Pengaruh ekstrak jahe dalam menurunkan dismenore primer

B. Pembahasan

Pada pembahasan akan diuraikan tentang hasil penelitian dan membandingkan penelitian ini dengan literature.

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil a. Tingkat nyeri haid dismenore primer

Dari hasil uji statistik diperoleh skala nyeri haid maksimal sebelum diberi ekstrak jahe adalah 9 dan skala nyeri haid minimal 5. Skala nyeri haid maksimal sesudah diberi ekstrak jahe adalah 5 dan skala nyeri haid minimal 1. Hal ini menunjukkan terjadi penurunan tingkat nyeri haid yang dirasakan responden setelah diberi ekstrak jahe. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa jahe yang diekstraksi cukup efektif menghilangkan radang dan nyeri ringan hingga sedang Hawarti, 2010. ¶ 3. Ekstrak jahe dapat mengurangi produksi sitokin yaitu zat kekebalan tubuh yang mempunyai efek samping mengakibatkan inflamasi sehingga timbul nyeri dan jahe merupakan obat alami yang berfungsi sebagai antiinflamasi dan aman dikonsumsi. Ekstrak jahe telah lama digunakan dalam praktik pengobatan tradisional dalam memngurangi inflamasi karena zat bioaktif jahe mampu menekan biosintesis prostaglandin Bachtiar, 2010

b. Pengaruh ekstrak jahe dalam menurunkan dismenore primer

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000 yang berarti ada pengaruh yang signifikan terapi ekstrak jahe dalam menurunkan dismenore primer pada Mahasiswa Tingkat I Akademi Kebidanan Poltekkes Medan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya tentang efek klinis jahe dalam mengobati dismenore primer sebanyak 209 responden yang terbagi kelompok intervensi 105 orang dan kelompok kontrol 104 orang. Nyeri diukur sebelum dan sesudah intervensi dengan hasil p = Universitas Sumatera Utara 0,01 yang berarti ada pengaruh ekstrak jahe dalam mengobati dismenore primer Jianjun, Jijun, Yanfen. 2003. Yan dan Jing 2006 mengatakan bahwa jahe moksibusi adalah terapi efektif dan aman dalam mengurangi dismenore yang dibuktikan dari 100 responden dan hasil penelitian menunjukkan 46 sangat efektif, 43 efektif, dan 11 tidak efektif. Jahe memiliki senyawa bioaktif yaitu gingerol yang bersifat anti inflamasi peradangan guna meredakan nyeri saat menstruasi Hernani Winarti, 2011. ¶ 9. Pengambilan senyawa gingerol didapatkan dari rimpang jahe segar yang dikeringkan dan diolah sehingga didapatkan ekstrak jahe Michael, et al. 2009. Ozgoli, Goli, dan Moattar 2009 mengatakan bahwa jahe memiliki keefektifan yang sama dengan obat NSAID Nonsteroid Anti Inflammatory Drugs seperti asam mefenamat dan ibuprofen dalam menurunkan nyeri haid. Saat nyeri haid timbul, prostaglandin dibentuk lebih banyak di endometrium sehingga mengakibatkan kontraksi yang kuat pada miometrium sehingga nyeri dirasakan. Obat NSAID hanya bekerja pada satu tingkat untuk memblokir pembentukan senyawa inflamasi. Jahe juga memiliki efek antioksidan untuk memecah inflamasi yang ada dan keasaman dalam cairan di dalam sendi Burner, 2012. ¶ 8. Penelitian Altman 2011 selama 3 minggu sebanyak 261 responden yang mengalami nyeri sendi atau osteoarthritis pada lutut menghasilkan bahwa jahe dan lengkuas yang diekstrak cukup efektif mengatasi rasa nyeri pada OA lutut ringan hingga sedang. Dari penjelasan yang telah diuraikan bahwa ekstrak jahe berkhasiat dalam menurunkan nyeri saat menstruasi karena kandungan jahe yaitu oleoresin jahe terdapat senyawa bioaktif yaitu gingerol yang dapat menghambat pengeluaran leukotrin dan prostaglandin di endometrium sebagai pencetus kontraksi miometrium Universitas Sumatera Utara yang kuat sehingga terasa nyeri. Senyawa gingerol dalam jahe bersifat anti inflamasi atau penghilang rasa sakit.

2. Keterbatasan Penelitian