100
Bahasa Indonesia SD Kelas IV
Dina : Tolong sampaikan, nanti sore teman-teman akan menjenguk Sam yang rumahnya kemarin kena gusur. Kami harap Arman
juga ikut bersama kami. Kami berangkat dari rumah Sapto. Risa : Nanti saya sampaikan, Kak.
Dina : Ya sudah, terima kasih ya Sampai jumpa. Risa : Sampai jumpa lagi, Kak.
Mari Berlatih 8.3
1. Sampaikan isi pesan Dina kepada Arman di depan kelas secara lisan Gunakan kalimat sendiri untuk menyampaikan pesan tersebut
2. Lakukan kegiatan tersebut secara bergiliran
Mari Berlatih 8.4
1. Buatlah sebuah teks percakapan telepon dengan memilih salah satu tema berikut
a. Kamu menelepon Budi untuk mengerjakan tugas sekolah. Gunakan kalimat ajakan yang tepat kepada Budi
b. Kamu menelepon gurumu untuk menanyakan tugas sekolah. Gunakan bahasa yang sesuai dan sopan
2. Setelah selesai, perankan teks percakapan itu bersama teman sebangkumu
C. Rumah Sam Kena Gusur
Dalam sebuah bacaan atau cerita, kalimat utama selalu menjadi tumpuan dalam pengembangan paragraf. Satu kalimat dapat dinyatakan
sebagai kalimat utama apabila kalimat tersebut dapat mewakili kalimat- kalimat lain.
Pada pelajaran sebelumnya kamu telah mengetahui mengenai membaca intensif. Berikut ini cerita berjudul “Rumah Sam Kena Gusur”.
Baca dengan cara membaca intensif.
Rumah Sam Kena Gusur
Sepi. Demikian suasana kelas jika Sam tidak masuk. Sam dikenal sebagai anak yang ramah, suka bergaul, dan lucu. Sifatnya menyenangkan
sehingga Sam mempunyai banyak teman. Jika Sam tidak masuk, teman- teman sering merindukannya.
kls 4 bab 8 b ind.indd 100 832008 6:02:41 PM
Bahasa Indonesia SD Kelas IV
101
“Aneh, ia tak pernah tidak masuk sekolah selama ini,” keluh Sapto sang ketua kelas.
“Menurut Bu Santoso, wali kelas kita. Ia sakit. Ia telah mendapatkan surat izin dokter dari orangtuanya Sam,” ujar Dina.
“Lalu, kapan kita membesuknya? Padahal, setiap ada yang sakit, pasti Sam yang pertama kali mengajak,” kata Armanto.
“Rumahnya sih memang jauh. Akan tetapi itu bukan alasan yang tepat karena Sam selalu bersedia ke tempat siapa saja teman-teman
kita,” ujar Armanto. “Bagaimana kalau nanti setelah jam sekolah usai, kita ke rumah
Sam,” ajak Sapto. Semua mengangguk setuju.
Ketika jam sekolah telah usai, mereka bergegas pergi ke rumah Sam. Namun, mereka sangat terkejut ketika sampai di sana. Rumah
itu tinggal puing-puing, juga rumah tetangga sekitarnya. Sementara itu, moncong mesin buldoser naik turun sambil menghantamkan jeruji-
jeruji besinya ke tempat bangunan. Kemudian, disusul dengan bunyi berdebum, menandakan dinding tembok yang hancur dan runtuh, rata
dengan tanah. Sayup-sayup terdengar suara jerit dan tangis serta rintihan permohonan.
“Rumah Sam digusur” demikian gumam teman-teman Sam. “Lalu, di mana Sam?” tanya mereka dalam hati. Saat itu mereka
melihat Pak Jaka, Ketua RT. Mereka segera menghampirinya. “Pak Jaka, kami teman Sam. Bapak tahu di mana dia sekarang?”
“Semua warga sekarang ada di balai desa. Cobalah cari ke sana. Itu bangunan yang masih utuh. Maaf, saya masih ada urusan, Pak Jaka
bergegas pergi. Mereka menuju ke balai desa dan mencari Sam. Suasana penuh
keharuan karena banyak warga yang menangis termasuk Sam dan kedua orangtuanya.
“Sam, apa yang terjadi?” tanya Armanto. “Rumah kami digusur. Padahal, kami telah memiliki surat resmi
bahwa tanah itu milik kami. Setiap tahun, kami juga selalu bayar pajak. Kami selalu patuh, tetapi mereka tidak peduli dengan nasib rakyat kecil
seperti kita,” keluh Bu Prihatin, ibunya Sam.
“Apa Ibu sudah mengatakan semua itu pada petugas?” tanya Dina.
kls 4 bab 8 b ind.indd 101 832008 6:02:42 PM