . siaran berita
bersifat politis dengan mengutamakan jurnalistiknya. Karenanya penyajian produk siaran televisi, terutama program berita harus memikirkan masalah sinkronisasi.
Yaitu kesesuaian antara naskah yang dibaca dan gambar yang ditampilkan. Isi pesan dalam berita harus memenuhi rumus
Easy Listening Formula
, artinya mudah dimengerti pada awalnya. Hal ini sangat berkaitan erat dengan pemilihan
kata-kata yang mudah dimengerti dan dipahami, didengar dengan cara penyampaian yang baik. Wahyudi, 1984 :6
Televisi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat masyarakat akan informasi elalui program acara, khususnya dalam bentuk berita. Dalam
penyajian program acara berita menark minat khalayak tentunya dan tentunya dapat dipercaya kebenaranya.
Dalam bukunya J.B Wahyudi , suatu sajian siaran berita televisi harus memenuhi ciri – ciri :
- Siaran berita harus mengutamakan segi jurnalistiknya.
- Terikat oleh waktu.
- Sasaranya bukan hanya kepuasan khalayak namun juga kepercayaan
khalayak. -
Memenuhi keinginan khalayak akan informasi yang baru aktualitas. -
Improvisasi dari penyaji terbatas karena mengutamakan segi faktualitas.
- Terkait pada kode etik profesi kewartawanan
- Penyusunan kata dalam siaran berita pada ekonomi kata dan bahasa.
- Faktual dan menyerap realitas.
Pada sebuah sajian acara berita televisi didukung oleh kemampuan teknologi , berita haruslah memiliki nilai atau bobot
news value
yang meliputi : 1.
Significance
penting Peristiwa itu berkemungkinan mempengaruhi orang banyak, atau yang
memiliki akibat terhadap kehidupan penikmat berita. 2.
Magnitude
besar Kejadian itu menyangkut angka – angka yang berati bagi kehidupan orang
banyak atau kejadian itu bersifat kolosal. 3.
Timeliness
waktu Peristiwa tersebut harus aktual , hangat atau termassa ; menyangkut hal-hal
yang baru terjadi. 4.
Proximity
dekat Kejadian yang memiliki kedekatan dengan penikmat berita , baik secara
geografis maupun emosional psikologis. 5.
Prominence
tenar Peristiwa menyangkut hak atau orang yang terkenal atau sangat dikenal
oleh penikmat berita. 6.
Humman Interest
manusiawi Menyangkut hal –hal yang bisa menyentuh perasaan penikmat berita
Bahasa yang digunakan dalam media televisi adalah model bahasa sekilas dengan. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting, sehingga
penerimaan pesan oleh khalayak harus dapat diterima dengan baik. Bahasa untuk berita televisi penyusunannya harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat
ditngkap pemirsa dalam sekilas dengar. Hal ini disebabkan berita yang disiarkan kepada khalayak melalui televisi yang serba cepat dengar dan lihat dan cepat pula
hilangnya . namun berita televisi hanya dibacakan sekali saja, tidak diulang-ulang. kalaupun diulang, pengulangan tersebut tentu pada jam yang berbeda sehingga
bahasa yang digunakan dalam televisi adlah sebagai berikut : -
Sederhana , tidak bercampur aduk dengan kata-kata asing atau kata- kata yang kurang dikenal oleh para penonton .
- Kalimat – kalimat hendaklah pendek , langsung kepada sasaran, tidak
berbeli-belit -
Menghindari pemakaian kalimat terbalik
inverted setence
. -
Pokok kalimat dan kalimat diusahakan berdekatan letaknya. -
Mata uang asing diberi persamaanya dalam bahasa Indonesia. -
Memberikan sedikit penjelasan mengenai benda atau kata saing yang kurang lazim digunakan. Idris ,1979 :6
Penulisan dalam menyusun berita televisi mempunyai standar tesendiri. Pada berita lugas
hard news
, wartawan ingin menyampaikan informasi yang penting. Maka pembukaan atau lead ditempatkan pada awal berita, yang isinya
berupa fokus peritiwa atau ringkasan tentang apa yang terjadi. Karena itu dusebut pembuka ringkasan
summary lead
. Pembukaan ini harus didukaung oleh
penjelasan yang isinya memperkuat informasi dalam pembukaan, misalnya pernyataan-pernyataan atau kutipan yang menjelaskan masalah utamanya dan
keterangan lain yang berhasil digali wartawan. Pada berita lunak, wartawan ingin bercerita.maka ia tidak memulai
ceritanya dengan pembukaan ringkasan yang berisi fokus peristiwa seperti pad berita lugas. Wartawan memilih kalimat pembuka yang lebih kreatif, yang
memancing pembaca, sehingga kalimat atau paragraf yang berisi fokus atau gagasan utama itu tidak lagi ditempatkan pada awal cerita.Ishwara, 2005 : 117
Struktur penulisan naskah berita televisi harus selalu mengingat 5 unsur: -
Accurancy
: penulisan harus tepat. -
Brevity
: penulisan harus ringkas. -
Clarity
: penulisan harus jelas. -
Simplicity
: penulisan harus simple praktis. -
Sincerity
: penulisan harus bisa dipercaya. Wahyudi, 1985 : 42 Satu hal yang juga perlu diperhatikan dalam penulisan naskah berita
adalah lead berita. Lead adalah kepala barita atau tatanan kalimat di awal berita yang menggambarkan hal apa yang hendak diinformasikan, sehingga khalayak
langung bisa mengetahui. Lead adalah bagian penting karena :
- Sesuai dengan kelemahan media televisi yang sepintas, maka lead bisa
menjadi jembatan sebagai penggugah minat. -
Khalayak perlu dipersiapkan untuk mendengar berita, atau biasa disebut dengan tune in.
- Lead mampu menampilkan pesan inti sebuah informasi yang akan
disajikan panjan lebar pada bagian tubuh berita. Teknik Piramida Terbalik merupakan teknik penulisan yang digunakan
sebagai rumus penulisan naskah berita televisi. Mengingat sifat berita televisi itu induktif, artinya harus dikemukakan yang penting dahulu baru diikuti oleh yang
kurang penting, maka pembuatan berita tersebut menggunakan teknik Piramida Terbalik.
What’s The News Set The Scene
Context Background
Other Detail
Keterangan : -
What’s the News
: Topik bertanya
who, what, when
-
Set the scene
: Pemaparan
why, where
-
Context
: Hubungan permasalahanya
how, why
-
Back ground
: Latar belakang -
Other details
: Keterangan yang lain
Jurnalistik televisi adalah jurnalisik audio visual. Unsur visual dalm sajian berita atau laporan di televisi mengandung peranan penting
Selain hal diatasteknik pennyajian dalam medium televisi lebih bervariatif karena mengandung makna suara
audio
juga mengandung makna gambar
visua
l. 1.
Sistem ROSS : adalah teknik penyajian berita dimana reporternya redaktur aktif mencari, mengumpulkan, menyeleksi, mengolah berita dan
menyajikanya sendiri berita tersebut dengan merekamsuaranya lebih dahulu kedalam visual yang tersediasecara sinkron. Disini reporter
redaktur penyaji harus menyebutkn identitas diri, dari manamelaporkan, dan untuk stasiun televisi mana dia melaporkan. Teknik penyjian ini tidak
dapat dilakukan pada media massa lainya Sistem ini mempunyai 4 cara penyajian, yaitu :
a.
Reporter on the spot and on the screen
reporter berada ditempat kejaian dan muncul sebentar dilayar televisi.
b.
Reporter on the spot and off the screen
reporter berada ditempat kejadian tetapi tidak muncul dilayar televisi.
c.
Reporter off the spot and on the screen
reporter tidak berada di tempat kejadian diambil gambarnya dan melaporkan seakan-
akan berada ditempat kejadian. d.
Reporter off the spot and off the screen
reporter tidak berada di tempat kejadian dan tidak berada di tempat kejadian
2. Dibacakan oleh penyiar berita : Naskah dibbuat oleh redaksi sedangkan
penyiar berita tinggal membacanya. 3.
Voice Over
: Naskah dibuat reporter dan dibacakan oleh siapa saja asal memiliki volume suara standar, dengan merekam suaranya terlebih dahulu
secara sinkrondengan visual yang ada. Wahyudi 1985 : 37-38 Dalam jurnalistik teleivisi, unsur visul bukan sekedar unsur tambahan atau
dukungan pada berita verbal. Unsur visual merupakan sajian berita itu sendiri, bukan sekedar ilustrasi dari uraian dari berita verbal. Unsur visual justru memilki
nilai berita yang lebih tinggi dan lebih obyektif. Betapapun kecilnya pembuat berita verbal masih mengikut sertakan opini di dalam kalimat – kalimat yang
disusun. Namun, gambar kejadian adalah obyektif dalam arti tertentu. Oleh karena sudut pengambilan dari kamerawan pada obyeknya dan pemikiran gambar untuk
dibayangkan atau dibuang oleh editor, tetap saja dapat dikatakan subyektif. Hanya bagaimanapun peristiwa sebagai kejadian yang diliput tetap obyktif.
Untuk sajian unsur visual dikenal 4 materi berupa hasil liputan: 1.
Visual Object and Hot New
VOHN. Materi hasil liputan peristiwa atau wawancara dan isi pernyataan saat itu. Beberapa lingkungan masih
menggunakan istilah
visual aids
gambar pembantu atau ilustrasi. Namun istilah itu kini sudah tidak tepat lagi mengingat dalam jurnalistik
televisigambar tidak lagi sekedar sebagai ilustrasi berita. 2.
Shooting on the Field Operation Back-up
SFOB. Tambahan liputan untuk melengkapi materi visual yang sudah ada. Sering kali seorang
otoritas menguraikan sesuatu yang penting selama satu atau sat setengah
menit. Apabila selama itu hanya wajah otoritas itu yang diminculkan, sajian akan tersa lamban. Oleh karena itu, diperlukan gambar-gambar
tambahan dari apa yang diuraiakan. 3.
Full Library Operation Back-up
FLOB. Seluruh materi visual yang diperoleh dari kepustakaan, seperti stock shoots, foot-ages, dan grafik
yang lain. 4.
Gabungan dari ketiga materi itu. Karena unsur visual merupakn unsur yang cukup penting maka kerja sama antara reporter dan kamerawan harus
terjalin dengan baik. Mata dan pikiran mereka seolah menyatu. Aneh sekali jika kamerawan dalam meliput sesuatu kejadian memiliki point of
interest sendiri, sedangkan reporterbya memliki perhatian yang berbeda. Wibowo, 2007 :104
BAB III DESKRIPSI INSTANSI JOGJA TV