II WAJI B RETRIBU SI P ERIJINAN TERT ENTU V WILAY AH PE MUNGUTAN S AAT RETRI BUSI TERUT ANG I P E MUNGUTAN RETRIBU SI PER IZINAN TERTENTU

226 tangkap 2 Penentuan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di atas didasarkan pada tarif per gross tonnage masing- masing komponen dengan rincian sebagai berikut : No. Ukuran Kapal Alat Tangkap Satuan Tarif Rp. 1 2 3 4 1. SIPI - Purse Seine, Rawai Tuna, Jaring Insang Hanyut, Huhate ; - Selain tersebut di atas GT GT 5.0 0 0 ,0 0 5.0 0 0 ,0 0 2. SIKPI GT 5.0 0 0 ,0 0

BAB I II WAJI B RETRIBU SI P ERIJINAN TERT ENTU

Pasal 29 Wajib Retribusi Perizinan Tertentu adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Perizinan Tertentu.

BAB I V WILAY AH PE MUNGUTAN

Pasal 30 227 Retribusi Perizinan Tertentu dipungut di wilayah Daerah.

BAB V S AAT RETRI BUSI TERUT ANG

Pasal 31 Saat Retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau SSRD.

BAB V I P E MUNGUTAN RETRIBU SI PER IZINAN TERTENTU

Bagian Kesatu Tata Cara Pemungutan, Tata Cara pembayaran dan Sanksi Administratif Paragraf 1 Tata Cara Pemungutan Pasal 32 1 Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. 2 Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa karcis, kupon, dan kartu langganan. 228 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan pemungutan Retribusi Perizinan Tertentu ditetapkan dengan Peraturan Bupati. Paragraf 2 Tata Cara Pembayaran Pasal 33 1 Pembayaran retribusi harus dilakukan secara tunai. 2 Pembayaran retribusi dilakukan di Kas Umum Daerah atau tempat lain yang ditunjuk sesuai dengan SKRD. 3 Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, maka hasil penerimaan Daerah dari retribusi tersebut harus disetor ke Kas Umum Daerah selambat- lambatnya 1 x 24 jam. Paragraf 3 Sanksi Administrasi Pasal 3 4 Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2 dua persen setiap bulan dari retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD. Paragraf 4 Tata Cara Penagihan 229 Pasal 35 1 Penagihan Retribusi terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 didahului dengan Surat Teguran. 2 Pengeluaran Surat Teguran Peringatan Surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan Retribusi dikeluarkan segera setelah 7 tujuh hari kalender sejak jatuh tempo pembayaran. 3 Dalam jangka waktu 15 lima belas hari kalender setelah tanggal Surat Teguran Peringatan Surat lain yang sejenis, Wajib Retribusi harus melunasi Retribusinya yang terutang. 4 Surat Teguran Peringatan Surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diterbitkan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk. Bagian Kedua Pe manfaatan Pasal 3 6 1 Pemanfaatan dari penerimaan masing- masing jenis Retribusi diutamakan untuk mendanai kegiatan yang berkaitan langsung dengan penyelenggaraan pelayanan yang bersangkutan. 2 Ketentuan mengenai alokasi pemanfaatan penerimaan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Bagian Ketiga 23 0 Keberatan Pasal 3 7 1 Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. 2 Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan- alasan yang jelas. 3 Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 tiga bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya. 4 Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat 3 adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan Wajib Retribusi. 5 Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi dan pelaksanaan penagihan Retribusi. Pasal 3 8 2 Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 enam bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan. 3 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah untuk memberikan kepastian hukum bagi Wajib Retribusi, bahwa keberatan yang diajukan harus diberi keputusan oleh Bupati. 23 1 menolak, atau menambah besarnya Retribusi yang terutang. 5 Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 telah lewat dan Bupati tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan. Pasal 3 9 1 Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran Retribusi dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2 dua persen sebulan untuk paling lama 12 dua belas bulan. 2 Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKRDLB.

BAB V II P ENGE MBALIAN KELEBIH AN PE MBAYAR AN