UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN RINTANGAN KARDUS KELAS V SD NEGERI 1 JATI AGUNG KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011

(1)

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN RINTANGAN KARDUS KELAS V

SD NEGERI 1 JATI AGUNG KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011

Oleh

BAMBANG SUGIYANTO

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan lompat jauh dengan menggunakan rintangan kardus pada siswa kelas V SDN 1 Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu. Jenis penelitian yang digunakan adalah Peneltian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 1 Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu yang berjumlah 32 siswa dengan perincian 16 laki-laki dan 16 perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan mulai tes peningkatan pembelajaran lompat jauh.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa setiap siklus ada peningkatan dan dilihat dari KKM. Pada awal tes mendapat persentase 15,62% pada siklus pertama diperoleh persentase keberhasilan ketuntasan belajar sebesar 40,63% dan pada siklus kedua diperoleh persentase keberhasilan ketuntasan belajar 56,25% dan pada siklus ketiga diperoleh persentase keberhasilan belajar 1 ketuntasan 59,37% jadi jumlah anak-anak 32 siswa yang mempercepat ketuntasan belajar adalah sebanyak 27 siswa atau 85,38% jadi yang belum tuntas ada 5 siswa dengan hasil demikian dinyatakan efektif.


(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang di dalam kehidupannya, demikian pula dengan pendidikan yang dipelajari disekolah-sekolah. Pendidikan mempunyai sasaran pedagogik oleh karena itu pendidikan merupakan suatu bentuk pengembangan kepribadian yang dilakukan oleh setiap orang untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, sengaja dilakukan karena seseorang dituntut untuk memenuhi kebutuhan hidup di masyarakat di mana mereka tinggal. Karena pendidikan juga merupakan dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas manusia yang diharapkan tidak akan terwujud tetapi berlangsung secara terus-menerus. Dengan demikian, pendidikan terus dikerjakan dan dipertahankan keberlangsungannya agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

Untuk terwujudnya suatu tujuan pendidikan nasional yang tercantum di dalam Undang-Undang No. 3 tahun 2005 yaitu ingin mencerdaskan anak bangsa, perlunya suatu bentuk perlakuan demi terciptanyan tujuan yang ingin di capai. Pada khususnya upaya peningkatan kualitas pendidikan jasmani yang merupakan mata pelajaran wajib disekolah dan perlu dilakukan secara terus-menerus dengan kesabaran dan keikhlasan.


(3)

Dan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional tersebut kita semua membutuhkan tubuh dan jiwa yang sehat (" mensana in korpori sano ") yang memiliki makna "didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat". Untuk mewujudkan hal tersebut diatas maka perlu di lakukan berbagai usaha baik secara pribadi melalui olahraga masyarakat maupun secara formal melalui pendidikan jasmani disekolah.

Dalam hal ini pendidikan jasmani adalah suatu pelajaran yang terdapat pada kurikulum di sekolah mulai dari Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), sampai Perguruan Tinggi. Pendidikan jasmani merupakan wahana yang mampu mendidik manusia untuk mendekati kesempurnaan hidup yang secara alamiah dapat memberikan kontribusi nyata terhadap kehiclupan sehari-hari.

Adapun pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain clan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, tararah dan terencana. Penerapan proses pembelajaran pendidikan jasmani disekolah menengah pertama yang telah diprogramkan dalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) ditunjukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan menanamkan gerak-gerah clasar yang baik dan benar.


(4)

Dan kita dapat ketahui pendidikan jasmani juga merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan tidak hanya diberikan untuk sekedar menuntaskan proses belajar saja, akan tetapi nilai esensial yang lebih penting adalah untuk membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya. Pendidikan jasmani pada dasarnya bagian integral dari system pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional. Keterampilan sosial, penalaran, dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga.

Salah satu upaya untuk mewujudkan kualitas peserta didik tersebut adalah melalui pendidikan jasmani. Pendidikan yang merupakan salah satu aspek penting dalam bidang pendidikan dan yang memiliki peranan penting dalam proses belajar, hal ini juga tidak bisa dipisahkan dari olahraga yang mampu menjaga kesehatan jasmani clan rohani seorang peserta didik.

Sebagaimana diketahui bahwa kegiatan olahraga merupakan rangkaian kegiatan yang selaras yang memiliki manfaat yang menjaga kesehatan clan kebugaran jasmani dan rohani seorang peserta didik.

Melalui kegiatan olahraga formal yang dilakukan disekolah pada umumnya dimanfaatkan sebagai "alat" untuk mencapai tujuan pendidikan, dengan kata lain, kegiatan olahraga merupakan kegiatan integral dari proses kegiatan pendidikan pada umumnya. Seperti kegiatan pendidikan lainnya, olahraga


(5)

pendidikan direncanakan sedemikian rupa untuk mencapai perkembangan total dari kepribadian peserta didik yang mencakup bukan saja perkembangan fisik, intelegrasi, emosi dan sosial tapi juga perkembangan aspek moral. Jadi olahraga pendidkan bukan semata-mata kepentingan dengan pembinaan fisik tapi pembinaan individu secara utuh.

Olahraga adalah suatu yang mempunyai sifat yang menyenangkan sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam olahraga yang nantinya akan berguna bagi anak didik yang akan terjun ke masyarakat akan tumbuh dan mendarah daging pada jiwa anak didik secara perlahan-lahan tanpa terasa dan adanya paksaan. Hal ini didasarkan lebih efektif dan berhasil guna dibandingkan dengan pendidikan disiplin dan kegotongroyongan yang diberikan secara langsung kepada anak didik. Olahraga juga merupakan salah satu cara untuk mengembangkan dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani karena olahraga menggunakan seluruh aktifitas gerak tubuh. Kegiatan olahraga disekolah hendaknya jangan semata-mata di dasarkan pada selera saja, tetapi harus dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini. Usaha untuk mencapai prestai yang tinggi dalam bidang olahraga, dapat ditempuh melalui jalur pendidikan disekolah sedini mungkin. Olahraga yang merupakan bentuk kegiatan untuk meningkatkan kegiatan jasmani dan rohani, yang tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan fisik. Karena dalam hal ini dibutuhkan kondisi yang baik, sehingga dapat tercapai sebuah kesehatan jasmani dan rohani yang baik.


(6)

Disamping itu seseorang juga harus memiliki berbagai potensi dasar tubuh yang baik seperti fisik atau mentalnya, sesuai dengan cabang olahraga yang ditekuninya. Oleh karena itu dalam cabang olahraga sangat diperlikan berbagai macam bentuk fisik seperti kelincahan, kekuatan , kecepatan, dan daya tahan lainnya yang dapat menunjang suatu latihan atau training.

Latihan yang merupakan suatu konsep dasar olahraga memiliki konsep sistematis yang dilakukan berulang-ulang yang menambah jumlah beban latihan dalam setiap prosesnya. Untuk mendapat hasil yang maksimal, dapat di tempuh dengan mengombinasikan berbagai aspek seperti unsur power, daya tahan, kelincahan, kecepatan, kekuatan, dan lain-lain. Bentuk latihan dengan kardus dapat dicapai untuk tujuan tersebut dapat dilakukan dengan latihan merupakan suatu kesatuan proses latihan yang dapat dilakukan demi terwujudnya suatu latihan yang baik dengan kombinasi berbagi macam unsur latihan.

Atletik adalah aktivitas jasmani yang kompetitif atau dapat diadu, meliputi beberapa lomba-lomba yang terpisah berdasarkkan kemampuan gerak dasar manusia seperti berjalan, berlari, lompat, dan melempar. Berdasarkan kemampuan gerak dasar manusia tersebut ada salah satu gerak dasar yang dapat membuat tubuh manusia menjadi bugar yaitu dengan cara berlari clan selain itu membantu memelihara keadaan kesegaran jasmani clan mempertajam prestasi pribadi.


(7)

Atletik merupakan cabang olahraga yang cukup populer di Indonesia. Istilah atletik berasal dari bahasa Yunani "otlhon" yang berarti berlomba atau bertanding ". Atletik adalah aktivitas jasmani atau latihan fisik, berisikan gerak-gerak alamiah atau wajar seperti jalan, lari, lompat dan lempar. Gerakan-gerakan ini dikenal oleh bangsa-bangsa primitive pada jaman prasejarah untuk mempertahankan kelangsungan hidup mempertahankan diri dari serangan-serangan binatang buas dan mengamankan diri terhadap keganasan alam. Dan gerakan-gerakan ini identik dengan gerakan dari seluruh badan yang kemudian seiring perkembangan jaman yang lebih dikenal dengan atletik. Atletik merupakan gerakan alami yang berhubungan dengan jalan, lari, lompat dan lempar yang dalam bagian lompat terdiri dari berbagai jenis salah satunya adalah lompat jauh.

Lompat jauh merupakan salah satu dari nomor lompat pada cabang olahraga atletik yang dipertandingkan baik itu tingkat nasional maupun internasional. Pada nomor lompat jauh terdapat beberapa tahap yang perlu diperhatikan, yaitu awalan, tumpuan, melayang dan yang terakhir adalah mendarat sehingga mendapatkan hasil lompatan yang lebih baik, kemudian dari empat gerakan tersebut dilakukan secara langsung dan tidak terputus. Lompat jauh dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas, ke depan, dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara atau melayang di udara yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya.


(8)

Dalam lompat jauh terdapat beberapa macam teknik yang umum diperlukan oleh para pelompat, perbedaan antara titik lompatan yang satu dengan teknik lompatan yang lain ditandai dengan keadaan sikap badan si pelompat pada waktu melayang di udara. Adapun teknik-teknik lompat jauh adalah: teknik-teknik jongkok atau tuck , teknik menggantung atau schnepper, atau teknik berjalan di udara atau walking in the air. Dengan demikian dapat dipahami bahwa jauhnya lompatan itu dipengaruhi oleh awalan, kekuatan kaki tumpu, dan koordinasi waktu melayang di udara serta pada saat mendarat pada bak lompatan.

Lompat jauh teknik menggantung (schnepper) dilakukan dengan proses sebagai berikut : Pada waktu lepas dari tanah/ papan tolakan keadaan sikap badan di udara menggantung, kedua tangan di atas. Pada waktu akan mendarat kedua kaki dijulurkan ke depan kemudian mendarat pada kedua kaki dengan bagian kaki terlebih dahulu, kedua tangan ke depan. Seperti halnya pada lompat jauh pada umumnya, teknik lompat jauh teknik menggantung (schnepper) terdiri dari awalan atau ancang-ancang, menolak atau lepas tapak, melayang atau posisi badan di udara, dan kemudian gerakan terakhir pendaratan.

Tiap cabang olahraga mempunyai tuntutan kondisi fisik yang berbeda-beda, salah satu komponen yang penting untuk ditingkatkan dan dilatih adalah power. Daya ledak atau muscular power adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam


(9)

waktu yang sependek-pendeknya. Untuk memperoleh power diperlukan kekuatan, karena kekuatan merupakan dasar (basis) untuk pembentukan power. Dengan demikian power merupakan factor yang utama dalam melakukan tolakan dalam lompat jauh. Oleh karena itu power dianggap sebagai factor yang dominan untuk mencapai hasil lompatan yang maksimal.

Berdasarkan hasil observasi penulis yang dlakukan di SDN 1 Jati Agung Ambarawa, sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam melakukan lompat jauh teknik menggantung bahwa hasil lompat jauh teknik menggantung (schnepper) siswa masih kurang baik hal ini dapat diidentifikasi melalui perolehan nilai lompat jauh teknik menggantung (schnepper), dimana pada waktu siswa melakukan gerakan teknik lompat jauh yaitu teknik menggantung (schnepper) masih banyak kesalahan. Hal ini dapat diketahui dari kurangnya pemahaman dalam melakukan gerakan lompat jauh teknik menggantung, dan juga kurang kuatnya kekuatan kaki mengakibatkan kurangnya keterampilan siswa untuk melakukan lompatan sehingga dapat mempengaruhi gerakan melayang saat di udara, disamping itu juga masih minimnya intensitas latihan yang mengakibatkan keterampilan siswa menjadi sangat kurang. Kurangnya keterampilan siswa pada saat melakukan lompatan lebih banyak terdapat pada saat siswa melakukan awalan dan tolakan yang diduga akibat kurang kuatnya kaki ketika melakukan awalan dan tolakan. Dalam hal ini latihan menendang kardus dapat meningkatkan hasil lompat jauh teknik menggantung, karena latihan ini sangat berpengaruh terhadap lompat jauh teknik menggantung. Untuk ini, penulis ingin


(10)

mengadakan suatu latihan dengan kardus melatih kekuatan siswa sebelum melakukan lompat teknik menggantung (schnepper).

Dari uraian di latar belakang masalah di atas penulis merasa tertarikuntuk melakukan suatu penelitian tentang upaya peningkatan pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan rintangan kardus pada siswa kelas V SDN 1 Jati Agung Ambarawa tahun ajaran 2011.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :

1. Masih kurangnya pemahaman tentang gerakan lompat jauh teknik menggantung (schnepper) pada siswa kelas V SDN 1 Jati Agung Ambarawa.

2. Banyaknya siswa yang masih mengalami kesulitan pada saat melakukan tolakan lompat jauh teknik menggantung (schnepper).

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka permasalahan hanya dibatasi pada upaya peningkatan pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan rintangan kardus pada siswa kelas V SDN 1 Jati Agung, Ambarawa.


(11)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

"Apakah dengan menggunakan rintangan kardus dapat meningkatkan pembelajaran lompat jauh teknik menggantung?".

E. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan sircuit training terhadap hail lompat jauh teknik menggantung (schnepper) siswa kelas V SDN 1 Jati Agung Ambarawa tahun ajaran 2011.

1. Untuk mengetahui pembelajaran lompat jauh teknik menggantung di SDN 1 Jati Agung Ambarawa.

2. Untuk mengetahui hasil belajar lompat jauh teknik menggantung dengan rintangan kardus.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait yaitu:

1. Bagi Siswa

Sebagai bahan upaya untuk meningkatkan hasil lompat jauh teknik menggantung (schnepper).


(12)

2. Bagi Guru Penjas

Penelitian ini diharapkan menjadikan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan proses belajar siswa khususnya lompat jauh teknik menggantung (schnepper).

3. Bagi Program Studi Penjaskes

Sebagai salah satu bahan pengkajian dan analisis pada olahraga atletik khususnya pada nomor lompat.


(13)

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Atletik

Pengertian atletik menurut Ballesteros (1993: 1) adalah aktivitas jasmani yang kompetitif dapat diadu, meliputi beberapa nomor lomba yang terpisah berdasarkan kemampuan gerak dasar manusia, seperti: berjalan, berlari, melompat, dan melempar. Selanjutnya Aip Syarifudin (1978: 69) mengatakan bahwa atletik adalah salah satu cabang yang dipertandingkan atau diperlombakan yang meliputi atas nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik juga merupakan cabang olahraga tertua, karena gerakan-gerakan dalam atletik merupakan gerakan-gerakan-gerakan-gerakan yang biasa dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari sejak dahulu. Kata atletik berasal dari bahasa Yunani, yaitu athlon yang berlomba atau bertanding. Atletik meliputi nomor perlombaan jalan cepat, lari, lompat dan lempar. (Muhajir, 1994: 96).

Atletik merupakan olahraga yang banyak pilihannya yang meliputi banyak events yang berlainan satu sama lain, baik metode pelaksanaannya, maupun sifat-sifat jasmaniah para pelakunya. (Ballesteros, 1993:1).


(14)

Selanjutnya Ballesteros (1993: 1) juga menjelaskan bahwa atletik merupakan salah satu unsur penting dari olahraga, dikarenakan atletik memiliki bentuk kegiatan yang beragam, maka atletik dapat digunakan sebagai alat pembinaan bagi setiap cabang olahraga, perkembangannya yang universal, prestisenya juga karena luasnya lingkup ketangkasan/skills dan mutu yang dituntut atletik, maka atletik merupakan olahraga dasar yang paling baik, sebagai tambahan peranan olahraga atletik sangat menentukan dalam upaya pengembangan kondisi jasmani, clan sering kali menyediakan landasan dasar bagi usaha peningkatan prestasi optimal bagi cabang olahraga lain. Seiring dengan perkembangan yang terjadi dalam kegiatan atletik, banyak orang yang menggunakannya sebagai media untuk memulai kegiatan olahraga, permainan clan kegiatan olahraga inti. Untuk itu munculah istilah track and field yang artinya perlombaan yang dilakukan di lintasan dan di lapangan.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa atletik merupakan kegiatan manusia sehari-hari yang dapat dikembangkan menjadi kegiatan olahraga yang diperlombakan dalam bentuk jalan, lari, lompar, dan lempar, oleh karena atletik merupakan dasar bagi pembinaan olahraga, maka atletik sangat penting untuk diajarkan kepada siswa dari Taman Kanak-kanak, hingga ke Perguruan Tinggi.


(15)

B. Nomor Lompat Jauh

Dalam IAAF (2000:77) pengertian lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan yang merupakan rangkaian urutan gerak yang dilakukan untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya yang merupakan hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat sewaktu dari awalan, dengan daya vertikal yang dihasilkan oleh daya tolak.

Prinsip dasar lompat jauh adalah meraih kecepatan awalan yang setinggi-tingginya sambil tetap mampu melakukan tolakan yang kuat ke atas dengan satu kaki untuk meraih ketinggian saat melayang yang memadai sehingga dapat menghasilkan jarak lompatan. Untuk itu kondisi fisik dan teknik yang memadai perlu dimiliki oleh seorang pelompat yang baik.

Menurut IAAF (2000:77) dapat ditinjau dari sudut biomekanika jarak lompatan ditentukan oleh tiga parameter, yaitu: 1). Kecepatan saat bertumpu, 2). Sudut tumpuan, 3). Tinggi titik berat badan saat bertumpu. Tujuan dalam nomor lompat jauh adalah untuk mencapai jarak lompatan yang sejauh-jauhnya dengan memindahkan seluruh tubuh dari titik-titik tertentu ke titik lainnya secara maksimal. Secara keseluruhan gerakan pada nomor lompat jauh dibagi dalam empat tahap gerak, yaitu: 1). Awalan, 2). Bertumpu, 3). Melayang (sikap di udara), 4). Mendarat. (Muhajir, 2004:95).

 Awalan

Awalan dalam lompat jauh panjang lari awalannya itu berbeda-beda yaitu sesuai kemampuan dan kedewasaan si pelompat, bagi pelompat


(16)

berpengalaman lari awalan berkisar 34-35 meter yang kira-kira terjadi 21-23 lari langkah lari, sedangkan bagi pelompat pemula kira-kira 13 kali langkah lari. Lari awalan ini secara berangsur dan progresif dipercepat dan pada beberapa langkah terakhir, ada sedikit pinggang di turunkan guna persiapan bagi kaki untuk bertolak. Pengukuran secara tepat terhadap panjang lari awalan terakhir adalah sangat penting. (Ballesteros, 1993:78)

 Bertumpu

Bertumpu menurut Ballesteros (1993:78) yaitu di saat menolak kaki dihentakkan pada balok tumpuan dilakukan pada telapak kaki dengan tumit ringan kontak dengan tanah, sedikit mendahului pinggang dan dengan penolak sedikit ditekuk. Kemudian cepat diluruskan pada waktu titik pusat gravitasi melewati di atas kaki penopang. Bertolak dengan kuat tetapi bukan melakukan hentakan keras pada balok tumpuan.

 Melayang (Sikap di udara)

Ballesteros (1993:78) menjelaskan langkahnya pada sikap melayang yaitu berakhir dengan kaki bebas pada posisi didepan dan kaki penolak baru saja lepas dari tanah, langkah kedua berakhir dengan posisi ini dibalik dan kemudian untuk yang setengah langkah terakhir, kaki bebas bargabung dengan kaki penolak untuk bersama mendarat. Selanjutnya Muhajir (2004:95) mengungkapkan ada tiga teknik yang berbeda pada saat tahap melayang, yaitu : jongkok, menggantung dan berjalan di udara.


(17)

 Mendarat

Ballesteros (1993:78) menyebutkan bahwa dari semua teknik melayang tersebut, ada satu ciri untuk persiapan mendarat yaitu posisi kedua tangan bergerak ke atas dan berayun kedepan dan kemudian kedua tangan ke bawah untuk membantu mengangkat kaki mengambil sikap akhir menjelang mendarat. Pada pendaratan, lutut dibengkokkan untuk memungkinkan momentum membawa badan melewati kaki.


(18)

II. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom Action Research). Menurut Suhardjono (2007:58) Penelitian tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar-benar nyata muncul dari dunia tanggung jawab peneliti/pendidik yaitu dalam pembelajaran. Masalah yang diteliti harus dari guru itu sendiri dan kemudian dicari pemecahannya. Masalah rendahnya hasil kemampuan lompat jauh teknik menggantung adalah masalah yang muncul dari proses belajar mengajar di kelas dan kemudian dicari pemecahannya oleh peneliti dengan melibatkan guru dalam merencanakan tindakan, mengamati selama proses penelitian dan penilaian.


(19)

Menurut Suhardjono (2007:61) tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan profesionalisme dan menumbuhkan budaya akademik.

PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu: (a). Perencanaan Tindakan (planning), (b). Penerapan Tindakan (action), (c). Observasi dan Mengevaluasi Proses dan Hasil. Tindakan, (d). Refleksi dan seterusnya sampai perbaiakan atau penilaian yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Jati Agung Ambarawa, Pringsewu tahun pelajaran 2011. Siswa kelas V berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 16 laki-laki dan 16 perempuan.

C. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian

Nama sekolah : SDN 1 Jati Agung

Alamat : Desa Jati Agung, Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu

Pelaksanaan Penelitian : Lama penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu bulan dengan 3 siklus.


(20)

D. Deskripsi Per Siklus 1) Siklus Pertama

a. Rencana

1. Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

2. Menyiapkan instrument penelitian berupa indikator-indikator gerak dasar lompat jauh teknik menggantung yang meliputi tahap awalan, tahap menolak, tahap sikap badan di udara dan tahap mendarat.

3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera). 4. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada siklus

pertama, yaitu penggunaan 5 buah kardus dan 5 buah keset. 5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajarn siklus

pertama.

b. Tindakan

1) Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 5 kelompok sesuai dengan banyaknya keset dan kardus tang telah disediakan. Masing-masing kelompok berdiri di tempat awalan yang telah diberi tanda.

2) Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan, yaitu menolak pada keset dan melompati kardus. Guna memperbaiki menolak dan gerakan teknik lompat jauh.


(21)

3) Setiap siswa melakukan gerakan yang telah direkomendasikan oleh guru sebanyak 5 kali.

4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan gerakan yang dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang masih salah.

c. Observasi

1) Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi dilakukan untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan penggunaan alat bantu kardus dan keset dapat belajar dengan baik dan efektif.

2) Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan dan dievaluasi dari hasl tindakan siklus pertama.

d. Refleksi

1) Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan. 2) Merumuskan rencana tindakan untuk siklus kedua.


(22)

2) Siklus II a. Rencana

1) Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

2) Menyiapkan instrument penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar lompat jauh teknik menggantung yang meliputi teknik awalan, tahap menolak, tahap sikap badan di udara dan tahap mendarat.

3) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera). 4) Mempersiapakn alat bantu yang akan digunakan pads

siklus kedua, yaitu penggunaan 5 bush keset dan 5 bilah bamboo.

5) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.

b. Tindakan

1) Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 5 kelompok sesuai dengan banyaknya keset. Masing-masing kelompok berdiri di tempat awalan yang telah diberi tanda.

2) Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakaukan, yaitu menolak pada keset dan melompati bilah bambu yang dipancangkan pada dua bush kardus. Guna memperbaiki menolak dan gerakan teknik gays lompat jauh yang dipelajari.


(23)

3) Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru sebanyak 5 kali.

4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan gerakan yang dilakukan dan memperbaiki gerakan yang masih salah.

c. Observasi

1) Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi dilakukan untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan alat bantu keset dan bilah bambu dapat berjalan dengan baik dan efektif.

2) Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan.

d. Refleksi

1) Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan. 2) Merumuskan rencana tindakan untuk siklus tiga.


(24)

3) Siklus III a. Rencana

1) Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan penclahuluan, inti dan penutup.

2) Menyiapkan instrument penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar lompat jauh teknik menggantung yang meliputi tahap awalan, tahap menolak, tahap sikap badan di udara dan tahap mendarat.

3) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera). 4) Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada

siklus ketiga, yaitu penggunaan 5 bush keset, tali karet dan bola plastic.

5) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.

b. Tindakan

1) Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 5 kelompok sesuai dengan banyaknya keset dan kardus yang telah disediakan. Masing-masing kelompok berdiri di tempat awalan yang telah diberi tanda.

2) Guru mendemonstrasikan bentuk kegiatan yang akan dilakukan, yaitu menolak pads keset dan melompati tali karet


(25)

kemudian berusaha mendarat dengan menyentuhkan kedua ujung jari pada bola yang diletakkan di depannya.

3) Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru sebanyak 5 kali.

4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan gerakan yang dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang masih salah.

c. Observasi

1) Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi dilakukan untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan penggunaan alat bantu keset, tali karet clan bola dapat berjalan dengan baik dan efekif.

2) Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus pertama.

d. Refleksi


(26)

E. Instrument dan Cara Pengambilannya

Instrument adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada tiap siklusnya. Alat ini berupa indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar lompat jauh teknik menggantung, yaitu: 1).Sikap awalan, 2). Sikap tolakan, 3). Sikap badan di udara, dan 4). Sikap mendarat.

Instrument untuk menganalisis keterampilan gerak dasar lompat jauh teknik menggantung diadaptasi dari International Athletic Assosiation Federation (IAAF, 2000) dan di setiap indicator diberi bobot 0-1.

Cara pengambilan nilai adalah dengan melakukan tes kualitas gerak lompat jauh teknik menggantung mulai dari tahap awal sampai dengan mendarat. Dengan pemberian nilai jika melakukan gerakan yang benar mendapat nilai satu, sedangkan jika tidak melakukan gerakan dengan benar maka mendapat nilai nol.

F. Analisis Data

Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat presentase kualitas hasil tindakan pada tiap siklus. Untuk menghitung presentase keberhasilan siswa digunakan rumus:

P= f/n x 100 % (Subagio dalam Surisman, 1997) Keterangan :

P : presentase keberhasilan f : Jumlah yang melakukan benar


(27)

n : jumlah siswa yang mengikuti tes

Sedangkan untuk melihat tingkat efektifitas tindakan yang dilakukan dapat menggunakan rumus :

E = ….... (Goodwin dan Coates dalam Surisma, 1997) Keterangan :

E : efektifitas tindakan yang dilakukan Xn : rerata nilai akhir siklus ketiga Xi : rerata temuan awal

Bila hasil perhitungan meningkat 50% ke atas maka tindakan yang dilakukan ternyata efektif.


(28)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah: 1. Dengan penggunaan alat bantu berupa 5 buah kardus dan 5 buah keset

pada siklus pertama dapat meningkatkan clan memperbaiki hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya mengantung pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.

2. Dengan penggunaan alat bantu berupa 5 buah keset clan 5 bilah bambu pada siklus kedua dapat meningkatkan clan memperbaiki hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya menggantung pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.

3. Dengan penggunaan alat bantu berupa 5 buah keset, tali karet dan bola plastik pada siklus ketiga dapat meningkatkan dan memperbaiki hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya menggantung pada siswa kelas, V di SD Negeri 1 Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.


(29)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut : 1. Bagi Siswa.

Dalam usaha memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya menggantung siswa dapat menggunakan alat bantu berupa keset, bilah bambu, tali karet dan bola plastik.

2. Bagi Guru Pendidikan Jasmani.

Dalam upaya meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran yang lebih baik, sebaiknya guru menggunaan alat bantu atau media pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan clan perkembagan siswa, dengan tujuan memberdayakan siswa agar lebih banyak bergerak dan memperbaiki konsep gerak yang dipelajari sehingga tercapai hasi pembelajaran yang optimal.

3. Bagi Program Studi Penjaskes

Sebaiknya hasil penelitian pembelajaran lompat jauh gaya menggantung ini dapat dijadikan salah satu, bahan pengkajian dan analisis pada cabang olahraga atletik khususnya pada nomor lompat jauh gaya mengantung.


(30)

KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011

(Skripsi)

Oleh

BAMBANG SUGIYANTO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(31)

KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011

Oleh

BAMBANG SUGIYANTO Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Program Studi Penjaskes Strata 1 Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(32)

Gambar Halaman 1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 2 Tes Awal ... 3 Siklus Pertemuan 1 ... 4 Siklus Pertemuan 2 ... 5 Siklus Pertemuan 3 ...


(33)

DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang ... B. IdentifikasiMasalah ... C. PembahasanMasalah ... D. PerumusanMasalah ... E. TujuanPenelitian ... F. ManfaatPenelitian ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Atletik ... B. NomorLompatJauh ... BAB III METODE PENELITIAN

A. MetodePenelitian ... B. SubjekPenelitian ... C. Setting Penelitian ... D. Instrumendan Cara Pengambilannya ... BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasilpenelitian ... B. Pembahasan... BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... B. Saran ... DAFTAR PUSTAKA


(34)

(35)

Abdoellah, Arma clan Agus Manaji. 1994. Dasar- Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan clan kebudayaan. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Peneliti Suatu pendekatan Praktek Edisi Revisi. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Ballesteros, Jose Manuel. 1993. Pedoman Dasar Melatih Atletik. Alih

bahasa Program Pendidikan clan System Sertifikasi, Pelatihan Atletik PAST. Jakarta.

Dahlan, M.D. 1984. Model-Model Mengajar. Penerbit CV. Diponegoro. Bandung. Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Panduan Pembelajaran Silabus Penjas

SMP. Jakarta.

Http:,//Blog -Indonesia. Com/Blog-Archive-8776-6. Html/konsep Efektifitas. Http://Depdiknas.Go.1d.//Bloy,-Archive-9776-8.Html/Kurikulum-Pendidikan-

Jasmani.-2004.

Http://digilib,Petra.Ac,ld./Jiunkpe,/Sl/Eman`/2007//Jiunkoe-Ns-Sl-2007-31403383-8374- Garden Dian- Chapter2.PdF.

Http://E-Learning.Com/19-05-2009/Doc.Id-Ac.

Http-llredaksi-Cornl2008lO6l23IMoel-Pembelaiaran-Bermain-Mata

pelaiaran-Pendidikanjasmani-Dan-Olahraga-Oleh-Rat)iia-Dan-Edi-Sunjoyo.

Husein, Sudirman.2008. Falsafah Pendidikan Jasmani. Seminar Lokakarya Penjas dan Olahraga. Bandar Lampung.

IAAF. 2000. Pedoman Mengajar; Lari, Lompat, Lempar. Pendidikan Pelatihan clan System Sertifikasi. IAAFJakarta.

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori clan Metode. Depdikbud DirjenDikti PPKPTK. Jakarta.


(36)

Muhajir. 2008. Teori dan Praktik Pendidikan Jasmani Untuk SMP Kelas V. Yudistira. Jakarta.

Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP/MTs. Litera. Jakarta.

Slameto. 1995. Belajar dan faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Soekamto, T dan Winataputra. 1997. Teori dan Model-Model Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta.

Sopah, Djamah. 2000. Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan No. 22 Tahun ke-5 Edisi Maret 2000.

Suleiman, Amir Hamzah. 1981. Media Audio-Visual Untuk Pengajaran, Penerangan clan Penyuluhan.PT. Gramedia. Jakarta.

Sunarto dan Agung. Hartono. 1999. Perkembangan Peserta Didik. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta

Surisman. 1997. Laporan PTK: Upaya Meningkatkan Kreatifitas Siswa Melalui Alat peraga data ProsesBelajar Mengajar Matematika di SD. 2 Segalamider. Bandar Lampung.

Thompson, Peter J.L. 1993. Pengenalan Kepada Teori Pelatihan. Terjemahan oleh PB. PASI. Jakarta.

Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka Jakarta.

Universitas Lampung. 2007. Format penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung. Winkel, W.S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. PT. Gramedia.


(37)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang di dalam kehidupannya, demikian pula dengan pendidikan yang dipelajari disekolah-sekolah. Pendidikan mempunyai sasaran pedagogik oleh karena itu pendidikan merupakan suatu bentuk pengembangan kepribadian yang dilakukan oleh setiap orang untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, sengaja dilakukan karena seseorang dituntut untuk memenuhi kebutuhan hidup di masyarakat di mana mereka tinggal. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas manusia yang diharapkan tidak akan terwujud tetapi berlangsung secara terus-menerus. Dengan demikian, pendidikan terus dikerjakan dan dipertahankan keberlangsungannya agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

Untuk terwujudnya suatu tujuan pendidikan nasional yang tercantum di dalam Undang-Undang No. 3 tahun 2005 yaitu ingin mencerdaskan anak bangsa, perlunya suatu bentuk perlakuan demi terciptanyan tujuan yang ingin di capai. Pada khususnya upaya peningkatan kualitas pendidikan jasmani yang merupakan mata pelajaran wajib disekolah dan perlu dilakukan secara terus-menerus dengan kesabaran dan keikhlasan.


(38)

A. Atletik

Pengertian atletik menurut Ballesteros (1993: 1) adalah aktivitas jasmani yang kompetitif dapat diadu, meliputi beberapa nomor lomba yang terpisah berdasarkan kemampuan gerak dasar manusia, seperti: berjalan, berlari, melompat, dan melempar. Selanjutnya Aip Syarifudin (1978: 69) mengatakan bahwa atletik adalah salah satu cabang yang dipertandingkan atau diperlombakan yang meliputi atas nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik juga merupakan cabang olahraga tertua, karena gerakan-gerakan dalam atletik merupakan gerakan-gerakan-gerakan-gerakan yang biasa dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari sejak dahulu. Kata atletik berasal dari bahasa Yunani, yaitu athlon yang berlomba atau bertanding. Atletik meliputi nomor perlombaan jalan cepat, lari, lompat dan lempar. (Muhajir, 1994: 96).

Atletik merupakan olahraga yang banyak pilihannya yang meliputi banyak events yang berlainan satu sama lain, baik metode pelaksanaannya, maupun sifat-sifat jasmaniah para pelakunya. (Ballesteros, 1993:1).


(39)

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom Action Research). Menurut Suhardjono (2007:58) Penelitian tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar-benar nyata muncul dari dunia tanggung jawab peneliti/pendidik yaitu dalam pembelajaran. Masalah yang diteliti harus dari guru itu sendiri dan kemudian dicari pemecahannya. Masalah rendahnya hasil kemampuan lompat jauh teknik menggantung adalah masalah yang muncul dari proses belajar mengajar di kelas dan kemudian dicari pemecahannya oleh peneliti dengan melibatkan guru dalam merencanakan tindakan, mengamati selama proses penelitian dan penilaian.


(40)

A. Hasil Penelitian

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada pembelajaran lompat jauh gaya menggantung dilaksanakan tanggal 10 Desember 2011 – 10 Februari 2012. Sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan langkah pertama adalah melakukan tes awal oleh guru dan hasil belajar lompat jauh gaya menggantung siswa. Hasil tes awal tersebut berguna untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan pada siklus pertama dan melihat persentase hasil belajar pada setiap siklus untuk menentukan apakah tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar lompat jauh gaya menggantung yang ingin dicapai. Berikut adalah deskripsi hasil yang didapat dalam penelitian :

1. Analisis Persentase Hasil PTK Pembelajaran Keterampilan Gerak

Dasar Lompat Jauh Gaya Menggantung.

Data-data yang diperoleh dari penelitian selanjutnya dianalisis guna mengetahui persentase hasil PTK keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya menggantung. Deskripsi hasil penelitian dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang penyebaran data yang meliputi nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata serta persentase dari masing--masing siklus. Berikut data lengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 :


(41)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan penggunaan alat bantu berupa 5 buah kardus dan 5 buah keset

pada siklus pertama dapat meningkatkan clan memperbaiki hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya mengantung pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Jati Agung Kec. Ambarawa Kabupaten Pringsewu.

2. Dengan penggunaan alat bantu berupa 5 buah keset clan 5 bilah bambu

pada siklus kedua dapat meningkatkan clan memperbaiki hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya menggantung pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Jati Agung Kec. Ambarawa Kabupaten Pringsewu.

3. Dengan penggunaan alat bantu berupa 5 buah keset, tali karet dan bola plastik pada siklus ketiga dapat meningkatkan dan memperbaiki hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya menggantung pada siswa kelas, V di SD Negeri 1 Jati Agung Kec. Ambarawa Kabupaten Pringsewu.


(42)

KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011

.

Nama Mahasiswa : BAMBANG SUGIYANTO

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013118002

Program Studi : Penjaskes

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. BaharuddinRisyak, M.Pd. Drs. Wiyono, M.Pd

NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19570111 198303 1 002


(43)

Penguji: Drs. Wiyono, M.Pd. …………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Rahmat Hermawan, M.Kes. …………

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si.

NIP 19600315 198503 1 003


(44)

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : BAMBANG SUGIYANTO

NPM : 1013118002

Tempat tanggal lahir : Margorejo Margodadi, 29 Maret 1971

Alamat : Margorejo Margodadi Kec. Ambarawa, Pringsewu

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul Upaya Peningkatan Pembelajaran

Lompat Jauh Dengan Menggunakan Rintangan Kardus Kelas V SD Negeri 1 Jati Agung

Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Tahun 2011/2012 adalah benar hasil karya

penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2011 – 10 Februari 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, 09 Januari 2012


(1)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom Action Research). Menurut Suhardjono (2007:58) Penelitian tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar-benar nyata muncul dari dunia tanggung jawab peneliti/pendidik yaitu dalam pembelajaran. Masalah yang diteliti harus dari guru itu sendiri dan kemudian dicari pemecahannya. Masalah rendahnya hasil kemampuan lompat jauh teknik menggantung adalah masalah yang muncul dari proses belajar mengajar di kelas dan kemudian dicari pemecahannya oleh peneliti dengan melibatkan guru dalam merencanakan tindakan, mengamati selama proses penelitian dan penilaian.


(2)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada pembelajaran lompat jauh gaya menggantung dilaksanakan tanggal 10 Desember 2011 – 10 Februari 2012. Sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan langkah pertama adalah melakukan tes awal oleh guru dan hasil belajar lompat jauh gaya menggantung siswa. Hasil tes awal tersebut berguna untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan pada siklus pertama dan melihat persentase hasil belajar pada setiap siklus untuk menentukan apakah tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar lompat jauh gaya menggantung yang ingin dicapai. Berikut adalah deskripsi hasil yang didapat dalam penelitian :

1. Analisis Persentase Hasil PTK Pembelajaran Keterampilan Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Menggantung.

Data-data yang diperoleh dari penelitian selanjutnya dianalisis guna mengetahui persentase hasil PTK keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya menggantung. Deskripsi hasil penelitian dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang penyebaran data yang meliputi nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata serta persentase dari masing--masing siklus. Berikut data lengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 :


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah: 1. Dengan penggunaan alat bantu berupa 5 buah kardus dan 5 buah keset

pada siklus pertama dapat meningkatkan clan memperbaiki hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya mengantung pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Jati Agung Kec. Ambarawa Kabupaten Pringsewu.

2. Dengan penggunaan alat bantu berupa 5 buah keset clan 5 bilah bambu pada siklus kedua dapat meningkatkan clan memperbaiki hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya menggantung pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Jati Agung Kec. Ambarawa Kabupaten Pringsewu.

3. Dengan penggunaan alat bantu berupa 5 buah keset, tali karet dan bola plastik pada siklus ketiga dapat meningkatkan dan memperbaiki hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya menggantung pada siswa kelas, V di SD Negeri 1 Jati Agung Kec. Ambarawa Kabupaten Pringsewu.


(4)

Judul Skripsi : UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN RINTANGAN KARDUS KELAS V SD NEGERI 1 JATI AGUNG

KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN

PRINGSEWU TAHUN 2011

.

Nama Mahasiswa : BAMBANG SUGIYANTO Nomor Pokok Mahasiswa : 1013118002

Program Studi : Penjaskes

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. BaharuddinRisyak, M.Pd. Drs. Wiyono, M.Pd

NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19570111 198303 1 002


(5)

Penguji: Drs. Wiyono, M.Pd. …………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Rahmat Hermawan, M.Kes. …………

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(6)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : BAMBANG SUGIYANTO

NPM : 1013118002

Tempat tanggal lahir : Margorejo Margodadi, 29 Maret 1971

Alamat : Margorejo Margodadi Kec. Ambarawa, Pringsewu

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Peningkatan Pembelajaran Lompat Jauh Dengan Menggunakan Rintangan Kardus Kelas V SD Negeri 1 Jati Agung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Tahun 2011/2012 ” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2011 – 10 Februari 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, 09 Januari 2012


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI ALATMODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 BULUKARTO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

0 24 32

PENINGKATAN GERAK DASAR MENOLAK PADA LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PANDANSARI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

0 5 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI KELAS IV SD NEGERI 2 JATI AGUNG AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU

0 8 68

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH MENGGUNAKAN MEDIA KARDUS PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI NGASINAN KECAMATAN KRAGAN KABUPATEN REMBANG TAHUN PELAJARAN 20112012

1 23 115

Motivasi Siswa Melakukan Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Menggunakan Rintangan Tali Dalam Pembelajaran Lompat Jauh Pada Siswa Kelas V SDN Pakintelan 03 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Tahun 2011.

0 0 1

PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH DENGAN METODE BERMAIN SIMPAI DAN KARDUS SISWA KELAS IV SD NEGERI COKROKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA.

0 5 94

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN BERMAIN LOMPAT DAN LONCAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SIGENUK KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO.

1 6 128

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH MELALUI BERMAIN MELOMPAT RINTANGAN SISWA KELAS V DI SD MUHAMMADIYAH ARGOSARI, SEDAYU, BANTUL TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 122

PENINGKATAN LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARDUS DI SDN 09 SINGKAM KABUPATEN SEKADAU

0 0 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI KARDUS

0 0 8