Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Wanita Wirausaha Kerupuk Udang Di Provinsi Jambi.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA
USAHA WANITA WIRAUSAHA KERUPUK UDANG
DI PROVINSI JAMBI

ELVIN DESI MARTAULI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Kinerja Usaha Wanita Wirausaha Kerupuk Udang di Provinsi
Jambi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2016
Elvin Desi Martauli
NIM H351130151

RINGKASAN
ELVIN DESI MARTAULI. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha
Wanita Wirausaha Kerupuk Udang di Provinsi Jambi. Dibimbing oleh LUKMAN
MOHAMMAD BAGA dan ANNA FARIYANTI.
Usaha kerupuk udang di Jambi masih sangat potensial untuk dikembangkan
dilihat dari ketersediaan bahan baku. Keberadaannya ini diharapkan mampu
mengangkat produksi sekaligus sebagai arah pengembangan komoditas udang
sebagai bahan baku kerupuk. Peluang ketersediaan bahan baku usaha ini masih
dapat dimanfaatkan oleh wanita wirausaha di Provinsi Jambi untuk dapat
berkembang. Faktor yang diduga penyebab belum berkembangnya usaha kerupuk
udang ini yaitu dukungan perbankan dalam hal permodalan. Karena masih
rendahnya dukungan permodalan usaha yang dijalankan cenderung tetap dan tidak
merata diantara pelaku usaha.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi profil individu dan

profil usaha wanita; (2) Menganalisis pengaruh lingkungan eksternal, lingkungan
internal dan perilaku kewirausahaan terhadap kinerja usaha wanita wirausaha
kerupuk udang di Provinsi Jambi; (3) Menganalisis pengaruh lingkungan
eksternal, lingkungan internal dan karakteristik individu terhadap perilaku
kewirausahaan wanita wirausaha kerupuk udang di Provinsi Jambi. Penelitian ini
terletak di Provinsi Jambi pada Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten
Tanjung Jabung Barat, ini dikarenakan dikedua kabupaten yang memproduksi
kerupuk udang di Provinsi Jambi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden yaitu sebanyak 105
wanita wirausaha yang mengolah hasil sumber daya kelautan berupa udang
menjadi kerupuk, sedangkan teknik pengambilan responden secara sensus.
Kemudian data yang diperoleh diolah dengan alat analisis Structural Equation
Modeling (SEM) dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS). Variabel laten
eksogen dalam penelitian ini adalah karakteristik individu, lingkungan eksternal,
lingkungan internal. Sedangkan variabel laten endogen yaitu perilaku
kewirausahaan dan kinerja usaha.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita wirausaha kerupuk udang di
Provinsi Jambi berusia 36-40 tahun, dengan tingkat pendidikan SMP dan SD,
jumlah tanggungan keluarga 4-6 orang dan rata-rata pernah mengikuti pelatihan
dibidang kewirausahaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah setempat.

Sedangkan untuk umur usaha yaitu diatas lima tahun, dengan pengalaman yang
cukup diharapkan akan mampu dapat meningkatkan kemampuan wanita
wirausaha dalam mengembangkan usaha kerupuk udang agar dapat bersaing
dengan daerah lainnya.
Output dari Partial Least Square (PLS-SEM) menunjukkan bahwa model
dan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah valid dan reliabel.
Hasil PLS-SEM menunjukkan bahwa lingkungan internal dan lingkungan
eksternal merupakan variabel laten yang paling besar mempengaruhi kinerja usaha.
Sedangkan karakteristik individu yang paling besar mempengaruhi perilaku
kewirausahaan. Lingkungan internal dengan indikator yaitu sumber daya manusia,
pencatatan keuangan, produksi dan operasional, aspek permodalan, aspek pasar
dan pemasaran. Serta lingkungan eksternal dengan indikator yaitu aspek kebijakan

pemerintah, kemajuan teknologi, permintaan pasar dan dukungan perbankan
(lembaga terkait) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha
(pendapatan, volume penjualan dan wilayah pemasaran). Perilaku kewirausahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha dengan indikator
manifestt yang cukup tinggi yaitu keberanian mengambil risiko, dengan berani
mengambil risiko wanita wirausaha akan mampu dalam menghadapi
permasalahan usaha kedepannya. Tetapi, pada indikator inovasi memiliki nilai

loading factor yang rendah, ini mengindikasikan bahwa tingkat inovasi produk
yang dilakukan oleh wanita wirausaha masih rendah, baru hanya sebatas
pembuatan kerupuk udang dalam bentuk stick saja tanpa ada pemberian varians
rasa.
Hasil lain menunjukkan bahwa lingkungan internal memberikan pengaruh
positif dan signifikan yang besar terhadap perilaku kewirausahaan. Berdasarkan
hasil diskusi dengan responden bahwa kegiatan pemasaran yang baik, seperti
promosi dan saluran distribusi, penggunaan modal (baik modal sendiri maupun
pinjaman), kemudahan memperoleh bahan baku, dan lain-lain akan memotivasi
dan membuat wanita wirausaha menjadi lebih kreatif. Tetapi lingkungan eksternal
dengan indikator dukungan pemerintah dan permintaan pasar terhadap kerupuk
udang mampu peningkatan minat berwirausaha. Sedangkan lingkungan eksternal
tidak mempengaruhi perilaku kewirausahaan, seperti dukungan perbankan masih
belum dirasakan oleh wanita wirausaha baik itu dari pemerintah maupun bank.
Dengan keterbatasan dana wanita wirausaha di Provinsi Jambi belum dapat
melakukan inovasi dari produk kerupuk yang dibuatnya. Peningkatan kinerja
usaha yang dilihat dari pendapatan usaha akan menarik minat untuk dapat
mempertahankan usaha yang dijalankan pada saat ini. Tetapi diperlukan bantuan
dan dukungan baik pemerintah maupun pihak terkait dalam penyediaan teknologi,
akses kemudahan dalam finansial, ketersediaan terhadap pasar sehingga sumber

daya wanita yang ada untuk tetap eksis dan dapat menambah jumlah wanita
wirausaha yang ada di daerah maupun di Indonesia sendiri.
Kata kunci: kerupuk udang, kinerja usaha, partial least square (PLS), wanita
wirausaha

SUMMARY
ELVIN DESI MARTAULI. Factor’s Affecting Business Performance Of
Women Entrepreneurs Prawn Crackers in Jambi Province. Supervised by
LUKMAN MOHAMMAD BAGA and ANNA FARIYANTI.
Prawn cracker business in Jambi has its potentiality to be developed due to
the availability of the raw material. The availability of the raw material is
expected to increase the production. Opportunities availability of raw materials
business can still be used by women entrepreneurs in Jambi province in expected
order to thrive. Factors suspected cause of underdeveloped venture prawn crackers
is that the support of banks in terms of capital. Because of the low capital support
business run tend to remain and unevenly distributed among businesses.
The objectives of this research are: (1) to identify the characteristics of
individual and the characteristic of woman’s business; (β) to analyze the influence
of the external environment, internal environment on the entrepreneurial behavior
and business performance; (3) to analyze the external environment, internal

environment and the individual characteristics of entrepreneurial behavior towards
women entrepreneurs crackers in Jambi Province. This research was located in
Jambi Province precisely in Tanjung Jabung Timur and Tanjung Jabung Barat, is
because in both districts that produce crackers in Jambi Province. The data were
collected through 105 question naires into 105 woman entrepreneurs who produce
marine resources of shrimp into prawn crackers. Census technique was used to
obtain the data. The analysis method which used was Structural Equation
Modelling (SEM) with Partial Least Square (PLS) approach. Exogenous latent
variables were personal characteristics, external environment, internal
environment. While the endogenous latent variables wereis characteristics of the
business and entrepreneurial behavior.
The result of this research are the average of woman entrepreneurs age in
Jambi Province are 36-40 years old, the average level of education were middle
school, the average number of dependents in family were 4-6 people which
attended entrepreneurship training before. On average, the prawn crakers business
last for 5 years, with considerable experience is expected to be able to improve the
ability of women entrepreneurs in developing businesses prawn crackers in order
to compete with other regions.
The output from Partial Least Square (PLS-SEM) showed that the models
and variables used in this study were valid and reliable. PLS-SEM output showed

that hemost dominant PLS-SEM results indicate that the internal environment and
the external environment are latent variables that most affect business
performance. The individual characteristics that most influence the entrepreneurial
behavior. The internal environment with indicators such as human resources,
financial records, production and operations, capital, market and marketing
aspects. As well as the external environment indicators: aspects of government
policy, advances in technology, market demand and bank support (institutions)
positive and significant effect on the performance of the business (revenue,
volume of sales and marketing area). Entrepreneurial behavior positive and
significant effect on the performance indicators of the business with a manifestt
that is high enough that the courage to take risks, to take the risk of women

entrepreneurs will be able to face future problems business. However, the
innovation indicator has a low loading factor values, this indicates that the level of
product innovation by women entrepreneurs are still low, new only to the extent
of making crackers in stick form without any sense of granting variances.
The results outher showed that the internal environment provides a positive
and significant influence greatly to the entrepreneurial behavior. Based on
discussions with the respondents that good marketing activities, such as
promotion and distribution channels, the use of capital (both equity and loans), the

ease of obtaining raw materials, and others will motivate and make women
entrepreneurs to be more creative. But the external environment with the indicator
of government support and market demand for shrimp crackers were able to
increase interest in entrepreneurship. While the external environment does not
affect entrepreneurial behavior, such as banking support is still felt by women
entrepreneurs both from the government and banks. With limited funding women
entrepreneurs in Jambi province have not been able to innovate on products
crackers are made. Improved operating performance seen from revenues will be of
interest to be able to maintain the business carried on at the moment. However, it
needs the help and support of both the government and the people involved in the
provision of technology, ease of access to finance, the availability on the market
so that the resources that exist for women still exist and can increase the number
of women entrepreneurs in the region and in Indonesia itself.
Keywords : business performance, Partial Least Squares (PLS), prawn crackers,
woman entrepreneur

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA
USAHA WANITA WIRAUSAHA KERUPUK UDANG
DI PROVINSI JAMBI

ELVIN DESI MARTAULI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Agribisnis

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2016

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis

: Dr Ir Burhanuddin, MM

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas segala karuniaNya karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian
yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2015 sampai Agustus 2015 ini ialah
kewirausahaan, dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha
Wanita Wirausaha Kerupuk Udang di Provinsi Jambi. Tesis ini merupakan salah
satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Master pada
Program Studi Agribisnis, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tesis
ini dapat diselesaikan dengan baik atas dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu, khususnya kepada :
1. Dr Ir Lukman Mohammad Baga, MAEc dan Ibu Dr Ir Anna Fariyanti,
MSi selaku komisi pembimbing atas segala bimbingan, arahan, motivasi
serta bantuan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas

akhir ini.
2. Dr Ir Ratna Winandi, MS selaku dosen evaluator pada pelaksanaan
kolokium proposal penelitian yang telah banyak memberikan arahan dan
masukan untuk penelitian ini.
3. Dr Ir Burhanuddin, MM selaku dosen penguji luar komisi dan Prof Dr Ir
Rita Nurmalina, MS selaku dosen penguji perwakilan program studi pada
ujian tesis.
4. Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS selaku ketua Program Studi Agribisnis dan
Dr Ir Suharno, MADev selaku sekretaris Program Studi Agribisnis yang
telah memberikan bantuan selama penulis menjalani pendidikan pada
Program Studi Agribisnis ini.
5. Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (DIRJEN-DIKTI) yang memberikan
Beasiswa Program Pendidikan Dalam Negeri (BPPDN) kepada penulis.
6. Sahabat JWJ dan teman-teman seperjuangan Magister Sains Agribisnis
(MSA angkatan 4) Institut Pertanian Bogor.
7. Penghormatan tertinggi yang penulis berikan sebagai ucapan terima kasih
kepada Ayahanda Anggiat Panjaitan, ibunda Meliana Siahaan, abangku
Maruli Sitorus serta adik-adikku Ellen Panjaitan dan Victor Elieser
Panjaitan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2016

Elvin Desi Martauli

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian

1
1
5
7
7
7

2 TINJUAN PUSTAKA
Peranan Wanita Wirausaha Dalam Pertumbuhan Ekonomi
Pengaruh Faktor Lingkungan Eksternal-Internal Terhadap
Kinerja Usaha
Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha
Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Perilaku Kewirausahaan

8
8
9
12
14

3 KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Teori
Kerangka Penelitian Operasional
Hipotesis Penelitian

15
15
28
32

4 METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Metode Pengumpulan Data
Metode Analisis Data
Definisi Operasional

32
32
32
32
33
39

5 KONDISI UMUM PENELITIAN DI PROVINSI JAMBI
Profil Individu Wanita Wirausaha
Profil Karakteristik Usaha Responden

40
46
49

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

64

7 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

81
81
82

DAFTAR PUSTAKA

83

DAFTAR LAMPIRAN

89

RIWAYAT HIDUP

97

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.

Perkembangan Jumlah Unit Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah
(UMKM) di Provinsi Jambi Tahun 2010-2014
Jumlah unit usaha miko kecil dan menengah (UMKM) di Provinsi
Jambi tahun 2013
Total Wirausaha, Total Produksi Dan Total Wanita Wirausaha Tahun
2011-2013 Pada Sentra Kerupuk Udang di Provinsi Jambi
Variabel Laten Dan Manifest (Indikator) Pada Model Persamaan
Structural
Definisi Operasional Variabel-Variabel Manifest
Luas Wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Wilayah Provinsi Jambi tahun
2013
Lapangan Usaha Masing-Masing Sektor Terhadap Penyerapan Tenaga
Kerja (umur 15 tahun keatas)
Sebaran Responden Wanita Wirausaha Berdasarkan Usia
Sebaran Responden Wanita Wirausaha Berdasarkan Pendidikan
Sebaran Wanita Wirausaha Berdasarkan Jumlah
Tanggungan
Keluarga
Sebaran Wanita Wirausaha Berdasarkan Pengalaman Kerja
Sebaran Wanita Wirausaha Berdasarkan Keikutsertaan Dalam
Pelatihan Bidang Kewirausahan
sebaran Wanita Wirausaha Berdasarkan Modal Awal
Sebaran Wanita Wirausaha Berdasarkan Lama Berwirausaha
Sebaran Wanita Wirausaha Berdasarkan Lama Operasional Harian
Sebaran Wanita Wirausaha Berdasarkan Omset Penjualan Per Bulan
Sebaran Penilaian Wanita Wirausaha Terhadap Karakteristik Individu
Sebaran Penilaian Wanita Wirausaha Terhadap Lingkungan Internal
Sebaran Penilaian Wanita Wirausaha Terhadap Lingkungan Eksternal
Sebaran Penilaian Wanita Wirausaha Terhadap Perilaku
Kewirausahaan
Sebaran Penilaian Wanita Wirausaha Terhadap Kinerja Usaha
Indikator Yang Tidak Valid Berdasarkan Nilai Loading Factor
Reabilitas Model Berdasarkan Nilai AVE dan Composite Reability
Sebaran Nilai R-Square (R2) Pada Analisis Evaluasi Model Struktural
Nilai koefisien jalur, rataan, simpangan baku, t-value
Koefisien Parameter Jalur Faktor Lingkungan Eksternal Dan Internal,
Perilaku Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha
Loading factor dan t-value Indikator Terhadap Lingkungan Eksternal
Loading factor dan t-value Indikator Terhadap Lingkugan Internal
Loading factor dan t-value Indikator Terhadap Kinerja Usaha
Koefisien Parameter Jalur Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap
Perilaku Kewirausahaan
Loading factor dan t-value Indikator Terhadap Karakteristsik Individu
Loading factor dan t-value Indikator Terhadap Perilaku
Kewirausahaan

3
4
5
34
39
41
41
42
46
47
48
48
49
50
50
51
51
53
56
58
61
62
65
67
67
68
69
71
72
74
75
77
79

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha di
Provinsi Jambi tahun 2015
Motivasi mempengaruhi kinerja
Model pengaruh individu terhadap perilaku dan kinerja
Model komponen lingkungan bisnis eksternal dan internal
Model lingkungan bisnis : lingkungan internal-eksternal
Model komponen variabel yang mempengaruhi kinerja bisnis
Kerangka penelitian “Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
usaha wanita wirausaha kerupuk udang”
Model Partial Least Square (PLS-SEε) “faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja usaha wanita wirausaha”
Peta wilayah Provinsi Jambi
Proses pencetakan adonan kerupuk udang
Kerupuk udang yang telah dikukus
Proses penjemuran kerupuk udang
Pengemasan kerupuk udang yang siap untuk dipasarkan
Standardized loading factor awal pada model pengukuran faktor
faktor yang mempengaruhi kinerja usaha
Nilai t-value struktural faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
usaha

3
19
20
22
23
27
31
38
40
44
45
45
46
65
66

DAFTAR LAMPIRAN
1. Proses produksi kerupuk udang di Provinsi Jambi
2. Hasil uji validitas berdasarkan nilai loading factor pada outer model
awal di Provinsi Jambi
3. Hasil uji validitas berdasarkan nilai loading factor pada outer model
akhir di Provinsi Jambi
4. Inner model t-statistic (Mean, STDEV, T-value) di Provinsi Jambi
5. Outer weight (Mean, STDEV, T-value) di Provinsi Jambi
6. Hasil loading factor akhir di Provinsi Jambi
7. Hasil nilai t-hitung awal di Provinsi Jambi

90
91
92
93
94
95
96

1

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dunia kewirausahaan sampai saat ini masih merupakan bidang yang
banyak dikuasai oleh pria dibandingkan oleh wanita. Hal ini disebabkan oleh
pria lebih berani dalam mengambil keputusan dalam kegiatan usahanya
(Casson et al. 2006). Hampir diseluruh negara-negara di dunia, kegiatan
produktivitas yang dijalankan oleh wanita lebih rendah dibandingkan oleh
pria. Sehingga hal ini menyebabkan terjadinya kesenjangan dalam pendapatan
disegala bentuk aktivitas ekonomi. Seperti pada sektor pertanian,
kewirausahaan dan manufaktur. Pada bidang kewirausahaan, usaha yang
dijalankan oleh wanita memiliki rata-rata pendapatan yang lebih rendah
daripada usaha yang dijalankan oleh pria. Contohnya di China, kesenjangan
pendapatan wanita lebih rendah 69 persen dibandingkan oleh pria. Akan
tetapi, perkembangan wirausaha dalam suatu negara tidak akan terlepas dari
partisipasi dan peran wanita (World Bank 2016). Partisipasi wanita sebagai
wirausaha meningkat cukup signifikan selama satu dekade terakhir baik itu di
negara-negara maju maupun negara berkembang walaupun jika dilihat dari
pertumbuhan jumlah wanita pemilik usaha (women-owned business) secara
sistematis tetap lebih rendah jika dibandingkan dengan pria (Widowati 2012).
Perkembangan kewirausahaan wanita memiliki potensi untuk dapat
dikembangkan. Laporan Global Entrepreneurship Monitor (2015) terjadi
peningkatan aktivitas kewirausahaan wanita dari total Early-Stage
Entrepreneurship Activity (TEA) di beberapa negara, contohnya 41 persen di
Nigeria dan Zambia lebih rendah 2 persen di Suriname dan Jepang.
Sedangkan untuk di 10 negara, wanita lebih mungkin menjadi wirausaha
dibandingkan pria, seperti El Salvador dan Brazil di Amerika Latin dan
Karibia; Vietnam, Indonesia, Malaysia dan Filipina di Asia Tenggara; dan
Zambia, Nigeria, Uganda dan Ghana di Afrika. Namun menurut Tambunan
(2009), di banyak negara terutama di mana tingkat perkembangan ekonomi
tercermin dari tingkat pendapatan per kapita dan tingkat industrialisasi yang
masih rendah, potensi ini sebagian besar masih belum dimanfaatkan, padahal
peluang yang lebih besar bagi wanita untuk berpartisipasi dalam kegiatan
ekonomi baik sebagai pengusaha sukses atau sebagai karyawan bergaji pasti
akan banyak membantu dalam penanggulangan kemiskinan. Maclean et al.
(2012) menyatakan bahwa kurang dari 10 persen pengusaha di Asia Selatan,
seperti Bangladesh, Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka
adalah wanita.
Keberadaan wirausahawan wanita dalam Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) di Indonesia memiliki peran dalam meningkatkan
perekonomian negara. Pertumbuhan UMKM yang dimiliki wanita di
Indonesia ternyata berada pada posisi ke tiga tertinggi di Asia Pasifik. Hal ini
dilihat dari aktivitas kewirausahaan usaha baru dibandingkan dengan negaranegara di Asia Tenggara, dengan nilai Total Early-stage Entrepreneurial
Activity (TEA) antara wanita dan pria yang tidak berbeda jauh, yaitu wanita
25 persen dan pria 26 persen (Nawangpalupi et al. 2014). Peningkatan jumlah

2
wanita terlihat pula dari jumlah pelaku UMKM di Indonesia. Pada tahun 2013
jumlah UMKM di Indonesia yaitu 56 juta unit usaha, namun pemilik usaha
ini tidak semuanya dihitung sebagai wirausaha dengan penilaian Kemenkop
yaitu hanya berjumlah 1.65 persen dari 250 juta penduduk (Sasongko 2015).
Indonesia merupakan salah satu negara di Asia berpotensi untuk dapat
dikembangkan kewirausahaan melalui peningkatan kinerja usaha wanita
wirausaha. Pelaku usaha kecil dan mikro di Indonesia 60 persennya adalah
wanita, dan banyak bergerak dalam usaha rumahan berupa usaha kerajinan
dan olahan pangan (Chusna 2013). Selain itu juga, peran wanita di sektor
UMKM umumnya terkait dengan bidang perdagangan dan industri
pengolahan seperti warung makan, pengolahan makanan dan industri
kerajinan. Meskipun belum terdapat data yang pasti mengenai jumlah wanita
wirausaha di Indonesia, tetapi diilustrasikan sejak berdirinya pada 10 Februari
1975, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) telah memiliki jumlah
anggota sebanyak 15 000 yang tersebar diseluruh wilayah negara Indonesia.
Mayoritas kinerja usaha wirausaha wanita di Indonesia tidak mengalami
kemajuan Chusna (2013). Sedangkan menurut Purwadi (2013) jumlah
wirausaha wanita di Indonesia kurang dari 0.1 persen dari total penduduk
Indonesia atau kurang dari 240 000 jumlah wirausaha wanita. Kinerja usaha
wirausaha wanita yang masih kurang berkembang karena masih sedikitnya
dukungan dari pemerintah terutama dalam akses permodalan (Sumantri 2013).
Kelompok usaha pengolahan makanan dan minuman memiliki jumlah
terbanyak diantara jumlah total UMKM yaitu 34.94 persen (BPS 2014).
Usaha makanan dan minuman menjadi salah satu penopang pertumbuhan
industri non migas nasional. Pertumbuhan sektor pangan selalu positif dan
menjadi salah satu usaha dengan pertumbuhan tertinggi diantara usaha non
migas lainnya. Pertumbuhan usaha pangan olahan berupa makanan dan
minuman nasional akan tetap meningkat dikarenakan produk yang selalu
dibutuhkan di segmen konsumsi dan sektor ini belum akan menemui titik
jenuh walaupun pertumbuhannya lambat yaitu sekitar empat persen (Bukhari
2013). Usaha pengolahan makanan dan minuman biasanya pada usaha
rumahan. Usaha rumahan ini adalah suatu sistem produksi yang
menghasilkan produk melalui proses nilai tambah dari bahan baku tertentu,
yang dikerjakan di lokasi rumah dan bukan di pabrik. Salah satu ciri-ciri dari
modal dan sumber modalnya, yaitu modal untuk kelas melati antara di bawah
Rp 1 juta - Rp 5 juta yang berasal dari modal sendiri (Kementerian
Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak 2012).
Fenomena perkembangan keterlibatan wanita dalam dunia usaha tidak
hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga menjadi fenomena yang berkembang di
dunia internasional. Casson et al. (2006) menemukan populasi wanita
wirausaha terdiri atas sepertiga dari populasi pengusaha dunia. Mereka
berkontribusi signifikan terhadap inovasi, penciptaan lapangan kerja, dan
perekonomian di dunia internasional. Theo dan Chong (2007) menemukan di
Malaysia, wanita telah mewakili lebih dari sepertiga, dari total semua orang
yang melakukan kegiatan kewirausahaan. Permasalahan dan tantangan yang
dihadapi oleh wanita wirausaha perlu menjadi pertimbangan dalam
mengembangkan kewirausahaan. Keberhasilan usaha perlu ditingkatkan oleh
wanita wirausaha untuk mengembangkan usaha serta mengakses peluang

3
usaha secara efektif, sehingga terjadi peningkatan kinerja usaha dibandingkan
dengan pria.
Provinsi Jambi merupakan salah satu provinsi yang memiliki produksi
hasil perikanan laut yang memiliki prosepek untuk dikembangkan. Provinsi
Jambi dan Provinsi Jambi adalah dua kabupaten yang berada dipesisir pantai
Provinsi Jambi yang menghasilkan produksi laut yaitu udang. Potensi
sumberdaya ini juga diikuti dengan peluang dan peran pemerintah di Provinsi
Jambi dan Provinsi Jambi. Pemerintah memberikan pelatihan dan sosialisasi
teknologi sederhana pengolahan udang kepada para wanita di beberapa
perkotaan sampai pedesaan di Provinsi Jambi melalui instansi pemerintahan.
Kegiatan pelatihan ini telah menumbuhkan usaha baru yaitu disektor
kelompok kerajinan rumah tangga di Provinsi Jambi (Gambar 1).

Gambar 1 Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha
di Provinsi Jambi tahun 2015
Sumber : BPS Provinsi Jambi (2016)

Gambar 1 menjelaskan bahwa nominal PDRB Provinsi Jambi atas
dasar harga tahun 2015 tercatat sebesar Rp 38.9 triliun, dan secara sektoral
masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar
(28.1%), pertambangan dan penggalian sebesar (18.1%) serta sektor industri
pengolahan sebesar (10.9%) yang terdiri dari pengolahan karet (6.5%) dan
pengolahan makanan-minuman (4.4%). Sehingga, struktur ekonomi regional
dalam jangka pendek relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun
2014. Sedangkan perkembangan jumlah unit Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) di Provinsi Jambi pada Tabel 1.
Tabel 1
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014

Perkembangan jumlah unit usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) di Provinsi Jambi tahun 2010-2014
Jumlah Unit
Usaha
15 245
15 720
16 169
16 318
17 800

Investasi
(Rp. 000)
50 731 679
51 252 830
51 147 861
53 916 548
54 967 075

Sumber : Disperindag Provinsi Jambi (2016)

Tenaga Kerja
(orang)
40 695
41 036
42 336
43 427
44 400

Nilai Produksi
(Rp.000)
167 104 984
172 118 126
177 491 381
186 365 650
192 865 650

4
Perkembangan UMKM di Provinsi Jambi dari tahun 2010 sampai
2014 mengalami peningkatan pertumbuhan unit usaha. Data pada Tabel 1
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terhadap pertumbuhan jumlah unit
usaha sebesar (20%). Pertumbuhan unit usaha dicerminkan oleh peningkatan
kinerja usaha atau terjadi peningkatan produksi dan volume penjualan.
Artinya pertumbuhan jumlah unit usaha pada Tabel 1, juga dipedomani
sebagai peningkatan kinerja usaha yang terjadi dan berdampak pada investasi
yang meningkat serta pertambahan tenaga kerja. Selanjutnya Tabel 2, terlihat
pada unit usaha yang dikelompokkan pada kerajinan rumah tangga yaitu
industri kerupuk, keripik dan peyek merupakan salah satu hasil kerajinan
rumah tangga yang dikelola oleh wanita.
Tabel 2 Jumlah unit usaha miko kecil dan menengah (UMKM) di Provinsi
Jambi tahun 2013

No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Jenis usaha

Industri furnitur dari kayu
Penggilingan padi dan penyosohan beras
Industri kerupuk, keripik, peyek dan sejenisnya
Industri barang anyaman dari bukan rotan dan
bambu
Industri barang bangunan dari kayu
Industri Tempe/Tahu Kedelai
Industri barang anyaman dari rotan dan bambu
Industri barang kimia lainnya
Industri penggergajian kayu
Industri kopra
Industri pakaian jadi (batik dan sejenisnya)
UMKM lainnya
Total UMKM

Usaha kerajinan
rumah tangga
Jumlah
tenaga
usaha
kerja
(unit)
(Orang)
1859
4050
1358
6790
1262
3786
2093
5465
838
1796
591
1451
388
1351
956
4725
16 318

6704
3980
2955
2255
1940
1404
2188
8547
43 427

Sumber : Disperindag Provinsi Jambi (2016)

Kinerja usaha diartikan sebagai kemampuan awal memulai usaha dan
mempertahankan keberlangsungan usaha. Okpara (2007) menyatakan bahwa
kreativitas dan inovasi adalah faktor penentu utama pertumbuhan usaha. Nilai
kreativitas dan inovasi adalah aktivitas kewirausahaan yang aktif mencari
kesempatan untuk melakukan hal-hal baru, melakukan hal-hal biasa dengan
cara yang luar biasa. Selama ini wirausaha identik dengan pria, sedangkan
wanita dianggap kurang mampu dalam menangkap peluang bisnis dan
mengelola pengalaman sebelumnya, sehingga wanita kekurangan sumberdaya
untuk pertumbuhan bisnisnya melalui peningkatan kinerja usaha. Wanita
dalam memulai usaha juga sering mengalami hambatan pembiayaan dan
legalitas usaha. Padahal dari sisi pelaksanaan bisnis, menurut Casson et al.
(2006) wanita cenderung menekankan pada kualitas produk atau jasa dari
pada efisiensi biaya, wanita juga dinilai lebih kreatif. Selain itu juga, wanita
juga berpotensi menjadi seorang wirausaha yang mampu menumbuhkan dan

5
mengembangkan usaha seperti pria. Sehingga penting melakukan penelitian
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja usaha yang dijalankan
oleh wanita.
Rumusan Masalah
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Jambi,
merupakan salah satu jenis usaha yang diminati oleh wanita wirausaha dan
mengalami pertumbuhan bisnis. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
di Provinsi Jambi ini, didominasi oleh usaha dibidang makanan (80%), (Dinas
UMKM Provinsi Jambi 2016). Pertumbuhan bisnis usaha makanan di
Provinsi Jambi ini terdiri dari pengolahan hasil pertanian, perikanan dan
peternakan. Walaupun belum berkembang secara pesat, tetapi usaha yang
dijalankan oleh wanita ini telah mampu memberikan peningkatan peran
wanita perkembangan sumber daya manusia (SDM) Provinsi Jambi
khususnya pada kaum wanita. Salah satu usaha pengolahan makanan yang
digeluti oleh wanita di Provinsi Jambi adalah usaha kerupuk udang.
Usaha kerupuk udang di sentra produksi kerupuk di Provinsi Jambi,
berdasarkan Tabel 3 jika dilihat dari jumlah total wanita cukup baik walaupun
berlum mengalami peningkatan skala usaha, akan tetapi jika dilihat dari
produksi mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan kegiatan pembuatan
kerupuk udang tidak dilakukan setiap hari. Kegiatan produksi kerupuk udang
ini tergantung pada ketersediaan udang, dikarenakan menurut wanita pembuat
kerupuk udang jika udang disimpan terlalu lama akan menghasilkan kualitas
yang berbeda. Sehingga sampai pada saat ini masih mengandalkan hasil
udang yang segar. Di indikasi inilah menyebab terjadinya penurunan kerupuk
udang. Selain itu, motivasi wanita dalam menjalankan usaha ini berbeda-beda
ada yang hanya ikut-ikutan dan ada yang karena memiliki hobby memasak
sehingga dapat menyalurkan kemampuannya untuk membuat kerupuk udang.
berdasarkan fakta dilapangan bahwa inovasi produk seperti penambahan
varians rasa tidak dilakukan. Hal ini dikarenakan belum adanya pelatihan,
sehingga belum dilakukan. Padahal diketahui inovasi itu sangat penting untuk
meningkatkan pertumbuhan usaha, melalui inovasi akan mampu mencari hal
yang baru sehingga akan berdampak pada meningkatkan kinerja usaha
(Okpara 2007).
Tabel 3 Total wirausaha, total produksi dan total wanita wirausaha tahun
2011-2013 pada sentra kerupuk udang di Provinsi Jambi

Tahun
2011
2012
2013

Total
wirausaha
(orang)
70
106
119

Total wanita
wirausaha
(orang)
62
105
105

Total produksi
(kg/thn)
327 680
471 271
308 508

Sumber : Desperindag Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Barat (2015)

Persentase
(%)
29.59
42.55
27.86

6
Selain dikarenakan perilaku kewirausahaan seperti inovasi yang
belum dilakukan oleh wanita, karakteristik individu juga berperan dalam
peningkatan kinerja usaha seperti pendidikan formal dan pendidikan non
formal (pelatihan) yang diikuti oleh wanita. Berdasarkan fakta di lapangan,
pelatihan yang diberikan oleh pemerintah daerah sudah cukup baik, hal ini
terlihat dari kegiatan pelatihan yang dilakukan beberapa kali dalam setahun
dan evaluasi setiap bulannya. Menurut Casson et al. (2006), pendidikan dan
pelatihan memegang peranan penting dalam pertumbuhan wirausaha. Hal ini
dikarenakan bahwa penemuan kewirausahaan melibatkan "kombinasi
kembali" dari ide-ide dan praktek. Sedangkan menurut Noersasongko (2005)
bahwa pengusaha yang mengikuti banyak pelatihan lebih berhasil daripada
pengusaha yang kurang atau tidak mendapat pelatihan, dikarenakan banyak
memperoleh informasi untuk meningkatkan kinerja usahanya.
Faktor lingkungan juga akan ikut menentukan kinerja usaha berhasil
atau tidak. Lingkungan terdiri dari lingkungan eksternal dan lingkungan
internal. Lingkungan internal ini terjadi didalam kegiatan usaha yang
dijalankan oleh wanita dan dapat dikontrol oleh wanita itu sendiri.
Lingkungan eksternal merupakan lingkungan luar, seperti kebijakan
pemerintah. Faktanya untuk meningkatkan kinerja usaha wirausaha wanita
telah dilakukan oleh pemerintah, salah satunya adalah pemerintah telah
mengeluarkan UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah, di mana Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mempunyai
kewajiban untuk mendorong pertumbuhan usaha mikro. Tetapi tidak
diimbangi dengan ketersediaan permodalan. Permodalan merupakan suatu hal
yang penting yang diperlukan untuk memanjukan dan mengembangkan usaha
(Dewanti 2010). Tetapi kondisi dilapangan menunjukkan bahwa kredit
permodalan yang disediakan oleh pemerintah sulit didapat bahwa tidak ada
begitu pula dengan perbankan. Dengan kata lain keterbatasan permodalan
akan berdampak terhadap lingkungan internal dan kinerja usaha. Christine
(2014) mengatakan bahwa sulitnya wanita untuk mendapatkan kredit
permodalan dikarenakan kepercayaan bank terhadap usaha wanita masih
rendah. Hal ini dikarenakan, usaha yang dijalankan oleh wanita merupakan
usaha kecil dan berisiko untuk gagal bertahan. Selain itu juga, menurut
Kementrian Pemberdayan Wanita dan Perlindungan Anak (2012) menyatakan
kondisi wanita wirausaha mikro dan kecil saat ini masih belum
menggembirakan. Kendala terbesar yang dihadapi oleh wanita wirausaha
mikro, kecil dan menengah pada umumnya pada aspek pemasaran,
permodalan, sumberdaya manusia dan teknologi serta rendahnya penguasaan
wanita terhadap aset produksi. Permasalahan yang sering dihadapi wanita
wirausaha kecil terutama dalam hal pemasaran, peningkatan kualitas produk,
manajemen usaha dan akses perbankan. Permasalahan yang muncul erat
kaitannya dengan bagaimana kinerja usaha dari usaha mikro tersebut berjalan.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah, yaitu :
1. Bagaimana profil individu dan profil usaha wanita wirausaha kerupuk
udang di Provinsi Jambi?

7
2.

3.

Bagaimana pengaruh lingkungan eksternal, lingkungan internal dan
perilaku kewirausahaan terhadap kinerja usaha wanita wirausaha kerupuk
udang di Provinsi Jambi?
Bagaimana pengaruh lingkungan eksternal, lingkungan internal dan
karakteristik individu terhadap perilaku kewirausahaan wanita wirausaha
kerupuk udang di Provinsi Jambi?
Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan yang melandasi penelitian, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk :
1. Mengidentifikasi profil individu dan profil usaha wanita wirausaha.
2. Menganalisis pengaruh lingkungan eksternal, lingkungan internal dan
perilaku kewirausahaan terhadap kinerja usaha wanita wirausaha.
3. Menganalisis pengaruh lingkungan eksternal, lingkungan internal dan
karakteristik individu terhadap perilaku kewirausahaan wanita wirausaha.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
menetapkan kebijakan pembinaan dan pengembangan usaha kerupuk udang
kedepannya yang ada di Provinsi Jambi secara umum dan khusunya pada
sentra kerupuk udang pada penelitian ini. Melalui penelitian ini akan dapat
mengkaji tentang kinerja usaha dan dapat diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi peningkatan kinerja usaha dari wanita wirausaha sehingga
dapat dilakukan dalam pengambilan kebijakan dalam memperbaiki kinerja
usaha untuk lebih baik lagi dan dapat berkembang.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
usaha kerupuk udang yang dilakukan oleh wanita wirausaha di Provinsi
Jambi. Kinerja usaha yang dikaji dalam penelitian ini adalah pada usaha
dalam menjalankan usaha wanita wirausaha. Udang merupakan salah satu
komoditas hasil perikanan yang cukup potensial di Provinsi Jambi dan
Provinsi Jambi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja usaha dilihat dari
karakteristik individu pada wanita wirausaha, lingkungan usaha yang terdiri
dari lingkungan eksternal dan lingkungan internal, perilaku kewirausahaan.
Penelitian ini menggunakan alat analisis Structural Equation Model
(SEM) dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS). Untuk mencerminkan
pengaruh dari indikator-indikator terhadap laten dari masing-masing variabel
yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini juga terbatas hanya
dilakukan pada usaha pengolahan kerupuk udang di Provinsi Jambi, sehingga
hasil penelitian yang diperoleh dianggap sama untuk lokasi ataupun daerah
lainnya dikarenakan kondisi ekonomi, budaya, sosial serta faktor lainnya
yang disetiap lokasi yang berbeda.

8

2

TINJAUAN PUSTAKA

Peranan Wanita Wirausaha dalam Pembangunan Ekonomi
Wube (2010) menyatakan bahwa kegiatan produktif yang dilakukan
oleh wanita memberdayakan secara ekonomi, memungkinkan wanita untuk
berkontribusi lebih tinggi dalam pembagunan ekonomi. Kegiatan produktif
skala kecil dan menengah, sektor formal atau non formal sebagai aktivitas
kewirausahaan wanita, tidak hanya sebagai sarana kelangsungan hidup
ekonomi, tetapi akan berdampak sosial yang positif bagi wanita sendiri.
Penelitian terhadahulu oleh Schorling (2006) di Ethiopia pengembangan
usaha mikro dan kecil (UMK) untuk pembangunan ekonomi, dimulai tahun
1980-an. Alasan dilakukan pengembangan UMK adalah sebagai upaya yang
lebih baik untuk mengurangi kemiskinan, penguat untuk pengembangan dan
produktivitas yang berkelanjutan, penting dalam sektor perdagangan dan
dasar untuk ekonomi pemberdayaan wanita dan laki-laki.
Kontribusi wanita terhadap pertumbuhan ekonomi di Saudi ditemukan
hasil bahwa wanita sebagai tenaga kerja ikut dalam berpartisipasi untuk
meningkatkan PDB di Saudi. Partisipasi yang sama dari wanita di masyarakat
dapat mengembangkan ekonomi. Akan tetapi terdapat hambatan yang
dihadapi oleh wanita yaitu kurangnya program pendidikan dan kesadaran
akan pentingkan pendidikan. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan dan positif antara kontribusi wanita dan pembangunan
ekonomi. Sedangkan pembangunan ekonomi diukur dari segi kontribusi
tingkat GDP dan wanita itu dievaluasi dalam hal pendidikan dan tenaga kerja
tenaga kerja partisipasi (Elimam et al. 2014).
Meng (1998) menjelaskan bahwa di Asia Selatan dan Timur,
partisipasi wanita di sebagian besar negara Asia terkait erat dengan
pembangunan ekonomi nasional. Hal ini tidak hanya dibuktikan dengan fakta
bahwa tingkat partisipasi wanita telah meningkat secara bertahap dalam dua
dekade lalu dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat, tetapi juga karena
pangsa wanita dalam sektor non-pertanian. Lebih lanjut Meng (1998),
kegiatan jauh lebih tinggi di Jepang dan NIC daripada di negara-negara
ASEAN dan India, menunjukkan bahwa hubungan terbalik berbentuk antara
partisipasi perempuan dan pengembangan ekonomi. Ini berarti bahwa
partisipasi wanita akan meningkat dengan pertumbuhan ekonomi.
Sanyang dan Huang (2008) menjelaskan bahwa pada negara-negara
berkembang di Asia telah banyak menghadapi masalah kemiskinan di
pedesaan dan lingkungan yang disebabkan oleh rendahnya daya saing produk
dan eksploitasi sumberdaya alam yang dilakukan. Pemerintahan di India telah
menyusun berbagai program untuk memberdayakan wanita pedesaan dengan
berbagai jalan untuk mengembangkan peran wanita dalam kegiatan
perekonomian (Singh et al. 2013). Menurut Baker et al. (1997) menyatakan
bahwa dahulu dunia kewirausahaan tidak di anggap sebagai media bagi
wanita dalam mengembangkan kemampuan dirinya. Akan tetapi kemajuan
teknologi juga mempermudah wanita dalam masuk kedunia usaha dan dapat
bersaing dengan pria dalam berbagai sektor.

9
Narayan dan Geethakutty (2003) pada penelitian pada di India
mengungkapkan dengan latar belakang pembangunan nasional dibidang
sosial, ekonomi dan politik. Hasil yang diperoleh bahwa terdapat peluang
ekonomi bagi usaha-usaha kecil sehingga mendorong munculnya usaha baru.
Serta mendorong wirausaha-wirausaha lokal untuk dapat melihat peluang
yang sama antara pria dan wanita. Selain itu wanita di India juga banyak yang
sukses di bidang kewirausahaan. Tetapi kesuksesan wanita di India banyak
dalam bidang pengolahan pangan masih tergolong rendah hanya sekitar 18.20
persen. Pengolahan pangan yang dilakukan oleh wanita masih bersifat
tradisional.
Penelitian yang dilakukan Febriani (2012) pada wanita sebagai
wirausaha kecil, selain bergerak dalam usaha pertokoan, industri pangan dan
minuman, konveksi atau garmen, salon juga sebagai produsen dalam
memproduksi aksesoris dan kerajinan. Sedangkan penelitian Senik (2011) di
Malaysia pada industri kecil pengolahan pangan memiliki peran untuk
kemajuan ekonomi serta terdapat keterlibatan pemerintah untuk
pengembangan industri kecil pangan ini. Produk makanan olahan telah
menjadi pilihan bagi penduduk di Malaysia. Hal ini dikarenakan peningkatan
standar hidup dan daya beli konsumen di negara tersebut (Theo dan Chong
2007). Onwurafor dan Enwelu (2013) menyimpulkan bahwa tingkat
keterlibatan wanita wirausaha di pedesaan dalam pengolahan produk pasca
panen di Enugu tergolong rendah. Hal ini terjadi karena mayoritas wanita
tidak berbekal pelatihan kewirausahaan serta terkendala dengan kurangnya
dan ketidakmampuan untuk menerapkan teknik pengolahan modern. Hal ini
bertentangan dengan yang terjadi di Indonesia yang menunjukkan bahwa
pengelolahan produk dalam bentuk pertanian perikanan maupun peternakan
justru banyak dikelola oleh wanita wirausaha (Sumantri 2013).
Pengaruh Faktor Lingkungan Eksternal-Internal
Terhadap Kinerja Usaha
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai sumber peristiwa dan
perubahan yang dapat membawa peluang dan ancaman bagi perusahaan
(Gemble et al. 2010). Penelitian Sofyan dan Ina (2015); Suharyono (2010)
menjelaskan bahwa lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan
lingkungan mikro yang sangat mempengaruhi kinerja perusahaan.
Lingkungan mikro merupakan kondisi yang terlibat langsung dalam usaha
yang dijalankan. Sementara lingkungan makro merupakan perubahan yang
terjadi mengenai sosial, ekonomi, politik, teknologi, demografi, dan budaya.
Ada dua faktor yang membuat analisis lingkungan adalah penting dan harus
selalu dilakukan oleh setiap manajer dari perusahaan, yaitu: (1) Bahwa
perusahaan tidak berdiri sendiri, tetapi berinteraksi dengan bagian dari
lingkungan dan lingkungan itu sendiri selalu berubah sepanjang waktu, (2)
pengaruh lingkungan yang sangat kompleks dan rumit dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada
kemampuan untuk mengelola kedua faktor lingkungan baik lingkungan
eksternal dan lingkungan internal, melalui analisis faktor lingkungan serta
pembentukan dan pelaksanaan strategi bisnis. Banyak penelitian yang

10
menjelaskan hubungan antara pengaruh lingkungan terhadap kinerja
perusahaan
Wube (2010) meneliti faktor –faktor yang mempengaruhi kinerja
wanita wirausaha pada usaha mikro dan kecil. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa wanita wirausaha di Usaha Mikro Kecil (UMK) dipengaruhi
kurangnya karakteristik kewirausahaan, manajerial dan keterampilan
pemasaran; kurangnya aksesibilitas terhadap informasi, kesulitan mengakses
sumber keuangan (kurangnya modal), peralatan teknologi dan pengetahuan
sederhana; ketidaksesuaian standardisasi, kualitas produk rendah, kurangnya
dukungan pemerintah, rendahnya akses terhadap teknologi tepat guna.
Selanjutnya Wube (2010) menemukan karakteristik wanita wirausaha di kota
Dessie menunjukkan bahwa wanita tidak memiliki keluarga wirausaha,
sehingga mengambil kewirausahaan sebagai pilihan terakhir dan lain-lain.
Pelatihan kewirausahaan tidak diberikan kepada wanita wirausaha di kota;
atau meskipun diberikan, mungkin fokus pada konsep teori dari yang
mengakar pelatihan praktis. Atau bahkan jika disampaikan praktis, perhatian
mungkin tidak diberikan oleh wanita wirausaha. Bahkan jika hal ini terjadi,
wanita wirausaha sektor UMK masih berkontribusi untuk pengembangan
negara.
Hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan lingkungan usaha
dilakukan oleh Suharyono (2010) yang meneliti mengenai analisis kapabilitas
organisasi dan lingkungan usaha terhadap kinerja bisnis dan implikasinya
bagi pengembangan usaha di pasar tradisional spesifik PD Pasar Jaya. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa (1) omset pelaku usaha merupakan yang
dominan dan berbeda nyata dengan pelaku usaha di pasar tradisonal spesifik
lainnya.Hal ini dikarenakan perbedaan skala usaha dari aspek modal dan
jumlah pekerja, serta perbedaan pengalaman usaha; (2) aspek manajemen dan
bisnis menjelaskan bahwa peubah lingkungan usaha internal secara langsung
berpengaruh positif dan nyata terhadap kinerja pemasaran, sedangkan secara
langsung maupun tidak langsung berpengaruh positif dan nyata terhadap
kinerja bisnis; (3) kinerja pemasaran secara langsung berpengaruh positif dan
nyata terhadap kinerja bisnis.
Pengaruh lingkungan eksternal dan internal terhadap kinerja usaha
pada penelitian empiris yang dilakukan oleh Munizu (2010), menyatakan
bahwa kinerja sektor usaha mikro dan kecil (UMK) dipengaruhi oleh dua
faktor utama yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal, jika dilihat
dari hubungan antara lingkungan internal dan eksternal Munizu (2010) pada
usaha mikro dan kecil di Sulawesi Selatan ditemukan hasil bahwa faktor
lingkungan eksternal yang terdiri dari aspek kebijakan pemerintah, aspek
sosial budaya dan ekonomi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
faktor internal yang memberikan berkontribusi sebesar 98 persen. Sedangkan
faktor lingkungan internal yang terdiri dari aspek sumber daya manusia,
keuangan, produksi, dan pemasaran memiliki pengaruh yang postif dan
signifikan terhadap kinerja UMK sebesar 79.2 persen.
Sofyan dan Ina (2015) menyatakan bahwa perusahaan yang
berorientasi pasar, sehingga dapat menanggapi apa kebutuhan dan keinginan
pelanggan, maka akan memuaskan konsumen, sehingga untuk meningkatkan
kinerja perusahaan seperti ROI, laba, penjualan, pangsa pasar dan

11
pertumbuhan penjualan. Lebih lanjut Sofyan dan Ina (2015) mengatakan
bahwa pengaruh lingkungan pada pilihan strategi dan kinerja perusahaan, dan
hasilnya menunjukkan bahwa perusahaan dengan kinerja tinggi akan
menyesuaikan kompleksitas lingkungan eksternal dengan menggunakan
variabel lingkungan sebagai sumber kontrol yang efektif dalam perusahaan.
Adanya perubahan mendasar dalam ekonomi global seperti persaingan yang
semakin ketat, perkembangan teknologi yang cepat, peningkatan biaya
pengembangan, biaya produksi dan biaya pemasaran produk baru, untuk
bersaing di arena, setiap perusahaan tidak bisa menanggung biaya tetap yang
begitu besar. Dalam mitra bisnis gilirannya diperlukan (partner). kemitraan
strategis antara organisasi (baik pemerintah dan swasta) bertujuan untuk
alasan berikut, untuk memberi jalan ke pasar, mengurangi risiko yang
disebabkan oleh perubahan lingkungan, kemampuan untuk saling melengkapi,
dan untuk mendapatkan sumber daya di luar yang dapat diproduksi oleh
perusahaan. Kemitraan menjadi penting karena kompleksitas dan lingkungan
risiko dalam perekonomian dunia, serta kemampuan terbatas dan sumber
daya dari perusahaan.
Teoh dan Chong (2007) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi terbentuknya kinerja usaha wanita wirausaha di Malaysia
yaitu manajemen, pengalaman ukuran usaha dan kebijakan pemerintah
sebagai pembuat keputusan. Kebijakan pemerintah telah melakukan berbagai
upaya dalam mempromosikan kewirausahaan terutama di kalangan wanita,
ada lebih menjadi bersaing dengan wirausaha laki-laki dengan cara
melakukan pembinaan, memfasilitasi usaha dan membantu dalam
menghadapi kendala-kendala. Caranya yaitu memudahkan perizinan,
dukungan keuangan yang lebih diperlukan dalam berbagai bentuk. Hal ini
dikarenakan, pemerintah di Malaysia dapat menyadari potensi yang dimiliki
wanita dan memaksimalkannya, sehingga akan kontribusi terhadap
pembangunan ekonomi negara. Dragnić (β01δ) menyatakan bahwa
lingkungan internal biasanya dihubungkan dengan tingkat Pencapaian kinerja
badan usaha. Namun, langka studi yang meneliti dampak dari lingkungan
internal secara keseluruhan (kombinasi dari semua / sebagian besar faktor
internal) pada strategi bisnis dan kinerja. Sedangkan lingkungan eksternal
terutama mempengaruhi kelangsungan hidup dan pertumbuhan badan usaha,