Latar Belakang Kelas IV Katolik BS MJCrev2017

2 kelas IV SD

B. Hakikat Pendidikan Agama Katolik

Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh iman dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama Katolik, dengan tetap memperhatikan penghormatan terhadap agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Secara lebih tegas dapat dikatakan bahwa pendidikan Agama Katolik di sekolah merupakan salah satu usaha untuk memampukan peserta didik berinteraksi berkomunikasi, memahami, menggumuli dan menghayati iman. Dengan kemampuan berinteraksi antara pemahaman iman, pergumulan iman dan penghayatan iman itu diharapkan iman peserta didik semakin diperteguh.

C. Tujuan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Pendidikan Agama Katolik pada dasarnya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk membangun hidup yang semakin beriman. Membangun hidup beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan: Situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan, kelestarian lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari berbagai agama dan kepercayaan.

D. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Katolik

Ruang lingkup pembelajaran dalam Pendidikan Agama Katolik mencakup empat aspek yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Keempat aspek yang dibahas secara lebih mendalam sesuai tingkat kemampuan pemahaman peserta didik adalah:

1. Pribadi peserta didik

Aspek ini membahas pemahaman diri sebagai pria dan wanita yang memiliki kemampuan dan keterbatasan, kelebihan dan kekurangan dalam berrelasi dengan sesama serta lingkungan sekitarnya. Aspek ini membahas bagaimana meneladani pribadi Yesus Kristus yang mewartakan Allah Bapa dan Kerajaan Allah, seperti yang terungkap dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Ruang lingkup ini membahas makna Gereja, bagaimana mewujudkan kehidupan menggereja dalam realitas hidup sehari-hari. Ruang lingkup ini membahas secara mendalam hidup bersama dalam masyarakat sesuai irmansabda Tuhan, ajaran Yesus dan ajaran Gereja. 3 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

E. Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik

Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintiik melalui proses 5 M yaitu, mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasikan dan mengomunikasikan. Meski menjadi salah satu ciri Kurikulum 2013, pendekatan ini bukanlah merupakan pendekatan satu-satunya. Dalam kegiatan pembelajaran, guru dapat menggunakan berbagai pendekatan dan pola pembelajaran yang lain sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Selain pendekatan saintiik, kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti menggunakan pendekatan kateketis sebagai ciri pembelajarannya.Pendekatan kateketis berorientasi pada pengetahuan yang tidak lepas dari pengalaman, yakni pengetahuan yang menyentuh pengalaman hidup peserta didik. Pengetahuan diproses melalui releksi pengalaman hidup, selanjutnya diinternalisasikan sebagai pembentuk karakter peserta didik. Pengetahuan iman tidak akan mengembangkan diri peserta didik, jika ia tidak mengambil keputusan terhadap pengetahuan tersebut. Proses pengambilan keputusan itulah yang menjadi tahapan kritis sekaligus sentral dalam pembelajaran agama katolik. Tahapan proses pendekatan kateketis adalah 1 Menampilkan fakta dan pengalaman manusiawi yang membuka pemikiran atau yang dapat menjadi umpan, 2 Menggumuli fakta dan pengalaman manusiawi secara mendalam dan meluas dalam terang Kitab Suci, 3 Merumuskan nilai-nilai baru yang ditemukan dalam proses releksi sehingga terdorong untuk menerapkan dan mengintegrasikan dalam hidup.

F. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Katolik Kelas IV

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya 1.1. Bersyukur atas keunikan dirinya sebagai anugerah Allah 1.2. Bersyukur atas kemampuan dan keterbatasan diri sebagai anugerah Allah. 1.3. Beriman kepada Allah yang setia pada janji-Nya yang telah memberikan Sepuluh Perintah Allah sebagai pedoman hidup. 1.4. Bersyukur atas Sepuluh Perintah Allah yang menjadi landasan dalam berelasi dengan orang tua. 1.5. Bersyukur atas Sepuluh Perintah Allah yang menjadi landasan dalam berelasi dengan sesama.