Analisis Tingkat Kesejahteraan Metode Analisis dan Pengolahan Data

tingkat kesejahteraan rumah tangga. Hubungan antara interval skor dan tingkat kesejahteraan adalah : Skor antara 7 – 14 : petani padi non-anggota kelompoktani belum sejahtera. Skor antara 15 -21: petani padi anggota kelompoktani sudah sejahtera. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan secara statistik dari rata-rata tingkat kesejahteraan petani dari dua kelompok di atas, maka digunakan Uji Mann- Whitney U-Test Sugiyono, 2004. Uji Mann-Whitney U-Test merupakan salah satu uji yang digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal. Hipotesis komparatif dua sampel independen dalam tujuan ini adalah: H : µ 1 = µ 2 artinya tingkat kesejahteraan rumah tangga petani anggota dan petani non-anggota kelompoktani sama saja. H 1 : µ 1 ≠ µ 2 artinya terdapat perbedaan tingkat kesejahteraan rumah tangga petani anggota kelompoktani dengan non-anggota kelompoktani. Terdapat dua rumus yang digunakan untuk pengujian, yaitu: U 1 = n 1 n 2 + n 1 + n 1 + 1 2 - ☛ R 1 U 2 = n 1 n 2 + n 2 + n 2 + 1 2 - ☛ R 2 Dimana: R 1 = Jumlah skor anggota kelompoktani R 2 = Jumlah skor non-anggota kelompoktani n 1 = jumlah petani anggota kelompoktani n 2 = jumlah petani non-anggota kelompoktani U 1 = jumlah peringkat anggota kelompoktani U 2 = jumlah peringkat non- anggota kelompoktani Kedua rumus tersebut digunakan dalam perhitungan, karena akan digunakan untuk mengetahui harga U mana yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil tersebut digunakan untuk pengujian dan membandingkan dengan U tabel. Jika n 1 + n 2 lebih dari 20, maka digunakan dengan pendekatan kurve normal rumus z. |Z hitung | = U- n1 .n2 2 n1 .n2 n1+n2+1 12 Pada uji beda dua sampel independen menggunakan metode Mann-Whitney U-Test ini digunakan aplikasi SPSS versi 16.00 sebagai alat bantu penghitungan dengan uji satu arah menggunakan selang kepercayaan α sebesar 5 α2 = 2,5, Z 0,025 = 1,96. Tingkat kesejahteraan dilihat dari penjumlahan skor masing-masing indikator di dalam keluarga dengan kategori baik, cukup atau kurang, seperti pada Tabel 6. Tabel 6. Indikator tingkat kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik, Susenas 2007 disertai variabel, kelas, dan skor. No. Indikator Kesejahteraan Kelas Skor 1. Kependudukan 1. Status sebagai kepala keluarga : a. suami istri 3 b. duda 2 c. janda 1 2. Jumlah anggota keluarga yang ikut tinggal : a. ≤ 4 orang 3 b. 5 orang 2 c. ≥ 5 orang 1 3. Berapa tanggungan dalam keluarga : a. ≤ 4 orang 3 b. 5 orang 2 c. ≥ 5 orang 1 4. Jumlah orang yang ikut tinggal : a. ≤ 1 orang 3 b. 2 orang 2 c. ≥ 2 orang 1 Baik 10-12 Cukup 7-9 Kurang 4-6 3 2 1 2. Kesehatan dan gizi 1. Pendapat mengenai gizi selain karbohidrat : a. perlu 3 b. kurang perlu 2 c. tidak perlu 1 2. Anggota keluarga mengalami keluhankesehatan: a. tidak 3 b. kadang-kadang 2 c. ya 1 3. Keluhan kesehatan menurunkan aktivitas sehari-hari: a. tidak 3 b. kadang-kadang 2 c. ya 1 4. Keluarga setiap bulannya menyediakan dana untuk kesehatan : a. ya 3 b. kadang-kadang 2 c. tidak pernah 1 5. Sarana kesehatan yang ada : a. rumah sakit 3 b. puskesmas 2 c. posyandu 1 6. Tenaga kesehatan yang biasa digunakan keluarga : a. dokter 3 b. bidan 2 c. dukun 1 7. Tempat persalinan bayi : a. bidan 3 b. dukun 2 c. rumah 1 8. Tempat keluarga memperoleh obat : a. puskesmas 3 b. dukun 2 c. obat warung 1 9. Biaya berobat : a. terjangkau 3 b. cukup terjangkau 2 c. sulit terjangkau 1 10. Arti kesehatan bagi keluarga : a. penting 3 b. kurang penting 2 c. tidak penting 1 Baik 26-33 Cukup 18-25 Kurang 10-17 3 2 1 3. Pendidikan 1. Anggota keluarga berusia 15 tahun ke atas lancar membaca dan menulis : a. lancar 3 b. kurang lancar 2 c. tidak lancar 1 2. Pendapat mengenai pendidikan putra-putri : a. penting 3 b.kurang penting 2 c. tidak penting 1 3. Kesanggupan mengenai pendidikan : a. sanggup 3 b. kurang sanggup 2 c. tidak sanggup 1 4. Jenjang pendidikan tinggi : a. perlu 3 b. kurang perlu 2 c. tidak perlu 1 5. Sarana pendidikan anak : a. Memadai 3 b. kurang memadai 2 c tidak memadai 1 6. Rata-rata jenjang pendidikan anak : a. ≥ SMP 3 b. SD 2 c. tidak tamat SD 1 7. Perlu pendidikan luar sekolah : a. perlu 3 b. kurang perlu 2 c. tidak perlu 1 Baik 17-21 Cukup 12-16 Kurang 7-11 3 2 1 4. Ketenagakerjaan 1. Jumlah orang yang bekerja dalam keluarga : a. ≥ 3orang 3 b. 2 orang 2 c. 1 orang 1 2. Jumlah jam dalam seminggu untuk melakukan pekerjaaan : a. 35 jam 3 b. 31-35 jam 2 c. 30 jam 1 3. Selain berusaha anggota keluarga melakukan pekerjaan tambahan : a. ya 3 b. sedang mencari 2 c. tidak ada 1 4. Jenis pekerjaan tambahan : a. wiraswasta 3 b. buruh 2 c. tidak ada 1 Baik 17-21 Cukup 12-16 3 2 5. Waktu dalam melakukan pekerjaan tambahan : a. sepanjang tahun 3 b. setelah musim garap 2 c. tidak tentu 1 6. Pendapat mengenai pekerjaan memerlukan keahlian : a. ya 3 b. kurang perlu 2 c. tidak 1 7. Pendapat tentang upah yang diterima : a. sesuai 3 b. belum sesuai 2 c. tidak sesuai 1 Kurang 7-11 1 5. Konsumsi Pengeluaran Rumah Tangga 1. Keluarga mengkonsumsi beras sebagai bahan makanan pokok : a. ya 3 b. kadang-kadang 2 c. tidak 1 2. Konsumsi dagingsusuayam per minggu : a. rutin 3 b. kadang-kadang 2 c. tidakjarang 1 3. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari : a. gas 3 b. minyak tanah 2 c. kayu bakar 1 4. Kecukupan pendapatan keluarga per bulan untuk konsumsi pangan dan nonpangan : a. ya 3 b. kadang-kadang 2 c. tidak cukup 1 5. Keluarga menyisakan dana untuk kebutuhan sandang dan perumahan : a. ya 3 b. kadang-kadang 2 c. tidak 1 6. Pendapatan perbulan dapat ditabung atau untuk menanam modal : a. ya 3 b. kadang-kadang 2 c. tidak 1 Baik 15-18 Cukup 10-14 Kurang 6-9 3 2 1 6. Perumahan dan Lingkungan 1. Status rumah tempat tinggal : a. milik sendiri 3 b. menyewa2 c. menumpang 1 2. Status tanah tempat tinggal : a. milik sendiri 3 b. menyewa2 c. menumpang 1 3. Jenis perumahan : a. permanen 3 b. semi permanen 2 c. sangat sederhana 1 4. Jenis dinding rumah : a. semen 3 b. papan 2 c. geribik 1 5. Rata-rata luas lantai mencukupi setiap anggota keluarga: a. ya 3 b. belum 2 c. tidak 1 6. Jenis penerangan yang digunakan : a. listrik 3 b. patromak 2 c. lampu teplok 1 7. Jenis sumber air minum dalam keluarga : a. PAMledeng 3 b. sumur 2 c. sungai 1 8. Kepemilikan WC : a. ya 3 b. menumpang 2 c. tidak 1 9. Jenis WC yang digunakan : a. WC jongkok 3 b. WC cemplung 2 c. sungai 1 10. Tempat pembuangan sampah : a. lubang sampah 3 b. pekarangan 2 c. sungai 1 Baik 26-33 Cukup 18-25 Kurang 10-17 3 2 1 7. Sosial dan lain-lain 1.Ketersediaan dan pemanfaatan tempat ibadah : a. tersedia dan dimanfaatkan 3 b. tersedia tidak dimanfaatkan 2 c. tidak tersedia 1 2. Hubungan dengan penganut agama lain : a. baik 3 b. cukup baik 2 c. tidak baik 1 3. Keamanan lingkungan sekitar : a. aman 3 b. cukup aman 2 c. tidak aman 1 4. Sarana hiburan : a. TV 3 b. radio 2 c. tidak ada 1 5. Akses tempat wisata : a. mudah dan sering 3 b. mudah tapi tidak sering 2 c. tidak pernah 1 6. Fasilitas olahraga : a. tersedia dan dimanfaatkan 3 b. tersedia tidak dimanfaatkan 2 c. tidak tersedia 1 7. Biaya untuk hiburan dan olahraga : a. mudah 3 b. cukup 2 c. sulit 1 Baik 17-21 Cukup 12-16 Kurang 7-11 3 2 1 Sumber : Indikator kesejahteraan rakyat dalam Badan Pusat Statistik Susenas 2007

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

1. Letak Geografis

Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14’ sampai dengan 105 o 45’ Bujur Timur dan 5 o 15’ sampai dengan 6 o Lintang Selatan. Mengingat letak yang demikian ini, daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia merupakan daerah tropis dengan curah hujan rata-rata 161,7 mmbulan dan rata-rata jumlah hari hujan 15 haribulan. Temperaturnya berselang antara 21,3 o C sampai 33,0 o C. Selang kelembaban relatif di Kabupaten Lampung Selatan adalah 39 sampai dengan 100 , sedangkan rata-rata tekanan udara minimal dan maksimal di Kabupaten Lampung Selatan adalah 1.007,4 Nbs dan 1.013,7 Nbs. Kabupaten Lampung Selatan bagian Selatan meruncing dan mempunyai sebuah teluk besar yaitu Teluk Lampung. Di Teluk Lampung terdapat sebuah pelabuhan yaitu Pelabuhan Panjang, dimana kapal-kapal dalam dan luar negeri dapat merapat. Secara umum, pelabuhan ini merupakan faktor yang sangat penting bagi kegiatan ekonomi penduduk Lampung. Sejak tahun 1982, Pelabuhan Panjang termasuk dalam wilayah Kota Bandar Lampung. Kabupaten Lampung Selatan masih mempunyai sebuah pelabuhan yang terletak di Kecamatan Penengahan, yaitu Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni, yang merupakan tempat transit penduduk dari pulau Jawa ke Sumatera dan sebaliknya. Dengan demikian, Pelabuhan Bakauheni merupakan pintu gerbang pulau Sumatera bagian Selatan. Jarak antara pelabuhan Bakauheni Lampung Selatan dengan pelabuhan Merak Propinsi Banten kurang lebih 30 kilometer, dengan waktu tempuh kapal penyeberangan sekitar 1,5 jam. Daerah Kabupaten Lampung Selatan mempunyai daerah daratan kurang lebih 2.007,01 km², dengan kantor Pusat Pemerintahan di Kota Kalianda, yang diresmikan menjadi Ibu kota Kabupaten Lampung Selatan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 11 Februari 1982. Sampai saat ini Kabupaten Lampung Selatan telah mengalami pemekaran dua kali. Pertama berdasarkan Undang-undang Nomor 2 tahun 1997 yang ditetapkan pada tanggal 3 Januari 1997 tentang pembentukan Kabupaten Tanggamus. Kemudian yang kedua berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Pesawaran tanggal 10 Agustus 2008. Wilayah administrasi Kabupaten Lampung Selatan mempunyai batas-batas sebagai berikut: Sebelah Utara : berbatasan dengan wilayah Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur; Sebelah Selatan : berbatasan dengan Selat Sunda; Sebelah Barat : berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pesawaran; Sebelah Timur : berbatasan dengan Laut Jawa. Pulau-pulau yang terdapat di Kabupaten Lampung Selatan antara lain pulau Krakatau, pulau Sebesi, pulau Sebuku, pulau Rimau dan pulau Kandang. Bila ditinjau dari segi luas dan keadaan alamnya, maka Kabupaten Lampung Selatan mempunyai masa depan cerah untuk lebih berkembang Lampung Selatan dalam Angka, 2013.

2. Keadaan Demografi

Berdasarkan Lampung Selatan dalam Angka 2012 penduduk di Kabupaten Lampung Selatan menurut hasil proyeksi pada tahun 2012 berjumlah 932.552 jiwa, yang terdiri dari 480.643 jiwa penduduk berjenis kelamin laki-laki 51,54 dan 451.909 jiwa penduduk berjenis kelamin perempuan 48,46 . Dari jumlah tersebut, sebagian besar penduduk Kabupaten Lampung Selatan bekerja di sektor pertanian yaitu sebanyak 116.740 jiwa atau sebesar 30,76 dari penduduk usia kerja, di sektor industri sebanyak 71.135 jiwa 18,74 selanjutnya yang bekerja di sektor jasa sebanyak 191.622 jiwa 50,5. Distribusi penduduk di Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Lampung Selatan sebagian besar termasuk dalam kelompok usia produktif, yaitu berada pada kisaran 15 - 64 tahun atau sekitar 64,66 dari total jumlah penduduk. Hal

Dokumen yang terkait

RESPON PETANI PADI TERHADAP PROGRAM BANTUAN LANGSUNG PUPUK (BLP) DI DESA NEGARA RATU KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 9 13

JUDUL INDONESIA: ANALISIS PENDAPATAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI SAYURAN DI KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN JUDUL INGGRIS: THE INCOME AND HOUSEHOLD INCOME DISTRIBUTION OF VEGETABLE FARMERS IN JATI AGUNG SUBDISTRICT OF SOUT

0 5 58

JUDUL INDONESIA: ANALISIS PENDAPATAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI SAYURAN DI KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN JUDUL INGGRIS: THE INCOME AND HOUSEHOLD INCOME DISTRIBUTION OF VEGETABLE FARMERS IN JATI AGUNG SUBDISTRICT OF SOUT

2 13 58

Peran Kelompoktani Dalam Peningkatan Pendapatan Usahatani Dan Kesejahteraan Petani Padi Di Desa Negara Ratu Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

7 97 181

Pengaruh Great Depression di Amerika Ser

0 0 4

After Acquired Income and Contributions

0 0 26

ANALISIS PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI LOKAL LAHAN PASANG SURUT DI KAPUAS LOCAL RICE FARMERS INCOME AND WELFARE ANALYSIS AT TIDAL LAND IN KAPUAS Jhon Wardie

0 0 13

Pola Usahatani, Pendapatan dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Padi Lahan Rawa Lebak di Sumatera Selatan Farming Pattern, Income and Household Food Security Level of Lowland Rice Farmers on South Sumatra Indonesia

0 0 10

ANALISIS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA PETANI PADI DESA SUKAJAWA, KECAMATAN BUMIRATU NUBAN, KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Analysis of Household Income and Expenditure of Rice Farmers in Sukajawa Village Bumiratu Nuban Subdistrict Central Lampung Reg

0 0 9

Kontribusi Tanaman Agroforestri terhadap Pendapatan dan Kesejahteraan Petani Contribution of Agroforestry Plants to Farmers' Income and Welfare

0 0 10