Latar Belakang vol4 jurnal anri 12 2015
5
faktor utama terhadap maraknya praktik KKN, sehingga ada paham di kalangan birokrat “Jika sesuatu bisa dipersulit mengapa harus dipermudah”.
Salah satu faktor penyebab buruknya pelayanan publik oleh birokrasi karena tidak adanya keinginan kuat untuk mengikis habis ketidakefisienan layanan birokrasi,
melalui praktik penyelenggaraan kearsipan nasional yang efisien dan efektif pada LNBP birokrasi pencipta arsip
dan lembaga kearsipan birokrasi penyelamat dan pelestari arsip statis pusat dan daerah agar arsip dinamis dan statis yang autentik dan reliabel
sebagai informasi informasi manajemen dan bahan pertanggungjawaban nasional senantiasa tersedia bagi penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan,
dan pelayanan publik.
Belum optimalnya praktik penyelenggaraan kearsipan nasional pada LNBP dan lembaga kearsipan, khususnya pada level daerah menyebabkan rendahnya tingkat
ketersediaan arsip dinamis dan statis yang autentik dan reliabel sebagai alat bukti sah, akuntabilitas kinerja, dan bahan pertanggungjawaban nasional oleh pemerintah kepada
masyarakat. Rendahnya tingkat ketersedian arsip dinamis dan statis menyebabkan penyelenggaraan administrasi pemerintah berjalan kurang transparan, kurang
akuntabel, kurang efisien, dan kurang efektif.
Kondisi ini dapat terlihat dari kasus-kasus yang terjadi pada beberapa LNBP birokrasi pencipta arsip selama ini, seperti karut marutnya daftar pemilih tetap DPT
di KPU pada Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2009-2014, tanpa kendalinya administrasi kependudukan di Departemen Dalam Negeri sehingga acap kali muncul
Kartu Tanda Penduduk KTP fiktif seperti kasus KTP fiktif atas nama Nur Hasbi salah seorang teroris pengebom Hotel JW Marriott Kuningan
Kompas , 1772009, masih
adanya ketidakjelasan pencatatan rekening liar dan aset-aset negara yang belum dimasukkan sebagai kekayaan negara di Departemen Keuangan, dan lain-lain.
DPT, data kependudukan, dan data aset negara merupakan data-data yang berkaitan dengan hak konstitusional, hak-hak keperdataan masyarakat, dan kekayaan
negara, seharusnya data-data tersebut dicatat dan ditata seapik mungkin melalui sistem administrasi dan arsip dinamis yang baik oleh birokrasi pemerintah yang bertanggung
jawab atas fungsi dan tugas tersebut di atas. Namun sudah menjadi rahasia umum
6
birokrasi pemerintah tersebut tidak melaksanakan fungsi dan tugas sebagai mana mestinya, sehingga penyelenggaraan pemerintahan berjalan kurang efisien dan efektif.
Sementara itu pada sisi lain arsip statis sebagai bahan pertanggungjawaban nasional dan memori kolektif bangsa yang telah diserahkan oleh birokrasi pencipta
arsip kepada lembaga-lembaga kearsipan masih belum optimal dikelola khususnya lembaga kearsipan daerah, sehingga pemberdayaan arsip statis sebagai sumber
informasi untuk penelitian dan sejarah perjalanan bangsa belum optimal dilaksanakan. Dengan kondisi penyelenggaraan kearsipan oleh kedua birokrasi pencipta arsip –
penyelamta dan pelestari arsip statis : LNBP dan lembaga kearsipan seperti ini pada akhirnya berdampak terhadap rendahnya perlindungan dan jaminan negara atas hak
konstitusional, hak-hak keperdataan masyarakat, keselamatan aset negara, dan hak untuk memperoleh informasi memori kolektif bangsa, dan layanan publik yang telah
dijamin oleh undang-undang.
Kurang optimalnya sistem penyelengaraan kearsipan pada LNBP dan lembaga kearsipan mengidentifikasikan lemahnya birokrasi pemerintah sebagai elemen penting
dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karena salah satu inti reformasi birokrasi adalah tertibnya penyelenggaraan administrasi
negara, dan hal tersebut sangat berkaitan dengan tertibnya penyelenggaraan kearsipan negara kearsipan dinamis dan statis sebagai ‘anak kandung’ penyelenggaraan
adminitrasi negara.
Kurang optimalnya sistem penyelengaraan kearsipan pada LNBP dan lembaga kearsipan disebabkan kurang optimalnya fungsi elemen-elemen yang dibutuhkan dalam
suatu sistem penyelenggaraan kearsipan nasional, seperti kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria NSPK, sistem pengelolaan arsip penciptaan, penggunaan dan
pemeliharaan, penyusutan, akuisisi, preservasi, pengolahan, akses dan layanan, pemanfaatan arsip, sumber daya pendukung prasarana dan sarana, SDM, anggaran,
serta pembinaan. Dengan demikian elemen-elemen yang dibutuhkan dalam penyelengaraan kearsipan masih bersifat parsial, belum terintegrasi, dan belum
terpadu.
Melihat kondisi penyelengaraan kearsipan nasional seperti digambarkan di atas, maka untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan pemerintah yang
7
baik serta berwibawa, maka pada akhirnya mengharuskan kepada Pemerintah untuk segera melakukan optimalisasi penyelenggaraan kearsipan pada LNBP birokrasi
pencipta arsip dan lembaga kearsipan birokrasi penyelamat dan pelestari arsip statis.
Dengan demikian kedua birokrasi penyelenggara kearsipan tersebut mampu menjamin ketersediaan arsip dinamis dan statis yang autentik dan reliabel untuk mendukung
penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan negara yang efisien, efektif, transparan, dan akuntabel.