ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII BERDASARKAN GAYA KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN PMRI

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA

SISWA KELAS VIII BERDASARKAN GAYA

KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN PMRI

TESIS

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Oleh

Herlin Nurdianasari

0401513025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2015


(2)

ii

PENGESAHAN UJIAN TESIS

Tesis dengan judul “Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII Berdasarkan Gaya Kognitif dalam Pembelajaran PMRI”karya,

Nama : Herlin Nurdianasari NIM : 0401513025

Program Studi : Pendidikan Matematika, S2

telah dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang pada hari Selasa, tanggal 13 Oktober 2015.

Semarang, Oktober 2015 Panitia Ujian

Ketua, Sekretaris,

Prof. Dr.rer.nat. Wahyu Hardyanto, M.Si. Prof. Dr. St. Budi Waluya, M.Si. NIP 196011241984031002 NIP196809071993031002

Penguji I, Penguji II,

Dr. Isnarto, M.Si. Prof. Dr. Hartono, M.Pd. NIP 1969022519940310001 NIP 196108101986011001

Penguji III,

Dr. Rochmad, M.Si. NIP 195711161987011001


(3)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar-benar karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.

Semarang, Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,

Herlin Nurdianasari NIM 0401513025


(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

The greatest glory in this living does not belong to people whose the fastest or the highest score, but it belongs to people who rise in every time they fall.

Persembahan


(5)

v ABSTRAK

Nurdianasari, H. 2015. “Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII Berdasarkan Gaya Kognitif dalam Pembelajaran PMRI”. Tesis. Program Studi Pendidikan Matematika. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Rochmad, M.Si., Pembimbing II Prof. Dr. Hartono, M.Pd.

Kata Kunci: gaya kognitif, literasi matematika, PMRI.

Pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan salah satu kegiatan yang dapat mewadahi aktivitas siswa dalam mengembangkan kemampuan literasi matematika. Kemampuan literasi matematika adalah kemampuan seseorang untuk memahami dan menerapkan pengetahuan dasar matematika dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan pembelajaran perlu memperhatikan perbedaan gaya kognitif siswa sebagai bagian dari karakteristik individu yang menyebabkan perbedaan pada kemampuan literasi matematika setiap siswa.

Penelitian ini merupakan kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik pembelajaran PMRI di kelas VIII, mendeskripsikan karakteristik kemampuan literasi matematika siswa pada setiap tipe gaya kognitif, dan mengidentifikasi keefektifan pembelajaran PMRI di kelas VIII. Sebanyak 36 siswa kelas VIII ditentukan gaya kognitifnya dengan menggunakanMatching Familiar Figure Test(MFFT). Diperoleh 2 siswa bergaya kognitif reflektif, 11 siswa bergaya kognitif impulsif, 2 siswa bergaya kognitiffast accurate, dan 21 siswa bergaya kognitif slow innaccurate. Karakteristik pembelajaran dideskripsikan berdasarkan hasil validasi perangkat, pengamatan guru, dan respon siswa. Karakteristik kemampuan literasi matematika dideskripsikan berdasarkan hasil tes kemampuan literasi matematika dan wawancara. Keefektifan pembelajaran PMRI diuji dengan menggunakan uji proporsi dan uji banding satu sampel berpasangan.

Perangkat pembelajaran PMRI yang terdiri atas silabus, RPP, bahan ajar, lembar kerja, dan tes kemampuan literasi matematika valid dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik PMRI. Siswa reflektif memiliki kemampuan yang menonjol pada aspek reasoning and argument. Siswa impulsif memiliki kemampuan yang menonjol pada aspek communication. Siswa fast accurate

memiliki kemampuan yang menonjol pada aspek mathematising. Siswa slow innaccurate memiliki kemampuan yang menonjol pada aspek representation

Pembelajaran PMRI di kelas VIII efektif yang ditandai dengan proporsi siswa yang mencapai KKM lebih dari 75% dan rata-rata kemampuan literasi matematika siswa meningkat. Guru perlu menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya kognitif siswa agar kemampuan literasi matematika siswa dapat berkembang dengan baik.


(6)

vi ABSTRACT

Nurdianasari, H. 2015. “An Analysis of 8th Grade Students’ of Mathematical Literacy Based on Cognitive Style in PMRI Learning”. Thesis. Mathematics Education Department. Postgraduate Program. Semarang State University. Advisor I Dr. Rochmad, M.Si., Advisor II Prof. Dr. Hartono, M.Pd.

Keywords: cognitive style, mathematics literacy, PMRI.

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) learning activites may help students in developing their mathematics literacy ability. Mathematics literacy is an individual’s ability to understand and apply basic mathematical capabilities in daily life. Learning process should pay attention to the difference of

students’ cognitive style as a part of individual characteristics that make

difference to students’ mathematics literacy ability.

This study is a combination of quantitative and qualitative method which aims to describe characteristics of PMRI learning at 8th grade, describe students’

characteristics of mathematical literacy of various cognitive style, and identify the effectiveness of PMRI learning at 8th grade. Matching Familiar Figure Test

(MFFT) is tested to 36 students of 8th grade. The result shows 2 reflective students, 11 impulsive students, 2 fast accurate students, and 21 slow innaccurate students. Teacher gives PMRI learning and mathematics literacy test to the students. An analysis of learning characteristic is carried out based on learning aids validation, teacher observation, and students’ response. Students’

mathematics literacy ability is desbribed based on the result of mathematics literacy test and interview process. PMRI learning effectiveness is tested by using proportion test and paired samples t test.

PMRI learning aids which consist of syllabi, lesson plan, learning material, worksheet, and mathematics literacy test are valid and the learning process is aligned to the characteristics of PMRI. Reflective students have their best ability in reasoning and argument. Impulsive students have their best ability in communication. Fast accurate students have their best ability in mathematising. Slow innaccurate students have their best ability in representation. PMRI learning at 8th grade is effective which shown by achieveing minimum criteria of completeness more than 75% and improving of students’ mathematics literacy

ability. Teacher needs to apply the appropriate learning strategy that suits


(7)

vii PRAKATA

Puji syukur senantiasa terucap ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya dan sholawat selalu tercurah atas Nabi Muhammad Rasullullah SAW hingga akhir zaman. Berkat karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII

Berdasarkan Gaya Kognitif dalam Pembelajaran PMRI”. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Semarang.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing: Dr. Rochmad, M.Si. (Pembimbing I) yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan sejak permulaan hingga penyelesaian tesis ini dan Prof. Dr. Hartono, M.Pd. (Pembimbing II) yang telah memberikan bimbingan yang mendalam dan memberikan motivasi sejak awal hingga akhir.

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang telah membantu selama proses penyelesaian studi, diantaranya:

1. Direktur Program Pascasarjana Unnes, Prof. Dr. H. Achmad Slamet, M.Si yang telah memberikan kesempatan serta arahan selama pendidikan, penelitian dan penulisan tesis ini.

2. Prof. Dr. St. Budi Waluya, M.Si. dan Prof. Dr. Kartono, M.Si, ketua Program Studi dan sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Unnes yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam penulisan tesis ini.

3. Bapak dan Ibu dosen Program Pascasarjana Unnes, yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada peneliti selama menempuh pendidikan.


(8)

viii

4. Drs. Soemarno, M.Pd., selaku Kepala SMP N 1 Petarukan yang telah memberi izin penelitian.

5. Sri Sutarni, S.Pd., seluruh staf pengajar, dan karyawan SMP N 1 Petarukan atas bantuan yang diberikan selama proses penelitian.

6. Bapak Supardi dan Ibu Harni Mihasih yang telah memberikan dorongan, bantuan, dan doa sejak permulaan studi hingga terselesaikannya tesis ini. Nonika F., dan Nizar H. yang selalu memotivasi, serta Dudy Setiawan yang setia mendampingi proses studi dan penyelesaian tesis ini.

7. Teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Unnes angkatan 2013, khususnya Dewi Aditya Astarini, Dara Nintya K., dan Eve Nelindhy sebagai teman berbagi rasa dalam suka dan duka dan atas segala bantuan dan kerja samanya sejak mengikuti studi hingga penyelesaian penelitian dan penulisan tesis ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Peneliti berharap hasil penelitian yang dipaparkan pada tesis ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi pengembangan pembelajaran matematika.

Semarang, Oktober 2015


(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ... i

PENGESAHAN UJIAN TESIS ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... . iv

ABSTRAK ... ... . v

ABSTRACT... ... vi

PRAKATA ... ... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Cakupan Masalah ... 10

1.4 Rumusan Masalah ... ... 11

1.5 Tujuan Penelitian ... 11

1.6 Manfaat Penelitian... 12


(10)

x

II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR,

HIPOTESIS PENELITIAN ... . 15

2.1 Kajian Pustaka ... 15

2.1.1 Gaya Kognitif ... 17

2.1.2 Gaya Kognitif Reflektif, Impulsif,FA, &SI... 20

2.1.3 Kemampuan Literasi Matematika ... 22

2.1.4 Pembelajaran PMRI... 33

2.1.5 Perangkat Pembelajaran ... 37

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan ... 39

2.3 Kerangka Berpikir ... 41

2.4 Hipotesis Penelitian ... 45

III METODE PENELITIAN ... 46

4.1 Metode Kualitatif... 47

3.1.1 Latar Penelitian ... 47

3.1.2 Fokus Penelitian... 48

3.1.3 Sumber Data... ... 48

3.1.4 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.1.5 Uji Keabsahan Data ... ... 53

3.1.6 Teknik Analisis Data dan Interpretasi ... ... 54

4.2 Metode Kuantitatif ... 59

3.2.1 Desain Penelitian ... 59

3.2.2 Populasi dan Sampel... 60

3.2.3 Variabel Penelitian ... 60


(11)

xi

3.2.5 Uji Persyaratan ... 61

3.2.5 Teknik Analisis Data ... ... 62

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... ... 65

4.1 Hasil Penelitian ... 65

4.1.1 Validasi Perangkat Pembelajaran PMRI ... .... 65

4.1.2 Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Literasi Matematika 71 4.1.3 Pengamatan Respon Siswa dan Kemampuan Guru ... 73

4.1.4 Uji Keefektifan Pembelajaran PMRI ... 81

4.1.5 Tes Gaya Kognitif ... 84

4.1.6 Kemampuan Literasi Matematika Siswa ... 86

4.2 Pembahasan ... ... 112

4.2.1 Karakteristik Pembelajaran PMRI ... 113

4.2.2 Keefektifan Pembelajaran PMRI ... 120

4.2.3 Karakteristik Kemampuan Literasi Matematika Siswa ... 122

V SIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI ... ... 128

5.1 Simpulan ... 128

5.2 Implikasi ... 129

5.3 Saran ... 130

DAFTAR PUSTAKA ... 131


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Hubungan kemampuan matematika dasar dan komponen proses ... 31

3.1 Deskripsi rerata skor pengamatan... 52

3.2 Deskripsi rerata skor validasi... 55

3.3 Kriteria NilaiGain... 64

4.1 Hasil validasi perangkat pembelajaran PMRI ... 66

4.2 Perbaikan Silabus ... 67

4.3 Perbaikan RPP ... 68

4.4 Perbaikan Bahan Ajar ... 69

4.5 Perbaikan Lembar Kerja ... 70

4.6 Perbaikan Tes Kemampuan Literasi Matematika ... 70

4.7 Hasil analisis instrumen tes ... 72

4.8 Hasil respon siswa ... 73

4.9 Hasil pengamatan guru ... 79

4.10Outputuji normalitas data tes kemampuan literasi matematika ... 81

4.11Outputuji homogenitas data tes kemampuan literasi matematika ... 82

4.12Output Paired Samples Test... 83

4.13 Perhitungan indeksgainuntuk setiap tipe gaya kognitif ... 84


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Contoh hasil pekerjaan siswa ... 4

2.1 Kedudukan gaya kognitif siswa ... 21

2.2 Tahapan konstruksi kemampuan literasi matematika ... 24

2.3 Kerangka pikir penelitian ... 44

3.1 Langkah-langkah penelitian modelconcurrent embedded... ... 46

3.2 Tahapan pengumpulan data penelitian ... 52

3.3 Tahapan analisis sebelum di lapangan ... 57

3.4 Tahapan analisis data selama di lapangan ... 58

3.5 Skema penelitian ... 59

4.1 Kemampuan literasi matematika subyek S02 ... ... ... 87

4.2 Kemampuanusing symbolic languagesubyek S02 ... .... 89

4.3 Kemampuan literasi matematika subyek S32 ... ... ... 89

4.4 Perbandingan aspekdevising strategiessubyek S32 ... ... 91

4.5 Kemampuan literasi matematika subyek S19 ... ... 93

4.6 Kemampuan komunikasi subyek S19 pada tes akhir... 93

4.7 Kemampuan literasi matematika subyek S29 ... ... 95

4.8 Perbandingan kemampuan representasi subyek S29... 97

4.9 Kemampuan literasi matematika subyek S12 ... ... 99

4.10 Kemampuan matematisasi subyek S12 pada tes akhir ... 100


(14)

xiv

4.12 Kemampuan matematisasi subyek S34 pada tes akhir... 102

4.13 Kemampuan literasi matematika subyek S28 ... ... ... 104

4.14 Kemampuanusing mathematics toolssubyek S28... ... 107

4.15 Kemampuan literasi matematika subyek S01 ... 107

4.16 Kemampuanreasoning and argumentsubyek S01 pada tes akhir... 109

4.17 Kemampuan literasi matematika subyek S14... 110


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran A Perangkat Pembelajaran dan Perangkat Penelitian

1 Silabus ... 137

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 140

3 Bahan Ajar ... 168

4 Lembar Kerja ... 198

5 Tes Kemampuan Literasi Matematika ... 207

6 Tes Gaya Kognitif ... 239

7 Pedoman Wawancara ... 262

8 Angket Respon Siswa ... 264

9 Pengamatan Guru ... 267

Lampiran B Validasi Perangkat Pembelajaran dan Uji Coba Instrumen 1 Hasil Validasi Perangkat ... 270

2 Analisis Butir Soal Uji Coba ... 274

Lampiran C Data Penelitian 1 Hasil Angket Respon Siswa dan Pengamatan Guru ... 279

2 Hasil Wawancara dan Catatan Lapangan ... 282

3 Hasil Tes Gaya Kognitif ... 299

4 Hasil Tes Awal Kemampuan Literasi Matematika ... 301


(16)

xvi Lampiran D Dokumentasi Penelitian

1 Surat Penelitian ... 309 2 Kegiatan Penelitian ... 311


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mengamanatkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Struktur KTSP terdiri atas lima kelompok mata pelajaran, salah satunya merupakan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk di dalam kelompok tersebut adalah mata pelajaran matematika. Oleh karena itu, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah sebagaimana telah dicantumkan dalam undang-undang tersebut.

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika lingkup pendidikan dasar menyebutkan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki lima kemampuan kunci sebagai berikut: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,


(18)

2

menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Tujuan mata pelajaran matematika tersebut sejalan dengan gagasan mengenai literasi matematika. Literasi matematika didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seorang individu dalam merumuskan, menggunakan, serta menafsirkan matematika dalam berbagai konteks (OECD, 2013). Kemampuan ini meliputi bernalar secara matematis dan menggunakan konsep-konsep matematika, prosedur, dan fakta untuk menjelaskan serta memprediksi suatu fenomena. Kemampuan-kemampuan inilah yang diperlukan seseorang untuk memahami peran matematika dalam kehidupan serta dalam proses pembentukan diri seseorang untuk menjadi warga negara yang konstruktif, peduli, dan reflektif sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD) menyelenggarakan studi PISA, yaitu penilaian tiga tahunan terhadap prestasi literasi membaca, matematika, dan sains siswa sekolah usia 15 tahun. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi PISA sejak tahun 2000 menunjukkan bahwa capaian siswa-siswi Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan oleh PISA. Pada PISA tahun 2012, Indonesia


(19)

3

memperoleh skor 375, jauh di bawah skor rata-rata OECD yaitu 494 dan berada di peringkat ke-64 dari 65 negara peserta.

Kondisi seperti yang ditunjukkan oleh hasil studi internasional di atas juga ditemukan pada empat SMP di Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, yaitu SMP N 1 Petarukan, SMP N 4 Petarukan, SMP N 5 Petarukan, dan SMP N 6 Petarukan. Secara umum, kemampuan literasi matematika siswa belum berkembang secara optimal. Hal ini terbukti dari perolehan skor rata-rata kemampuan literasi matematika siswa berturut-turut adalah 49, 44, 47, dan 51 pada skala 0-100. Hasil ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan ketika dihadapkan pada soal-soal literasi matematika.

Kemampuan literasi matematika didasari oleh 7 kemampuan dasar, yaitu komunikasi, representasi, merancang strategi penyelesaian masalah, matematisasi, penalaran dan argumentasi, menggunakan bahasa dan operasi simbolik, formal dan teknis, serta menggunakan alat-alat matematika. Selain itu, kemampuan

literasi matematika juga ditinjau dari tiga komponen, yaitu komponen konten, proses, dan konteks. Komponen konten berkaitan dengan materi yang dimuat dalam kurikulum sekolah. Hasil observasi di SMP N 1 Petarukan memperlihatkan kemampuan literasi matematika siswa pada salah satu konten literasi, yaitu materi luas permukaan dan volum kubus dan balok, tidak menggembirakan dengan persentase siswa yang menjawab dengan tepat adalah 25% dari 36 siswa, sedangkan sisanya yaitu 75% siswa menjawab dengan kurang tepat. Gambar 1.1 menyajikan contoh hasil pekerjaan siswa. Pada contoh tersebut terlihat siswa


(20)

4

belum mampu menggunakan informasi yang diperoleh dari soal untuk menyelesaikan permasalahan dengan tepat.

Gambar 1.1 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa

Jika seorang siswa memiliki kemampuan literasi matematika, maka siswa tersebut dapat mempersiapkan diri dalam pergaulan di masyarakat modern (OECD, 2014). Alasannya adalah karena matematika tidak hanya dipandang sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam masalah dunia nyata (real world

problem) atau kehidupan sehari-hari. Kemampuan literasi matematika dapat

membantu siswa untuk memahami aturan yang menjadikan matematika sebagai acuan pada kenyataan dan untuk membuat pertimbangan serta keputusan yang dibutuhkan dengan mengkonstruksi, menggunakan, dan merefleksikan diri sebagai warga negara.


(21)

5

Seorang siswa perlu memiliki kemampuan literasi matematika agar menjadi siswa yang berdaya guna. De Lange (2006) menyebutkan bahwa kata literasi

terkait dengan masalah “nyata”, yaitu masalah yang bukan “murni” matematika.

Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah nyata dengan menggunakan apa yang dipelajarinya di sekolah dan berdasarkan pengalaman di luar sekolah didasari oleh proses matematisasi, yaitu matematisasi horisontal dan matematisasi vertikal. Proses ini dapat dimunculkan dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatanRealistic Mathematics Education(RME) (Fauzan dan Yerizon, 2013).

RME merupakan suatu pendekatan dengan paradigma bahwa matematika adalah suatu kegiatan manusia (human activities), dan belajar matematika berarti

bekerja dengan matematika (doing mathematics) (Freudenthal dalam Wijaya,

2012). Pendekatan RME telah diadaptasi oleh banyak negara di dunia, seperti Inggris, Jerman, Denmark, Spanyol, Portugal, Afrika Selatan, Brazil, Amerika Serikat, Jepang, dan Malaysia, termasuk Indonesia yang mengadaptasi RME menjadi Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) (Sembiring, Hadi, dan Dolk, 2008). PMRI merupakan langkah perubahan pendidikan matematika di Indonesia. Perubahan ini tidak hanya menerapkan cara baru dalam kegiatan belajar dan mengajar matematika, tetapi juga berkaitan dengan langkah untuk mencapai transformasi sosial di Indonesia.

Salah satu faktor kunci yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran PMRI adalah perangkat pembelajaran yang digunakan (Hadi, 2012). Mukunthan (2013) menyatakan bahwa perangkat pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran matematika juga diperlukan sebab berkaitan dengan sifat matematika yang


(22)

6

abstrak. Perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Penyusunan perangkat pembelajaran didasarkan pada kurikulum nasional agar sesuai dengan proses pembelajaran siswa. Perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan oleh guru antara lain adalah Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Bahan Ajar, Lembar Kerja Siswa, dan Tes Hasil Belajar. Berdasarkan hasil observasi di SMP N 1 Petarukan, guru mata pelajaran matematika di kelas VIII telah menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, sedangkan untuk Bahan Ajar guru menggunakan bahan ajar Pakar Matematika dari Penerbit Aviva.

Pembelajaran merupakan sebuah proses yang terus berkembang pada setiap individu siswa. Pembelajaran matematika yang diberikan sejak sekolah dasar bertujuan untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Hal-hal tersebut berkaitan dengan sifat dan karakteristik kepribadian siswa sehingga menjadi perhatian pembelajaran matematika di kelas. Karakteristik pribadi siswa merupakan faktor yang turut menentukan keberhasilan pembelajaran di samping faktor-faktor lain seperti kurikulum yang digunakan, sarana dan prasarana yang tersedia, dan guru yang mengajar (Rahman, 2008).

Berkaitan dengan karakteristik pribadi siswa, Winkel (1996) mengungkapkan aspek-aspek yang lebih luas, yaitu: (a) fungsi kognitif, (b) fungsi konatif-dinamik, (c) fungsi afektif, (d) fungsi sensorik motorik, dan (e) individualitas biologis, kondisi mental, vitalitas psikis dan sebagainya. Aspek yang berkaitan erat dengan keberhasilan belajar siswa dalam aspek kognitif adalah


(23)

7

fungsi kognisi yang mencakup: taraf intelegensi, daya kreativitas, bakat khusus, organisasi kognitif, taraf kemampuan bahasa, daya fantasi, gaya belajar (gaya kognitif, tipe belajar, gaya berpikir), dan teknik-teknik studi. Oleh karena itu, setiap siswa memiliki karakteristik kemampuan dan gaya kognitif yang berbeda satu sama lain.

Perbedaan karakteristik kemampuan dan gaya kognitif siswa memungkinkan siswa yang mempunyai gaya kognitif berbeda akan mempunyai gambaran pemikiran penyelesaian masalah yang berbeda pula. Akibatnya, perbedaaan pada karakteristik gaya kognitif siswa merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran (Daraini, 2012). Kegiatan pembelajaran yang lebih menghargai perbedaan setiap siswa sebagai individu akan lebih mengembangkan siswa sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.

Gaya kognitif atau gaya berpikir merujuk pada suatu istilah dalam psikologi kognitif yang digunakan untuk mendeskripsikan cara seseorang berpikir, merasakan, dan mengingat berbagai informasi (Umaru, 2013; Davies & Graff, 2006). Gaya kognitif berbeda dari kemampuan kognitif atau tingkat kognitif yang pengukurannya menggunakan tes intelegensi. Gaya kognitif mengacu pada karakteristik seseorang dalam menerima, menganalisis dan merespon suatu tindakan kognitif yang diberikan (Rahmatina, dkk., 2014). Gaya kognitif seperti kemampuan untuk menguraikan, mensintesiskan dan menerapkan, menganalisis serta mengevaluasi informasi pembelajaran sangat diperlukan untuk mencapai kesuksesan baik dalam akademik maupun kehidupan sebab gaya kognitif


(24)

8

berhubungan dengan bagaimana seseorang memproses informasi, belajar, dan sejauh mana keberhasilannya dalam pembelajaran (Umaru, 2013).

Para pakar pendidikan mengelompokkan perbedaan gaya kognitif dalam tiga kategori, yaitu: (1) perbedaan gaya kognitif secara psikologis, meliputi: gaya kognitiffield dependentdanfield independent; (2) perbedaan gaya kognitif secara

konseptual tempo, meliputi: gaya kognitif impulsif dan gaya kognitif reflektif; dan (3) perbedaan kognitif berdasarkan cara berpikir, meliputi: gaya kognitif intuitif-induktif dan logik deduktif (Rahman, 2008). Palacios dan Servera (dalam Dios, 2009) menyatakan bahwa gaya kognitif yang lebih menyeluruh diteliti adalah reflektif dan impulsif (R-I). Tipe gaya kognitif tersebut menggunakan pendekatan

cognition approach yaitu pendekatan yang mencoba mengidentifikasi

karakteristik gaya atau cara individu dalam menghadapi masalah intelektual serta perbedaan fungsi kognitif itu sendiri.

Gaya kognitif reflektif dan impulsif diukur berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk memecahkan masalah (singkat dan lambat) dan keakuratan jawaban yang diberikan (cermat dan tidak cermat). Rozencwajg dan Corroyer (2005) mengelompokkan gaya kognitif reflektif dan impulsif menjadi empat kelompok berbeda, yaitu individu reflektif, individu impulsif, individu

fast-accurate, dan individu slow-innaccurate. Seseorang yang impulsif cenderung

menjawab permasalahan secara cepat dengan tingkat kesalahan tinggi, sedangkan seseorang yang bergaya reflektif cenderung lebih lambat merespon dengan tingkat kesalahan yang lebih rendah. Siswa reflektif biasanya lama dalam merespon,


(25)

9

namun mempertimbangkan semua pilihan yang tersedia (Daraini, 2012; Rahmatina, dkk., 2014).

Berdasarkan hasil observasi awal di empat SMP di Kecamatan Petarukan ditemukan fakta bahwa sebaran gaya kognitif siswa beragam dengan persentase tipe gaya kognitif impulsif yang paling tinggi, yaitu 33,3% di SMP 1; 36,4% di SMP 4; 37,1% di SMP 5; dan 60,5% di SMP 6. Di SMP 1, persentase tipe gaya kognitif reflektif mencapai 13,9%; tipe gaya kognitif fast accurate 25% dan tipe

gaya kognitif slow innaccurate 27,8%. Di SMP 4, persentase tipe gaya kognitif

reflektif mencapai 18,2%; tipe gaya kognitif fast accurate 27,2% dan tipe gaya

kognitifslow innaccurate18,2%. Di SMP 5, persentase tipe gaya kognitif reflektif

mencapai 17,1%; tipe gaya kognitif fast accurate 22,9% dan tipe gaya kognitif

slow innaccurate 22,9%. Di SMP 6, persentase tipe gaya kognitif reflektif adalah

2,6%; tipe gaya kognitif fast accurate 34,2% dan tipe gaya kognitif slow

innaccurate 2,6%. Dengan munculnya masing-masing kelompok gaya kognitif

tersebut, maka dapat dikatakan bahwa sebaran gaya kognitif siswa di keempat SMP tersebut cukup merata.

Rahayu, dkk. (2008) telah mengembangkan instrumen penilaian PMRI yang merupakan salah satu perangkat dalam pembelajaran PMRI. Instrumen penilaian ini memiliki karakteristik valid berdasarkan penilaian validator sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu petunjuk pelaksanaan bagi guru dalam proses pembelajaran. Penelitian Rahmatina, dkk. (2014) telah mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa yang memiliki gaya kognitif reflektif dan gaya kognitif impulsif. Siswa yang bergaya kognitif reflektif menempati tingkat


(26)

10

berpikir kreatif keempat, sedangkan siswa bergaya kognitif impulsif menempati tingkat berpikir kreatif pertama dan ketiga.

Hasil observasi awal penelitian di SMP N 1 Petarukan sejalan dengan penelitian Rusmining, dkk. (2014) yang menyimpulkan bahwa kemampuan literasi matematika siswa masih rendah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dalam penelitian ini akan dibahas mengenai karakteristik pembelajaran PMRI di kelas VIII SMP N 1 Petarukan dan keefektifan pembelajaran PMRI di kelas VIII SMP N 1 Petarukan, serta karakteristik kemampuan literasi matematika siswa yang memiliki gaya kognitif reflektif, gaya kognitif impulsif, gaya kognitif fast-accurate, maupun gaya kognitif

slow-innaccuratedalam pembelajaran PMRI.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan, yaitu pemilihan pembelajaran dengan karakteristik yang mendukung pengembangan kemampuan literasi matematika siswa dan proses berpikir siswa dalam menyelesaikan soal literasi matematika dipengaruhi oleh tipe gaya kognitif yang dimiliki sehingga diperlukan penelusuran kemampuan literasi matematika berdasarkan tipe gaya kognitif siswa dalam kegiatan pembelajaran.

1.3 Cakupan Masalah

Ruang lingkup yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah kemampuan literasi matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Petarukan Tahun Ajaran 2014/2015


(27)

11

yang dikaji berdasarkan gaya kognitif, yaitu gaya kognitif reflektif, impulsif,

fast-accurate, dan slow-innaccurate dalam pembelajaran Pendidikan Matematika

Realistik Indonesia (PMRI).

1.4 Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana karakteristik pembelajaran PMRI di kelas VIII SMP N 1 Petarukan dalam mendukung pengembangan kemampuan literasi matematika siswa? 2. Apakah pembelajaran PMRI di kelas VIII SMP N 1 Petarukan efektif?

3. Bagaimana karakteristik kemampuan literasi matematika siswa yang ditinjau berdasarkan gaya kognitif dalam pembelajaran PMRI di kelas VIII SMP N 1 Petarukan?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan karakteristik pembelajaran PMRI di kelas VIII SMP N 1 Petarukan dalam mendukung pengembangan kemampuan literasi matematika siswa.

2. Mengidentifikasi keefektifan pembelajaran PMRI di kelas VIII SMP N 1 Petarukan.

3. Mendeskripsikan karakteristik kemampuan literasi matematika siswa yang ditinjau berdasarkan gaya kognitif dalam pembelajaran PMRI di kelas VIII SMP N 1 Petarukan.


(28)

12

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Menambah wawasan mengenai pembelajaran PMRI, kemampuan literasi matematika dan gaya kognitif siswa bagi peneliti, guru, maupun siswa.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pembelajaran PMRI, kemampuan literasi matematika, dan gaya kognitif. 3. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan guru untuk

menggunakan pembelajaran PMRI di kelas VIII dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi matematika siswa.

4. Siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan literasi matematika dengan menggunakan strategi belajar yang tepat sesuai dengan gaya kognitif yang dimiliki.

1.7 Penegasan Istilah

Untuk menghindari keragaman interpretasi dan memberikan pemaknaan yang tepat serta membatasi ruang lingkup permasalahan sesuai dengan tujuan penelitian, maka istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut.

1. Analisis

Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb). Pada penelitian ini, analisis akan dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.


(29)

13

2. Karakteristik

Karakteristik adalah sifat khas yang sesuai dengan perwatakan tertentu yang melekat pada seseorang atau suatu objek. Pada penelitian ini, karakteristik akan ditinjau secara kualitatif dan kuantitatif pada pembelajaran PMRI dan kemampuan literasi matematika siswa.

3. Pembelajaran PMRI

Pembelajaran PMRI merupakan pembelajaran yang menggunakan konteks, menggunakan model untuk mengkonstruksi konsep matematis, menggunakan kontribusi dan kreasi siswa, terdapat aktivitas dan interaktivitas siswa dalam proses pembelajaran, adanya keterkaitan antara konsep, aspek, dan unit matematika, serta menggunakan karakteristik khas budaya Indonesia. Pada penelitian ini, pembelajaran PMRI akan dilaksanakan di kelas VIII SMP N 1 Petarukan pada materi luas permukaan dan volum kubus dan balok. Karakteristik pembelajaran akan dikaji berdasarkan hasil validasi perangkat oleh validator, hasil respon siswa, dan hasil pengamatan guru.

4. Gaya Kognitif

Gaya kognitif adalah deskripsi cara seseorang berpikir, kekonsistenan seseorang dalam proses kognitifnya yang meliputi perilaku, pilihan-pilihan, serta kebiasaan yang membedakan masing-masing individu dalam menerima, mengingat, berpikir, dan menyelesaikan masalah. Gaya kognitif dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu gaya kognitif reflektif, impulsif, fast-accurate,


(30)

14

5. Efektif

Pembelajaran dikatakan efektif jika siswa mengapresiasi program pembelajaran dan pembelajaran yang diinginkan terjadi serta perangkat pembelajaran yang dikembangkan mencapai apa yang diharapkan. Pada penelitian ini, pembelajaran PMRI dikatakan efektif jika: (1) proporsi siswa pada pembelajaran PMRI yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 65 mencapai lebih dari 75%; dan (2) rata-rata kemampuan literasi matematika siswa setelah pembelajaran PMRI lebih dari rata-rata kemampuan literasi matematika siswa sebelum pembelajaran PMRI.

6. Kemampuan Literasi Matematika

Kemampuan literasi matematika adalah kemampuan seseorang untuk merumuskan, menerapkan dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks. Pada penelitian ini, kemampuan literasi matematika diidentifikasi sesuai 7 kemampuan dasar matematika yang melandasinya, yaitu komunikasi, representasi, merancang strategi penyelesaian masalah, matematisasi, penalaran dan argumentasi, menggunakan bahasa dan operasi simbolik, formal dan teknis, serta menggunakan alat-alat matematika serta ditinjau untuk setiap tipe gaya kognitif.


(1)

namun mempertimbangkan semua pilihan yang tersedia (Daraini, 2012; Rahmatina, dkk., 2014).

Berdasarkan hasil observasi awal di empat SMP di Kecamatan Petarukan ditemukan fakta bahwa sebaran gaya kognitif siswa beragam dengan persentase tipe gaya kognitif impulsif yang paling tinggi, yaitu 33,3% di SMP 1; 36,4% di SMP 4; 37,1% di SMP 5; dan 60,5% di SMP 6. Di SMP 1, persentase tipe gaya kognitif reflektif mencapai 13,9%; tipe gaya kognitif fast accurate 25% dan tipe gaya kognitif slow innaccurate 27,8%. Di SMP 4, persentase tipe gaya kognitif reflektif mencapai 18,2%; tipe gaya kognitif fast accurate 27,2% dan tipe gaya kognitifslow innaccurate18,2%. Di SMP 5, persentase tipe gaya kognitif reflektif mencapai 17,1%; tipe gaya kognitif fast accurate 22,9% dan tipe gaya kognitif slow innaccurate 22,9%. Di SMP 6, persentase tipe gaya kognitif reflektif adalah 2,6%; tipe gaya kognitif fast accurate 34,2% dan tipe gaya kognitif slow innaccurate 2,6%. Dengan munculnya masing-masing kelompok gaya kognitif tersebut, maka dapat dikatakan bahwa sebaran gaya kognitif siswa di keempat SMP tersebut cukup merata.

Rahayu, dkk. (2008) telah mengembangkan instrumen penilaian PMRI yang merupakan salah satu perangkat dalam pembelajaran PMRI. Instrumen penilaian ini memiliki karakteristik valid berdasarkan penilaian validator sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu petunjuk pelaksanaan bagi guru dalam proses pembelajaran. Penelitian Rahmatina, dkk. (2014) telah mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa yang memiliki gaya kognitif reflektif dan gaya kognitif impulsif. Siswa yang bergaya kognitif reflektif menempati tingkat


(2)

berpikir kreatif keempat, sedangkan siswa bergaya kognitif impulsif menempati tingkat berpikir kreatif pertama dan ketiga.

Hasil observasi awal penelitian di SMP N 1 Petarukan sejalan dengan penelitian Rusmining, dkk. (2014) yang menyimpulkan bahwa kemampuan literasi matematika siswa masih rendah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dalam penelitian ini akan dibahas mengenai karakteristik pembelajaran PMRI di kelas VIII SMP N 1 Petarukan dan keefektifan pembelajaran PMRI di kelas VIII SMP N 1 Petarukan, serta karakteristik kemampuan literasi matematika siswa yang memiliki gaya kognitif reflektif, gaya kognitif impulsif, gaya kognitif fast-accurate, maupun gaya kognitif slow-innaccuratedalam pembelajaran PMRI.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan, yaitu pemilihan pembelajaran dengan karakteristik yang mendukung pengembangan kemampuan literasi matematika siswa dan proses berpikir siswa dalam menyelesaikan soal literasi matematika dipengaruhi oleh tipe gaya kognitif yang dimiliki sehingga diperlukan penelusuran kemampuan literasi matematika berdasarkan tipe gaya kognitif siswa dalam kegiatan pembelajaran.

1.3 Cakupan Masalah

Ruang lingkup yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah kemampuan literasi matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Petarukan Tahun Ajaran 2014/2015


(3)

yang dikaji berdasarkan gaya kognitif, yaitu gaya kognitif reflektif, impulsif, fast-accurate, dan slow-innaccurate dalam pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

1.4 Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana karakteristik pembelajaran PMRI di kelas VIII SMP N 1 Petarukan dalam mendukung pengembangan kemampuan literasi matematika siswa? 2. Apakah pembelajaran PMRI di kelas VIII SMP N 1 Petarukan efektif?

3. Bagaimana karakteristik kemampuan literasi matematika siswa yang ditinjau berdasarkan gaya kognitif dalam pembelajaran PMRI di kelas VIII SMP N 1 Petarukan?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan karakteristik pembelajaran PMRI di kelas VIII SMP N 1 Petarukan dalam mendukung pengembangan kemampuan literasi matematika siswa.

2. Mengidentifikasi keefektifan pembelajaran PMRI di kelas VIII SMP N 1 Petarukan.

3. Mendeskripsikan karakteristik kemampuan literasi matematika siswa yang ditinjau berdasarkan gaya kognitif dalam pembelajaran PMRI di kelas VIII SMP N 1 Petarukan.


(4)

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Menambah wawasan mengenai pembelajaran PMRI, kemampuan literasi matematika dan gaya kognitif siswa bagi peneliti, guru, maupun siswa.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pembelajaran PMRI, kemampuan literasi matematika, dan gaya kognitif. 3. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan guru untuk

menggunakan pembelajaran PMRI di kelas VIII dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi matematika siswa.

4. Siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan literasi matematika dengan menggunakan strategi belajar yang tepat sesuai dengan gaya kognitif yang dimiliki.

1.7 Penegasan Istilah

Untuk menghindari keragaman interpretasi dan memberikan pemaknaan yang tepat serta membatasi ruang lingkup permasalahan sesuai dengan tujuan penelitian, maka istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut.

1. Analisis

Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb). Pada penelitian ini, analisis akan dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.


(5)

2. Karakteristik

Karakteristik adalah sifat khas yang sesuai dengan perwatakan tertentu yang melekat pada seseorang atau suatu objek. Pada penelitian ini, karakteristik akan ditinjau secara kualitatif dan kuantitatif pada pembelajaran PMRI dan kemampuan literasi matematika siswa.

3. Pembelajaran PMRI

Pembelajaran PMRI merupakan pembelajaran yang menggunakan konteks, menggunakan model untuk mengkonstruksi konsep matematis, menggunakan kontribusi dan kreasi siswa, terdapat aktivitas dan interaktivitas siswa dalam proses pembelajaran, adanya keterkaitan antara konsep, aspek, dan unit matematika, serta menggunakan karakteristik khas budaya Indonesia. Pada penelitian ini, pembelajaran PMRI akan dilaksanakan di kelas VIII SMP N 1 Petarukan pada materi luas permukaan dan volum kubus dan balok. Karakteristik pembelajaran akan dikaji berdasarkan hasil validasi perangkat oleh validator, hasil respon siswa, dan hasil pengamatan guru.

4. Gaya Kognitif

Gaya kognitif adalah deskripsi cara seseorang berpikir, kekonsistenan seseorang dalam proses kognitifnya yang meliputi perilaku, pilihan-pilihan, serta kebiasaan yang membedakan masing-masing individu dalam menerima, mengingat, berpikir, dan menyelesaikan masalah. Gaya kognitif dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu gaya kognitif reflektif, impulsif, fast-accurate, danslow-innaccurate.


(6)

5. Efektif

Pembelajaran dikatakan efektif jika siswa mengapresiasi program pembelajaran dan pembelajaran yang diinginkan terjadi serta perangkat pembelajaran yang dikembangkan mencapai apa yang diharapkan. Pada penelitian ini, pembelajaran PMRI dikatakan efektif jika: (1) proporsi siswa pada pembelajaran PMRI yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 65 mencapai lebih dari 75%; dan (2) rata-rata kemampuan literasi matematika siswa setelah pembelajaran PMRI lebih dari rata-rata kemampuan literasi matematika siswa sebelum pembelajaran PMRI.

6. Kemampuan Literasi Matematika

Kemampuan literasi matematika adalah kemampuan seseorang untuk merumuskan, menerapkan dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks. Pada penelitian ini, kemampuan literasi matematika diidentifikasi sesuai 7 kemampuan dasar matematika yang melandasinya, yaitu komunikasi, representasi, merancang strategi penyelesaian masalah, matematisasi, penalaran dan argumentasi, menggunakan bahasa dan operasi simbolik, formal dan teknis, serta menggunakan alat-alat matematika serta ditinjau untuk setiap tipe gaya kognitif.


Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 1 AMBULU DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

10 87 16

Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Ambulu Berdasarkan Kemampuan Matematika

3 31 6

Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Ambulu Berdasarkan Kemampuan Matematika;

6 64 180

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MELALUI MODEL SSCS DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SISWA KELAS VIII SKRIPSI

8 111 483

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PBL DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS KELAS VIII

7 60 285

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN PEMBELAJARAN MODEL 4K MATERI GEOMETRI KELAS VIII DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA

21 118 377

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS X DALAM PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERDASARKAN GAYA BELAJAR SISWA

21 89 206

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF Analisis Kemampuan Koneksi Matematika Siswa pada Materi Teorema Pythagoras Ditinjau dari Gaya Kognitif di Kelas VIII SMP Negeri 1 Jatiroto Tahun Ajaran

0 6 15

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII PADA MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEA) DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

0 0 72

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PMRI BERBANTUAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA SISWA

0 0 61