V. UPAYA PENINGKATAN PENDAPATANPENERIMAAN DAERAH
10
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Sumber pendapatan Daerah terdiri atas: • PAD meliputi:
Pajak Daerah;
Retribusi daerah;
Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan;
Lain-lain PAD yang sah.
• Pendapatan Transfer;
Transfer Pemerintah Pusat; Dana Perimbangan;
Dana Otsus; Dana Keistimewaan;
Dana Desa.
Transfer Antar Daerah. Pendapatan Bagi Hasil;
Bantuan Keuangan
• Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah.
PENDAPATAN Pasal 285 PENDAPATAN Pasal 285
12
Agar Daerah tidak bergantung kepada Dana Perimbangan, maka dapat ditempuh beberapa opsistrategi untuk meningkatkan pendapatan
penerimaan daerah antara lain melalui optimalisasi
:
Penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah,
dari semula sistem daftar terbuka open list menjadi sistem daftar tertutup closed-list sesuai
dengan UU 282009 melalui intensifikasi
. Pasal 157, 158 ayat 2 s.d 9 dan
ayat 159 di cabut dan tidak berlaku, melalui pasal 409 UU No 322014.
Kekayaan daerah yg dipisahkan melalui penyertaan modalinvestasi kepada BUMD, baik yg bersifat profit berupa labadeviden, bank seperti
BPD maupun non profit public service seperti PDAM
Pemanfaatan kekayaan daerah yg belum
dipisahkan idle asset melalui kerjasama pemda dgn pihak ketiga sesuai PP 62006 ttg Pengelolaan
BMND dan Permendagri 172007 ttg Pengelolaan BMD, dan diperbaharui dgn PP 272014 ttg Pengelolaan Barang Milik
NegaraDaerah.
Pendapatan daerah melalui pinjaman komersial dan penerbitan obligasimunicipal bond sesuai UU 332004 ttg Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemda, serta PP 302011 ttg Pinjaman Daerah.
Optimalisasi intensifikasi
pajak drh dan retribusi
drh Optimalisasi
intensifikasi pajak drh
dan retribusi drh
Optimalisasi kekayaan
drh yg dipisahkan
mllui penyertaan
modalinvest kpd BUMD
Optimalisasi kekayaan
drh yg dipisahkan
mllui penyertaan
modalinvest kpd BUMD
Optimalisasi pemanfaatan
kekayaan drh yg tdk dipisahkan
iddle asset
mllui kerjasama pemda dgn phk
ketiga Optimalisasi
pemanfaatan kekayaan drh yg
tdk dipisahkan iddle
asset mllui kerjasama
pemda dgn phk ketiga
Optimalisasi pndptn drh
mllui pinjaman,
pnrbtn obligasi
Optimalisasi pndptn drh
mllui pinjaman,
pnrbtn obligasi
Pemanfaatan: •
Sewa •
Pinjam Pakai •
Kerjasama pemanfaatan
• Bangun Guna Serah
BGSBangun Serah
Guna BSG •
Kerjasama penyediaan infrastruktur
Pajak Provinsi 5 jenis:
PKB; BBNKB; PBBKB; Pajak Air Permukaan; Pajak Rokok.
Pajak KabKota 11 jenis:
Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, PPJ, Pajak
Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak
Sarang Burung Walet, PBB-P2, PBHTB
• Retriibusi Jasa Umum 15
jenis al: yan kes, yan sampah; yan
pasar
• Retribusi Jasa Usaha
12 jenis al: ret. terminal; ret. pasargrosir dsb
• Retribusi Perizinan
Ttt 6 jenis al: IMB
Perluasan akses pembiayaan melalui:
. Pinjaman drh .Obligasi
drh municipal bond
APBD Sbg Penggerak
Pertumbuhan Ekonomi Drh
multiplier effect Pengembangan
Perekonomian Daerah UMKM
Spill Over, Trickle down effect
Daerah Memiliki daya tahan
memadai
Efektifitas, Efisiensi dan Ekonomis
Target Kedepan bagi Pemda
Daya Saing
Manajemen Risiko
• Meningkatan PendapatanPenerimaan Daerah melalui PAD • Mengurangi ketergantungan drh terhadap dana transfer pusat ke drh dlm bntuk Dana
Perimbangan
Good Governance
Strate gi
Dalam bentuk: •
Perumda UU 232014 •
Perseroda UU 232014 •
PT UU 402007 Jenis Usaha
Profit:
• Bank BPD, BPR Pemda • Non Bank UMKM, BKK
• Dana Bergulir • Aneka Usaha Tambang,
Perkebunan, Migas, dsb Non Profit
• PDAM public service
13
KOMPOSISI PENDAPATAN PROVINSI TA 2014
PAD DANA PERIMBANGAN
Total Pendap - atan
245.811,1 3
dalam miliar rupiah
KOMPOSISI PENDAPATAN PROVINSI, KABUPATENKOTA TA 2014
PAD DANA PERIMBANGAN
dalam miliar rupiah
Total Pendap- atan
796.864, 84
KOMPOSISI PENDAPATAN KABKOTA TA 2014
PAD DANA PERIMBANGAN
Total Pendap- atan
551.053,7 dalam miliar ru-
piah
Sumber Data : Perda APBD, Ditjen Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2014
14
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai
Urusan Pemerintahan Wajib yg terkait Pelayanan Dasar yg ditetapkan dengan SPM.
Belanja Daerah berpedoman pada standar teknis dan
standar harga satuan regional sesuai dgn per-UU-an.
Belanja Daerah untuk pendanaan Urusan Pemerintahan
yg menjadi kewenangan Daerah selain berpedoman pada ASB dan SHS Regional sesuai dengan per-UU-an.
Belanja hibah dan bantuan sosial dianggarkan dalam
APBD sesuai dengan kemampuan keuangan Daerah setelah memprioritaskan pemenuhan belanja Urusan
Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan, kecuali ditentukan lain dalam per-UU-an.
Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai
Urusan Pemerintahan Wajib yg terkait Pelayanan Dasar yg ditetapkan dengan SPM.
Belanja Daerah berpedoman pada standar teknis dan
standar harga satuan regional sesuai dgn per-UU-an.
Belanja Daerah untuk pendanaan Urusan Pemerintahan
yg menjadi kewenangan Daerah selain berpedoman pada ASB dan SHS Regional sesuai dengan per-UU-an.
Belanja hibah dan bantuan sosial dianggarkan dalam
APBD sesuai dengan kemampuan keuangan Daerah setelah memprioritaskan pemenuhan belanja Urusan
Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan, kecuali ditentukan lain dalam per-UU-an.
BELANJA Pasal 298 BELANJA Pasal 298
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Ketentuan mengenai belanja kepala daerah
dan wakil kepala daerah diatur dengan peraturan pemerintah.
Ketentuan mengenai belanja pimpinan dan
anggota DPRD
diatur dalam
peraturan pemerintah.
Ketentuan mengenai belanja kepala daerah
dan wakil kepala daerah diatur dengan peraturan pemerintah.
Ketentuan mengenai belanja pimpinan dan
anggota DPRD
diatur dalam
peraturan pemerintah.
BELANJA KDHWKDH PIMPINAN dan ANGGOTA DPRD
Pasal 299 BELANJA KDHWKDH
PIMPINAN dan ANGGOTA DPRD Pasal 299
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Rancangan Perda KabKota ttg APBD yg telah disetujui bersama dan rancangan peraturan
BupatiWalikota tentang penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh BupatiWalikota, paling lama 3 Hari,
disampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi, dilampiri RKPD, serta KUA dan PPAS yang disepakati
antara kepala daerah dan DPRD.
Gubernur melakukan evaluasi terhadap rancangan Perda KabKota tentang APBD dan rancangan
peraturan BupatiWalikota tentang penjabaran APBD.
EVALUASI R-APBD KABKOTA Pasal 315
EVALUASI R-APBD KABKOTA Pasal 315
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Evaluasi dilakukan untuk menguji kesesuaian
rancangan Perda KabKota tentang APBD dan rancangan peraturan BupatiWalikota tentang
penjabaran APBD dengan: • ketentuan per-UU-an yang lebih tinggi;
• kepentingan umum; • RKPD serta KUA dan PPAS; dan d. RPJMD.
Hasil evaluasi disampaikan oleh Gubernur
kepada BupatiWalikota paling lama 15 Hari terhitung sejak rancangan Perda KabKota dan
raper BupatiWalikota dimaksud diterima.
Evaluasi dilakukan untuk menguji kesesuaian rancangan Perda KabKota tentang APBD dan
rancangan peraturan BupatiWalikota tentang penjabaran APBD dengan:
• ketentuan per-UU-an yang lebih tinggi; • kepentingan umum;
• RKPD serta KUA dan PPAS; dan d. RPJMD.
Hasil evaluasi disampaikan oleh Gubernur
kepada BupatiWalikota paling lama 15 Hari terhitung sejak rancangan Perda KabKota dan
raper BupatiWalikota dimaksud diterima.
Lanjutan ... Lanjutan ...
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Perubahan APBD dapat dilakukan jika terjadi:
• perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA; • keadaan yg menyebabkan harus dilakukan pergeseran
anggaran antarunit organisasi, antarkegiatan, dan antarjenis belanja;
• keadaan yg menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya harus digunakan untuk
pembiayaan dalam TA berjalan;
• keadaan darurat; • keadaan luar biasa.
Perubahan APBD hanya dapat dilakukan 1 kali dalam 1 tahun
anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa.
Keadaan luar biasa merupakan keadaan yg menyebabkan
estimasi penerimaan danatau pengeluaran dlm APBD mengalami kenaikan atau penurunan lebih besar dari 50
persen.
Perubahan APBD dapat dilakukan jika terjadi: • perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA;
• keadaan yg menyebabkan harus dilakukan pergeseran
anggaran antarunit organisasi, antarkegiatan, dan antarjenis belanja;
• keadaan yg menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya harus digunakan untuk
pembiayaan dalam TA berjalan;
• keadaan darurat; • keadaan luar biasa.
Perubahan APBD hanya dapat dilakukan 1 kali dalam 1 tahun
anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa.
Keadaan luar biasa merupakan keadaan yg menyebabkan
estimasi penerimaan danatau pengeluaran dlm APBD mengalami kenaikan atau penurunan lebih besar dari 50
persen.
PERUBAHAN APBD Pasal 316 PERUBAHAN APBD Pasal 316
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Daerah dapat mendirikan BUMD
Pendirian BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat 1
ditetapkan dengan Perda.
BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri atas
perusahaan umum Daerah dan perusahaan perseroan Daerah.
Pendirian BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat 1
bertujuan untuk: • memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian
Daerah pada umumnya; • menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang danatau jasa yg bermutu bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat sesuai kondisi,
karakteristik dan potensi Daerah yg bersangkutan berdasarkan tata kelola perusahaan yang baik;
• memperoleh laba danatau keuntungan
Daerah dapat mendirikan BUMD
Pendirian BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat 1
ditetapkan dengan Perda.
BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri atas
perusahaan umum Daerah dan perusahaan perseroan Daerah.
Pendirian BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat 1
bertujuan untuk: • memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian
Daerah pada umumnya; • menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang danatau jasa yg bermutu bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat sesuai kondisi,
karakteristik dan potensi Daerah yg bersangkutan berdasarkan tata kelola perusahaan yang baik;
• memperoleh laba danatau keuntungan
BUMD Pasal 331
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Pasal 333 Penyertaan modal Daerah ditetapkan dengan Perda.
Penyertaan modal Daerah dapat dilakukan untuk
pembentukan BUMD dan penambahan modal BUMD. Penyertaan modal Daerah dapat berupa uang dan barang
milik Daerah. Barang milik Daerah dinilai sesuai nilai riil pada saat
barang milik Daerah akan dijadikan penyertaan modal. Nilai riil diperoleh dengan melakukan penafsiran harga
barang milik Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 333 Penyertaan modal Daerah ditetapkan dengan Perda.
Penyertaan modal Daerah dapat dilakukan untuk
pembentukan BUMD dan penambahan modal BUMD. Penyertaan modal Daerah dapat berupa uang dan barang
milik Daerah. Barang milik Daerah dinilai sesuai nilai riil pada saat
barang milik Daerah akan dijadikan penyertaan modal. Nilai riil diperoleh dengan melakukan penafsiran harga
barang milik Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Lanjutan ... Lanjutan ...
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Pasal 336
Laba perusahaan umum Daerah ditetapkan oleh KDH selaku wakil daerah sebagai pemilik modal
sesuai dengan ketentuan anggaran dasar dan ketentuan per-UU-an.
Laba perusahaan umum Daerah yang menjadi hak
Daerah disetor ke kas Daerah setelah disahkan oleh kepala daerah selaku wakil Daerah sebagai
pemilik modal.
Laba perusahaan umum Daerah dapat ditahan atas
persetujuan KDH selaku wakil Daerah sbg pemilik modal.
Pasal 336
Laba perusahaan umum Daerah ditetapkan oleh KDH selaku wakil daerah sebagai pemilik modal
sesuai dengan ketentuan anggaran dasar dan ketentuan per-UU-an.
Laba perusahaan umum Daerah yang menjadi hak
Daerah disetor ke kas Daerah setelah disahkan oleh kepala daerah selaku wakil Daerah sebagai
pemilik modal.
Laba perusahaan umum Daerah dapat ditahan atas
persetujuan KDH selaku wakil Daerah sbg pemilik modal.
Lanjutan ...
23
Penganggaran
Memperhatikan rasionalitas dengan memperhitungkan nilai kekayaan daerah yang dipisahkan dan memperhatikan perolehan
manfaat ekonomi, sosial danatau manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu, dengan berpedoman pada Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Daerah.
Pengertian rasionalitas dalam konteks hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
:
Memperhatikan rasionalitas dengan memperhitungkan nilai kekayaan daerah yang dipisahkan dan memperhatikan perolehan
manfaat ekonomi, sosial danatau manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu, dengan berpedoman pada Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Daerah.
Pengertian rasionalitas dalam konteks hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
:
Bagi perusahaan daerah yg menjalankan fungsi
pemupukan laba profit oriented adalah mampu
menghasilkan keuntungan atau deviden dalam rangka meningkatkan PAD; dan
Bagi perusahaan daerah yg menjalankan fungsi
pemupukan laba profit oriented adalah mampu
menghasilkan keuntungan atau deviden dalam rangka meningkatkan PAD; dan
Bagi perusahaan daerah yg menjalankan fungsi
kemanfaatan umum public service oriented adalah
mampu meningkatkan baik kualitas maupun cakupan layanan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Bagi perusahaan daerah yg menjalankan fungsi kemanfaatan umum
public service oriented adalah mampu meningkatkan baik kualitas maupun cakupan
layanan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
24
tingkat rasionalitas bagian laba atas penyertaan
modal harus memperhatikan jumlah total penyertaan modal sampai dengan Tahun
Anggaran 2015
tingkat rasionalitas bagian laba atas penyertaan modal harus memperhatikan jumlah total
penyertaan modal sampai dengan Tahun Anggaran 2015
penyertaan modal yg belum memberikan bagian laba yg rasional harus menunjukan kinerja yg
memadai performance based, dgn mengefektifkan
peran dewan komisaris sbg pemegang saham pengendali dan penajaman Rapat Umum Pemegang
Saham RUPS ke arah peningkatan kinerja dalam perolehan bagian laba bagi Pemda sesuai dgn
tujuan penyertaan modal dlm rangka meningkatkan PAD.
penyertaan modal yg belum memberikan bagian laba yg rasional harus menunjukan kinerja yg
memadai performance based, dgn mengefektifkan
peran dewan komisaris sbg pemegang saham pengendali dan penajaman Rapat Umum Pemegang
Saham RUPS ke arah peningkatan kinerja dalam perolehan bagian laba bagi Pemda sesuai dgn
tujuan penyertaan modal dlm rangka meningkatkan PAD.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
INFORMASI PEMERINTAHAN DAERAH INFORMASI PEMERINTAHAN DAERAH
Pasal 391 1 Pemerintah Daerah wajib menyediakan informasi
Pemerintahan Daerah yang terdiri atas: a. informasi pembangunan Daerah; dan
b. informasi keuangan Daerah. 2 Informasi Pemerintahan Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 dikelola dalam suatu sistem informasi
Pemerintahan Daerah. Pasal 393
1 Informasi keuangan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 391 ayat 1 huruf b paling sedikit memuat
informasi anggaran, pelaksanaan anggaran, dan laporan keuangan
Pasal 391 1 Pemerintah Daerah wajib menyediakan informasi
Pemerintahan Daerah yang terdiri atas: a. informasi pembangunan Daerah; dan
b. informasi keuangan Daerah. 2 Informasi Pemerintahan Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 dikelola dalam suatu sistem informasi
Pemerintahan Daerah. Pasal 393
1 Informasi keuangan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 391 ayat 1 huruf b paling sedikit memuat
informasi anggaran, pelaksanaan anggaran, dan laporan keuangan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
VI. POLA PENGELOLAAN DANA PEMILUKADA DALAM