Stabilisasi Tanah dengan Bahan Pencampur
Daya dukung tanah bisa kita dapat dengan cara mekanis seperti dengan bantuan alat berat. Ada beberapa cara seperti melakukan penggilasan dengan
alat penggilas, menjatuhkan benda berat, ledakan, melakukan tekanan stastis, melakukan proses pembekuan, pemanasan dan sebagainya.
Tanah yang memiliki daya dukung yang baik memiliki tingkat kerapatan
yang besar. Tanah pada kondisi ini memiliki penurunan tanah yang sangat kecil dan dalam jangka waktu yang sangat lama. Penurunan muka air tanah
juga sangat besar sehingga pada drainase tanah kondisinya tidak terlalu tergenang air.
Tujuan perbaikan daya dukung tanah yang paling utama adalah untuk
memadatkan tanah yang memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan spesifikasi pekerjaan tertentu. Perbaikan daya dukung juga merupakan usaha untuk
mempertinggi kerapatan tanah dengan pemakaian energi mekanis untuk menghasilkan pemampatan partikel Bowless, 1989. Energi pemadatan
dilapangan dapat diperoleh dari alat-alat berat, pemadat getaran, mesin gilas dan dari benda-benda berat yang dijatuhkan. Di laboratorium untuk
mendapatkan daya dukung dilakukan dengan gaya tumbukan dinamik, alat penekan, alat tekan statik yang memakai piston dan mesin tekan.
Menurut Bowles 1989, ada beberapa keuntungan pemadatan: 1.
Berkurangnya penurunan permukaan tanah subsidence yaitu gaya vertikal pada massa tanah akibat berkurangnya angka pori.
2. Bertambahnya kekuatan tanah.
3. Berkurangnya penyusutan, berkurangnya volume akibat berkurangnya
kadar air dari nilai patokan pada saat pengeringan.
Menurut Bowles 1989, Kerugian utamanya adalah bahwa pemuaian bertambahnya kadar air dari nilai patokannya dan kemungkinan pembekuan
tanah itu akan membesar.
Untuk mengetahui daya dukung tanah digunakan pengujian-pengujian antara lain:
1 . California Bearing Ratio CBR Method 2. Unconfined Strength UCS
3. Direct Shear Pada penelitian ini menggunakan pengujian CBR untuk mengetahui daya
dukung tanah yang ditujukan untuk pembuatan subgrade. Metode perencanaan perkerasan jalan yang umum dipakai adalah cara-cara
empiris dan yang biasa dikenal adalah cara CBR California Bearing Ratio. Metode ini dikembangkan oleh California State Highway Departement
sebagai cara untuk menilai kekuatan tanah dasar jalan subgrade. Istilah CBR menunjukkan suatu perbandingan ratio antara beban yang diperlukan
untuk menekan piston logam luas penampang 3 inch ke dalam tanah untuk mencapai penurunan penetrasi tertentu dengan beban yang diperlukan pada
penekanan piston terhadap material batu pecah di California pada penetrasi
yang sama Canonica, 1991.