Peran Kelompok Nelayan dalam Kegiatan Pariwisata terhadap Peluang Usaha dan Kerja

i

PERAN KELOMPOK NELAYAN DALAM KEGIATAN
PARIWISATA TERHADAP PELUANG USAHA
DAN KERJA

FADIL AFRIANTO

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

i

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Peran Kelompok
Nelayan dalam Kegiatan Pariwisata terhadap Peluang Usaha dan Kerja adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Fadil Afrianto
NIM: I34090050

iii

ABSTRAK
FADIL AFRIANTO. Peran Kelompok Nelayan dalam Kegiatan Pariwisata
terhadap Peluang Usaha dan Kerja. Dibimbing oleh AMIRUDDIN SALEH.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peran kelompok nelayan

dalam kegiatan pariwisata terhadap peluang usaha dan kerja. Penelitian ini juga
bertujuan melihat hubungan antara karakteristik anggota kelompok dan elemenelemen kelompok dengan peran kelompok nelayan, dimana penelitian ini
dilakukan pada kelompok perahu pesiar yang tergabung ke dalam Organisasi
Perahu Pesiar Pangandaran (OP3) Desa Pangandaran. Pada pengujian
karakteristik anggota kelompok dengan peran kelompok nelayan, terdapat
hubungan yang nyata. Pada pengujian elemen-elemen kelompok dengan peran
kelompok nelayan, terdapat hubungan yang nyata terkecuali hubungan
norma/aturan kelompok dengan unit jasa penunjang kelompok terdapat hubungan
tidak nyata. Terakhir, pada pengujian peran kelompok nelayan dan peluang usaha
dan kerja, terdapat hubungan nyata, hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa
anggota kelompok yang memiliki usaha lainnya selain sebagai nelayan atau
perahu pesiar seperti homestay, rumah makan dan warung/kios.
Kata-kata kunci: pariwisata, kelompok nelayan, usaha atau kerja

ABSTRACT
FADIL AFRIANTO. The Role of Fishermen group in Tourism for Business
Opportunities and Employment. Under the guidance AMIRUDDIN SALEH.
The purpose of this study was to analyze the role of fishermen in the
tourism activities of the business and employment opportunities. This study also
examines the relationship between the characteristics of the group members and

group elements with the role of fishermen, where the research was conducted on a
group cruise boat belonging to the Organization of Boat Cruise Pangandaran
(OBCP) Pangandaran Village. On testing the characteristics of group members to
the role of fishermen, there was a real relationship. In the test group elements with
the role of fishermen, there was a real relationship unless the relationship
norms/rules of the group with the group supporting service units were not real
relationships. Finally, in testing the role of fishermen and businesses and
employment opportunities, there was a real relationship, this was evidenced by the
presence of several members of the group who has other business other than as a
fisherman or a boat cruise as homestays, restaurants and stalls.
Key words: tourism, fishing groups, businesses or work

iv

v

PERAN KELOMPOK NELAYAN DALAM KEGIATAN
PARIWISATA TERHADAP PELUANG USAHA
DAN KERJA


FADIL AFRIANTO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

v

vi

Judul Skripsi
Nama
NIM


: Peran Kelompok Nelayan dalam Kegiatan Pariwisata terhadap
Peluang Usaha dan Kerja
: Fadil Afrianto
: I34090050

Disetujui oleh

Pembimbing

Diketahui oleh

2 4 JU L 20 13

Tanggal Lulus: _ _ _ _ _ __

Vll

vii
Judul Skripsi

Nama
NIM

: Peran Kelompok Nelayan dalam Kegiatan Pariwisata terhadap
Peluang Usaha dan Kerja
: Fadil Afrianto
: I34090050

Disetujui oleh

Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Soeryo Adiwibowo, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus: ________________


vii

PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi berjudul “Peran Kelompok Nelayan dalam Kegiatan Pariwisata terhadap
Peluang Usaha dan Kerja.” Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas
Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Dalam penulisan atau pembuatan Skripsi ini, penulis menyadari banyak
pihak yang telah membantu sehingga Skripsi ini selesai dengan baik. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS selaku dosen pembimbing Skripsi
yang telah memberikan masukan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis
hingga Skripsi ini dapat terselesaikan. Orang tua tercinta Syafrial dan Rosmita,
serta saudara-saudara yang penulis sayangi, Dipo Agdial, Anastasya Syukriah dan
Indri Safita Ramadhani yang selalu memberi doa, dukungan dan semangat kepada
penulis. Sahabat-sahabat terbaik KPM, khususnya Faris Budiman Annas, Tyas
Widyastini, Arif Rachman, Adistya Artik, Elbi Yudha Pratama, Tiara Triutami,
Linda Dessy Kania, Tiara Pridatika, Agustin, Andika Sefri Mulya, Anggi Lestari

Utami, Siti Moulina, M. Septiadi dan Rizka Andini atas motivasi, dukungan,
saran, masukan, dan pelajaran yang diberikan kepada penulis. Seluruh keluarga
besar KPM 46 atas semangat, dukungan dan kebersamaan selama ini, serta semua
pihak yang telah membantu dalam proses penulisan hingga penyelesaian Skripsi
ini.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak sehingga
dapat membangun ke arah yang lebih baik lagi.

Bogor, Juli 2013
Fadil Afrianto

viii

ix

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL

XIII


DAFTAR GAMBAR

XIV

DAFTAR LAMPIRAN

XV

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Masalah Penelitian

2


Tujuan Penelitian

3

Kegunaan Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA

5

Konsep Peran dan Peran Kelompok

5

Konsep Kelompok Nelayan

5


Konsep Kepemimpinan

6

Konsep Peran Tugas Kelompok

7

Konsep Norma/Aturan

7

Konsep Pariwisata Bahari

7

Konsep Ketenagakerjaan

8

Kerangka Pemikiran

9

Hipotesis

10

Definisi Operasional

11

PENDEKATAN LAPANG

15

Desain Penelitian

15

Lokasi dan Waktu

15

Populasi dan Sampel

16

Data dan Instrumen

16

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

17

Pengumpulan Data

18

Pengolahan dan Analisis Data

18

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

21

Letak Geografis dan Kondisi Alam

21

Kependudukan

21

Sarana dan Prasarana

22
ix

Sarana Pendidikan

22

Sarana Perekonomian

23

Sarana Peribadatan

23

Sarana Kesehatan

24

Keadaan Umum Pariwisata Desa Pangandaran

24

Keadaan Umum Organisasi Perahu Pesiar Pangandaran (OP3)

25

KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN ELEMEN-ELEMEN
KELOMPOK
Karakteristik Responden

27
27

Umur Responden

27

Tingkat Pendidikan

27

Jabatan dalam Kelompok

28

Lama Keanggotaan

29

Elemen-elemen Kelompok

29

Kepemimpinan Melalui Peran Pemimpin

29

Peranan Tugas Kelompok

30

Norma/Aturan Kelompok

31

PERAN KELOMPOK NELAYAN DALAM KEGIATAN PARIWISATA
DAN MACAM USAHA DAN KERJA
Peran Kelompok Nelayan

33
33

Wahana Kerjasama

33

Unit Jasa Penunjang

34

Peran Kelompok Nelayan Perahu Pesiar Pangandaran dalam Kegiatan
Pariwisata

35

Peluang Usaha dan Kerja Nelayan Pariwisata

36

ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA KELOMPOK
DENGAN PERAN KELOMPOK NELAYAN
Hubungan Umur dengan Peran Kelompok Nelayan

39
39

Hubungan Umur dengan Wahana Kerjasama

40

Hubungan Umur dengan Unit Jasa Penunjang

40

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Peran Kelompok Nelayan

40

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Wahana Kerjasama

40

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Unit Jasa Penunjang

41

Hubungan Jabatan Kelompok dengan Peran Kelompok Nelayan

41

Hubungan Jabatan Kelompok dengan Wahana Kerjasama

41

Hubungan Jabatan Kelompok dengan Unit Jasa Penunjang

42

Hubungan Lama Keanggotaan dengan Peran Kelompok Nelayan

42

xi
Hubungan Lama Keanggotaan dengan Wahana Kerjasama

42

Hubungan Lama Keanggotaan dengan Unit Jasa Penunjang

43

ANALISIS HUBUNGAN ELEMEN-ELEMEN KELOMPOK DENGAN
PERAN KELOMPOK NELAYAN
Hubungan Peran Pemimpin dengan Peran Kelompok Nelayan

45
45

Hubungan Peran Pemimpin dengan Wahana Kerjasama

46

Hubungan Peran Pemimpin dengan Unit Jasa Penunjang

46

Hubungan Peranan Tugas Kelompok dengan Peran Kelompok Nelayan

46

Hubungan Peranan Tugas Kelompok dengan Wahana Kerjasama

46

Hubungan Peranan Tugas Kelompok dengan Unit Jasa Penunjang

47

Hubungan Norma/Aturan Kelompok dengan Peran Kelompok Nelayan

47

Hubungan Norma/Aturan Kelompok dengan Wahana Kerjasama

47

Hubungan Norma/Aturan Kelompok dengan Unit Jasa Penunjang

48

ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA KELOMPOK
DENGAN ELEMEN-ELEMEN KELOMPOK

49

Hubungan Umur dengan Elemen-Elemen Kelompok

49

Hubungan Umur dengan Kepemimpinan melalui Peran Pemimpin

50

Hubungan Umur dengan Peranan Tugas Kelompok

50

Hubungan Umur dengan Norma/Aturan Kelompok

50

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Elemen-Elemen Kelompok

50

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kepemimpinan melalui
Peran Pemimpin

51

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Peranan Tugas Kelompok

51

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Norma/Aturan Kelompok

51

Hubungan Jabatan Kelompok dengan Elemen-Elemen Kelompok

51

Hubungan Jabatan Kelompok dengan Kepemimpinan melalui
Peran Pemimpin

52

Hubungan Jabatan Kelompok dengan Peranan Tugas Kelompok

52

Hubungan Jabatan Kelompok dengan Norma/aturan Kelompok

52

Hubungan Lama Keanggotaan dengan Elemen-elemen Kelompok

52

Hubungan Lama Keanggotaan dengan Kepemimpinan melalui
Peran Pemimpin

53

Hubungan Lama Keanggotaan dengan Peranan Tugas Kelompok

53

Hubungan Lama Keanggotaan dengan Norma/Aturan Kelompok

53

ANALISIS HUBUNGAN PERAN KELOMPOK NELAYAN DENGAN
PELUANG USAHA DAN KERJA

55

xi

Hubungan Wahana Kerjasama dengan Peluang Usaha dan Kerja

55

Hubungan Unit Jasa Penunjang dengan Peluang Usaha dan Kerja

56

SIMPULAN DAN SARAN

57

Simpulan

57

Saran

58

DAFTAR PUSTAKA

59

LAMPIRAN

61

RIWAYAT HIDUP

69

xii

xiii

DAFTAR TABEL
Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Jumlah populasi dan sample penelitian
Jumlah penduduk dan kepala keluarga menurut jenis kelamin di Desa
Pangandaran
Jumlah dan persentase penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa
Pangandaran
Sarana pendidikan di Desa Pangandaran tahun 2013
Sarana perekonomian di Desa Pangandaran tahun 2013
Sarana peribadatan di Desa Pangandaran tahun 2013
Sarana kesehatan di Desa Pangandaran tahun 2013
Korelasi karakteristik anggota kelompok dengan peran kelompok
nelayan
Korelasi elemen-elemen kelompok dengan peran kelompok nelayan
Korelasi karakteristik anggota kelompok dengan elemen-elemen
kelompok
Korelasi peran kelompok nelayan dengan peluang usaha dan kerja

xiii

16
22
22
23
23
23
24
39
45
49
55

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Kerangka pemikiran
Struktur kepengurusan OP3
Distribusi responden berdasarkan usia
Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan
Distribusi responden berdasarkan jabatan dalam kelompok
Distribusi responden berdasarkan lama keanggotaan
Distribusi responden berdasarkan tingkat kepemimpinan melalui peran
pemimpin
Distribusi responden berdasarkan tingkat peranan tugas kelompok
Distribusi responden berdasarkan tingkat norma/aturan kelompok
Distribusi responden berdasarkan tingkat wahana kerjasama
kelompok
Distribusi responden berdasarkan tingkat unit jasa penunjang
kelompok
Distribusi responden berdasarkan tingkat peluang usaha dan kerja

xiv

10
25
27
28
28
29
30
31
31
33
34
36

xv

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1
2
3
4
5
6

Rencana kegiatan penelitian
Peta Desa Pangandaran
Kerangka sampling, kapal pesiar Pangandaran
Dokumentasi penelitian
Hasil uji validitas elemen-elemen kelompok dan peran kelompok
nelayan
Hasil uji reliabilitas elemen-elemen kelompk dan peran kelompok
nelayan

xv

61
62
63
65
66
67

1

1

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan sektor kelautan merupakan bagian penting dalam
pembangunan nasional. Sektor kelautan dan perikanan tidak hanya menawarkan
produk-produk barang sebagai hasil perikanan, tetapi juga sektor jasa yang juga
berperan dalam pemasukan devisa negara. Pariwisata menurut BPS (2012)
merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan gerakan
manusia yang melakukan perjalanan atau persinggahan sementara dari tempat
tinggalnya ke suatu atau beberapa tempat tujuan di luar lingkungan tempat
tinggalnya yang didorong oleh beberapa keperluan atau motif tanpa bermaksud
mencari nafkah tetap. Kebijakan pembangunan pariwisata nasional dan daerah
sudah menjadi cara untuk menggerakkan ekonomi terutama dalam perannya
menciptakan lapangan pekerjaan dan kesempatan kerja bagi masyarakat.
Pariwisata saat ini menjadi sektor yang cukup penting melihat perkembangannya
saat ini baik skala global maupun lokal mengalami pertumbuhan yang sangat
pesat. Menurut data Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (2013)
menunjukkan sektor pariwisata berada diurutan keempat sebagai penghasil devisa
terbesar di Indonesia dengan total pendapatan 7.6 milliar dollar (USD). Indonesia
menawarkan wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah dan lainnya yang tersebar
di seluruh pelosok negeri, baik yang telah dikelola dengan baik maupun belum
dikelola dan belum terjamah oleh manusia.
Kawasan bahari yaitu kawasan pesisir yang sangat diminati oleh wisatawan
baik wisatawan lokal maupun mancanegara dan memiliki prospek ekonomi yang
sangat baik dalam pengelolaannya menjadi tempat wisata. Peran pemerintah atau
masyarakat daerah sangat penting dalam pengembangannya, karena pembangunan
sektor wisata bahari diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dan memperbaiki kesejahteraan hidup masyarakat terutama nelayan.
Pengelolaan wisata bahari dapat pula mengembangkan berbagai jenis lapangan
pekerjaan bagi masyarakat setempat. Idealnya dalam pengelolaan wisata,
masyarakat setempat atau lokal ikut berpartisipasi atau terlibat dalam
pengelolaannya, sebab masyarakat lokal tinggal di sekitar atau di dalam obyek
wisata tersebut. Kehidupan mereka masih bergantung terhadap potensi sumber
daya yang ada di wilayah tersebut dan biasanya mereka memiliki hak adat
terhadap wilayah tersebut. Pengembangan wisata bahari ini dapat memberikan
dampak positif bagi masyarakat setempat yang ada di wilayah tersebut khususnya
para nelayan.
Kehidupan nelayan sangat bergantung kepada cuaca, jika cuaca buruk dan
tidak memungkinkan bagi mereka untuk melaut sehingga pendapatan mereka
menurun. Untuk itu sebagian nelayan berpikiran untuk mencari usaha atau
pekerjaan lainnya yang dapat menambah pendapatan, salah satu alternatifnya
adalah memanfaatkan potensi wisata yang ada dan bergerak dalam pengelolaan
wisata tersebut.
Peran kelompok nelayan sangat menentukan bagi keberhasilan para
nelayan dalam peran mereka pada kegiatan pariwisata. Menurut Keputusan
menteri kelautan dan perikanan republik Indonesia Nomor KEP.14/MEN/2012,

2
fungsi kelembagaan pelaku utama perikanan mempunyai fungsi sebagai wadah
proses pembelajaran, wahana kerjasama, unit penyedia sarana dan prasarana
produksi perikanan, unit produksi perikanan, unit pengolahan dan pemasaran, unit
jasa penunjang, organisasi kegiatan bersama, dan kesatuan swadaya dan swadana.
Peran kelompok yang ditekankan dalam hal ini adalah peran kelompok sebagai
wahana kerjasama dan unit jasa penunjang. Dibutuhkan indikator untuk mengukur
atau melihat peran kelompok tersebut dalam usahanya di kegiatan pariwisata
seperti peran pemimpin kelompok, peranan tugas kelompok, dan norma/aturan
kelompok yang baik. Indikator-indikator tersebut dapat mempengaruhi peran para
nelayan dalam menjalankan kegiatan usaha mereka.
Untuk melihat peran kelompok nelayan dalam kegiatan pariwisata yang
dapat memberikan peluang usaha dan kerja di sektor pariwisata maka perlu dilihat
implementasinya di suatu daerah tujuan wisata yang ada di Jawa Barat yaitu Desa
Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangadaran, Provinsi Jawa
Barat.
Desa Pangandaran adalah desa wisata yang potensial terutama dengan
keindahan Pantai Pangadaran Barat dan Timurnya dengan perairan yang jernih
dan juga hasil perikanan tangkapnya. Di kawasan Pantai Pangadaran sudah
terdapat warung, toko-toko, swalayan, dan cafe-cafe yang menyediakan berbagai
kebutuhan wisatawan seperti makanan, minuman, perlengkapan memancing, dan
peralatan berenang. Pengembangan fasilitas pariwisata di Pantai Pangandaran
salah satunya diakomodasi oleh Organisasi Perahu Pesiar Pangandaran (OP3)
yang mengelola perahu wisata bagi para pengunjung untuk menikmati potensi
wisata bahari di Pangandaran. OP3 memiliki kepentingan terhadap kemajuan
pariwisata pangandaran dan masing-masing kelompok perahu pesiar didalam OP3
mengakomodasi semua keinginan para anggotanya serta para wisatawan dalam
melakukan kegiatan wisata. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk melihat peran
kelompok perahu pesiar tersebut dalam kegiatan pariwisata yang berhubungan
dengan peluang usaha dan kerja yang dapat berdampak terhadap peningkatan
kesejahteraan anggotanya.
Masalah Penelitian
Potensi pariwisata bahari Indonesia menjadi daya tarik para wisatawan dari
seluruh dunia untuk berkunjung ke Indonesia. Indonesia memiliki sumberdaya
alam melimpah yang mendukung kegiatan pariwisata bahari tersebut. Peluang
usaha dan kerja dalam sektor pariwisata bahari dapat menjadi sumber
perekonomian yang sangat menguntungkan bagi masyarakat pesisir seperti
nelayan. Usaha-usaha pendukung pariwisata dijalankan oleh masyarakat pesisir
yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan baik dilakukan perseorangan maupun
dilakukan secara berkelompok. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian
dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana peran kelompok nelayan dalam kegiatan pariwisata?
2. Bagaimana hubungan karakteristik anggota kelompok dan elemen-elemen
kelompok dengan peran kelompok nelayan yang aktif dalam perahu pesiar?
3. Macam usaha apa saja yang dikerjakan oleh nelayan yang aktif dalam
kelompok perahu pesiar?

3
4.

Bagaimana hubungan peran kelompok nelayan dalam fungsinya sebagai
wahana kerjasama dan unit jasa penunjang dengan peluang usaha dan kerja
pada sektor pariwisata?
Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini di antaranya adalah untuk mengetahui,
mengidentifikasi, dan menganalisis:
1. Mengetahui peran kelompok nelayan dalam kegiatan pariwisata.
2. Mengetahui hubungan karakteristik anggota kelompok dan elemen-elemen
kelompok dengan peran kelompok nelayan yang aktif dalam perahu pesiar.
3. Mengetahui macam usaha yang dikerjakan oleh nelayan yang aktif dalam
kelompok perahu pesiar.
4. Mengetahui hubungan peran kelompok nelayan dalam fungsinya sebagai
wahana kerjasama dan unit jasa penunjang dengan peluang usaha dan kerja
pada sektor pariwisata.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pola-pola
perilaku nelayan dalam kerangka industrialisasi dan faktor apa saja yang dapat
memengaruhinya. Secara lebih khusus, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi beberapa pihak, di antaranya adalah:
1. Bagi masyarakat Desa Pangandaran
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat mengenai
peran kelompok nelayan dalam kegiatan pariwisata terhadap peluang usaha
dan kerja di luar pertanian di daerah pesisir.
2. Bagi akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur dan wawasan
pengetahuan terutama pada bidang ilmu yang bersangkutan dengan penelitian
pesisir, selain itu juga sebagai bahan tambahan dan bahan rujukan untuk
penelitian selanjutnya.

4

5

TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Peran dan Peran Kelompok
Menurut Bungin (2008) peran adalah aspek dinamis dari kedudukan.
Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia, peran memiliki makna yaitu seperangkat tingkat diharapkan yang
dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat. Berdasarkan Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor KEP.14/MEN/2012, fungsi
kelembagaan pelaku utama perikanan mempunyai fungsi sebagai wadah proses
pembelajaran, wahana kerjasama, unit penyedia sarana dan prasarana produksi
perikanan, unit produksi perikanan, unit pengolahan dan pemasaran, unit jasa
penunjang, organisasi kegiatan bersama, dan kesatuan swadaya dan swadana.
Peran kelompok yang ditekankan dalam penelitian ini adalah peran kelompok
sebagai wahana kerjasama dan unit jasa penunjang. Peran kelompok nelayan
sebagai wahana kerjasama adalah kelembagaan pelaku utama perikanan
merupakan cerminan dari keberadaan suatu kelompok. Kelembagaan pelaku
utama perikanan harus dapat berfungsi sebagai wadah kerjasama antar pelaku
utama dalam upaya mengembangkan kelompok dan membina kehidupan pelaku
utama. Adapun peran kelompok sebagai unit jasa penunjang adalah kelembagaan
pelaku utama perikanan juga dapat berfungsi sebagai sebuah unit usaha yang
mengelola usaha di luar usaha pokoknya seperti jasa penyewaan, jasa
percontohan, jasa konsultasi, dan lain-lain.
Konsep Kelompok Nelayan
Santosa (2006) mengemukakan bahwa kelompok adalah suatu unit yang
terdapat beberapa individu yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan
kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi. Menurut Goldberg dan
Larson (2006) komunikasi kelompok adalah suatu bidang studi, penelitian dan
terapan yang tidak menitik beratkan perhatiannya pada proses kelompok secara
umum, tetapi pada tingkah laku individu dalam diskusi kelompok tatap muka
yang kecil.
Di dalam kelompok diharapkan ada interaksi verbal. Bebe Masterson (1982)
seperti dikutip Saleh (2009) melihat peubah situasi sebagai outcome. Hasil
seringkali digunakan untuk mengukur keefektivan interaksi kelompok. Hasil ini
biasanya ditentukan dalam dua dimensi: (1) kualitas keefektivan produk
sekelompok, keputusan, ataupun pemecahan masalah, dan (2) kepuasan yang
dirasakan oleh individual anggota kelompok. Outcome tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan komunikasi (situasional). Elemen-elemen dalam kelompok yang
terkait tersebut adalah:
1.
Kepemimpinan, suatu bentuk perilaku yang berkaitan dengan upaya
mempengaruhi/saling
mempengaruhi
dalam
anggota
kelompok.
Kepemimpinan menunjukkan perilaku yang memberikan pengaruh pada
kelompok, seperti prosedur, kreativitas dan berpikir kritikal, dan
mempengaruhi hubungan interpersonal.

6
2.

Tujuan individu atau kelompok, seringkali tujuan-tujuan individual
menunjang tujuan kelompok, kadang-kadang tidak. Tujuan bersama
diperoleh dari tujuan pemimpin dan tujuan dari anggota.
3.
Kekohesivan, jika kelompok rendah kekohesivannya, jika kepercayaan
interpersonal rendah dan jika kelompok tidak kemana-mana, cara anggota
kelompok berinteraksi satu sama lain dapat dijadikan kesalahan.
4.
Peranan, setiap anggota kelompok punya peranan dan terdapat banyak
peranan yang bisa dijalankan oleh banyak kelompok. Peranan ini merupakan
sesuatu pengharapan yang kita lakukan untuk diri kita sendiri dan untuk
orang lain dalam konteks tertentu.
5.
Norma, setiap kelompok mengembangkan dan mempertahankan normanorma/aturan. Aturan yang menetapkan perilaku apa yang dapat diterima
kelompok/tidak dapat diterima kelompok. Beberapa norma tertentu
dilaksanakan secara formal dan beberapa yang lainnya timbul secara tidak
formal.
Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang perikanan, menyatakan bahwa
nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan.
Satria (2002) berpendapat, dilihat dari penguasaan kapital, nelayan dibedakan
menjadi nelayan pemilik dan nelayan pekerja (buruh). Nelayan pemilik adalah
orang yang memiliki sarana penangkapan seperti kapal/perahu, jaring, dan alat
tangkap lainnya. Nelayan pekerja atau buruh adalah orang yang menjual jasa
tenaga kerja sebagai buruh dalam kegiatan penangkapan ikan di laut atau sekarang
lebih dikenal dengan anak buah kapal (ABK).
Kelompok Nelayan adalah suatu kelompok yang dibentuk berdasarkan jenis
mata pencaharian atau profesi yaitu sebagai nelayan. Setiap kelompok nelayan
memiliki identitas atau karakter tersendiri. Identitas tersebut merupakan cerminan
kondisi internal dari suatu kelompok. Kondisi internal yang membentuk atau
menjadi suatu identitas suatu kelompok nelayan adalah kondisi lingkungan tempat
kelompok nelayan berada, karakteristik keanggotaan, sarana prasarana kelompok
dan aturan kelompok yang berlaku.
Konsep Kepemimpinan
Robbins (2002) berpendapat, kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Carter dan Hampill yang
dikutip oleh Santosa (2006) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah
mengusahakan akan tindakannya, mempelopori struktur interaksi dari orang-orang
lain sebagai bagian dari proses pemecahan soal bersama. Menurut Margono
Slamet (1998) yang dikutip Ibrahim (2002) kepemimpinan adalah kemampuan
mempengaruhi perilaku orang banyak agar mau bekerjasama untuk mencapai
tujuan tertentu.
Robbins (2002) mengemukakan peranan yang perlu ditampilkan pemimpin
adalah: (1) mencetuskan ide atau sebagai seorang kepala, (2) memberi informasi,
(3) sebagai seorang perencana, (4) memberi sugesti, (5) mengaktifkan anggota, (6)
mengawasi kegiatan, (7) memberi semangat untuk mencapai tujuan. (8) sebagai
katalisator, (9) mewakili kelompok, (10) memberi tanggung jawab, (11)
menciptakan rasa aman, dan (12) sebagai ahli dalam bidang yang dipimpinnya.

7
Konsep Peran Tugas Kelompok
Peran tugas kelompok adalah peran yang membuat kelompok mampu untuk
memfokuskan secara lebih spesifik dalam mencapai tujuan kelompok (Golberg &
Larson, 2006). Peranan tugas kelompok berhubungan dengan tugas yang sedang
dikerjakan oleh kelompok. Golberg dan Larson (2006) mengidentifikasikan
peranan-peranan tugas kelompok yaitu sebagai penyetus-penyumbang, pencari
informasi, pencari pendapat, pemberi informasi, pengulas, pemberi pendapat,
koordinator, pengaruh, pengkritik-penilai, penggerak, ahli teknis dan pencatat.
Konsep Norma/Aturan
Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (2012), aturan adalah hasil
perbuatan mengatur atau (segala sesuatu) yg sudah diatur, sedangkan peraturan
adalah tatanan (petunjuk, kaidah, ketentuan) yg dibuat untuk mengatur. Bebe dan
Masterson (1982) seperti dikutip Saleh (2009) menyatakan setiap kelompok
mengembangkan dan mempertahankan norma-norma/aturan. Aturan/standart yang
menetapkan perilaku apa yang dapat diterima kelompok/tidak dapat diterima
kelompok. Beberapa norma tertentu dilaksanakan secara formal dan beberapa
yang lainnya timbul secara tidak formal (bersifat konvensi).
Konsep Pariwisata Bahari
Menurut BPS (2012), pariwisata merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan
yang berhubungan dengan gerakan manusia yang melakukan perjalanan atau
persinggahan sementara dari tempat tinggalnya ke suatu atau beberapa tempat
tujuan di luar lingkungan tempat tinggalnya yang didorong oleh beberapa
keperluan atau motif tanpa bermaksud mencari nafkah tetap. Pariwisata adalah
suatu industri yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat
dalam menyediakan lapangan pekerjaan, peningkatan penghasilan dan standar
hidup. Sebagai industri yang kompleks. Pariwisata juga mendukung sektor lainnya
seperti penginapan, transportasi dan industri kerajinan tangan dan cenderamata.
Undang-undang No 10 tahun 2009 menyatakan, Pariwisata adalah berbagai
macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah daerah.
Undang-undang No 10 tahun 2009 mengemukakan usaha pariwisata
meliputi daya tarik wisata, kawasan pariwisata, jasa transportasi wisata, jasa
perjalanan wisata, jasa makanan dan minuman, penyediaan akomodasi,
penyelenggaran kegiatan hiburan dan rekreasi, jasa informasi wisata, jasa
konsultan pariwisata, jasa pramuwisata, wisata tirta, spa dan penyelenggaraan
pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran. Untuk itu kegiatan
pariwisata membutuhkan berbagai komponen fasilitas, seperti: (1) fasilitas
pelayanan, antara lain akomodasi, rumah makan, dan hotel, (2) fasilitas
pendukung, antara lain perbelanjaan dan hiburan, (3) fasilitas umum dan
infrastruktur, antara lain air bersih, jalan, dan tempat parkir, (4) fasilitas rekreasi
yakni rekreasi obyek wisata dalam dan luar kawasan.
Perkembangan pariwisata adalah peningkatan kegiatan yang berhubungan
dengan wisata termasuk pengusahaan kawasan pariwisata dan daya tarik wisata

8
serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang tersebut peningkatan suatu keadaan
yang diakibatkan oleh tuntutan, dengan indikator yaitu peningkatan jumlah
kunjungan wisatawan, lama kunjungan wisatawan, peningkatan sarana dan
prasarana pariwisata, aktivitas wisatawan serta jenis dan macam usaha berkaitan
dengan pariwisata. Perkembangan pariwisata di wilayah pesisir akan mendukung
fasilitas-fasilitas pendukung wisata lainnya untuk berkembang pesat juga. Dalam
hal ini dibutuhkan pengembangan pariwisata secara menyeluruh. Pengembangan
pariwisata berpengaruh positif terhadap perluasan peluang usaha dan kerja bagi
masyarakat termasuk usaha tambahan bagi para nelayan, dimana hal ini akan
meningkatkan taraf hidup atau tingkat kesejahteraan mereka.
Indonesia sebagai negara kepulauan dan memiliki garis pantai yang sangat
panjang terkenal dengan wisata baharinya. Wisata bahari yaitu wisata yang
berhubungan dengan air atau laut. Banyak pulau yang dikembangkan menjadi
obyek wisata bahari, misalnya untuk bermain ski air, jet sky, speed boat,
berenang, menyelam dan menikmati keindahan bawah laut. Oleh karena itu,
Indonesia mempunyai potensi yang baik untuk dikembangkannya wisata bahari.
Tentunya hal ini memberikan peluang bagi masyarakat pesisir untuk berusaha
mendukung kegiatan pariwisata bahari dengan memberikan jasa ataupun kegiatan
lainnya sehingga memberikan pendapatan ekonomi. Tentunya hal ini juga
dimanfaatkan oleh kelompok nelayan untuk menambah pendapatan mereka. Agar
mendapatkan hasil yang maksimal maka dibutuhkan kinerja kelompok yang baik
sehingga dapat menguntungkan anggota-anggotanya.
Konsep Ketenagakerjaan
BPS (2012) menyatakan, Pekerja adalah semua orang yang biasanya bekerja
di perusahaan/usaha dengan mendapat upah/gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya
baik uang maupun barang. Tenaga kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas
yang sedang bekerja, yang memiliki pekerjaan namun sementara tidak bekerja,
seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan
dikategorikan bekerja.
Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pekerja/buruh adalah setiap
orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat. Pengusaha adalah orang perseorangan, persekutuan,
atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri, menjalankan
perusahaan bukan miliknya, atau mewakili perusahaan yang berkedudukan di luar
wilayah Indonesia.
Industri berdasarkan pengertian BPS (2012) adalah merupakan cabang
kegiatan ekonomi, sebuah perusahaan atau badan usaha sejenisnya dimana tempat
seseorang bekerja. Kegiatan ini diklasifikasikan berdasarkan Klasifikasi Lapangan
Usaha Indonesia (KLUI).
Kamus besar bahasa Indonesia menyatakan, Usaha adalah dengan
mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud;
pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu,

9
sedangkan kerja adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah atau mata
pencaharian.
Peluang usaha adalah kesempatan yg didapatkan seseorang atau kelompok
untuk menggunakan potensi yang dimiliki dan dengan memanfaatkan
kesempatan.
Kerangka Pemikiran
Dalam suatu kelompok setiap anggota kelompok memiliki karakter yang
berbeda-beda. Karakteristik anggota kelompok diperlukan untuk melihat sejauh
mana hubungan antara karakter individu dengan elemen-elemen yang terdapat di
dalam kelompok. Karakteristik anggota kelompok dapat dilihat dari indikator
umur, tingkat pendidikan, jabatan, dan lama keanggotaan yang memiliki
hubungan dengan elemen-elemen kelompok. Selain itu karakteristik anggota
kelompok juga memiliki hubungan langsung dengan peran kelompok nelayan
sebagai wahana kerjasama dan unit jasa penunjang.
Terdapat hubungan langsung elemen-elemen kelompok seperti indikator
kepemimpinan melalui peran pemimpin, peran tugas kelompok, dan norma/aturan
kelompok dengan peran kelompok nelayan sebagai wahana kerjasama dan unit
jasa penunjang. Jika indikator kepemimpinan peran pemimpin kelompok, peran
tugas anggota kelompok, dan norma/aturan kelompok dapat berjalan dengan baik,
maka peran kelompok pun menjadi baik. Peran kelompok yang baik tersebut
dapat memberikan hubungan positif dengan peluang usaha dan kerja kelompok di
sektor pariwisata, seperti jasa transportasi wisata, jasa makanan dan minuman,
penyediaan akomodasi dan lainnya. Hubungan ini memberi kesempatan kepada
kelompok untuk meningkatkan peran dalam peluang usaha dan kerja di luar sektor
perikanan sebagai usaha penunjang kelompok.
Kajian tentang peran kelompok nelayan dalam kegiatan pariwisata adalah
upaya mengkaji kinerja suatu kelompok nelayan dalam mencapai tujuannya untuk
mencapai kemajuan kelompok ke arah yang lebih baik di mana hal ini
menguntungkan para anggotanya. Sejalan dengan uraian di atas, keterkaitan
berbagai peubah untuk mengetahui peran kelompok nelayan dalam kegiatan
pariwisata terhadap tingkat kesejahteraan dapat dideskripsikan pada Gambar 1
berikut ini.

10
Karakteristik
Anggota
Kelompok
1. Umur
2. Tingkat
Pendidikan
3. Jabatan
4. Lama
Keanggotaan

Elemen-elemen
Kelompok
1. Kepemimpinan
melalui peran
pemimpin
2. Peranan Tugas
Kelompok
3. Norma/Aturan
kelompok

Peran Kelompok
Nelayan
1. Wahana
Kerjasama
2. Unit Jasa
Penunjang

Peluang Usaha &
Kerja

Keterangan:
= Hubungan langsung

Gambar 1 Kerangka pemikiran
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dibentuk, maka disusun
hipotesis penelitian sebagai berikut:
1.
Diduga terdapat hubungan nyata antara karakteristik anggota kelompok
dengan peran kelompok nelayan sebagai wahana kerjasama dan unit jasa
penunjang.
2.
Diduga terdapat hubungan nyata antara elemen-elemen kelompok yaitu
kepemimpinan melalui peran pemimpin, peranan tugas kelompok, dan
norma/aturan kelompok dengan peran kelompok nelayan sebagai wahana
kerjasama dan unit jasa penunjang.
3.
Diduga terdapat hubungan nyata antara karakteristik anggota kelompok
dengan elemen-elemen kelompok.
4.
Diduga terdapat hubungan nyata antara peran kelompok nelayan dengan
peluang usaha dan kerja.

11
Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini berkaitan dengan kerangka
pemikiran, antara lain sebagai berikut:
1. Karakteristik anggota kelompok
a. Umur adalah selisih antara tahun anggota kelompok dilahirkan dengan
tahun pada saat penelitian dilaksanakan. Diukur dengan menggunakan skala
ordinal. Dibedakan ke dalam kategori-kategori yang berbeda dengan
menggunakan perhitungan standar deviasi:
1. Muda (23-28 tahun)
2. Dewasa awal (29-32 tahun)
3. Dewasa akhir (33-41 tahun)
b. Tingkat pendidikan adalah tahun tempuh anggota kelompok dalam
memperoleh pendidikan formal yang terstruktur. Diukur dengan
menggunakan skala ordinal. Tingkat pendidikan dikategorikan ke dalam:
1. Rendah (tamat SD)
2. Sedang (tamat SMP)
3. Tinggi (tamat SMA)
c. Jabatan di dalam kelompok adalah posisi yang diberikan sebagai tanggung
jawab tugas di dalam kelompok. Diukur dengan menggunakan skala
nominal, dan dikelompokkan ke dalam kategori:
1. Pengurus kelompok (kode 1)
2. Anggota kelompok (kode 2)
d. Lama keanggotaan adalah lamanya setiap anggota kelompok bergabung
dalam kelompok hingga penelitian ini dilakukan dalam satuan bulan. Diukur
dengan menggunakan skala ordinal. Dibedakan ke dalam kategori-kategori
yang berbeda dengan menggunakan perhitungan standar deviasi:
1. Rendah (8-32 bulan)
2. Tinggi (33-42 bulan)
2. Elemen-elemen Kelompok
a. Peran pemimpin adalah usaha yang dilakukan pemimpin dalam
mengkoodinir, memberi informasi dan menjaga kekompakkan anggota
kelompoknya. Indikator yang digunakan dalam peran pemimpin adalah
mencetuskan ide atau sebagai seorang kepala, mengaktifkan anggota,
mengawasi kegiatan, memberi semangat untuk mencapai tujuan, mewakili
kelompok, dan memberi tanggung jawab. Diukur dengan menggunakan
skala ordinal berdasarkan sangat setuju = kode 4, setuju = kode 3, tidak
setuju = kode 2, dan sangat tidak setuju = kode 1. Dikategorikan ke dalam:
1. Rendah (jika total skor antara 20-22)
2. Sedang (jika total skor antara 23-25)
3. Tinggi (jika total skor antara 26-28)
b. Peran tugas kelompok adalah kemampuan yang dilakukan setiap anggota
kelompok dalam melakukan tugasnya di dalam kelompok. Indikator yang
digunakan dalam peran tugas kelompok adalah penyetus-penyumbang,
pencari informasi, pemberi informasi, pemberi pendapat, koordinator,
pengkritik-penilai, dan penggerak. Diukur dengan menggunakan skala

12
ordinal berdasarkan sangat setuju = kode 4, setuju = kode 3, tidak setuju =
kode 2, dan sangat tidak setuju = kode 1. Peran tugas kelompok dibedakan
ke dalam kategori:
1. Rendah (jika total skor antara 18-20)
2. Sedang (jika total skor antara 21-23)
3. Tinggi (jika total skor antara 24-26)
c. Norma/Aturan, cara yang ditetapkan untuk dipatuhi dan dijalankan yang
menetapkan perilaku apa yang dapat diterima kelompok/tidak dapat diterima
kelompok. Ukuran yang digunakan dalam peubah ini berdasarkan dipatuhi
atau tidak dipatuhinya aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam kelompok
oleh anggotanya. Indikator norma/aturan yaitu bentuk aturan, pemahaman
isi aturan, dan penerapan aturan. Diukur dengan menggunakan skala ordinal
berdasarkan sangat setuju = kode 4, setuju = kode 3, tidak setuju = kode 2,
dan sangat tidak setuju = kode 1. Norma/aturan dikategorikan ke dalam:
1. Rendah (jika total skor antara 14-16)
2. Sedang (jika total skor antara 17-19)
3. Tinggi (jika total skor antara 20-22)
3. Peran Kelompok Nelayan
a. Peran kelompok nelayan sebagai wahana kerjasama adalah bentuk peran
kelompok sebagai wadah kerjasama antar anggota kelompok dalam upaya
mengembangkan kelompok dan membina kehidupan kelompok. Indikator
peran kelembagaan sebagai wahana kerjasama yaitu kerjasama dalam
pencarian informasi usaha pariwisata, kerjasama dalam penyediaan
komoditi atau peralatan usaha dan kerja, dan kerjasama dalam pengelolaan
usaha kelompok. Diukur dengan menggunakan skala ordinal berdasarkan
sangat setuju = kode 4, setuju = kode 3, tidak setuju = kode 2, dan sangat
tidak setuju = kode 1. Dikategorikan ke dalam:
1. Rendah (jika total skor antara 13-14)
2. Sedang (jika total skor antara 15-16)
3. Tinggi (jika total skor antara 17-18)
b. Peran kelompok nelayan sebagai unit jasa penunjang adalah bentuk peran
kelompok sebagai kelompok unit usaha yang mengelola usaha di luar usaha
pokoknya seperti usaha-usaha dalam kegiatan pariwisata. Indikator peran
kelompok sebagai unit jasa penunjang yaitu perlunya pengembangan usaha
penunjang di sektor perdagangan, akomodasi, transportasi, makanan, dan
penyewaan peralatan olahraga air. Diukur dengan menggunakan skala
ordinal berdasarkan sangat setuju = kode 4, setuju = kode 3, tidak setuju =
kode 2, dan sangat tidak setuju = kode 1. Dikategorikan ke dalam:
1. Rendah (jika total skor antara 11-13)
2. Sedang (jika total skor antara 14-16)
3. Tinggi (jika total skor antara 17-19)

13
4. Peluang usaha dan kerja
Usaha dan kerja di sektor pariwisata adalah berbagai pekerjaan yang
dilakukan untuk memenuhi permintaan akan kebutuhan kegiatan wisata.
Pengukuran dilakukan dengan melihat apakah terdapat usaha atau kerja
tambahan dan macam usaha apa saja yang dilakukan oleh para nelayan yang
aktif dalam kegiatan pariwisata selain usaha mereka sebagai kelompok Perahu
pesiar. Dikategorikan ke dalam:
1. Perahu pesiar yang tidak ada tambahan usaha (kode 1)
2. Perahu pesiar yang memiliki tambahan usaha lainnya (kode 2)

14

15

PENDEKATAN LAPANG
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan
pendekatan kualitatif dalam pengumpulan datanya. Pendekatan kuantitatif
dilakukan melalui penelitian survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari
satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang
pokok (Singarimbun & Effendi, 2008). Pengumpulan data kuantitatif dalam
penelitian ini dilakukan melalui metode survei kepada masyarakat dengan
menggunakan kuesioner. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan
pendekatan kualitatif dilakukan melalui teknik observasi terlibat langsung kepada
yang diteliti. Melalui pendekatan ini dilakukan pengambilan dokumen dan
wawancara mendalam kepada informan. Pendekatan kuantitatif dan kualitatif ini
berguna untuk mengetahui peran kelompok nelayan dalam kegiatan pariwisata,
mengetahui macam usaha yang dikerjakan oleh kelompok nelayan yang aktif
dalam kegiatan pariwisata, mengetahui hubungan elemen-elemen kelompok yaitu
indikator kepemimpinan melalui peran pemimpin, peranan tugas kelompok, dan
norma/aturan kelompok dengan peran kelompok nelayan dan mengetahui
hubungan peran kelompok nelayan dalam fungsinya sebagai wahana kerjasama
dan unit jasa penunjang dengan peluang usaha dan kerja pada sektor pariwisata.
Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke obyek penelitian
untuk melihat aktivitas yang dilakukan.
Data primer dan sekunder yang diperoleh diolah dan kemudian dianalisa
secara deskriptif. Menurut Riduwan dan Sunarto (2011), Analisis deskriptif adalah
analisis yang menggambarkan suatu data yang akan dibuat baik sendiri maupun
secara kelompok. Data yang diperoleh melalui pendekatan kualitatif yaitu dengan
wawancara mendalam dan observasi disajikan secara deskriptif untuk mendukung
dan memperkuat analisis kuantitatif.
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran,
Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara
sengaja (purposive) karena dianggap sesuai dan dapat menjawab tujuan penelitian
yang memiliki karakteristik profesi pekerjaan sebagai nelayan sangat banyak.
Pengembangan Desa Pangandaran sebagai daerah wisata pesisir dan bahari sudah
berlangsung sejak lama dan merupakan salah satu daerah tujuan wisata unggulan
di Jawa Barat. Pengumpulan data primer dan data sekunder dilakukan pada bulan
Maret - April 2013. Pengolahan data dan hasil pembahasan laporan selanjutnya
dilakukan pada bulan Mei - Juli 2013 (Lampiran 1). Kegiatan penelitian meliputi
penyusunan proposal skripsi, kolokium, perbaikan proposal, pengumpulan data
lapangan, pengolahan data dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji petik
skripsi, sidang skripsi, dan perbaikan laporan penelitian.

16
Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat nelayan Desa Pangandaran,
Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat yang merupakan anggota
kelompok perahu pesiar dalam Organisasi Perahu Pesiar Pangandaran (OP3). Unit
analisis penelitian yaitu anggota kelompok nelayan yang aktif dalam kegiatan
usaha atau kerja di luar sektor perikanan khususnya usaha atau kerja dalam bidang
pariwisata. OP3 adalah organisasi nelayan yang mengakomodasi kegiatan
pariwisata di Pangandaran khususnya Desa Pangandaran. Usaha pariwisata yang
dikelola oleh OP3 adalah jasa perahu wisata/perahu pesiar. Jumlah anggota OP3
secara keseluruhan sebanyak 518 orang yang dibagi ke dalam tujuh kelompok
perahu pesiar dengan wilayah kerja yang berbeda yaitu sebagian besar cakupan
wilayahnya terdapat di Desa Pangandaran dan Desa Pananjung. Masing-masing
kelompok melayani para pengunjung yang berada di wilayah kerja mereka.
Pengambilan responden menggunakan metode pengambilan sampel acak
sederhana (Simple Random Sampling) agar populasi mempunyai kesempatan yang
sama untuk dipilih sebagai sampel. Responden yang dipilih sebesar 7% dari
jumlah populasi yaitu sebanyak 36 orang yang tergabung dalam kelompok
nelayan yang aktif dalam kegiatan pariwisata. Pemilihan responden sebanyak 36
orang dari jumlah populasi dikarenakan anggota nelayan tersebut memiliki banyak
persamaan atau homogen, sehingga pemilihan 36 responden dirasakan cukup
untuk mewakili keseluruhan data yang ingin didapat dari semua respoden. Adapun
jumlah populasi dapat disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1 Jumlah populasi dan sample penelitian
Nama
Kelompok
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
Kelompok 7
Total

Jumlah
Perahu

Jumlah
Populasi

19
25
24
18
18
13
13

78
82
96
76
67
55
64
518

130

Jumlah Sample
Perahu
4
4
4
12

Jumlah
Responden
(orang)
12
12
12
36

Sumber: Kantor Organisasi Perahu Pesiar Pangandaran (OP3), 2013
Data dan Instrumen
Data primer didapatkan dengan metode wawancara melalui kuesioner yang
dibagikan kepada responden dan wawancara mendalam terhadap responden
informan. Terdapat empat responden informan yang terdiri dari pemilik perahu
pesiar, dan anak buah kapal (ABK). Wawancara adalah pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi secara langsung kepada sumber
informasi. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada masyarakat
sebagai responden. Data sekunder diperoleh dari kantor Desa Pangandaran, kantor
Kecamatan Pangandaran, kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis, kantor
Organisasi Perahu Pesiar Pangandaran dan lainnya, serta buku, internet, jurnal-

17
jurnal penelitian, skripsi, tesis, dan laporan penelitian yang ada kaitannya dengan
penelitian ini.
Instrumen merupakan alat ukur untuk mengumpulkan data. Instrumen dalam
penelitian ini menggunakan alat bantu kuesioner tertutup berupa daftar pertanyaan
yang berhubungan dengan peubah dalam penelitian. Kuesioner tersebut terdiri
dari empat bagian yaitu bagian pertama berisikan pertanyaan-pernyataan
mengenai identitas responden atau karakteristik responden; bagian kedua
berisikan pernyataan-pernyataan mengenai elemen-elemen kelompok; bagian
ketiga berisikan pernyataan-pernyataan mengenai peran kelompok nelayan dan
bagian keempat berisikan pernyataan-pernyataan mengenai peluang usaha dan
kerja.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Validitas menurut Singarimbun dan Effendi (2008) menunjukkan sejauh
mana suatu alat itu mengukur apa yang ingin diukur. Penelitian ini menggunakan
validitas konstruktif untuk menguji validitas instrumen penelitian yaitu menyusun
tolok ukur operasional berdasarkan kerangka dari suatu konsep dan teori. Dalam
penerapannya dengan cara membuat tolok ukur berdasarkan konsep dan teori
yang diperoleh dari beberapa kajian pustaka dan berkonsultasi dengan dosen
pembimbing ataupun berbagai pihak yang dianggap menguasai materi. Langkah
dalam menentukan instrumen maka terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen
pada anggota kelompok yang mempunyai karakteristik relatif sama. Uji coba
kuesioner ini dilaksanakan pada 10 responden yang tergabung dalam kelompok
nelayan di Desa Pananjung, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat. Jika r
hitung product moment berada di atas angka kritik tabel korelasi nilai dengan
koefisien validitas pada taraf 5% (0.05) yaitu r tabel = 0.632, maka pernyataanpernyataan dalam kuesioner tergolong kategori valid. Uji validitas dilakukan pada
10 orang anggota kelompok lima perahu pesiar Pangandaran yang memiliki
wilayah operasi di Desa Pananjung, hal ini dikarenakan Desa Pananjung tidak
masuk wilayah penelitian. Uji coba validitas menggunakan pertanyaan-pertanyaan
pada kuesioner yang berhubungan dengan dimensi elemen-elemen kelompok
dengan jumlah pertanyaan sebanyak 28 pertanyaan dan dimensi peran kelompok
nelayan dengan jumlah pertanyaan 12 pertanyaan. Hasil uji validitas tersebut
menyatakan hanya terdapat lima pertanyaan tergolong kategori valid yaitu r hitung
lebih besar daripada r tabel = 0.632. Uji validitas telah dilakukan, kemudian
dilakukan beberapa pengubahan maksud dari pertanyaan-pertanyaan dan
membuang enam pertanyaan dari dimensi elemen-elemen kelompok dan dua
pertanyaan dari dimensi peran kelompok nelayan tergolong kategori tidak valid.
Pengubahan dan pembuangan beberapa pertanyaan dilakukan, kemudian
kuesioner tersebut digunakan untuk mengambil data responden. Hasil validitas
dapat dilihat pada Lampiran 5.
Reliabilitas menurut Singarimbun dan Effendi (2008) menyatakan sejauh
mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas
digunakan untuk melihat sejauh mana hasil pengukuran telah konsisten bila
dilakukan pengukuran lagi. Pengujian reliabilitas dilihat dari kuat atau tidaknya
nilai koefisien reliabilitas split-half Guttman (rSHG), menyatakan dimensi elemenelemen kelompok memiliki tingkat reliabilitas tergolong tinggi (reliabel), yaitu

18
nilai koefisien reliabilitas split-half Guttman (rSHG) = 0.843, sedangkan pada
dimensi peran kelompok nelayan tergolong moderat dengan nilai koefisien
reliabilitas split-half Guttman (rSHG) = 0.519. Hasil reliabilitas dapat dilihat pada
Lampiran 6.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan terhadap responden yang merupakan anggota
kelompok perahu pesiar yang tergabung dalam OP3 Desa Pangandaran,
Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat.
Pengumpulan data primer melalui teknik wawancara dengan bantuan kuesioner,
dan data sekunder yaitu melalui pengumpulan data-data atau informasi dari
berbagai pihak-pihak terkait seperti tokoh masyarakat, kantor desa maupun
kecamatan dan lainnya.
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh diolah menggunakan analisis statistik deskriptif
digunakan untuk menggambarkan karakteristik anggota, Elemen-elemen dalam
kelompok, peran kelompok nelayan dan peluang usaha dan kerja pada sektor
pariwisata, serta analisis statistik inferensial untuk melihat hubungan antara
masing-masing aspek tersebut. Pengolahan data dilakukan dengan langkah, yaitu
pertama, melakukan pengkodean kemudi