Berbasis C1 : amoniak 6,8 Juta TonTahun menjadi 7,5 Juta TonTahun, methanol 990.000 TonTahun menjadi 1,5 Juta
TonTahun. b. Terintegrasinya industri migas dengan industri petrokimia hulu, industri
petrokimia antara dan industri petrokimia hilir melalui jaringan distribusi dan infrastruktur yang efektif dan efisien.
7
BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN
3.1. Visi dan Arah Pengembangan Industri Petrokimia Visi :
Mewujudkan industri petrokimia yang berdaya saing dan mandiri.
Misi :
Pemantapan struktur industri petrokimia Peningkatan
efisiensi. Perluasan lapangan kerja.
Percepatan alih teknologi
Arah Pengembangan Industri Petrokimia :
Pengembangan industri berskala besar Strategi
a. Peningkatan utilisasi :
- Penguasaan pasar Dalam Negeri dan pasar ekspor, serta peningkatan informasi pasar.
- Peningkatan efisiensi bahan baku dan energi. - Optimalisasi pemanfaatan bahan baku dalam negeri.
- Penciptaan iklim usaha kondusif terhadap industri daur ulang petrokimia.
- Integrasi industri petrokimia hulu dengan industri migas.
b. Penguatan struktur industri petrokimia yang terkait pada semua tingkat dalam rantai nilai value chain :
- Peningkatan nilai tambah dengan peningkatan kandungan lokal bahan baku, barang modalperalatan pabrik, SDM, teknologi, jasa
konstruksi, jasa pemeliharaan dan modal Dalam Negeri
8
- Penciptaan Iklim investasi dan usaha yang kondusif melalui pemberian insentif dibidang fiskal, moneter dan administrasi termasuk jaminan
hukum dan kestabilan keamanan. - Pengembangan industri yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan. - Pengembangan kemampuan SDM.
c. Pengembangan teknologi masa depan :
- Meningkatkan kegiatan riset teknologi proses industri dan rekayasa produk petrokimia yang terintegrasi dengan lisensi dan inovasi.
- Sinergi dalam penelitian teknologi proses industri petrokimia berbasis bahan baku tak terbarukan dan terbarukannabati.
d. Pengembangan lokasi klaster :
- Bontang dan Balikpapan, Kalimantan Timur - Gresik, Lamongan, Tuban dan Cepu - Jawa Timur
- Anyer, Merak, Cilegon, Serang dan Bojanegara - Banten - Balongan - Jawa Barat
- Cilacap - Jawa Tengah
Kebijakan
Pengaturan alokasi SDA lokal sebagai bahan baku industri petrokimia.
Pengaturan efisiensi bahan bakuenergi melalui penghematan maupun diversifikasi bahan bakuenergi.
Pengaturan limbahscrapused-product petrokimia sebagai bahan baku.
Pengaturan insentif pajak untuk mendorong peningkatan investasi industri petrokimia.
Pengaturan peningkatan SDM melalui peningkatan standar kompetensi kerja nasional industri petrokimia.
9
Pengaturan mengenai pembangunan infrastruktur industri antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan swasta.
Pengaturan yang mengutamakan penggunaan Produksi Dalam Negeri.
Pengaturan pengembangan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Dalam Negeri yang terintegrasi dan berkualitas melalui
pemberian insentif.
3.2. Indikator Pencapaian
Meningkatnya pemanfaatan kapasitas terpasang industri petrokimia. Meningkatnya pemanfaatan bahan baku lokal.
Meningkatnya kapasitas produksi industri petrokimia hulu : Olefin, Aromatik, Berbasis C1.
3.3. Tahapan Implementasi
Mengalokasikan secara khusus pemanfaatan komponen-komponen gas bumi, kondensat, naphta dan senyawa-senyawa alkana, yang di
satu sisi mendukung perkembangan kebutuhan untuk industri petrokimia dan di sisi lain tidak mengganggu upaya penggalangan
cadangan devisa nasional; Membuka peluang pemanfaatan bahan baku alternatif dari dalam
negeri, seperti batubara dan biomassa yang saat ini belum digunakan di industri petrokimia.
Memacu pengembangan industri petrokimia yang menggunakan kandungan teknologi yang dikembangkan di dalam negeri yang
makin meningkat; Mendorong pengembangan industri petrokimia yang memiliki
keterkaitan kuat dengan sektor ekonomi lainnya.
10
11 Menciptakan iklim investasi yang menarik bagi pengembangan
industri petrokimia berskala menengah, terutama pada tingkat daerah, bagi pengembangan industri petrokimia antara dan hilir dan
yang berpotensi memanfaatkan sumber daya alam lain selain minyak dan gas bumi, yaitu batubara dan biomassa.
Menstimulasi dan memobilisasi kemampuan nasional untuk membangun dan menegakkan berfungsinya teknologi yang
berhubungan dengan industri petrokimia.