Rancang bangun model peningkatan kinerja agroindustri kelapa sawit perkebunan BUMN

RANCANG BANGUN MODEL PENINGKATAN KINERJA
AGROINDUSTRI KELAPA SAWIT PERKEBUNAN BUMN

AIDA FARIDA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul:

Rancang Bangun Model Peningkatan Kinerja Agroindustri
Kelapa Sawit Perkebunan BUMN

adalah benar hasil karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing dan belum
pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program studi sejenis di perguruan
tinggi lain. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan
dengan jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.


Bogor, Januari 2012

Aida Farida
F.326010151

ABSTRACT
AIDA FARIDA. Model Design for Improving Performance of State Owned Oil
Palm Agroindustry. Under supervision of Irawadi Jamaran, A. Aziz Darwis,
Khaswar Syamsu, and Yandra Arkeman
Financial and non financial factors are important indicators to evaluate
performance of the corporation. The main objective of this study was to design a
model for improving performance of estate and plant of state owned oil palm
agroindustry. This model were integrated in model based management system
(MBMS) and the data were integrated in data based management system
(DBMS). The MBMS and the DBMS were integrated with dialog management
system and then all the components were integrated and implemented into a
computer software named Pin-KK. Implementation of Pin-KK produces
conception model of key performance indicator model, scoring board model,
improving performance combination model dan simulation model.

Research methodology applied several system techniques such as SWOT analysis
(strengths, weaknesses, opportunities and threats), balance scorecard and fuzzy
pairwase comparison. The selected criteria for estate is plant, fertilizing, cost
management, harvest, plant maintenance, production and employee development,
while selected criteria for factory is production, factory cost management,
losses, factory utilization, CPO quality, employees development,
and
environmental friendly process. The result of the low estate performance is
employees development, while the low factory performances are production and
environmental friendly production process

Keywords: Oil Palm Agroindustry, Key Performance Indicator, Scoring Board

RINGKASAN
AIDA FARIDA. Rancang Bangun Model Peningkatan Kinerja Agroindustri
Kelapa Sawit Perkebunan BUMN. Dibimbing Oleh Irawadi Jamaran, A. Aziz
Darwis, Khaswar Syamsu, dan Yandra Arkeman
Kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan kegiatan operasional
periode yang lalu dan dijadikan acuan dalam pengendalian dan evaluasi
sekaligus menjadi sebuah sistem yang optimal.

Perkebunan BUMN seperti umumnya sebuah organisasi tidak lepas
dari permasalahan manajemen seperti perubahan produk, teknologi produksi,
organisasi, struktur pasar dan lain-lain yang akan mempengaruhi kebijakan
manajemen.
Oleh sebab itu PBUMN memerlukan pengukuran kinerja yang
dapat dijadikan acuan dalam melakukian evaluasi sekaligus menjadi sebuah
sistem yang optimal.
Rancang bangun model peningkatan kinerja agroindustri kelapa sawit
PBUMN dibuat dalam bentuk software dengan nama Pin-KK memuat informasi
yang lengkap dalam menentukan IKK kebun, IKK pabrik, scoring board
kebun, scoring board
pabrik,
kombinasi peningkatan kinerja kebun,
kombinasi peningkatan kinerja pabrik, simulasi kebun dan simulasi pabrik.
Software ini mudah untuk dioperasikan sehingga mampu mendukung
manajemen dalam proses mengukur kinerja dan meningkatkan kinerja kebun
dan pabrik secara komprehensif dan sistematik.
Model peningkatan kinerja agroindustri kelapa sawit PBUMN
mempunyai konfigurasi yang terdiri dari tiga komponen yaitu sistem
manajemen basis data yang terdiri dari data awal kebun dan pabrik (jumlah

pakar, level 1-tujuan, level-2 perspektif, level-3 kriteria), data pakar kebun dan
pabrik input isian kuesioner menurut pakar dan informasi nilai dan informasi
nilai linguistic label), data resume AHP kebun dan pabrik, data IKK kebun dan
pabrik serta data skor kebun dan pabrik; sistem manajemem basis model
terdiri dari model penentuan indikator kinerja kunci (IKK) kebun, model
penentuan indikator kinerja kunci (IKK) pabrik, model scoring board kebun,
model scoring board pabrik, model kombinasi peningkatan kinerja kebun,
model kombinasi peningkatan kinerja pabrik, model simulasi kebun dan model
simulasi pabrik.
Model penentuan indikator kinerja kunci (IKK) kebun dan model
penentuan indikator kinerja kunci (IKK) pabrik dirancang untuk membantu
pengguna dalam menentukan IKK yang menjadi penentu dalam pengukuran
kinerja kebun dan pabrik dengan dilengkapi nilai bobot dari masing-masing
kriteria dan nilai konsistensi dari jawaban pakar. Model scoring board kebun
dan model scoring board pabrik dirancang untuk mengukur kinerja kebun
dan pabrik berdasarkan indikator kinerja kunci. Penilaian untuk kebun dan
pabrik berdasarkan batas bawah dan batas atas. Hal ini dilakukan agar tingkat
kepercayaan akan efektifitas lebih tinggi. Model kombinasi peningkatan
kinerja kebun dan model kombinasi peningkatan kinerja pabrik dirancang agar
pengguna dapat meningkatkan kinerja kebun dan pabrik berdasarkan aturan

kombinasi yng telah diakuisisi dari pakar. Model simulasi kebun dan model
simulasi pabrik dirancang untuk memberikan gambaran perubahan nilai kinerja

kebun dan pabrik setelah program peningkatan kinerja dilakukan. Pengguna
memasukan nilai persentase yang akan digunakan untuk mengubah data detail
IKK pada alternatif yang kinerjanya rendah.
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu tahap pertama
adalah kajian pendahuluan untuk menentukan strategi perusahaan dengan
analisis SWOT dan sasaran kinerja perusahaan dengan menggunakan balance
scorecard sebagai alat manajemen strategis yang dapat menjawab permasalahan
yang terjadi. Tahap kedua adalah model penentuan indikator kinerja kunci
(IKK) kebun dan model penentuan indikator kinerja kunci (IKK) pabrik, tahap
ketiga adalah model scoring board kebun dan model scoring board pabrik,
tahap keempat adalah model kombinasi peningkatan kinerja kebun dan model
peningkatan kinerja pabrik, serta tahap kelima adalah model simulasi kebun
dan model simulasi pabrik.
Model penentuan indikator kinerja kunci (IKK) kebun dan pabrik dibuat
menggunakan metode Fuzzy-Pairwise Comparison. Hasil perhitungan FuzzyPairwise Comparison untuk tujuan, bobot tertinggi yaitu peningkatan
produktivitas (72,31 %), efisiensi biaya kebun (19,21%) dan terjaganya
kelestarian lingkungan (8,48%). Penilaian kepentingan berdasarkan perspektif,

nilai tertinggi adalah perspektif proses bisnis internal (34,91%) menyusul
perspektif keuangan (26,29%), pertumbuhan dan pembelajaran (14,45%),
kepuasan karyawan (11,09%), lingkungan/komunitas (8,59%) dan pelanggan
(4,67%). Untuk penilaian kriteria pengukuran kinerja berdasarkan perspektif
dan tujuan, yang mempunyai bobot tertinggi adalah bahan tanaman (12,51%)
menyusul pemupukan (11,31%), pengelolaan biaya (8,77%), panen (8,65%),
pemeliharaan tanaman (8,39%), produksi (7,74%), pengembangan karyawan
(7,07%), transportasi dan infrastuktur (6,59%), penyusunan anggaran (5,91%),
fleksibilitas karyawan dalam pekerjaan (4,51%), mutu TBS (4,23%), tingkat
kepuasan karyawan (3,75%), tingkat keluhan masyarakat (3,71%), keterlibatan
masyarakat sekitar (3,59%), dan teknologi informasi (3,27%).
Model penentuan indikator kinerja kunci (IKK) pabrik berisi kriteria
yang paling mempengaruhi kinerja pabrik. Hasil perhitungan Fuzzy-Pairwise
Comparison untuk tujuan, bobot tertinggi yaitu efisien pabrik (70,04%),
menyusul efisiensi biaya pabrik (17,92%) dan terjaganya kelestarian lingkungan
(12,04%). Sedangkan untuk penilaian kepentingan berdasarkan perspektif
proses bisnis internal (34,23%), menyusul pertumbuhan dan pembelajaran
(20,17%), keuangan (19,77%), kepuasan karyawan (11,06%), pelanggan
(8,57%) dan lingkungan/komunitas (6,19%).
Untuk penilaian kriteria

pengukuran kinerja pabrik yang mempunyai bobot tertinggi adalah produksi
(12,82%) menyusul pengelolaan biaya pabrik (11,84%), losis (10,39%), utilisasi
pabrik (9,04%), mutu CPO (8,32%), pengembangan karyawan (7,35%), proses
produksi ramah lingkungan (6,97%), tingkat keluhan masyarakat (5,13%),
keterlibatan masyarakat sekitar (4,63%), mutu TBS (4,35%), pemeliharaan
mesin/instalasi (4,27%), penyusunan anggaran (3,84%), fleksibilitas karyawan
dalam pekerjaan (3,41%), tingkat kepuasan karyawan (2,91%), premium produk
(2,51%) dan teknologi informasi (2,22%). Berdasarkan wawancara pakar,
kriteria terpilih untuk kebun dan pabrik adalah bahan tanaman (12,51%),
pemupukan (11,31%), pengelolaan biaya (8,77%), panen (8,65%), pemeliharaan
tanaman (8,39%), produksi (7,74%) dan pengembangan karyawan (7,07%),

sedangkan kriteria terpilih untuk pabrik adalah produksi (12,82%), pengelolaan
biaya pabrik (11,84%), losis (10,39%), utilisasi pabrik (9,04%) dan mutu CPO
(8,32%), pengembangan karyawan (7,35%), proses produksi ramah lingkungan
(6,97%). Hasil perhitungan kinerja untuk kebun
adalah 7,14 (sedang)
dengan uraian skor tinggi untuk bahan tanaman, pemupukan, panen,
pemeliharaan tanaman dan produksi; skor sedang untuk pengelolaan biaya; dan
skor rendah untuk pengembangtan karyawan; d) Hasil perhitungan kinerja

untuk pabrik adalah 5,86 (rendah) dengan uraian skor tinggi untuk
pengelolaan biaya, kehilangan, utilisasi dan mutu CPO; skor sedang untuk
pengembangan karyawan; dan skor rendah untuk bahan baku TBS dan proses
produksi ramah lingkungan; e) Pengukuran
kinerja kebun dan pabrik
merupakan pengukuran yang mempunyai keterkaitan antara keenam perspektif
dalam BSC. Untuk kinerja kebun pengukuran yang mempunyai nilai rendah
adalah pengembangan karyawan dan pengukuran kinerja pabrik yang rendah
adalah bahan baku TBS dan proses produksi ramah lingkungan. Nilai kinerja
yang rendah di kebun akan ditingkatkan melalui program manajemen SDM
berbasis proses, melaksanakan sistem manajemen kinerja (performance
management system/PMS) dan SDM berbasis kompetensi. Nilai kinerja yang
rendah di pabrik akan ditingkatkan melalui program peningkatan pengawasan
terhadap mutu pembelian TBS dan meningkatkan penerapan standar sistem
kualitas.
Model scoring board digunakan untuk mengukur kinerja kebun dan
pabrik, berdasarkan indikator kinerja kunci/IKK dari kriteria terpilih, hasil
yang diperoleh untuk kinerja kebun yang rendah adalah pengembangan
karyawan sedangkan kinerja pabrik yang rendah adalah produksi dan proses
produksi ramah lingkungan. Hasil penilaian kinerja rendah di kebun dan pabrik

akan ditingkatkan melalui program kebijakan yang menggunakan teknik
kombinasi dan diharapkan dapat meningkatkan kinerja kebun dan pabrik.
Model kombinasi peningkatan kinerja kebun dan pabrik kelapa sawit
dari masing-masing kriteria yang mempunyai kinerja rendah dibuat suatu
program kebijakan untuk meningkatkan kinerja kebun dan pabrik dengan
suatu aturan kombinasi berdasarkan kriteria pengukuran kinerja kebun dan
pabrik
Model simulasi kebun dan model simulasi pabrik digunakan untuk
memberikan gambaran pencapaian kinerja baru berdasarkan kebijakan yang
diterapkan dengan parameter-parameter tertentu. Secara otomatis software PinKK akan menghitung kembali data IKK kebun pada alternatif yang rendah
dengan melakukan perubahan sesuai angka persentase yang di input dan proses
perhitungan kinerja dengan menggunakan teknik scoring board akan
menghitung kembali.

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2012
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam
bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm dan sebagainya


RANCANG BANGUN MODEL PENINGKATAN KINERJA
AGROINDUSTRI KELAPA SAWIT PERKEBUNAN BUMN

AIDA FARIDA

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Teknologi Industri Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

Penguji pada Ujian Tertutup
Prof. Dr. Ani Suryani
Prof. Dr. Anas M. Fauzi, M.Sc

Penguji pada Ujian Terbuka

Dr . Ir. Zulkarnain Poeloengan
Dr.Ir. Bambang Dradjat, M.Ec

LEMBAR PENGESAHAN
Judul Disertasi

: Rancang Bangun Model Peningkatan Kinerja Agroindustri
Kelapa Sawit Perkebunan BUMN

Nama

: Aida Farida

NIM

: F 326010151

Program Studi

: Teknologi Industri Pertanian

Disetujui,
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Irawadi Jamaran
Ketua

Prof. Dr. Ir. A Aziz Darwis, MSc
Anggota

Prof. Dr.Ir. Khaswar Syamsu, MSc
Anggota

Dr. Ir. Yandra Arkeman, M.Eng
Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi
Teknologi Industri Pertanian

Dekan Sekolah Pasca Sarjana

Dr. Ir.Mahfud, MS

Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc.Agr

Tanggal Ujian:

Tanggal Lulus:

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pontianak pada tanggal 8 April 1965, merupakan
anak ke dua dari lima bersaudara dari ayah HA Hasibuan, SH dan ibu Hj
Purnama Sari Siregar. Penulis menikah dengan Drs M Amin Sembiring, MM
dan telah dikaruniai seorang anak Andhika Taufan Prananta Pelawy yang
berusia 11 tahun.
Penulis menempuh pendidikan di SDK Susteran Pontianak, SDN I
Rengat-Riau dan lulus dari SD Persit Kartika Chandra Kirana Banda Aceh
pada tahun 1976. Kemudian penulis melanjutkan SMPN I di Banda Aceh dan
lulus dari SMPN 85 Jakarta pada tahun 1980. Setelah lulus dari SMAN 70
Jakarta pada tahun 1983, penulis diterima di IPB melalui program Perintis II
dan pada tahun 1984 diterima pada Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, lulus tahun 1988. Pada tahun
1994 penulis melanjutkan studi program Magister Manaejmen di IPB dan
lulus pada tahun 1996. Pada tahun 2001 penulis melanjutkan program Doktor
pada program Studi Teknologi Industri Pertanian, Sekolah Pascasarjana IPB.

PRAKATA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena berkat karunia Nya, disertasi
dengan judul Rancang Bangun Model Peningkatan Kinerja Agroindustri Kelapa
Sawit Perkebunan BUMN dapat diselesaikan oleh penulis.
Penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang
setulusnya kepada yang terhormat Bapak Prof. Dr. Ir. Irawadi Jamaran sebagai
ketua Komisi Pembimbing yang telah memberikan curahan waktu, bimbingan,
arahan dan nasihat serta dorongan moral kepada penulis dari awal sampai
selesainya disertasi ini.

Penghargan dan ucapan terimakasih juga penulis

sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. A Aziz Darwis, Bapak Prof. Dr Ir.
Khaswar Syamsu, MSc., dan Bapak Dr. Ir. Yandra Arkeman, M Eng. selaku
anggota Komisi Pembimbing, Prof. Dr. Ani Suryani dan Prof. Dr. Anas M.
Fauzi, M.Sc selaku Penguji pada Ujian Tertutup serta Dr. Ir. Zulkarnain
Poeloengan dan Dr. Ir. Bambang Dradjat, MEc selaku Penguji pada Ujian
Terbuka yang telah memberikan bimbingan, arahan dan dorongan moral
sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini.
Terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dahlan Harahap
selaku Direktur Utama PTPN IV atas dorongan moril dan materiil serta Direksi
PTPN IV atas ijin dan kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk
mengikuti program Doktor di IPB dan Direksi PTPN III, Direksi PTPN VI,
Kantor Kementerian BUMN, Manajer Kantor Perwakilan Jakarta, nara sumber
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala waktu, ilmu dan
pengetahuan yang diberikan kepada penulis selama melakukan pengumpulan
data di lapangan serta teman-teman yang selalu berkumpul di surau Halulas
Bapak Soufjan, Bapak Widadi, Bapak Bintoro, Bapak Basith, Bapak Farhat, Ibu
Nora, Bapak Alex dan Bapak Acep.
Rasa terimakasih yang mendalam penulis sampaikan kepada mama,
papa, kila, bibi serta kakak dan adik keluarga besar HA Hasibuan, SH dan
keluarga besar Drs HK Sembiring yang senantiasa memberikan doa dan
semangat.

Penghargaan khusus penulis sampaikan kepada suami tercinta dan
ananda Ditho yang senantiasa ada di sepanjang situasi baik suka maupun duka,
penulis mengucapkan terima kasih atas kesabaran, pengertian, pengorbanan
dan doanya selama ini.

Semoga Disertasi ini bermanfaat bagi semua.

Bogor, Januari 2012
Aida Farida

DAFTAR ISTILAH
Analisis SWOT

:

Analisa yang digunakan untuk menentukan strategi
perusahaan dengan cara mengidentifikasi faktor-faktor
strategis yang menjadi kekuatan (strength), peluang
(opportunities), kelemahan (weaknesses) dan ancaman
(threats).

Analytical
:
Hierarchy Process
(AHP)

Merupakan
alat
analisis untuk
membantu
pengambilan keputusan agar memahami kondisi sistem
dan membantu melakukan prediksi dalam pengambilan
keputusan dan dapat menyederhanakan persoalan yang
kompleks, tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik
menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu
hierarki.

Asam Lemak
Bebas (ALB)

:

Menunjukkan kualitas minyak yang dihasilkan dari
buah matang panen.

Balance Scorecard :
(BSC)

Istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Kaplan
dan Norton untuk menyatakan bagaimana seseorang
perlu mengukur kinerja dengan cara yang lebih holistik
dari beberapa perspektif yang berbeda.
Merupakan kerangka konseptual untuk menerjemahkan
tujuan-tujuan strategis organisasi yang dilihat dari
enam
persektif,
yaitu
keuangan,
pelanggan,
lingkungan/komunitas, proses bisnis internal, kepuasan
karyawan dan pertumbuhan dan pembelajaran dengan
harapan BSC dapat memperbaiki proses, meningkatkan
motivasi dan mendidik karyawan serta meningkatkan
sistem informasi.

Benchmarking

:

Mencari
perilaku
berkelas
dunia
terbaik,
membandingkan,
memperkenalkannya
dan
memodifikasi bila perlu serta menerapkannya ke
perusahaan

Berondolan

:

Buah kelapa sawit yang memberondol (terlepas) dari
tandan buah.

Buah Matang
Panen

:

Tandan buah segar yang masih berada di pohon
maupun sudah di panen.

Crude Palm Oil
(CPO)

:

Merupakan hasil dari pengolahan tandan buah segar
menjadi minyak kelapa sawit mentah.

Concistency Ratio
(CR)

:

Merupakan parameter pada AHP yang digunakan untuk
menilai tingkat konsistensi hubungan antara objek-

objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
Harga CR menurut Saaty (1993) tergantung dari
matriks yang dibentuk, nilai CR adalah 0,05 untuk
matriks 3 x 3 dan 0,08 untuk matriks 4 x 4 serta 0,1
untuk yang berukuran diatas 4 x 4. Dari perhitungan ini
apabila didapatkan nilai ≤ 10 % maka penilaian
dianggap tidak konsisten.
Expert (ahli)

:

Seseorang yang mempunyai telaah yang mendalam
terhadap
suatu
permasalahan
dan
mampu
memanfaatkan pengalaman profesionalnya.

Fuzzy Logic

:

Suatu metode untuk memetakan suatu permasalahan
yang kebenarannya masih samar sehingga sering
disebut kebenaran fuzzy.
Kelebihan logika fuzzy adalah: mudah dimengerti,
konsep matematis yang mendasarinya sangat sederhana
dan mudah dimengerti, sangat fleksibel, memiliki
toleransi terhadap data yang tidak tepat, mampu
memodelkan fungsi-fungsi nonlinear yang sangat
kompleks, dapat membangun dan mengaplikasikan
pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung
tanpa harus melalui proses pelatihan, dapat
bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara
profesional dan didasarkan pada bahasa alami.

Indikator Hasil
Utama (Key Result
Indicators/KRI)

:

Menggambarkan
perspektif.

Indikator Kinerja
(Performance
Indicators/PI)

:

Menjelaskan apa yang harus dilakukan.

Indikator Kinerja
Kunci/IKK (Key
Performance
Indicators/KPI)

:

Menjelaskan apa yang harus dilakukan untuk
meningkatkan kinerja secara dramatis. Merupakan
ukuran hasil akhir atau ukuran pengendali hasil akhir.
yang diperoleh dari hasil eksploitasi dari sasaran kinerja
yang telah dipertimbangkan paling kritis didalam usaha
pencapaian tujuan.

Indonesia
:
Sustainable Palm
Oil (ISPO)

Persyaratan untuk melestarikan lingkungan dengan
parameter meliputi perizinan, manajemen perkebunan,
penerapan teknik budidaya, pengelolaan kelapa sawit,
pengelolaan dan pemantauan lingkungan, tanggung
jawab terhadap pekerja, tanggung jawab social,
pemberdayaan ekonomi masyarakat dan peningkatan
usaha secara berkelanjutan.

bagaimana

keberhasilan

secara

Iterasi

:

Proses pengulangan kembali

Kinerja

:

Merupakan jawaban dari capaian pelaksanaan suatu
kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan
visi perusahaan yang ada pada rencana strategi.
Terdapat tiga ukuran kinerja, yaitu kinerja hasil utama,
indikator kinerja dan indikator kinerja kunci.

Tujuan

:

Menggambarkan suatu kondisi tertentu yang
direncanakan perusahaan yang dapat dicapai dalam
kurun waktu satu sampai tiga tahun. Pencapaian tujuan
membantu perusahaan dalam mencapai misi dan
menggerakkannya pada visi yang ditetapkan. Tujuan
organisasi harus ditulis dengan menyatakan manfaat
yang harus dipenuhi dalam hal biaya, waktu dan
kualitas tertentu.

Metode Fuzzy
AHP

:

Metode yang dikembangkan dari metode AHP dengan
menggunakan konsep fuzzy pada beberapa bagian
seperti dalam hal penilaian sekumpulan alternatif dan
kriteria.

Misi

:

Merupakan suatu pernyataan bisnis perusahaan, tidak
menyatakan suatu hasil, tidak ada batas waktu dan
pengukuran tetapi
memberikan arahan untuk
pembuatan suatu keputusan tentang alokasi sumber
daya dan penetapan tujuan.

Model

:

Suatu representasi atau abstraksi dari suatu sistem atau
dunia nyata.

Pendekatan Sistem

:

Merupakan pendekatan dengan beberapa tahapan proes
yaitu : analisis,
rekayasa model,
implementasi
rancangan, implementasi, dan operasi sistem.
Pendekatan sistem mempunyai delapan unsur yaitu
metodologi untuk perencanaan dan pengelolaan, suatu
tim yang multidispliner, pengorganisasian, 4) disiplin
untuk bidang non kuantitatif, teknik model matematik,
teknik simulasi, teknik optimasi dan aplikasi komputer.

Pengukuran
(Measurements)

:

Suatu cara untuk memantau sasaran strategis.
Pengukuran dapat berupa suatu indikator yang terbagi
dua yaitu untuk mengarahkan menuju hasil akhir
(leading/lead indicator) yang biasa disebut sebagai
ukuran outcome (outcome measures) dan mengarahkan
kepada hasil akhir (lagging/lag indicator) yang bisa
disebut
sebagai
ukuran
pengendali
kinerja
(permormance driver measures).

Peremajaan

:

Upaya pengembangan perkebunan dengan melakukan
penggantian tanaman tua/tidak produktif dengan
tanaman baru secara keseluruhan atau bertahap dengan
menggunakan teknologi.

Perluasan

:

Upaya pengembangan areal tanaman perkebunan pada
wilayah baru atau pengutuhan areal di sekitar
perkebunan yang sudah ada dengan menggunakan
teknologi.

Revitalisasi
Perkebunan

:

Upaya percepatan pengembangan perkebunan rakyat
melalui perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman
perkebunan yang didukung kredit investasi perbankan
dan subsidi bunga oleh pemerintah dengan melibatkan
perusahaan di bidang usaha perkebunan sebagai mitra
dalam pengembangan perkebunan, pengolahan dan
pemasaran hasil

:

Ketentuan standar produksi minyak sawit berkelanjutan
yang mengacu pada prinsip dan kriteria RSPO.

Sasaran
(Objectives)

:

Merupakan suatu
pernyataan spesifik yang
mendiskripsikan
tentang apa yang ingin dicapai
perusahaan dalam kurun waktu satu tahun. Sasaran
dinyatakan secara operasional, jelas dan terperinci
mengenai segala yang ditargetkan untuk bisa dicapai
dalam kurun waktu satu tahun . Perumusan sasaran
bersifat SMART (Specific/spesifik, Measureable/dapat
diukur,
Achieveable/dapat
dicapai,
Result
oriented/berorientasi hasil, Time-bound/memiliki batas
waktu pencapaian).

Sistem

:

Sekumpulan metode, prosedur, teknik atau objek yang
terorganisir dalam suatu wadah, yang berkaitan satu
dengan lainnya dan bersifat kompleks, membentuk satu
kesatuan secara menyeluruh untuk mencapai tujuan.

Sistem
Fuzzy

:

Merupakan penduga numerik yang terstruktur dan
dinamik serta mempunyai kemampuan untuk
mengembangkan system intelijen dalam lingkungan
yang tidak pasti dan tidak tepat

Sistem Manajemen :
Basis Data

Merupakan komponen sistem manajemen ahli yang
digunakan untuk menyimpan data; menerima dan
memperbarui data; dan mengendalikan basis data.

Sistem Manajemen :

Merupakan komponen sistem

Roundtable
sustainable
oil (RSPO)

palm

manajemen ahli yang

Basis Model

digunakan untuk mengelola model (untuk merancang
model; merancang format keluaran model; untuk
merubah model dan untuk memanipulasi model.

Sistem Manajemen :
Dialog

Merupakan komponen sistem manajemen ahli yang
dirancang untuk mempermudah interaksi antara model
(program komputer) dengan pengguna.

Sistem Pakar

:

Merupakan sistem informasi basis data yang
menggunakan basis pengetahuan untuk bereaksi seperti
halnya seorang konsultan pakar kepada pengguna.
Sistem pakar menyediakan jawaban-jawaban untuk
pertanyaan-pertanyaan yang memiliki permasalahan
spesifik dengan memperkirakan pengetahuan seseorang
yang sudah ahli dalam bidang yang bersangkutan ke
dalam suatu basis pengetahuan.

Strategi

:

Penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah
perusahaan dan arah tindakan serta alokasi sumberdaya
yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan itu.

Strategi Bisnis

:

Berkaitan dengan cara-cara yang digunakan perusahaan
untuk mendapatkan keunggulan persaingan di dalam
setiap bisnis utamanya.

Strategi
Perusahaan

:

Berkaitan dengan keputusan-keputusan ke mana bisnis
seharusnya masuk dan keluar dan bagaimana
perusahaan seharusnya mengalokasokan sumber daya
di antara bisnis-bisnis berbeda yang dimasukinya.

Piranti Lunak
(Software)

:

Kumpulan program, prosedur dan kemungkinan
dokumen tertentu yang berkaitan dengan operasi
pengolahan data.

Tanaman Belum
Menghasilkan
(TBM)

:

Tanaman yang dipelihara sejak bulan penanaman
pertama sampai di panen pada umur 36 – 48 bulan.

Tanaman
Menghasilkan
(TM)

:

Tanaman yang dipelihara sejak lebih dari 36 bulan yang
telah berbunga dan berbuah.

Tandan Buah
Segar (TBS)

:

Buah kelapa sawit yang sudah siap panen dengan
kriteria buah berwarna merah mengkilat dan dari 10
kg buah telah ada buah yang memberondol (terlepas)
dari tandan sebanyak 2 buah.

Tujuan

:

Menggambarkan

suatu

kondisi

tertentu

yang

direncanakan perusahaan yang dapat dicapai dalam
kurun waktu satu sampai tiga tahun. Pencapaian tujuan
membantu perusahaan dalam mencapai misi dan
menggerakkannya pada visi yang ditetapkan. Tujuan
organisasi harus ditulis dengan menyatakan manfaat
yang harus dipenuhi dalam hal biaya, waktu dan
kualitas tertentu.
Visi

:

Merupakan pernyataan untuk mengarahkan dan
mengendalikan suatu perusahaan secara keseluruhan
untuk merealisasikan konsep yang diinginkan dimasa
akan datang.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL…………………………………...................

i

DAFTAR GAMBAR……………………………………………

ii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………...................

iii

1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………
1.2 Tujuan Penelitian…………………………………………
1.3 Ruang Lingkup Penelitian………………………………..
1.4 Deskripsi Kebaruan (Novelty)……………………………

1
6
6
7

2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proses Produksi Kelapa Sawit…………………………..
2.2 Kondisi Kelapa Sawit PBUMN…….............................
2.3 Pengukuran dan Peningkatan Kinerja……………………
2.4 Pendekatan Sistem……………………………………….
2.5 Model dan Permodelan Sistem…………………………..
2.6 Verifikasi dan Validasi Model………………….............
2.7 Balance Scorecard (BSC)……………………………….
2.8 Sistem Penunjang Keputusan …………………………...
2.9 Analisis SWOT………………………………………….
2.10 Fuzzy-Analytical Hierarchy Process
(Fuzzy –AHP)…………………………........................

9
12
16
26
27
30
31
42
44
47

3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1
3.2
3.3
3.4

Kerangka Pemikiran……………………………………
Jenis Data dan Sumber Data……………………………
Metode Analisis Data…………………………………..
Rancang Bangun Model………………………………..

53
55
56
58

4 ANALISIS SISTEM
4.1 Analisis Situasional……………………………………
4.2 Analisis Kebutuhan……………………………………
4.3 Formulasi Masalah……………………………………
4.4 Identifikasi Sistem……………………………………..

63
66
67
70

5 RANCANG BANGUN MODEL
5.1 Konfigurasi Model……………………………………
5.2 Kerangka Model………………………………………
5.3 Verifikasi dan Validasi Model………………………..

71
72
80

6 HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Kondisi PBUMN……………………………………….
6.2 Model Penentuan Indikator Kinerja Kunci (IKK)
Kebun………………………………………………….

81
92

6.3 Model Penentuan Indikator Kinerja Kunci (IKK)
Pabrik……………………………………………………
6.4 Model Scoring Board Kebun……………………………
6.5 Model Scoring Board Pabrik……………………………
6.6 Model Kombinasi Peningkatan
Kinerja Kebun…………………………………………...
6.7 Model Kombinasi Peningkatan
Kinerja Pabrik……………………………………………
6.8 Model Simulasi Kebun……………………....................
6.9 Model Simulasi Pabrik……………………....................
6.10 Rancangan Implementasi Model…………………………

100
107
113
120
120
120
122
123

7 SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan…………………………………………………
7.2 Saran……………………………………………………..

125
126

DAFTAR PUSAKA………………………………......................

129

LAMPIRAN……………………………………………………..

135

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Luas areal kelapa sawit Indonesia tahun 2003-2009….....

13

2

Produksi CPO Indonesia tahun 2005 – 2009……………...

14

3

Produksi CPO PBUMN tahun 2009-2010………………..

14

4

Parameter mutu CPO.......................................................

22

5

Nilai faktor strategik……………………………………….

46

6

Penilaian kriteria dengan label fuzzy................................

57

7

Produksi minyak nabati dunia tahun 2003-2008………….

59

8

Analisis kebutuhan pelaku peningkatan
kinerja kelapa sawit PBUMN……………………………..

67

Tingkat kesehatan PBUMN tahun 2009…………………..

82

9

10 Luas areal PBUMN berdasarkan kepemilikan
tahun 2009…………………………………………………..

82

11 Luas areal tanaman, produksi dan produktivitas
CPO pada kebun Rimdu Berdasarkan
komposisi umur tanaman tahun 2007-2009………………..

84

12 Analisis SWOT kelapa sawit PBUMN………………………

90

13 Sasaran strategi PBUMN…………………………………

91

14 Sasaran strategi kebun kelapa sawit PBUMN..................

92

15 Normalisasi kriteria yang mempengaruhi
kinerja kebun….............................................................

97

16 Sasaran strategi pabrik kelapa sawit PBUMN..................

100

17 Normalisasi kriteria yang mempengaruhi
kinerja pabrik………………………………………………

105

18 Pengukuran IKK kebun…………………………………….

111

19 Pengukuran IKK pabrik…………………………………….

117

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1

Pohon industri kelapa sawit (Mangoensoekarjo dan Dereinda
Dereinda, 1991)……………………………………………….

10

2

Proses Pengolahan CPO (Departemen Perindustrian, 2007)…

12

3

Total pendapatan dan laba PBUMN tahun 2004-2009
(Kementerian BUMN, 2009)…………………………………..

15

Return On Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE)
PBUMN tahun 2004 – 2009 (Kementerian BUMN, 2009)…...

15

5

Biaya produksi PBUMN………………………………………

25

6

Komponen perspektif balanced scorecard
(Kaplan dan Norton, 1996)…………………………………..

32

7

Model balance scorecard (Nils-Gőran Olve, et al, 1999)…..

32

8

Enam perspektif balance scorecard (Parmenter, 2007)…….

35

9

Struktur sistem penunjang Keputusan(Eriyatno, 2003) ……

43

10

Alternatif strategi dari matriks SWOT
(Wheelen dan Hungren, 2001)………………………………..

47

11

Proses metode fuzzy…………………………………………...

49

12

Triangular Fuzzy Number (TFN) A = (a1, a2, a3)
(Marimin, 2002)………………………………………………..

49

Membership function fuzzy untuk nilai kriteria linguistik
dan alternatif...…………………………………………………

51

14

Kerangka Pemikiran ………………………………………….

53

15

Tahapan penelitian rancang bangun model
peningkatan kinerja kebun dan pabrik..………………………..

60

Diagram alir deskriptif tahapan penelitian
rancang bangun model peningkatan kinerja
kebun dan pabrik…………………………………………........

61

Luas areal kelapa sawit PBUMN dibandingkan
perkebunan kelapa sawit lainnya (Kementerian
BUMN, 2010; Oil World dan Annual Report, 2009)………….

63

Produksi TBS dan CPO PBUMN dibandingkan
perkebunan kelapa sawit lainnya (Kementerian
BUMN, 2010; Oil World dan Annual Report, 2009)…………

64

4

13

16

17

18

19

Produktivitas CPO PBUMN dibanding Malaysia,
Indonesia dan dunia (Kementerian BUMN, 2010;

Oil World, dan dan Annual Report, 2009)……………….........

64

Rendemen CPO PBUMN dibanding Serawak Oil,
Lonsum, Golden Agri, Astra Agro, Indofood Agro
dan Sime Darby, tahun 2008 (Kementerian BUMN,
2010 dan Annual Report, 2009)………………….....................

64

Total pendapatan dan laba PBUMN tahun 2008 dibanding
Wilmar Int, Sime Darby, IOI Corp, Golden Agri,
KL Kepong, Smart, Indofood Agro dan Astra Agro,
tahun 2008 (Kementerian BUMN, 2009)………………….......

65

Return on assets (ROA) dan return on equity
(ROE) PBUMN tahun 2008 dibanding perkebunan
kelapa sawit lainnya (Kementerian BUMN, 2009)…………….

65

Diagram input output model peningkatan kinerja
agroindustri kelapa sawit PBUMN.........................................

70

Konfigurasi rancang bangun model peningkatan
kinerja agroindustri kelapa sawit PBUMN…………………….

72

Diagram alir deskriptif model penentuan
indikator kinerja kunci (IKK) kebun dan pabrik………………

76

Diagram alir deskriptif model scoring board
kebun dan pabrik……………………………………………….

78

Diagram alir deskriptif model kombinasi peningkatan
kinerja kebun dan pabrik………………………………………

79

28

Produksi TBS PBUMN tahun 2006 – 010…………………...

83

29

Produksi dan produktivitas TBS PBUMN tahun 009

83

30

Produktivitas PBUMN dan perkebunan besar swasta
tahun 2006 – 008……………………………………………..

84

31

Produksi CPO PBUMN tahun 2006 – 010…………………..

85

32

Produksi dan rendemen CPO PBUMN tahun 2009…………..

85

33

Rendemen minyak sawit PBUMN dan perkebunan
besar swasta tahun 2006 – 2008………………………………

86

34

Analisis SWOT PBUMN …………………………………….

90

35

Peta strategi PBUMN………………………………………..

92

36

Peta strategi kebun kelapa sawit PBUMN…………………..

93

37

Resume pembobotan untuk alternatif kriteria kebun
berdasarkan tujuan, perspektif BSC dan kriteria………………

94

Hasil perhitungan pembobotan tujuan terhadap
perspektif dan rasio konsistensi kebun kelapa sawit………….

96

20

21

22

23
24
25
26
27

38
39

Hasil perhitungan pembobotan perspektif

terhadap kriteria dan rasio konsistensi kebun
kelapa sawit……………………………………………………

96

40

Peta strategi pabrik kelapa sawit PBUMN……………………

41

Resume pembobotan untuk alternatif kriteria
pabrik berdasarkan tujuan, perspektif BSC dan kriteria………

102

42

Hasil perhitungan pembobotan tujuan terhadap
perspektif dan rasio konsistensi pabrik kelapa sawit…………..

104

43

Hasil perhitungan pembobotan perspektif
terhadap kriteria dan rasio konsistensi pabrik
kelapa sawit…………………………………………………..
Pembobotan IKK berdasarkan kriteria kebun………………...

104

44
45

Contoh rentang scoring dari masing-masing
IKK kebun…………………………………………………..

46

Contoh bentuk scoring board kebun………………………….

47

Resume IKK dan program peningkatan
kinerja kebun………………………………………………….

48

Pembobotan IKK berdasarkan kriteria pabrik………………..

49

Contoh rentang scoring dari masing-masing
IKK pabrik…………………………………………………….

50

Contoh bentuk scoring board pabrik…………………………

51

Resume IKK dan program peningkatan kinerja pabrik ……….

52

Nilai simulasi kebun yang diharapkan………………………..

53

Resume IKK dan kombinasi peningkatan kinerja kebun
setelah simulasi………………………………………………..

54

Nilai simulasi pabrik yang diharapkan………………………..

55

Resume IKK dan kombinasi peningkatan
kinerja pabrik setelah simulasi…………………………..........

100

108
110
111
112
113
116
117
119
121
121
122
123

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Luas areal kelapa sawit Indonesia 1970 – 2009……..…………………….. 136
2 Diskripsi potensi pertumbuhan dan produksi berbagai
bahan tanaman persilangan Dx P asal PPKS
Medan dan Socfindo……………………………………………………....

137

3 Jenis dan sifat pupuk untuk tanaman kelapa sawit ………………………..

138

4 Hara terangkut panen dan terangkut TBS (populasi tanaman
130 pokok/ha)……………………………………………………………..

139

5 Prinsip dan kriteria RSPO (Sawit Lingkers, 2008)………………………

140

6 Tingkat kesehatan perkebunan BUMN (Surat Keputusan
Kementerian BUMN No. KEP/100/MBU/2002,
tanggal 4 Juni 2002 2002)……………………………………………….

148

7 Produksi TBS, MS dan IS tiap tahun tanam (dalam 600 ha)……………..

149

8 Skor indikator kinerja kunci (IKK) kebun……………………………….

150

9 Skor indikator kinerja kunci (IKK) pabrik……………………………...

151

10 Contoh kombinasi kinerja rendah dan program
peningkatan kinerja kebun……………………………………………….

152

11 Contoh kombinasi kinerja rendah dan program
peningkatan kinerja kebun………………………………………………..

153

12 Petunjuk penggunaan Pin-KK ……….…………………………………… 154

1

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era persaingan yang semakin turbulen dan kompetitif, proses bisnis
perkebunan Badan Usaha Negara (PBUMN) tidak dapat dipisahkan dari
lingkungan yang sifatnya eksternal dan internal. Peran kelapa sawit dan produk
turunannya terhadap ekspor non migas pada tahun 2009, sangat besar yaitu 80
persen dari total ekspor dengan nilai USD 116,5 milyar. Menurut data dari Kantor
Kementerian BUMN (2010), luas perkebunan kelapa sawit adalah sebesar 7,5
juta hektar atau sepertiga dari total luas perkebunan di Indonesia, dengan produksi
minyak sawit (crude palm oil/CPO) nasional sebesar 21 juta ton sehingga industri
ini dapat menghidupi 20-25 juta penduduk atau setara dengan 10 persen dari total
penduduk Inonesia.
CPO memberikan kontribusi sebesar 50 persen

dari total produksi

minyak berbasis CPO atau 15 persen dari total produksi minyak nabati (edible oil)
dunia yang totalnya mencapai 155 juta ton. Pengaruh determinan kelapa sawit
terhadap tanaman penghasil minyak nabati lainnya adalah karena produktivitasnya
yang lebih tinggi.

Jika produksi minyak rata-rata 4 ton/ha/tahun, maka

produktivitas kelapa sawit setara dengan 20 hektar tanaman kedele. Disamping itu
biaya produksi kelapa sawit adalah lebih kurang 50 persen dibandingkan dengan
tanaman penghasil minyak nabati lainnya, sehingga perkembangan kelapa sawit
20 tahun terakhir merupakan ancaman bagi daya saing minyak kedele, rapeseed
dan sunflower.

Hal ini menyebabkan persaingan yang yang tidak sehat dengan

berbagai isu-isu yang ditujukan kepada agroindustri kelapa sawit seperti
deforestasi, konservasi lingkungan dan perlindungan orang utan.
Untuk

memenangkan

persaingan

maka

PBUMN

harus

mampu

mengembangkan kompetensi yang dimilikinya sehingga unik dan berbeda dari
perusahaan pesaing.

Upaya yang sudah dilakukan oleh PBUMN adalah

melakukan benchmark dan pemetaan kinerja kelapa sawit PBUMN dibandingkan
dengan perusahaan kelas dunia (world class company/WCC). Tujuan yang ingin
diperoleh adalah menyiapkan rencana-rencana strategis jangka panjang, yang
nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam mencapai tataran praktek bisnis
setara perusahaan kelas dunia. Hasil yang diperoleh adalah kinerja produksi

2

PBUMN ada pada tahap kedua yaitu externally neutral (dua tingkat di bawah
perusahaan kelas dunia) (Kantor Kementerian BUMN, 2010).
PBUMN sudah mulai menyadari lingkungan bisnisnya sehingga kinerja
bisnis selalu dibandingkan dengan pesaing melalui upaya benchmark, tetapi
hambatan yang menjadi pembatas adalah disebabkan belum ada inisiatif inovasi
dan kreatifitas untuk melakukan perubahan. Ketidakmampuan menangkap
dinamika internal terutama berkaitan dengan riset dan pengembangannya sehingga
menghasilkan persepsi yang berbeda. Oleh sebab itu pengembangan sumberdaya
manusia merupakan salah satu alternatif program yang harus ditingkatkan (Kantor
Kementerian BUMN, 2010).
Sesuai dengan misi nasional Indonesia yaitu program indonesia
emas/prima/unggul, PBUMN sebagai bagian dari komponen strategis masyarakat
Indonesia terpanggil untuk berprestasi dan mendukung program tersebut. Budaya
unggul merupakan suatu kepedulian yang harus dilakukan oleh PBUMN dan
dijadikan sebagai suatu kebutuhan sebuah perusahaan dalam rangka mewujudkan
kinerja excellent.

Sudah tidak zamannya lagi PBUMN berkembang diatas

semangat dan budaya birokrasi yang miskin akan kreatifitas dan tidak terpacu oleh
kompetisi. Strategi peningkatan daya saing bagi PBUMN untuk menuju standar
kinerja perusahaan kelas dunia membutuhkan pendekatan yang sifatnya
menyeluruh. Dibutuhkan harmonisasi seluruh sumberdaya untuk menghasilkan
kinerja prima (excellent).
Peningkatan kinerja merupakan salah satu tujuan perusahaan sehingga
tingkat pencapaian hasil kerja secara kualitas dan kuantitas harus dapat terukur.
Pengukuran kinerja bukanlah tujuan akhir melainkan suatu alat agar dihasilkan
manajemen yang lebih efisien sehingga akan terjadi peningkatan kinerja. Hasil
pengukuran kinerja akan memberikan umpan balik bagi perusahaan untuk menilai
pencapaian target perusahaan, membantu mengetahui kekuatan dan kelemahan,
menentukan tindakan yang tepat untuk meningkatkan kinerja dan membantu
membuat keputusan-keputusan strategis (Anthony, et al., 1997).
Pengukuran yang sering digunakan oleh perusahaan pada era manajemen
tradisonal seperti return on investment/ROI, profit margin dan rasio operasi
sudah tidak dapat memuaskan semua pihak. Menurut Kaplan dan Norton (1996)

3

pengukuran tersebut belum cukup mewakili untuk menyimpulkan baik tidaknya
kinerja suatu perusahaan, karena hanya menggambarkan pengukuran efektifitas
penggunaan aktiva dan laba pada periode tertentu serta tidak menggambarkan
aspek di luar keuangan seperti pelanggan, karyawan dan masyarakat. Lebih jauh
Kaplan dan Norton (2004) menyatakan bahwa

ukuran finansial

hanya

berdasarkan pada anggaran sebagai alat pengendalian sehingga mempunyai
banyak keterbatasan seperti tidak adanya alat manajemen yang menggambarkan
strategi perusahaan secara komprehensif dan

tidak terdapat objektif-objektif

stratejik serta kecenderungan pengendalian yang

bersifat operasional jangka

pendek. Pada tahun 2004 muncul isu tentang kinerja pembangunan kelapa sawit
yang dikaitkan dengan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan
organisasi multistakeholders kelapa sawit yang tergabung dalam rountable on
sustainable palm oil (RSPO) yang memperkenalkan 8 prinsip, 39 kriteria dan
paling sedikit 92 indikator untuk menilai kinerja pembangunan kelapa sawit.
Sementara Kementerian Pertanian mengeluarkan Permentan No.19 tahun 2011
tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (indonesian
sustainable palm oil (ISPO) yang memuat 7 prinsip, 41 kriteria dan 126 indikator
pembangunan kelapa sawit berkelanjutan.

Bagi PBUMN, kinerja perusahaan

diukur berdasarkan Kepmen BUMN No.100 Tahun 2002 yang menerapkan
indikator kinerja dari aspek keuangan, organisasi dan administrasi. Pengukuran
dengan aspek ini merupakan pengukuran yang sering digunakan oleh perusahaan
pada era manajemen tradisonal, yang dianggap sudah tidak dapat memuaskan
semua pihak.
Perubahan lingkungan bisnis yang semakin kompetitif dan turbulen
mengharuskan

PBUMN untuk memiliki keunggulan dan strategi yang tepat

untuk menghadapi perubahan tersebut. Perusahaan yang bisa menang dalam
persaingan bisnis di dunia yang penuh dengan perubahan adalah perusahaan yang
cepat dan adaptif dengan perubahan dalam mengelola dan mengimplementasikan
strateginya (Jery, et al., 2002). Sehingga diperlukan suatu strategi yang tepat dan
terencana untuk mempertahankan kinerja perusahaan agar dapat tetap berjalan
dengan baik meskipun perubahan terus menerus terjadi. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Kaplan dan Norton (2004) hanya 10 persen perusahaan di

4

Amerika Serikat yang dapat mengeksekusi strategi dengan baik dan hal ini
disebabkan adanya hambatan-hambatan yang terjadi pada visi, pelaku, manajemen
dan sumberdaya.
Pengukuran kinerja dengan balance scorecard (BSC) merupakan model
pengukuran kinerja yang lebih holistik

karena merupakan

suatu sistem

manajemen strategis yang dapat mengukur kinerja berwujud dan tidak berwujud.
Disamping itu juga dapat digunakan sebagai alat pengendali strategi perusahaan
untuk menghasilkan kegiatan operasional yang lebih efisien, sehingga dapat
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis yang semakin kompetitif dan
turbulen karena dapat menerjemahkan visi dan strategi kedalam tujuan dan ukuran
kinerja (Kaplan dan Norton, 2004).

Prinsip dasar BSC mampu memenuhi

kebutuhan organisasi akan strategi yang tepat, lengkap dan dibuat dalam bahasa
yang mudah dipahami oleh semua tingkatan dalam organisasi, sehingga akan
mempercepat proses sosialisasi kepada seluruh karyawan.

Oleh sebab itu

penerapan BSC di PBUMN, mengharuskan PBUMN memiliki keunggulan dan
strategi yang tepat untuk menghadapi perubahan tersebut. Dengan BSC tujuan
dan ukuran scorecard diterjemahkan kedalam sekumpulan indikator keuangan
dan non keuangan yang terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat.
Sesuai dengan visi PBUMN yaitu

mengembangkan agroindustri

berbasis kelapa sawit dalam rangka menghasilkan produk unique dan SDM yang
berkompetensi maka perusahaan harus efisien dan terus meningkatkan kinerjanya
agar dapat

mewujudkan perusahaan perkebunan dengan tata kelola yang baik

(good corporate governance) sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN
No. PER-01/MBU/2011 tahun 2011 yang akhirnya dapat mewujudkan kinerja
prima.
Saat ini PBUMN dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara/PTPN I sampai
dengan PTPN XIV dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (PT RNI) yang
menyebar dari

Propinsi Nangroe Aceh Darussalam

sampai Papua dengan

pengelolaan berbagai komoditi seperti karet, kelapa, kopi, kelapa sawit, teh,
cengkeh, kakao, kapuk, pala, tebu dan tembakau. PBUMN yang mengelola kelapa
sawit adalah PTPN I sampai dengan PTPN VIII, PTPN XIII- PTPN XIV dan PT
RNI. Permintaan akan minyak sawit (crude palm oil/CPO) dan hasil olahannya

5

yang semakin meningkat, menyebabkan kelapa sawit menjadi komoditas utama
dunia yang paling dibutuhkan saat ini. Hal ini karena produk yang dihasilkan
tanaman kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan baku industri
seperti pangan, kosmetik, farmasi dan bahan bakar (biodiesel).
Sesuai dengan Pasal 3 ayat 2, Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN disebutkan bahwa
tingkat kesehatan BUMN ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap kinerja
perusahaan untuk tahun buku yang bersangkutan yang meliputi penilaian aspek
keuangan, operasional dan administrasi. Sehingga pengukuran kinerja PBUMN
selama ini hanya dilihat dari hasil perolehan perusahan pada akhir tahun, yang
merupakan akumulasi dari proses pekerjan yang dilakukan oleh kebun dan pabrik.
Pengukuran kinerja kebun dan pabrik sangat diperlukan untuk mengetahui status
kinerja kebun dan pabrik berdasarkan indikator kinerja yang diturunkan dari
sejumlah kriteria keberhasilan agroindustri perkebunan kelapa sawit sehingga
dapat dijadikan acuan dalam menyusun perbaikan kinerja perkebunan kelapa sawit
PBUMN.

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengukuran

kinerja kebun dan pabrik maka diperlukan sebuah model peningkatan kinerja
agroindustri kelapa sawit PBUMN.
Rancang bangun model peningkatan kinerja yang diaplikasikan pada
perkebunan kelapa sawit dinamakan Peningkatan Kinerja Kelapa Sawit (Pin-KK).
Model ini
merupakan

dikembangkan dengan
alat

analisis untuk

metode fuzzy-pairwise comparison yang
membantu pengambilan keputusan agar

memahami kondisi sistem dan membantu melakukan prediksi dalam pengambilan
keputusan.

Pin-KK digunakan untuk menghitung kinerja secara kuantitatif

terhadap semua kriteria yang ada di kebun dan pabrik. Jenis model perhitungan
yang terdapat pada Pin-KK terbagi menjadi tiga bagian, yaitu fuzzy-pairwise
comparison yang digunakan untuk menentukan indikator kinerja kunci/IKK,
teknik scoring board untuk mengukur kinerja dan teknik kombinasi IKK untuk
membentuk kebijakan peningkatan kerja yang mempunyai kriteria rendah. Selain
itu terdapat simulasi yang dapat menggambarkan target pencapaian kinerja yang
diinginkan oleh perusahaan.

6

1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu model peningkatan
kinerja agroindustri kelapa sawit PBUMN dengan kajian men