REVIEW JURNAL 006

REVIEW JURNAL
Migarasi Penduduk Menuju Daerah Pinggiran Kota Bandung
dan Implikasinya Terhadap Kualitas Lingkungan Permukiman
Iwan Setiawan
Jurusan pendididkan Geografi FPIPS UPI
@iwan4671@gmail.com

A. PENDAHULUAN
Jurnal ini membahas mengenai migrasi penduduk yag terjadi di Kota Bandung.
Migrasi sendiri merupakan bagian dari mobilitas penduduk yaitu perpindahan penduduk
dari suatu wilayah ke wilayah yang lain dalam jangka waktu tertentu. Seperti halnya kotakota besar di Indonesia khususnya Kota Bandung yang mengalami perkembangan dari
waktu ke waktu, termasuk perkembangan wilayah secara fisik.Semakin meningkatnya
pertumbuhan jumlah penduduk maka membuat semakin banyaknya lahan dimanfaatkan
untuk dibangun pemukiman penduduk dan tempat-tempat industri, dari sinilah maka
timbul permasalahan yang terjadi akibat dari pembanguanan yang semakin pesat
membuat lahan di kota Bandung semakin sempit dan menjadi padat sehingga pemerintah
kota Bandung membuat kebijakan untuk memperluas wilayah kota Bandung yang
membuat wilayah-wilayah dipinggiran Kota Bandung menjadi pusat pemukiman, dimana
dari kebijakan yang dibuat pemeritah Kota Bandung untuk mengembangkan wilayah
pinggiran Kota Bandung membuat penduduk melakukan migrasi ke wilayah pinggiran
kota bandung.

Kebijakan perluasan wilayah Kota Bandung membawa implikasiberkembangnya
daerah pinggiran menjadi pusat-pusat permukiman, perdagangan dan industri baru.
Permukiman tumbuh secara masif di sejumlah wilayah pinggiran akibat berbagai daya
tarik pusat-pusat perekonomian dan kemudahan akan aksesibilitas. Pertumbuhan
permukiman tersebut seringkali tidak terkendali dan pada beberapa bagian telah
berkembang menjadi permukiman yang tidak tertata dengan baik, tampak kumuh, dan

miskin akan fasilitas permukiman.Walaupun demikian, di bagian lainnya berkembang
permukiman dengan kualitas yang lebih baik sehingga terjadi ketimangan.

B. METODE
Metode yang digunakan dalam penlitian ini adalah metode survai.Metode ini
dilakukan dengan mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpul data pokok (Singarimbun, 1987). Penentuan wilayah pinggiran
dan pusat kota ditentukan terlebih dahulu untuk menentukanbatasan geografis daerah
penelitian. Untuk keperluan tersebut digunakan indikator penggunaan lahan, kepadatan
penduduk, kepadatan bangunan, kepadatan fasilitas, dan pertambahan jumlah penduduk.
Masing-masing indikator diberi skor dan kemudian ditentukan skor total untuk masingmasing kecamatan. Kecamatan yang memiliki skor sama dengan atau lebih besar dari 15
dianggap sebagai daerah pusat kota dan yang kurang dari 15 dianggap sebagai daerah
pinggiran kota.

Penentuan responden dilakukan seuntuk memilih kecamatan yang termasuk
daerah pinggiran kota dari metode survai yang digunkan maka terpilihlah 13 kecamatan
yang menunjukkan bahwa 13 kecamatan termasuk daerah pinggiran kota.Hasil skoring
menunjukkan bahwa Kecamatan yang termasuk kategoripinggiran kota adalah
Kecamatan Cibiru, Arcamanik, Ujungberung, Rancasari, Cicadas, Margacinta, Bandung
Kidul, Bojongloa Kidul, Bandung Kidul, Babakan Ciparay, Bandung Kulon, Sukasari dan
Cidadap. Sisanya adalah kecamatan-kecamatan yang termasuk pusat kota. Setelah
terpilihnya 13 kecamatan yang termasuk daerah pinggiran kota maka untuk menuntukan
responden digunakan tehnik purposive dan dibagi dalam dua kategori yaitu migran yang
berasal dari desa ke kota dan migran yang berasal dari kota ke desa maka didaptlah 200
jumlah respoden yang dibagi kedalam dua kategori migran. Data yang dikumpul berasal
dari wawancara dan data angket.

C. HASIL
Hasil yang didapat dari penelitian pada jurnal ini adalah terdapat perbedaan usia antara
dua kategori migran yaitu migran desa ke kota dan migran yang bersal dari kota ke desa.

Migran desa ke kota memilki kelompok usia dibawah 25 tahun yang tergolong pada usia
dan usia pencari kerja, yang jumlahnya lebih besar 18% dibandingkan jumlah migran
yang berasal dari kota ke desa. Penyebab dari perbedaan usia migran untuk berpindah

dikarenakan alasan ekonomi atau mencari pekerjaan didaerah perkotaan. Hasil penelitian
ini juga menunjukkan bahwa juga banyak terdapat migran yang bersal dari kota-kota lain
yang bersal dari provinsi jawa timur, jawa tengah, dan sumatera.
Dalam jurnal ini penduduk migran desa-kota umunya menempati daerah yang tergolong
kumuh dengan sanitasi yang jelek, luas rumah yang sempit, dan lokasi rumah yang
berada di daerah saluran air tercemar. Lain halnya dengan migran yang bersal dari kota ke
desa yang tinggal di komplek perumahan dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan
migran desa ke kota.
Migrasi kota-desa dicirikan oleh lebih kecilnya motivasi untuk mencari pekerjaan
dibanding migran desakota. Ketidakpuasan terhadap tempat tinggal di daerah asal (pusat
kota) menjadi besar karena perubahan karakteristik personal menyangkut perubahan
kondisi sosial-ekonomi dan perubahan persepsi tentang rumah dan lingkungan.
Perubahan jumlah anggota keluarga dan siklus hidup membutuhkan tempat tinggal yang
lebih nyaman dan lebih luas. Perubahan di daerah asal (pusat kota) juga terjadi pada
karakteristik lokasional atau karakteristik lingkungan karena meningkatnya polusi udara,
kebisingan dan lain-lain.
Fenomena migrasi dari pusat kota ke daerah pinggiran terjadi karena didukung
oleh perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi serta ekspansi berbagai
aktivitas ekonomi dari pusat kota sesuai dengan yang dikemukakan Frey (1984) tentang
pandangan


restruksturisasi

regional

dan

pandangan

dekonsentrasi.

Pandangan

restrukturisasi regional menjelaskan bahwa pergantian penduduk di daerah perkotaan
mencerminkan adanya perubahan organisasi produksi. Perubahan tersebut terlihat dengan
berpindahnya berbagai industri dari pusat kota ke daerah pinggiran yang didukung oleh
adanya inovasi dalam produksi, transportasi dan komunikasi. Pandangan dekonsentrasi
menjelaskan bahwa hilangnya hambatan geografis memungkinkan adanya dekonsentrasi
pekerja karena relokasi dan ekspansi berbagai jenis kegiatan usaha ke daerah pinggiran.
D. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari juranal ini adalah permasalahan yang terkait tentang
lingkungan yang berada di daerah pinggiran kota bandung dapat di golongkan menjadi
dua kategori yaitu permasalahan lingkungan yang terjadi pada wilayah migran desa ke

kota dan permasalahn lingkungan yang terjadi pada migran kota ke desa dengan
karakteristik yang berbeda satu sama lain dan alasan untuk bermigrasi yang berbeda pula
seperti halanya alasan dari migran desa ke kota pindah ke wilayah pinggiran kota
bandung adalah karana faktor ekonomi lebih karena untuk mencari pekerjaan, sedangkan
alasan yang mendasari migran kota ke desa pindah ke wilayah pinggiran kota bandung
iyalah untuk mencari lahan pemukiman yang baru dimana sudah terbatasnya lahan untuk
pemukiman tempat tinggal di kota bandung. Migrasi yang dilakukan oleh migran desa ke
kota memilki perbedaan usia dimana usia 25-29 lebih dominan untuk mecari kerja atau
tergolong pada usia muda.

E. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN
1. Kelemahan
Tidak adanya pembahasan mengenai contoh eksperimen yang tidak berhasil,
karna mestinya selalu ada, karna tidak ada penelitian yang sempurna. Kurangnya
kontribusi yang didapat dari penelitian ini bagi kualitas lingkungan permukiman didaerah
pinggiran kota Bandung dikarenakan penelitian ini hanya meneliti kualitas lingkungan

migran desa ke kota dan kota ke desa tanpa meberikan solusi pada permasalah yang
dibahas, dimana didalam penelitian ini sendiri hanya melihat penyebabnya dan akibat
yang ditimbulkan dari migrasi penduduk menuju pinggiran kota, seharusnya agar dapat
memberikan manfaat yang luas bagi kehidupan, penelitian itu haruslah memberikan
solusi dari permasalah yang peneliti bahas agar kedepannya kulitas lingkungan migran
yang ada dipinggiran kota bandung dapat menjadi lebih baik dan tidak menimbulkan
permasalahan yang baru dikemudian hari.
Sumber referensi yang tidak up to date dimana pada penelitian ini dilakukan pada
sekitar tahun tahun 2010 sedangkan sumber refensi yang dicantumkan peneliti ini
berkisar antara tahun 90an sehingga sumber referensi yang ada dijurnal ini sudah terlalu
lama untuk dijadikan referensi, juga tidak terdapat sumber data pada tabel yang tercatum
dalam jurnal sehingga data yang diperoleh kurang dipercayai kebenarannya karana
pembaca tidak mengetahui dari mana data itu didapat. Dan juga tidak di jelaskan cara
peneliti mendata dan membedakan migran desa ke kota dan migran kota ke desa dimana
seharusnya ini haruslah ada agar pembaca tau bagaimana cara memebedakan penduduk
migran dari desa ke kota dan dari kota ke desa.

2. Kelebihan
Terdapat permasalahan yang telah dibatasi agar penelitian ini tidak keluar dari
tujuan sebelumnya.Terdapat tabel yang sangat membantu dalam menjelaskan hasil dari

penelitian yang dilakuakan. Jurnal ini juga memberikan data berupa jumlah penduduk
migran yang relevan.Kesimpulan yang telah banyak memberikan jawaban atas
permasalahan yang peneliti kaji. Jurnal dapat menjelaskan permasalahan Kota Bnadung
yang juga mendaji perwakilan dari kota kota lain yang mempunyai permasalahan yang
sama.

DAFTAR PUSTAKA

Alfana,

Muhammad

ArifFahruddin.

AyuRahmaningtias.

Sri

2016.


Rum

Giyarsih.

Fertilitas

KanthiAryekti.

Dan

Migrasi:

KebijakanKependudukanUntukMigran Di KabupatenSleman. NATAPAJA,
3 (1), 2016
Giyarsih,

Sri

Rum.


1999.

MobilitasPenduduk

Daerah

Pinggiran

Kota.

MajalahGeografi Indonesia, 13 (1999), 1999
Giyarsih,

Sri

Rum.

2002.

Dampak


EkonomiMigrasiTenagaKerjaWanitaKeluarNegeri

Di

Non

Daerah

Asal:

LaporanPenelitian, PenelitianIlmuPengetahuanTerapan, KajianWanita.
LembagaPenelitian, UniversitasGadjahMada, 2002
Giyarsih, Sri Rum. 2010. Urban Sprawl Of The City Of Yogyakarta, Special
Reperence To The Stage Of Spatial Transformation (Case Study At
Maguwoharjo). Indonesia Journal Of Geography, 42 (1), 49 – 60, 2010
Giyarsih, Sri Rum. 2011. Gejala Urban Sprawl SebagaiPemicu Proses
DensifikasiPermukiman Di Daerah Pingiran Kota (Urban Fringe Area)
KasusPinggiran Kota Yogyakarta.JurnalPerencanaan Wilayah Dan Kota,
12 (1), 39 – 45, 2011

Giyarsih, Sri Rum. Muhammad ArifFachruddinAlfana. 2013. The Role Of Urban
Area As The Determinant Factor Of Population Growth. Indonesian
Journal Of Geography, 45 (1), 2013
Giyarsih,

Sri

Rum.

2015.

DampakTransmigrasiTerhadap

Tingkat

KesajahteraanWargaTransmigranDidesaTanjungKukuhKecamatanSemen
dawai

Barat

KebupatenOganKomeringUluTimurProvinsi

Sumatera

Selatan. UniversitasGadjahMada, 2015
Giyarsih,

Sri

Rum.

PemetaanKelembagaanDalamKajianLingkunganHidupStrategis

2015.
DAS

Bengawan Solo Hulu. JurnalSains Dan TeknologiLingkungan, 2 (2), 2015

Giyarsih, Sri Rum. 2016. KoridorAntar Kota SebagaiPenentuSinargismeSpasial:
KajianGeografi Yang SemakinPenting. TATALOKA, 14 (2), 90 – 97, 2016
Harini, Rika. Sri Rum Giyarsih. Sri RahayuBudiani. 2005. Analisis Sector
UnggulanDalamPenyerapanTenagaKerja

Di

Daerah

Istimewa

Yogyakarta. MajalahGeografi Indonesia, 19 (2005), 2005
Oryza,

Hidayat.

Sri

Rum

Giyaersih.

2012.

Tingkat

PengetahuanMahasiswaUniversitasGadjahMadatentangBahayaPenyakit
AIDS. JurnalBumi Indonesia, 1 (2), 2012
Ridwan,

UcokHeriady.

Sri

Rum

Giyarsih.

KajianKualitasLingkunganPermukimanMasyarakatPesisirSukuBajo

2010.
Di

KabupatenMunaProvinsi Sulawesi Tenggara. UniversitasGadjahMada,
2010
Saputra, IwanAlim. Sri Rum Giyarsih. 2014. StudiKomperatifTransformasi Wilayah
DikabupatenKlaten. UniversitasGadjahMada, 2014
Setyono, JawotoSih. HadiSabariYunus. Sri Rum Giyarsih. 2016. The Spatial Pattern
Of Urbanization And Small Cities Development In Central Java: A Case
Study Of Semarang - Yogyakarta - Surakarta Region. Geoplaning: Journal
OfGeomatics And Planning, 3 (1). 53 – 66, 2016
Yudistira, Mathias Angger. Sri Rum Giyarsih. 2012. Pengaruh Keberadaan
Fasilitas Pendidikan Terhadap Pola Keruangan Lahan Terbangun (Kasus:
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman). Jurnal Bumi Indonesia. 1 (3), 2012

TUGAS
GEOGRAFI PERKOTAAN

DisusunOleh
Nama
NIM

: TheresiaDhina KR
: 15/377531/GE/07972

JURUSAN GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016