Pertumbuhan Tanaman Sengon Buto (Enterolobium cyclocarpum Griseb.) dengan Teknik Lateral Root Manipulation (LRM) di PT Cibaliung Sumberdaya, Banten

PERBAIKAN PERTUMBUHAN TANAMAN
SENGON BUTO (Enterolobium cyclocarpum Griseb.)
DENGAN TEKNIK Lateral Root Manipulation (LRM)
DI PT CIBALIUNG SUMBERDAYA, BANTEN

DEA DINDA HANDAYANI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perbaikan
Pertumbuhan Tanaman Sengon Buto (Enterolobium cyclocarpum Griseb.) dengan
Teknik Lateral Root Manipulation (LRM) di PT Cibaliung Sumberdaya, Banten
adalah benar karya saya denganarahan dari pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014
Dea Dinda Handayani
NIM E44100016

* Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerjasama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

ABSTRAK
DEA DINDA HANDAYANI. Perbaikan Pertumbuhan Tanaman Sengon Buto
(Enterolobium cyclocarpum Griseb.) dengan Teknik Lateral Root Manipulation
(LRM) di PT Cibaliung Sumberdaya, Banten. Dibimbing oleh YADI SETIADI.
Kegiatan pertambangan menimbulkan menurunnya produktivitas tanah dan
pemadatan tanah. Lateral Root Manipulation (LRM) adalah salah satu teknik
perbaikan pertumbuhan tanaman yang stagnan. Teknik dari LRM adalah
memotong akar lateral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon
pertumbuhan sengon buto di lahan pasca tambang emas PT Cibaliung

Sumberdaya, Banten. Penelitian dilakukan dengan metode rancangan acak
kelompok (RAK) dengan 3 faktor. Faktor pertama adalah pemotongan akar
lateral, faktor kedua pemberian perangsang akar dan mikroba, dan faktor ketiga
pemupukan dengan pupuk polimer. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan
pemotongan akar lateral dengan teknik LRM, pemberian perangsang akar dan
mikroba, dan pemberian pupuk polimer dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi,
diameter dan perubahan warna daun tanaman sengon buto. Perlakuan tunggal
pemotongan akar lateral, pemberian perangsang akar dan mikroba dan kombinasi
antara pemotongan akar dan pemberian perangsang akar dan mikroba berpengaruh
nyata pada pertumbuhan diameter. Perlakuan tunggal pemotongan akar lateral
berpengaruh nyata pada pertumbuhan tinggi.
Kata kunci: LRM, perangsang akar dan mikroba, pupuk polimer, sengon buto

ABSTRACT
DEA DINDA HANDAYANI. Improve Plant Growth of Sengon Buto
(Enterolobium cyclocarpum Griseb.) by Lateral Root Manipulation Technique
(LRM) in PT Cibaliung Sumberdaya, Banten. Supervised by YADI SETIADI
Mining activities have impacted to decrease soil productivity and soil
compaction. Lateral Root Manipulation (LRM) is one technique that can be used
overcome the stagnation of the plant. LRM technique is cutting off the lateral root.

The purpose of this research to find the response from sengon buto in post gold
mine land in PT Cibaliung Sumberdaya, Banten. This research was done by using
the factorial randomized block design method with 3 factors. The first factor is
lateral roots cutting, the second is root and microbe stimulant application, and the
third is polymer fertilizing. The results indicate the treatment of lateral roots
cutting by LRM technique, the root and microbe stimulant application, and
fertilizing can stimulate the growth of stem diameter and height. The combination
treatment of lateral roots cutting and root and microbe stimulant application is
significant to diameter growth. Single method cutting lateral root is significant to
height growth.
Keyword: fertilizer polymer, LRM, root and microbe stimulant, sengon buto.

PERBAIKAN PERTUMBUHAN TANAMAN
Sengon Buto (Enterolobium cyclocarpum Griseb.)
DENGAN TEKNIK Lateral Root Manipulation (LRM)
DI PT CIBALIUNG SUMBERDAYA, BANTEN

DEA DINDA HANDAYANI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Silvikultur

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Perbaikan Pertumbuhan Tanaman Sengon Buto (Enterolobium
cyclocarpum Griseb.) dengan Teknik Lateral Root Manipulation
(LRM) di PT Cibaliung Sumberdaya, Banten
Nama
: Dea Dinda Handayani
NIM
: E44100016

Disetujui oleh


Dr Ir Yadi Setiadi, MSc
Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah atas segala karunia-Nya
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini berjudul “Perbaikan
Pertumbuhan Tanaman Sengon Buto (Enterolobium cyclocarpum Griseb.) dengan
Teknik Lateral Root Manipulation (LRM) di PT Cibaliung Sumberdaya, Banten”.
Karya ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kehutanan di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Yadi Setiadi, MSc selaku
pembimbing, seluruh staf PT Cibaliung Sumberdaya, seluruh staf PAU dan

Laboratorium Bioteknologi Kehutanan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan
Bioteknologi (PPSHB) IPB. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada
mama, papa, seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya, serta semua
pihak yang telah membantu demi kelancaran penelitian dan penulisan karya
ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014
Dea Dinda Handayani

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN


vi

PENDAHULUAN

11

Latar Belakang

11

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

TINJAUAN PUSTAKA


2

Perbaikan Pertumbuhan Tanaman

2

Akar Lateral

2

Manipulasi Akar

3

Sengon Buto (Enterolobium cyclocarpum Griseb.)

3

Perangsang akar dan mikroba dan pupuk polimer


4

METODE

4

Tempat dan Waktu Penelitian

4

Bahan

4

Alat

4

Prosedur Penelitian


4

Analisis Data

5

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
SIMPULAN DAN SARAN

7
7
15
17

Simpulan

17


Saran

17

DAFTAR PUSTAKA

18

LAMPIRAN

19

RIWAYAT HIDUP

21

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6

7

8
9

10
11

Bagan kombinasi berbagai taraf perlakuan
Data curah hujan (mm)
Rekapitulasi hasil sidik ragam
Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan pemotongan akar terhadap
pertumbuhan diameter sengon buto
Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan pemberian perangsang akar dan
mikroba terhadap pertumbuhan diameter sengon buto
Hasil uji Duncan pengaruh interaksi kombinasi perlakuan pemotongan
akar dan pemberian perangsang akar dan mikroba terhadap
pertumbuhan diameter sengon buto
Pengaruh pemotongan akar (LRM), pemberian perangsang akar dan
mikroba, dan pemberian pupuk polimer terhadap parameter
pertumbuhan diameter tanaman sengon buto
Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan pemotongan akar terhadap
pertumbuhan tinggi sengon buto
Pengaruh pemotongan akar (LRM), pemberian perangsang akar dan
mikroba, dan pemberian pupuk polimer terhadap parameter
pertumbuhan tinggi tanaman sengon buto
Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan pemotongan akar terhadap jumlah
daun sengon buto
Pengaruh pemotongan akar (LRM), pemberian perangsang akar dan
mikroba, dan pemberian pupuk polimer terhadap parameter
pertambahan jumlah daun sengon buto

6
8
9
9
10

10

11
12

12
13

14

DAFTAR GAMBAR
1 Peta lokasi PT Cibaliung Sumberdaya
2 Rata-rata pertumbuhan diameter tanaman sengon buto per-minggu pada
berbagai taraf perlakuan
3 Rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman sengon buto per-minggu pada
berbagai taraf perlakuan
4 Warna daun setelah diberi perlakuan pada minggu ke-13 a) kontrol
(a0b0c0), b) pemotongan akar (a1b0c0), c) pemotongan akar dan
pemberian perangsang akar dan mikroba (a1b1c0), d) pemotongan akar,
pemberian perangsang akar dan mikroba dan pupuk polimer (a1b1c1)
5 Pertumbuhan akar baru a) pemotongan akar, pemberian perangsang
akar dan mikroba dan pupuk polimer (a1b1c1), b) pemotongan akar
(a1b0c0)

7
`11
13

14

15

DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan pemotongan akar terhadap
pertumbuhan diameter sengon buto
2 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan pemberian perangsang akar dan
mikroba terhadap pertumbuhan diameter sengon buto
3 Hasil uji Duncan pengaruh interaksi kombinasi perlakuan pemotongan
akar dan pemberian perangsang akar dan mikroba terhadap
pertumbuhan diameter sengon buto
4 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan pemotongan akar terhadap
pertumbuhan tinggi sengon buto
5 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan pemotongan akar terhadap jumlah
daun sengon buto

19
19

19
19
20

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kegiatan pertambangan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
Dampak negatif bagi lingkungan yang mungkin terjadi akibat kegiatan
penambangan antara lain menurunnya produktivitas tanah dan pemadatan tanah.
Pemegang ijin pertambangan diwajibkan melaksanakan kegiatan reklamasi dan
revegetasi lahan bekas tambang untuk mencegah kerusakan lingkungan yang lebih
lanjut.
PT Cibaliung Sumberdaya merupakan salah satu perusahaan tambang emas
yang telah melaksanakan kegiatan reklamasi dan revegetasi sejak tahun 2010,
namun PT Cibaliung Sumberdaya mengalami beberapa kendala dalam kegiatan
revegetasi yang telah dilakukan antara lain adalah lahan yang tidak mendukung
karena kondisi tanah yang padat dan juga disebabkan oleh kesalahan dalam
penanaman. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan revegetasi, seperti pada
tanaman sengon buto dan trembesi di lahan tersebut yang pertumbuhannya kerdil,
daun-daun menguning dan merana.
Setiadi (2014) menyatakan bahwa kondisi tanah yang kompak karena
pemadatan dapat secara langsung berdampak negatif terhadap fungsi dan
perkembangan akar karena persentase liat dan debu yang tinggi (lebih dari 65%).
Akibat pemadatan tanah akar tidak dapat berkembang dengan sempurna dan
fungsinya sebagai alat absorpsi unsur hara akan terganggu, sehingga tanaman
tidak dapat berkembang dengan normal dan pertumbuhannya tetap kerdil.
Salah satu teknik untuk mengatasi tanaman stagnan adalah Lateral Root
Manipulation (LRM). Teknik ini berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar
baru yang akan menyerap air dan unsur hara sehingga tanaman dapat
bermetabolisme normal dan tumbuh kembali. Manipulasi akar dengan cara
pemotongan akar bisa dilakukan pada tanaman holtikultura seperti buah-buahan.
Contohnya pemotongan akar pada pohon kakao dapat meningkatkan penambahan
jumlah pucuk. Manipulasi akar juga bisa dilakukan pada tanaman kehutanan.
Lestari (2012) menyatakan bahwa pemotongan akar lateral dengan teknik LRM,
pemberian Humate Subtance Complex (HSC), dan pemberian pupuk polimer
Terabuster dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman pinus.
Penelitian yang dilakukan oleh Bunganagara (2011) pemotongan akar lateral,
pemberian pupuk polimer dan kompos aktif berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan tinggi, juga dapat berpengaruh positif pada penambahan jumlah
pucuk tanaman damar, dan perubahan warna daun menjadi lebih cerah.
Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2011) pemotongan akar
lateral, pemberian pupuk polimer dan kompos aktif berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan tinggi, juga dapat berpengaruh positif pada penambahan jumlah
pucuk tanaman rasamala, dan perubahan warna daun menjadi lebih cerah.
Pertumbuhan akar baru tidak cukup untuk membuat tanaman stagnan
tumbuh kembali. Syarat lainnya adalah perlunya sumber hara yang tersedia. Dari
penelitian ini diharapkan perlakuan pemotongan akar dan penggunaan perangsang
akar dan mikroba, serta pupuk polimer sebagai sumber nutrisi bagi tanaman dapat

2
memperbaiki dan meningkatkan pertumbuhan tanaman dan juga meningkatkan
status keberhasilan revegetasi di PT Cibaliung Sumberdaya.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemotongan
akar dengan teknik LRM terhadap pertumbuhan tanaman dan menentukan
kombinasi perlakuan yang memberikan respon terbaik pada pertumbuhan tanaman
sengon buto.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi teknik yang
tepat dalam memperbaiki pertumbuhan tanaman yang mengalami stagnasi
sehingga dapat meningkatkan keberhasilan revegetasi di PT Cibaliung
Sumberdaya.

TINJAUAN PUSTAKA
Perbaikan Pertumbuhan Tanaman
Tanaman memerlukan media yang mampu menyediakan tempat tumbuh dan
menyediakan bahan makanan agar dapat tumbuh optimal.Kriteria media tanam
yang baik apabila mampu mengikat serta menyimpan air dan hara dengan baik,
memiliki aerasi dan drainase yang baik, dan mampu menyuplai unsur hara dalam
bentuk yang tersedia bagi tanaman (Purwanto 2006 dalam Ramadhan 2012).
Tanah yang kompak akibat pemadatan menyebabkan buruknya sistem tata
air dan aerasi. Hal ini mengakibatkan akar tidak dapat berkembang dengan
sempurna sehingga fungsinya sebagai alat absorpsi unsur hara akan terganggu.
Gangguan penyerapan hara ini mengakibatkan tanaman tidak dapat berkembang
dengan normal. Tanaman yang mengalami kondisi stagnan dapat
dirangsangpertumbuhannya dengan teknik LRM.
LRM adalah salah satu teknik perbaikan pertumbuhan tanaman yang
stagnan akibat pemadatan tanah dengan cara pemotongan akar lateral. LRM
efektif dilakukan pada tanaman yang mengalami stagnasi dibawah umur 3 tahun
setelah tanam (Setiadi 2014).

Akar Lateral
Akar merupakan organ yang penting bagi tanaman. Tjondronegoro et
al.(1989) dalam Bunganagara (2011) menyatakan bahwa akar selain berguna
untuk menyerap dan melekat, jugaberfungsi sebagai cadangan dan penyaluran
makanan. Akar pertama padatumbuhan berasal dari embrio dan disebut akar

3
primer. Akar primer dan cabang-cabangnya atau akar lateral membentuk sistem
perakaran.
Menurut Karyudi et al. (1986) dalam Kartika (1997) akar lateral adalah
bagian organ yang penting peranannya bagi pertumbuhantanaman karena pada
bagian ini terdapat bulu-bulu akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur
hara dari dalam tanah. Apabila akar lateral berkembangdengan baik maka
penyerapan unsur hara dan air akan baik pula sehingga kebutuhan tanaman akan
terpenuhi dan semakin banyak akar lateral maka semakin banyak pula jumlah
bulu-bulu akar sehingga luas bidang penyerapan air dan mineral bagi tanaman
makin besar pula.

Manipulasi Akar
Manipulasi akar dilakukan agar akar dapat berkembang optimal sehingga
mampu memasok hara bagi tanaman. Salah satu upaya manipulasi akar yang
sering dilakukan adalah pemotongan akar.
Pemotongan akar saja tidak cukup untuk membuat tanaman yang stagnan
tumbuhnormal kembali. Media yang baik juga berpengaruh terhadap
pembentukan akar pada tanaman. Penambahan bahan organik merupakan tindakan
yang dapat merangsang kemantapan agregat, yang selanjutnya memperbaiki
drainase dan aerasi (Kartika 1997).
Manipulasi akar dengan cara pemotongan akar bisa dilakukan pada tanaman
holtikultura seperti buah-buahan. Contohnya pemotongan akar pada pohon kakao
dapat meningkatkan penambahan jumlah pucuk. Manipulasi akar juga bisa
dilakukan pada tanaman kehutanan. Lestari (2012) menyatakan bahwa
pemotongan akar lateral dengan teknik LRM, pemberian Humate Subtance
Complex (HSC), dan pemberian pupuk polimer Terabuster dapat meningkatkan
pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman pinus. Penelitian yang dilakukan oleh
Bunganagara (2011) pemotongan akar lateral, pemberian pupuk polimer dan
kompos aktif berpengaruh positif terhadap pertumbuhan tinggi, juga dapat
berpengaruh positif pada penambahan jumlah pucuk tanaman damar, dan
perubahan warna daun menjadi lebih cerah. Sedangkan pada penelitian yang
dilakukan oleh Lestari (2011) pemotongan akar lateral, pemberian pupuk polimer
dan kompos aktif berpengaruh positif terhadap pertumbuhan tinggi, juga dapat
berpengaruh positif pada penambahan jumlah pucuk tanaman rasamala, dan
perubahan warna daun menjadi lebih cerah.

Sengon Buto (Enterolobium cyclocarpum Griseb.)
Sengon buto temasuk dalam famili Leguminoceae, pohon memilki tajuk
rindangdengan perakaran yang dalam, sehingga jenis ini dapat berfungsi sebagai
tanamanpionir untuk konservasi tanah dan air. Sengon buto termasuk jenis cepat
tumbuh (fast growing species), sehingga memiliki prospek untuk dikembangkan
sebagai tanaman industri maupun reboisasi.
Sengon buto tumbuh pada ketinggian 1 – 1000 mdpl dengan curah hujan
600 – 4.800 mm/tahun. Kondisi tanah tempat tumbuhnya dari yang berpasir

4
hingga tanah padat, dengan pH berkisar 5,5 – 7. Menurut Alrasjid dan
Ardikusuma (1974) dalam Alkautsar (2012) di pulau Jawa pohon sengon buto
tumbuh dengan baik pada tanah yang kurang baik dan iklim yang kering, pada
ketinggian antara 30 – 1.185 mdpl.

Perangsang akar dan mikroba dan pupuk polimer
Perangsang akar dan mikroba merupakan biopolimer yang memiliki fungsi
utama sebagai peningkat populasi mikroba dekomposer dan mikroba
menguntungkan lainnya. Selain itu juga sebagai perangsang tumbuh akar tanaman
karena perangsang akar dan mikroba juga mengandung hormon alami perangsang
tumbuh akar. Fungsi perangsang akar dan mikroba dalam kompos akan tetap
berkelanjutan selama masih ada bahan organik dan mikroba (Iskandar et al. 2013),
sedangkan pupuk polimer memiliki kemampuan larut sangat tinggi sehingga
mudah diserap oleh tanaman, mampu merangsang pertumbuhan dan peningkatan
produksi tanaman (Setiadi 2014).

METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT Cibaliung Sumberdaya, Banten, yang
berlangsung dari bulan Februari 2014 sampai dengan Mei 2014.

Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman sengon buto
berumur 2 – 3 tahun dalam kondisi stagnan, perangsang akar dan mikroba, pupuk
polimer, NPK dan kompos.

Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran150 cm,
jangka sorong digital, cangkul, gelas ukur 1000 mL, kamera, label dan software
SAS 9.1.3.

Prosedur Penelitian
Pemilihan Lokasi Penelitian
Pemilihan lokasi penelitian didasarkan kepada lokasi dimana terdapat
tanaman stagnan. Kegiatan selanjutnya adalah pembuatan denah lokasi penelitian
dilakukan dengan memberi label bertuliskan kode perlakuan pada tiap tanaman

5
yang akan diberi perlakuan dan selanjutnya dibuat denah berdasarkan letak
tanaman dan keterangan perlakuan yang diberikan.
Pelaksanaan LRM (Lateral Root Manipulation)
Tahapan-tahapan pelaksanaan LRM sebagai berikut (Setiadi 2012):
1. Memperhatikan posisi tajuk dari tanaman yang akan diberi perlakuan
2. Galian dibuat mengelilingi tanaman selebar 10-15 cm dengankedalaman 5-10
cm.
3. Semua akar lateral yang muncul diputuskan pada saat pembuatan galian.
Perlakuan ini tidak diberikan pada kontrol.
4. Menyiramkan perangsang akar dan mikrobadengan konsentrasi 1% pada
lubang galian sebanyak 2 Liter/tanaman. Perlakuan ini tidak diberikan pada
kontrol.
5. Menyiramkan pupuk polimerdengan konsentrasi 1-2% pada lubang galian
sebanyak 3 Liter/tanaman. Perlakuan ini tidak diberikan pada kontrol.
Pengukuran dan Pengamatan
Pengambilan data dilakukan dengan cara mengamati dan mengukur
langsung parameter setiap satu minggu sekali setelah perlakuan. Parameter yang
diukur dan diamati adalah sebagai berikut:
1. Diameter batang (mm)
Pengukuran diameter tanaman dilakukan setiap satu minggu setelah diberi
perlakuan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong pada
ketinggian batang 10 cm dari pangkal akar yang sudah ditandai.
2. Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan sebelum perlakuan sebagai tinggi awal
dan setiap satu minggu setelah diberi perlakuan. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan meteran 150 cm mulai dari pangkal batang yang telah ditandai
hingga titik tumbuh pucuk tanaman (apikal dominan).
3. Jumlah daun
Penghitungan jumlah daun dilakukan sebelum perlakuan dan membandingkan
jumlah daun pada akhir pengamatan.
4. Warna daun
Pengamatan warna daun dilakukan dengan pengamatan secara visual pada
minggu ke-13 setelah diberi perlakuan.
Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan pemeliharaan meliputi penyiraman, penyiangan gulma, dan
pendangiran. Penyiraman dilakukan dua hari sekali pada waktu pagi atau sore
hari. Sedangkan penyiangan gulma dan pendangiran dilakukan 3 minggu sekali.

Analisis Data
Penelitian dilakukan pada 24 unit tanaman dengan menggunakanrancangan
petak dengan model Rancangan Acak Kelompok Faktorial. Faktor pertama, yaitu
perlakuan pemotongan akar lateral terdiri dari 2 taraf, faktor kedua yaitu
perangsang akar dan mikroba yang terdiri dari 2 taraf, dan faktor ketiga yaitu

6
pupuk polimer yang terdiri dari 2 taraf. Masing-masing kombinasi perlakuan
terdiri dari 3 ulangan, masing-masing terdiri dari satu tanaman. Pemberian
perlakuan dilakukan secara acak. Untuk masing-masing faktor dirinci sebagai
berikut:
Faktor A : perlakuan pemotongan akar lateral
a0
: tanaman yang tidak mendapat perlakuan pemangkasan akar
a1
: tanaman yang mendapat perlakuan pemangkasan akar
Faktor B : perlakuan pemberian perangsang akar dan mikroba
b0
: tanaman yang tidak diberi perangsang akar dan mikroba
b1
: tanaman yang diberi perangsang akar dan mikroba
Faktor C : perlakuan pemberian pupuk polimer
c0
: tanaman yang tidak diberi pupuk polimer
c1
: tanaman yang diberi pupuk polimer
Kombinasi perlakuan pemotongan akar, pemberian perangsang akar dan
mikroba dan pupuk polimer yang diujicobakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Bagan kombinasi berbagai taraf perlakuan
Kode

Kelompok

b0

b1

a0

1
2
3

c0
a0b0c0
a0b0c0
a0b0c0

c1
a0b0c1
a0b0c1
a0b0c1

c0
a0b1c0
a0b1c0
a0b1c0

c1
a0b1c1
a0b1c1
a0b1c1

a1

1
2
3

a1b0c0
a1b0c0
a1b0c0

a1b0c1
a1b0c1
a1b0c1

a1b1c0
a1b1c0
a1b1c0

a1b1c1
a1b1c1
a1b1c1

Perlakuan a0b0c0 sama dengan Kontrol

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan
dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA), apabila
berpengaruh nyata akan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf
kesalahan 5%. Analisis data dilakukan dengan menggunakan software SAS 9.1.3.
Model rancangan percobaan yang digunakan ialah:

Yijk = μ + α i+

Keterangan
i
=
j
=
k
=
Yijk
=
μ
=
αi
=
j
=
k
=
(α )ij =

j+

k+

(α )ij+ (α )ik + (
+ρ k+ ε ijk

)jk + (α

)ijk

1, 2
1, 2
1, 2
Pengamatan pada perlakuan ke-i, j, dan kelompok ke-k
Rataan umum
Pengaruh faktor utama (pemotongan akar) ke-i
Pengaruh faktor perlakuan perangsang akar dan mikroba ke-j
Pengaruh faktor perlakuan pupuk polimer ke-k
Pengaruh interaksi pemotongan akar dan perlakuan perangsang
akar dan mikroba

7

(α )ik
(
)jk

ρk
ε ijk

)ijk

= Pengaruh interaksi pemotongan akar dan perlakuan pupuk polimer
= Pengaruh interaksi perlakuan perangsang akar dan mikroba dan
perlakuan pupuk polimer
= Pengaruh interaksi pemotongan akar, perlakuan perangsang akar
dan mikroba, dan perlakuan pupuk polimer
= Pengaruh aditif dari kelompok-k
= Pengaruh acak pada perlakuan ke-i, perlakuan ke-j, dan kelompok
ke-k

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Secara administratif PT Cibaliung Sumberdaya termasuk wilayah Desa
Mangkualam, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Secara geografis wilayah Kecamatan Cimanggu terletak antara 6°38’ – 6°52’
Lintang Selatan dan 105°34’ – 105°42’ Bujur Timur (PT CSD 2014).
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Perizinan Terpadu (BPPT)
Kabupaten Pandeglang PT Cibaliung Sumberdaya memperoleh izin lokasi seluas
510,15 ha (PT CSD 2014).
Lokasi Tambang Emas Cibaliung dapat ditempuh melalui jalur darat dengan
menggunakan kendaraan roda empat dari Jakarta. Perjalanan dari Jakarta menuju
Cibaliung sepanjang 205 km dapat ditempuh sekitar 6 jam dengan melewati rute
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1.

Gambar 1 Peta lokasi PT Cibaliung Sumberdaya

8
Topografi di daerah Pertambangan Emas Cibaliung merupakan dataran
tinggi berupa pegunungan dan dataran bergelombang dengan kemiringan lahan 10
% – 40 %, daerah ini didominasi oleh lahan kering. Sementara dataran rendah
termasuk sungai dan anak-anak sungai membentuk lembah datar sampai
bergelombang dengan kemiringan lahan 0 % – 8 %, daerah ini didominasi oleh
lahan basah (PT CSD 2014).
Iklim didaerah Serang menurut Schmidtdan Ferguson (SF) termasuk Tipe A
(iklim sangat basah) dengan temperatur rata-rata diarea berkisar dari 28.4 °C
hingga 31.9 °C dan curah hujan di area pada rentang tahun 2009 hingga 2013 ratarata 252.5 mm/bulan hingga 438.9 mm/bulan seperti yang disajikan pada tabel 2.
Tabel 2 Data curah hujan (mm)
Tahun
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah
Rata-rata

2009

2010

2011

2012

2013

543.4
721.5
321.5
314.9
269.3
316.5
94.5
1.5
24.5
372.0
728.7
237.0
3945.3
328.8

486.0
400.5
446.5
174.0
665.0
299.5
476.5
400.0
454.5
506.7
403.0
554.9
5267.1
438.9

516.7
286.5
555.0
216.6
279.5
124.9
186.7
0.6
0.0
123.5
391.8
348.7
3030.5
252.5

883.2
488.7
443.9
484.0
122.3
39.9
0.0
0.0
0.0
221.8
54.7
303.9
3042.4
253.5

1086.3
536.3
234.7
571.6
351.3
387.9
197.6
142.5
20.3
282.1
226.5
956.0
4993.1
416.1

Hasil Analaisis Sidik Ragam
Parameter pertumbuhan tanaman yang diamati adalah pertambahan tinggi
dan pertambahan diameter tiap minggu selama 13 kali pengamatan dan jumlah
daun. Pengaruh teknik LRM dengan menggunakan perangsang akar dan mikroba,
pupuk polimer, dan kombinasinya terhadap parameter pertumbuhan tanaman
dilakukan dengan analisis sidik ragam (Tabel 3)

9
Tabel 3 Rekapitulasi hasil sidik ragam
Parameter
Faktor

Diameter

Tinggi

kelompok (R)

0.2490tn

0.6422tn

Jumlah
daun
0.1054tn

Pemotongan akar lateral (a)
Pemberian perangsang akar dan mikroba (b)
Pemberian pupuk polimer (c)

0.0002*
0.0285*
0.6385tn

0.0234*
0.0597tn
0.5293tn

0.0013*
0.0563tn
0.8787tn

a*b

0.0471*

0.7807tn

0.4725tn

b*c

0.1988tn

0.5037tn

0.6457tn

a*c

0.5431tn

0.4912tn

0.3523tn

a*b*c

0.4388tn

0.7576tn

0.7754tn

*=perlakuan yang berpengaruh nyata pada selang selang kepercayaan 95% dengan nilai signifikan;
tn=perlakuan yang tidak berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95% dengan nilai signifikan;
a*b=interaksi pemotongan akar dengan pemberian perangsang akar dan mikroba; b*c=interaksi
pemberian perangsang akar dan mikroba dengan pupuk polimer; a*c=interaksi pemotongan akar
dengan pemberian pupuk polimer; a*b*c=interaksi pemotongan akar, pemberian perangsang akar
dan mikroba, dan pupuk polimer.

Pertumbuhan Diameter Sengon Buto
Perlakuan tunggal pemotongan akar lateral, pemberian perangsang akar dan
mikroba dan kombinasi antara pemotongan akar dan pemberian Perangsang akar
dan mikroba berpengaruh nyata pada pertumbuhan diameter.
Perlakuan pemotongan akar dan tanpa perlakuan pemotongan akar berbeda
nyata pada selang kepercayaan 95%. Tanaman yang mendapat perlakuan
pemotongan akar memiliki rata-rata pertumbuhan diamerter lebih tinggi (Tabel 4).
Hal ini mengindikasikan bahwa pemotongan akar lateral dapat merangsang
pertumbuhan diameter sengon buto.
Tabel 4

Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan pemotongan akar terhadap
pertumbuhan diameter sengon buto

Pemotongan akar
Ada pemotongan akar (a1)
Tanpa pemotongan akar (a0)

Rata-rata pertumbuhan diameter (mm)
7.09a
2.95b

Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukan perlakuan tidak berbeda nyata pada selang
kepercayaan 95%

Perlakuan pemberian perangsang akar dan mikroba dan tanpa pemberian
perangsang akar dan mikroba berbeda nyata pada selang kepercayaan 95%. Hal
ini menunjukan bahwa pemberian perangsang akar dan mikroba dapat mendukung
pertumbuhan diameter sengon buto (Tabel 5).

10

Tabel 5 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan pemberian perangsang akar dan
mikroba terhadap pertumbuhan diameter sengon buto
Pemberian perangsang akar dan
mikroba
Ada pemberian perangsang akar
dan mikroba (b1)
Tanpa pemberian perangsang akar
dan mikroba (b0)

Rata-rata pertumbuhan diameter (mm)
6.02a
4.03b

Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukan perlakuan tidak berbeda nyata pada selang
kepercayaan 95%

Kombinasi perlakuan pemotongan akar dengan pemberian perangsang akar
dan mikroba berbeda nyata pada selang kepercayaan 95%. Tanaman yang
mendapat perlakuan pemotongan akar dengan pemberian perangsang akar dan
mikroba memiliki nilai tengah tertinggi (Tabel 6).
Tabel 6 Hasil uji Duncan pengaruh interaksi kombinasi perlakuan pemotongan
akar dan pemberian perangsang akar dan mikroba terhadap
pertumbuhan diameter sengon buto
Pemotongan akar dan pemberian perangsang akar
dan mikroba
Pemotongan akar dan perangsang akar dan
mikroba (a1b1)
Pemotongan akar dan tanpa perangsang akar dan
mikroba (a1b0)
Tanpa pemotongan akar dan perangsang akar dan
mikroba (a0b1)
Tanpa pemotongan akar dan tanpa perangsang
akar dan mikroba (a0b0)

Rata-rata pertumbuhan
diameter (mm)
8.97a
5.21b
3.07bc
2.85c

Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukan perlakuan tidak berbeda nyata pada selang
kepercayaan 95%

Perlakuan pemotongan akar, pemberian perangsang akar dan mikroba dan
pupuk polimer menunjukan pertumbuhan diameter terbaik (Tabel 7). Persentase
pertumbuhan diameter untuk perlakuan a1b1c1 adalah 228.72% dibandingkan
kontrol (a0b0c0). Hal ini menunjukan bahwa perlakuan pemotongan akar,
pemberian perangsang akar dan mikroba dan pupuk polimer dapat mendukung
pertumbuhan diameter tanaman dalam penelitian ini.

11

Tabel 7 Pengaruh pemotongan akar (LRM), pemberian perangsang akar dan
mikroba, dan pemberian pupuk polimer terhadap parameter
pertumbuhan diameter tanaman sengon buto
Perlakuan
Kontrol (a0b0c0)
a0b0c1
a0b1c0
a0b1c1
a1b0c0
a1b0c1
a1b1c0
a1b1c1

Rata-rata pertumbuhan
diameter (mm)
3.13
2.57
2.90
3.23
5.63
4.78
7.65
10.30

Peningkatan diameter
dibandingkan kontrol (%)
0.00
-18.08
-7.45
3.19
79.79
52.66
144.15
228.72

Tabel 7 juga menunjukan bahwa pemberian pupuk polimer tanpa disertai
perlakuan pemotongan akar dan pemberian perangsang akar dan mikroba
(a0b0c1) dan pemberian perangsang akar dan mikroba tanpa disertai perlakuan
pemotongan akar dan pemberian pupuk polimer (a0b1c0) memiliki persentase
pertumbuhan diameter yang lebih rendah dibandingkan dengan kontrol.

Gambar 2 Rata-rata pertumbuhan diameter tanaman sengon buto per-minggu
pada berbagai taraf perlakuan
Pada Gambar 2 terlihat bahwa tanaman sengon buto mengalami peningkatan
pertumbuhan diameter setiap minggunya dengan respon yang berbeda beda pada
tiap perlakuan yang diberikan. Perlakuan a1b1c1 memberikan pengaruh lebih baik

12
terhadap pertumbuhan diameter tanaman sengon buto dibandingkan dengan
perlakuan lainnya.
Pertumbuhan Tinggi Sengon Buto
Perlakuan tunggal pemotongan akar lateral berpengaruh sangat nyata
terhadap pertumbuhan tinggi sengon buto pada selang kepercayaan 95% (Tabel
8).
Tabel 8

Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan pemotongan akar terhadap
pertumbuhan tinggi sengon buto

Pemotongan akar
Ada pemotongan akar (a1)
Tanpa pemotongan akar (a0)

Rata-rata pertumbuhan tinggi (cm)
53.87a
33.33b

Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukan perlakuan tidak berbeda nyata pada selang
kepercayaan 95%

Perlakuan pemotongan akar, pemberian perangsang akar dan mikroba dan
pupuk polimer menunjukan pertumbuhan tinggi terbaik (Tabel 9). Persentase
pertumbuhan tinggi untuk perlakuan a1b1c1 adalah 174.67% dibandingkan
dengan kontrol (a0b0c0). Hal ini menunjukan bahwa perlakuan pemotongan akar,
pemberian perangsang akar dan mikroba dan pupuk polimer dapat mendukung
pertumbuhan tinggi tanaman dalam penelitian ini.
Tabel 9 Pengaruh pemotongan akar (LRM), pemberian perangsang akar dan
mikroba, dan pemberian pupuk polimer terhadap parameter
pertumbuhan tinggi tanaman sengon buto
Perlakuan
Kontrol (a0b0c0)
a0b0c1
a0b1c0
a0b1c1
a1b0c0
a1b0c1
a1b1c0
a1b1c1

Rata-rata pertumbuhan
tinggi (cm)

Peningkatan tinggi
dibandingkan kontrol (%)

25.67
22.17
41.50
44.00
45.33
48.17
51.50
70.50

0.00
-13.63
61.68
71.43
76.62
87.66
100.65
174.67

Tabel 9 juga menunjukan bahwa pemberian pupuk polimer tanpa disertai
perlakuan pemotongan akar dan pemberian perangsang akar dan mikroba
(a0b0c1) memiliki persentase pertumbuhan tinggi yang lebih rendah dibandingkan
dengan kontrol.

13

Gambar 3 Rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman sengon buto per-minggu pada
berbagai taraf perlakuan
Pada Gambar 3 terlihat bahwa tanaman sengon buto mengalami peningkatan
pertumbuhan tinggi setiap minggunya dengan respon yang berbeda beda pada tiap
perlakuan yang diberikan. Perlakuan a1b1c1 memberikan pengaruh lebih baik
terhadap pertumbuhan tinggi tanaman sengon buto dibandingkan dengan
perlakuan lainnya.
Jumlah Daun Sengon Buto
Perlakuan tunggal pemotongan akar lateral berpengaruh sangat nyata
terhadap jumlah daun sengon buto pada selang kepercayaan 95% (Tabel 10).
Tabel 10 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan pemotongan akar terhadap jumlah
daun sengon buto
Pemotongan akar
Ada pemotongan akar (a1)
Tanpa pemotongan akar (a0)

Rata-rata jumlah daun
38a
23b

Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukan perlakuan tidak berbeda nyata pada selang
kepercayaan 95%

Perlakuan pemotongan akar, pemberian perangsang akar dan mikroba dan
pupuk polimer menunjukan jumlah daun terbanyak (Tabel 11). Persentase
pertumbuhan tinggi untuk perlakuan a1b1c1 adalah 114.28% dibandingkan
dengan kontrol (a0b0c0). Hal ini menunjukan bahwa perlakuan pemotongan akar,
pemberian perangsang akar dan mikroba dan pupuk polimer dapat mendukung
pertambahan jumlah daun tanaman dalam penelitian ini.

14
Tabel 11 Pengaruh pemotongan akar (LRM), pemberian perangsang akar dan
mikroba, dan pemberian pupuk polimer terhadap parameter
pertambahan jumlah daun tanaman sengon buto
Perlakuan
Kontrol (a0b0c0)
a0b0c1
a0b1c0
a0b1c1
a1b0c0
a1b0c1
a1b1c0
a1b1c1

Rata-rata pertambahan
jumlah daun

Pertambahan jumlah daun
dibandingkan kontrol (%)

21
17
24
30
33
35
38
45

0.00
-19.05
14.28
42.86
57.14
66.67
80.95
114.28

Tabel 11 juga menunjukan bahwa pemberian pupuk polimer tanpa disertai
perlakuan pemotongan akar dan pemberian perangsang akar dan mikroba
(a0b0c1) memiliki persentase pertambahan jumlah daun yang lebih rendah
dibandingkan dengan kontrol.
Warna Daun Tanaman Sengon Buto
Secara umum sebelum diberikan perlakuan, daun tanaman sengon buto
berwarna kekuningan. Daun pada tanaman yang diberikan perlakuan pemotongan
akar berubah menjadi lebih hijau. Perlakuan kontrol (a0b0c0) juga memberikan
perubahan warna daun menjadi hijau muda sedangkan dengan adanya
pemotongan akar, pemberian perangsang akar dan mikroba dan pupuk polimer
memberikan perubahan warna daun menjadi hijau seperti terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Warna daun setelah diberi perlakuan pada minggu ke-13, a) kontrol
(a0b0c0), b) pemotongan akar (a1b0c0),c) pemotongan akar dan
pemberian perangsang akar dan mikroba (a1b1c0), d) pemotongan
akar, pemberian perangsang akar dan mikroba dan pupuk polimer
(a1b1c1)

15
Perkembangan Akar Baru
Perlakuan pemotongan akar menghasilkan akar-akar lateral baru yang
tumbuh akibat kegiatan pemotongan akar. Gambar 4 menunjukan bahwa
pemotongan akar memberikan respon terhadap munculnya akar baru.

b
a
Gambar 5 Perkembangan akar baru a) pemotongan akar, pemberian perangsang
akar dan mikroba dan pupuk polimer (a1b1c1), b) pemotongan akar
(a1b0c0)

Pembahasan
Stagnasi pada tanaman ditandai dengan pertumbuhannya kerdil, daun-daun
menguning dan merana. Kondisi ini sering terjadi pada lahan pasca tambang
dengan kondisi tanah yang kompak.
Tanah yang kompak akibat pemadatan menyebabkan buruknya sistem tata
air dan aerasi. Hal ini mengakibatkan akar tidak dapat berkembang dengan
sempurna sehingga fungsinya sebagai alat absorpsi unsur hara akan terganggu.
Gangguan penyerapan hara ini mengakibatkan tanaman tidak dapat berkembang
dengan normal. Tanaman yang mengalami kondisi stagnasi dapat dirangsang
pertumbuhannya dengan teknik LRM.
Sengon buto merupakan jenis fast growing yang digunakan sebagai tanaman
pionir di PT Cibaliung Sumberdaya, namun pertumbuhannya kerdil, daun-daun
menguning dan merana sehingga perlu dilakukan perbaikan pertumbuhan
tanaman.
Pemotongan akar lateral pada sengon butomampu merangsang pertumbuhan
akar baru. Kondisi perakaran baru tidak cukup untuk meningkatkan pertumbuhan
diameter dan tinggi sengon buto yang mengalami stagnasi, tanaman
membutuhkan unsur hara cukup agar dapat tumbuh optimal.
Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan
tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat
terlihat dari penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala
kekurangan unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan akar, batang, atau daun yang
terhambat (kerdil) (Lakitan 1993).
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pemotongan akar lateral
memberikan respon dalam meningkatkan pertumbuhan tinggi, diameter dan
pertambahan jumlah daun tanaman sengon buto. Interaksi antara pemotongan akar
dan pemberian Perangsang akar dan mikroba secara signifikan mampu
meningkatkan pertumbuhan diameter.
Perlakuan pemotongan akar, pemberian perangsang akar dan mikroba dan
pupuk polimer dapat mendukung pertumbuhan diameter, tinggi dan pertambahan

16
jumlah daun pada tanaman dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan
bahwa perlakuan tunggal pemotongan akar pada sengon buto (a1b0c0) mampu
merangsang pertumbuhan akar baru. Kondisi perakaran baru tidak cukup untuk
meningkatkan pertumbuhan diameter dan tinggi sengon buto yang mengalami
stagnasi.
Sengon buto yang mendapat kombinasi perlakuan pemotongan akar lateral,
pemberian perangsang akar dan mikroba, dan pemberian pupuk polimer (a1b1c1)
menunjukan respon pertumbuhan diameter, tinggi dan pertambahan jumlah daun
sengon buto yang lebih tinggi dibandingkan dengan sengon buto yang hanya
mendapatkan perlakuan tunggal pemotongan akar, pemberian perangsang akar
dan mikroba dan pemberian pupuk polimer. Pemotongan akar disertai perangsang
akar dan mikroba mampu merangsang pertumbuhan akar lateral baru, pemupukan
dengan pupuk polimer juga perlu dilakukan karena lokasi penanaman sengon buto
adalah lahan bekas timbunan yang miskin hara.
Sengon buto yang mendapat perlakuan pemberian pupuk polimer (a0b0c1)
tanpa disertai pemotongan akar lateral menunjukan respon pertumbuhan diameter,
tinggi dan pertambahan jumlah daun yang lebih rendah dibandingkan kontrol hal
ini terjadi karena pada tanaman dengan perlakuan a0b0c1 terserang hama
sehingga pertumbuhannya lambat. Pemupukan yang dilakukan juga tidak
memberikan hasil yang optimal tanpa disertai peningkatan pH dan KTK.
Pada Gambar 2 dan Gambar 3 terlihat bahwa perlakuan a1b1c1 memberikan
pengaruh lebih baik terhadap pertumbuhan tinggi tanaman sengon buto
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pemotongan akar pada umumnya dapat
merangsang percabangan akar lateral (Kartika 1997) yang berfungsi menyerap air
dan unsur hara dari dalam tanah, sehingga dapat meningkatkan penyerapan unsur
hara.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan pemotongan akar, pemberian
perangsang akar dan mikroba dan pemupukan dengan pupuk polimer memberikan
respon pertumbuhan diameter, tinggi dan jumlah daun terbaik. Persentase
pertumbuhan tinggi, diameter dan jumlah daun adalah 174.67%, 228.72% dan
114.28%.
Hal ini karena pemotongan akar disertai perangsang akar dan mikroba
sebagai perangsang pertumbuhan akar dan peningkat populasi mikrobra
dekomposer mampu merangsang pertumbuhan akar lateral baru. Fungsi
perangsang akar dan mikroba dalam kompos akan tetap berkelanjutan selama
masih ada bahan organik dan mikroba (Iskandar et al. 2013), sedangkan pupuk
polimer merupakan pupuk yang memiliki kemampuan larut sangat tinggi sehingga
mudah diserap oleh tanaman, mampu merangsang pertumbuhan dan peningkatan
produksi tanaman (Setiadi 2014).
Tanah yang padat juga berpengaruh kepada pemudaran warna hijau daun
dan menyebabkan pengguguran daun lebih dini sehingga tanaman berpenampilan
kerdil (Wilson 2006). Selain pada pertumbuhan tinggi dan diameter, perlakuan
juga berpengaruh pada perubahan warna daun. Daun pada tanaman yang diberikan
perlakuan pemotongan akar berubah menjadi lebih hijau. Perlakuan kontrol
(a0b0c0) juga memberikan perubahan warna daun menjadi hijau muda sedangkan
dengan adanya pemotongan akar, pemberian perangsang akar dan mikroba, dan
pupuk polimer memberikan perubahan warna daun menjadi hijau seperti terlihat
pada Gambar 3. Hal ini disebabkan karena sitokinin yang diproduksi pada ujung

17
akar baru yang terbentuk akibat pemotongan akar (Salisbury dan Ross 1995).
Sitokinin yang terbentuk pada ujung akar tersebut ditransportasikan ke helai daun
dan dapat menunda penuaan daun.
Pemadatan tanah mengakibatkan perakaran pohon terganggu dan pada
akhirnya produktivitas tanaman akan berkurang (Matangaran et al. 2010). Akar
pada tanaman yang diberikan perlakuan pemotongan akar memberikan respon
terhadap munculnya akar baru. Menurut Gardner et al. (2008) Perlakuan
pemotongan akar akan menghilangkan dominansi ujung dan menggiatkan
pembentukan akar lateral. Pada bagian akar yang terpotong, auksin menggiatkan
pembentukan akar lateral. Terbentuknya akar-akar lateral ini akan meningkatkan
jumlah akar sehingga sebaran akar akan lebih luas dan serapan hara akan lebih
optimal.
Menurut Karyudi et al. (1986) dalam Kartika (1997) akar lateral adalah
bagian organ yang penting peranannya bagi pertumbuhan tanaman karena pada
bagian ini terdapat bulu-bulu akar yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur
hara dari dalam tanah. Apabila akar lateral berkembang dengan baik maka
penyerapan unsur hara dan air akan baik pula sehingga kebutuhan tanaman akan
terpenuhi dan semakin banyak akar lateral maka semakin banyak pula jumlah
bulu-bulu akar sehingga luas bidang penyerapan air dan mineral bagi tanaman
makin besar pula.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Perlakuan pemotongan akar dengan teknik LRM dapat meningkatkan
pertumbuhan diameter, tinggi dan jumlah daun tanaman sengon buto. Hasil
penelitian menunjukan bahwa perlakuan pemotongan akar, pemberian perangsang
akar dan mikroba dan pemupukan dengan pupuk polimer memberikan respon
pertumbuhan diameter, tinggi dan jumlah daun terbaik pada akhir pengamatan
dengan nilai peningkatan masing-masing pengamatan sebesar 10.30 mm, 70.50
cm, dan 45 helai. Perlakuan tunggal pemotongan akar lateral, pemberian
perangsang akar dan mikroba dan kombinasi antara pemotongan akar dan
pemberian perangsang akar dan mikroba berpengaruh nyata pada pertumbuhan
diameter. Perlakuan tunggal pemotongan akar lateral berpengaruh nyata pada
pertumbuhan tinggi dan pertambahan jumlah daun.

Saran
Kegiatan pemeliharaan tanaman di PT Cibaliung Sumberdaya, Banten
disarankan dilakukan pada lahan pasca tambang dengan menggunakan teknik
LRM dengan kombinasi perlakuan antara pemotongan akar, perangsang akar dan
mikroba dan pemberian pupuk polimer. Perlu adanya penambahan variabel
pengukuran seperti pertumbuhan pucuk dan memperhatikan akar baru pada saat
pucuk daun mucul.

18

DAFTAR PUSTAKA
Alkautsar I. 2012. Respon pertumbuhan bibit sengon buto pada media tailing PT
Antam Pongkor dengan penambahan arang temourung kelapa dan bokashi
pupuk kandang [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Bogor.
Bunganagara B. 2011. Perbaikan pertumbuhan tanaman damar (Agathis
lorantifolia Salisb.) dengan teknik LRM (Lateral Root Manipulation) di Hutan
Pendidikan Gunung Walat, Kabupaten Sukabumi [skripsi]. Bogor (ID):
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Gardner FP, RB Pearce, RL Mitchell. 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya. Susilo
H, penerjemah. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Press.Terjemahan dari:
Physiology of Crop Plants.
Iskandar D, Setiadi Y, Ekamawanti HA. 2013. Perbaikan pertumbuhan dan
produktivitas tanaman dengan teknologi Lateral Roots Manipulation (LRM).
[catatan pelatihan]. DF-2013-510.
Kartika NH. 1997. Pengaruh pemotongan akar dan sifat fisik media tanamter
hadap sertumbuhan setek panili Vanilla planifolia Andrews [skripsi]. Bogor
(ID): Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Lakitan B. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta (ID): PT Raja
Grafindo Persada.
Lestari DC. 2011. Perbaikan pertumbuhan tanaman rasamala (Altingia excelsa
Noronhae) dengan teknik Lateral Root Manipulation (LRM) di Hutan
Pendidikan Gunung Walat, Kabupaten Sukabumi [skripsi]. Bogor (ID):
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Lestari P. 2012. Perbaikan pertumbuhan tanaman pinus (Pinus merkusii Jungh. et
de Vriese) dengan teknik Lateral Root Manipulation (LRM) di lahan pasca
tambang pasir kuarsa PT Holcim Tbk, Cibadak, Kabupaten Sukabumi [skripsi].
Bogor (ID): Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Matangaran JR, Wibowo C, Suwarna U. 2010. Pertumbuhan semai sengon dan
mangium pada tanah padat. JIPI. 15(3):153-157.
[PT CSD] PT Cibaliung Sumberdaya. 2014. Laporan Reklamasi Tambang Emas
Cibaliung Tahun 2013. Jakarta (ID): PT Cibaliung Sumberdaya.
[PT CSD] PT Cibaliung Sumberdaya.2014. Laporan RKL RPL Semester II
Tambang Emas Cibaliung. Cimanggu (ID): PT Cibaliung Sumberdaya.
Ramadhan BC. 2012. Pengaruh kombinasi media tanam dengan fertigasi pupuk
organik terhadap pertumbuhan bibit tanaman kepel (Stelechocarpus
burahol(BL.) Hook. F. & TH. [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Salisbury FB, Ross CW. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Lukman DH, Sumaryono,
penerjemah. Bandung (ID): ITB.
Wilson E. 2006. Kepadatan tanah akibat penyaradan oleh forwarder dan
pengaruhnya terhadap pertumbuhan semai: studi kasus di HPHTI PT Musi
Hutan Persada Sumatera Selatan. [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor.

19

LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan pemotongan akar terhadap
pertumbuhan diameter sengon buto
Duncan Grouping
A
B

Rata-rata
7.09
2.96

N
12
12

Pemotongan akar
Ada pemotongan akar (a1)
Tanpa pemotongan akar (a0)

Lampiran 2 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan pemberian perangsang akar dan
mikroba terhadap pertumbuhan diameter sengon buto
Duncan Grouping

Rata-rata

N

A

6.02

12

B

4.03

12

Lampiran 3

Pemberian Perangsang akar dan
mikroba
Ada pemberian perangsang akar
dan mikroba (b1)
Tanpa pemberian perangsang akar
dan mikroba (b0)

Hasil uji Duncan pengaruh interaksi kombinasi perlakuan
pemotongan akar dan pemberian perangsang akar dan mikroba
terhadap pertumbuhan diameter sengon buto

Duncan Grouping

Rata-rata

N

A

8.97

6

B

5.21

6

BC

3.07

6

C

2.85

6

Pemotongan akar dan pemberian
perangsang akar dan mikroba
Pemotongan akar dan perangsang
akar dan mikroba (a1b1)
Pemotongan akar dan tanpa
perangsang akar dan mikroba
(a1b0)
Tanpa pemotongan akar dan
perangsang akar dan mikroba
(a0b1)
Tanpa pemotongan akar dan tanpa
perangsang akar dan mikroba
(a0b0)

Lampiran 4 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan pemotongan akar terhadap
pertumbuhan tinggi sengon buto
Duncan Grouping
A
B

Rata-rata
53.87
33.33

N
12
12

Pemotongan akar
Ada pemotongan akar (a1)
Tanpa pemotongan akar (a0)

20

Lampiran 5 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan pemotongan akar terhadap
jumlah daun sengon buto
Duncan Grouping
A
B

Rata-rata
38
23

N
12
12

Pemotongan akar
Ada pemotongan akar (a1)
Tanpa pemotongan akar (a0)

21

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Mojokerto pada tanggal 24 Juni 1992 sebagai anak
kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Dedy Nurhadi dan Ibu Entin Suhaetin.
Tahun 2010 penulis lulus dari SMAN 3 Sumedang dan melanjutkan studi di
Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan
diterima di Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan.
Selama menuntut ilmu di IPB, penulis aktif pada beberapa organisasi
kemahasiswaan yakni sebagai anggota Bussiness Development Himpunan Profesi
Tree Grower Community (2011–2012) dan bendahara umum Tree Grower
Community (2012-2013).Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Mata
Kuliah Pengaruh Hutan (2013).
Penilis melakukan kegiatan Praktek Pengenalan Ekosisitem Hutan (PPEH)
di Cirebon dan Indramayu, Jawa Barat pada tahun 2012, Praktek Pengelolaan
Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), Sukabumi dan KPH
Cianjur, Jawa Barat pada tahun 2013 dan Praktek Kerja Profesi (PKP) di PT
Cibaliung Sumberdaya, Banten pada tahun 2014.
Untuk memperoleh gelar sarjana Kehutanan di Institut Pertanian Bogor,
penulis melakukan penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul “Perbaikan
Pertumbuhan Tanaman Sengon Buto (Enterolobium cyclocarpum Griseb.) dengan
Teknik Lateral Root Manipulation (LRM) di PT Cibaliung Sumberdaya, Banten”
di bawah bimbingan Dr Ir Yadi Setiadi, MSc

Dokumen yang terkait

PENGARUH BOBOT DAN KEDALAMAN PENANAMAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL SEMAI SENGON BUTO (Enterolobium cyclocarpum Jacq. Griseb)

0 6 1

Uji cepat viabilitas benih sengon buto (Euterolobium cyclocarpum Griseb) dengan tetrazolium

0 13 64

Pendugaan Viabilitas Benih Sengon Buto (Enterolobium Cyclocarpum Griseb.) dengan Berbagai Metode Uji Cepat

0 11 81

Pengaruh Asam Humat dan Kompos Aktif Untuk Memperbaiki Sifat Tailing dengan Indikator Pertumbuhan Tinggi Semai Enterolobium Cyclocarpum Griseb dan Altingia Excelsa Noronhae

2 13 69

Perbaikan pertumbuhan tanaman rasamala (Altingia excelsa Noronhae) dengan teknik Lateral Root Manipulation (LRM) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, kabupaten Sukabumi

0 7 47

Perbaikan pertumbuhan tanaman damar (Agathis loranthifolia Salisb.) dengan teknik LRM (Lateral Root Manipulation) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, kabupaten Sukabumi

0 4 46

Improve Plant Growth of Pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) by Lateral Root Manipulation Technique (LRM) in Quartzite Post Mining Land of Holcim Inc, Cibadak, Sukabumi Regency

0 4 89

Keanekaragaman Tumbuhan Bawah pada Tegakan Sengon Buto (Enterolobium cylocarpum Griseb.) dan Trembesi (Samanea saman Merr.) di Lahan Pasca Tambang Batubara PT Kitadin Embalut, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur

2 22 101

Perbaikan Pertumbuhan Tanaman Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Neilsen) dengan Teknik Lateral Root Manipulation (LRM) di Bojong Jengkol, Kabupaten Bogor

0 4 35

BLASTING DESIGN DEVELOPMENT AREA DECLINE CIBITUNG AND CIKONENG UNDERGROUND MINE PT CIBALIUNG SUMBERDAYA BANTEN

0 0 5