21
10. Sesuai dengan kebijakan program bahwa makanan terbaik untuk bayi adalah pemberian ASI secara eksklusif 0-6 bulan. Untuk itu maka Ibu
dengan HIV perlu mendapat konseling laktasi dengan baik sejak perawatan antenatal pertama sesuai dengan pedoman. Namun apabila
ibu memilih lain susu formula, maka ibu, pasangannya dan keluarga perlu mendapat konseling makanan bayi yang memenuhi persyaratan
teknis.
B. STRATEGI
1. PPIA dilaksanakan di seluruh Indonesia dengan ekspansi bertahap. 2. Semua fasilitas pelayanan kesehatan harus dapat memberikan pelayanan
PPIA 3. Perlu adanya jejaring pelayanan PPIA sebagai bagian dari Layanan
Komprehensif Berkesinambungan LKB 4. Melibatkan peran swasta , Lembaga Swadaya Masyarakat LSM maupun
komunitas secara keseluruhan 5. Daerah menetapkan wilayah yang memerlukan task shifting
6. Ketersediaan logistik obat dan pemeriksaan task shifting
C. TARGET dan SASARAN
Semua Puskesmas memberikan Pelayanan PPIA komprehensif sesuai dengan ketersediaan
sarana dan
prasarana di Puskesmas
masing masing.
Pengembangan ke seluruh Puskesmas akan dilaksanakan secara bertahap. Prong 1 dan 2 dikembangkan ke seluruh Puskesmas, sedangkan prong-3 dan 4
dikembangkan di puskesmas dengan sarana dan prasarana khusus, dilengkapi dengan jejaring ke semua puskesmas dalam wilayah kabupatenkota yang
bersangkutan. Pengembangan dilakukan bertahap dengan prioritas pada daerah epidemi HIV meluas, sedangkan untuk daerah epidemi HIV terkonsentrasi,
minimal 5 Puskesmas di setiap KabupatenKota mampu melaksanakan pelayanan rujukan PPIA.
Pengembangan PPIA akan dilaksanakan dengan mempertimbangkan rencana pengembangan LKB. Pada fase awal pengembangan PPIA dan LKB, akan
dilakukan sesuai dengan rencana pengembangan yang sudah ada. Pada akhirnya nanti, seluruh PPIA akan menjadi bagian integral dari LKB.
22
Tabel 3.1 Rencana Pengembangan Layanan PPIA
Target Baseline
2012 Tahun
2013 Tahun
2014 Tahun
2015 Tahun
2016 Tahun
2017 KabKota dengan
fasilitas pelayanan PPIA
18 240
479 100
100 100
RS Rujukan ARV
355 400
444 100
100 100
Puskesmas PPIA: a.
Prong 1 dan 2
????
9323
100 100
100 100
b. Prong 1,2,3 4
90
1200 2395 100
100 100
Note: 100 KabupatenKota 100 RS
100 Puskesmas PPIA Prong 1 2 seluruh Puskesmas Puskesmas dengan Rawat Inap diutamakan
Didaerah epidemi HIV meluas dan terkonsentrasi, fasilitas pelayanan kesehatan wajib menawarkan tes HIV kepada semua ibu hamil saat pemeriksaan antenatal
atau menjelang persalinan. Target yang ditetapkan di kedua wilayah ini berbeda pada tahap awal pengembangannya 60 di daerah epidemi meluas dan 15 di
daerah epidemi terkonsentrasi. Tapi sama2 mencapai 100 pada akhir tahun kelima.
Di daerah epidemi HIV rendah, penawaran tes HIV diprioritaskan pada ibu hamil dengan IMS dan TB. Pemeriksaan dilakukan secara inklusif dengan pemeriksaan
laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan. Tabel 3.2
Prioritas sasaran ibu hamil ditawarkan Tes HIV pada pemeriksaan Antenatal
Daerah 2013
2014 2015
2016 2017
Daerah epidemi meluas Papua dan Papua Barat
60 70
80 90
100
KabKota epidemi terkonsentrasi
15 35
60 90
100
KabKota epidemi rendah
10 15
20 25
30 Layanan ANC yang sangat luas di Indonesia merupakan modal dasar utama
untuk melakukan pencegahan penularan HIV dari Ibu ke anak, untuk
23
menyelamatkan anak anak yang akan dilahirkan dan mencegah transmisi berikutnya. Untuk itu perlu segera dilakukan perluasan layanan PPIA, terutama di
wilayah dengan risiko tinggi HIV, dengan kriteria sebagai berikut:
1. Tingkat prevalansi HIV di wilayah tersebut 2. Jumlah Populasi KunciKAPs Key Affected Populations
Berdasarkan skala prioritas tersebut diatas dan dengan memperhitungkan tingginya cakupan kontak ibu hamil di Indonesia, maka didapat perhitungan
jumlah ibu hamil yang akan menjalani test HIV, sebagaimana tabel dibawah ini: Tabel 3.3
Perkiraan Jumlah Ibu Hamil dites HIV pada pemeriksaan Antenatal
Daerah Jumlah
ibu hamil Ibu Hamil
ANC Target Ibu Hamil dites HIV
2013 2014
2015 2016
2017
Papua dan Papua Barat
87.230 52.101
60 31.261
36.471 41.681
46.891 52.101
KabKota epidemi
terkonsentrasi
2.728.478 2.694.873
99 404.231
943.206 1.616.924
2.425.386 2.694.873
KabKota epidemi rendah
2.375.782 2.268.561
95 226.856
340.284 453.712
567.140 680.568
Total
5.191.491 5.015.535
97 662.348
1.319.659 2.111.916
3.038.915 3.426.940
Berdasarkan data yang ada dari hasil perhitungan menggunakan pemodelan matematika
Tabel 3.4 Jumlah Perkiraan Ibu hamil, cakupan Antenatal dan bumil HIV tahun 2012
Daerah Jumlah Bumil
Kunjungan Antenatal
Bumil HIV Papua dan Papua Barat
87.230 52.101
60 3,166
3,63
KabKota daerah terkonsentrasi
2.728.478 2.694.873
99 6,821
0,25
KabupatenKota daerah epidemi rendah
2.375.782 2.268.561
95 5,939
0,25 TOTAL
5.191.491 5.015.535
97
15,574 0,30
Perkiraan jumlah sasaran yang akan dijangkau untuk 5 tahun kedepan diperhitungkan berdasar perkiraan jumlah ibu hamil HIV di wilayah dengan
24
prevalensi yang berbeda tersebut. Tabel dibawah ini target jumlah ibu hamil yang mendapat ARV berdasar perhitungan tersebut diatas.
Tabel 3.5 Target Sasaran Ibu Hamil yang akan mendapat ARV 2013-2017
Daerah Jumlah
Bumil Ibu Hamil
ANC Target Ibu Hamil Mendapat ARV
2013 2014
2015 2016
2017
Papua dan Papua Barat
87.230 52.101
60
1.135 1.324 1.513
1.702 1.891
Kabkota Terkonsentrasi
2.728.478 2.694.873
99
1.011 2.358 4.042
6.063 6.737
Kabkota epidemi rendah
2.375.782 2.268.561
95
567 851
1.134 1.418 1.701
Total
5.191.491 5.015.535
97
2.712 4.533 6.690
9.183 10.330
25
Kerangka Konsep Implementasi Rencana Aksi Nasional PPIA Tahun 2013-2017
Rencana Aksi Keluaran
Tersedianya NSPK pelayanan PPIA
Meningkatnya jumlah fasilitas yang memberikan pelayanan
PPIA terintegrasi dengan KIA Meningkatnya Jumlah tenaga
kesehatan yg kompeten Meningkatnya jumlah ibu hamil
yang di tes HIV dan sifilis Meningkatnya jumlah ibu hamil
HIV dan sifilis yang mendapat ART
Menurunnya jumlah anak HIV yg dilahirkan oleh Ibu HIV
Meningkatnya jmlh anak yg tes HIV dan yang mendapat ART
Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang HIV
Meningkatnya pengetahuan anak remaja tentang kesehatan
reproduksi termasuk tentang HIV
Tantangan Geografis
Sosial dan Budaya Disparitas kemiskinan
Disparitas pendidikan Pemberdayaan keluarga dan
pengarusutamaan jender Persepsi kesehatan reproduksi
Stigma dan diskriminasi
Tabu, kepercayaan dan perilaku yang bertentangan
dengan kesehatan
Sistem pelayanan PPIA
Sumber Daya Manusia Infrastruktur
Pembiayaan
Implementasi Standar Pelayanan Minimal
Koordinasi
Menurunnya prevalensi HIV
pada ibu hamil Menurunnya
bayianak terinfeksi HIV dari ibu HIV
positif Derajat kesehatan Ibu
dan Anak
26
D. IMPLEMENTASI RENCANA AKSI NASIONAL