32 Sementara itu, memasuki tahun
1997 yang merupakan awal krisis moneter Indonesia, pertumbuhan jumlah uang beredar
di Indonesia mengalami peningkatan yang begitu signifikan sehingga membawa
dampak pada peningkatan laju inflasi yang mencapai 77,6 persen dan pertumbuhan
ekonomi yang minus sebesar -13,13 persen. Namun memasuki tahun 1999 hingga 2003,
seiring dengan recovery ekonomi ndonesia maka perkembangan ketiga variabel tersebut
yakni jumlah uang beredar, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi telah menunjukkan
pertumbuhan yang relatif stabil selama kurun waktu tersebut.
2. Hasil Unit Root
Pada metodologi penelitian telah dijelaskan bahwa analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini pertama sekali dilakukan dengan pengujian unit root
test. Pengujian ini bertujuan untuk membuat data yang digunakan dalam penelitian ini
menjadi stasioner. Data yang stasioner artinya bahwa data tersebut memiliki
fluktuasi data yang rendah sehingga membuat hasil estimasi yang dilakukan
memiliki varian yang rendah.
Tabel 1. Hasi pengujian ADF dan PP dengan Trend
Indonesia 1970 – 2003 Level
ADF PP
k = 1 k = 1
LJUB -2,350
-2,156 k = 1
k = 1 LPDB
-1,385 -1,008
k = 0 k = 3
LIHK -5,427
-5,416 1
st
Difference ADF
PP k = 0
k = 2 LJUB
-4,363 -4,336
k = 0 k = 5
LPDB -4,407
-4,261 k = 2
k = 10 LIHK
-5,549 -12,771
Cat : Signifikan pada 1 ; Signifikan pada 5
Berdasarkan Tabel 1 di atas menunjukkan hasil estimasi uji akar unit
unit root test untuk jumlah uang beredar JUB, inflasi IHK, dan pertumbuhan
ekonomi PDB untuk derajat integrasi 0 level dan derajat integrasi 1 first
difference. Melalui uji ADF dan PP memperlihatkan bahwa data time series dari
semua variabel yang diteliti tidak stasioner non stationary pada derajat integrasi 1, I 0
atau tingkat level kecuali untuk variabel inflasi IHK yang stasioner pada tingkat
signifikan 1 persen baik dengan uji ADF maupun uji PP. Namun semua variabel
tersebut akan stasioner pada tingkat integrasi 1, I 1 atau first difference pada tingkat
signifikan 1 – 5 persen. Hal ini terlihat dari nilai ADF dan PP statistik yang lebih besar
dari critical value dari Mackinnon. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan uji ADF dan PP, kesemua variabel yang diteliti terintegrasi pada derajat
1 first difference. 3. Hasil Uji Kointegrasi
Uji kointegrasi dilakukan untuk melihat hubungan jangka panjang dari
variabel-variabel yang diteliti, sehingga hasil estimasi dari penelitian ini dapat digunakan
untuk melihat hubungan dalam jangka pendek maupun hubungan dalam jangka
panjang.
Tabel 2. Hasil Uji Kointegrasi dengan Metode Johansen
Eigenv alues
Trace stat
Max- Eigen
stat 5
critical value for
Trace 5
critical value for
Max-Eigen Null
Hypot hesis
0,7965 72,8197 49,3630 29,7971
21,1316 r=0
0,3815 23,4567 14,8942 15,4947
14,2646 r=1
0,2413 8,5625 8,5625
3,8415 3,8415
r=0 Cat :
Signifikan pada 5
PEMBAHASAN Dari hasil uji kointegrasi pada
Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa nilai tracer statistik dan nilai Max-Eigen statistik
yang lebih besar dari critical value pada tingkat 5 persen sehingga hipotesis nol dapat
ditolak. Dari temuan ini berarti semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini
mengandung hubungan jangka panjang. Dengan demikian dapat disimpulkan adanya
eksistensi hubungan jangka panjang antara jumlah uang beredar, inflasi, dan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama kurun waktu penelitian. Hal ini sejalan
dengan temuan Budina, dkk 2003 yang menyatakan adanya hubungan keseimbangan
antara jumlah uang beredar, output, dan inflasi, sedangkan inflasi sendiri merupakan
sebuah phenomena moneter yang dihadapi oleh Rumania. Begitupun hasil empiris Olivo
and Stephen 2000 yang menemukan adanya eksistensi hubungan keseimbangan jangka
33 panjang antara uang beredar M
1
dan GDP nominal, GDP deflator dan tingkat inflasi
tetapi tidak ditemukan hubungan jangka panjang dengan uang beredar dalam arti luas
M
2
di Venezuela untuk kurun waktu penelitian 1950 – 1996.
1. Uji
Vector Error Correction Model VECM
Untuk melihat hubungan keseimbangan dalam jangka pendek antara
jumlah uang beredar, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi sebagai proses
penyesuaian jangka pendek terhadap deviasi dari keseimbangan hubungan jangka panjang
maka pengujian dilakukan dengan metode VECM. Hasil pengujian ini terlihat dari
tanda koefisien yang negatif dan signifikan pada ECT sehingga hasilnya dapat
merefleksikan bahwa jumlah uang beredar akan merespon fluktuasi pada variabel inflasi
dan pertumbuhan ekonomi.
Tabel 3. Hasil Uji Vector Error Correction Model VECM
Cointegrating Vector
Vector Error Correction Model VECM
ECT R
2
JUB -0,0386
-3,7828 0,4425
IHK -1,08E-06
-1,8972 0,0430
Cat : Signifikan pada 5 Dari hasil pengujian VECM
menunjukkan bahwa dalam jangka pendek terdapat hubungan keseimbangan antara
jumlah uang beredar dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama
kurun waktu penelitian. Hal ini terlihat dari nilai koefisien ECT yang negatif dan nilai t –
statistik yang signifikan pada tingkat kepercayaan 5 persen. Artinya bahwa
variabel pertumbuhan ekonomi dapat merespon fluktuasi dari jumlah uang beredar
dan inflasi. Dengan demikian hasil temuan dari uji VECM ini membuktikan adanya
hubungan kointegrasi antara jumlah uang beredar, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Uji Granger Causality Test