Analisis Independensi Auditor Eksternal Pengaruhnya Terhadap Kualitas Audit (Survei pada lima kantor akuntan publik di Wilayah Bandung)

(1)

ANALISIS INDEPENDENSI AUDITOR EKSTERNAL

PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS AUDIT

( Survey Pada Lima Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung )

The Analysis Of External Auditor Independency

’s

Influence Toward Quality Of Audit

( Survey On The Five Public Accounting Firm In The Region Bandung )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

GEMI QUANTADORA

21105078

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

iv

ABSTRACT

GEMI QUANTADORA "The Analysis Of External Auditor Independencys Influence Toward Quality Of Audit (Survey On The Five Public Accounting Firms In The Region Bandung)" under the guidance of Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra. SE, M. Si

In discharging its duties, an auditor has a right to get access to information needed, to the senior audit should provide greater opportunities to interact with junior audit staff or leaders who will in the audits. There are several ways that can be taken by the auditor in obtaining information from audits, among others, observing the work process, requesting explanations, requesting demonstrations, review documents, cross checking, searching for evidence and conducted surveys. The purpose of this study is to determine the independence of external auditors, to determine audit quality and independence of external auditors to analyze the impacts on audit quality.

The method used is descriptive and verification with qualitative and quantitative approaches. The unit of analysis in this study is the external auditor independence and audit quality in the five public accounting firm in the area of Bandung. Which use the same sample with a population of 30 external auditors. To determine the effect of external auditor independence on audit quality will be tested statistically using correlation analysis, regression analysis, coefficient determination and to test the hypothesis used was t test using SPSS 12.0 for tool windows.

The results qualitatively show that the independence of external auditors has been quite good as well as quality audit, and research results in quantitative analysis shows the influence of external auditor independence on audit quality by 55.4% and the remaining 44.6% described other variables outside influence the independence of external auditors on audit quality as a partner, audit manager, audit senior and junior audit.


(3)

iii ABSTRAK

GEMI QUANTADORA “Analisis Independensi Auditor Eksternal Pengaruhnya Terhadap Kualitas Audit (Survei pada lima kantor akuntan publik di Wilayah Bandung)” dibawah bimbingan Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra. SE, M.Si

Dalam menjalankan fungsinya, seorang auditor mempunyai hak untuk mendapatkan akses informasi yang dibutuhkan, untuk itu audit senior harus memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada audit junior dalam berinteraksi dengan staf atau pimpinan yang akan di audit tersebut. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh auditor dalam mendapatkan informasi dari audit, antara lain, mengamati proses kerja, meminta penjelasan, meminta peragaan, menelaah dokumen, memeriksa silang, mencari bukti-bukti dan melakukan survey. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui independensi auditor eksternal, untuk mengetahui kualitas audit dan untuk menganalisis independensi auditor eksternal Pengaruhnya terhadap kualitas audit.

Metode yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah independensi auditor eksternal dan kualitas audit di lima Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung. Sampel yang di gunakan sama dengan populasi sebesar 30 auditor eksternal. Untuk mengetahui independensi auditor eksternal pengaruhnya terhadap kualitas audit maka dilakukan pengujian statistik menggunakan analisis korelasi, analisis regresi, koefisien determinasi dan untuk menguji hipotesis maka yang digunakan adalah uji t dengan menggunakan alat bantu SPPS 12.0 for windows.

Hasil penelitian secara kualitatif menunjukan bahwa independensi auditor eksternal sudah cukup baik begitu pula dengan kualitas audit, dan hasil penelitian secara kuantitatif menunjukan besarnya analisis independensi auditor eksternal pengaruhnya terhadap kualitas audit sebesar 55,4% dan sisanya sebesar 44,6% dijelaskan variabel lain di luar independensi auditor eksternal pengaruhnya terhadap kualitas audit seperti partner, manajer audit, audit senior dan audit junior.


(4)

ANALISIS INDEPENDENSI AUDITOR EKSTERNAL PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS AUDIT

(Survei pada lima kantor akuntan publik di Wilayah Bandung)

The Analysis Of External Auditor Independency Influence’s To Quality Of Audit (Survey On The Five Public Accounting Firms In The Region Bandung)

Disusun Oleh:

Gemi Quantadora 2.11.05.078 (e-mail: [email protected]) UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ABSTRACT

In discharging its duties, an auditor has a right to get access to information needed, to the senior audit should provide greater opportunities to interact with junior audit staff or leaders who will in the audits. There are several ways that can be taken by the auditor in obtaining information from audits, among others, observing the work process, requesting explanations, requesting demonstrations, review documents, cross checking, searching for evidence and conducted surveys. The purpose of this study is to determine the independence of external auditors, to determine audit quality and independence of external auditors to analyze the impacts on audit quality.

The method used is descriptive and verification with qualitative and quantitative approaches. The unit of analysis in this study is the external auditor independence and audit quality in the five public accounting firm in the area of Bandung. Which use the same sample with a population of 30 external auditors. To determine the effect of external auditor independence on audit quality will be tested statistically using correlation analysis, regression analysis, coefficient determination and to test the hypothesis used was t test using SPSS 12.0 for tool windows.

The results qualitatively show that the independence of external auditors has been quite good as well as quality audit, and research results in quantitative analysis shows the influence of external auditor independence on audit quality by 55.4% and the remaining 44.6% described other variables outside influence the independence of external auditors on audit quality as a partner, audit manager, audit senior and junior audit.


(5)

1. PENDAHULUAN

Dalam hal ini akuntan publik harus dapat menunjukan bahwa kulitas audit yang diberikannya berkualitas dan dapat dipercaya, karena profesi ini memiliki peran penting dalam memberikan informasi yang dapat dipercaya, diandalkan dan memenuhi kualitas akuntan publik dalam dunia usaha yang semakin kompetitif. Dalam menjalankan tugas pemeriksaan, para akuntan publik akan selalu berhadapan dengan individu-individu maupun kelompok dalam organisasi atau instansi yang diperiksa serta dihadapkan dengan berbagai masalah yang cukup rumit baik yang bersifat teknis, mungkin lebih mudah dipecahkan bila mendasarkan diri pada program-program dan prosedur-prosedur pemeriksaan yang ditetapkan sebelumnya. Namun untuk permasalahan yang bersifat non teknis, mungkin akan sulit dipecahkan karena menyangkut masalah-masalah yang berkaitan dengan sikap, mental, emosi, faktor psikologis, moral, karakter dan lain-lain. Ketentuan untuk mengatur sikap dan moral tersebut adalah dengan menerapkan etika profesi, sehingga apabila etika ini dilaksanakan dengan baik maka diharapkan pelaksanaan audit dapat berjalan dengan baik.

Akuntan publik merupakan suatu profesi yang berlandaskan kepercayaan masyarakat dan dibayar oleh klien, akan tetapi dalam pelaksanaannya harus professional. Adapun yang dimaksud dengan professional adalah bertanggung jawab untuk berprilaku yang lebih baik dari sekedar memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya serta memenuhi undang-undang dan peraturan. Sikap profesi akuntan tercermin dalam kompetensinya, independensinya dan integritas moralnya. Independen auditing telah menjadi suatu masalah kepentingan umum dalam aktivitas keuangan di zaman modern, dimana tiap individu atau golongan atau pihak tertentu selain pemilik perusahaan harus merasa puas dengan ketelitian atau (accuracy), kejelasan dan ketidakraguan daripada laporan keuangan dan laporan akuntan sebagai hasil pemeriksaan.

Golongan yang berkepentingan diluar pemilik perusahaan akan mempercayai opini yang diberikan oleh orang yang dianggap kompeten ( mampu dan berwenang), meimiliki indepedensi dan integritas moral yang tinggi. Sekarang bila opini akuntan dianggap tidak bisa dipercaya, sudah hampir dapat diduga bahwa akan ada pihak tertentu yang merasa dirugikan dan bahkan mungkin akan menuntut auditor yang bersangkutan. Auditor bertanggung jawab atas pernyataan


(6)

pendapatnya terhadap laporan keuangan yang diperiksanya. Laporan keuangan itu sendiri merupakan pertanggung jawaban yang harus disajikan oleh manajemen (klien).

Akuntan publik atau auditor independen dalam tugasnya mengaudit perusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga dalam lingkungan perusahaan klien yakni ketika akuntan publik mengemban tugas dan tanggung jawab dari manajemen (agen) untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang dikelolanya. Dalam hal ini manajemen ingin supaya kinerjanya terlihat selalu dimata pihak eksternal perusahaan terutama pemilik prinsipal. Akan tetapi disisi lain, pemilik prinsipal menginginkan supaya auditor melaporkan dengan sejujurnya keadaan yang ada pada perusahaan yang telah di biayainya.

Dalam konteks skandal kecurangan, memunculkan pertanyaan apakah trik-trik rekayasa tersebut mampu terdeteksi oleh akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan tersebut atau sebenarnya telah terdeteksi namun auditor justru ikut mengamankan praktik kejahatan tersebut. Jika yang terjadi adalah auditor tidak mampu mendeteksi trik rekayasa laporan keuangan, maka yang menjadi inti permasalahan adalah KAP belum menerapkan prinsip etika profesi akuntan yaitu independensi dan kehati-hatian professional, karena ada hal yang tertinggal dalam pemeriksaan dan menyebabkan hasil audit yang kurang berkualitas, oleh karena itu mengakibatkan penyajian informasi yang salah kepada para pengguna informasi keuangan PT Kimia Farma. Kemampuan untuk menemukan kecurangan dari laporan keuangan ditentukan oleh Independensi auditor. Seperti pernyataan diatas pihak KAP dikenakan sanksi yaitu denda 100 juta rupiah, denda ini diperlukan dan ditujukan agar tidak ada KAP yang melakukan (material misstatement) atau salah saji material yang bisa membuat para pengguna informasi keuangan mengalami kerugian atas informasi yang salah secara material jadi kepercayaan masyarakat akan menurun jika terdapat bukti bahwa independensi sikap auditor ternyata berkurang, bahkan kepercayaan masyarakat dapat juga menurun disebabkan oleh keadaan yang oleh mereka yang berpikiran sehat (reasonable) dianggap dapat mempengaruhi sikap independen dalam senyatanya tersebut. Untuk dapat diakui pihak lain sebagai akuntan yang independen harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai suatu kepentingan dengan kliennya, apakah itu manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan. Dan diharapkan kejadian seperti ini tidak terjadi lagi dan diharapkan para auditor independen dapat lebih hati-hati dan lebih teliti lagi dalam mengadakan pemeriksaan terhadap perusahaan yang


(7)

diauditnya dan tetap menjaga prinsip-prinsip dan kode etik profesi akuntan independen. (sumber: chian-vicasson.blogspot.com)

Selain itu, terdapat fenomena khusus yang pernah terjadi pada salah satu Kantor Akuntan Publik (KAP) yaitu Kantor Akuntan Publik xxx wilayah Bandung. Salah satu kesalahan yang terjadi yaitu kesalahan menjurnal dan perbedaan persepsi antara auditor dan klien suatu perusahaan. Auditor senior yang bertugas untuk melaksanakan audit atas laporan keuangan terkadang masih ada yang melakukan kesalahan, penyebab terjadinya kesalahan tersebut yaitu kurangnya pengalaman. Pengalaman sangat penting bagi auditor dalam melakukan audit walaupun auditor tersebut memiliki pendidikan formal yang tinggi. Semakin lama hubungan auditor dengan klien juga dapat menyebabkan auditor tidak mampu menemukan kesalahan yang material dalam mengaudit sehinnga auditor salah dalam memberikan opininya Dengan adanya kesalahan tersebut maka audit yang dihasilkan tidak berkualitas karena kurangnya keahlian auditor yang merupakan bagian dari standar umum. (Sumber: Auditor di Kantor Akuntan Publik xxx).

Akuntan publik dalam melaksanakan pemeriksaan harus berdasarkan SPAP yang ditentukan oleh IAI, yang berupa pernyataan standar auditing (PSA) dan pernyataan standar atestasi (PSAT). Standar tersebut mengharuskan auditor merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari kesalahan. Dalam laporan audit bentuk baku, tanggung jawab auditor terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit yang telah dilaksanakan auditor. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan. Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat kendala laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan guna menunjang profesionalisme dan independensinya sebagai akuntan publik, maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan dimana standar umum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur audit. Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan standar


(8)

pelaporan mengatur auditor dalam hal pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan audit serta mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan atas laporan keuangan yang diauditnya secara keseluruhan.

2. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Independensi auditor merupakan suatu hal penting yang sudah sejak lama menjadi pembicaraan baik di kalangan praktisi, pembuat kebijakan ataupun para akademisi. Hal ini dikarenakan pendapat yang diberikan oleh auditor berkaitan dengan kepentingan banyak pihak. Namun demikian pendapat yang diberikan oleh auditor terhadap laporan keuangan suatu perusahaan tidak akan mempunyai nilai apabila auditor tersebut dianggap tidak memiliki independensi oleh para pengguna laporan keuangan. Berkaitan dengan independensi, AICPA memberikan prinsip-prinsip sebaga panduan:

1. Auditor dan perusahaan tidak boleh tergantung dalam hal keuangan terhadap klien.

2. Auditor dan perusahaan seharusnya tidak terlibat dalam konflik kepentingan yang akar mengganggu objektifitas berkenaan dengan cara-cara yang mempengaruhi laporan keuangan. 3. Auditor dan perusahaan seharusnya tidak memiliki hubungan dengan klien yang akan

mengganggu objektifitas auditor.

Independensi merupakan standar umum nomor dua dari tiga standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang menyatakan bahwa dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Keberadaan akuntan publik sebagai suatu profesi tidak dapat dipisahkan dari karakteristik independensinya. Akuntan publik selalu dianggap orang yang harus independen. Tanpa adanya independensi, akuntan publik tidak berarti apa-apa. Masyarakat tidak percaya akan hasil auditan akuntan publik sehingga masyarakat tidak akan meminta jasa pengauditan dari akuntan publik. Masyarakat akan meminta pihak lain yang dianggap independen untuk menggantikan fungsi akuntan publik. Atau dengan kata lain, keberadaan akuntan publik ditentukan oleh independensinya

Sikap mental independensi integritas dan objektivitas yang dipertahankan oleh akuntan publik akan meningktakan kepercayaan pemakai laporan keuangan yang telah di audit, dalam hal tanggung jawab auditor eksternal sikap mental independensi dimaksudkan bahwa audiitor eksternal harus bebas dari setiap kewajiban klien dan tidak mempunyai satu kepentingan apapun dengan klien kecuali pelaksanaan setiap penugasan yang diberikan oleh klien padanya.


(9)

Sebagaimana halnya dengan profesi medis dan hukum, independensi merupakan dasar dari profesi auditing hal itu berarti bahwa auditor eksternal akan bersikap netral terhadap entitas, dan oleh karena itu akan bersikap objektif. Publik dapat mempercayai fungsi audit karena auditor eksternal bersikap tidak memihak serta mengakui adanya kewajiban untuk bersikap adil 1. Independence infact (independensi senyatanya) Auditor benar-benar tidak mempunyai kepentingan ekonomis dalam perusahaan yang dilihat dari keadaan yang sebenarnya, misalnya apakah ia sebagai direksi, komisaris, persero, atau mempunyai hubungan keluarga dengan pihak itu semua. 2. independence in appearance (independensi dalam penampilan) Kebebasan yang dituntut bukan saja dari fakta yang ada, tetapi juga harus bebas dari kepentingan yang kelihatannya cenderung dimilikanya dalam perusahaan tersebut 3. Independence in competence (independensi dari keahlian atau kompetensinya) Independensi dari sudut keahlian berhubungan erat dengan kompetensi atau kemampuan auditor dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya.

kualitas audit di atas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam system akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan 1. Kualitas Jasa, 2. Hubungan antara Auditor dengan Klien dn 3. Objektivitas.

Berdasarkan uraian diatas, penulis menuangkan kerangka pemikirannya dalam bentuk skema kerangka pemikiran sebagai berikut:


(10)

Berdasarkan uraian pada kerangka pemikiran diatas maka hipotesis penelitian ini adalah bahwa Independensi Auditor eksternal Pengaruhnya terhadap Kualitas Audit.

Independen Auditor Eksternal Pengaruhnya Terhadap Kualitas

Audit

Profesi Akuntan Publik

Independensi Auditor Eksternal

Kualitas Audit

1. Independence infact

2. Independence in Apperance 3. Independence in competence

1. Kualitas Jasa audit 2. Hubungan dengan Klien 3. Objektivitas


(11)

3. OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

Untuk meneliti bagaimana analisis independensi auditor eksternal pengaruhnya terhadap kualitas audit, ada dua operasionalisasi variabel dalam penelitian ini. Variabel, konsep variabel, indikator, dan skala pengukuran yang digunakan baik untuk variabel X maupun variabel Y dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No

kuesioner X Independensi Auditor Eksternal (Independen) (Alvin A. Arens 2004)

Independensi dalam audit berarti cara pandang yang

tidak memihak sikap

mental independen dalam

memenuhi tanggung

jawab mereka tetapi

penting juga bahwa

pemakai laporan

keuangan menaruh

kepercayaan terhadap

indepenensi tersebut Agar terciptanya sikap mental

yang efektif, maka

diperlukan Independence

infact (independensi

senyatanya)

independence in

appearance

(independensi dalam

penampilan) Independence in competence (independensi dari keahlian atau kompetensinya)

(Alvin A. Arens 2004:51)

1. Independence

infact

(independensi senyatanya)

2. independence in

appearance

(independensi dalam

penampilan)

3. Independence in

competence

(independensi dari keahlian atau kompetensinya) Efektivitas Bebas dari tekanan Hubungan kekeluargaan Verivikasi audit Kepercayaan pada pihak lain Pelaksanaan audit Kebijakan dan prosedur Pendidikan Pelaksanaan kegiatan audit

Ordinal 1-3

4-6


(12)

Y Kualitas Audit (Dependen) (De Angelo di Kutip Ida Rosidah: 2008)

Kualitas audit sebagai kemungkinan (joint probality) dimana seorang auditor akan menemukan dan

melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. (De Angelo di Kutip Ida Rosidah: 2008)

1. Kualitas Jasa

2. Hubungan Antara Auditor dengan Klien

3. Objektivitas

Memberikan atau menerima komisi Bukti-bukti laporan Standar auditing Kepentingan masyarakat Pelanggaran Memecahkan permasalahan Objektiv Independen profesional

Ordinal 9-12

12-15

16-18

Untuk menunjang hasil penelitian, maka penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan dengan cara sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu peneliti mendatangi dan mengamati obyek yang akan diteliti yaitu Kantor Akuntan Publik. sehingga peneliti memperoleh beberapa informasi dan data yang dibutuhkan.

2. Kuesioner, yaitu peneliti memberikan angket yang berisi beberapa pertanyaan yang tertkait dengan Independensi Auditor Eksternal pengaruhnya terhadap Kualitas Audit kepada responden yaitu terdiri dari partner, manajer audit, audit senior dan audit junior sehingga peneliti dapat melakukan analisis dari jawaban yang telah diberikan.

3. Wawancara, yaitu peneliti melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait yaitu terdiri partner, manajer audit, audit senior dan audit junior, mengenai independensi auditor eksternal pengaruhnya terhadap kualitas audit.


(13)

4. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dari laporan-laporan yang telah diolah oleh terdiri dari partner, manajer audit, audit senior dan audit junior sehingga peneliti dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan.

Populasi yang diambil oleh peneliti kali ini adalah pada Lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung., karena jumlah populasinya sedikit (terbatas) sehinnga peneliti tidak menggunakan sampel melainkan menggunakan teknik populasi atau sensus. Berikut adalah lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung:

No Nama Kantor Akuntan Publik Jumlah

1 KAP. ROEBIANDINI & REKAN 6 auditor

2 KAP. DR. LA MIDJAN & REKAN 6 auditor

3 KAP. DRS. GUNAWAN SUDRADJAT 6 auditor

4 KAP. AF. RACHMAN & SOETJIPTO 6 auditor

5 KAP. SANUSI, SUPARDI & SOEGIHARTO 6 auditor

JUMLAH 30 auditor

Metode Analisis 1. Analisis Kualitatif 2. Analisis Kuantitatif

Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis Korelasi (Pearson) Koefisien Determinasi

Rancangan Pengujian Hipotesis 1. Menentukan Hipotesis

Ho: ρ = 0 : Independensi Auditor Eksternal tidak berpengaruh terhadap Kualitas Audit. Ha: ρ≠ 0 : Independensi Auditor Eksternal berpengaruh terhadap Kualitas Audit 2. Penetpan Tingkat signifikan

α = 0,05 dengan df = n - 2 =30 - 2 = 28 3. Uji Hipotesis

Kriteria : Ha diterima jika t hitung t tabel Ha ditolak jika t hitung t table


(14)

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KUALITATIF

Hasil penelitian dan pembahasan tentang Independensi Auidtor Eksternal, adalah:

No Indikator Skor

Aktual

Skor

Ideal % Kategori

1 Kebebasan dalam memberikan

pendapatnya tanpa pengaruh dari pihak lain

99 150 66,0% Cukup

2 Bebas dari tekanan untuk melaporkan hal-hal signifikan dalam laporan audit

101 150 67,3% Cukup

3 Tidak memiliki hubungan keluarga dengan direksi, komisaris perusahaan

102 150 68,0% Cukup

Independence infact 302 450 67,1% Cukup

4 Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi audit

106 150 70,7% Baik

5 Auditor eksternal mendapat kepercayaan pihak lain terhadap sikap independensi

101 150 67,3% Cukup

6 Auditor ekternal mendengarkan pandangan pihak lain

105 150 70,0% Baik

Independence in Appearence 312 450 69,3% Baik

7 Pemeriksaan berdasarkan kebijakan dan prosedur

99 150 66,0% Baik

8 Pegawai dengan latar belakang

pendidikan atau telah dilatih dari berbagai disiplin ilmu

95 150 63,3% Cukup

9 Pertimbangan berbagai tenaga yang diperlakukan untuk melaksanakan audit

100 150 66,7% Cukup

Independence in Competence 294 450 65,3% Cukup

Total 908 1350 67,3% Cukup

Berdasarkan persentase total skor tanggapan responden pada tabel maka dapat disimpulkan bahwa independensi auditor eksternal pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung cukup. Hal ini tidak terlepas dari independensi auditor eksternal yang cukup dalam kenyataannya, independensi dalam penampilan baik, dan independensi dalam kompetensi cukup.


(15)

Hasil penelitian dan pembahasan tentang Kualitas Audit, adalah:

No Indikator Skor

Aktual

Skor

Ideal % Kategori

1 Komisi dari pihak lain yang berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan klien

103 150 68,7% Baik

2 Melaksanakan pelaporan dengan bukti-bukti pelaporan klien

104 150 69,3% Baik

3 Merencanakan materialitas atas laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang berlaku

103 150 68,7% Baik

Kualitas jasa audit 310 450 68,9% Baik

4 Auditor ekternal mementingkan kepentingan masyarakat

98 150 65,3% Cukup

5 Pelaporan tentang adanya pelanggaran kepada klien

108 150 72,0% Baik

6 Membicarakan permasalahan

bersama-sama dengan klien

101 150 67,3% Cukup

Hubungan Auditor Dengan Klien 307 450 68,2% Baik

7 Auditor eksternal yang bersikap objektif 97 150 64,7% Cukup

8 Auditor bertindak secara independen walaupun adanya intimidasi

95 150 63,3% Cukup

9 Anggota menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan

100 150 66,7% Cukup

Objektivitas 292 450 64,9% Cukup

Total 909 1350 67,3% Cukup

Berdasarkan persentase total skor tanggapan responden pada tabel maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung sudah cukup. Artinya kualitas audit yang dihasilkan kelima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung sudah cukup. Hal ini tidak terlepas dari kualitas jasa audit yang dihasilkan baik serta hubungan auditor dengan klien yang dihasilkan baik, didukung objektivitas yang sudah berjalan dengan cukup.


(16)

 .ANALASIS KUANTITATIF

Hasil analisis kuantitatif dari penelitan ini dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Analisis Regresi Linier Sederhana

Dengan menggunakan rumus : Y = a + bX

Hasil output dari pengolahan data menggunakan program SPSS versi 12.0 for Windows adalah sebagai berikut:

Hasil Analisis Regresi

Nilai konstanta (a) sebesar 4,594 menunjukkan nilai rata-rata kualitas audit pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung apabila auditor eksternal tidak independen. Kemudian nilai koefisien regressi (b) sebesar 0,783 menunjukkan peningkatan kualitas audit pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung apabila independensi auditor eksternal ditingkatkan sebesar satu satuan.

Dari hasil perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa koefisien regresi memiliki tanda positif, artinya semakin tinggi independensi auditor eksternal diduga akan berpengaruh terhadap kualitas audit pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung. Sebaliknya, semakin rendah independensi auditor eksternal diduga akan menurunkan kualitas audit pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung.

2. Analisis Korelasi (person) Dengan menggunakan rumus :

Coe fficientsa

4.593 3.352 1.370 .182

.783 .133 .744 5.893 .000

(Cons tant) Independensi A E Model

1

B Std. Error Unstandardiz ed

Coef f icients

Beta Standardized

Coef f icients

t Sig.

Dependent V ariable: Kualitas A udit a.


(17)

Koefisien korelasi yang diperoleh dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi12.0 for Windows adalah sebagai berikut:

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa besar hubungan antar variabel independensi auditor eksternal dengan kualitas audit yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0,744. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang erat/kuat antara independensi auditor eksternal dengan kualitas audit pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung. Arah hubungan positif menunjukkan bahwa semakin tinggi independensi auditor eksternal akan membuat kualitas audit semakin tinggi. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah independensi auditor eksternal akan membuat kualitas audit makin rendah.

3. Koefisien Determinasi

Dengan menggunakan rumus : KD = r2 x 100%

Hasil output dari pengolahan data menggunakan program SPSS versi 12.0 for Windows adalah sebagai berikut:

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai R-square adalah sebesar 0,554, nilai ini dikenal dengan koefisien determinasi (KD).

KD = 0,554 x 100% = 55,4%

Cor relations 1.000 .744 .744 1.000 . .000 .000 . 30 30 30 30

Kualitas A udit Independensi A E Kualitas A udit Independensi A E Kualitas A udit Independensi A E Pearson Correlation

Sig. (1-tailed) N

Kualitas A udit

Independensi A E

Model Sum m aryb

.744a .554 .538 3.58659

Model 1

R R Square

A djusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), Independensi A E

a.

Dependent V ariable: Kualitas A udit b.


(18)

Koefisien determinasi sebesar 55,4% menunjukkan bahwa 55,4% perubahan yang terjadi pada kualitas audit pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung bisa dijelaskan oleh independensi auditor eksternal. Artinya independensi auditor eksternal mampu memberikan kontribusi atau pengaruh sebesar 55,4% terhadap kualitas audit pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 44,6% dijelaskan variabel lain di luar variabel independensi auditor eksternal, seperti partner, manager, auditor senior, audit junior dan pihak-pihak lain.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan dari independensi auditor eksternal dalam menunjang kualitas audit pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Kota Bandung, maka pada bagian akhir dari penelitian ini, penulis menarik kesimpulan, sekaligus memberikan saran sebagai berikut.

1. Independensi auditor eksternal pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung sudah cukup. Hal ini tidak terlepas dari independensi auditor eksternal dalam kenyataannya cukup, independensi dalam penampilan baik dan independensi dalam kompetensi cukup.

2. Kualitas audit pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung sudah cukup. Hal ini tidak terlepas dari kualitas jasa audit yang dihasilkan baik serta hubungan antara auditor dengan klien baik, dan objektivitas yang dihasilkan cukup baik.

3. Independensi auditor eksternal berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit Pada lima Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung. Independensi auditor eksternal mampu memberikan kontribusi atau pengaruh sebesar 55,4% dalam upaya meningkatkan kualitas audit, sedangkan sisanya yaitu sebesar 44,6% dijelaskan variabel lain di luar variabel independensi auditor eksternal, seperti kompetensi,objektivitas,integritas dan pihak-pihak lain pada lima kantor akuntan publik di wilayah Bandung, dengan demikian semakin baik independensi auditor eksternal akan membuat kualitas audit semakin baik atau sebaliknya semakin rendah independensi auditor eksternal akan membuat kualitas audit makin menurun.


(19)

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai bahan evaluasi antara lain:

1. Untuk mempertahankan independensi yang sudah dianggap cukup diharapkan para auditor dapat terus menjalankan etika profesi bukan hanya sekedar tuntutan profesi tetapi juga untuk menjaga dirinya dari kehilangan persepsi independensi dari masyarakat.

2. Kualitas Audit yang sudah cukup diharapkan auditor dapat terus menjalankan tugasnya sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik yang berlaku umum di Indonesia

3. Agar dapat dipertahankan maka dalam menjalankan tugasnya, seorang auditor tidak boleh lepas dari Standar Profesional Akuntan Publik yang merupakan pedoman pelaksanaan audit karena independensi yang cukup akan menghasilkan kualitas yang cukup juga sehingga diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap akuntan publik.

6. DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim.2008. Auditing (dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). UUP STIM.

Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley.2007. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Jakarta : PT. Intermasa.

Arens a. Alvin, Elder j. Randal, Beasley S. Mark. 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Edisi Kesembilan. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Indeks

Husein Umar. 2005. Metode Penelitian. PT. Gramedia Pusaka : Jakarta

IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) 2001. standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Jakarta : Salemba Emapat.

Ida Rosnidah. 2008. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalama Audit dan Risiko Audit dan Spesialisasi Auditor di Bidang Industri Klien Terhadap Kualitas Audit dan Implikasinya pada Kepuasan Pengguna Jasa Audit (survei pada Emiten Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.) Disertasi. Bandung: Program Pascasarjana Unpad. http://ejournal.unud.ac.id Jonathan Sarwono. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, Yogyakarta:Andi Offset


(20)

Mulyadi. 2009. Auditing. Cetakan ke-6. Jakarta : Salemba Empat

Rahayu, Siti Kurnia dan Suhayati Ely. 2010. Auditing : Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Simamora. 2008 : Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. Universitas Trunojoyo, Bangkalan.

Surkrisno Agoes. 2005. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Sugiyono. 2009. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung; Alfabeta

Susanti Irawati. 2008. Auditing, Bandung : Gramedia Pustaka.

Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia: Aplikasi Contoh dan Perhitungannya. Jakarta: Agung Media

(www.akuntan.co.id)


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam perkembangan perekonomian di Indonesia saat ini, bangsa Indonesia masih mengalami krisis ekonomi. Terjadinya krisis ekonomi ini menyadarkan masyarakat terutama para pengusaha mengenai pentingnya informasi dalam bisnis. Akuntansi sebagai alat yang menyediakan informasi keuangan bagi para pengambil keputusan bisnis harus dapat memberikan tanggapan akan adanya dinamika dalam dunia usaha agar dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan. Untuk mendapatkan informasi keuangan yang akurat, maka setiap perusahaan harus melakukan pemeriksaan laporan keuangan, baik yang dilakukan oleh auditor internal maupun auditor eksternal.

Seperti kita ketahui, pimpinan perusahaan lazimnya melaporkan pertanggungjawabannya berupa laporan keuangan, yang dimana hasil dari laporan keuangan itu dipergunakan oleh pemegang saham, penanam modal atau calon penanam modal, para kreditur, instansi pemerintah. Akan tetapi laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen ini akan dapat lebih dipercaya masyarakat bila disertai dengan pendapat yang dilakukan oleh orang yang independen sebagai hasil pemeriksaan yang dilakukan secara objektif dan ahli dibidangnya, karena laporan keuangan ini merupakan informasi penting bagi para investor dan kreditur untuk mengambil keputusan.


(22)

Bab I Pendahuluan 2

Dengan demikian terdapat dua keinginan dan kepentingan yang bertolak belakang, dimana pihak manajemen perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai pertanggungjawaban pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar. Selain itu pihak luar perusahaan juga ingin memperoleh informasi yang akurat dari manajemen perusahaan mengenai pertanggungjawaban dana mereka yang diinvestasikan. Dengan adanya dua kepentingan yang bertolak belakang menyebabkan berkembangnya profesi akuntan publik yang bekerja secara independen.

Dalam hal ini akuntan publik harus dapat menunjukan bahwa kulitas audit yang diberikannya berkualitas dan dapat dipercaya, karena profesi ini memiliki peran penting dalam memberikan informasi yang dapat dipercaya, diandalkan dan memenuhi kualitas akuntan publik dalam dunia usaha yang semakin kompetitif. Dalam menjalankan tugas pemeriksaan, para akuntan publik akan selalu berhadapan dengan individu-individu maupun kelompok dalam organisasi atau instansi yang diperiksa serta dihadapkan dengan berbagai masalah yang cukup rumit baik yang bersifat teknis, mungkin lebih mudah dipecahkan bila mendasarkan diri pada program-program dan prosedur-prosedur pemeriksaan yang ditetapkan sebelumnya. Namun untuk permasalahan yang bersifat non teknis, mungkin akan sulit dipecahkan karena menyangkut masalah-masalah yang berkaitan dengan sikap, mental, emosi, faktor psikologis, moral, karakter dan lain-lain. Ketentuan untuk mengatur sikap dan moral tersebut adalah dengan menerapkan etika profesi, sehingga apabila etika ini


(23)

Bab I Pendahuluan 3

dilaksanakan dengan baik maka diharapkan pelaksanaan audit dapat berjalan dengan baik.

Akuntan publik merupakan suatu profesi yang berlandaskan kepercayaan masyarakat dan dibayar oleh klien, akan tetapi dalam pelaksanaannya harus professional. Adapun yang dimaksud dengan professional adalah bertanggung jawab untuk berprilaku yang lebih baik dari sekedar memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya serta memenuhi undang-undang dan peraturan. Sikap profesi akuntan tercermin dalam kompetensinya, independensinya dan integritas moralnya. Independen auditing telah menjadi suatu masalah kepentingan umum dalam aktivitas keuangan di zaman modern, dimana tiap individu atau golongan atau pihak tertentu selain pemilik perusahaan harus merasa puas dengan ketelitian atau (accuracy), kejelasan dan ketidakraguan daripada laporan keuangan dan laporan akuntan sebagai hasil pemeriksaan.

Golongan yang berkepentingan diluar pemilik perusahaan akan mempercayai opini yang diberikan oleh orang yang dianggap kompeten ( mampu dan berwenang), meimiliki indepedensi dan integritas moral yang tinggi. Sekarang bila opini akuntan dianggap tidak bisa dipercaya, sudah hampir dapat diduga bahwa akan ada pihak tertentu yang merasa dirugikan dan bahkan mungkin akan menuntut auditor yang bersangkutan. Auditor bertanggung jawab atas pernyataan pendapatnya terhadap laporan keuangan yang diperiksanya. Laporan keuangan itu sendiri merupakan pertanggung jawaban yang harus disajikan oleh manajemen (klien).


(24)

Bab I Pendahuluan 4

Akuntan publik atau auditor independen dalam tugasnya mengaudit perusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga dalam lingkungan perusahaan klien yakni ketika akuntan publik mengemban tugas dan tanggung jawab dari manajemen (agen) untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang dikelolanya. Dalam hal ini manajemen ingin supaya kinerjanya terlihat selalu dimata pihak eksternal perusahaan terutama pemilik prinsipal. Akan tetapi disisi lain, pemilik prinsipal menginginkan supaya auditor melaporkan dengan sejujurnya keadaan yang ada pada perusahaan yang telah di biayainya.

Dalam konteks skandal kecurangan, memunculkan pertanyaan apakah trik-trik rekayasa tersebut mampu terdeteksi oleh akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan tersebut atau sebenarnya telah terdeteksi namun auditor justru ikut mengamankan praktik kejahatan tersebut. Jika yang terjadi adalah auditor tidak mampu mendeteksi trik rekayasa laporan keuangan, maka yang menjadi inti permasalahan adalah KAP belum menerapkan prinsip etika profesi akuntan yaitu independensi dan kehati-hatian professional, karena ada hal yang tertinggal dalam pemeriksaan dan menyebabkan hasil audit yang kurang berkualitas, oleh karena itu mengakibatkan penyajian informasi yang salah kepada para pengguna informasi keuangan PT Kimia Farma. Kemampuan untuk menemukan kecurangan dari laporan keuangan ditentukan oleh Independensi auditor. Seperti pernyataan diatas pihak KAP dikenakan sanksi yaitu denda 100 juta rupiah, denda ini diperlukan dan ditujukan agar tidak ada KAP yang melakukan (material misstatement) atau salah saji material yang bisa membuat para pengguna informasi keuangan mengalami kerugian atas informasi


(25)

Bab I Pendahuluan 5

yang salah secara material jadi kepercayaan masyarakat akan menurun jika terdapat bukti bahwa independensi sikap auditor ternyata berkurang, bahkan kepercayaan masyarakat dapat juga menurun disebabkan oleh keadaan yang oleh mereka yang berpikiran sehat (reasonable) dianggap dapat mempengaruhi sikap independen dalam senyatanya tersebut. Untuk dapat diakui pihak lain sebagai akuntan yang independen harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai suatu kepentingan dengan kliennya, apakah itu manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan.Dan diharapkan kejadian seperti ini tidak terjadi lagi dan diharapkan para auditor independen dapat lebih hati-hati dan lebih teliti lagi dalam mengadakan pemeriksaan terhadap perusahaan yang diauditnya dan tetap menjaga prinsip-prinsip dan kode etik profesi akuntan independen. (sumber: chian-vicasson.blogspot.com)

Selain itu, terdapat fenomena khusus yang pernah terjadi pada salah satu Kantor Akuntan Publik (KAP) yaitu Kantor Akuntan Publik xxx wilayah Bandung. Salah satu kesalahan yang terjadi yaitu kesalahan menjurnal dan perbedaan persepsi antara auditor dan klien suatu perusahaan. Auditor senior yang bertugas untuk melaksanakan audit atas laporan keuangan terkadang masih ada yang melakukan kesalahan, penyebab terjadinya kesalahan tersebut yaitu kurangnya pengalaman. Pengalaman sangat penting bagi auditor dalam melakukan audit walaupun auditor tersebut memiliki pendidikan formal yang tinggi. Semakin lama hubungan auditor dengan klien juga dapat menyebabkan auditor tidak mampu menemukan kesalahan yang material dalam mengaudit sehinnga auditor salah dalam memberikan opininya Dengan adanya kesalahan tersebut maka audit yang dihasilkan tidak berkualitas


(26)

Bab I Pendahuluan 6

karena kurangnya keahlian auditor yang merupakan bagian dari standar umum. (Sumber: Auditor di Kantor Akuntan Publik xxx).

Akuntan publik dalam melaksanakan pemeriksaan harus berdasarkan SPAP yang ditentukan oleh IAI, yang berupa pernyataan standar auditing (PSA) dan pernyataan standar atestasi (PSAT). Standar tersebut mengharuskan auditor merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari kesalahan. Dalam laporan audit bentuk baku, tanggung jawab auditor terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit yang telah dilaksanakan auditor. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan. Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat kendala laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan guna menunjang profesionalisme dan independensinya sebagai akuntan publik, maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan dimana standar umum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur audit. Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur auditor dalam hal


(27)

Bab I Pendahuluan 7

pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan audit serta mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan atas laporan keuangan yang diauditnya secara keseluruhan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik meneliti masalah tersebut sebagai topik menyusun skripsi dengan judul :

“ ANALISIS INDEPENDENSI AUDITOR EKSTERNAL PENGARUHNYA

TERHADAP KUALITAS AUDIT “(Survey Pada Lima Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung )”

1.2 IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah di dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Belum semua auditor eksternal pada Kantor Akuntan Publik memiliki sikap yang independen.

2. Masih banyak auditor eksternal yang melakukan keslahan menjurnal dan perbedaan persepsi antara auditor maka audit yang dihasilkan tidak berkualitas 3. Auditor eksternal harus bersifat independen sehingga menghasilkan audit yang


(28)

Bab I Pendahuluan 8

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas, penulis merumuskan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Independensi Auditor Eksternal pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung.

2. Bagaimana kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung. 3. Seberapa besar Independensi Auditor Eksternal berpengaruh terhadap Kualitas

Audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh, mengolah dan menganalisis data mengenai pengaruh Independensi Auditor Esternal serta untuk lebih memahami dan mengerti pelaksanaan kualitas audit dan untuk memperoleh gambaran perbandingan antara teori dengan pelaksanaannya di lapangan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Independensi Auditor Eksternal pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung

2. Untuk mengetahui Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung


(29)

Bab I Pendahuluan 9

3. Untuk menguji pengaruh Independensi Auditor Eksternal terhadap Kualitas Audit di Wilayah Bandung

1.4 KEGUNAAN PENELITIAN 1.4.1 Kegunaan Akademis

Penelitian atas analisis pengaruh independensi auditor eksternal terhadap kualitas audit di bandung diharapkan dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan dan disamping itu, penelitian itu dapat memberikan manfaat :

1. Bagi Pengembangan Ilmu Akuntansi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi analisis independensi auditor eksternal pengaruhnya terhadap kualitas audit

2. Bagi Peneliti Lain, diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian lain yang ingin mengkaji di bidang yang sama.

3. Bagi Peneliti, penelitian ini dijadikan sebagai uji kemampuan dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh di perkuliahan terkait dengan independensi auditor eksternal dan kualitas audit di kantor akuntan publik.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi :

1. Bagi Kantor Akuntan Publik, dapat memberikan informasi tentang bagaimana Independensi Auditor Eksternal yang dapat di gunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.


(30)

Bab I Pendahuluan 10

2. Bagi Auditor, memberikan informasi tentang pemahaman independensi auditor eksternal dan kualitas audit sehingga dalam prakteknya dapat lebih meningkatkan independensi auditor eksternal.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung. Dalam penelitian ini dilakukan survei terhadap akuntan publik Kantor Akuntan Publik yang dilihat berdasarkan tingkat jabatan, pendidikan dan pengalaman.

Tabel 1.1

Daftar Kantor Akuntan Publik

No Nama Kantor Akuntan Publik Alamat

1 KAP. ROEBIANDINI & REKAN Jl. Raden Patah No. 7, Bandung -40132

2 KAP. DR. LA MIDJAN & REKAN Jl. IR. H. Juanda No. 207, Bandung -

40135

3 KAP. DRS. GUNAWAN SUDRADJAT Komplek Taman Golf Arcamanik Endah

Jl. Golf Timur III No. 1 Bandung 40293

4 KAP. Arifin, Halid & Rekan Jl. Buah Batu No. 87 Bandung 40264

5 KAP. DRS. Moch. Zainuddin Jl. Holis Pesona Taman burung Blok C-7


(31)

Bab I Pendahuluan 11

1.5.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2010 sampai dengan Juli 2010.Adapun waktu kegiatan penelitian yang dilakukan oleh penulis berdasarkan pada tabel berikut.

Tabel 1.2

Pelaksanaan Penelitian

Di Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung

No Keterangan

Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Survey Awal

2 Pengajuan Judul

Penelitian

3 Penelitian

Lapangan

4 Penyusunan dan

bimbingan UP

5 Pelaksanaan

siding UP

6 Penyusunan dan

bimbingan Skripsi

7 Pelaksanaan


(32)

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Auditing

Pada umumnya audit merupakan kegiatan pemeriksaan terhadap suatu kesatuan ekonomi yang dilakukan seseorang atau kelompok yang independen dan bertujuan untuk mengevaluasi atau mengukur lembaga/perusahaan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan kriteria yang telah ditentukan, untuk kemudian mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

2.1.1.1 Pengertian Auditing

Audit adalah suatu proses yang sistematis tentang akumulasi dan evaluasi terhadap bukti tentang informasi yang ada dalam suatu perusahaan tertentu. sebagimana didefinisikan oleh Susanti Irawati (2008:1):

“Audit adalah suatu proses yang dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti audit mengenai kegiatan ekonomi yang dicerminkan dari informasi keuangan suatu perusahaan tertentu Begitupun definisi audit yang dinyatakan oleh Mulyadi (2009:9) adalah sebagai berikut :

“Secara umum auditing adalah suatu proses sitematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegitan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang


(33)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 13

Seorang auditor harus mempunyai kemampuan memahami kriteria yang digunakan serta mampu menetukan sejumlah bahan bukti yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan yang akan diambilnya. Auditor harus objektif dan mempunyai sikap mental independen. Sekalipun auditor seorang ahli, tetapi apabila dia tidak mempunyai sikap independen dalam pengumpulan informasi, maka informasi yang digunakan untuk mengmabil keputusan dianggap bias. Tahap terakhir setelah selesai melakukan audit adalah penyusunan laporan audit yang merupakan alat penyampaian informasi kepada pemakai laporan.

Dari definisi audit secara umum tersebut memiliki unsur penting yang diuraian Mulyadi (2009:9) yaitu antara lain sebagai berikut:

1. Suatu Proses Sistematik

Auditing merupakan suatu proses yang sistematik, yaitu berupa suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis, berangka dan terorganisasi. Auditing dilaksanakan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisir dan bertujuan.

2. Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif

Proses sistematik itu ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha, serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau prasangka terhadap bukti-bukti tersebut. 3. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi

Yang dimaksud dengan pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi disini adalah hasil proses akuntansi. Akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuruan, dan penyampaian informasi ekonomi yang


(34)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 14

dinyatakan dalam satuan uang. Proses akuntansi ini menghasilkan suatu pernyataan yang disajikan dalam laporan keuangan, yang umumnya terdiri dari empat laporan keuangan pokok: neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitasdan laporan arus kas. Laporan keuangan dapat pula berupa laporan biaya pusat pertanggung jawaban tertentu dalam perusahaan

4. Menetapkan tingkat kesesuaian

Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.

5. Kriteria yang ditetapkan

Kriteria atau standar yang digunakan sebagai dasar untuk menilai pernyataan dapat berupa:

a. Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif

b. Anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen

c. Prinsip akuntansi yang berterima umum di Indonesia (generally accepted accounting principles)

6. Penyampaian hasil

Penyampaian hasil auditing sering disebut dengan atestasi (attestation). Penyampaian hasil ini dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit (audit report).


(35)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 15

7. Pemakai yang berkepentingan

Dalam dunia bisnis pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan, calon investor dan kreditur, organisasi buruh, dan kantor pelayanan pajak.

2.1.1.2 Tujuan Audit

Menurut Abdul Halim (2008:147) tujuan audit adalah sebagai berikut : “Untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum”.

Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasly (2007:218) yang diterjemahkan oleh Tim Dejacarta menyatakan terdapat dua tujuan spesifik audit, yaitu :

1. Tujuan umum berkait saldo a. Eksistensi

Tujuan ini menyangkut apakah angka-angka dimasukkan dalam laporan keuangan memang seharusnya dimasukkan.

b. Kelengkapan

Tujuan ini menyangkut apakah semua angka-angka yang seharusnya dimasukkan memang diikut sertakan secara lengkap.

c. Akurasi

Tujuan akurasi mengacu ke jumlah yang dimasukkan dengan jumlah yang benar.

d. Klasifikasi

Klasifikasi digunakkan untuk menunjukkan apakah setiap pos dalam daftar klien telah dimasukkan dalam akun yang benar.

e. Pisah Batas

Tujuannya adalah untuk memutuskan apakah transaksi telah dicatat dalam periode yang tepat.


(36)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 16

f. Kecocokan Rincian

Tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa rincian dalam daftar memang dibuat dengan akurat, dijumlahkan secara benar dan sesuai dengan buku besar.

g. Nilai Realisasi

Tujuan ini berkaitan dengan apakah suatu saldo akun telah dikurangi untuk penurunan dari biaya historis menjadi realisasi.

h. Hak dan Kewajiban

Tujuan ini merupakan cara akuntan publik memenuhi asersi mengenai hak dan kewajiban.

i. Penyajian dan Pengungkapan

Untuk mencapai tujuan penyajian, akuntan publik melakukan pengujian untuk menyakinkan bahwa semua akun neraca dan laporan laba rugi serta informasi yang berkaitan telah disajikan dengan benar dalam laporan keuangan.

2. Tujuan audit umum berkait transaksi a. Eksistensi

Tujuan ini berkaitan apakah transaksi yang dicatat secara aktual memang terjadi.

b. Kelengkapan

Tujuan ini menyangkut apakah seluruh transaksi yang seharusnya ada dalam jurnal secara aktual telah dimasukkan.

c. Akurasi

Tujuan ini menyangkut keakuratan informasi untuk transaksi akuntansi.

d. Klasifikasi

Transaksi yang dicantumkan dalam jurnal diklasifikasikan dengan tepat

e. Saat Pencatatan

Kesalahan saat pencatatan jika transaksi tidak dicatat pada tanggal transaksi terjadi.

f. Posting Pengikhtisaran

Transaksi yang tercatat secara tepat dimasukkan dalam berkas induk dan di ikhtisarkan dengan benar.

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap aktivitas audit yang dilakukan selalu memiliki tujuan audit. Hal itu dilakukan untuk mengetahui target yang harus dicapai oleh auditor dalam menjalankan tugasnya. Target tersebut dapat dikatakan sukses apabila semua tujuan yang diarahkan berjalan dengan baik dan sesuai prosedur yang berlaku.


(37)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 17

2.1.1.3 PelaksanaannAudit

Dalam menjalankan tugasnya, seorang auditor harus mengunjungi unit kerja yang akan diaudit. Dalam menjalankan fungsinya, seorang auditor mempunyai hak untuk mendapatkan akses informasi yang dibutuhkan. Untuk itu maka pimpinan unit harus memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada auditor dalam berinteraksi dengan staf atau pimpinan unit tersebut. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh auditor dalam mendapatkan informasi dari auditee, antara lain:

1. Mengamati Proses Kerja.

Dalam hal ini, auditor dapat memulai tugasnya dengan mengamati atau melakukan observasi secara langsung proses kerja dalam perspektif manajemen mutu. Melalui pengamatan ini, auditor dapat mengumpulkan data/informasi dan mendeteksi apakah terdapat gejala adanya penyimpangan atau kesenjangan (diskrepansi).

2. Meminta Penjelasan

Auditor dapat menggali informasi dengan cara meminta penjelasan dari unit kerja yang dikunjungi (auditee). Untuk mendapatkan informasi yang banyak, maka teknik bertanya auditor sebaiknya menggunakan

pertanyaan terbuka. 3. Meminta Peragaan

Dalam kasus tertentu, auditor dapat meminta auditee memperagakan suatu kegiatan. Ketika peragaan sedang dilakukan, auditor mengamati sambil


(38)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 18

membandingkan dengan ketentuan atau persyaratan yang telah diatur dalam Buku Pedoman Simintas.

4. Menelaah Dokumen Simintas

Melalui proses telaah dokumen, auditor dapat mencatat berbagai informasi signifikan untuk ditanyakan kepada auditee.

5. Memeriksa Silang

Dalam proses audit, auditor diperbolehkan mengumpulkan data/informasi dari unit-unit lain yang berkaitan. Misalnya untuk mengaudit Fakultas dalam penyiapan dan koreksi soal ujian, seorang auditor boleh memeriksa silang ke Pusat Pengujian.

6. Mencari Bukti-bukti

Dalam proses audit, tujuan auditor adalah mencari informasi/data dan bukti-bukti objektif. Bukti objektif dapat berupa catatan, dokumen, atau kondisi faktual yang dapat dianalisis dan dibuktikan kebenarannya. Misalnya auditor menemukan suatu diskrepansi atau penyimpangan, maka auditor perlu mencari bukti-bukti yang dapat mendukung untuk menguji kebenaran temuan tersebut. 7. Melakukan Survei

Apabila dimungkinkan, seorang auditor boleh menggunakan seperangkat angket survei untuk mengecek hal-hal tertentu, misalnya tingkat kepuasan pelanggan, efektifitas komunikasi, masalah kepemimpinan, dan sebagainya.


(39)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 19

2.1.1.4 Jenis-jenis Audit

Akuntan Publik melaksanakan tiga tipe audit utama : audit atas laporan keuangan, audit operasional dan audit kepatuhan. Dua jenis jasa audit yang terakhir sering kali dinamakan sebagai audit aktivitas, walaupun kedua jenis audit tersebut sangat mirip dengan jasa assurance dan jasa atestasi.

Menurut Rahayu dan Suhayati (2010 : 4)jenis audit terditi dari 3 macam, yaitu :

1. Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan wajar, sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. 2. Audit Operasional

Perkembangan bisnis membuat pemegang saham sudah tidak dapat mengikuti semua kegiatan operasi perusahaannya sehari-hari, sehingga mereka membutuhkan auditor manajemen yang profesional untuk membantu mereka dalam mengendalikan operasional perusahaan.

3. Audit Kepatuhan

Audit Kepatuhan bertujuan untuk menentukan apakah auditee (yang diperiksa) telah mengikuti kebijakan, prosedur, dan peraturan yang telah ditentukan pihak yang otoritasnya lebih tinggi.

Berdasarkan uraian di atas bahwa jenis-jenis audit merupakan kegiatan yang dilakukan oleh bagian audit. Kriteria yang ditetapkan dari setiap jenis audit memiliki ciri khas sendiri, seperti : (1) audit atas laporan keuangan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, (2) audit kepatuhan berdasarkan kebijakan manajemen, hukum, peraturan, atau persyaratan lain pihak ketiga dan (3) audit operasional berdasarkan penetapan tujuan misalnya, yang dilakukan oleh manajemen atau pihak yang berwenang.

Sedangkan Mulyadi (2009:28) mengemukakan orang atau sekelompok orang yang melaksanakan audit dapat dikelompokan menjadi 3 golongan antara lain adalah sebagai berukut :


(40)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 20

1. Auditor independen

Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Audit tersebut terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai informasi keuangan seperti : kreditur, investor, dan instansi pemerintahan (terutama instansi pajak).

2. Auditor Pemerintah

Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggung jawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi atau entitas pemerintahan atau pertanggung jawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah.

3. Auditor Intern

Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menetukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menetukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

Pada dasarnya layanan yang diberikan oleh para auditor disetiap cabang auditing diatas adalah sama, kini setiap cabang telah terpisah dan mempunyai tanggung jawab beda dengan tingkat kebebasan yang berbeda.


(41)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 21

2.1.1.5 Jenis-jenis Auditor

Jenis-jenis auditor ada empat, yaitu :

1. Auditor Eksternal / Akuntan Publik / Auditor Independen

Auditor yang melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Praktik akuntan publik harus dilakukan melalui suatu Kantor Akuntan Publik.

2. Auditor Pemerintah

Auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan pada instans-instansi pemerintah.

3. Auditor Internal

Auditor yng bekerja pada suatu perusahaan dan berstatus sebagai pegawai perusahaan tersebut bertugas membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.

4. Auditor Pendidik

Auditor yang bekerja sebagai pendidik.

2.1.1.6 Standar Auditing

Standar Profesional Akuntan Publik merupakan standar auditing yang menjadi criteria atau pedoman kerja minimum yang memiliki hukum bagi para auditor dalam menjalankan tanggungjawab profesionalnya. SPAP merupakan kodifikasi pernyataan standar auditing, standar atestasi, dan standar jasa akuntansi yang telah diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia-Komite Norma Pemeriksaan Akuntan.


(42)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 22

2.1.1.7 Independensi auditor

Independensi auditor merupakan suatu hal penting yang sudah sejak lama menjadi pembicaraan baik di kalangan praktisi, pembuat kebijakan ataupun para akademisi. Hal ini dikarenakan pendapat yang diberikan oleh auditor berkaitan dengan kepentingan banyak pihak. Namun demikian pendapat yang diberikan oleh auditor terhadap laporan keuangan suatu perusahaan tidak akan mempunyai nilai apabila auditor tersebut dianggap tidak memiliki independensi oleh para pengguna laporan keuangan. Berkaitan dengan independensi, AICPA memberikan prinsip-prinsip sebaga panduan:

1. Auditor dan perusahaan tidak boleh tergantung dalam hal keuangan terhadap klien.

2. Auditor dan perusahaan seharusnya tidak terlibat dalam konflik kepentingan yang akar mengganggu objektifitas berkenaan dengan cara-cara yang mempengaruhi laporan keuangan.

3. Auditor dan perusahaan seharusnya tidak memiliki hubungan dengan klien yang akan mengganggu objektifitas auditor.

Independensi merupakan standar umum nomor dua dari tiga standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang menyatakan bahwa dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Keberadaan akuntan publik sebagai suatu profesi tidak dapat dipisahkan dari karakteristik independensinya. Akuntan publik selalu dianggap orang yang harus independen. Tanpa adanya independensi, akuntan publik tidak berarti apa-apa. Masyarakat tidak percaya


(43)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 23

akan hasil auditan akuntan publik sehingga masyarakat tidak akan meminta jasa pengauditan dari akuntan publik. Masyarakat akan meminta pihak lain yang dianggap independen untuk menggantikan fungsi akuntan publik. Atau dengan kata lain, keberadaan akuntan publik ditentukan oleh independensinya. Keeratan hubungan akuntan publik dengan independensi ini dapat ditinjau dari posisi penting kata independensi dalam berbagai literatur pengauditan. Dalam beberapa definisi pengauditan yang dikemukakan oleh pakar pengauditan terkandung makna independensi, baik secara tersurat maupun tersirat. Salah satu diantaranya adalah definisi menurut Mulyadi (2002) yaitu :

”Independensi adalah sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya”.

Dalam buku Standar Profesi Akuntan Publik 2001 seksi 220 PSA No. 04 alinea 2, dijelaskan bahwa:

”Independensi itu berari tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjannya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal berpraktik sebagai auditor intern). Dengan demikian, ia tidak di benarkan memihak kepada kepentingan siapapun, sebab bilamana tidak demikian halnya, bagaimana sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru paling penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya”.

Dari kedua pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa auditor yang menegakan independensinya, tidak akan terpengaruh dan tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri auditor dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan.


(44)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 24

Dalam Kode Etik Akuntan Indonesia, Pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa setiap anggota harus mempertahankan integritas, objektivitas dan independensi dalam melaksanakan tugasnya. Seorang auditor yang mempertahankan integritas, akan bertindak jujur dan tegas dalam mempertimbangkan fakta, terlepas dari kepentingan pribadi. Auditor yang mempertahankan objektivitas, akan bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan dan permintaan pihak tertentu atau kepentingan pribadinya. Auditor yang menegakkan independensinya, tidak akan terpengaruh dan tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri auditor dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan. Di samping itu dengan adanya kode etik, masyarakat akan dapat menilai sejauh mana seorang auditor telah bekerja sesuai dengan standar-standar etika yang telah ditetapkan oleh profesinya.

2.1.1.8 Pentingnya Independensi Auditor

Auditor mengakui kewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakan kepercayaan atas laporan auditor independen, seperti calon-calon pemilik dan kreditur.

Kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditor sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan publik. Kepercayaan masyarakat akan menurun jika terdapat bukti bahwa sikap independensi auditor ternyata berkurang. Untuk diakui oleh pihak lain sebagai orang yang independen, ia harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya apakah itu manajemen perusahaan atau


(45)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 25

pemilik perusahaan. Sebagai contoh seorang auditor yang mengaudit perusahaan dan ia juga menjabat sebagai direktur perusahaan tersebut meskipun ia telah melakukan keahliannya dengan jujur, namun sulit untuk mengharapkan masyarakat mempercayainya sebagai seorang yang independen. Masyarakat akan menduga bahwa kesimpulan dan langkah yang diambil oleh auditor independen selama auditnya dipengaruhi oleh kedudukan sebagai anggota direksi. Demikian juga halnya, seorang auditor yang mempunyai kepentingan keuangan yang cukup besar dalam perusahaan yang di auditnya, mungkin ia benar-benar tidak memihak dalam menyatakan pendapatnya atas laporang keuangan tersebut. Namun bagaimanapun juga masyarakat tidak akan percaya, bahwa ia bersikap jujur dan tidak memihak. Auditor independen tidak hanya berkewajiban mempertahankan fakta bahwa ia independen, namun ia harus pula menghindari keadaan yang dapat menyebabkan pihak luar meragukan sikap independennya.

Independensi merupakan salah satu ciri paling penting yang dimiliki oleh profesi akuntan publik, karena banyak pihak yang menggantungkan kepercayaan kepada kebenaran laporan keuangan berdasarkan laporan auditor yang dibuat oleh akuntan publik. Sekalipun akuntan publik ahli, apabila tidak mempunyai sikap independensi dalam mengumpulkan informasi akan tidak berguna, sebab informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan haruslah tidak biasa. Akuntan publik harus bersikap independen jika melaksanakan praktik publik. Praktik publik adalah profesi akuntan publik yang mempengaruhi publik. Independensi akuntan merupakan persoalan sentral dalam pemenuhan kriteria objektivitas dan keterbukaan.


(46)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 26

Standar Profesi Akuntan publik mengatur secra khusus mengenai independensi auditor dalam standar umum kedua (SA.220) yang berbunyi:

“Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa independensi sangat penting bagi profesi akuntan publik (auditor):

1. Merupakan dasar bagi auditor (akuntan publik) untuk merumuskan dan menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diperiksa. Apabila akuntan publik tetap memelihara independensi selama melaksanakan pemeriksaan, maka laporan keuangan yang telah diperiksa tersebut akan menambah kredibilitasnya dan dapat di andalkan bagi pihak yang berkepentingan.

2. Kerena profesi auditor merupakan profesi yang memegang kepercayaan masyarakat, kepercayaan masyarakat akan menurun jika terdapat bukti bahwa independensi auditor ternyata berkurang dalam menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan manajemen.

2.1.1.9 Peraturan independensi perilaku

Kantor akuntan publik harus berada dalam posisi yang independen untuk pelaksanaan beberapa jasa yang mereka sediakan tetapi tidak untuk beberapa jasa lainya. Frasa terakhir dalam peraturan 101, “sebagaimana yang ditentukan oleh badan-badan yang dibentuk oleh Dewan” merupakan cara yang tepat dari AICPA untuk mencantumkan atau tidak mencantumkan persyaratan independensi bagi berbagai jenis yang berbeda. Sebagai contoh, Dewan Standar Auditng


(47)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 27

mensyaratkan bahwa para auditor laporan keuangan harus independen. Oleh karena itu Peraturan 101 diterapkan dalam jasa audit, Independensi pun diperlukan dalam berbagai jenis jasa astetasi lainnya, seperti jasa review dan audit atas proyeksi laporan keuangan. Bagaimanapun sebuah kantor akuntan publik dapat memberikan jasa perhitungan pajak penghasilan dan jasa manajemen tanpa harus berada dalam posisi yang independen. Peraturan 101 diterapkan bagi jenis jasa tersebut.

Penelitian ini didukung oleh pernyataan Abdul Halim (2008:29) dalam buku Auditing:

“Faktor yang mempengaruhi kualitas audit adalah ketaatan auditor terhadap kode etik yang tereflksikan oleh sikap independensi, objektivitas dan integritas”.

Maka diharapkan dengan adanya Independensi Auditor Eksternal mendukung Kualitas Audit.

2.2 Keragka pemikiran Dan Hipotesis 2.2.1 Kerangka Pemikiran

Sikap mental independensi integritas dan objektivitas yang dipertahankan oleh akuntan publik akan meningktakan kepercayaan pemakai laporan keuangan yang telah di audit, dalam hal tanggung jawab auditor eksternal sikap mental independensi dimaksudkan bahwa audiitor eksternal harus bebas dari setiap kewajiban klien dan tidak mempunyai satu kepentingan apapun dengan klien kecuali pelaksanaan setiap penugasan yang diberikan oleh klien padanya.


(48)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 28

Sebagaimana halnya dengan profesi medis dan hukum, independensi merupakan dasar dari profesi auditing hal itu berarti bahwa auditor eksternal akan bersikap netral terhadap entitas, dan oleh karena itu akan bersikap objektif. Publik dapat mempercayai fungsi audit karena auditor eksternal bersikap tidak memihak serta mengakui adanya kewajiban untuk bersikap adil.

Menurut Ely Suhayati dan Siti Kurnia Rahayu dalam bukunya Auditing (2009:58) Independensi adalah:

“Independen artinya tidak mudah di pengaruhi, netral karena auditor melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum”

Dari definisi di atas auditor tidak di benarkan memihak kepada kepentingan siapapun, auditor juga bersikap mempertahankan objektivitas agar tidak berbenturan dengan kepentingan lain sehingga independensi merupakan landasan pokok bagi profesi akuntan publik.

Menurut Abdul Halim Dalam Bukunya Auditing (2008:12) mengartikan Independensi Auditor adalah :

“Independensi merupakan suatu sikap mental yang dimiliki auditor untuk tidak memihak dalam melakukan audit”

Dari definisi di atas disimpulkan bahwa sikap independensi harus jujur dalam diri dan tidak memihak dala melakukan audit.

Menurut Alvin A. Arens dalam bukunya auditing (2004:51) Independensi adalah :

“Independensi dalam audit berarti cara pandang yang tidak memihak sikap mental independen dalam memenuhi tanggung jawab mereka tetapi penting juga bahwa pemakai laporan keuangan menaruh kepercayaan terhadap indepenensi tersebut”


(1)

Kuesioner Variabel X Independensi Auditor Ekternal

Independence infact (independensi senyatanya)

1. Auditor Ektenal dalam pemeriksaannya bersifat efektif dan selalu diberi kebebasan dalam memberikan pendapatnya tanpa pengaruh dari pihak lain.

a. Tidak pernah diberi kebebasan memberikan pendapatnya b. Kurang diberi kebebasan memberikan pendapatnya c. Cukup diberi kebebasan memberikan pendapatnya d. Diberi kebebasan memberikan pendapatnya e. Selalu diberi kebebasan memberikan pendapatnya

2. Auditor ekternal bebas dari tekanan untuk melaporkan hal-hal signifikan dalam laporan audit

a. Sangat bebas dari tekanan b. Bebas dari tekanan

c. Cukup bebas dari tekanan d. Kurang bebas dari tekanan e. Tidak bebas dari tekanan

3. Auditor ekternal memiliki hubungan keluarga dengan direksi, komisaris perusahaan a. memiliki hubungan kekeluargaan

b. Sebagian besar memiliki hubungan kekeluargaan c. Sebagian kecil memiliki hubungan kekeluargaan d. Tidak memiliki hubungan kekeluargaan

e. Sama sekali tidak memiliki hubungan kekeluargaan

independence in appearance (independensi dalam penampilan)

4. Auditor bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi audit a. Sangat bebas dari kepentingan pribadi

b. bebas dari kepentingan pribadi c. cukup bebas dari kepentingan pribadi d. tidak bebas dari kepentingan pribadi

e. Sangat tidak bebas dari kepentingan pribadi

5. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang auditor ekternal mempunyai kepercayaan pihak lain terhadap sikap independensi sehubungan dengan pelaksanaan audit

a. Selalu mempunyai kepercayaan pihak lain terhadap sikap independensi sehubungan dengan pelaksanaan audit

b. mempunyai kepercayaan pihak lain terhadap sikap independensi sehubungan dengan pelaksanaan audit


(2)

c. cukup mempunyai kepercayaan pihak lain terhadap sikap independensi sehubungan dengan pelaksanaan audit

d. jarang mempunyai kepercayaan pihak lain terhadap sikap independensi sehubungan dengan pelaksanaan audit

e. tidak mempunyai kepercayaan pihak lain terhadap sikap independensi sehubungan dengan pelaksanaan audit

6. Dalam melaksanakan tugas, auditor ekternal mendengarkan pandangan pihak lain sehubungan dengan pelaksanaan audit

a. Tidak mendengarkan pandangan pihak lain sehubungan dengan pelaksanaan audit b. Jarang mendengarkan pandangan pihak lain sehubungan dengan pelaksanaan audit c. Cukup mendengarkan pandangan pihak lain sehubungan dengan pelaksanaan audit d. Mendengarkan pandangan pihak lain sehubungan dengan pelaksanaan audit e. Selalu mendengarkan pandangan pihak lain sehubungan dengan pelaksanaan audit

Independence in competence (independensi dari keahlian atau kompetensinya)

7. Pemeriksaan Auditor ekternal telah dilakukan berdasarkan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan

a. Seluruhnya telah dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur b. Sebagian besar telah dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur

c. Cukup, karena segaian telah dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur d. Kurang, karena sebagian besar belum dilakukan sesuai dengan kebijakan dan

prosedur

e. Kurang sekali, karena tidak dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur 8. Auditor ekternal terdiri dari pegawai dengan latar belakang pendidikan atau telah

dilatih dari berbagai disiplin ilmu seperti akuntansi, manajemen, ekonomi, keuangan, dan pemprosesan data elektronik (EDP)

a. Hanya bidang keuangan saja

b. Terpenuhi bidang keuangan dan EDP

c. Terpenuhi bagian keuangan, EDP dan manajemen d. Terpenuhi sebagian besar

e. Terpenuhi semua

9. Auditor Ekternal dalam pelaksanaan kegiatan audit selalu mempertibangkan berbagai tenaga yang diperlakukan untuk melaksanakan audit meliputi : jumlah dan tingkat pengalaman staf auditor, pertimbangan pengetahuan, kecakapan dan disiplin ilmu. a. Selalu dilaksanakan seperti hal tersebut diatas

b. Dilaksankan seperti hal tersebut diatas

c. Kadang-kadang dilaksanakan seperti hal tersebut diatas d. Jarang dilaksanakan seperti hal tersebut diatas


(3)

Kuesioner Variabel Y Kualitas Audit Kualitas Jasa

1. Auditor Ekternal memberikan atau menerima komisi dari pihak lain yang berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan klien

a. Selalu memberikan atau menerima komisi dari pihak lain yang berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan klien

b. Memberikan atau menerima komisi dari pihak lain yang berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan klien

c. Kadang-kadang memberikan atau menerima komisi dari pihak lain yang berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan klien

d. Jarang memberikan atau menerima komisi dari pihak lain yang berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan klien

e. Tidak pernah memberikan atau menerima komisi dari pihak lain yang berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan klien

2. Dalam melaksanakan pelaporan, auditor membuatnya sama dengan bukti-bukti pelaporan klien

a. Selalu sama dengan bukti-bukti pelaporan klien b. sama dengan bukti-bukti pelaporan klien

c. kadang-kadang sama dengan bukti-bukti pelaporan klien d. jarang sama dengan bukti-bukti pelaporan klien

e. tidak pernah sama dengan bukti-bukti pelaporan klien

3. Dalam melaksanakan tugas, auditor merencanakan materialitas atas laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang berlaku umum di Indonesia

a. Tidak pernah merencanakan materialitas atas laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang berlaku umum di Indonesia

b. Jarang merencanakan materialitas atas laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang berlaku umum di Indonesia

c. Kadang-kadang merencanakan materialitas atas laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang berlaku umum di Indonesia

d. merencanakan materialitas atas laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang berlaku umum di Indonesia

e. selalu merencanakan materialitas atas laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang berlaku umum di Indonesia


(4)

Hubungan Antara Auditor dengan Klien

4. Disamping melakukan tugas auditnya, auditor ekternal mementingkan kepentingan masyarakat

a. Tidak pernah mementingkan kepentingan masyarakat b. Jarang mementingkan kepentingan masyarakat

c. Kadang-kadang mementingkan kepentingan masyarakat d. mementingkan kepentingan masyarakat

e. selalu mementingkan kepentingan masyarakat

5. Auditor selalu melaporkan tentang adanya pelanggaran kepada kliennya. a. Tidak pernah melaporkan tentang adanya pelanggaran kepada kliennya. b. Jarang melaporkan tentang adanya pelanggaran kepada kliennya.

c. Kadang-kadang melaporkan tentang adanya pelanggaran kepada kliennya. d. Melaporkan tentang adanya pelanggaran kepada kliennya.

e. Selalu melaporkan tentang adanya pelanggaran kepada kliennya.

6. Auditor membicarakan permasalahan bersama-sama dengan kliennya. a. Tidak pernah membicarakan permasalahan kepada kliennya. b. Jarang membicarakan permasalahan kepada kliennya.

c. Kadang-kadang membicarakan permasalahan kepada kliennya. d. membicarakan permasalahan kepada kliennya.

e. Selalu membicarakan permasalahan kepada kliennya.

Objektivitas

7. Dalam aktivitasnya auditor ekternal selalu bersikap objektif a. Selalu bersikap objektif

b. Bersikap objektif

c. Kadang-kadang bersikap objektif d. Jarang bersikap objektif

e. Tidak pernah bersikap objektif

8. Dalam melaksanakan tugas, auditor bertindak secara independen walaupun adanya intimidasi atau pengaruh dari pihak lain dan mempunyai kejujuran yang tinggi

a. Tidak bertindak independen dan memiliki kejujuran yang tinggi b. Jarang bertindak independen dan memiliki kejujuran yang tinggi c. Cukup independen dan memiliki kejujuran yang tinggi

d. independen dan memiliki kejujuran yang tinggi e. selalu independen dan memiliki kejujuran yang tinggi


(5)

9. Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

a. Selalu menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

b. Jarang menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

c. Cukup menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

d. menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

e. Tidak selalu menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.


(6)