7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kegiatan Aplikasi Instrumentasi dan Himpunan Data Inventarisasi Data Pribadi
Dalam buku pedoman PLPG BK 2009, disebutkan bahwa aplikasi Instrumentasi yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta didik
dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik test maupun non test. Himpunan data yaitu, kegiatan menghimpun data yang relevan
dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.
Pemahaman individu didasarkan pada adanya keterangan yang akurat dan terpercaya. Data pribadi yang tidak akurat dapat menimbulkan
pemahaman yang keliru. Data yang demikian itu, jika disertai dengan pengamatan yang keliru oleh pihak individu yang bersangkutan terhadap data
itu, dapat menyesatkan guru BK. Karena itulah untuk kepentingan bimbingan dan konseling diperlukan data atau informasi atau keterangan yang tepat
tentang konseli. Keterangan atau informasi atau data yang lengkap dan menyeluruh tentang pribadi konseli inilah yang biasanya disebut sebagai data
pribadi. Jadi yang dimaksudkan dengan inventarisasi data pribadi adalah kegiatan atau usaha pengumpulan data mengenai konseli secara utuh dan
menyeluruh baik fisik maupun psikis.
8
Kegiatan inventarisasi data pribadi ini diperlukan bukan hanya dalam rangkaian konselor memahami konseli dan konseli memahami dirinya
sendiri, tetapi dengan terhimpunnya data pribadi dapat pula dipakai untuk mengidentifikasi masalah-masalah beserta faktor-faktor penyebabnya.
Kemudian data tersebut, dapat juga dipergunakan untuk mempertimbangkan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang dihadapi konseli. Perlu diingat
bahwa data yang berhasil dikumpulkan tidak dimaksudkan hanya disimpan di dalam almari saja sebagai dokumen himpunan data, karena memahami
individu lebih dari mengerti data, fakta dan informasi yang telah dikumpulkan, tetapi lebih dari itu adalah menangkap arti dan makna dari
keseluruhan data, fakta dan informasi tersebut. Penangkapan arti ini menurut seorang konselor, individu yang bersangkutan, dan pihak-pihak yang terkait
untuk mengembangkan individu ke arah perkembangan yang optimal dan dinamis. Dengan demikian kegiatan inventarisasi data pribadi bukan
pekerjaan yang sekali selesai, tetapi terus menerus, sesuai kebutuhan dan perkembangan konseli. Inventarisasi data pribadi merupakan kegiatan yang
sangat penting dalam keseluruhan pelayanan bimbingan dan konseling, dan merupakan salah satu kegiatan yang mendasari sebagai langkah awal dari
kegiatan bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Susilo Gudnanto, 2011.
Data tentang siswa yang diperoleh dari berbagai sumber data perlu disimpan dengan baik dan sistematis agar mempermudah bila sewaktu-waktu
diperlukan untuk keperluan pelayanan bimbingan dan konseling kepada
9
siswa. Alat penyimpanan data tersebut dapat bersifat individual yaitu untuk setiap siswa satu alat penyimpanan data, dan dapat pula bersifat kelompok,
misalnya menurut jenis kelamin, kelas, jurusan, permasalahan yang dihadapi, dan sebagainya Surya Natawijaya, dalam Susilo Gudnanto, 2011.
Menurut Susilo Gudnanto 2011, Alat-alat penyimpanan data sebagaimana dimaksud di atas, baik yang bersifat individual maupun
kelompok dapat berupa : a.
Kartu Kartu ini bentuknya hanya satu lembar baik terdiri atas satu halaman
atau dua halaman. Seyogyanya dibentuk sedemikian rupa dengan warna dan ukuran tertentu, sehingga mudah untuk disimpan dalam filling cabinet. Kartu
ini digunakan untuk mencatat data siswa dalam aspek-aspek tertentu, misalnya kesehatan, absensi dan sosiometris, kejadian-kejadian khusus.
b. Folders
Folders, bentuknya hampir sama dengan kartu tetapi dapat dilipat menjadi empat halaman, Folders ini juga untuk mencatat data siswa
sebagaimana dengan kartu, hanya memungkinkan memuat catatan data yang lebih banyak dan lebih lengkap. Seperti halnya dengan kartu, folders ini pun
dapat dibentuk dalam berbagai warna dan ukuran, sehingga dapat disimpan dengan tertib dalam filling cabinet.
10
c. Booklets
Booklets merupakan suatu buku kecil yang lembarannya terdiri dari empat halaman, sehingga dapat mencatat data lebih luas yang meliputi aspek-
aspek khusus: nilai-nilai hasil belajar, kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan kelompok, dan sebagainya.
d. Map
Map digunakan utuk menyimpan data tertentu yang tidak dapat tersimpan dalam alat seperti tersebut di atas. Dalam map disimpan salinan
STTB, surat keterangan dokter, biografi, catatan harian, hasil wawancara konseling, angket siswa, angket orang tua, hasil kunjungan rumah, dan
sebagainya. Map ini dapat dibuat untuk setiap murid individual ataupun kelompok
klasikal misalnya setiap kelas ada satu map tersendiri : hasil wawancara konseling, angket siswa, catatan anekdot.
e. Commulative records buku pribadi
Data tentang siswa yang harus dicatat dan disimpan sangat banyak, karena itu perlu suatu alat pencatatan yang menampung seluruh aspek data
murid yang lengkap. Alat tersebut disebut commulative record atau buku pribadi dan bentuknya berupa buku. Semua data tentang siswa dicatat dalam
buku pribadi ini. Setiap siswa dicatat datanya dalam satu buku pribadi, satu buku pribadi hanya untuk satu siswa.
11
f. Komputer
Alat penyimpan data sebagaimana diuraikan dari poin a sampai d merupakan alat-alat konvensional, maka sekarang ini komputer seharusnya
digunakan oleh setiap konselor sebagai alat penyimpan data. Karena computer dengan berbagai asesorisnya seperti hard disk, compact disk, flash
disk dapat menggantikan peran alat-alat konvensional dengan lebih sempurna, misalnya commulative record atau buku pribadi siswa satu sekolah dapat
disimpan dalam satu CD. Dengan demikian tidak memerlukan banyak almari atau filling cabinet sebagai penyimpanan buku pribadi, disamping itu
komputer dapat mengolah dan menyajikan data secara tepat dan akurat baik dalam bentuk hard copy cetakan mau pun soft copy.
Tabel 2.1 Teknik Pengumpulan Data Himpunan Data PERBANDINGAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
HIMPUNAN DATA Manual
Komputer
Berwujud kartu, folder, booklet, map, buku, lembar lepas.
Memanfaatkan perangkat lunak aplikasi dekstop, aplikasi web
contoh: ms.office Tersimpan di almari filling cabinet
Tersimpan di harddisk database Tersaji dalam bentuk hard copy
Tersaji dalam bentuk soft copy Membutuhkan tempat dan ruang,
kemungkinan data hilang rusak terselip, membutuhkan tidak sedikit
kertas, pencarian data lama, mengubahan data susah.
Proses memasukkan data lebih cepat, proses pencarian data informasi
lebih cepat, proses pengubahan data lebih mudah, tidak boros waktu,
tempat dan tenaga.
12
2.2 Kartu Pribadi Siswa