Proses Pembakaran TINJAUAN PUSTAKA

Seperti dijelaskan oleh Wardono 2004, pembakaran adalah reaksi kimia antara komponen-komponen bahan bakar C dan H dengan komponen udara O yang berlangsung sangat cepat, yang membutuhkan panas awal untuk menghasilkan panas yang jauh lebih besar sehingga menaikkan suhu dan tekanan gas pembakaran. Secara lebih detail dapat dijelaskan bahwa, proses pembakaran adalah proses oksidasi penggabungan antara molekul-molekul oksigen ‘O’ dengan molekul-molekul partikel-partikel bahan bakar yaitu karbon ‘C’ dan hidrogen ‘H’ untuk membentuk karbon dioksida CO 2 dan uap air H 2 O pada kondisi pembakaran sempurna. Disini proses pembentukan CO 2 dan H 2 O hanya bisa terjadi apabila panas kompresi atau panas dari pemantik telah mampu memisahmemutuskan ikatan antar partikel oksigen O-O menjadi partikel ‘O’ dan ‘O’, dan juga mampu memutuskan ikatan antar partikel bahan bakar C-H danatau C-C menjadi partikel ‘C’ dan ‘H’ yang berdiri sendiri. Baru selanjutnya partikel ‘O’ dapat beroksidasi dengan partikel ‘C’ dan ‘H’ untuk membentuk CO 2 dan H 2 O. Jadi dapat disimpulkan bahwa proses oksidasi atau proses pembakaran antara udara dan bahan bakar tidak pernah akan terjadi apabila ikatan antar partikel oksigen dan ikatan antar partikel bahan bakar tidak diputus terlebih dahulu. Kalau tidak cukup tersedia oksigen, maka sebagian dari karbon, akan bergabung dengan oksigen menjadi CO. Akibat terbentuknya karbon monoksida, maka jumlah panas yang dihasilkan hanya 30 persen dari panas yang ditimbulkan oleh pembentukan karbon monoksida sebagaimana ditunjukkan oleh reaksi kimia berikut. [Wardono, 2004] reaksi cukup oksigen: kJ CO O C 5 . 393 2 2    , … 3 reaksi kurang oksigen: kJ CO O C 5 . 110 2 2 1    . … 4 Keadaan yang penting untuk pembakaran yang efisien adalah distribusi bahan bakar dan bercampurnya dengan udara harus bergantung pada gerakan udara yang disebut pusaran. Energi panas yang dilepaskan sebagai hasil proses pembakaran digunakan untuk menghasilkan daya motor bakar tersebut. Reaksi pembakaran ideal dapat dilihat di bawah ini : C 8 H 18 + 12,5O 2 + 3,773N 2 8 CO 2 + 9 H 2 O + 12,5 3,773 N 2 … 5 Dari reaksi di atas dapat dilihat bahwa N 2 tidak ikut dalam reaksi pembakaran. Reaksi pembakaran di atas adalah reaksi pembakaran ideal. Sedangkan reaksi pembakaran sebenarnya atau aktual dapat berupa seperti dibawah ini [Heywood, 1998 dalam Triatmaja, 2011] : C x H y + O 2 + 3,773N 2 CO 2 + H 2 O + N 2 + CO + NO x + HC … 6 Udara lingkungan mempunyai komposisi sebagai berikut, nitrogen N 2 78,03, oksigen O 2 20,90, argon Ar 0,94, karbon dioksida CO 2 0,03 dan gas-gas lainnya seperti uap air, helium, neon, kripton, xenon 0,1. [Triatmaja, 2011] Kalau campuran udara dan bahan bakar terbakar di dalam ruang pembakaran yang dibentuk dari atau dibatasi oleh torak piston, silinder dan kepala silinder akan menghasilkan gas pembakaran yang bersuhu dan bertekanan tinggi. Gas pembakaran ini akan menekan torak piston ke bawah dan menghasilkan daya dengan cara sebagai berikut. [Soenarta dan Furuhama, 1995] : Gambar 8. Daya dari motor. [Soenarta dan Furuhama,1995] Panas yang dihasilkan dari pembakaran campuran udara bahan bakar akan diubah oleh motor dalam bentuk hasil yang efisien, bila [Soenarta dan Furuhama, 1995] : 1. Pembakaran sempurna. Pemberian udara cukup. 2. Perbandingan kompresi tinggi, sangat efektif untuk memperoleh hasil yang besar dan peningkatan efisiensi. Yang penting dari semua ini adalah pencegahan knocking. 3. Kecepatan pembakaran tinggi. Pembakaran harus sempurna pada saat torak berada dekat dengan TMA dan ekspansi harus terjadi dengan baik. Untuk itu harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Kecepatan pembakaran yang tinggi akan diikuti oleh kenaikan suhu dan tekanan. Jadi perbandingan kompresi akan dinaikkan sampai suatu batas dimana motor tidak menghasilkan knock, dan campuran harus cukup gemuk untuk memperoleh suhu yang sangat tinggi. b. Untuk membantu proses pembakaran, gas dalam silinder harus digerakkandiaduk. Hal ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya knocking. Dan menaikkan perbandingan kompresi untuk pembakaran campuran kurus perlu perhatian yang cukup. 4. Ruang pembakaran kompak. Bagian campuran udara bahan bakar yang letaknya jauh dari busi, cenderung membuat knock pada motor. Karena itu ruang bakar dibuat kompak, agar luas permukaan ruang bakar menjadi kecil dan dapat diperkecil kehilangan panasnya. 5. Pendinginannya baik. Suhu dinding ruang harus diusahakan rendah untuk menghindari terjadinya pembakaran yang tidak semestinya dan mengurangi pemakaian minyak pelumas. Untuk motor dengan perbandingan kompresi tinggi, perbandingan air lebih baik dari pada perbandingan udara dan kepala silinder aluminium lebih baik dari besi cor.

F. Parameter Prestasi Motor Bensin 4-Langkah

Prestasi mesin biasanya dinyatakan dengan efisiensi thermal, η th . Karena pada motor bakar 4 langkah selalu berhubungan dengan pemanfaatan energi panaskalor, maka efisiensi yang dikaji adalah efisiensi thermal. Efisiensi thermal adalah perbandingan energi kerjadaya yang berguna dengan energi yang diberikan. Prestasi mesin dapat juga dinyatakan dengan daya output dan pemakaian bahan bakar spesifik engkol yang dihasilkan mesin. Daya output engkol menunjukan daya output yang berguna untuk menggerakan sesuatu atau beban. Sedangkan pemakaian bahan bakar spesifik engkol menunjukan seberapa efisien suatu mesin menggunakan bahan bakar yang disuplai untuk menghasilkan kerja. Prestasi mesin sangat erat hubungannya dengan parameter operasi, besar kecilnya harga parameter operasi akan menentukan tinggi rendahnya prestasi mesin yang dihasilkan. [Wardono, 2004] Untuk mengukur prestasi kendaraan bermotor bensin 4–langkah dalam aplikasinya diperlukan parameter sebagai berikut : 1. Konsumsi bahan bakar, semakin sedikit konsumsi bahan bakar kendaraan bermotor bensin 4 – langkah, maka semakin tinggi prestasinya. 2. Akselerasi, semakin tinggi tingkat akselerasi kendaraan bermotor bensin 4–langkah maka prestasinya semakin meningkat. 3. Waktu tempuh, semakin singkat waktu tempuh yang diperlukan pada kendaraan bermotor bensin 4–langkah untuk mencapai jarak tertentu, maka semakin tinggi prestasinya. 4. Putaran mesin, putaran mesin pada kondisi idle dapat menggambarkan normal atau tidaknya kondisi mesin. Perbedaan putaran mesin juga menggambarkan besarnya torsi yang dihasilkan.

G. Gas Buang

Akhir-akhir ini gas buang dari mobil dan motor sangat menarik perhatian karena dapat mengotori udara dan membahayakan kesehatan. Dalam penelitian ini tidak dibahas tentang dampak medisnya, tetapi yang akan dibahas adalah bagian-bagian dari gas buang, yaitu :

Dokumen yang terkait

PENGARUH APLIKASI FLY ASH BENTUK PELET PEREKAT YANG DIAKTIVASI FISIK TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

4 50 83

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG SEBAGAI ADSORBEN PADA SALURAN GAS BUANG TERHADAP PRESTASI DAN KONSENTRASI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

2 9 74

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG SEBAGAI ADSORBEN PADA SALURAN GAS BUANG TERHADAP PRESTASI DAN KONSENTRASI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

0 7 11

PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH CANGKANG DAN SERABUT KELAPA SAWIT BENTUK PELET TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

0 8 81

PENGUNAAN ZEOLIT AKTIVASI KIMIA (H2S04 DAN HCl) – FISIK PADA BERAGAM NORMALITAS DALAM MENINGKATKAN PRESTASI MESIN DAN MENURUNKAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

2 62 75

PENGUNAAN ZEOLIT AKTIVASI KIMIA (H2S04 DAN HCl) – FISIK PADA BERAGAM NORMALITAS DALAM MENINGKATKAN PRESTASI MESIN DAN MENURUNKAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

3 47 78

PENGARUH VARIASI BENTUK DAN POSISI PENEMPATAN FILTER ZEOLIT KIMIA-FISIK EKSTERNAL TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR KARBURATOR 4-LANGKAH

0 34 61

PENGARUH PENAMBAHAN DAN WAKTU PEMERAMAN KAPUR BARUS (NAPTHALENE) PADA BENSIN TERHADAP PRESTASI DAN EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4-LANGKAH TIPE KARBURATOR

8 156 103

PENGGUNAAN FLYASH DAN ZEOLIT UNTUK MENGHEMAT KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN MEREDUKSI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

0 2 115

PENGARUH PENGGUNAAN BOTTOM ASH KELAPA SAWIT DENGAN AKTIVASI FISIK TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

1 11 78