27 mogok kerja. Berdasarkan sektor juga terdapat perbedaan persepsi : responden di sektor garmen
memiliki pendapat yang berbeda dengan responden di sektor otomotif dan elektronik. Responden di sektor garmen beranggapan bahwa polisi memberikan perlindungan untuk melakukan mogok
kerja sedangkan di sektor otomotif dan elektronik berpendapat sebaliknya.
II.2.1. Persepsi Responden terhadap Upah Layak
Sebagian responden 57,4 berpandangan bahwa pemerintah kurang baik dalam menerapkan upah layak, sedangkan hanya 26 responden yang berpendapat bahwa upah layak sudah
ditetapkan dengan baik oleh Pemerintah.
Diagram 14 Persepsi Responden terhadap Kebijakan Pemerintah Menetapkan Upah Layak
Sumber: Hasil survey
Diagram diatas juga menunjukkan bahwa sebanyak 25.5 responden berpendapat bahwa pemerintah sudah baik dalam menerapkan upah layak, dan lebih banyak responden anggota serikat
yang menyatakan bahwa Pemerintah sudah baik dalam menerapkan upah layak. Persepsi positif
terhadap upah layak terbentuk karena pemahaman mengenai upah layak. Para pekerja mengartikan upah
layak sebagai besarnya upah di atas upah minimum atau upah yang diterima jika banyak lembur.
0.5 25.5
57.4 12.5
2.8 1.4
10 20
30 40
50 60
70
Sangat Baik Baik
Kurang Baik Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Tidak Tahu
Kotak 4: Upah Layak Jadi menurut mereka yang dikatakan layak,
itu sesuai UMR. Asal tidak dibawah UMR dikatakan layak. Persepsinya itu di UMR.
Catatan FGD, dengan R, pekerja PT S, 7 oktober 2011.
28 Definisi upah layak berdasarkan penelitian AKATIGA adalah upah untuk seorang pekerja dengan jam
kerja standar 40 jam yang dapat memenuhi kebutuhan hidup layak dan memberikan kemampuan menabung.
22
Sampai saat ini, Pemerintah memang belum menetapkan upah layak bagi para pekerja di semua sektor industri di Indonesia. Pemerintah hanya menetapkan upah minimum secara regional dan
sektoral.
23
. Dari wawancara dengan beberapa pekerja yang sudah bekerja selama belasan tahun, dengan biaya
hidup di Jakarta yang cukup tinggi, UMSP yang diterima setiap bulannya memang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan keluarganya. Hasil penelitian AKATIGA mengenai upah
buruh tekstil dan garmen di Indonesia menemukan hal yang sama, bahwa Upah Minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah hanya mampu memenuhi 62.4 rata-rata pengeluaran riil pekerja.
24
II.2.2. Persepsi Responden terhadap Peran Pemerintah dalam Kesetaraan Gender dalam Pendidikan Formal, Pelatihan dan Kesempatan kerja
Aspek ini dianggap sebagian besar responden sudah baik. Mayoritas responden 85 menganggap telah terjadi kesetaraan gender dalam memperoleh pendidikan formal, pelatihan, dan kesempatan
kerja.
22
Tjandraningsih Herawati, menuju Upah Layak- Survei upah buruh tekstil dan garmen di Indonesia, 2009, hal. 18
23
Sektor elektronik, sektor otomotif, dan sektor garmen, memiliki Upah Minimum Sektoral Provinsi UMSP yang berbeda-beda. Untuk tahun 2011 UMSP sektor elektronik sebesar Rp 1.438.500,-, UMSP sektor otomotif
sebesar Rp 1.300.000,-, dan UMSP sektor garmen sebesar Rp 1.380.000,- per bulan.
24
Tjandraningsih dan Herawati, 2009:22
29
Diagram 15 Persepsi Responden terhadap Kesetaraan Gender
Sumber: Hasil survey
Meskipun demikian secara tidak signifikan kesetaraan gender dalam aspek pendidikan dan pelatihan dpandang lebih tinggi dibandingkan dengan kesetaraan gender dalam kesempatan kerja. Dalam hal
memperoleh pendidikan formal, 56 responden berpendapat bahwa kesetaraan gender sudah sangat setara, dan 38.4 responden berpendapat bahwa untuk memperoleh pendidikan sudah
setara. Dalam hal memperoleh pelatihan, sebanyak 43.5 responden berpendapat bahwa kesetaraan gender sudah sangat setara dan 41.7 responden berpendapat hal ini sudah setara.
Untuk kesetaraan gender dalam hal kesempatan kerja hanya 38 responden yang menganggap sudah sangat setara, dan sebanyak 43.5 responden yang menganggap bahwa kesetaraan gender
dalam hal kesempatan kerja, sudah setara. Walaupun secara umum kesetaraan gender sudah terjadi di tingkat nasional ketidaksetaraan atau
diskriminasi gender di tingkat perusahaan masih terjadi. Bagian ini akan menjadi salah satu pembahasan di bagian II.3.3.
II.3 Persepsi Responden Mengenai Peran Perusahaan dalam Penerapan Standar Perburuhan Internasional dan Peraturan Ketenagakerjaan
Responden memiliki persepsi positif terhadap perusahan dalam penerapan Standar Perburuhan Internasional dan peraturan ketenagakerjaan. Beberapa hal yang sudah diterapkan dengan baik oleh
perusahaan adalah keterlibatan pekerja di perusahaan dan perjanjiaan kerja. Sementara mengenai upah layak, walaupun sebagian besar responden berpendapat bahwa perusahaan sudah baik
56 43.5
38 38.4
41.7 43.5
2.3 5.6
9.3 1.4
1.9 3.2
1.9 7.4
6
20 40
60 80
100 120
Pendidikan Pelatihan
Kesempatan kerja Tidak Tahu
Tidak Setara Berpihak pada Perempuan
Tidak Setara Berpihak pada laki-laki
Setara Ada perbedaaan tapi tidak besar
Sangat setaraTidak Dibedakan
30 menetapkan upah layak, namun sebagaimana telah disampaikan di atas ternyata pengertian upah
layak yang dimaksud adalah upah di atas upah minimum.
Diagram 16 Persentase Persepsi Responden
terhadap Penerapan Peraturan Ketenagakerjaan di Perusahaan
Sumber: Hasil survey
II.3.1. Keterlibatan Pekerja dalam Pembuatan Kebijakan Perusahaan