Cara Meringkas yang Baik dan Benar

(1)

Cara Meringkas yang Baik dan Benar

Sebuah artikel, materi, jurnal, dan bentuk bacaan lainnya tentu terdiri dari paragraf-paragraf tersusun secara terstruktur sehingga membentuk teks yang memiliki kesatuan,

keharmonisan, dan kecocokan. Dalam sebuah paragraf terdiri atas dua bagian diantaranya ialah Paragraf deduktif dan paragraf induktif yang berisi pikiran-pikiran dari seorang penulis. Sebagian pembaca tidak akan membuang waktunya untuk membaca keseluruhan isi dari tulisan tersebut, apalagi tulisan tersebut sangat panjang dan sulit untuk dipahami. Oleh karena itu, cara yang digunakan untuk menangani masalah tersebut yaitu buatlah ringkasan dari teks atau tulisan.

Ringkasan, berasal dari kata dasar “ringkas” memiliki arti pendek, potong, dan pangkas. Kata ringkasan secara harfiah berasal dari bahasa yunani yaitu “percis” artinya memotong atau memangkas. Jadi, Ringkasan secara sempit adalah cara efektif dalam penyajian suatu karangan atau bentuk tulisan lainnya dalam bentuk singkat.

Fungsi Ringkasan adalah untuk mengetahui dan memahami gagasan utama dan tujuan penulis melalui tulisannya seperti buku, artikel, dll secara keseluruhan dengan cepat dan singkat.

Pembuatan ringkasan harus berdasarkan suatu karangan asli bukan berdasarkan pendapat atau pemikiran pembuat ringkasan. Penulis ringkasan tidak bisa melepaskan dirinya dari kesan asli karangan tersebut. Oleh sebab itu, sebuah ringkasan harus atau wajib mempertahankan setiap bagian-bagian dari sebuah karangan atau bentuk tulisan lainnya tanpa ada kekurangan

sedikitpun. Sebuah karangan di pilah dan dipangkas dengan mengambil bagian-bagian pokok dan membuang hal-hal yang bersifat tambahan atau tidak penting (menemukan pokok

permasalahan sebuah tulisan, menyusun kembali dalam tulisan yang ringkas). Pokok permasalahan tersebut bisa ditemukan oleh penulis di setiap pragraf yang memiliki kalimat-kalimat utama.

Kadang-kadang kita masih bingung perbedaan antara Ringkasan, kesimpulan, ikhtisar dan rangkuman. Keempat metode penyajian ulang materi tersebut memiliki persamaan yaitu bisa memperpendek atau mepersingkat sebuah karangan namun memiliki beberapa perbedaan diantaranya ialah :

Ringkasan

: Memperpendek karangan dengan tetap mepertahankan keaslian pikiran-pikiran pokok dan sistematika penulisan asli penulis dari tiap paragraf tanpa ada perubahan sedikitpun.

Kesimpulan

: Menarik kesimpulan dari sebuah karangan berdasarkan pendapat dari seorang pembaca, terlepas dari pikiran pokok penulis.

Ikhtisar

: Lawan dari Ringkasan. Tidak perlu mempertahankan bagian atau sudut pandang penulis asli tetapu dapat langsung

mengemukakan pokok uraian, sementara bagian yang kurang penting dapat dibuang.

Rangkuman

: Rangkuman memiliki kesamaan dengan ringkasan, tetap mempertahankan keaslian pikiran penulis asli. Namun, pokok


(2)

pikiran tersebut diubah dan ditambah dengan kata konjungsi.

Masing-masing memiliki cara tersendiri dalam menyusun rangkuman dari sebuah karangan, berikut adalah cara atau pedoman yang dapat digunakan dalam membuat ringkasan yang baik dan teratur, yaitu :

A. Membaca dan memindai naskah asli

Membaca naskah asli dari sebuah karangan merupakan cara pertama yang harus dilakukan oleh sesorang dalam pembuatan suatu ringkasan. Bacalah karangan atau naskah asli beberapa kali untuk mengetahui tujuan, sudut pandang serta bagian-bagian penting penulis naskah tersebut. Tujuan dan sudut pandang penulis naskah dapat ditemukan dan dipahami melalui daftar isi, karena daftar isi berisi judul dan sub judul pokok-pokok sebuah karangan.

B. Buatlah atau catat ide utama (gagasan utama)

Setelah membaca naskah atau karangan asli, maka saatnya mencatat setiap ide pokok atau gagasan utama yang mewakili setiap paragraf dalam karangan tersebut. Biasanya ide pokok atau gagasan utama bisa terletak di awal, tengah dan akhir paragraf. Jangan lupa untuk membaca kembali karangan terseut, alinea demi alinea dengan teliti dan seksama.

C. Menyusun Kembali gagasan utama atau mengadakan reproduksi

Ide pokok yang telah dicatat sebelumnya, selanjutnya akan di susun baru tetapi masih menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya. Jika gagasan pokok atau ide pokok tersebut masih belum jelas, disarankan baca ulang kembali karangan agar bisa menentukan ide pokok yang sebenarnya.

Diatas merupakan cara yang digunakan untuk menyusun ringkasan yang baik dan benar, namun terdapat tambahan atau peraturan dalam membuat ringkasan, yaitu :

1. Gunakanlah kalimat tunggal dari pada kalimat majemuk untuk membuat kalimat ringkasan.

2. Perpendeklah tiap kalimat suatu karangan menjadi frasa dan frasa menjadi kata. 3. Jika, kalimat pada sebuah paragraf tidak penting untuk dijadikan sebagai ide pokok

maka dibuang saja

4. Wajib mempertahankan struktur, gagasan, dan sudut pandang karangan asli. Tidak diperkenankan untuk memasukan pendapat pribadi dalam ringkasan.

5. Jika ringkasan tersebut diambil dari teks pidato atau ceramah, maka sudut pandang yang digunakan diubah dari sudut orang pertama tunggal menjadi sudut pandang orang ketiga.


(3)

6. Panjang sebuah ringkasan pun memiliki ketetapan, tidak bisa dibuat seperti keinginan pembuat ringkasan. panjang ringkasan tergantung dari permintaan berapa panjang ringkasan tersebut.

Jadi, untuk memahami dan mengetahui sebuah isi buku, artikel, atau bentuk penulisannya lainnya dapat dilakukan dengan cara melakukan peringkasan pada karangan yang di baca. selalu berpedoman pada aturan-aturan ringkasan, sehingga menciptakan ringkasan yang tetap mempertahankan keaslian isi karangan dan ringkasan yang baik.

Referensi :

http://id.scribd.com/doc/13560779/Meringkas-Secara-Efektif http://pelitaku.sabda.org/cara_membuat_ringkasan

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/ringkasan-dan-rangkuman/


(4)

PENGERTIAN RANGKUMAN

(RINGKASAN)Rangkuman dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum atau meringkas suatu tulisan ataupembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara proporsionalantara bagian yang dirangkum dengan rangkumannya (Djuharni, 2001). Rangkuman dapat puladiartikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok pembicaraan atau tulisan yangterpencar dalam bentuk pokok-pokoknya saja. Rangkuman sering disebut juga ringkasan, yaitu bentuk ringkas dari suatu uraian atau pembicaraan Pada tulisan jenis rangkuman, urutan isi bagiandemi bagian, dan sudut pandang (pendapat) pengarang tetap diperhatikan dan dipertahankan.CARA MEMBUAT RANGKUMAN DAN IKHTISAR Merangkum atau meringkas suatu bacaan bertujuan untuk menguji kemampuan penulis pemuladalam menemukan pokok-pokok permasalahan sebuah tulisan, kemudian menyusun kembali dalamsebuah tulisan yang lebih ringkas. Di dalam membuat suatu rangkuman, penulis bisa langsungmengemukakan isi suatu uraian atau pembicaraan itu tanpa harus menggunakan kalimatpenyambung. Yang dimaksud dengan kalimat penyambung itu adalah menggunakan pernyataandengan kata-kata:³Pada buku yang berjudul Terampil Meringkas, pengarang memulai dengan penjelasan tentangmasalah menulis ringkasan bagi para penulis pemula sebagai berikut.´ atau ³Pengarang buku yang berjudul Ayo Menulis memulai uraiannya dengan menyebutkan hal-hal sebagai berikut.´ Kalimatpenyambung dalam sebuah rangkuman seperti contoh di atas tidak diperlukan. Penulis dapatlangsung melakukan kegiatan mencari pokok-pokok permasalahan terhadap tulisan yang akandirangkum sesuai dengan tulisan yang telah dibaca dan dipahami. Pokok-pokok permasalahan dalam


(5)

Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini

Sangatlah tidak bisa dipisahkan mengenai perkembangan dan pertumbuhan

anak saat lahir. Perkembangan motorik dan fisik anak sangatlah berhubungan

dengan pertumbuhan psikis anak. Oleh karena itu psikologli perkembangan

anak usia dini berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak secara

menyeluruh.

Anak akan mengalami suatu periode yang dinamakan sebagai masa keemasan

anak saat usia dini dimana saat itu anak akan sangat peka dan sensitif terhadap

berbagai rangsangan dan pengaruh dari luar. Laju perkembangan dan

pertumbuhan anak mempengaruhi masa keemasan dari masing-masing anak itu

sendiri. Saat masa keemasan, anak akan mengalami tingkat perkembangan yang

sangat drastis di mulai dari pekembangan berpikiri, perkembangan emosi,

perkembangan motorik, perkembangan fisik dan perkembangan sosial.

Lonjakan perkembangan ini terjadi saat anak berusia 0-8 tahun, dan lonjakan

perkembangan ini tidak akan terjadi lagi di periode selanjutnya. Saat

perkembangan anak khususnya saat perkembangan dini, orang tua harus betul

menjadikannya sebagai perhatian khusus, karena hal ini tentunya akan sangat

berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa yang akan datang. Guna

mendukung hal tersebut berikut adalah beberapa hal yang harus di perhatikan

orang tua mengenai perkembangan anaknya.

Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif anak terbagi ke dalam beberapa tahap:

Tahap Sensorimotor, pada tahap ini kemampuan anak hanya pada gerakan

refleks, mulai mengembangkan kebiasaan-kebiasaan awal, mereproduksi


(6)

berbagai kejadian yang menurutnya menarik, mulai menggunakan berbagai hal

atau peralatan guna mencapai tujuannya, melakukan berbagai eksperimen dan

anak sudah mulai menemukan berbagai cara baru. Tahap sensorimotor terjadi

saat usia 0-2 tahun.

Tahapan Pra-operasional, pada tahap ini anak mulai menerima berbagai

rangsangan yang masih terbatas, Kemampuan bahasa anak mulai berkembang,

meskipun pola pikirnya masih bersifat statsi dan masih belum mampu untuk

berpikir secara abstrak, persepsi mengenai waktu dan mengenai tempat masih

tetap terbatas. Tahap pra-operasional berkembang saat usia anak 2-7 tahun.

Tahap konkret operasional, pada tahap ini anak sudah bisa menjalankan

operasional dan berpikirnya mulai berpikir secara rasional. Dalam tahap ini

tugas-tugas seperti menyusun, melipat, melakukan pemisahan, penggabungan,

menderetkan dan membagi sudah dapat dilakukan oleh anak. Tahap konkret

operasional berlangsung pada usia 7-11 tahun.

Tahap Formal Operasional, dalam tahap ini anak sudah mulai beranjak

sebagai seorang remaja. Dalam tahap ini, anak sudah mulai berpikir secara

hipotetik, yaitu penggunaan hipotesis yang relevan sudah dilakukan anak guna

memecahkan berbagai masalah. Sudah mampu menampung atau berpikir

terhadap hal-hal yang menggunakan prinsip-prinsip abstrak, sehingga anak

sudah bida menerima pelajaran-pelajaran yang bersifat abstrak seperti

matematika, agama dan lain-lain.

Perkembangan Fisik Anak

Mengenai perkembangan fisik anak bisa dilihat dari perkembangan motroik

anak. Perkembangan motorik anak ini terbagi lagi ke dalam perkembangan

motorik halus dan perkembangan motorik kasar. Untuk lebih jelasnya bisa di

baca di: Perkembangan Motorik Anak

Perkembangan Bahasa


(7)

Periode prelingual, usia anak 0-1 thn, ciri utama adalah anak mengoceh untuk

dapat berkomunikasi dengan orang tua, anak masih bersifat pasif saat menerima

stimulus dari luar tapi anak akan menerima respon yang berbeda. Contoh: bayi

akan senyum kepada orang yang dikenalnya dan menangis kepada orang yang

tidak dikenal dan ditakutinya.

Periode Lingual, usia antara 1-2,5 tahun, dalam taha ini anak sudah mampu

membuat sebuah kalimat, satu atau dua kata dalam percakapannya dengan

orang lain.

Periode Diferensiasi, usia anak 2,5 - 5 thn, anak sudah memiliki kemampuan

bahasa sesuai dengan peraturan tata bahasa yang baik dan benar.

Permbendaharaan katanya sudang berkembang secara baik dilihat dari segi

kuantitas dan kualitas.

Perkembangan Sosio-emosional

Perkembangan sosio emosisonal anak terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:

Tahap percaya versus curiga (trust vs mistrust), usia anak 0-2 tahun, dalam

tahap ini anak akan tumbuh rasa percaya dirinya jika mendapatkan pengalaman

yang menyenangkan, namun akan tumbuh rasa curiga jika anak mendapat

pengalaman yang tidak menyenangkan.

Tahap Mandiri versus Ragu ( Autonomy vs Shame), usia anak 2-3 tahun,

perasaan mandiri mulai muncul tatkala anak sudah mulai menguasai seluruh

anggota tobuhnya, sifat ragu dan malu akan muncul pada tahap ini ketika

lingkungan tidak memberinya sebuah kepercayaan.

Tahap berinisiatif versus bersalah (initiative versus guilt), usia anak 4-5

tahun. Pada masa ini anak sudah mulai lepas dari orang tuanya, anak sudah

mampu bergerak bebas dan berhubungan dengan lingkungan. Kondisi ini dapat

menimbulkan inisiatif pada diri anak, namun jika anak masih belum bisa

terlepas dari ikatan orang tuanya dan belum bisa berinteraksi dengan

lingkungan, rasa bersalah akan muncul pada diri anak.


(8)

Sumber : Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini http://bidanku.com/psikologi-perkembangan-anak-usia-dini#ixzz3I6KUU9Te

Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini dan Teknik Pengembangannya di Sekolah, (12) Analisis Percakapan, (13) Metode Pembelajaran Bahasa di SD, (14) Bercerita sebagai Wahana Pembelajaran Bahasa di TIK, dan lain-lain. Buku yang pernah ditulis selain uang sedanga Anda baca ini. Buku yang

sudah disiapkan adalah buku tentang “Kesulitan Membaca pada Anak: Diagnosa dan Cara Mengatasinya”. Kegiatan yang sering dilakukan selain mengajar di atas, adalah memberikan pelatihan bagi guru-guru dan mengisi di beberapa pertemuan ilmiah tentang ke-TK-an dan ke-SD-an, juga keterlibatannya di DIKTI tentang kegiatan-kegiatan ke-PGSD-an.

149

Cover belakang Perkembangan bahasa dan bagaimana cara mengembangkannya untuk Anak Usia Dini (AUD) kini semakin menarik perhatian orang khususnya bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia anak, lebih khusus lagi bagi mereka yang asyik dengan masalah pendidikan anak. Buku tentang

pengembangan bahasa AUD ini, sudah masuk dalam kurikulum Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak (PGTK). Oleh karena buku yang tersedia belum seperti yang diharapkan, maka buku ini sengaja ditulis untuk mengisi kekosongan tersebut agar dapat dimanfaatkan sebagai buku ini, pembaca dapat mengetahui tentang hakikat pengembangan bahasa anak, hubungan antara bahasa dan berbicara, teori pemerolehan bahasa, tahap-tahap perkembangan bahasa, dan beberapa contoh teknik pengembangannya. Pengembangan bahasa pada anak merupakan suatu proses. Proses yang dimaksud adalah pola pembentukan bahasa yang dimulai dari kegiatan yang paling sederhana, yaitu kegiatan menyimak/mendengarkan, mengucapkan/berbicara, membaca/membaca gambar, sampai pada kegiatan yang sulit yaitu menulis/menggambar. Ketika anak menyimak bunyi bahasa, ia juga mendengarkan bahasa yang digunakan sehari-haro. Dari kegiatan mendengar itu, anak diharapkan dapat mengungkapkannya dalam bahasanya sendiri secara bebas, ini berarti anak berbicara. Demikian juga ketika anak melihat gambar karena ia belum dapat membaca, ia pun juga diharapkan dapat menceritakannya kembali secara lisan atau menggambarkan kembali dengan sesuka hati. Ini berarti anak belajar menulis. Sehingga tidak

mengherankan ketika anak pada awal memasuki sekolah, ia sudah menunjukkan keterampilannya dalam berbahasa. Demikianlah gambaran tentang bagaimana keterampilan bahasa anak ini ditanamkan agar kemampuan linguistiknya berkembang. Anak haruslah diberi kesempatan untuk mengekspresikan kemampuannya lewat bahasa. Anak seharusnya diberi kebebasan untuk mendengarkan, bercerita, membaca/malihat gambar, berbicara dan menulis atau menggambar. Berilah kesempatan itu,

150

berilah dorongan, penghargaan, dan tumbuhkan harga dirinya, agar anak memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Oleh karena itu, lingkungan haruslah memberikan kesempatan yang kaya bahasa, dan memungkinkan anak dapat berkembang bahasanya secara maksimal. Guru di sekolah, sebelum mengajar, hendaknya membuat rancangan pembelajaran terlebih dahulu. Selain itu, guru juga perlu mengikuti perkembangan bahasa yang sedang dikuasi anak. Anak tidak harus dikondisikan untuk dapat belajar memindahkan pola-pola kalimat agar mereka terampil berbahasa, namun mereka perlu beljaar bahasa secara alami, yakni dengan menggunakan program yang telah tertata secara bersistem.


(9)

(10)

Usi a Ana k Lingkup Perkembangan 0-2 Tah un

NAM FM SOSEM KOGNITIF BAHASA

*) Nilai-nilai agama dan moral pada usia 0-2 tahun tidak diatur secara spesifik sehingga pelaksanaan nya diserahkan kepada masing-masing orang tua atau lembaga. Menurut Hurlock (1998) – perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerak jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi. Tingkat Pencapaian Perkembangan 1. Refleks menggenggam benda yang menyentuh telapak tangan. 2. Duduk dengan bantuan. 3. Menarik benda yang terjangkau. 4. Berjalan beberapa langkah tanpa bantuan 5. Memukul. Erikson

membagi pada umur 0-2 tahun, tahapan

psikososial adalah Basic Trust vs Basic Mistrust

(kepercayaan pada orang dan perasaan bahwa diri kita berharga). Tingkat Pencapaian Perkembangan: 1. Menatap dan tersenyum. 2. Menangis untuk men gekspresikan ketidaknyamana n. 3. Menyatakan keinginan dengan gerakan tangan.

4. Meniru cara menyatakan perasaan sayang dengan memeluk. 5. Mengulurkan tangan atau menolak untuk digendong Teori Jean Piaget mengatakan bahwa anak pada usia 0-2 tahun berada pada tahap sensorimotor (kemampuan berfikir melalui panca indra). Tingkat Pencapaian Perkembangan: 1. Memperhatikan/ mendengarkan ucapan orang lain. 2. Tertawa kepada orang yang mengajak berkomunikasi. 3. Mengamati benda yang dipegang. 4. Berpaling kearah sumber suara. 5. Menunjuk sesuatu yang diinginkan 6. Mulai memahami gambar orang lain. 7. Menjawab dengan kalimat pendek. Menurut Eliason (1994) perkembangan bahasa dimulai sejak bayi dan mengandalkan perannya pada pengalaman,pe nguasaan dan pertumbuhan bahasa. Tingkat Pencapaian: 1. Menangis, berteriak, bergumam. 2. Tertawa kepada orang yang mengajak berkomunikasi. 3. Merespon permainan ciluba. 4. Menunujuk benda dengan mengucapkan satu kata. 5. Menyatakan penolakan. 6. Menyanyikan lagu sederhana. 7. Memahami tema cerita pendek. 8. Mempergunaka n alat permainan dengan semaunya. Paangan Glueks di Universitas Harvard menyataka bahwa sudah semenjak usia 2-4 tahun ada kemungkina Menrut Kail (2001), Manusia membutuhan waktu lebih lama untuk menjadi matang secara fisik-motorikdibandi ngkan sengna makhluk lain. Erikson

membagi pada umur 2-4 tahun, tahapan

psikososial adalah

Innitiative vs Guilt (anak yakin bahwa dia adalah seseorang). Teori Jean Piaget mengatakan bahwa anak pada usia 2-4 tahun berada pada tahap praoperasional (kemampuan berfikir simbolik). Teori behaviorist dari Skinner, teori ini mendefinisikan pembelajaran dipengaruhi oleh perilaku. Para behaviorist mempercayai bahwa manusia


(1)

Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini

Sangatlah tidak bisa dipisahkan mengenai perkembangan dan pertumbuhan

anak saat lahir. Perkembangan motorik dan fisik anak sangatlah berhubungan

dengan pertumbuhan psikis anak. Oleh karena itu psikologli perkembangan

anak usia dini berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak secara

menyeluruh.

Anak akan mengalami suatu periode yang dinamakan sebagai masa keemasan

anak saat usia dini dimana saat itu anak akan sangat peka dan sensitif terhadap

berbagai rangsangan dan pengaruh dari luar. Laju perkembangan dan

pertumbuhan anak mempengaruhi masa keemasan dari masing-masing anak itu

sendiri. Saat masa keemasan, anak akan mengalami tingkat perkembangan yang

sangat drastis di mulai dari pekembangan berpikiri, perkembangan emosi,

perkembangan motorik, perkembangan fisik dan perkembangan sosial.

Lonjakan perkembangan ini terjadi saat anak berusia 0-8 tahun, dan lonjakan

perkembangan ini tidak akan terjadi lagi di periode selanjutnya. Saat

perkembangan anak khususnya saat perkembangan dini, orang tua harus betul

menjadikannya sebagai perhatian khusus, karena hal ini tentunya akan sangat

berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa yang akan datang. Guna

mendukung hal tersebut berikut adalah beberapa hal yang harus di perhatikan

orang tua mengenai perkembangan anaknya.

Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif anak terbagi ke dalam beberapa tahap:

Tahap Sensorimotor, pada tahap ini kemampuan anak hanya pada gerakan

refleks, mulai mengembangkan kebiasaan-kebiasaan awal, mereproduksi


(2)

berbagai kejadian yang menurutnya menarik, mulai menggunakan berbagai hal

atau peralatan guna mencapai tujuannya, melakukan berbagai eksperimen dan

anak sudah mulai menemukan berbagai cara baru. Tahap sensorimotor terjadi

saat usia 0-2 tahun.

Tahapan Pra-operasional, pada tahap ini anak mulai menerima berbagai

rangsangan yang masih terbatas, Kemampuan bahasa anak mulai berkembang,

meskipun pola pikirnya masih bersifat statsi dan masih belum mampu untuk

berpikir secara abstrak, persepsi mengenai waktu dan mengenai tempat masih

tetap terbatas. Tahap pra-operasional berkembang saat usia anak 2-7 tahun.

Tahap konkret operasional, pada tahap ini anak sudah bisa menjalankan

operasional dan berpikirnya mulai berpikir secara rasional. Dalam tahap ini

tugas-tugas seperti menyusun, melipat, melakukan pemisahan, penggabungan,

menderetkan dan membagi sudah dapat dilakukan oleh anak. Tahap konkret

operasional berlangsung pada usia 7-11 tahun.

Tahap Formal Operasional, dalam tahap ini anak sudah mulai beranjak

sebagai seorang remaja. Dalam tahap ini, anak sudah mulai berpikir secara

hipotetik, yaitu penggunaan hipotesis yang relevan sudah dilakukan anak guna

memecahkan berbagai masalah. Sudah mampu menampung atau berpikir

terhadap hal-hal yang menggunakan prinsip-prinsip abstrak, sehingga anak

sudah bida menerima pelajaran-pelajaran yang bersifat abstrak seperti

matematika, agama dan lain-lain.

Perkembangan Fisik Anak

Mengenai perkembangan fisik anak bisa dilihat dari perkembangan motroik

anak. Perkembangan motorik anak ini terbagi lagi ke dalam perkembangan

motorik halus dan perkembangan motorik kasar. Untuk lebih jelasnya bisa di

baca di: Perkembangan Motorik Anak

Perkembangan Bahasa


(3)

Periode prelingual, usia anak 0-1 thn, ciri utama adalah anak mengoceh untuk

dapat berkomunikasi dengan orang tua, anak masih bersifat pasif saat menerima

stimulus dari luar tapi anak akan menerima respon yang berbeda. Contoh: bayi

akan senyum kepada orang yang dikenalnya dan menangis kepada orang yang

tidak dikenal dan ditakutinya.

Periode Lingual, usia antara 1-2,5 tahun, dalam taha ini anak sudah mampu

membuat sebuah kalimat, satu atau dua kata dalam percakapannya dengan

orang lain.

Periode Diferensiasi, usia anak 2,5 - 5 thn, anak sudah memiliki kemampuan

bahasa sesuai dengan peraturan tata bahasa yang baik dan benar.

Permbendaharaan katanya sudang berkembang secara baik dilihat dari segi

kuantitas dan kualitas.

Perkembangan Sosio-emosional

Perkembangan sosio emosisonal anak terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:

Tahap percaya versus curiga (trust vs mistrust), usia anak 0-2 tahun, dalam

tahap ini anak akan tumbuh rasa percaya dirinya jika mendapatkan pengalaman

yang menyenangkan, namun akan tumbuh rasa curiga jika anak mendapat

pengalaman yang tidak menyenangkan.

Tahap Mandiri versus Ragu ( Autonomy vs Shame), usia anak 2-3 tahun,

perasaan mandiri mulai muncul tatkala anak sudah mulai menguasai seluruh

anggota tobuhnya, sifat ragu dan malu akan muncul pada tahap ini ketika

lingkungan tidak memberinya sebuah kepercayaan.

Tahap berinisiatif versus bersalah (initiative versus guilt), usia anak 4-5

tahun. Pada masa ini anak sudah mulai lepas dari orang tuanya, anak sudah

mampu bergerak bebas dan berhubungan dengan lingkungan. Kondisi ini dapat

menimbulkan inisiatif pada diri anak, namun jika anak masih belum bisa

terlepas dari ikatan orang tuanya dan belum bisa berinteraksi dengan

lingkungan, rasa bersalah akan muncul pada diri anak.


(4)

Sumber : Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini http://bidanku.com/psikologi-perkembangan-anak-usia-dini#ixzz3I6KUU9Te

Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini dan Teknik Pengembangannya di Sekolah, (12) Analisis Percakapan, (13) Metode Pembelajaran Bahasa di SD, (14) Bercerita sebagai Wahana Pembelajaran Bahasa di TIK, dan lain-lain. Buku yang pernah ditulis selain uang sedanga Anda baca ini. Buku yang

sudah disiapkan adalah buku tentang “Kesulitan Membaca pada Anak: Diagnosa dan Cara Mengatasinya”. Kegiatan yang sering dilakukan selain mengajar di atas, adalah memberikan pelatihan bagi guru-guru dan mengisi di beberapa pertemuan ilmiah tentang ke-TK-an dan ke-SD-an, juga keterlibatannya di DIKTI tentang kegiatan-kegiatan ke-PGSD-an.

149

Cover belakang Perkembangan bahasa dan bagaimana cara mengembangkannya untuk Anak Usia Dini (AUD) kini semakin menarik perhatian orang khususnya bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia anak, lebih khusus lagi bagi mereka yang asyik dengan masalah pendidikan anak. Buku tentang

pengembangan bahasa AUD ini, sudah masuk dalam kurikulum Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak (PGTK). Oleh karena buku yang tersedia belum seperti yang diharapkan, maka buku ini sengaja ditulis untuk mengisi kekosongan tersebut agar dapat dimanfaatkan sebagai buku ini, pembaca dapat mengetahui tentang hakikat pengembangan bahasa anak, hubungan antara bahasa dan berbicara, teori pemerolehan bahasa, tahap-tahap perkembangan bahasa, dan beberapa contoh teknik pengembangannya. Pengembangan bahasa pada anak merupakan suatu proses. Proses yang dimaksud adalah pola pembentukan bahasa yang dimulai dari kegiatan yang paling sederhana, yaitu kegiatan menyimak/mendengarkan, mengucapkan/berbicara, membaca/membaca gambar, sampai pada kegiatan yang sulit yaitu menulis/menggambar. Ketika anak menyimak bunyi bahasa, ia juga mendengarkan bahasa yang digunakan sehari-haro. Dari kegiatan mendengar itu, anak diharapkan dapat mengungkapkannya dalam bahasanya sendiri secara bebas, ini berarti anak berbicara. Demikian juga ketika anak melihat gambar karena ia belum dapat membaca, ia pun juga diharapkan dapat menceritakannya kembali secara lisan atau menggambarkan kembali dengan sesuka hati. Ini berarti anak belajar menulis. Sehingga tidak

mengherankan ketika anak pada awal memasuki sekolah, ia sudah menunjukkan keterampilannya dalam berbahasa. Demikianlah gambaran tentang bagaimana keterampilan bahasa anak ini ditanamkan agar kemampuan linguistiknya berkembang. Anak haruslah diberi kesempatan untuk mengekspresikan kemampuannya lewat bahasa. Anak seharusnya diberi kebebasan untuk mendengarkan, bercerita, membaca/malihat gambar, berbicara dan menulis atau menggambar. Berilah kesempatan itu,

150

berilah dorongan, penghargaan, dan tumbuhkan harga dirinya, agar anak memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Oleh karena itu, lingkungan haruslah memberikan kesempatan yang kaya bahasa, dan memungkinkan anak dapat berkembang bahasanya secara maksimal. Guru di sekolah, sebelum mengajar, hendaknya membuat rancangan pembelajaran terlebih dahulu. Selain itu, guru juga perlu mengikuti perkembangan bahasa yang sedang dikuasi anak. Anak tidak harus dikondisikan untuk dapat belajar memindahkan pola-pola kalimat agar mereka terampil berbahasa, namun mereka perlu beljaar bahasa secara alami, yakni dengan menggunakan program yang telah tertata secara bersistem.


(5)

(6)

Usi a Ana k Lingkup Perkembangan 0-2 Tah un

NAM FM SOSEM KOGNITIF BAHASA

*) Nilai-nilai agama dan moral pada usia 0-2 tahun tidak diatur secara spesifik sehingga pelaksanaan nya diserahkan kepada masing-masing orang tua atau lembaga. Menurut Hurlock (1998) – perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerak jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi. Tingkat Pencapaian Perkembangan 1. Refleks menggenggam benda yang menyentuh telapak tangan. 2. Duduk dengan bantuan. 3. Menarik benda yang terjangkau. 4. Berjalan beberapa langkah tanpa bantuan 5. Memukul. Erikson

membagi pada umur 0-2 tahun, tahapan

psikososial adalah Basic Trust vs Basic Mistrust (kepercayaan pada orang dan perasaan bahwa diri kita berharga). Tingkat Pencapaian Perkembangan: 1. Menatap dan tersenyum. 2. Menangis untuk men gekspresikan ketidaknyamana n. 3. Menyatakan keinginan dengan gerakan tangan.

4. Meniru cara menyatakan perasaan sayang dengan memeluk. 5. Mengulurkan tangan atau menolak untuk digendong Teori Jean Piaget mengatakan bahwa anak pada usia 0-2 tahun berada pada tahap sensorimotor (kemampuan berfikir melalui panca indra). Tingkat Pencapaian Perkembangan: 1. Memperhatikan/ mendengarkan ucapan orang lain. 2. Tertawa kepada orang yang mengajak berkomunikasi. 3. Mengamati benda yang dipegang. 4. Berpaling kearah sumber suara. 5. Menunjuk sesuatu yang diinginkan 6. Mulai memahami gambar orang lain. 7. Menjawab dengan kalimat pendek. Menurut Eliason (1994) perkembangan bahasa dimulai sejak bayi dan mengandalkan perannya pada pengalaman,pe nguasaan dan pertumbuhan bahasa. Tingkat Pencapaian: 1. Menangis, berteriak, bergumam. 2. Tertawa kepada orang yang mengajak berkomunikasi. 3. Merespon permainan ciluba. 4. Menunujuk benda dengan mengucapkan satu kata. 5. Menyatakan penolakan. 6. Menyanyikan lagu sederhana. 7. Memahami tema cerita pendek. 8. Mempergunaka n alat permainan dengan semaunya. Paangan Glueks di Universitas Harvard menyataka bahwa sudah semenjak usia 2-4 tahun ada kemungkina Menrut Kail (2001), Manusia membutuhan waktu lebih lama untuk menjadi matang secara fisik-motorikdibandi ngkan sengna makhluk lain. Erikson

membagi pada umur 2-4 tahun, tahapan

psikososial adalah Innitiative vs Guilt (anak yakin bahwa dia adalah seseorang). Teori Jean Piaget mengatakan bahwa anak pada usia 2-4 tahun berada pada tahap praoperasional (kemampuan berfikir simbolik). Teori behaviorist dari Skinner, teori ini mendefinisikan pembelajaran dipengaruhi oleh perilaku. Para behaviorist mempercayai bahwa manusia