Teknologi Dasar PDK sebagai mata pelajaran mulok, sesuai dengan kemampuan sekolah, daerah, bakat, dan minat Peserta didik.
2. Pembelajaran Keterampilan Kerajinan dan Teknologi
Pembelajaran keterampilan pada dasarnya adalah pembelajaran praktik. Pembelajaran keterampilan mengacu pada pembelajaran berbasis kompetensi
yaitu model pembelajaran di mana perencanaan, pelaksanaan, dan penilaiannya mengacu pada penguasaan kompetensi. Pendekatan
pembelajaran berbasis kompetensi dimaksudkan agar segala upaya yang dilakukan dalam pembelajaran benar-benar mengacu dan mengarahkan peserta
didik untuk menguasai kompetensi yang ditetapkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran kompetensi adalah 1 penguasaan
kompetensi oleh peserta didik, 2 penguasaan kompetensi peserta didik harus memiliki kesepadanan dengan kompetensi tersebut dimana digunakan, 3
aktivitas belajar Peserta didik bersifat perseorangan, dan 4 pembelajaran kompetensi harus ada bahan pengayaan enrichment bagi Peserta didik yang
lebih cepat dan program perbaikan remedial bagi Peserta didik yang lamban, sehingga perbedaan irama belajar Peserta didik terlayani Depdiknas.1999.
Mata pelajaran keterampilan meliputi kerajinan dan teknologi. Kerajinan menncakup beberapa cabang kerajinan dengan menggunakan bahan lunak,
bahan keras baik alami maupun buatan, dan kerajinan alternatif mixed media. dengan berbagai teknik. Keterampilan teknologi mencakup teknologi rekayasa,
yang menghasilkan teknologi tepat guna, budidaya tanaman dan peternakan, dan pengolahan bahan makanan. Setiap cabang keterampilan memiliki ciri-ciri
khusus berdasarkan pada bahan dan teknik pembuatanya. Pendidikan keterampilan menganut pandangan bahwa anak dilibatkan dalam proses
kreatif, akan menghasilkan pengalaman nyata yang bermakna. Seseorang harus melukis untuk belajar melukis, seseorang harus mengukir untuk belajar
ukir dan seterusnya. Oleh karena itu, pembelajaran yang melibatkan anak dalam aktivitas berkarya learning by doing dapat dilakukan melalui berbagai
media dan teknik berkarya kerajinan dan teknologi. Pembelajaran keterampilan dilaksanakan dengan bertolak dari pengetahuan,
bahan, alat, dan keteknikan berkarya yang meliputi kerajinan berbahan lunak, keras, kerajinan alternatif mixed media, baik alami maupun buatan.
Keterampilan teknologi rekayasa, budidaya, dan pengolahan, penyajian kerajinan, dan wawasan pemasaran produk keterampilan.
Pembelajaran kerajinan dan teknologi di sekolah mengembangkan kemampuan dan keterampilan Peserta didik dalam berkarya. Pembelajaran keterampilan
memberikan kemampuan bagi Peserta didik untuk membuat benda kerajinan dan teknologi sesuai dengan kebutuhannya. Kebutuhan tersebut dapat berupa
kebutuhan praktis maupun kebutuhan akan kepuasan terhadap hasil ciptaannya.
6
Melalui pengalaman berkarya, peserta didik memperoleh pemahaman dan keterampilan tentang berbagai penggunaan media, baik media untuk berkarya
kerajinan dan teknologi. Dalam berkarya, peserta didik belajar menggunakan berbagai teknik tradisional dan bantuan alat modern untuk mengeksploitasi
bahan menjadi karya kerajinan yang berkualitas. Melalui belajar keterampilan, peserta didik belajar tekun, sabar, terampil, kreatif, dan bertanggung jawab
terhadap proses dan hasil karyanya.
Dalam pembelajaran keterampilan, proses dan prosedur kerja sangat penting karena akan menghasilkan karya yang baik sesuai tuntutan konsep, fungsi,
desain, kebutuhan yang dirancang. Pembelajaran kerajinan dan teknologi di sekolah dapat dilakukan dengan pendekatan di studiolaboratorium atau di kelas
dan di luar kelas sesuai karakteristik jenis kerajinan dan teknologi. Materi pembelajaran keterampilan meliputi kegiatan mengapresiasi, mencipta
kerajinan dan teknologi, dan penyajian karya dalam bentuk pameran, apresiasi, promosi, dan wawasan pemasaran produk. Mengapresiasi keterampilan berarti
mengenal, memahami, mengkomunikasikan, dan memberikan penghargaan terhadap karya kerajinan dan teknologi. Materi pengetahuan keterampilan pada
dasarnya adalah pengenalan pengertian, latar belakang sejarah, jenis, fungsi, karakteristik bahan, alat, teknik pembuatan, dan wawasan pemasaran produk.
Berkarya kerajinan dan teknologi pada dasarnya merupakan proses membuat dan mengolah bahan dengan teknik tertentu untuk mewujudkan produk
kerajinan dan teknologi. Dalam proses membentuk karya, Peserta didik perlu dilibatkan dalam berbagai pendekatan, seperti, mengobservasi, mencatat,
membuat sketsa, membuat desainskema, membuat resep, dan sampai membuat karya. Selain itu, melibatkan Peserta didik secara langsung dalam
aktivitas berkarya keterampilan akan memberikan pengalaman nyata dan bermakna.
Mengolah media pada dasarnya adalah menggunakan bahan dan alat untuk membentuk benda kerajinan atau teknologi. Dalam membuat kerajinan, peserta
didik perlu diperkenalkan dengan berbagai teknik penggunaan berbagai alat dan bahan, dengan memperhatikan keterbatasan maupun kelebihannya. Walapun
demikian dalam membuat kerajinan dan keterampilan teknologi, peserta didik perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan kreasinya sehingga memberi
kesempatan untuk mengembangkan potensinya.
Selain berkarya kerajinan dan teknologi, materi pembelajaran keterampilan juga mencakup penyajian karya. Materi penyajian karya kerajinan dan teknologi
meliputi pameran, penyajian lisantulis, apresiasi, promosi, dan penjualan karya kerajinan dan teknologi. Kegiatan ini dapat dilakukan di dalam kelas, sekolah,
bahkan juga di masyarakat. Materi pokok pameran adalah penataan ruang, pemajangan karya, promosi, dan penjualan karya. Materi pameran mencakup
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pameran. Kegiatan penyajian karya ini dalam kerangka untuk membentuk jiwa kewirausahaan peserta didik.
7
B. KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
Pesertta didik dalam pembelajaran dapat berperan sebagai subjek danatau objek pembelajaran. Peserta didik sebagai subjek pembelajaran adalah Peserta
didik sebagai pelaku belajar. Peserta didik sebagai objek pembelajaran adalah Peserta didik sebagai insan yang harus menerima materi ajar atau sasaran
pembelajaran. Peserta didik sebagai subjek dan objek belajar memiliki ciri kepribadian yang dapat dibagi menjadi lima kelompok yaitu: 1 Watak, yang
dibawa sejak lahir hampir tak dapat diubah, 2 Kecerdasan, dapat sebagai ramalan untuk menentukan keberhasilan, 3 Bakat, kemampuan tertentu yang
dibawa sejak lahir. Bakat ini akan membawa anak pada cita-cita tertentu jika dilayani dalam pendidikan dengan baik, 4 Kepribadian, merupakan
performance seseorang yang dapat dilihat dari tanggung jawabnya, perilakunya, motivasi dan sebagainya, dan 5 Latar belakang, ialah lingkungan di mana
mereka dibesarkan, dididik sangat menentukan kepribadian seseorang.
Peserta didik SMPMTs adalah Peserta didik berada dalam perkembangan fisik dan psikologis usia remaja awal atau masa pubertas. Pribadi Peserta didik usia
remaja awal mencakup intelegensi, daya kreativitas, kemampuan berbahasa, motivasi belajar, dan kondisi mental dan fisik. Pada masa ini Peserta didik
mengalami banyak perubahan fisik dan pengembangan metal. Masa remaja dilihat dari aspek kognitif, anak sudah mulai dapat berpikir logisrasional
terhadap permasalahan yang kongkrit sampai berpikir abstrak. Masa remaja sudah dapat membentuk ide-ide, pemecahan masalah, dan menentukan masa
depannya secara realistis. Dilihat dari aspek afektif masa remaja awal mulai mengembangkan berperilaku bertanggung jawab, mengenal nilai dan etika
sebagai pedoman berperilaku dalam kehidupan sosialnya. Dari aspek psikomotorik usia remaja mulai dapat mengembangkan keterampilan dan
konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara yang baik.
Peserta didik usia SMPMTs menurut Rouseau usia 11 – 15 tahun disebut sebagai masa pubertas yang ditandai dengan perkembangan pikiran dan
kemauan untuk bertualang. Menurut Piaget, masa tersebut, disebutnya sebagai periode operasi formal, karena masa ini anak sudah dapat berpikir logis
terhadap masalah yang kongkrit maupun yang abstrak. Mereka sudah dapat membentuk ide dan masa depannya secara realistis Pidarta,1997.
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak menuju masa dewasa, tetapi belum dapat menunjukkan kedewasaannya. Pada masa ini, remaja memiliki ciri:
kegelisahan atau keadaan tidak tenang, pertentangan baik dalam diri maupun orang lain, berkeinginan besar untuk mencoba segala hal yang belum diketahui,
keinginan menjelajah ke alam sekitar yang lebih luas, mengkhayal dan berfantasi, dan aktivitas berkelompok. Kebanyakan remaja menemukan jalan
keluar dari kesulitannya dengan melakukan kegiatan bersama atau kelompok.
8
Melihat ciri perkembangan anak usia tersebut, memberikan gambaran para pendidik pada tiap jenjang atau tingkat pendidikan untuk menentukan arah
pembelajaran atau pendidikan, menentukan metode atau model pembelajaran, meyiapkan materi pembelajaran yang tepat, dan menyiapkan pengalaman
belajar yang cocok dengan perkembangan usia tersebut.
Mencermati perkembangan anak usia tersebut dan hubungannya dengan teori belajar sangat berguna untuk mempelajari materi-materi yang rumit butuh
pemahaman untuk pemecahan masalah dan pengembangan ide, sedangkan jika dikaitkan dengan teori belajar behavioristik bermanfaat dalam
pengembangan perilaku-perilaku nyata seperti; rajin, mendapatkan nilai tinggi, tidak berkelahi, disiplin, dan sebagainya. Belajar keterampilan perlu memahami
konsep, prinsip, dan prosedur dengan benar. Setelah pemahaman konsep dikuasai dengan baik mulailah melakukan latihan keterampilan dengan baik.
Belajar keterampilan dengan cara diualang-ulang akan membentuk penguasaan kompetensi profesional sesuai perkembangannya.
Dengan memahami perkembangan anak, memahami teori belajar, dan memahami cara pembelajaran yang baik, proses pembelajaran perlu
merenungkan simpulan dari Baller dan Charles Pidarta. 1997 bahwa anak yang berasal dari keluarga yang memberikan layanan baik, akan bersikap
ramah, luwes, bersahabat, dan mudah bergaul. Anak yang dilahirkan dalam keluarga yang menolak kelahiran itu, akan cenderung menimbulkan masalah,
agresif, menentang orang tua, dan sulit diajak bicara. Anak yang diberikan pada keluarga yang acuh tak acuh pada anak, cenderung bersikap pasif, dan kurang
populer di luar rumah.
Implikasi dari hal tersebut, sangat penting untuk dipahami oleh para pendidik untuk diaplikasikan dalam pembelajaran secara aktual di kelas. Proses
pembelajaran yang dilakukan dengan tulus, ramah, ikhlas akan dapat membekas pada diri peserta didik berperilaku tulus, ihklas, dan dikuasainya
pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya. Pembelajaran yang dilakukan dengan sabar dan baik akan dapat memberikan penguasaan
kompetensi yang baik pada diri peserta didik. Sebaliknya, pembelajaran yang dilakukan tidak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak akan
menjadikan beban, yang akhirnya membuat anak frustasi dalam hidupnya.
Peserta didik adalah manusia dengan segala fitrahnya. Mereka mempunyai perasaan dan pikiran serta keinginan atau aspirasi. Mereka mempunyai
kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi pangan, sandang, papan, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, dan kebutuhan
untuk mengaktualisasi dirinya menjadi dirinya sendiri sesuai dengan potensinya.
Dalam tahap perkembangannya, Peserta didik SMPMTs berada pada tahap periode perkembangan yang sangat pesat, dari segala aspek. Berikut ini
9
disajikan perkembangan yang sangat erat kaitannya dengan pengajaran keterampilan, yaitu perkembangan aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.
1. Perkembangan Aspek Kognitif