Efektivitas Ekstrak Biji Nimba Azadirachta indica untuk Pengobatan Parasit Argulus sp. pada Ikan Mas Koki Carassius auratus
EFEKTIVITAS EKSTRAK BIJI NIMBA Azadirachta indica
UNTUK PENGOBATAN PARASIT Argulus sp. PADA IKAN
MAS KOKI Carassius auratus
MUHAMMAD FITRAH AKBAR
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Efektivitas Ekstrak Biji
Nimba Azadirachta indica untuk Pengobatan Parasit Argulus sp. pada Ikan Mas
Koki Carassius auratus” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Muhammad Fitrah Akbar
NIM C14100070
ABSTRAK
MUHAMMAD FITRAH AKBAR. Efektivitas Ekstrak Biji Nimba Azadirachta
indica untuk Pengobatan Parasit Argulus sp. pada Ikan Mas Koki Carassius
auratus. Dibimbing oleh DINAMELLA WAHJUNINGRUM dan RAHMAN
Ikan mas koki Carassius auratus merupakan ikan hias yang banyak digemari
oleh masyarakat karena keunikan bentuk tubuh dan warnanya. Salah satu masalah
yang seringkali ditemukan pada budidaya ikan mas koki adalah ektoparasit yang
menginfeksi ikan mas koki pada bagian sirip dan tubuh yakni Argulus sp. Salah satu
tanaman yang berpotensi untuk digunakan sebagai upaya pengobatan adalah nimba.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas ekstrak biji nimba dalam
mengobati Argulus sp. pada ikan mas koki. Ikan mas koki yang digunakan
berukuran panjang 3,22 ± 0,23 cm dan bobot 5,28 ± 0,39 g. Penelitian ini terdiri
dari 5 perlakuan dan 2 ulangan individu yaitu perlakuan ekstrak biji nimba dengan
konsentrasi A (20 mg/l), B (40 mg/l), C (60 mg/l), K- (dimilin 1.5 g/l), dan K+ (tanpa
ekstrak biji nimba dan dimilin). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pemberian
ekstrak biji nimba dengan dosis 40 mg/l menurunkan tingkat intensitas Argulus sp.
dan meningkatkan nilai kelangsungan hidup pada ikan mas koki yang nilainya lebih
tinggi dari dosis ekstrak biji nimba lainnya.
Kata kunci: Argulus sp., mas koki, nimba
ABSTRACT
MUHAMMAD FITRAH AKBAR. Effectivity of Neem Azadirachta indica
Extract to Control Argulus sp. on Goldfish Carassius auratus. Supervised by
DINAMELLA WAHJUNINGRUM and RAHMAN
Goldfish is an ornamental fish favored by many people because of it’s body
shape and color unique. One of the obstacle in the cultivation of goldfish is an
ectoparasite that infected on it’s body and fin called Argulus sp. One of the plants
that used as medicinal treatment is a neems. This study aimed to examining the
effectivity of neems seeds extract in reinsing the Argulus sp in the goldfish. This
research consists of 5 treatments with 2 replications, namely neems seeds extract
with concentrations A (20 mg/l), B (40 mg/l), C (60 mg/l), K- (dimilin 1.5 g/l), and
K+ (without neem extract and dimilin). The result shows that the treatments of neem
seeds extract 40 mg/l cause reduction/slope the intensity level of Argulus sp. and
increasing the survival rate of goldfish higher more than other neems seeds extract
dossage.
Keywords: Argulus sp., goldfish, neem
EFEKTIVITAS EKSTRAK BIJI NIMBA Azadirachta indica
UNTUK PENGOBATAN PARASIT Argulus sp. PADA IKAN
MAS KOKI Carassius auratus
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Efektivitas Ekstrak Biji Nimba Azadirachta indica untuk
Pengobatan Parasit Argulus sp. pada Ikan Mas Koki Carassius
auratus
Nama
: Muhammad Fitrah Akbar
NIM
: C14100070
Disetujui oleh
Dr. Dinamella Wahjuningrum, S.Si., M.Si
Pembimbing I
Diketahui oleh
Dr. Ir. Mia Setiawati., M.Si
Sekretaris Departemen
Tanggal Lulus:
Rahman, S.Pi., M.Si
Pembimbing II
PRAKATA
Assalamualaikum Wr. Wb. puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang
telah banyak memberikan segenap rahmat dan kasih sayang sehingga karya ilmiah
yang berjudul ”Efektivitas Ekstrak Biji Nimba Azadirachta indica untuk
Pengobatan Parasit Argulus sp. pada Ikan Mas Koki Carassius auratus”.
Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Dinamella Wahjuningrum S.Si., M.Si, Bapak Rahman, S.Pi., M.Si
selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan,
bimbingan, dan semangat selama mengerjakan penelitian ini,
2. Ibu Ir. Iis Diatin M.M selaku dosen penguji tamu dan Bapak Dr. Ir. Dedi
Jusadi, M.Sc selaku komisi pendidikan S1 Departemen Budidaya Perairan
yang telah banyak memberikan kritik dan saran-sarannya,
3. Seluruh dosen dan staf karyawan/karyawati Departemen Budidaya Perairan,
4. Keluargaku tercinta terutama papa, mama, dan adik-adik tersayang (Djadjat
Dradjat, Ety Nadiah, Dina Andrasyifa, dan Muhammad Haikal Azmi) yang
telah memberikan semangat dan motivasi selama mengerjakan penelitian
ini,
5. Sarah Genio Pratama Mulia yang selalu menyempatkan waktu, tenaga, dan
perhatiannya dari mulai awal hingga akhir penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan,
6. Dede, Netty, dan Ike yang telah memberikan saran dan motivasinya hingga
akhir penulisan skripsi ini,
7. Pak Ranta, Kak Dendi, dan teman-teman LKI yang sudah banyak
memberikan bantuan, semangat, dan dukungan,
8. Bagus, Azza, Haris, Vikiet, Endang, Wira, Dio, Fendy, dan anak-anak sistek
oplosan lainnya yang telah banyak memberikan bantuan, hiburan,
pengalaman, dan masukkan hingga akhir penelitian,
9. Seluruh teman-teman BDP 47 yang tidak dapat disebutkan satu per satu
yang telah banyak memberikan sesuatu yang tidak tergantikan, dan
10. Bapak Cecep selaku Kepala Produksi Ikan Hias BBPBAT Sukabumi yang
telah banyak memberikan masukan dan inspirasinya
Penulis berharap semoga penelitian yang dituangkan dalam sebuah karya
kecil ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi banyak orang. Akhir kata,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bogor, September 2014
Muhammad Fitrah Akbar
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL..............................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................ix
PENDAHULUAN....................................................................................................1
Latar Belakang......................................................................................................1
Tujuan................................................................................................................... 2
METODE................................................................................................................. 2
Waktu dan Tempat............................................................................................... 2
Prosedur Penelitian............................................................................................... 2
Rancangan Penelitian........................................................................................... 4
Parameter Penelitian............................................................................................. 4
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................ 6
Hasil...................................................................................................................... 6
Pembahasan.......................................................................................................... 9
KESIMPULAN...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 12
LAMPIRAN...........................................................................................................
13
RIWAYAT HIDUP................................................................................................
16
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
Rancangan penelitian......................................................................................4
Parameter kualitas air......................................................................................5
Kelangsungan hidup ikan mas koki pada uji toksisitas tahap 1.......................6
Kelangsungan hidup ikan mas koki pada uji toksisitas tahap 2........................6
Respon tingkah laku ikan mas koki.................................................................7
Kisaran nilai kualitas air ikan mas koki selama pemeliharaan.........................9
DAFTAR GAMBAR
1 Intensitas rata-rata parasit Argulus sp. pada setiap perlakuan..........................7
2 Kelangsungan hidup ikan mas koki pada setiap perlakuan..............................8
DAFTAR LAMPIRAN
1 Skema penelitian...........................................................................................13
2 Data intensitas parasit, kelangsungan hidup, dan jumlah konsumsi
pakan ikan mas koki......................................................................................14
3 Analisis statistik parameter pertumbuhan.....................................................14
4 Dokumentasi penelitian................................................................................ 15
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan hias merupakan ikan yang dapat dinikmati keindahan akan warna,
bentuk tubuh ataupun sifat-sifat khusus lainnya, sehingga dapat dinikmati secara
psikis bagi para penggemar ikan hias maupun masyarakat pada umumnya.
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki ikan hias menimbulkan suatu potensi ekonomi
yang cukup berpengaruh, terutama pada bidang perikanan budidaya.
Ikan mas koki Carassius auratus merupakan salah satu jenis ikan hias yang
memiliki keunikan pada bagian bentuk tubuh dan warnanya yang menarik. Ikan
hias ini termasuk ke dalam ikan hias yang populer karena tingginya permintaan.
Permintaan pasar yang tinggi menyebabkan peningkatan intensitas budidaya.
Peningkatan intensitas budidaya yang tinggi menyebabkan penurunan kualitas
lingkungan budidaya dan memicu timbulnya penyakit. Salah satu parasit yang
sering ditemukan dan menginfeksi ikan mas koki adalah Argulus sp.
Argulus sp. merupakan ektoparasit yang pada umumnya menempel di bagian
tubuh dan sirip pada ikan, sehingga menyebabkan tubuh dan sirip menjadi luka dan
sobek. Luka yang terjadi akibat serangan Argulus sp. menyebabkan penurunan
performa pada ikan hias dan dapat menjadi penyebab infeksi sekunder apabila
kondisi lingkungan perairan buruk (Mayer et al. 2013). Hingga saat ini,
penanggulangan yang dilakukan untuk mengobati Argulus sp. pada ikan mas koki
masih dilakukan secara sederhana yaitu dengan mencabut satu per satu parasit yang
menempel dan mencampurkan ikan yang bersifat karnivora pada wadah budidaya
seperti ikan nila Oreochromis niloticus yang dapat menurunkan performa kualitas
ikan mas koki dan tidak efisien. Namun, sebagian pembudidaya ikan mas koki juga
mengatasi serangan Argulus sp. menggunakan zat kimia yakni diflubenzuron
(C14H9ClF2N2O2) atau yang pada umumnya disebut dimilin.
Dimilin merupakan zat kimia yang mampu mengatasi serangan Argulus sp.
dengan efisien namun harga zat kimia tersebut sangat mahal. Harga zat kimia yang
mahal ini menyebabkan belum banyak pembudidaya ikan mas koki menggunakan
zat kimia ini. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
menggunakan tanaman yang ramah lingkungan, mudah didapat, tidak memiliki
saingan penggunaan dengan kebutuhan manusia, serta berpotensi untuk mengobati
parasit Argulus sp. pada ikan maskoki.
Nimba Azadirachta indica merupakan tanaman yang diduga mampu
mengobati parasit Argulus sp. Tanaman ini tumbuh di wilayah tropik dan sub tropik
seperti Asia, Afrika, Amerika, dan Australia. Tanaman nimba di Indonesia tumbuh
liar dan belum banyak dimanfaatkan karena kurangnya perhatian akan kandungan
dan manfaat dari tanaman tersebut. Beberapa petani di Indonesia memanfaatkan
nimba sebagai insektisida untuk membasmi hama pada bidang agrikultur (Rukmana
dan Yuyun 2002). Thomas et al. (2013) telah melakukan penelitian ekstrak nimba
untuk menanggulangi serangan Aeromonas salmonicida pada ikan lele. Penelitian
tersebut secara in vitro menunjukkan bahwa ekstrak nimba memiliki zona hambat
20 mm terhadap bakteri Aeromonas salmonicida dan hasil uji in vivo menunjukkan
nilai kelangsungan hidup ikan lele mencapai 90%. Salah satu bahan aktif yang
berfungsi sebagai anti bakteri pada biji nimba adalah nimbin dan nimbidin. Kedua
bahan aktif tersebut berperan sebagai anti mikroorganisme seperti virus, bakteri,
dan fungi (Kardinan dan Dhalimi 2006). Selain itu, Kardinan dan Dhalimi (2006)
juga menyatakan bahwa dalam biji nimba terkandung bahan aktif lainnya seperti
azadirachtin, salanin, dan meliantriol yang berfungsi sebagai ecdyson blocker, anti
feedant, dan repellent pada hama. Kumar dan Visweswaran (2013) menyatakan
bahwa ekstrak nimba mampu membunuh jenis parasit internal maupun eksternal.
Semua bahan aktif tersebut, diduga dapat meminimalisir Argulus sp. pada ikan mas
koki.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mencari dosis efektif dari ekstrak biji nimba untuk
mengobati serangan Argulus sp. pada ikan mas koki
METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei 2014, bertempat di
Laboratorium Kesehatan Ikan dan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur,
Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
Prosedur Penelitian
Pembuatan Ekstrak Biji Nimba (EBN)
Bagian tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah biji nimba dalam
pohon berumur 3 bulan yang diperoleh dari Nganjuk, Jawa Timur. Pembuatan
ekstrak biji nimba mengacu pada Rukmana dan Yuyun (2002), sebelum digunakan
biji dibersihkan terlebih dahulu kemudian dilakukan pengupasan dan pengeringan
di oven pada suhu 50°C selama 60 menit. Setelah itu, biji ditumbuk dengan mortar
hingga menjadi bubuk. Biji nimba sebanyak 25 g dicampur dengan 1 l akuades dan
diaduk dengan magnet stirer selama 24 jam kemudian disaring dengan kain furing
60 mesh size.
Uji Toksisitas
Uji toksisitas dilakukan sebagai penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk
mengetahui dosis efektif ekstrak biji nimba (EBN) untuk membunuh Argulus sp.
namun tidak membunuh ikan mas koki. Ikan yang digunakan pada uji toksisitas
adalah ikan mas koki dengan panjang rata-rata 3,22 ± 0,23 cm dan bobot rata-rata
5,28 ± 0,39 gram sebanyak lima ekor per dosis EBN dengan dua kali pengulangan
individu. Uji toksisitas dilakukan selama 5 hari dan dalam 2 tahap, tahap 1
merupakan tahap pencarian dosis secara general dan tahap 2 merupakan tahap
penentuan dosis EBN yang akan digunakan saat uji tantang. Dosis EBN pada uji
toksisitas tahap 1 adalah 0, 50, 500, dan 5000 mg/l. Sedangkan, dosis EBN untuk
uji toksisitas tahap 2 akan ditentukan dari hasil uji toksisitas tahap 1.
Penyiapan Ikan Uji
Ikan yang digunakan adalah ikan mas koki (Carassius auratus) yang
diperoleh dari pembudidaya ikan mas koki di daerah Ciseeng Bogor dengan
panjang rata-rata 3,22 ± 0,23 cm dan bobot rata-rata 5,28 ± 0,39 gram.
Koleksi Parasit Argulus sp.
Parasit Argulus sp. didapatkan dari pembudidaya ikan di Sukabumi, Jakarta,
dan Bekasi. Parasit diambil dari ikan yang terinfeksi, dengan cara mengambil satu
persatu dari tubuh ikan yang terinfeksi menggunakan pinset. Parasit yang berjumlah
±750 ekor ditransportasikan menuju Laboratorium Kesehatan Ikan dengan cara
dimasukkan ke dalam 3 buah plastik berukuran 60 x 40 cm berisi air sebanyak 1,5
l bersama dengan inangnya sebanyak 3 ekor inang per plastik .
Persiapan Wadah dan Pemeliharaan Ikan
Wadah yang digunakan adalah 10 toples kaca ukuran 2,5 l. Tahap persiapan
wadah dimulai dengan toples kaca yang dicuci dengan sponge, kemudian diisi air
2 l dan diberikan desinfektan menggunakan klorin dengan dosis 30 ppm. Setelah
itu dilanjutkan dengan melakukan pengendapan air selama 24 jam yang bertujuan
untuk mensterilkan air dari berbagai macam patogen. Pasca pengendapan 24 jam,
air pada akuarium perlakuan diberikan Na-thiosulfat yang bertujuan untuk
menetralkan residu klorin.
Ikan ditebar dengan kepadatan 5 ekor/toples. Untuk kelangsungan hidup ikan
selama penelitian, ikan diberikan pakan dua kali sehari pukul 08.00 dan 16.00 WIB
secara ad satiation. Pakan yang diberikan berupa pakan komersil pelet apung.
Pengelolaan kualitas air yang dilakukan dengan cara melakukan pergantian air
sebanyak 50% dari volume air setiap hari, hal ini bertujuan untuk mempertahankan
kualitas lingkungan perairan berada dalam kondisi yang optimal. Pengukuran
kualitas air dilakukan setiap satu minggu sekali pukul 09.00 WIB terkecuali pada
pengukuran suhu yang setiap hari dilakukan pada pukul 07.00 dan 16.00 WIB.
Penelitian dilakukan selama 28 hari. Pada minggu ke-1 dilakukan adaptasi
ikan, kemudian pada minggu ke-2 dilakukan uji tantang dan pengobatan serta pada
minggu ke-3 dan ke-4 dilakukan proses pengobatan (Lampiran 1).
Uji Tantang
Pada hari ke-7, ikan mas koki diinfeksikan Argulus sp. dengan cara
perendaman. Setiap ikan mas koki diinfeksikan 10 Argulus sp. dengan memasukkan
satu persatu Argulus sp. kedalam wadah berukuran 500 ml yang sebelumnya telah
diletakkan ikan mas koki. Setelah seluruh Argulus sp. tersebut menempel maka ikan
tersebut langsung dimasukkan kembali ke wadah pemeliharaan.
Pengobatan
Proses pengobatan mulai dilakukan ketika gejala klinis pada ikan mulai
terlihat. Gejala klinis ditunjukkan dengan adanya bercak merah pada bagian sirip
ataupun bagian tubuh ikan, bergerak pasif, serta respon terhadap pakan menurun.
Gejala klinis mulai terjadi pada hari ke-2 pasca infeksi dilakukan. Penggunaan
diflubenzuron (C14H9ClF2N2O2) atau yang biasa disebut dimilin digunakan sebagai
perlakuan tandingan (K-) dengan dosis 1.5 g/l (berdasarkan dosis yang diterapkan
di lapangan). Sedangkan dosis EBN yang diberikan adalah hasil dari uji toksisitas
tahap 2 yaitu 20, 40, dan 60 mg/l. Pemberian EBN/dimilin dilakukan dengan cara
mencampurkan EBN atau dimilin menggunakan syringe pada masing-masing
perlakuan.
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan yang masing-masing terdapat dua
ulangan. Perlakuan berupa K+, K- (dimilin) dan pemberian ekstrak biji nimba (EBN)
dengan berbagai konsentrasi disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Rancangan penelitian
Perlakuan
Konsentrasi EBN (mg/l)
Konsentrasi Dimilin (g/l)
K+
KA
B
C
20
40
60
1.5
-
Jumlah Argulus sp.
per wadah (ekor)
50
50
50
50
50
Parameter Penelitian
Pengamatan yang dilakukan yaitu intensitas parasit, respon tingkah laku ikan,
analisis kualitas air, dan perhitungan ikan yang mati.
Intensitas Parasit
Intensitas parasit menunjukkan jumlah rata-rata parasit per ikan yang
terinfeksi. Pengamatan intensitas dilakukan setiap dua hari sekali pasca
perendaman dengan EBN hingga akhir penelitian dengan menghitung jumlah
parasit pada ikan. Perhitungan intensitas dapat dihitung menggunakan rumus
Dogiel et al. (1970), yaitu
Jumlah Parasit yang Diperoleh
Intensitas =
Jumlah Ikan yang Terserang Parasit
Respon Tingkah Laku
Respon tingkah laku menunjukkan keadaan ikan uji pada saat pra infeksi
(belum diberi perlakuan apapun), uji tantang (ikan diinfeksikan Argulus sp. dan
pengobatan), dan pasca infeksi (pengobatan). Pengamatan respon tingkah laku
dilakukan setiap hari. Parameter respon tingkah laku meliputi aktifitas pergerakan
ikan yang pasif (+) dan aktif (++) serta respon ikan terhadap pakan yang menurun,
(+) normal, (++) dan meningkat (+++). Pergerakan ikan yang pasif ditunjukkan
dengan ikan yang tidak bergerak menjauh ketika diberi gangguan dari luar wadah
pemeliharaan dan atau tidak bergerak menjauh ketika akan ditangkap sedangkan
pergerakan ikan yang aktif ditunjukkan dengan ikan yang bergerak menjauh ketika
diberi gangguan dari luar wadah pemeliharaan dan atau ketika akan ditangkap.
Kemudian, respon terhadap pakan yang menurun, normal, dan meningkat
ditunjukkan dengan jumlah konsumsi pakan (Lampiran 2).
Kualitas Air
Pengukuran kualitas air dilakukan setiap tujuh hari sekali selama 28 hari
pemeliharaan. Pengukuran kualitas air meliputi parameter fisik dan kimia air seperti
suhu, DO, pH, dan amonia akan disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2 Parameter kualitas air
Parameter
Suhu
DO
pH
Amonia
Satuan
°C
mg/l
mg/l
mg/l
Peralatan
Termometer
DO meter
pH meter
Spektrofotometri
Metode Pengukuran
In Situ
In Situ
Eks Situ
Eks Situ
Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup merupakan presentase jumlah ikan yang hidup pada
akhir pemeliharaan dibandingkan dengan jumlah ikan yang ditebar. Kelangsungan
hidup ini dapat dihitung menggunakan rumus Zonneveld et al. (1991), yaitu
Nt
KH =
x100%
N0
Keterangan : KH
= Kelangsungan Hidup
Nt
= Jumlah Ikan Akhir (Pada Saat Pemanenan)
N0
= Jumlah Ikan Awal (Pada Saat Penebaran)
Analisis Data
Hasil perhitungan data dianalisis menggunakan program Microsoft Excel
2013 untuk penyajian grafik dan gambar. Minitab 16.0 digunakan untuk analisis uji
lanjut fisher pada selang kepercayaan 95%. Uji toksisitas, parameter intensitas
parasit, respon tingkah laku, dan kualitas air dibahas secara deskriptif sedangkan
parameter kelangsungan hidup dianalisis menggunakan minitab 16.0 untuk
menentukan ada tidaknya pengaruh terhadap parameter tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Uji Toksisitas
Dosis yang digunakan pada uji toksisitas tahap pertama adalah 0, 50, 500, dan
5000 mg/l. Kelangsungan hidup ikan mas koki pada uji toksisitas tahap pertama
disajikan di Tabel 3.
Tabel 3 Kelangsungan hidup ikan mas koki pada uji toksisitas tahap 1
EBN (mg/l)
Kontrol
50
500
5000
0
100
100
100
100
1
100
100
100
66,67
2
100
100
66,67
0
Hari Ke3
100
100
33,33
0
4
100
100
0
0
5
100
80
0
0
Hasil uji toksisitas EBN dosis > 500 mg/l terhadap ikan mas koki
menyebabkan tingkat kematian ikan lebih dari 50 %. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan EBN dengan dosis > 500 mg/l bersifat toksik bagi kelangsungan hidup
ikan mas koki. Oleh karena itu, pada uji toksisitas tahap 2 digunakan rentangan
dosis yang lebih kecil lagi.
Dosis yang digunakan pada uji toksisitas tahap kedua adalah 20,40, dan 60
mg/l. Kelangsungan hidup ikan mas koki pada uji toksisitas tahap kedua disajikan
di Tabel 4.
Tabel 4 Kelangsungan hidup ikan mas koki pada uji toksisitas tahap 2
EBN (mg/l)
Kontrol
20
40
60
0
100
100
100
100
1
100
100
100
100
2
100
100
100
100
Hari Ke3
100
100
100
100
4
100
100
100
100
5
100
100
100
73,33
Hasil uji toksisitas EBN terhadap ikan mas koki pada dosis 60 mg/l
menunjukkan tingkat kematian hingga hari kelima sebesar 26,67 %, sedangkan
pada dosis kontrol, 20 dan 40 mg/l tidak terjadi kematian. Hal ini menunjukkan
bahwa dosis EBN 20 dan 40 mg/l tidak bersifat toksik bagi ikan mas koki.
Intensitas Parasit
Berikut ini merupakan tingkat intensitas parasit Argulus sp. selama uji
tantang pada perlakuan K+, K-, dan EBN dapat dilihat pada Gambar 1.
20,00
18,00
Intensitas (ind/ekor)
16,00
14,00
12,00
K+
10,00
K-
8,00
EBN 20 mg/l
6,00
EBN 40 mg/l
4,00
EBN 60 mg/l
2,00
0,00
7
9
11
13
14
Hari Ke-
Gambar 1. Intensitas rata-rata parasit Argulus sp. pada setiap perlakuan.
Pada hari ke-9 perlakuan K- pada ikan mas koki yang terinfeksi Argulus sp.
menunjukkan sudah tidak terdapat Argulus sp. sedangkan perlakuan EBN 40 mg/l
menunjukkan sudah tidak terdapat Argulus sp. di hari ke-13. Pada perlakuan EBN
20 dan 60 mg/l intensitas Argulus sp. terus mengalami penurunan hingga hari ke14 sedangkan perlakuan kontrol pada hari ke-3 mengalami kenaikan intensitas
hingga hari ke-11, namun dari hari ke-13 mulai terjadi penurunan intensitas Argulus
sp.
Respon Tingkah Laku
Pengamatan respon tingkah laku ikan mas koki dilakukan setiap hari mulai
dari pra infeksi, saat infeksi dan pengobatan, serta pasca pengobatan. Hal-hal yang
diamati pada parameter respon tingkah laku yakni pergerakan ikan dan respon
pakan yang akan disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Respon tingkah laku ikan mas koki (Carassius auratus)
Respon Tingkah Laku
Pra-infeksi
Pasca infeksi
Pasca pengobatan
Pergerakan Respon
Pergerakan
Respon
Pergerakan
Respon
Renang
Pakan
Renang
Pakan
Renang
Pakan
K++
++
+
+
++
+++
EBN 20 mg/l
++
++
+
+
++
+
EBN 40 mg/l
++
++
+
+
++
+++
EBN 60 mg/l
++
++
+
+
++
+
K+
++
++
+
+
+
+
Keterangan : (+)
= Pergerakan pasif dan respon pakan menurun
(++)
= Pergerakan aktif dan respon pakan normal
(+++)
= Respon pakan meningkat
Perlakuan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, pada saat pra-infeksi
seluruh perlakuan memiliki respon tingkah laku yang sama (ikan bergerak aktif,
respon pakan normal), sedangkan pada saat infeksi Argulus sp. dan pengobatan
respon tingkah laku menunjukkan hasil yang sama (ikan bergerak pasif, respon
pakan menurun). Respon tingkah laku pasca pengobatanpun diamati, hasilnya
menunjukkan tidak ada perbedaan antar perlakuan kecuali, perlakuan K- dan EBN
40 mg/l yang menunjukkan ikan bergerak aktif dan respon terhadap pakan
meningkat. Pada perlakuan EBN 20 dan 60 mg/l ikan bergerak aktif, respon pakan
menurun sedangkan perlakuan K+ menunjukkan ikan bergerak pasif respon pakan
menurun.
Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup merupakan salah satu parameter yang dapat
menggambarkan bahwa usaha budidaya mengalami keuntungan ataupun kerugian.
Tingkat kelangsungan hidup ikan mas koki yang dipelihara selama 28 hari pada
perlakuan K-, EBN dosis berbeda, serta K+ menunjukkan tingkat kelangsungan
hidup yang berbeda. Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan, dapat diketahui
bahwa perlakuan K-, K+, dan EBN menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap
kelangsungan hidup (P
UNTUK PENGOBATAN PARASIT Argulus sp. PADA IKAN
MAS KOKI Carassius auratus
MUHAMMAD FITRAH AKBAR
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Efektivitas Ekstrak Biji
Nimba Azadirachta indica untuk Pengobatan Parasit Argulus sp. pada Ikan Mas
Koki Carassius auratus” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Muhammad Fitrah Akbar
NIM C14100070
ABSTRAK
MUHAMMAD FITRAH AKBAR. Efektivitas Ekstrak Biji Nimba Azadirachta
indica untuk Pengobatan Parasit Argulus sp. pada Ikan Mas Koki Carassius
auratus. Dibimbing oleh DINAMELLA WAHJUNINGRUM dan RAHMAN
Ikan mas koki Carassius auratus merupakan ikan hias yang banyak digemari
oleh masyarakat karena keunikan bentuk tubuh dan warnanya. Salah satu masalah
yang seringkali ditemukan pada budidaya ikan mas koki adalah ektoparasit yang
menginfeksi ikan mas koki pada bagian sirip dan tubuh yakni Argulus sp. Salah satu
tanaman yang berpotensi untuk digunakan sebagai upaya pengobatan adalah nimba.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas ekstrak biji nimba dalam
mengobati Argulus sp. pada ikan mas koki. Ikan mas koki yang digunakan
berukuran panjang 3,22 ± 0,23 cm dan bobot 5,28 ± 0,39 g. Penelitian ini terdiri
dari 5 perlakuan dan 2 ulangan individu yaitu perlakuan ekstrak biji nimba dengan
konsentrasi A (20 mg/l), B (40 mg/l), C (60 mg/l), K- (dimilin 1.5 g/l), dan K+ (tanpa
ekstrak biji nimba dan dimilin). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pemberian
ekstrak biji nimba dengan dosis 40 mg/l menurunkan tingkat intensitas Argulus sp.
dan meningkatkan nilai kelangsungan hidup pada ikan mas koki yang nilainya lebih
tinggi dari dosis ekstrak biji nimba lainnya.
Kata kunci: Argulus sp., mas koki, nimba
ABSTRACT
MUHAMMAD FITRAH AKBAR. Effectivity of Neem Azadirachta indica
Extract to Control Argulus sp. on Goldfish Carassius auratus. Supervised by
DINAMELLA WAHJUNINGRUM and RAHMAN
Goldfish is an ornamental fish favored by many people because of it’s body
shape and color unique. One of the obstacle in the cultivation of goldfish is an
ectoparasite that infected on it’s body and fin called Argulus sp. One of the plants
that used as medicinal treatment is a neems. This study aimed to examining the
effectivity of neems seeds extract in reinsing the Argulus sp in the goldfish. This
research consists of 5 treatments with 2 replications, namely neems seeds extract
with concentrations A (20 mg/l), B (40 mg/l), C (60 mg/l), K- (dimilin 1.5 g/l), and
K+ (without neem extract and dimilin). The result shows that the treatments of neem
seeds extract 40 mg/l cause reduction/slope the intensity level of Argulus sp. and
increasing the survival rate of goldfish higher more than other neems seeds extract
dossage.
Keywords: Argulus sp., goldfish, neem
EFEKTIVITAS EKSTRAK BIJI NIMBA Azadirachta indica
UNTUK PENGOBATAN PARASIT Argulus sp. PADA IKAN
MAS KOKI Carassius auratus
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Efektivitas Ekstrak Biji Nimba Azadirachta indica untuk
Pengobatan Parasit Argulus sp. pada Ikan Mas Koki Carassius
auratus
Nama
: Muhammad Fitrah Akbar
NIM
: C14100070
Disetujui oleh
Dr. Dinamella Wahjuningrum, S.Si., M.Si
Pembimbing I
Diketahui oleh
Dr. Ir. Mia Setiawati., M.Si
Sekretaris Departemen
Tanggal Lulus:
Rahman, S.Pi., M.Si
Pembimbing II
PRAKATA
Assalamualaikum Wr. Wb. puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang
telah banyak memberikan segenap rahmat dan kasih sayang sehingga karya ilmiah
yang berjudul ”Efektivitas Ekstrak Biji Nimba Azadirachta indica untuk
Pengobatan Parasit Argulus sp. pada Ikan Mas Koki Carassius auratus”.
Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Dinamella Wahjuningrum S.Si., M.Si, Bapak Rahman, S.Pi., M.Si
selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan,
bimbingan, dan semangat selama mengerjakan penelitian ini,
2. Ibu Ir. Iis Diatin M.M selaku dosen penguji tamu dan Bapak Dr. Ir. Dedi
Jusadi, M.Sc selaku komisi pendidikan S1 Departemen Budidaya Perairan
yang telah banyak memberikan kritik dan saran-sarannya,
3. Seluruh dosen dan staf karyawan/karyawati Departemen Budidaya Perairan,
4. Keluargaku tercinta terutama papa, mama, dan adik-adik tersayang (Djadjat
Dradjat, Ety Nadiah, Dina Andrasyifa, dan Muhammad Haikal Azmi) yang
telah memberikan semangat dan motivasi selama mengerjakan penelitian
ini,
5. Sarah Genio Pratama Mulia yang selalu menyempatkan waktu, tenaga, dan
perhatiannya dari mulai awal hingga akhir penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan,
6. Dede, Netty, dan Ike yang telah memberikan saran dan motivasinya hingga
akhir penulisan skripsi ini,
7. Pak Ranta, Kak Dendi, dan teman-teman LKI yang sudah banyak
memberikan bantuan, semangat, dan dukungan,
8. Bagus, Azza, Haris, Vikiet, Endang, Wira, Dio, Fendy, dan anak-anak sistek
oplosan lainnya yang telah banyak memberikan bantuan, hiburan,
pengalaman, dan masukkan hingga akhir penelitian,
9. Seluruh teman-teman BDP 47 yang tidak dapat disebutkan satu per satu
yang telah banyak memberikan sesuatu yang tidak tergantikan, dan
10. Bapak Cecep selaku Kepala Produksi Ikan Hias BBPBAT Sukabumi yang
telah banyak memberikan masukan dan inspirasinya
Penulis berharap semoga penelitian yang dituangkan dalam sebuah karya
kecil ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi banyak orang. Akhir kata,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bogor, September 2014
Muhammad Fitrah Akbar
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL..............................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................ix
PENDAHULUAN....................................................................................................1
Latar Belakang......................................................................................................1
Tujuan................................................................................................................... 2
METODE................................................................................................................. 2
Waktu dan Tempat............................................................................................... 2
Prosedur Penelitian............................................................................................... 2
Rancangan Penelitian........................................................................................... 4
Parameter Penelitian............................................................................................. 4
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................ 6
Hasil...................................................................................................................... 6
Pembahasan.......................................................................................................... 9
KESIMPULAN...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 12
LAMPIRAN...........................................................................................................
13
RIWAYAT HIDUP................................................................................................
16
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
Rancangan penelitian......................................................................................4
Parameter kualitas air......................................................................................5
Kelangsungan hidup ikan mas koki pada uji toksisitas tahap 1.......................6
Kelangsungan hidup ikan mas koki pada uji toksisitas tahap 2........................6
Respon tingkah laku ikan mas koki.................................................................7
Kisaran nilai kualitas air ikan mas koki selama pemeliharaan.........................9
DAFTAR GAMBAR
1 Intensitas rata-rata parasit Argulus sp. pada setiap perlakuan..........................7
2 Kelangsungan hidup ikan mas koki pada setiap perlakuan..............................8
DAFTAR LAMPIRAN
1 Skema penelitian...........................................................................................13
2 Data intensitas parasit, kelangsungan hidup, dan jumlah konsumsi
pakan ikan mas koki......................................................................................14
3 Analisis statistik parameter pertumbuhan.....................................................14
4 Dokumentasi penelitian................................................................................ 15
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan hias merupakan ikan yang dapat dinikmati keindahan akan warna,
bentuk tubuh ataupun sifat-sifat khusus lainnya, sehingga dapat dinikmati secara
psikis bagi para penggemar ikan hias maupun masyarakat pada umumnya.
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki ikan hias menimbulkan suatu potensi ekonomi
yang cukup berpengaruh, terutama pada bidang perikanan budidaya.
Ikan mas koki Carassius auratus merupakan salah satu jenis ikan hias yang
memiliki keunikan pada bagian bentuk tubuh dan warnanya yang menarik. Ikan
hias ini termasuk ke dalam ikan hias yang populer karena tingginya permintaan.
Permintaan pasar yang tinggi menyebabkan peningkatan intensitas budidaya.
Peningkatan intensitas budidaya yang tinggi menyebabkan penurunan kualitas
lingkungan budidaya dan memicu timbulnya penyakit. Salah satu parasit yang
sering ditemukan dan menginfeksi ikan mas koki adalah Argulus sp.
Argulus sp. merupakan ektoparasit yang pada umumnya menempel di bagian
tubuh dan sirip pada ikan, sehingga menyebabkan tubuh dan sirip menjadi luka dan
sobek. Luka yang terjadi akibat serangan Argulus sp. menyebabkan penurunan
performa pada ikan hias dan dapat menjadi penyebab infeksi sekunder apabila
kondisi lingkungan perairan buruk (Mayer et al. 2013). Hingga saat ini,
penanggulangan yang dilakukan untuk mengobati Argulus sp. pada ikan mas koki
masih dilakukan secara sederhana yaitu dengan mencabut satu per satu parasit yang
menempel dan mencampurkan ikan yang bersifat karnivora pada wadah budidaya
seperti ikan nila Oreochromis niloticus yang dapat menurunkan performa kualitas
ikan mas koki dan tidak efisien. Namun, sebagian pembudidaya ikan mas koki juga
mengatasi serangan Argulus sp. menggunakan zat kimia yakni diflubenzuron
(C14H9ClF2N2O2) atau yang pada umumnya disebut dimilin.
Dimilin merupakan zat kimia yang mampu mengatasi serangan Argulus sp.
dengan efisien namun harga zat kimia tersebut sangat mahal. Harga zat kimia yang
mahal ini menyebabkan belum banyak pembudidaya ikan mas koki menggunakan
zat kimia ini. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
menggunakan tanaman yang ramah lingkungan, mudah didapat, tidak memiliki
saingan penggunaan dengan kebutuhan manusia, serta berpotensi untuk mengobati
parasit Argulus sp. pada ikan maskoki.
Nimba Azadirachta indica merupakan tanaman yang diduga mampu
mengobati parasit Argulus sp. Tanaman ini tumbuh di wilayah tropik dan sub tropik
seperti Asia, Afrika, Amerika, dan Australia. Tanaman nimba di Indonesia tumbuh
liar dan belum banyak dimanfaatkan karena kurangnya perhatian akan kandungan
dan manfaat dari tanaman tersebut. Beberapa petani di Indonesia memanfaatkan
nimba sebagai insektisida untuk membasmi hama pada bidang agrikultur (Rukmana
dan Yuyun 2002). Thomas et al. (2013) telah melakukan penelitian ekstrak nimba
untuk menanggulangi serangan Aeromonas salmonicida pada ikan lele. Penelitian
tersebut secara in vitro menunjukkan bahwa ekstrak nimba memiliki zona hambat
20 mm terhadap bakteri Aeromonas salmonicida dan hasil uji in vivo menunjukkan
nilai kelangsungan hidup ikan lele mencapai 90%. Salah satu bahan aktif yang
berfungsi sebagai anti bakteri pada biji nimba adalah nimbin dan nimbidin. Kedua
bahan aktif tersebut berperan sebagai anti mikroorganisme seperti virus, bakteri,
dan fungi (Kardinan dan Dhalimi 2006). Selain itu, Kardinan dan Dhalimi (2006)
juga menyatakan bahwa dalam biji nimba terkandung bahan aktif lainnya seperti
azadirachtin, salanin, dan meliantriol yang berfungsi sebagai ecdyson blocker, anti
feedant, dan repellent pada hama. Kumar dan Visweswaran (2013) menyatakan
bahwa ekstrak nimba mampu membunuh jenis parasit internal maupun eksternal.
Semua bahan aktif tersebut, diduga dapat meminimalisir Argulus sp. pada ikan mas
koki.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mencari dosis efektif dari ekstrak biji nimba untuk
mengobati serangan Argulus sp. pada ikan mas koki
METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei 2014, bertempat di
Laboratorium Kesehatan Ikan dan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur,
Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
Prosedur Penelitian
Pembuatan Ekstrak Biji Nimba (EBN)
Bagian tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah biji nimba dalam
pohon berumur 3 bulan yang diperoleh dari Nganjuk, Jawa Timur. Pembuatan
ekstrak biji nimba mengacu pada Rukmana dan Yuyun (2002), sebelum digunakan
biji dibersihkan terlebih dahulu kemudian dilakukan pengupasan dan pengeringan
di oven pada suhu 50°C selama 60 menit. Setelah itu, biji ditumbuk dengan mortar
hingga menjadi bubuk. Biji nimba sebanyak 25 g dicampur dengan 1 l akuades dan
diaduk dengan magnet stirer selama 24 jam kemudian disaring dengan kain furing
60 mesh size.
Uji Toksisitas
Uji toksisitas dilakukan sebagai penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk
mengetahui dosis efektif ekstrak biji nimba (EBN) untuk membunuh Argulus sp.
namun tidak membunuh ikan mas koki. Ikan yang digunakan pada uji toksisitas
adalah ikan mas koki dengan panjang rata-rata 3,22 ± 0,23 cm dan bobot rata-rata
5,28 ± 0,39 gram sebanyak lima ekor per dosis EBN dengan dua kali pengulangan
individu. Uji toksisitas dilakukan selama 5 hari dan dalam 2 tahap, tahap 1
merupakan tahap pencarian dosis secara general dan tahap 2 merupakan tahap
penentuan dosis EBN yang akan digunakan saat uji tantang. Dosis EBN pada uji
toksisitas tahap 1 adalah 0, 50, 500, dan 5000 mg/l. Sedangkan, dosis EBN untuk
uji toksisitas tahap 2 akan ditentukan dari hasil uji toksisitas tahap 1.
Penyiapan Ikan Uji
Ikan yang digunakan adalah ikan mas koki (Carassius auratus) yang
diperoleh dari pembudidaya ikan mas koki di daerah Ciseeng Bogor dengan
panjang rata-rata 3,22 ± 0,23 cm dan bobot rata-rata 5,28 ± 0,39 gram.
Koleksi Parasit Argulus sp.
Parasit Argulus sp. didapatkan dari pembudidaya ikan di Sukabumi, Jakarta,
dan Bekasi. Parasit diambil dari ikan yang terinfeksi, dengan cara mengambil satu
persatu dari tubuh ikan yang terinfeksi menggunakan pinset. Parasit yang berjumlah
±750 ekor ditransportasikan menuju Laboratorium Kesehatan Ikan dengan cara
dimasukkan ke dalam 3 buah plastik berukuran 60 x 40 cm berisi air sebanyak 1,5
l bersama dengan inangnya sebanyak 3 ekor inang per plastik .
Persiapan Wadah dan Pemeliharaan Ikan
Wadah yang digunakan adalah 10 toples kaca ukuran 2,5 l. Tahap persiapan
wadah dimulai dengan toples kaca yang dicuci dengan sponge, kemudian diisi air
2 l dan diberikan desinfektan menggunakan klorin dengan dosis 30 ppm. Setelah
itu dilanjutkan dengan melakukan pengendapan air selama 24 jam yang bertujuan
untuk mensterilkan air dari berbagai macam patogen. Pasca pengendapan 24 jam,
air pada akuarium perlakuan diberikan Na-thiosulfat yang bertujuan untuk
menetralkan residu klorin.
Ikan ditebar dengan kepadatan 5 ekor/toples. Untuk kelangsungan hidup ikan
selama penelitian, ikan diberikan pakan dua kali sehari pukul 08.00 dan 16.00 WIB
secara ad satiation. Pakan yang diberikan berupa pakan komersil pelet apung.
Pengelolaan kualitas air yang dilakukan dengan cara melakukan pergantian air
sebanyak 50% dari volume air setiap hari, hal ini bertujuan untuk mempertahankan
kualitas lingkungan perairan berada dalam kondisi yang optimal. Pengukuran
kualitas air dilakukan setiap satu minggu sekali pukul 09.00 WIB terkecuali pada
pengukuran suhu yang setiap hari dilakukan pada pukul 07.00 dan 16.00 WIB.
Penelitian dilakukan selama 28 hari. Pada minggu ke-1 dilakukan adaptasi
ikan, kemudian pada minggu ke-2 dilakukan uji tantang dan pengobatan serta pada
minggu ke-3 dan ke-4 dilakukan proses pengobatan (Lampiran 1).
Uji Tantang
Pada hari ke-7, ikan mas koki diinfeksikan Argulus sp. dengan cara
perendaman. Setiap ikan mas koki diinfeksikan 10 Argulus sp. dengan memasukkan
satu persatu Argulus sp. kedalam wadah berukuran 500 ml yang sebelumnya telah
diletakkan ikan mas koki. Setelah seluruh Argulus sp. tersebut menempel maka ikan
tersebut langsung dimasukkan kembali ke wadah pemeliharaan.
Pengobatan
Proses pengobatan mulai dilakukan ketika gejala klinis pada ikan mulai
terlihat. Gejala klinis ditunjukkan dengan adanya bercak merah pada bagian sirip
ataupun bagian tubuh ikan, bergerak pasif, serta respon terhadap pakan menurun.
Gejala klinis mulai terjadi pada hari ke-2 pasca infeksi dilakukan. Penggunaan
diflubenzuron (C14H9ClF2N2O2) atau yang biasa disebut dimilin digunakan sebagai
perlakuan tandingan (K-) dengan dosis 1.5 g/l (berdasarkan dosis yang diterapkan
di lapangan). Sedangkan dosis EBN yang diberikan adalah hasil dari uji toksisitas
tahap 2 yaitu 20, 40, dan 60 mg/l. Pemberian EBN/dimilin dilakukan dengan cara
mencampurkan EBN atau dimilin menggunakan syringe pada masing-masing
perlakuan.
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan yang masing-masing terdapat dua
ulangan. Perlakuan berupa K+, K- (dimilin) dan pemberian ekstrak biji nimba (EBN)
dengan berbagai konsentrasi disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Rancangan penelitian
Perlakuan
Konsentrasi EBN (mg/l)
Konsentrasi Dimilin (g/l)
K+
KA
B
C
20
40
60
1.5
-
Jumlah Argulus sp.
per wadah (ekor)
50
50
50
50
50
Parameter Penelitian
Pengamatan yang dilakukan yaitu intensitas parasit, respon tingkah laku ikan,
analisis kualitas air, dan perhitungan ikan yang mati.
Intensitas Parasit
Intensitas parasit menunjukkan jumlah rata-rata parasit per ikan yang
terinfeksi. Pengamatan intensitas dilakukan setiap dua hari sekali pasca
perendaman dengan EBN hingga akhir penelitian dengan menghitung jumlah
parasit pada ikan. Perhitungan intensitas dapat dihitung menggunakan rumus
Dogiel et al. (1970), yaitu
Jumlah Parasit yang Diperoleh
Intensitas =
Jumlah Ikan yang Terserang Parasit
Respon Tingkah Laku
Respon tingkah laku menunjukkan keadaan ikan uji pada saat pra infeksi
(belum diberi perlakuan apapun), uji tantang (ikan diinfeksikan Argulus sp. dan
pengobatan), dan pasca infeksi (pengobatan). Pengamatan respon tingkah laku
dilakukan setiap hari. Parameter respon tingkah laku meliputi aktifitas pergerakan
ikan yang pasif (+) dan aktif (++) serta respon ikan terhadap pakan yang menurun,
(+) normal, (++) dan meningkat (+++). Pergerakan ikan yang pasif ditunjukkan
dengan ikan yang tidak bergerak menjauh ketika diberi gangguan dari luar wadah
pemeliharaan dan atau tidak bergerak menjauh ketika akan ditangkap sedangkan
pergerakan ikan yang aktif ditunjukkan dengan ikan yang bergerak menjauh ketika
diberi gangguan dari luar wadah pemeliharaan dan atau ketika akan ditangkap.
Kemudian, respon terhadap pakan yang menurun, normal, dan meningkat
ditunjukkan dengan jumlah konsumsi pakan (Lampiran 2).
Kualitas Air
Pengukuran kualitas air dilakukan setiap tujuh hari sekali selama 28 hari
pemeliharaan. Pengukuran kualitas air meliputi parameter fisik dan kimia air seperti
suhu, DO, pH, dan amonia akan disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2 Parameter kualitas air
Parameter
Suhu
DO
pH
Amonia
Satuan
°C
mg/l
mg/l
mg/l
Peralatan
Termometer
DO meter
pH meter
Spektrofotometri
Metode Pengukuran
In Situ
In Situ
Eks Situ
Eks Situ
Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup merupakan presentase jumlah ikan yang hidup pada
akhir pemeliharaan dibandingkan dengan jumlah ikan yang ditebar. Kelangsungan
hidup ini dapat dihitung menggunakan rumus Zonneveld et al. (1991), yaitu
Nt
KH =
x100%
N0
Keterangan : KH
= Kelangsungan Hidup
Nt
= Jumlah Ikan Akhir (Pada Saat Pemanenan)
N0
= Jumlah Ikan Awal (Pada Saat Penebaran)
Analisis Data
Hasil perhitungan data dianalisis menggunakan program Microsoft Excel
2013 untuk penyajian grafik dan gambar. Minitab 16.0 digunakan untuk analisis uji
lanjut fisher pada selang kepercayaan 95%. Uji toksisitas, parameter intensitas
parasit, respon tingkah laku, dan kualitas air dibahas secara deskriptif sedangkan
parameter kelangsungan hidup dianalisis menggunakan minitab 16.0 untuk
menentukan ada tidaknya pengaruh terhadap parameter tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Uji Toksisitas
Dosis yang digunakan pada uji toksisitas tahap pertama adalah 0, 50, 500, dan
5000 mg/l. Kelangsungan hidup ikan mas koki pada uji toksisitas tahap pertama
disajikan di Tabel 3.
Tabel 3 Kelangsungan hidup ikan mas koki pada uji toksisitas tahap 1
EBN (mg/l)
Kontrol
50
500
5000
0
100
100
100
100
1
100
100
100
66,67
2
100
100
66,67
0
Hari Ke3
100
100
33,33
0
4
100
100
0
0
5
100
80
0
0
Hasil uji toksisitas EBN dosis > 500 mg/l terhadap ikan mas koki
menyebabkan tingkat kematian ikan lebih dari 50 %. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan EBN dengan dosis > 500 mg/l bersifat toksik bagi kelangsungan hidup
ikan mas koki. Oleh karena itu, pada uji toksisitas tahap 2 digunakan rentangan
dosis yang lebih kecil lagi.
Dosis yang digunakan pada uji toksisitas tahap kedua adalah 20,40, dan 60
mg/l. Kelangsungan hidup ikan mas koki pada uji toksisitas tahap kedua disajikan
di Tabel 4.
Tabel 4 Kelangsungan hidup ikan mas koki pada uji toksisitas tahap 2
EBN (mg/l)
Kontrol
20
40
60
0
100
100
100
100
1
100
100
100
100
2
100
100
100
100
Hari Ke3
100
100
100
100
4
100
100
100
100
5
100
100
100
73,33
Hasil uji toksisitas EBN terhadap ikan mas koki pada dosis 60 mg/l
menunjukkan tingkat kematian hingga hari kelima sebesar 26,67 %, sedangkan
pada dosis kontrol, 20 dan 40 mg/l tidak terjadi kematian. Hal ini menunjukkan
bahwa dosis EBN 20 dan 40 mg/l tidak bersifat toksik bagi ikan mas koki.
Intensitas Parasit
Berikut ini merupakan tingkat intensitas parasit Argulus sp. selama uji
tantang pada perlakuan K+, K-, dan EBN dapat dilihat pada Gambar 1.
20,00
18,00
Intensitas (ind/ekor)
16,00
14,00
12,00
K+
10,00
K-
8,00
EBN 20 mg/l
6,00
EBN 40 mg/l
4,00
EBN 60 mg/l
2,00
0,00
7
9
11
13
14
Hari Ke-
Gambar 1. Intensitas rata-rata parasit Argulus sp. pada setiap perlakuan.
Pada hari ke-9 perlakuan K- pada ikan mas koki yang terinfeksi Argulus sp.
menunjukkan sudah tidak terdapat Argulus sp. sedangkan perlakuan EBN 40 mg/l
menunjukkan sudah tidak terdapat Argulus sp. di hari ke-13. Pada perlakuan EBN
20 dan 60 mg/l intensitas Argulus sp. terus mengalami penurunan hingga hari ke14 sedangkan perlakuan kontrol pada hari ke-3 mengalami kenaikan intensitas
hingga hari ke-11, namun dari hari ke-13 mulai terjadi penurunan intensitas Argulus
sp.
Respon Tingkah Laku
Pengamatan respon tingkah laku ikan mas koki dilakukan setiap hari mulai
dari pra infeksi, saat infeksi dan pengobatan, serta pasca pengobatan. Hal-hal yang
diamati pada parameter respon tingkah laku yakni pergerakan ikan dan respon
pakan yang akan disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Respon tingkah laku ikan mas koki (Carassius auratus)
Respon Tingkah Laku
Pra-infeksi
Pasca infeksi
Pasca pengobatan
Pergerakan Respon
Pergerakan
Respon
Pergerakan
Respon
Renang
Pakan
Renang
Pakan
Renang
Pakan
K++
++
+
+
++
+++
EBN 20 mg/l
++
++
+
+
++
+
EBN 40 mg/l
++
++
+
+
++
+++
EBN 60 mg/l
++
++
+
+
++
+
K+
++
++
+
+
+
+
Keterangan : (+)
= Pergerakan pasif dan respon pakan menurun
(++)
= Pergerakan aktif dan respon pakan normal
(+++)
= Respon pakan meningkat
Perlakuan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, pada saat pra-infeksi
seluruh perlakuan memiliki respon tingkah laku yang sama (ikan bergerak aktif,
respon pakan normal), sedangkan pada saat infeksi Argulus sp. dan pengobatan
respon tingkah laku menunjukkan hasil yang sama (ikan bergerak pasif, respon
pakan menurun). Respon tingkah laku pasca pengobatanpun diamati, hasilnya
menunjukkan tidak ada perbedaan antar perlakuan kecuali, perlakuan K- dan EBN
40 mg/l yang menunjukkan ikan bergerak aktif dan respon terhadap pakan
meningkat. Pada perlakuan EBN 20 dan 60 mg/l ikan bergerak aktif, respon pakan
menurun sedangkan perlakuan K+ menunjukkan ikan bergerak pasif respon pakan
menurun.
Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup merupakan salah satu parameter yang dapat
menggambarkan bahwa usaha budidaya mengalami keuntungan ataupun kerugian.
Tingkat kelangsungan hidup ikan mas koki yang dipelihara selama 28 hari pada
perlakuan K-, EBN dosis berbeda, serta K+ menunjukkan tingkat kelangsungan
hidup yang berbeda. Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan, dapat diketahui
bahwa perlakuan K-, K+, dan EBN menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap
kelangsungan hidup (P