Sistem Pakar Diagnosa Hama dan Penyakit (2)

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi komputer sekarang sangat pesat, ini ditandai dengan
hampir semua pengolahan data dan informasi telah dilakukan dengan komputer karena
semakin beraneka ragam permasalahan informasi yang harus ditangani. Sebelum
adanya komputer, kertas sangat memegang peran penting dalam bidang komunikasi
dan informasi. Tetapi setelah komputer ditemukan dan dengan perkembangan
teknologi komputer, maka alat penyampaian informasi beralih menggunakan
komputer.
Pertanian merupakan sektor terbesar dalam hampir setiap ekonomi negara
berkembang. Sektor ini menyediakan pangan bagi sebagian besar penduduknya,
memberi lapangan pekerjaan bagi hampir seluruh angkatan kerja yang ada,
menghasilkan bahan mentah bahan baku atau penolong bagi industri dan menjadi
sumber terbesar bagi penerimaan devisa negara. (Sapuan dan Silitonga, 1994)
Sebagian masyarakat Indonesia berprofesi sebagai petani yang memiliki
peranan penting untuk terjamin tersedianya bahan pokok yaitu beras yang berasal dari
padi. Dalam prakteknya sering kali petani kesulitan dalam menghadapi hama salah

satunya hama wereng coklat, banyaknya tanaman padi yang ditanam tidak sebanding
dengan banyaknya beras yang dihasilkan, karena adanya padi yang terserang hama,
tetapi sebagian petani sering mengabaikan hal ini karena ketidaktahuannya dan

1

2

menganggap gejala tersebut sudah biasa terjadi pada masa tanam, sampai suatu saat
timbul gejala yang sangat parah dan meluas, sehingga sudah terlambat untuk
dikendalikan. Ahli pertanian dalam hal ini mempunyai kemampuan untuk menganalisa
gejala-gejala dan hama penyakit tanaman tersebut.
Terbatasnya jumlah pakar yaitu Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
mengakibatkan terbatasnya penyuluhan yang akan diperoleh oleh petani, karena untuk
mengatasi semua persoalan yang dihadapi petani terkendala oleh waktu dan
banyaknya petani yang mempunyai masalah dengan tanamannya. Dalam hal ini petani
kesulitan dalam menghadapi masalah-masalah hama dan penyakit yang menyerang,
oleh karena itu dalam hal ini sangat dibutuhkan alat bantu atau suatu aplikasi pakar
yang dapat membantu petani dalam mendiagnosis hama dan penyakit guna
memberikan solusi penanggulangan. Oleh karena itu penelitian ini akan membahas

model sistem pakar yang dapat mendiagnosa dan memberikan solusi penanggulangan
sebagai salah satu alat bantu alternatif bagi petani dalam menghadapi masalah-masalah
hama dan penyakit. Implementasi sistem pakar ini dibuat berbasis mobile dengan
menggunakan aplikasi Sublime text 3 dan jQuery Mobile sebagai editor pembuatan
program atau pengkodingan dan untuk penyimpanan datanya menggunakan MySQl.
Dari latar belakang diatas penulis akan mengkaji tentang “Sistem Pakar Diagnosa
Hama dan Penyakit Tanaman Padi Berbasis Mobile Menggunakan Metode
Backward Chaining”.

3

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penulis dapat merumuskan
masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1.

Bagaimana mengimplementasikan metode Backward Chaining terhadap Sistem
Pakar Diagnosa Hama dan Penyakit Tanaman Padi ?.

2.


Bagaimana membangun dan merancang aplikasi untuk mendiagnosa hama dan
penyakit tanaman padi dengan menggunakan metode Backward Chaining ?.

1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penulis membatasi masalah dalam
penelitian ini, sebagai berikut:
1.

Hama dan penyakit yang menyerang padi mulai dari malai, daun, batang sampai
akar padi.

2.

Jenis hama dan penyakit, gejala dan tata cara pengendaliannya disesuaikan dengan
keterangan pakar.

3.

program yang dibangun berbasis mobile dengan bahasa pemrograman yang

digunakan adalah bahasa pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP) Versi
5.3.0.

1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah
membuat dan membangun sistem pakar menggunakan metode Backward Chaining

4

yang dapat berguna bagi petani untuk memberikan informasi mengenai hama dan
penyakit

tanaman

padi

berdasarkan

gejala-gejala


serangan

beserta

cara

pengendaliannya yang nantinya dapat digunakan untuk mengurangi dan memperkecil
resiko dalam berproduksi tanaman padi.

1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Akademis
a. Penulis dapat menerapkan ilmu pengetahuan di bidang informatika pada
penerapan praktis.
b. Dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian-penelitian berikutnya yang
memiliki topik yang sama dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Menghasilkan sebuah aplikasi yang dapat membantu para petani dalam
mendiagnosa hama dan penyakit tanaman padi, serta memberikan solusi tata
cara teknik pengendaliannya dan mendapatkan solusinya tanpa harus mencari

atau menunggu pakar hama dan penyakit tanaman padi.
b. Dapat dijadikan sebagai acuan penelitian.

1.6. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam proposal ini adalah sebagai berikut:

5

BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan
sistematika penulisan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang perbandingan antara penelitian ini dengan
penelitian lain yang pernah ada sebelumnya serta teori-teori yang digunakan dalam
menyusun proposal ini.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang

alat dan bahan yang akan digunakan dalam


penelitian, tahapan penelitian, dan hipotesis yang dibuat berdasarkan teori dasar serta
rumusan masalah yang ada.
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang hasil dari penelitian dan perancangan yang telah
dilakukan selama beberapa bulan.
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan yang diambil berdasarkan analisa yang telah
dilakukan serta saran-saran yang bermanfaat bagi penelitian-penelitian yang akan
dilakukan di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Pada daftar pustaka ini terdapat nama-nama penilis buku berseta tahun, tempat
dan penerbit buku tersebut.
BAB II

6

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan sehubungan dengan sistem pakar

adalah sebagai berikut:
1.

Deny Wiria Nugraha (2012), dalam penelitiannya Sistem Pakar Untuk
Mendiagnosa Kerusakan Perangkat Televisi Menggunakan Metode Backward
Chaining . Tujuan penelitian ini adalah merancang dan membangun sistem pakar
yang dapat mendiagnosa kerusakan pada perangkat televisi berdasarkan ciri
kerusakan yang ada dengan menggunakan metode backward chaining.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang sedang dilakukan penulis yaitu
menggunakan algoritma Backward Chaining untuk metode kepakaran yang
dipakai. Perbedaannya yaitu pada penelitian ini mendiagnosa kerusakan televisi
dan menggunakan program Delphi XE3 sedangkan penelitian yang sedang
dilakukan penulis menggunakan bahasa pemrograman PHP.

2.

Gitayanti Tangaguling (2013), dalam penelitiannya Pembangunan Sistem Pakar
Untuk Mendiagnosa Hama Penyakit Pada Tanaman Padi Berbasis Web. Tujuan
penelitian ini adalah Membangun sebuah sistem pakar untuk membantu
pengamat hama penyakit (PHP) dan petani mendiagnosis hama atau penyakit

pada tanaman padi dengan menerapkan metode Bayes dan Menentukan jenis dan
solusi cara penanganan hama atau penyakit pada tanaman padi untuk

6

7

mengurangi gagal panen. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang
sedang dilakukan penulis yaitu menghasilkan sistem pakar untuk mendiagnosa
hama dan penyakit tanaman padi. Perbedaannya yaitu pada penelitian ini
program yang dihasilkan berbasis web sedangkan penelitian yang sedang
dilakukan penulis program yang dihasilkan berbasis mobile.
3.

Siska Iriani (2014), dalam penelitiannya Penerapan Metode Backward Chaining
pada Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tulang Manusia. Tujuan penelitian ini
adalah untuk Membuat sistem pakar untuk membantu mengetahui jenis-jenis
penyakit yang dapat menyerang tulang manusia, melalui penelusuran gejalagejala dari penyakit tulang itu sendiri serta membantu dokter maupun petugas
kesehatan dalam menangani penyakit pada tulang manusia dan kemudian
memberikan solusi yang tepat berupa pengobatan dan saran pencegahan..

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang sedang dilakukan penulis yaitu
menggunakan metode Backward Chaining sebagai metode kepakaran untuk
keperluan diagnosa. Perbedaannya yaitu pada penelitian ini program yang
dihasilkan berbasis dekstop sedangkan penelitian yang sedang dilakukan penulis
program yang dihasilkan berbasis mobile.
Pada penelitian ini akan dibuat sebuah aplikasi sistem pakar diagnosa hama

dan penyakit tanaman padi berbasis mobile menggunakan metode backward chaining.
Dengan aplikasi ini akan lebih memudahkan untuk mendiganosa hama dan penyakit
tanaman padi serta diberikan solusi untuk penangannya.

8

2.2. Landasan Teori
2.2.1. Sistem
Sistem adalah jaringan kerja prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu
sasaran tertentu (Jogiyanto,1999). Suatu sistem bisa dikatakan merupakan kombinasi
atas beberapa komponen yang bekerja secara bersama-sama untuk melakukan suatu
pekerjaan tertentu.

Menurut Jogiyanto (1999), suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat
tertentu yaitu memiliki komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung,
masukan, keluaran, dan tujuan. Adapun pengertian dari masing-masing karakteristik
Sistem adalah sebagai berikut:
1. Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang
artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.

2. Batas Sistem (Boundary)

9

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan
sistem yang lainya atau dengan lingkungan luarnya sehingga menunjukan ruang
lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environments)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem yang dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga
bersifat merugikan suatu sistem tersebut.
4. Penghubung Sistem
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu sub-sistem
dengan subsistem lainya yang memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu
subsistem ke yang lainya.
5. Masukan (input) Sistem
Masukan sistem adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan
dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal
input). Maintenance input adalah energi yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat
beroperasi.

6. Keluaran (Ouput) Sistem

10

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan
masukan atau subsistem yang lain atau kepada supersistem.
7. Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan merubah
masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran dan Tujuan Sistem
Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem
dan keluaran yang dihasilkan sistem. Suatu sistem pasti mempunyai tujuan dan
sasaran, kalau tidak mempunyai sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya.

2.2.2. Sistem Pakar
Menurut Nita Merlina dan Rahmat Hidayat dalam bukunya Perancangan
Sistem Pakar (2012:1), beberapa definisi sistem pakar menurut beberapa ahli yaitu
sebagai berikut.
1. Menurut Durkin : Sistem pakar adalah suatu program komputer yang
dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang
dilakukan seorang pakar.

11

2. Menurut Ignizo : Sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang
berkaitan, dalam suatu domain tertentu, yang mana tingkat keahliannya
dapat dibandingkan dengan keahlian seorang pakar.
3. Menurut Giarratano dan Riley : Sistem pakar adalah suatu sistem
komputer yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar.

2.2.2.1. Konsep Dasar Sistem Pakar
Menurut Turban (1995) konsep dasar sistem pakar mengandung keahlian
(expertise), pakar (expert), pengalihan keahlian (transfering expertise), inferensi
(inferencing), aturan (rules) dan kemampuan menjelaskan (explanation capability).
Keahlian (expertise) adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di
bidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman.
Pengetahuan tersebut memungkinkan para ahli untuk dapat mengambil
keputusan lebih cepat dan lebih baik daripada seseorang yang bukan ahli.
Pakar (Expert) adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan,
mempelajari hal-hal baru seputar topik permasalahan (domain), menyusun kembali
pengetahuan jika dipandang perlu, memecahkan aturan- aturan jika dibutuhkan, dan
menentukan relevan tidaknya keahlian mereka.
Pengalihan keahlian (transfering expertise) dari para ahli ke komputer
untuk kemudian dialihkan lagi ke orang lain yang bukan ahli, hal inilah yang
merupakan tujuan utama dari sistem pakar. Proses ini membutuhkan 4 aktivitas yaitu :

12

1. Tambahan pengetahuan (dari para ahli atau sumber-sumber lainnya)
2. Representasi pengetahuan (ke komputer)
3. Inferensi pengetahuan
4. Dan pengalihan pengetahuan ke user.
Pengetahuan yang disimpan di komputer disebut dengan nama basis
pengetahuan. Ada dua tipe pengetahuan, yaitu fakta dan prosedur (biasanya berupa
aturan).
Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah kemampuan untuk
menalar. Jika keahlian-keahlian sudah tersimpan sebagai basis pengetahuan dan
sudah tersedia program yang mampu mengakses basis data, maka

komputer harus

dapat diprogram untuk membuat nferensi. Proses inferensi ini dikemas dalam
bentukmesin inferensi (inference engine).
Sebagian besar sistem pakar komersial dibuat dalam bentuk rule based system,
yang mana pengetahuan disimpan dalam bentuk aturan-aturan. Aturan tersebut
biasanya berbentuk IF-THEN.
Fitur lainnya dari sistem pakar adalah kemampuan untuk memberikan nasehat
atau merekomendasikan. Kemampuan inilah yang membedakan sistem pakar dengan
sistem konvensional.

2.2.2.2. Arsitektur Sistem Pakar

13

Menurut Turban (1995), sistem pakar terdiri dari dua bagian pokok, yaitu:
lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi
(consultation

environment).

Lingkungan

pengembangan

digunakan

sebagai

pembangun sistem pakar baik dari segi pembangun komponen maupun basis
pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh seseorang yang bukan ahli untuk
berkonsultasi. Komponen-komponen yang ada pada sistem pakar seperti pada gambar
2.2 berikut:

Gambar 2.2. Arsitektur Sistem Pakar
(Arhami, 2004)
1.

Subsistem penambah pengetahuan (Akuisisi Pengetahuan).
Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian

dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer.
Dalam tahap ini, perekayasa pengetahuan (knowledge engineer) berusaha menyerap
pengetahuan

untuk selanjutnya ditransfer ke dalam basis pengetahuan. Pengetahuan

14

diperoleh dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian dan
pengalaman pemakai.
2.

Basis Pengetahuan (Knowledge Base).
Berisi

pengetahuan-pengetahuan

yang

dibutuhkan

untuk

memahami,

memformulasikan dan menyelesaikan masalah. Basis pengetahuan merupakan bagian
yang sangat penting dalam proses inferensi, yang di dalamnya menyimapan informasi
dan aturan-aturan penyelesaian suatu pokok bahasan masalah beserta atributnya. Pada
prinsipnya, basis pengetahuan mempunyai dua (2) komponen yaitu fakta-fakta dan
aturan- aturan.
3.

Mesin Inferensi (Inference Engine).
Program yang berisi metodologi yang digunakan untuk melakukan penalaran

terhadap informasi-informasi dalam basis pengetahuan dan blackboard, serta
digunakan untuk memformulasikan konklusi.
4.

Workplace / Blackboard.
Merupakan area dari sekumpulan memori kinerja (working memory).

Workplace digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk
keputusan sementara.
5. Antarmuka (user interface)
Digunakan untuk media komunikasi antara user dan program. Menurut
McLeod (1995), pada bagian ini terjadi dialog antara program dan pemakai, yang
memungkinkan sistem pakar menerima instruksi dan informasi (input) dari pemakai,
juga memberikan informasi (output) kepada pemakai.

15

6.

Subsistem penjelasan (Explanation Facility)
Explanation Facility memungkinkan pengguna untuk mendapatkan penjelasan

dari hasil konsultasi. Fasilitas penjelasan diberikan untuk menjelaskan bagaimana
proses penarikan kesimpulan. Biasanya dengan cara memperlihatkan rule yang
digunakan.
7.

Perbaikan Pengetahuan (Knowledge Refinement)
Sistem ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja sistem pakar itu sendiri untuk

melihat apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan di
masa mendatang.

2.2.2.2.1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base )
Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi,
dan penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini disusun atas dua elemen dasar
yaitu fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi tentang obyek
permasalahan

tertentu,

sedangkan

aturan

dalam

area

merupakan informasi tentang cara

bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui.

2.2.2.2.2. Mesin Inferensi (Inference Engine)
Komponen ini menganduing mekanisme pola pikir dan penalaran yang
digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi

16

adalah program komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang
informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk
memformulasikan kesimpulan (Turban, 1995).
Mesin inferensi memulai pelacakannya dengan mencocokan kaidah-kaidah
dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basisi data.
Terdapat dua pendekatan untuk mengontrol inferensi dalam sistem pakar, yaitu
salah satunya metode pelacakan
melalui penalarannya

dari

ke

belakang

sekumpulan

(Backward

hipotesa

Chaining)

menuju

fakta

yang
yang

mendukung hipotesa-hipotesa tersebu dan 2 dan pelacakan ke depan (Forward
Chaining) yang merupakan kebalikan dari pelacakan ke belakang, yaitu memulai dari
sekumpulan fakta menuju kesimpulan.

2.2.2.2.3. Metode Penelusuran Sistem Pakar
Metode inferensi Backward Chaining dan Forward Chaining tersebut
dipengaruhi oleh tiga macam penelusuran, yaitu Depth-first search, Breadth-first
search dan Best-first search.
1. Depth-first

search,

melakukan penelusuran

kaidah

secara mendalam dari

simpul akar bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan. Gambar 2.2
menunjukan proses penelusuran

17

Gambar 2.2 Depth-first Search
(sumber : Merlina, 2012)
2. Breadth-first search, bergerak dari simpul akar, simpul yang ada pada setiap
tingkat diuji sebelum pindah ke tingkat selanjutnya Gambar 2.3 menunjukan proses
penelusuran Breath-first search.

Gambar 2.3 Breadth-first search
(sumber : Merlina, 2012)
3. Best-first search, Metode Pencarian Terbaik Pertama (Best First Search) Adalah
teknik penelusuran yang menggunakan pengetahuan akan suatu masalah untuk
melakukan panduan pencarian ke arah node tempat dimana solusi berada. Pencarian
jenis ini dikenal juga sebagai heuristic. Pendekatan yang dilakukan adalah mencari
solusi yang terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sehingga penelusuran
dapat ditentukan harus di mulai dari mana dan bagaimana menggunakan proses
terbaik untuk mencari solusi. Keuntungan jenis pencarian ini adalah mengurangi
beban komputasi karena hanya solusi yang memberikan harapan saja yang diuji dan

18

akan berhenti apabila solusi sudah mendekati yang terbaik. Ini merupakan model
yang menyerupai cara manusia mengambil solusi yang dihasilkan merupakan solusi
yang mutlak benar. Berikut adalah gambar 2.4 best first search.

Gambar 2.4 Best-first search
(sumber : Merlina, 2012)
Untuk sebuah sistem pakar yang besar dengan jumlah rule yang relatif
banyak, metode pelacakan ke depan akan dirasakan sangat lamban dalam
pengambilan kesimpulan, sehingga untuk sistem-sistem yang besar digunakan
metode pelacakan ke belakang.

2.2.3. Konsep Dasar Metode Backward Chaining
Backward Chaining merupakan strategi pencarian yang arahnya kebalikan dari
Forward Chaning. Proses pencarian dimulai dari tujuan, yaitu kesimpulan yang
menjadi solusi permasalahan yang dihadapi. Mesin inferensi mencari kaidah- kaidah
dalam basis pengetahuan yang kesimpulannya merupakan solusi yang ingin dicapai,

19

kemudian dari kaidah-kaidah yang diperoleh, masing-masing kesimpulan dirunut
balik jalur yang mengarah ke kesimpulan tersebut.
Jika informasi-informasi atau nilai dari atribut-atribut yang mengarah ke
kesimpulan tersebut sesuai dengan data yang diberikan maka kesimpulan tersebut
merupakan solusi yang dicari, jika tidak sesuai maka kesimpulan tersebut bukan
merupakan solusi yang dicari. Runut balik memulai proses pencarian dengan suatu
tujuan sehingga strategi ini disebut juga goal-driven. (Brandon, 2003).

Gambar 2.5. Proses Backward Chaining
(sumber : kusrini, 2009)

Perancangan rule pada sisitem ini menggunakan metode Backward Chaining,
metode ini memulai inferensi goal (tujuan). Fakta tentang aturan kategori, jenis dan
ciri kerusakan komputer diperoleh dari database dan pengguna sistem memilih
komponen komputer yang bermaslah dengan memasukkan jenis dan ciri kerusakan
pada interface (antarmuka) pengguna. Di dalam sistim atau aplikasi ini data
masing-masing komponen dan bagian-bagian yang bermaslah baik itu software

20

maupun hardware (sistem komputer) disajikan dalam bentuk tipe struktur data
yang diimplementasikan menggunakan program seperti Borland Delphi, PHP, Java, C
++ atau Development Tool Visual Basic.
Sistem

pakar

berbasis

aturan

(rule based expert system) adalah sistem

pakar yang menggunakan kaidah atau aturan (rule) untuk mempresentasikan
pengetahuan di dalam basis npengetahuannya. Suatu Rule terdiri atas 2 bagian, yaitu :
1. Antecedent, yaitu bagian yang mengekspresikan situasi atau premise (Pernyataan
berawalan IF).
2. Qonsequen,

yaitu

bagian

yang menyatakan suatu tindakan tertentu atau

konklusi yang diterapkan jika situasi atau premise bernilai benar (Pernyataan
berawalan THEN). Misalnya : IF hari mendung THEN akan turun hujan.
Konsekuensi atau konklusi pada bagian THEN akan dinyatkan benar jika bagian
IF pada sisitem tersebut juga benar.

Contoh forward dan backward chaining:
R1 : IF suku bunga turun THEN harga obligasi naik
R2 : IF suku bunga naik THEN harga obligasi turun
R3 : IF suku bunga tidak berubah THEN harga obligasi tidak berubah
R4 : IF dolar naik THEN suku bunga turun
R5 : IF dolar turun THEN suku bunga naik
R6 : IF harga obligasi turun THEN beli obligasi

21

Apabila diketahui bahwa dolar turun, maka untuk memutuskan apakah akan
membeli obligasi atau tidak dapat ditunjukkan sebagai berikut :
Forward Chaining :

a. Dari fakta dolar turun, berdasarkan Rule 5, diperoleh konklusi suku bunga
naik. Dari Rule 2
b. suku bunga naik menyebabkan harga obligasi turun. Dengan Rule 6, jika
harga obligasi turun,
c. maka kesimpulan yang diambil adalah membeli obligasi.

\
Backward Chaining :

22

a. Dari solusi yaitu membeli obligasi, dengan menggunakan Rule 6
diperoleh anteseden harga
b. obligasi turun. Dari Rule 2 dibuktikan harga obligasi turun bernilai benar
jika suku bunga naik
c. bernilai benar . Dari Rule 5 suku bunga naik bernilai memang bernilai
benar karena diketahui fakta dolar turun.

2.2.4. Hama Dan Penyakit Tanaman Padi
Dalam budidaya tanaman padi, maka kita tidak akan terlepas dari ancaman
hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman padi kita. Dalam mengatasi
organisme pengganggu ini kita pelu melakukan penanggulangan agar tujuan budidaya
kita bisa tercapai. Di bawah ini kita akan membahas tentang hama dan penyakit pada
tanaman padi, gejala dan cara pengendaliannya.

1. Hama Pada Tanaman Padi
a. Hama Putih (Nympula depunctalis)
Gejala: menyerang daun bibit, kerusakannya berupa titik-titik yang memanjang
sejajar dengan tulang daun, ulat menggulung daun padi.
b. Padi Thrips (Thrips oryzae)
Gejala: Daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan
bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi.
c. Wereng Penyerap Batang Padi: Wereng padi coklat (Nilaparvata lugens)

23

wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcivera) dan Wereng Penyerang Daun
Padi: Wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep). Merusak dengan
cara menghisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus.
Gejala: Tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman
seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil.
d. Walang sangit (Leptocoriza acuta).
Menyerang buah padi yang masak susu.
Gejala: buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan
tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik
hitam.
e. Kepik hijau (Nezara viridula). Menyerang batang dan buah padi.
Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang
memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu.
f. Penggerek batang padi
Gejala: pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun
mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut
hama “sundep” dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut “beluk”.
g. Hama tikus (Rattus argentiventer)
Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang
roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada
tanaman.
h. Burung.

24

Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan.\

2. Penyakit pada Tanaman Padi
a. Penyakit Bercak daun coklat. Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae.
Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru
berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk
kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati.
b. Penyakit Blast. Penyebab: jamur Pyricularia oryzae.
Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang
buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Pemasakan
makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa.
c. Busuk pelepah daun. Penyebab: jamur Rhizoctonia sp.
Gejala: menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk
anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun.
d. Penyakit Fusarium. Penyebab: jamur Fusarium moniliforme.
Gejala: menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar
membusuk.
e. Penyakit kresek/hawar daun. Penyebab: bakteri (Xanthomonas campestris pv
oryzae)
Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang
daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati.

25

f.

Penyakit kerdil. Penyebab: virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata

lugens.
Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit,
berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan
banyak tetapi kecil.
g. Penyakit tungro.
Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps.
Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang
sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan
tertunda, malai kecil dan tidak berisi.

2.2.5. PHP
Menurut Nugroho (2004), PHP atau singkatan dari Personal Home Page
adalah bahasa script yang tertanam dalam HTML untuk dieksekusi bersifat server
side. PHP termasuk dalam open source product, sehingga source code PHP dapat
diubah dan didistribusikan secara bebas.
Menurut Arief (2011), PHP adalah Bahasa server-side – scripting yang
menyatu

dengan

HTML

untuk

membuat

halaman

web

yang

dinamis.

Karena PHP merupakan server-side – scripting maka sintaks dan perintah-perintah

26

PHP akan diesksekusi diserver kemudian hasilnya akan dikirimkan ke browser dengan
format HTML.
PHP disebut bahasa pemrograman server side karena PHP diproses pada
komputer server. Hal ini berbeda dibandingkan dengan bahasa pemrograman clientside seperti JavaScript yang diproses pada web browser (client).

2.2.6. JQuery
JQuery merupakan suatu framework (library) Javascript yang menekankan
bagaimana interaksi antara Javascript dan HTML. JQuery pertama kali dirilis pada
tahun 2006 oleh John Resig. Fitur utama dari JQuery diantaranya :
a. Dapat mengakses elemen dalam dokumen
Javascript khusus, untuk mengakses suatu bagian tertentu dari halaman, harus
mengikuti aturan Document Object Model dan pengaksesan harus secara spesifik
menyesuaikan dengan struktur HTML.
b. Mengubah tampilan halaman website
CSS (Cascading Style Sheet) menawarkan

metode yang cukup handal dalam

mengatur dan mempercantik halaman web.
c. Mengubah isi dari dokumen
Tidak hanya memberikan “kosmetik” pada halaman web, JQuery juga memberikan
fasilitas untuk mengubah isi dari dokumen hanya dengan beberapa baris perintah.
d. Merespon interaksi user

27

Javascript sendiri memiliki beberapa event-handling seperti onclick untuk
menangani event saat terjadi click.
e. Animasi pada dokumen
Animasi seringkali disertakan dalam suatu halaman web untuk menambah
kecantikannya.
f. Mengambil informasi dari server tanpa harus me-refresh halaman
Mengambil informasi dari server tanpa refresh halaman merupakan salah satu
konsep dasar yang dikenal dengan nama AJAX (Asynchronous Javascript and
XML).
g. Menyederhanakan penulisan sintaks Javascript
Semboyan JQuery adalah “Write less,do more” atau dengan kata lain
kesederhanaan dalam penulisan code, tetapi menghasilnya tampilan yang lebih.

2.2.7. Aplikasi Mobile
Menurut Buyens (2001) aplikasi mobile berasal dari kata application dan
mobile. Application yang artinya penerapan, lamaran, penggunaan. Secara istilah
aplikasi adalah program siap pakai yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi
pengguna atau aplikasi yang lain dan dapat digunakan oleh sasaran yang dituju
sedangkan mobile dapat di artikan sebagai perpindahan dari suatu tempat ke tempat
yang lain.

28

Maka aplikasi mobile dapat di artikan sebuah program aplikasi yang dapat
dijalankan atau digunakan walaupun pengguna berpindah – pindah dari satu tempat ke
tempat yang lain serta mempunyai ukuran yang kecil. Aplikasi mobile ini dapat di
akses melalui perangkat nirkabel, pager, PDA, telepon seluler, smartphone, dan
perangkat sejenisnya.

2.2.8. Basis Data
Menurut Everest (2015), basis data (database) ialah koleksi atau kumpulan
data yang mekanis, terbagi(shared), terdefinisi secara formal dan juga dikontrol
terpusat pada suatu organisasi.
Menurut Date (2015), basis data (database) dapat dianggap ialah sebagai
tempat sekumpulan berkas dan juga terkomputerisasi yang mempunyai tujuan
utamanya ialah untuk melakukan pemeliharaan terhadap informasi dan juga membuat
informasi tersebut tersedia saat dibutuhkan.
Basis data merupakan aspek yang sangat penting dalam sistem informasi
karena berfungsi sebagai gudang penyimpanan data yang akan diolah lebih lanjut.
Basis data menjadi penting karena dapat mengorganisasi data, menghidari duplikasi
data, menghindari hubungan antar data yang tidak jelas dan juga update yang rumit.
Proses memasukkan dan mengambil data ke dan dari media penyimpanan data
memerlukan perangkat lunak yang disebut dengan sistem manajemen basis data
(database management system | DBMS). DBMS merupakan sistem perangkat lunak

29

yang memungkinkan pengguna basis data (database user) untuk memelihara,
mengontrol dan mengakses data secara praktis dan efisien. Dengan kata lain, semua
akses ke basis data akan ditangani oleh DBMS. DBMS ini menjadi lapisan yang
menghubungkan basis data dengan program aplikasi untuk memastikan bahwa basis
data tetap terorganisasi secara konsisten dan dapat diakses dengan mudah.

2.2.9. MySQL
Menurut Arief (2011), MySQL adalah salah satu jenis database server yang sa
ngat terkenal dan banyak digunakan untuk membangun aplikasi web yang
menggunakan database sebagai sumber dan pengolahan datanya.
Tahun 2013, MySQL merupakan basis data kedua yang paling banyak
digunakan di dunia dan yang pertama untuk basis data sumber terbuka. Dilihat dari
sejarahnya, MySQL dibuat tahun 1995 dan disponsori oleh perusahaan Swedia,
MySQL AB. Pengembang platform MySQL adalah Michael Widenius, David Axmark
dan Allan Larsson. MySQL dibuat untuk menyediakan opsi pengelolaan data yang
efisien, terpercaya dan handal. Pada tahun 2000, platform MySQL berubah menjadi
sumber terbuka dan mengikuti ketentuan GPL (General Public License).
Penggunaan MySQL sebagai basis data utama untuk aplikasi web sering
dipadukan dengan PHP sebagai bahasa skrip berorientasi obyek. MySQL adalah salah
satu komponen penting dari web service solution stack LAMP (Linux, Apache, MySQL
and PHP) yaitu platform pengembangan web sumber terbuka dimana Linux sebagai
sistem operasi, Apache sebagai Web Server, MySQL sebagai basisdata dan PHP

30

sebagai bahasa skrip. Apabila Anda membangun blog atau website menggunakan CMS
seperti Joomla, Wordpress, Drupal atau Magento, Anda sedang menggunakan MySQL
sebagai solusi basis datanya. MySQL juga banyak digunakan oleh perusahaanperusahaan besar dunia seperti Facebook, Google, Adobe, Alcatel Lucent dan juga
Zappos.
Pada Januari 2008, MySQL diakuisisi oleh Sun Microsystems. Pada April 2009,
terjadi pencapaian kesepakatan antara Sun Microsystems dan Oracle Corporation
terkait pembelian Sun Microsystems beserta hak cipta (copyright) dan merek dagang
(trademark) MySQL oleh Oracle. Namun baru pada Januari 2010, MySQL secara
resmi diakuisisi oleh Oracle. Di bawah naungan Oracle Corporation, MySQL tersedia
melalui skema lisensi ganda. Anda dapat menggunakan opsi lisensi sumber terbuka
(GPL) dan anda juga dapat membeli lisensi komersial untuk aplikasi bukan GPL.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.

Bahan dan Alat Penelitian
Dalam penelitian sistem pakar diagnosa hama dan penyakit tanaman padi

berbasis mobile menggunakan metode Backward Chaining, bahan dan alat penelitian
yang digunakan adalah:

31

3.1.1. Bahan Penelitian
Dalam penelitian ini, bahan penelitian yang akan digunakan adalah :
1.

Data gejala-gejala gangguan pada tanaman padi

2.

Hama dan penyakit pada tanaman padi

3.

Teknik pengendalian hama dan penyakit tanaman padi
Bahan penelitian yang digunakan jurnal, textbook, dan dokumentasi lainnya

yang didapat dari hasil studi literatur dan wawancara.
3.1.2. Alat Penelitian
Pada penelitian ini digunakan alat penelitian berupa perangkat lunak dan
perangkat keras sebagai berikut:
a. Perangkat lunak (Software)
1. Sublime Text 3
2. PHP versi sebagai bahasa pemrograman
3. JQuery Mobile versi
4. MySql versi sebagai basis data
b. Perangkat Keras (Hardware)
Laptop dengan spesifikasi :
1. Sistem operasi Windows 10
2. Procesor intel core i5
3. RAM 2 GB DDR 3
4. Hard disk drive (HDD) 500 GB
5. GPU Intel HD graphics 4000

31

32

Mobile Dengan Spesifikasi :
1. Processor ARM Cortex-A53 2,6 GHz
2. RAM 3 GB
3. Android Version 6.0
4. Konektivitas 2G, 3G , 4G LTE.

3.2.

Desain Penelitian

3.2.1. Jenis Penelitian
Dalam pembuatan penelitian ini, penelitian menggunakan jenis metode
penelitian Survei. Penelitian ini digunakan untuk pengumpulan data yang luas dan
banyak. Penelitian ini dilakukan pada populasi besar maupun kecil. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui gambaran umum karakteristik dari populasi.

3.2.2. Tipe Penelitian
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misal nya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain (Moleong,
2007).

3.3. Objek, Waktu, dan Lokasi Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah sistem pakar yang akan dirancang oleh
peneliti. Penelitian ini dilakukan di Desa Sidera, Dinas Pertanian, Peternakan dan

33

Perikanan serta di Kantor Balai Penelitian Tanaman Pangan (BPTP) Kabupaten Sigi
Provinsi Sulawesi Tengah. Adapun waktu yang ditargetkan oleh peneliti adalah 4
(empat) bulan dari pengajuan proposal penelitian ini dimulai pada bulan Novemver
2017 sampai Maret 2018.

3.4. Jenis, dan Sumber Data
Adapun jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder.
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri
oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat obyek penelitian dilakukan.
Adapun yang menjadi sumber data primer pada penelitian ini adalah hasil wawancara
kepada kepala Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan dokumen-dokumen tentang
hama dan penyakit tanaman padi, serta cara penanggulanganya dan arsip yang ada di
dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan dan kantor BPTP kabupaten Sigi Provinsi
Sulawesi Tengah.
b. Data Sekunder
Data sekunder, merupakan data yang mengacu pada informasi yang
dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Data Sekunder adalah data yang telah
dikumpulkan oleh para peneliti, data yang diterbitkan dalam jurnal statistik dan
lainnya, serta informasi yang tersedia dari sumber publikasi atau nonpublikasi entah di

34

dalam atau luar organisasi, semua yang dapat berguna bagi peneliti. Adapun yang data
sekunder pada penelitian ini didapatkan melalui jurnal, internet, buku-buku, majalah
dan lain-lain.

3.5. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara,
dan studi literatur.
a. Teknik Observasi
Teknik ini merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan
langsung terhadap dokumen-dokumen/arsip yang berhubungan dengan kepakaran
tentang hama dan penyakit tanaman padi, serta cara penanggulanginya untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem.
b. Teknik Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan wawancara secara langsung melalui tatap muka
dan tanya jawab dengan pihak yang terkait. Wawancara dilakukan terhadap kepala
PPL dan kepala BPTP kabupaten Sigi untuk mendapatkan informasi untuk keperluan
penelitian ini.
c. Teknik Studi Literatur
Teknik ini dilakukan dengan menggunakan atau mengumpulkan sumbersumber tertulis, dengan cara membaca, mempelajari dan mencatat hal-hal penting
yang berhubungan dengan masalah yang sedang dibahas guna memperoleh gambaran

35

secara teoritis. Sumber-sumber yang dimaksud adalah buku, artikel, jurnal melalui
internet.

3.6.

Metode Analisa Data
Dalam penggalian data dan informasi, peneliti menggunakan metode Unified

Modelling Language (UML) yaitu suatu metode yang dapat digunakan untuk
memahami serta mendokumentasikan sistem perangkat lunak secara visual. Adapun
jenis UML yang digunakan yaitu Use Case, Class Diagram dan Activity Diagram.
Selain jenis UML tersebut, penulis juga menggunakan Entity Relationship Diagram
(ERD). Selain jenis UML tersebut, penulis juga menggunakan Context Diagram dan
Data Flow Diagram (DFD). Pada diagram konteks ini terdiri dari suatu proses dan
menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level
tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari
sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruan sistem.

3.7.

Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah model waterfall.

Menurut Sommerville (2011), waterfall model adalah sebuah contoh dari proses
perencanaan, dimana semua proses kegiatan harus terlebih dahulu direncanakan dan
dijadwalkan sebelum dikerjakan. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Requirements Definition

36

Pada tahap ini, penulis mengumpulkan kebutuhan secara lengkap
kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
software yang akan dibangun.
2. System and Software Design
Pada tahap ini, penulis melakukan pencarian kebutuhan software untuk
mengetahui sifat program yang akan dibuat. Misalnya fungsi yang dibutuhkan,
user interface, dan sebagainya.
3. Implementation and Unit Testing
Pada tahap ini, Desain program atau software design diterjemahkan ke
dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang telah
ditentukan. Program yang dibangun langsung diuji baik secara unit.
4. Integration and System Testing
Pada tahap ini, untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah
komputer, maka desain diubah bentuknya menjadi dapat dimengerti oleh mesin,
yaitu ke dalam bahasa pemrogram melalui proses coding. Tahap ini merupakan
tahap implementasi dari tahap desain. Penyatuan unit-unit program kemudian diuji
secara keseluruhan (system testing).
5. Operation and Maintenance
Pada tahap ini, software yang telah dibuat diuji coba semua fungsifungsinya. Dan pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk didalamnya
adalah pengembangan atau penambahan fitur-fitur.

37

Gambar 3.1. Waterfall Model
(Sumber: Sommerville, 2011)
3.8.

Tahapan dan Diagram Alur Penelitian
Adapun tahapan penelitian ini adalah:

1. Studi Literatur
Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relevan dengan metode yang
digunakan yang bersumber dari teks-teks tertulis baik cetak maupun secara online.
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data primer yang menjadi sumber data primer pada penelitian ini
adalah hasil wawancara kepada kepala Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan
kepala BPTP kabupaten Sigi provinsi Sulawesi Tengah serta dokumen-dokumen
tentang hama dan penyakit tanaman padi, serta cara penanggulanganya.
3. Perancangan Program

38

Pada tahap ini, tahapan rancang bangun sistem pakar diagnosa hama dan
penyakit tanaman padi berbasis mobile menggunakan metode backward chaining

Gambar 3.2. Flowchart Sistem Pakar menggunakan metode Backward Chaining
4. Pembuatan Program
Pembuatan program antara lain melakukan persiapan software yang akan
digunakan, membuat desain dan coding.
4.1. Perancangan Tabel Basis Data/Database
4.1.1. Tabel Gejala
Tabel ini berisi gejala-gejala yang dialami tanaman padi
No

Nama Field

Tipe

Ukuran

Keterangan

39

1.

Kode_Gejala

Varchar

10

Kode Gejala

2.

Nama_Gejala

Varchar

20

Nama Gejala

4.1.2. Tabel Aturan/Rule
Tabel ini berisi aturan-atutan dalam proses diagnosa
No

Nama Field

Tipe

Ukuran

Keterangan

1.

Kode_Rule

Varchar

11

Nomor Rule

2.

Kode_Gejala

Varchar

10

Nama Gejala

3.

Kode_HP

Varchar

20

Nama Penyakit

4.

Kode_Solusi

Varchar

20

4.1.3. Tabel Hama dan Penyakit
Tabel ini berisi data jenis penyakit.
No

Nama Field

Tipe

Ukuran

1.

Kode_HP

Varchar

11

2.

Jenis_HP

Varchar

10

3.

Keterangan

Varchar

50

4.1.4. Tabel Solusi

Keterangan

40

Tabel ini berisi solusi/cara pengendalian hama dan penyakit tanaman padi.
No

Nama Field

Tipe

Ukuran

Keterangan

1.

Kode_Solusi

Varchar

11

Kode Solusi

2.

Solusi

Varchar

10

Solusi

4.1.5. Tabel Pengguna
Tabel ini berisi data admin selaku pengelola sistem.
No

Nama Field

Tipe

Ukuran

1.

Id_Pengguna

Varchar

11

2.

Username

Varchar

10

3.
4.

Password
Nama

Varchar
Varchar

30
30

Keterangan

4.2. Perancangan Antarmuka (Interface)
Antarmuka (interface) merupakan bagian dari sistem pakar yang digunakan
sebagai alat komunikasi antar sistem dan user. Perancangan antarmuka dalam sistem
pakar untuk mendiagnosa hama dan penyakit tanaman padi dibedakan atas dua bagian,
yaitu :
1. Perancangan antarmuka untuk pakar (Admin)

41

Antarmuka untuk admin dirancang agar admin dapat melakukan proses
pengolahan sistem.
2. Perancangan antarmuka untuk pengguna (User)
Antarmuka untuk user dirancang agar user dapat mencari informasi dama dan
penyakit tanaman padi dengan melakukan proses diagnosa.

4.2.1. Rancangan Form Login
Form Login ini digunakan oleh user yang berperan sebagai admin. Pada form
ini admin akan menginput username dan password. Sistem akan mencocokan data
yang diinput dengan data yang ada pada tabel pengguna.

Gambar 3.3 Form Login
4.2.2. Rancangan Form Menu Utama

42

Menu utama merupakan form utama pada saat user maupun admin mengakses
sistem pakar ini. Form ini akan digunakan oleh user secara umum, untuk memilih
apakah sebagai user atau admin.

Gambar 3.4. Form Menu Utama
4.2.3. Rancangan Form Diagnosa
Menu diagnosa merupakan form yang berfungsi untuk memulai proses
diagnosa dengan cara menampilkan form penelusuran yang menampilkan petanyaan
dan pilihan gejala pada user, dimana pilihan user nantinya akan mengarah kepada
pertanyaan selanjutnya atau menghasilkan kesimpulan suatu hama atau penyakit.

43

Gambar 3.5. Form Diagnosa
4.2.4. Rancangan Form Artikel
Menu artikel merupakan form yang berfungsi untuk menampilkan seluruh jenis
hama dan penyakit tanaman padi disertai dengan gambar, deskripsi dari hama dan
penyakit sesuai dengan tampilan gambar dan disertai cara/solusi penanganan nya.

Gambar 3.6. Form Artikel Hama dan Penyakit Tanaman Padi
4.2.5. Rancangan Form Data Diagnosa

44

Menu data diagnosa merupakan form yang berfungsi untuk menampilkan hasil
diagnosa yang telah dilakukan. Dimenu ini akan ditampilkan beberapa data-data
diagnosa hama dan penyakit yang pernah user lakukan dan ditampilkan dalam poinpoin sehingga dapat ditelusuri lebih lanjut yang kemudian akan menampilkan
perincian dari suatu data diagnosa yang dipilih.

Gambar 3.7. Form Data Diagnosa
4.2.6. Rancangan Form Tentang
Menu tentang merupakan menu yang berfungsi untuk menampilkan informasi
tentang deskripsi aplikasi.

45

Gambar 3.8. Form Tentang
4.2.7. Rancangan Form Bantuan
Menu bantuan merupakan menu yang dirancang untuk panduan user yang
ingin melakukan proses (konsultasi) dengan sistem.

Gambar 3.9. Form Bantuan

5. Penginputan Data
Melakukan penginputan data ke database yang digunakan sebagai bahan
pengolahan sistem.
6. Menjalankan Program
Setelah melakukan pengumpulan data, perancangan program,
pembuatan program dan penginputan data selesai, selanjutnya

46

menjalankan program untuk mengetahui program yang dibuat dapat
melakukan perbaikan pada program.
7. Kesimpulan dan Saran
Menuliskan kesimpulan melalui analisa akhir sistem yang diperoleh serta
memberikan saran-saran yang diperlukan untuk pengembangan sistem.
Tahapan-tahapan penelitian dapat dilihat pada diagram alir berikut:

47

Gambar 3.2. Flowchart Tahapan Penelitian.

48

3.9.

Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang penulis buat pada penelitian ini adalah bahwa sistem pakar

diagnosa hama dan penyakit tanaman padi berbasis mobile menggunakan metode
backward chaining dapat mecapai hasil yang maksimal. Metode backward chaining
berhasil mendiagnosa hama dan penyakit tanaman padi sesuai dengan data dan fakta
yang ada, yang dimulai dari kesimpulan menuju ke data dan fakta-fakta.

3.10.

Rencana Jadwal Penelitian
Rencana jadwal penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni 2017 dan

berakhir pada bulan September 2017 dengan jadwal sebagai berikut:
3.3. Tabel Rencana Jadwal Penelitian
Bulan
No
.

1
1

2
3

Survei Literatur,
Identifikasi
masalah, Studi
pustaka,
Konsultasi dosen
pembimbing
Seminar Proposal
Pengumpulan
data dan
Perancangan
perangkat lunak

Septembe
November
oktober
r
2017
2017
2017
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Agustus
2017

Jenis Kegiatan

49

4

Pembuatan
perangkat lunak

5

Penginputan
data

6

Menjalankan
perangkat lunak

7

Analisa hasil
penelitian dan
Pengujian
perangkat lunak

8

Seminar Hasil

9

Skripsi