Pengembangan Sistem Informasi Hama dan Penyakit Kedelai

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI HAMA DAN
PENYAKIT KEDELAI

LAURA PUSPITA

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan Sistem
Informasi Hama dan Penyakit Kedelai adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2015
Laura Puspita
NIM G64100062

ABSTRAK
LAURA PUSPITA. Pengembangan Sistem Informasi Hama dan Penyakit
Kedelai. Dibimbing oleh YANI NURHADRYANI.
Kedelai merupakan salah satu komoditas yang berperan penting dalam
kebutuhan pangan, namun Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan kedelai
dalam negerinya. Beberapa permasalahan yang harus dihadapi oleh petani kedelai
diantaranya gangguan hama dan gangguan penyakit. Karena adanya keterbatasan
para ahli untuk memberikan informasi mengenai hama dan penyakit kedelai
secara langsung, maka perlu dibangun sebuah sistem yang dapat mengelola dan
menyimpan informasi agar dapat diakses dengan mudah. Penelitian ini bertujuan
untuk menambahkan informasi hama dan penyakit kedelai ke dalam sistem
informasi kedelai yang telah dipasang pada server dengan alamat kedelai.ipb.ac.id
dengan menggunakan metode system development life cycle. Metode ini terdiri
dari lima tahap, diantaranya: perencanaan, analisis, rancangan, implemantasi, dan
dukungan. Implementasi sistem informasi dilakukan dengan menggunakan Drupal
core. Hasil dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu informasi hama dan

penyakit. Bagian hama terdiri dari ciri hama, gejala, dan pengendalian. Bagian
penyakit terdiri dari ciri penyakit, gejala, dan pengendalian.
Kata kunci: sistem informasi, kedelai, hama, penyakit

ABSTRACT
LAURA PUSPITA. The Development of An Information System of Soybean
Pests and Diseases. Supervised by YANI NURHADRYANI.
Soybean is one of the commodities that is instrumental in food needs.
However, Indonesia has not been able to fulfill its own need of soybean. Some
problems faced by soybean farmers include the selection of good varieties,
disruption of pest and diseases. Because of the limitations of experts to
disseminate information about soybeans, it is necessary to build a system that can
manage and store information so that the information can be easily accessed. To
this end, we utilize the system development life cycle to develop information of
soybean pests and diseases into an information system kedelai.ipb.ac.id. This
method consists of five stages, namely: planning, analysis, design,
implementation, and support. A Drupal core is used in the implementation of the
information system in this research. The research result consists of two parts
namely the information of pest and disease. The information of pest consists of
the pest characteristics, indications, and controls. The disease information consists

of disease characteristics, indications, and controls.
Keywords: information systems, soybean, diseases, pests

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI HAMA DAN
PENYAKIT KEDELAI

LAURA PUSPITA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komputer
pada
Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015


Penguji :
1 Dr Desta Wirnas, SP, MSi
2 Firman Ardiansyah, Skom, MSi

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian ini ialah kedelai, dengan judul Pengembangan Sistem
Informasi Hama dan Penyakit Kedelai.
Keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini berkat peran dan bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang tulus
kepada:
1 Orangtua tercinta Bapak Heru Nugroho dan Ibu Rina Lestari Dewi, dan adik
tercinta Tommy Darmadi atas doa dan dukungannya.
2 Ibu Dr Yani Nurhadryani, SSi, MT selaku pembimbing yang dengan sabar
membimbing penulis dan telah memberikan arahan, saran, masukan dan
motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3 Ibu Dr Desta Wirnas, SP, MSi dan Bapak Firman Ardiansyah, SKom, MSi
selaku penguji atas masukan dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
4 Bapak Dr Ir Didik Harnowo, MS dan Pusat Perpustakaan Biologi dan Pertanian

yang telah memberi bantuan dalam mencari informasi dan data yang
dibutuhkan.
5 Keluarga Besar Sarjana Ilmu Komputer 47, Sergi, Putri, Ahmad Zulfikar,
Marina, dan Kristian yang selalu membantu dan memberikan semangat kepada
penulis.
6 Sahabat tersayang Rara, Miranti, Desi Kristiani, Yusuf yang membantu penulis
dalam memberikan dukungan, semangat, dan pengumpulan data.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan,
kritik, saran dan masukan dalam penelitian ini sangat penulis harapkan. Semoga
karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2015
Laura Puspita
NIM G64100062

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR

vi


DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2


Manfaat Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian

2

TINJAUAN PUSTAKA

2

Sistem Informasi

2

Data Informasi dan Pengetahuan

3


Pengembangan System Development Life Cycle (SLDC)

3

Hama Kedelai

4

Penyakit Kedelai

4

METODE

5

Tahap Perencanaan (Project Planning)

5


Tahap Analisis (Analysis)

5

Tahap Rancangan (Design)

6

Tahap Implementasi (Implementation)

6

Tahap Dukungan (Support)

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

6


SIMPULAN DAN SARAN

16

Simpulan

16

Saran

17

DAFTAR PUSTAKA

17

LAMPIRAN

19


RIWAYAT HIDUP

33

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Pendekatan SLDC
Jenis penyakit berdasarkan penyebabnya
Context Diagram Sistem Informasi Hama dan Penyakit Kedelai
Data Flow Diagram (DFD) level 1
Rancangan Entitas Relationship Diagram (ERD)
Tampilan sub menu ciri hama
Tampilan detail ciri hama
Tampilan teknologi pengendalian hama kedelai
Hasil pencarian teknologi pengendali hama
Tampilan sub-menu ciri penyakit
Tampilan gejala penyakit kedelai
Prosedur pemeliharaan sistem

5
9
10
10
11
13
13
14
14
15
15
16

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8

Hama kedelai yang menyerang pertanaman kedelai di Indonesia
Penyakit kedelai yang menyerang pertanaman kedelai di Indonesia
Ciri-ciri hama kedelai
Ciri-ciri penyakit kedelai
Hama kedelai dan bagian tanaman yang diserang

20
21
22
24
25

Gejala serangan hama kedelai pada areal pertanaman
Insektisida yang dapat digunakan untuk menekan perkembangan hama
Jenis penyakit, saat menyerang, cara pengendalian, dan pestisida yang
dianjurkan

26
27

9 Struktur menu sistem informasi hama dan penyakit kedelai
10 Daftar uji blackbox

28

30
31

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan yang telah lama
dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Kebutuhan kedelai sebagai bahan baku
pangan dan bahan baku pakan ternak terus meningkat seiring dengan
berkembangnya industri pangan dan pakan. Akan tetapi Indonesia belum mampu
memenuhi kebutuhan kedelai dalam negerinya. Produktivitas tanaman kedelai di
Indonesia masih rendah yaitu sekitar 1.28 t/ha (BPS 2005).
Gangguan hama dan gangguan penyakit menjadi salah satu penyebab
rendahnya produktivitas tanaman yang harus dihadapi petani dalam bertanam
kedelai. Serangan hama dan penyakit berpotensi menurunkan kualitas hasil
kedelai. Serangan hama dan penyakit tertentu pada tanaman seringkali
menampilkan gejala serupa. Oleh karena itu, gejala tersebut perlu diidentifikasi
agar penyebabnya dapat diketahui dengan tepat untuk menentukan cara
pengendalian atau pemulihan tanaman dengan efisien dan efektif. Faktor lain yang
dapat mempengaruhi adalah pengetahuan mengenai informasi hama dan penyakit
kedelai yang tidak tersebar luas ke petani karena petani tidak memiliki sarana dan
prasarana untuk mendapatkan akses informasi (BALITKABI 2011).
Salah satu upaya untuk mengelola pengetahuan adalah menggunakan
teknologi komputer dalam mensosialisasikan informasi hama dan penyakit kedelai.
Dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan layanan informasi detail tentang
hama penyakit kedelai dan dapat memudahkan pengguna mendapatkan informasi
yang sesuai dengan yang diinginkan. Sistem ini diharapkan dapat membantu
penyuluh, pengamat hama dan penyakit kedelai, teknisi, dan petani dalam
mengidentifikasi dan mengatasi gangguan hama dan penyakit pada tanaman
kedelai.
Yuniar (2013) membangun sistem manajemen pengetahuan hama kedelai
pada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA)
sebagai sarana berbagi pengetahuan bagi petani dan penyuluh lapang sebagai
upaya untuk meningkatkan pengetahuan. Sistem tersebut dibangun menggunakan
metode life cycle menurut Elias dan Hassan (2004). Atmoko et al. (2014)
membangun sistem informasi kedelai yang dibangun dengan berbasis Drupal core
yang dikombinasikan dengan seleksi modul sesuai fitur yang kompatibel terhadap
kebutuhan sistem. Dalam penelitian itu terdapat 15 modul untuk pengolahan
informasi dan 7 modul pendidikan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengintegrasikan dan memproses data
kedelai pada sistem informasi kedelai yang telah dibangun sebelumnya oleh
Atmoko et al. (2014). Dalam penelitian ini akan dikembangkan informasi kedelai
mengenai hama dan penyakit untuk kemudian ditambahkan ke dalam sistem
informasi yang telah terpasang pada server dengan alamat kedelai.ipb.ac.id.
Informasi dalam penelitian ini akan dikembangkan dengan bahasa pemrograman
PHP dan basis data MySQL, serta Drupal core.

2
Perumusan Masalah
Belum tersedianya informasi untuk komoditas hama dan penyakit kedelai
dikarenakan pengetahuan mengenai informasi hama dan penyakit kedelai yang
tidak tersebar luas ke petani karena petani tidak memiliki sarana dan prasarana
untuk mendapatkan akses informasi.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengintegrasikan informasi hama dan
penyakit kedelai ke dalam sistem informasi kedelai yang telah dipasang pada
server dengan alamat kedelai.ipb.ac.id.

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang hama dan
penyakit kedelai beserta teknologi pengendaliannya untuk mendukung petani,
penyuluh lapang, peneliti, dan masyarakat yang membutuhkan informasi dalam
menyebarluaskan informasi mengenai kedelai.

Ruang Lingkup Penelitian
Sistem informasi hama dan penyakit kedelai akan diintegrasikan pada
sistem informasi kedelai yang telah dipasang pada server dengan alamat
kedelai.ipb.ac.id dan dapat diakses secara bebas dan gratis.

TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi
Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerja
bersama untuk mencapai suatu tujuan dengan cara menerima masukan (input) dan
menghasilkan keluaran (output) di dalam suatu proses yang terorganisasi
(Satzinger et al. 2007). Informasi adalah data yang sudah diproses, dikumpulkan
dan memiliki makna dalam suatu konteks tertentu (Turban et al. 2005).
Sistem informasi merupakan suatu kumpulan komponen yang bekerja sama
untuk mengatur perolehan, penyimpanan, manipulasi dan distribusi informasi.
Sistem informasi (SI) dapat didefinisikan pula sebagai sebuah sistem terintegrasi,
sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi,
manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Sistem ini
memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual,
model manajemen dan pengambilan keputusan dan basis data. Sistem informasi
secara umum memiliki tiga fungsi utama yaitu: (1) mengambil data (data

3
capturing/ input), (2) mengolah, mentransformasikan dan mengkonversi data
menjadi informasi dan (3) mendistribusikan informasi (reporting/ disseminating)
kepada pemakai sistem informasi.

Data Informasi dan Pengetahuan
Menurut Bergeron (2003) pada dasarnya data, informasi dan pengetahuan
adalah konsep yang saling berhubungan. Data adalah angka atau atribut yang
bersifat kuantitas yang berasal dari hasil observasi atau eksperimen. Informasi
adalah kumpulan data yang telah diolah yang terkait dengan penjelasan dan
interpretasi. Sementara itu, pengetahuan adalah informasi yang telah diorganisasi
untuk meningkatkan pengertian dan pemahaman.

Pengembangan System Development Life Cycle (SLDC)
Salah satu konsep pengembangan sistem adalah siklus hidup
pengembangan sistem (System Development Life Cycle). SLDC adalah
keseluruhan proses
membangun,
menyebarkan,
menggunakan,
dan
memperbaharui sistem atau sebagai penyediaan kerangka kerja (framework) untuk
mengelola keseluruhan proses pengembangan sistem (Satzinger et al. 2007).
SLDC sangat baik digunakan dalam membangun sistem yang sudah dapat
diprediksi dan dapat didefinisikan dengan baik. Terdapat lima tahapan umum
pemecah masalah pada pendekatan SDLC. Berikut ini adalah uraian detail tahapan
SLDC:
1 Tahap Perencanaan (Project Planning)
Tujuan utama dari tahap perencanaan ini adalah mengidentifikasi lingkup
sistem baru dengan memastikan bahwa pekerjaan ini layak, mengalokasikan
waktu kerja, merencanakan sumber daya. Kegiatan yang paling penting dari
tahap perencanaan adalah dapat mendefinisikan secara tepat solusi masalah
bisnis dan ruang lingkup yang dibutuhkan. Pada tahapan ini, dapat diketahui
semua fungsi atau proses yang akan termasuk dalam sistem.
Pada tahap ini juga dilakukan studi literatur dan wawancara dengan pakar
untuk menggali informasi yang dibutuhkan yang terkait dengan penelitian.
2 Tahap Analisis (Analysis)
Tahap analisis adalah memahami dan mendokumentasikan kebutuhan
bisnis dan menentukan pemrosesan sistem baru. Analisis pada dasarnya
merupakan proses penemuan.
3 Tahap Rancangan (Design)
Tahap ini dilakukan untuk merancang sistem solusi berdasarkan ketentuan
yang ditetapkan dan pengambilan keputusan yang dibuat selama analisis.
Kegiatan utama pada tahap ini adalah merancang antarmuka pengguna,
merancang antarmuka sistem, merancang dan mengintegrasikan database,
merancang prototipe, merancang dan mengintegrasikan sistem kontrol.
4 Tahap Implementasi (Implementation)

4
Tujuan dari tahap ini adalah dapat menghasilkan suatu sistem handal yang
berfungsi penuh. Aktivitas yang dilakukan dalam kegiatan ini diantaranya:
membangun komponen perangkat lunak, memverifikasi dan menguji, melatih
pengguna dan dokumen sistem.
5 Tahap Dukungan (Support)
Tujuan dari tahap ini untuk menjaga sistem berjalan produktif selama
masa waktu hidup sistem. Dukungan ini dapat dilakukan dengan pemeliharaan
sistem dalam hal memperbaiki kesalahan yang tidak terdeteksi dalam
pengujian sistem, menjaga kemutakhiran sistem, dan meningkatkan sistem
sebagai saran yang nantinya diteruskan kepada spesialis informasi untuk
memodifikasi sistem.

Hama Kedelai
Tanaman kedelai sejak tumbuh ke permukaan tanah sampai panen tidak
luput dari serangan hama. Serangan hama kedelai adalah salah satu kendala dalam
usaha peningkatan produksi kedelai (Tengkano dan Soehardjan 1985). Lebih dari
20 spesies hama menyerang tanaman kedelai di Indonesia (Okada et al. 1988),
tetapi hanya 12-14 spesies yang secara ekonomi perlu diperhatikan dan disiapkan
cara-cara pengendaliannya, antara lain: lalat kacang (Ophiomya phaseoli), lalat
batang (Melanagromyza sojae), lalat pucuk (Melanagromyza dolichostigma),
pemakan daun (Chrysodeixes chalcites dan Spodoptera litura), penggerek polong
(Etiella zinckenella), dan penghisap polong (Nezara viridula, Piezodorus hybneri,
dan Riptortus linearis). Beberapa tahun terakhir pemakan polong (Helicoverpa
armigera), kutu kebul (Bemisia tabaci), dan kutu cabuk (Aphis glycines) meledak
populasinya mengakibatkan kerugian yang besar di sentra-sentra tanaman kedelai.

Penyakit Kedelai
Gangguan penyakit tanaman menjadi salah satu penyebab rendahnya
produktivitas tanaman kedelai. Tidak kurang dari 20 jenis penyakit yang
disebabkan oleh patogen jamur, bakteri, virus, dan mikoplasma menyerang
tanaman kedelai di Indonesia telah diidentifikasi.
Petani umumnya kurang memahami penyakit tanaman karena: (1) patogen
penyebab penyakit bersifat mikroskopis/ submikroskopis, tidak kasat mata, (2)
gejala penyakit tanaman kadang-kadang serupa dengan gejala kahat atau
keracunan hara, (3) keterbatasan pengetahuan petugas dan petani tentang patogen
dan penyakit tanaman. Di beberapa daerah munculnya gejala penyakit bercak
daun sering diartikan sebagai tanda bahwa tanaman mereka sudah cukup umur
untuk dipanen.

5

METODE
Metode perancangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode system development life cycle (SLDC) yang dikemukakan oleh Satzinger
et al. (2007). Secara keseluruhan metode penelitian yang dilakukan pada Gambar
1.

Gambar 1 Pendekatan SLDC (Satzinger et al. 2007)
Metode ini digunakan dalam penelitian untuk dapat mengakomodasi
beberapa kebutuhan dari pengguna akhir dan pengadaan perbaikan masalah yang
terkait dengan pengembangan perangkat lunak.

Tahap Perencanaan (Project Planning)
Tahap perencanaan yang dilakukan adalah pengelolaan sumber daya, studi
literatur, dan wawancara. Pengelolaan sumber daya dilakukan dengan menentukan
siapa yang mengelola sistem, perangkat lunak dan perangkat keras apa yang
digunakan dalam sistem informasi hama dan penyakit kedelai.
Studi literatur dilakukan dengan menggali informasi dan pengetahuan dari
buku, jurnal dan artikel-artikel ilmiah terkait dengan hama dan penyakit tanaman
kedelai. Selain itu dilakukan wawacara dengan peneliti kedelai dari Departemen
Agronomi dan Holtikultura, Institut Pertanian Bogor dan peneliti kedelai dari
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian, Malang.

Tahap Analisis (Analysis)
Tahap ini meliputi beberapa aspek dalam sistem, seperti analisis
kebutuhan sistem, analisis kebutuhan pengguna, dan analisis kebutuhan data dan
informasi. Analisis kebutuhan sistem dilakukan dengan menentukan batasan
sistem yang akan digunakan atau sistem yang dibutuhkan pengguna. Analisis
kebutuhan pengguna dilakukan dengan menentukan target, dan latar belakang
pengguna sistem. Sementara itu, analisis kebutuhan data dan informasi dilakukan
dengan mengidentifikasi dan menentukan kepentingan parameter serta mengambil
inti dari hasil analisis berupa parameter kunci. Proses bisnis dan data yang telah
dianalisis dibuat dalam bentuk context diagram (CD), data flow diagram level 1
(DFD level 1) dan entity relationship diagram (ERD).

6

Tahap Rancangan (Design)
Tahap ini dilakukan untuk merancang sistem solusi berdasarkan ketentuan
yang ditetapkan dan pengambilan keputusan yang dibuat selama analisis. Pada
tahap ini akan dilakukan perancangan prototipe dengan merancang antarmuka
sistem.

Tahap Implementasi (Implementation)
Pada tahap ini basis data yang sudah di desain akan diimplementasikan
dengan menggunakan MySQL, penulisan kode program dengan menggunakan
bahasa pemrograman PHP, lalu mengintegrasikan informasi hama dan penyakit
kedelai ke dalam sistem informasi kedelai yang telah dipasang pada server dengan
alamat kedelai.ipb.ac.id yang dibangun dengan berbasis Drupal core.
Pada tahap ini akan dilakukan pula pengujian sistem. Pengujian terhadap
sistem dilakukan dengan menggunakan metode blacbox testing sesuai dengan
fungsi menu pada sistem.

Tahap Dukungan (Support)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjaga sistem berjalan produktif
selama masa waktu hidup sistem. Dukungan ini dapat dilakukan dengan
pemeliharaan sistem dalam hal memperbaiki kesalahan yang tidak terdeteksi
dalam pengujian sistem, menjaga kemutakhiran sistem, dan meningkatkan sistem
sebagai saran yang nantinya diteruskan kepada spesialis informasi untuk
memodifikasi sistem.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap Perencanaan
Pada tahap ini akan dilakukan analisis terhadap kebutuhan. Kebutuhan
perangkat lunak yang digunakan adalah Web Server Apache, MySQL,
Macromedia Dreamweaver, Adobe Photoshop, Microsoft Visio 2007, Microsoft
Office 2007, Drupal core, dan Notepad++. Kebutuhan perangkat keras yang
digunakan adalah processor Intel Core i5 Toshiba Satellite L640 dengan RAM 1
GB.
Tahap berikutnya adalah studi literatur dan wawancara dengan peneliti
kedelai. Studi literatur dilakukan dengan menggali informasi dan pengetahuan
dari buku, jurnal, dan artikel-artikel ilmiah terkait dengan penelitian.
Pengumpulan pustaka dilakukan di beberapa tempat yaitu Perpustakaan LSI IPB,
Perpustakaan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Bogor, dan
Departemen Agronomi dan Holtikultura IPB.

7
Wawancara dilakukan dengan peneliti kedelai atau pakar dari Departemen
Agronomi dan Holtikultura, Institut Pertanian Bogor dan peneliti dari Balai
Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian (BALITKABI), Malang. Peneliti yang
dilibatkan ialah Dr Desta Wirnas, SP, MSi adalah dosen dan peneliti kedelai dari
Institut Pertanian Bogor dan Dr Ir Didik Harnowo, MS adalah Kepala Balai
Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian dan peneliti kedelai dari BALITKABI
Malang. Wawancara dilakukan pada bulan Januari 2015 di Institut Pertanian
Bogor.

Tahap Analisis

A

Hasil dari tahap analisis sistem sebagai berikut:
Analisis Kebutuhan Pengguna
Pengguna pada sistem ini adalah penyuluh pertanian, petani, pakar,
kelompok tani, pengguna umum. Dalam sistem ini pengguna dapat
mengakses langsung informasi mengenai manajemen pengetahuan kedelai
dengan bebas tanpa harus melakukan login terlebih dahulu ke sistem. Hal
ini dilakukan untuk mempermudah pengguna.

B

Analisis Sistem
Gangguan hama dan penyakit merupakan masalah penting yang
dihadapi petani dalam bertanam kedelai karena dapat menurunkan hasil
produktivitas dan berpotensi menurunkan kualitas hasil. Oleh karena itu,
pada sistem informasi hama dan penyakit kedelai ini terdapat detil hama
dan penyakit tanaman kedelai termasuk ciri-ciri, gejala, dan
pengendaliannya yang diharapkan dapat membantu penyuluh, pengamat
hama penyakit, teknisi, dan petani dalam mengidentifikasi dan mengatasi
gangguan hama dan penyakit.
Fungsi yang terdapat pada sistem ini terdiri atas fungsi hama dan
fungsi penyakit. Fungsi hama terdiri dari ciri-ciri hama, gejala, dan
teknologi pengendalian. Fungsi penyakit terdiri dari ciri-ciri penyakit,
gejala, dan teknologi pengendalian.

C

Analisis Data dan Informasi
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data dan informasi yang
didapatkan. Analisis data tersebut meliputi beberapa hal diantaranya:
1) Melengkapi data hama kedelai. Data yang digunakan dalam penelitian
ini didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh Yuniar (2013);
Buku Hama, Penyakit, dan Masalah Hara pada Tanaman Kedelai yang
diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Kementerian Pertanian tahun 2014; Buku Kedelai yang diterbitkan
oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan ptahun
2013; Buku Pegangan Hama-Hama Kedelai di Indonesia yang
diterbitkan oleh Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya
Genetik Pertanian Badan PPP tahun 2002. Data hama kedelai dapat
dilihat pada Lampiran 1.

8
2) Melengkapi data penyakit pada kedelai. Data penyakit yang terkumpul
berjumlah 20 penyakit. Data penyakit yang digunakan dalam
penelitian ini didapatkan dari buku Compendium of Soybean Disease;
Buku Hama, Penyakit, dan Masalah Hara pada Tanaman Kedelai yang
diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Kementerian Pertanian tahun 2014; Buku Kedelai yang diterbitkan
oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan tahun
2013; Buku Pegangan Hama-Hama Kedelai di Indonesia yang
diterbitkan oleh Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya
Genetik Pertanian Badan PPP tahun 2002. Data penyakit kedelai dapat
dilihat pada Lampiran 2.

1)

2)
3)
4)
5)

6)

7)

8)
9)

10)

11)

Sementara itu, analisis informasi meliputi beberapa hal antara lain:
Ciri-ciri hama kedelai berdasarkan bentuk terbagi menjadi larva dan
imago. Setiap hama memiliki ciri khas seperti yang ditunjukkan pada
Lampiran 3.
Setiap penyakit mempunyai cirri khas tersendiri seperti yang
ditunjukkan pada Lampiran 4.
Komponen teknologi pengendali hama kedelai yang dapat diterapkan
adalah fisik dan mekanik, kultural, hayati, kimia, dan varietas tahan.
Bagian tanaman kedelai yang diserang terbagi menjadi batang, daun,
dan polong seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 5.
Untuk melakukan pencarian gejala hama dapat dilakukan dengan
memilih jenis hama yang menyerang tanaman kedelai. Gejala
serangan yang ditimbulkan dapat dilihat pada Lampiran 6.
Insektisida kimia digunakan setelah nilai ambang kendali hama
tercapai. Insektisida yang diperlukan untuk pengendalian hama dapat
dilihat pada Lampiran 7.
Saat menyerang penyakit kedelai terbagi menjadi 1 mst-panen, 1 mstdewasa, 3 mst-panen, 3 mst-dewasa, 4 mst-panen, 4 mst-dewasa, dan
muda-dewasa seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 8.
Untuk melakukan pencarian gejala penyakit dapat dilakukan dengan
memilih jenis penyakit yang menyerang tanaman kedelai.
Untuk melakukan pencarian pengendalian hama dapat dilakukan
dengan memilih jenis hama yang menyerang tanaman kedelai dan
sistem akan menampilkan teknologi pengendalian hama berdasarkan
komponen yang telah ditentukan.
Untuk melakukan pencarian pengendalian penyakit dapat dilakukan
dengan memilih jenis penyakit yang menyerang tanaman kedelai dan
sistem akan menampilkan teknologi pengendalian penyakit
berdasarkan komponen yang telah ditentukan.
Pada Gambar 2 menujukkan jenis penyakit berdasarkan penyebabnya.

9

Gambar 2 Jenis penyakit berdasarkan penyebabnya

Tahap analisis kebutuhan menghasilkan context diagram dan data flow
diagram level 1 (DFD level 1) yang ditunjukkan pada Gambar 3 dan Gambar 4.
Pada analisis kebutuhan juga diperoleh data yang dibutuhkan dalam
pengembangan sistem. Terdapat 6 entitas yang diperlukan yaitu entitas hama, ciri
hama, gejala hama, teknologi pengendali hama, penyakit, ciri penyakit, gejala
penyakit, dan teknologi pengendali penyakit. Gambar 5 menunjukkan entity
relantionship diagram (ERD) dari sistem informasi hama dan penyakit kedelai.

10

Data ciri penyakit, gejala,
dan teknologi pengendali
Data ciri hama, gejala, dan
teknologi pengendali hama

jenis pengendalian
dan penyakit

Sistem
Informasi Hama
dan Penyakit
Kedelai

Data hama
dan penyakit

User

Jenis pengendalian
dan hama

Data hama
dan penyakit

Administrator

Gambar 3 Context diagram sistem informasi hama dan penyakit kedelai

Data hama
dan penyakit
Data hama
dan penyakit

Data hama
dan penyakit
Mengelola
informasi
hama dan
penyakit

Data gejala dan
pengendlaian

User

Data gejala dan
pengendalian

Data hama
Dan penyakit

Data hama
dan penyakit
Data gejala
dan pengendalian

Mencari
gejala dan
teknologi
pengendali

Data gejala dan
pengendalian

Admin

Data gejala
dan pengendalian

Data gejala
dan pengendalian

Data gejala
dan teknologi
pengendali

Gambar 4 Data flow diagram (DFD) level 1

11

kd_hama

nama_indo

class

ordo

Ciri_imago

species

gejala

pengendalian

Ciri_larva
Hama

Kd_pola
1

Desk_gejala

1

Melakukan

Memiliki

M

M

Pengendalian
Hama

Bagian_terserang

Id_hama

Kd_bagian
Jenis_pengendali_
hama

M

Nama_bagian

deskripsi
Jenis_pengendali_
penyakit

Id_penyakit

Mempunyai

deskripsi
1

Pengendalian
Penyakit

Pola

M
Kd_pola

Kd_serangan

nama

Melakukan
Kd_penyakit
1
deskripsi
Nama_indo
Penyakit
Nama_latin

Desk_gejala

Cara_pengendalia
n

gejala
Kd_bagian

Gambar 5 Rancangan entitas relationship diagram (ERD)
Tahap Rancangan
Tahap ini dilakukan untuk merancang sistem solusi berdasarkan ketentuan
yang ditetapkan dan pengambilan keputusan yang dibuat selama analisis. Pada
tahap ini dilakukan perancangan struktur menu sistem informasi hama dan
penyakit kedelai yang ditunjukkan pada Lampiran 9.
Fungsi yang terdapat pada sistem adalah fungsi hama yang terdiri dari ciri
hama, gejala, dan teknologi pengendalian. Fungsi penyakit yang terdiri dari ciri
penyakit, gejala, dan teknologi pengendalian.

12
Tahap Implementasi
1) Implementasi sistem
Implementasi sistem manajemen pengetahuan ini menggunakan Drupal core
versi 7.26 dan PHP.
2) Sistem informasi hama dan penyakit kedelai
Pada menu sistem informasi hama dan penyakit kedelai akan terbagi menjadi
sub-menu yang terdiri dari:
(i) Hama terdiri dari ciri hama, gejala, dan teknologi pengendali. Pada menu
ini ditampilkan secara lebih terperinci mengenai hama kedelai.
Diharapkan menu ini dapat membantu pengguna melakukan identifikasi/
pengenalan terhadap hama kedelai, gejala yang ditimbulkan, dan cara
mengendalikan serangan hama.
(ii) Penyakit terdiri dari ciri penyakit, gejala, dan teknologi pengendali. Pada
menu ini ditampilkan secara lebih terperinci mengenai penyakit kedelai.
Diharapkan menu ini dapat membantu pengguna melakukan identifikasi/
pengenalan terhadap penyakit kedelai, gejala yang ditimbulkan, dan cara
mengendalikan serangan penyakit.
Pada halaman menu ciri hama menampilkan ciri hama kedelai dari 31
hama kedelai yang berhasil dikumpulkan seperti yang ditampilkan pada Gambar 6.
Aksi detil yang terdapat pada Gambar 6 akan menampilkan detil dari hama yang
dipilih seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 6 Tampilan sub-menu ciri hama

13

Gambar 7 Tampilan detail ciri hama
Tampilan dari menu teknologi pengendali hama kedelai ditunjukkan pada
Gambar 8. Contoh hasil dari pencarian teknologi pengendali hama ditunjukkan
pada Gambar 9.

Gambar 8 Tampilan teknologi pengendalian hama kedelai

14

Gambar 9 Hasil pencarian teknologi pengendali hama
Pada menu penyakit memberikan informasi penyakit yang menyerang
kedelai beserta ciri penyakit, gejala yang ditimbulkan, dan pengendaliannya.
Halaman ini terdiri dari menu ciri penyakit, menu gejala, dan menu teknologi
pengendalian.
Menu ciri penyakit menampilkan ciri-ciri penyakit kedelai seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 10.

Gambar 10 Tampilan sub-menu ciri penyakit
Menu gejala penyakit menampilkan deksripsi gejala yang ditimbulkan
oleh penyakit. Informasi gejala penyakit didapatkan dengan memilih nama
penyakit seperti pada Gambar 11.

15

Gambar 11 Tampilan gejala penyakit kedelai
3) Pengujian sistem
Setelah sistem diimplementasikan lalu dilakukan pengujian untuk mengetahui
kecocokan sistem dan kebutuhan pengguna. Pengujian sistem manajemen
pengetahuan hama kedelai dilakukan dengan metode blackbox dengan
memberikan input dan melihat output yang muncul dari sistem. Pengujian
dilakukan untuk beberapa kasus uji berdasarkan kebutuhan pengguna. Kasus
pengujian yang dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi yang telah dibangun.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa menu hama dan penyakit telah
berfungsi dengan baik. Sistem informasi hama dan penyakit kedelai berhasil
dikembangkan dengan baik. Cara pengujian dapat dilihat pada Lampiran 10.

Tahap Dukungan
Sistem yang telah berhasil dibangun dan disetujui untuk digunakan,
selanjutnya akan dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan sistem berupa update
informasi atau desain halaman web dapat dilakukan secara periodik. Informasi
pada sistem sebaiknya diperbaharui minimal sebulan sekali untuk mengikuti
perkembangan terbaru informasi hama dan penyakit tanaman kedelai yang
teridentifikasi oleh peneliti hama penyakit. Pembaharuan ini dilakukan untuk
menarik perhatian pengguna lain sehingga pengguna tidak cepat bosan dan akan
kembali mengunjungi situs. Skema aliran prosedur pemeliharaan sistem dapat
dilihat pada Gambar 12.
Pemeliharaan sistem dapat diawali dari masukan oleh pengguna atau ahli
kedelai. Apabila disetujui dilakukannya perubahan, maka akan ditinjau kembali
permintaan dan mengumpulkan informasi yang diperlukan. Setelah rancangan
perubahan disetujui, maka dilakukan perubahan sistem sesuai permintaan dan
dilakukan pengujian sistem untuk memastikan perubahan telah dilakukan dengan
benar. Pengujian dilakukan terhadap pengguna sistem untuk mengetahui
penerimaan pengguna sistem terhadap sistem yang diperbaharui. Apabila
pengujian sistem tidak menujukkan hasil bahwa perubahan telah dilakukan
dengan benar dan tidak mengalami kesalahan serta uji coba menujukkan
penerimaan baik dari pengguna sistem, maka dilakukan penerapan sistem baru

16
atau penyesuaian data atau modifikasi sistem pada sistem yang lama. Setelah
perubahan sistem dilakukan akan dipublikasikan bahwa sistem telah diperbaharui.
Pembuatan permintaan

Meninjau ulang permintaan untuk
menentukan kebutuhan
Tidak disetujui
Persetujuan

Selesai, pembuatan
alasan penolakan

Disetujui
Meninjau kebutuhan permintaan dan
mengumpulkan informasi

Melakukan perubahan dan pengujian

Penyatuan data atau modifikasi

Pemberitahuan perubahan selesai

Selesai

Gambar 12 Prosedur pemeliharaan sistem

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Simpulan dari hasil penelitian ini, yaitu penambahkan informasi hama dan
penyakit kedelai ke dalam sistem informasi kedelai dan pendidikan kedelai yang
telah terpasang sebelumnya menyediakan dua menu, yaitu menu hama dan menu
penyakit. Pada menu hama terbagi menjadi ciri hama, gejala, dan teknologi
pengendali. Sementara itu, pada menu penyakit terbagi menjadi ciri penyakit,
gejala, dan teknologi pengendali. Implementasi sistem pengetahuan dilakukan
dengan menggunakan Drupal core dan PHP. Perbaikan dilakukan pada data hama
yang didapatkan pada penelitian sebelumnya.

17

Saran
Melihat kurangnya ketersediaan data hama dan penyakit kedelai, termasuk
ketersediaan foto atau gambar asli hama dan penyakit kedelai, maka perlu adanya
perbaikan ketersediaan data yang lebih lengkap dan detail oleh pemulia atau
lembaga terkait.

DAFTAR PUSTAKA
Atmoko W, Ardiansyah F, Wirnas D. 2014. Distribusi drupal sistem informasi
dan pendidikan kedelai. Di dalam: Raffiudin R, Supena EDJ, Widyastuti U,
Purwatiningsih, Sumaryada TI, Sitanggang IS, Kusuma WA, Sulistyani,
Indahwati, Effendi S, Kusnanto A, editor. Semirata 2014 Bidang MIPA
BKS-PTN-Barat; 2014 Mei 9-11; Bogor, Indonesia. Bogor(ID): FMIPA IPB.
hlm 313-321.
[BALITKABI] Balai Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. 2011. Deskripsi
Varietas Unggul Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. Malang (ID):
Deptan.
Baliadi Y, Tengkano W, Bedjo, Suharsono, Subandi. 2008. Pedoman Penerapan
Rekomendasi Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Kedelai di Indonesia.
Malang (ID): Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbiumbian.
Bergeron B. 2003. Essentials of Knowledge Management. New Jersey (US): John
Wiley.
[BPS] Biro Pusat Statistik. 2005. Land Utilization by Proviences in Indonesia
[Internet]. [diunduh 2014 September 20]. Tersedia pada: http//:bps.go.id/
Elias MA, Hassan MG. 2004. Knowledge Management. Prentice Hall (US):
Pearson Education.
Imam M, Tengkano W. 2002. Buku Pegangan Hama-Hama Kedelai di Indonesia.
Bogor (ID): Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik
Pertanian.
Marwoto, Hardaningsih S, Taufiq A. 2014. Hama, Penyakit, dan Masalah Hara
pada Tanaman Kedelai. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan.
O’Brien JA. 2011. Introduction to Informations System. Ed ke-12. New York
(US): McGraw-Hill.
Okada, Tengkano, Djuarso. 1988. An outline of soybean pest in Indonesia in
faunestic aspects. Di dalam: Karama A, Syarifuddin, editor. Seminar Balai
Penelitian Tanaman Pangan; 1988 Februari 13-14; Bogor, Indonesia. Bogor
(ID): Balai Penelitian Tanaman Pangan. hlm 37.
Tengkano W, Soehardjan M. 1985. Jenis-jenis hama pada berbagai fase
pertumbuhan kedelai. Di dalam: Somaatmadja S, Ismunadji M, Sumarno,

18
Syam M, Manurung SO, Yuswadi, editor. Kedelai. Bogor (ID): Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
Tjahjadi N. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Turban, Rainer, Potter. 2005. Introduction to Information Technology. Ed ke-3.
New Jersey (US): John Wiley.
Satzinger J, Jackson R, Burd S. 2007. System Analysis and Design. Ed ke-4.
Boston (CA): Thomson Course Tech.
Yuniar Hendra. 2013. Sistem manajemen pengetahuan hama kedelai pada pusat
perpustakaan dan penyebaran teknologi pertanian [tesis]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.

19

LAMPIRAN

20
Lampiran 1 Hama kedelai yang menyerang pertanaman kedelai di Indonesia
Species
Ophiomyia phaseoli Tr.
Phaedonia inclusa Stal.
Bemisia tabaci Genn.
Spodoptera litura F
Etiella zinckenella Tr.
Etiella hobsoni Butl.
Nezara viridula L.
Piezodorus hybneri Gmelin
Riptortus linearis F.
Agrotis spp.
Aphis glycines Mats.
Plautia sp.
Liriomyza sp.
Anoplocnemis phasiana
Melanagromyza dolichostigma De Mey
Melanagromyza sojae Zehnt.
Lamprosema indicata F.
Helicoverpa armigera Hubner
Adoxophyes privatana
Tetranychus bimaculatus Harv.
Aleurodicus disperses Russell
Chrysodeixis chalcities
Longitarsus suturellinus Csiki.
Stomopterix subcesivella Zell.
Melanacanthus sp.

Nama Hama
Lalat kacang
Kumbang daun
Kutu kebul
Ulat grayak
Penggerek polong
Penggerek polong
Kepik hijau
Kepik hijau pucat
Kepik coklat
Ulat tanah
Kutu cabuk
Plautia sp.
Lalat penggorok daun
Penghisap pucuk
Penggerek pucuk kedelai
Penggerek batang kedelai
Penggulung daun
Pemakan polong
Penggulung daun
Tungau merah
Kutu putih
Ulat jengkal
Kumbang kuning
Hama daun
Kepik coklat kacang-kacangan

21
Lampiran 2 Penyakit kedelai yang menyerang pertanaman kedelai di Indonesia
Species
Phakospora pachyrhizi
Cercospora sojina
Cercospora kikuchii
Colletotrichum lindemuthianum Dematium sp.
Rhizoctonia solani
Sclerotium rolfsii
Peronospora sp.
Pseudomonas syringae pv. Glycinea
Xanthomonas campestris pv. Glycines
Mikoplasma
Soybean mosaic virus (SMV)
Soybean yellow mosaic virus (SYMV)
Bean yellow mosaic virus (BYMV)
Bean common mosaic virus (BCMV)
Peanut mottle virus (PMoV)
Peanut stripe virus (PStV)
Blakeye cowpea mosaic virus (BICMV)
Soybean dwarf virus (SDV)
Soybean stunt virus (SDV)
Cowpea mild mottle virus (CMMV)

Nama Penyakit
Karat daun
Bercak daun
Bercak mata katak
Anthraknose
Hawar batang
Rebah semai
Downy mildew
Hawar bakteri
Pustul bakteri
Sapu setan
Mosaik
Mosaik
Mosaik
Mosaik
Mosaik
Mosaik
Mosaik
Kerdil kedelai
Katai kedelai
Belang semar

22
Lampiran 3 Ciri-ciri hama kedelai
Hama
Ophiomyia phaseoli Tr.

Bentuk
Larva

Imago
Phaedonia inclusa Stal.

Larva
Imago

Bemisia tabaci Genn.

Larva
Imago

Spodoptera litura F

Larva

Etiella zinckenella Tr.

Imago
Larva

Imago
Etiella hobsoni Butl.

Larva

Nezara viridula L.

Imago
Larva

Imago

Piezodorus hybneri
Gmelin

Larva

Imago

Ciri khas hama
Ulat berwarna kekuningan dengan bentuk
memanjang dan ramping biasanya larva dan
pupa biasanya terdapat di kulit batang
Lalat berukuran kecil berwarna hitam
mengkilap
Mirip kutu berwarna hitam
Kumbang dengan kepala dan toraks berwarna
kemerahan sayap depan mengkilap berwarna
hitam kebiru-biruan bagian pinggir berwarna
kuning. Apabila tanaman tersentuh imago
akan menjatuhkan diri pura-pura mati.
Bentuk bulat telur dan gepeng berwarna
pucat sampai kuning kehijauan.
Imago berukuran kecil mirip kutu tubuh
berwarna putih dengan sayap jernih ditutupi
lapisan lilin berwarna putih.
Larva muda mirip ulat berwarna kehijuan
dengan bintik hitam pada abdomen, larva tua
abu-abu gelap atau coklat dengan 5 garis
memanjang sepanjang badan dengan warna
kuning pucat atau kehijauan
Mirip kecoa berwarna kecoklatan
Ulat dengan larva instar 2,3,4 berwarna
kehijauan dengan garis merah dan ditumbuhi
bulu-bulu. Kepala larva instar 2,3 berwarna
hitam. Kepala larva instar 4 berwarna kuning.
Mirip belalang berwarna keabu-abuan dan
mempunyai perilaku tertarik pada cahaya
Ulat dengan larva instar 2,3,4 berwarna
kehijauan dengan garis merah dan ditumbuhi
bulu-bulu. Kepala larva instar 2,3 berwarna
hitam. Kepala larva instar 4 berwarna kuning.
Mirip belalang berwarna hitam keabu-abuan
Nimfa mirip kumbang kecil terdiri dari 5
instar yang berbeda warna dan ukuran,
kemerahan, hitam berbintik putih, hijau
berbintik hitam dan putih, hijau berbintik
hitam dan putih
Mirip kumbang berwarna hijau berbintik
hitam dan putih. Pagi hari biasanya tinggal di
permukaan bagian atas daun untuk berjemur,
setelah siang hari turun ke polong untuk
berteduh dan makan.
Nimfa mirip kumbang kecil berbentuk jorong
berwarna kehitaman, kekuning-kuningan,
kecoklat-coklatan
Mirip kumbang berwarna hijau pucat pada
bagian tengah kepalanya terdapat garis
membujur berwarna

23
Lanjutan
Hama
Riptortus linearis F.

Bentuk
Larva
Imago

Agrotis spp.
Aphis glycines Mats.
Plautia sp.
Liriomyza sp.
Anoplocnemis phasiana

Melanagromyza
dolichostigma De Mey

Larva
Imago
Larva
Imago
Larva
Imago
Larva
Imago
Larva
Imago

Larva

Imago
Melanagromyza sojae
Zehnt.

Larva

Imago
Lamprosema indicata F.

Larva

Helicoverpa armigera
Hubner
Adoxophyes privatana

Imago
Larva
Imago
Larva

Tetranychus bimaculatus
Harv.

Imago
Larva
Imago

Aleurodicus disperses
Russell

Larva

Imago

Ciri khas hama
Nimfa mirip semut gramang berwarna
kemerahan dan kekuningan.
Imago mirip walang sangit berukuran
panjang berwarna kuning coklat.
Ulat berwarna kelabu, coklat atau hitam
-Berbentuk kutu
Kutu daun berwarna hijau kekuningan
Mirip kutu berwarna hitam
Mirip kumbang berwarna hijau gelap
-Lalat berwarna hitam gelap
Mirip semut hitam
Imago mirip walang sangit berukuran besar
berwarna coklat. Pada waktu menghisap
cairan tanaman biasanya posisi kepalanya
menghadap kebawah.
Berupa ulat yang menggerek masuk kedalam
jaringan daun dan menuju tangkai daun dan
batang. Larva dan pupa dapat dijumpai
didalam pucuk yang baru layu.
Lalat berukuran kecil berwarna hitam
mengkilap
Berupa ulat tinggal dan menggerek batang.
Sebelum memasuki stadium pupa larva
membuat lubang untuk keluar dekat pangkal
batang. Letak larva dan pupa didalam batang
(empelur)
Lalat berukuran kecil berwarna hitam
mengkilap
Berupa ulat berwarna hijau licin transparan
dan agak mengkilat dengan bercak hitam di
kedua sisi prothorax
Mirip kupu berwarna coklat terang
Berupa ulat berwarna coklat atau hijau muda.
Mirip kupu berwarna coklat terang
Berupa ulat dengan kepala berwarna kuning,
torak dan abdomen berwarna hijau
Mirip kecoa berwarna coklat terang
-Tungau berukuran kecil dengan tubuh bulat
kemerah-merahan, kaki dan alat mulutnya
berwarna putih dan hanya aktif disiang hari.
Berbentuk oval, pipih, berwarna kuning
pucat dan ditepinya dikelilingi oleh lapisan
lilin berwarna putih
Mirip ngengat kecil dengan sayap tertutup
lapisan lilin putih

24
Lanjutan
Hama
Chrysodeixis chalcities

Longitarsus suturellinus
Csiki.

Bentuk
larva

Imago
Larva
Imago

Stomopterix subcesivella
Zell.

Larva

Melanacanthus sp.

Imago
Larva
Imago

Chrysodeixis chalcities

larva

Longitarsus suturellinus
Csiki.

Imago
Larva
Imago

Stomopterix subcesivella
Zell.

Larva

Ciri khas hama
Berupa ulat berwarna hijau dan bergerak
seperti orang mengukur panjang dengan
jengkalnya
Mirip kupu berwarna coklat terang
Mirip kutu berwarna hitam
Kumbang berwarna kuning dengan garis
hitam keabu-abuan sepanjang sayap depan
Larva berbentuk ulat memakan jaringan hijau
daun
-Mirip semut hitam
Mirip walang sangit
berukuran kecil
berwarna coklat keabu-abuan.
Berupa ulat berwarna hijau dan bergerak
seperti orang mengukur panjang dengan
jengkalnya
Mirip kupu berwarna coklat terang
Mirip kutu berwarna hitam
Kumbang berwarna kuning dengan garis
hitam keabu-abuan sepanjang sayap depan
Larva berbentuk ulat memakan jaringan hijau
daun

25
Lampiran 4 Ciri-ciri penyakit kedelai
Species
Phakospora pachyrhizi

Cercospora sojina
Cercospora kikuchii
Colletotrichum lindemuthianum Dematium sp.
Rhizoctonia solani

Sclerotium rolfsii
Peronospora sp.
Pseudomonas syringae pv. Glycinea

Xanthomonas campestris pv. Glycines

Mikoplasma
Soybean mosaic virus (SMV)
Soybean yellow mosaic virus (SYMV)
Bean yellow mosaic virus (BYMV)
Bean common mosaic virus (BCMV)
Peanut mottle virus (PMoV)
Peanut stripe virus (PStV)
Blakeye cowpea mosaic virus (BICMV)
Soybean dwarf virus (SDV)
Soybean stunt virus (SDV)
Cowpea mild mottle virus (CMMV)

Ciri
Pada daun terdapat bercak-bercak
yang berisi uredia (badan buah yang
memproduksi spora)
Bercak berwarna coklat, , berbentuk
bulat
Pengisian biji dengan warna ungu
muda.
Bintik-bintik hitam berupa duri-duri
jamur.
Membentuk
sklerotia
berwarna
coklat sampai hitam, bentuk tidak
beraturan
--Bercak warna putih kekuningan,
bulat dengan batas yang jelas
Bercak kecil, bersegi, tembus cahaya
dan tampak kebasahan berwarna
kekuningan atau coklat muda.
Bercak kecil pada permukaan dua
daun,
berwarna
hijau
pucat,
menonjol pada bagian tengah
--Warna hijau gelap di sepanjang
tulang daun.
Bercak klorotik
Bercak klorotik dan tulang daun
menjadi jernih.
Bercak klorotik
Bercak klorotik
Bercak lokal klorotik diikuti oleh
belang sistemik
Bercak klorotik
Tanaman menjadi kerdil
Bercak klorotik ringan pada daun
Tulang daun menjadi jernih dan daun
menggulung ke bawah

26
Lampiran 5 Hama kedelai dan bagian tanaman yang diserang (Imam M dan
Tengkano 2002)
Species

Nama Indo

Ophiomyia phaseoli Tr.
Lalat kacang
Phaedonia inclusa Stal.
Kumbang daun
Bemisia tabaci Genn.
Kutu kebul
Spodoptera litura F
Ulat grayak
Etiella zinckenella Tr.
Penggerek polong
Etiella hobsoni Butl.
Penggerek polong
Nezara viridula L.
Kepik hijau
Piezodorus hybneri Gmelin
Kepik hijau pucat
Riptortus linearis F.
Kepik coklat
Agrotis spp.
Ulat tanah
Aphis glycines Mats.
Kutu cabuk
Plautia sp.
Plautia sp.
Liriomyza sp.
Lalat penggorok daun
Anoplocnemis phasiana
Penghisap pucuk
Melanagromyza dolichostigma De Penggerek
pucuk
Mey
kedelai
Melanagromyza sojae Zehnt.
Penggerek
batang
kedelai
Lamprosema indicata F.
Penggulung daun
Helicoverpa armigera Hubner
Pemakan polong
Adoxophyes privatana
Penggulung daun
Tetranychus bimaculatus Harv.
Tungau merah
Aleurodicus disperses Russell
Kutu putih
Chrysodeixis chalcities
Ulat jengkal
Longitarsus suturellinus Csiki.
Kumbang kuning
Stomopterix subcesivella Zell.
Hama daun
Melanacanthus sp.
Kepik coklat kacangkacangan

Bagian
tanaman
Batang
Daun
Batang
Daun
Polong
Polong
Polong
Polong
Polong
Batang
Daun
Polong
Daun
Batang
Batang
Batang
Daun
Polong
Daun
Daun
Daun
Daun
Daun
Daun
Polong

27
Lampiran 6 Gejala serangan hama kedelai pada areal pertanaman (Imam M dan
Tengkano 2002)
Hama
Ophiomyia phaseoli Tr.
Phaedonia inclusa Stal.
Bemisia tabaci Genn.
Spodoptera litura F
Etiella zinckenella Tr.
Etiella hobsoni Butl.
Nezara viridula L.
Piezodorus hybneri Gmelin
Riptortus linearis F.
Agrotis spp.
Aphis glycines Mats.
Plautia sp.
Liriomyza sp.
Anoplocnemis phasiana
Melanagromyza
dolichostigma De Mey
Melanagromyza sojae Zehnt.
Lamprosema indicata F.
Helicoverpa armigera
Hubner
Adoxophyes privatana
Tetranychus bimaculatus
Harv.
Aleurodicus disperses
Russell
Chrysodeixis chalcities
Longitarsus suturellinus
Csiki.
Stomopterix subcesivella
Zell.
Melanacanthus sp.

Gejala serangan
Daun tanaman kekuningan, layu dan mati
Daun rusak seperti dimakan ulat
Daun keriting dan pohon tampak kerdil pada serangan
tinggi nampak jelaga hitam pada daun akibat serangan
Daun habis dimakan meninggalkan tulang-tulang daun
Adanya 1 atau 2 lubang kerek pada polong dan butiran
kotoran kering berwarna coklat
Adanya 1 atau 2 lubang kerek pada polong dan butiran
kotoran kering berwarna coklat
Biji kempes dan gugur, hitam dan busuk atau keriput
Biji kempes dan gugur, hitam dan busuk atau keriput
Biji kempes dan gugur, hitam dan busuk atau keriput
Batang tanaman yang terpotong pada batas permukaan
tanah
Tanaman kerdil pucuk daun keriput
Biji kempes dan gugur, hitam dan busuk atau keriput
Adanya liang korokan beralur berwarna putih pada
daun
Pucuk tanaman layu, kering dan mati
Tanaman kerdil, layu dan mati dan bila dikupas
ditemui larva/pupa dalam pucuk batang
Tanaman kerdil, layu dan mati dan bila dikupas
ditemui larva/pupa dalam batang
Menggulung dan merekatkan daun bagian atas
Adanya lubang bekas makan di polong yang diserang
dan tidak dijumpai larva didalam polong yang diserang
Daun-daun yang digulung menjadi satu
Bercak-bercak pada permukaan daun
-Daun habis dimakan
Adanya lubang-lubang kecil pada daun bekas gigitan
Adanya liang korokan berwarna coklat muda dan
merekatkan kedua pinggiran daun dan diam dalam
ikatan daun
Biji kempes dan gugur, hitam dan busuk atau keriput

28
Lampiran 7 Insektisida yang dapat digunakan untuk menekan perkembangan
hama (Baliadi Y et al. 2008)
No

Hama

1.

Ophiomyia phaseoli Tr.

2.

Phaedonia inclusa Stal.

3.

Bemisia tabaci Genn.

4.

Spodoptera litura F

5.

Etiella zinckenella Tr.

6.
7.

Etiella hobsoni Butl.
Nezara viridula L.

8.

Piezodorus hybneri Gmelin

9.

Riptortus linearis F.

Insektisida
Sipermetrin
Deltametrin
Klorpifos
Carbofuran
Asefat
Piridafention
Sipermetrin
Permetrin
Deltametrin
Sihalotrin
Kuinalfos
Betasiflurin
Isoksation
BPMC
Heksitiazok
Amitraz
Dikofol
Propargit
Permetrin
Dekametrin
Etofenproks
Sipermetrin
Flufenoksuron
Klorfluazuron
Betasiplutrin
Sihalotrin
Sipermetrin
Carbosulfan
Sihalotrin
Alfametrin
Klorfluazuron
Betasiflutrin
Deltametrin
BPMC
Thiodicarb
Permetrin
Klorfluazuron
Sihalotrin
Deltametrin
BPMC
Thiodicarb
Permetrin
Sihalotrin
Deltametrin
BPMC
Thiodicarb

29
Lanjutan
No

Hama

10.
11.

Agrotis spp.
Aphis glycines Mats.

12.
13.
14.
15.

Plautia sp.
Liriomyza sp.
Anoplocnemis phasiana
Melanagromyza dolichostigma
De Mey

16.

Melanagromyza sojae Zehnt.

17.

Lamprosema indicata F.

18.

Helicoverpa armigera Hubner

19.
20.

Adoxophyes privatana
Tetranychus bimaculatus Harv.

21.
22.

Aleurodicus disperses Russell
Chrysodeixis chalcities

23.
24.
25.

Longitarsus suturellinus Csiki.
Stomopterix subcesivella Zell.
Melanacanthus sp.

Insektisida
Permetrin
Klorfluazuron
Sihalotrin
Carbofuran
Heksitiazok
Amitraz
Dikofol
Propargit
---Sipermetrin
Deltametrin
Klorpifos
Carbofuran
Asefat
Piridafention
Sipermetrin
Deltametrin
Klorpifos
Carbofuran
Asefat
Piridafention
Permetrin
Deltametrin
Sipermetrin
Alfametrin
Permetrin
Deltametrin
Sipermetrin
Alfametrin
-Heksitiazok
Amitraz
Dikofol
Propargit
-Permetrin
Dekametrin
Sipermetrin
Sihalotrin
Klorfluazuron
Flufenoksuron
----

30
Lampiran 8 Jenis penyakit, saat menyerang, cara pengendalian, dan pestisida yang
dianjurkan (Marwoto et al. 2014)
Jenis Penyakit

Saat menyerang

Pustul bakteri

1 mst – panen

Karat

3 mst – panen

Anthraknose

1 mst – dewasa

Hawar batang

1 mst – dewasa

Downy mildew

3 mst – dewasa

Hawar
daun/ 4 mst – panen
bercak biji ungu

Frogeye

3 mst – dewasa

Hawar
dau