PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG SPIRULINA PADA PAKAN BUATAN TERHADAP INTENSITAS WARNA IKAN MAS KOKI (Carassius auratus)

(1)

THE EFFECT OF OF SPIRULINA FLOUR ADDITION ON SYNTHETIC FEED TO THE COLOR INTENSITY OF GOLD FISH (Carassius auratus)

Karina Noviyanti1, Tarsim2, Henni Wijayanti2, dan Agus Setyawan2

ABSTRACT

Gold fish is one of ornamental fish which is much in demand due to its body shape and color. The beauty indicator of ornamental fish is on its color quality. Carotenoid is the main natural component of clor pigmen creator which gives good enough effect on orange color on gold fish (Carassius auratus). One of carotenoid source is on spirulina flour. This study aimed to determine the effect of spirulina flour addition on synthetic feed to the color intensity of gold fish. This study used Completely Randomized Design (CRD), with five treatments and three replications (spirulina flour addition as much as 0%, 0,3%, 0,6%, 0,9%, and 1,2% in synthetic feed). This study used gold fish with size of ±5 cm which was taken care in the aquarium with size of 50x40x40 cm3. The parameters of this study consisted of color intensity, pH, temperature, and DO. The result of this study showed that spirulina flour addition as much as 1,2 gram was influential to color intensity and growth of gold fish (Carassius auratus).


(2)

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG SPIRULINA PADA PAKAN BUATAN TERHADAP INTENSITAS WARNA IKAN MAS KOKI (Carassius

auratus)

Karina Noviyanti1, Tarsim2, Henni Wijayanti2, dan Agus Setyawan2

ABSTRAK

Ikan mas koki merupakan salah satu ikan hias yang banyak diminati karena bentuk tubuh dan warna yang dimilikinya. Indikator keindahan pada ikan hias dapat dilihat pada kualitas warnanya. Karotenoid merupakan komponen alami utama pembentuk pigmen warna yang memberikan pengaruh cukup baik pada warna oranye pada ikan mas koki (Carassius auratus). Salah satu sumber karotenoid terdapat pada tepung spirulina. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung spirulina dalam pakan buatan terhadap intensitas warna ikan mas koki. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan (penambahan tepung spirulina sebanyak (0%, 0,3%, 0,6%, 0,9%, dan 1,2% dalam pakan buatan). Penelitian ini menggunakan ikan mas koki berukuran ±5 cm yang dipelihara di akuarium berukuran 50x40x40 cm3. Parameter dalam penelitian meliputi intensitas warna, pH, suhu dan DO. Hasil penelitian menunjukkan penambahan tepung spirulina sebanyak 1,2 gram memberikan pengaruh terhadap intensitas warna ikan mas koki (Carassius auratus).

Kata Kunci : Ikan Mas Koki, Intensitas Warna, Karotenoid, Pertumbuhan, Tepung Spirulina


(3)

(4)

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG SPIRULINA PADA PAKAN BUATAN TERHADAP INTENSITAS WARNA

IKAN MAS KOKI (Carassius auratus)

(SKRIPSI)

Oleh

KARINA NOVIYANTI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir. ... 3

2. Morfologi Ikan Mas Koki. ... 4

3. Letak dan Bentuk Sel Kromatofor Pada Ikan. ... 6


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang . ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 2

C.Manfaat Penelitian ... 2

D.Kerangka Pikir . ... 2

E. Hipotesis. ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aspek Biologi Ikan Mas Koki ... 4

1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Mas Koki. ... 4

2. Habitat Ikan Mas Koki. ... 5

3. Pakan dan Kebiasaan Makan. ... 5

B. Kromatofor ... 5

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Warna Ikan Hias. ... 7

1. Kualitas Air. ... 7

a. Suhu. ... 8

b. Tingkat Keasaman (pH). ... 8

2. Cahaya. ... 8

D. Karotenoid. ... 9

E. Tepung Spirulina. ... 10

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat ... 12


(7)

1. Alat Penelitian. ... 12

2. Bahan Penelitian... 12

a. Ikan Uji. ... 12

b. Bahan Baku Pakan Ikan. ... 13

C. Rancangan Penelitian. ... 13

D. Prosedur Penelitian... 14

1. Persiapan Wadah Penelitian. ... 14

2. Pembuatan Pakan. ... 14

3. Masa Adaptasi. ... 15

E. Parameter yang Diamati. ... 16

1. Intensitas Warna Menggunakan M-TCF. ... 16

2. Pengukuran Kualitas Air. ... 16

F. Pelaksanaan Penelitian. ... 16

1. Pemeliharaan dan Pemberian Pakan. ... 16

2. Pengamatan Intensitas Warna. ... 17

3. Pergantian Air dan Pengontrolan Kualitas Air... 17

G. Analisis Data. ... 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 18

1. Pengamatan Intensitas Warna Menggunakan M-TCF ... 18

2. Kualitas Air ... 19

B. Pembahasan ... 19

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 25

B. Saran ... 25 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Skema Penelitian ... 29

2. Prosedur Pengamatan ... 30

3. Perhitungan Formulasi Pakan ... 31

4. Anasilis Sidik Ragam ... 37

5. TCF yang Digunakan Selama Penelitian ... 39

6. Alat dan Bahan Selama Penelitian ... 40


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Bahan Baku Pakan Ikan. ... 13 2. Parameter Kualitas Air ... 19


(10)

(11)

(12)

(13)

MOTO

Barangsiapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya

kesungguhannya itu

adalah untuk dirinya sendiri.”


(14)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsiku ini kepada :

1.

Kedua Orang Tuaku, mama dan papa yang telah

memberikan dukungan tiada henti.

2.

Kedua Adikku, Julio dan alya, yang telah menjadi

teman suka duka selama ini.


(15)

RIWAYAT HIDUP

Karina Noviyanti dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 29 November 1991 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Endro Basuki Prabowo, A.Pi., dan Ibu Arnila, S.E. Penulis mengawali pendidikan di SD Xaverius I Teluk Betung dan lulus pada tahun 2003. Selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Bandar Lampung pada tahun 2006, dan melanjutkan di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bandar Lampung hingga lulus pada tahun 2009. Penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN.

Selama menjadi mahasiswi, penulis aktif kegiatan organisasi kampus, yaitu menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan Unila (HIDRILA) sebagai anggota Bidang Kewirausahaan pada tahun 2010-2011 dan pada tahun 2011-2012 menjabat sebagai Sekretaris Bidang Pengabdian Masyarakat. Penulis berpartisipasi sebagai panitia dalam SEMINAR SEHARI Forum Komunikasi Praktisi Akuakultur Lampung (FKPA) yang diadakan di Hotel Sheraton Bandar Lampung. Penulis juga pernah menjadi asisten dosen Ikhtiologi pada tahun 2011-2012 dan asisten dosen Teknologi Pembenihan Ikan pada tahun 2011-2012-2013.


(16)

Pada tahun 2012 penulis mengikuti kegiatan Praktik Umum di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung selama 30 hari dengan judul “Kultur Plankton Nannochloropsis sp. dan Brachionus sp.”, dan mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Unila pada tahun 2013 di desa Sukajaya Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus. Pada tahun 2014 untuk mencapai gelar Sarjana Perikanan (S.Pi) penulis melaksanakan penelitian dan menyelesaikan tugas akhir dalam bentuk Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penambahan Tepung Spirulina Pada Pakan Buatan Terhadap Intensitas Warna Ikan Mas Koki (Carassius auratus)”.


(17)

SANWACANA

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penambahan Tepung Spirulina Pada Pakan Buatan Terhadap Intensitas Warna Ikan Mas Koki (Carassius auratus) yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu dan mendukung dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian skripsi, yaitu kepada :

1. Mama dan Papa. Terima kasih atas curahan cinta kasih, iringan doa, nasihat, dukungan moril maupun materiil serta setiap tetes peluh dan keringat yang menjadi semangat dalam setiap langkah kakiku.

2. Julio dan alya. Terima kasih kalian telah menjadi adik, teman beda pendapat, teman suka duka selama ini.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

4. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Universitas Lampung sekaligus dosen Pembimbing Akademik.

5. Bapak Tarsim S.Pi., M.Si., selaku dosen Pembimbing Utama yang telah sabar membimbing, mengarahkan penulis selama penyelesaian skripsi.


(18)

6. Ibu Henni Wijayanti M, S.Pi., M.Si., selaku dosen pembimbing kedua yang telah sabar membimbing, mengarahkan penulis selama penyelesaian skripsi. 7. Bapak Agus Setyawan S.Pi., M.P. selaku dosen Penguji yang telah

memberikan saran bagi kesempurnaan skripsi.

8. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Pertanian, khususnya Program Studi Budidaya Perairan.

9. Para sahabat, Ningrum, Rany, dan Virly yang selalu memberikan dukungan, motivasi, nasihat dan celotehan yang menghibur.

10. Keluarga besar angkatan 2009, bang Agus, Fitri, Euis, Dian, Sandy, Ogi, Nuron, Indah P, Ridho, Eni, Supra, Bintang, Eva, Yuni, Naina, Riska, Soraya, Tomang, Beni, Okta, Panca, Rahmat, Mufit, Dedi, Dian P, Anggun, Rina, Retna, Denis, Indah O, Mega, Alfie, Ayu, Linda, Ainul, Muarif, Uus serta 2009 yang belum saya sebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan, kebersamaan, dan saran yang diberikan.

Bandar Lampung, Oktober 2014


(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan mas koki merupakan salah satu ikan hias yang banyak diminati. Ikan ini memiliki bentuk tubuh yang beragam dan memiliki warna yang bervariasi yaitu merah, kuning, hijau, hitam serta keperak-perakan (Afrianto dan Liviawati, 1990 dalam Sholichin, 2012). Indikator keindahan pada ikan hias dapat dilihat pada kualitas warnanya. Warna pada ikan disebabkan karena adanya sel kromatofor pada kulit bagian epidermis. Sel kromatofor diklasifikasikan menjadi 5 kategori warna dasar, yaitu hitam (melanofor), kuning (xanthofor), merah atau oranye (erythofor), sel refleksi kemilau (iridofor), dan putih (leukofor) (Anderson, 2000).

Karotenoid adalah komponen alami utama pembentuk pigmen warna yang memberikan pengaruh cukup baik pada warna merah dan oranye (Sulawesty, 1997). Sumber karotenoid dapat berasal dari spirulina, karena spirulina memiliki kandungan phycocyanin, chlorophyll-a dan karoten (Vonshak, 2008 dalam Tongsiri, 2010). Karoten tersusun atas xantophyll (37%), β-carotene (28%) dan zeaxanthin (17%) (Tongsiri et al., 2010). Penelitian James dalam Kurniawati (2012), menyatakan bahwa pemberian pakan yang mengandung Spirulina sebanyak 8% efektif dalam meningkatkan pertumbuhan, fertilitas dan pigmentasi warna pada ikan Red Swordtail (Xiphophorus helleri). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Spirulina dapat dijadikan sumber pigmen yang dapat meningkatkan kecerahan warna pada ikan hias. Diharapkan pemberian tepung


(20)

2

spirulina dengan dosis yang tepat mampu meningkatkan intensitas warna ikan mas koki.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian tepung spirulina dalam pakan buatan terhadap intensitas warna pada ikan mas koki.

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh penambahan tepung spirulina terhadap tingkat perubahan intensitas warna pada ikan mas koki.

D. Kerangka Pikir

Peminat ikan hias mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hal ini dikarenakan ikan hias memiliki daya tarik tersendiri, sehingga banyak pembudidaya yang membudidayakan ikan hias. Salah satunya ikan mas koki (Carassius auratus) karena ikan ini memiliki keunikan bentuk dan warna pada tubuhnya. Warna pada ikan mas koki beragam, mulai dari merah, kuning, hijau, hitam serta keperak-perakan (Afrianto dan Liviawati, 1990 dalam Sholichin, 2012). Kecerahan warna pada ikan hias menjadi salah satu indikator dalam penentuan kualitas dan harga jual, sehingga ikan tersebut akan memiliki nilai ekonomis tinggi.

Cara meningkatkan intensitas warna dengan pemberian karoten. Beberapa tumbuhan dapat dijadikan sebagai sumber karoten, seperti wortel dan bunga tai kotok, selain itu karoten juga dapat berasal dari mikroalga. Salah satu contoh mikroalga yang menjadi sumber karoten yaitu Spirulina karena memiliki jumlah.


(21)

3

karoten yang cukup tinggi. Penambahan tepung spirulina dalam pakan diharapkan dapat meningkatkan intensitas warna ikan mas koki sehingga tampak lebih menarik. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dalam meningkatkan kecerahan warna pada ikan mas koki melalui penambahan tepung spirulina sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. Secara umum kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

E. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

H0 : σi = 0 Tidak ada pengaruh pemberian tepung Spirulina terhadap intensitas warna ikan mas koki.

H1 : σi ≠ 0 Minimal terdapat satu pengaruh perlakuan pemberian tepung

Spirulina terhadap intensitas warna ikan mas koki.

Kualitas Bagus Corak dan warna menarik Harga Jual Tinggi

Bahan Pakan Tambahan Pada Ikan

Pemberian karoten Produksi Ikan Hias Ikan Mas Koki


(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Aspek Biologi Ikan Mas Koki

1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Mas Koki

Taksonomi atau klasifikasi ikan mas koki menurut Axelrod dan Schultz (1983) dalam Sufianto (2008) yaitu Filum : Chordata, Subfilum : Craniata, Kelas : Ostheichthyes, Ordo : Teleostei, Subordo : Cyprinoidea, Family : Cyprinidae, Genus : Carassius, dan Spesies : Carassius auratus Linnaeus.

Ikan mas koki memiliki bentuk badan pendek dan gemuk dengan perangkat sirip lengkap, antara lain sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus dan sirip ekor. Pada masing-masing jenis ikan mas koki memiliki bentuk kepala yang berbeda, perbedaan inilah yang menjadikan ikan mas koki memiliki keunikan dibanding dengan ikan hias lainnya.

Gambar 2. Morfologi ikan mas koki. (Sumber : www.nevadagoldfish.com)


(23)

5

2. Habitat Ikan Mas Koki

Ikan mas koki hidup di perairan tawar yang beriklim sejuk. Ikan mas koki hidup di temperatur 25-32oC, oksigen terlarut 3-5 ppm, nilai pH 6-7, CO2 maksimal 10 ppm, dan nitrit maksimal 0,2. Oleh karena itu ikan mas koki dapat dipelihara diseluruh wilayah Indonesia (Lingga dan Susanto, 1999 dalam Syaifudin, 2004). Ikan mas koki biasanya dipelihara di akuarium.

3. Pakan dan Kebiasaan Makan

Ikan mas koki merupakan ikan pemakan segala atau omnivora. Pakan yang biasa diberikan untuk pembesaran ikan mas koki yaitu pellet (Lingga dan Susanto, 1999 dalam Syaifudin, 2004). Kualitas pakan sangat menentukan keindahan warna sebagai daya tarik, sehingga banyak upaya yang dilakukan dengan menambahkan zat pigmen yang mengandung karoten dalam pakan buatan. Pemberian pakan berdasarkan jumlah ikan (bobot biomassa) dengan kisaran 3-5% per hari, dan frekuensi pemberiannya 2-3 kali per hari disesuaikan dengan kondisi ikan dan media air pemeliharaannya.

B. Kromatofor

Warna pada ikan berhubungan dengan sel pigmen pada kulit. Terdapat dua sel khusus yang memberikan warna pada ikan, yaitu kromatofor dan iridosit. Kromatofor terletak pada dermis kulit yaitu sisi luar dan diantara sisik serta mengandung butiran pigmen sebagai sumber warna sebenarnya (Lagler et al. 1977 dalam Kurniawati, 2012). Ada dua jenis pigmen yang berperan dalam pembentukan warna tubuh ikan, yaitu karoten dan melanin. Iridosit terdiri atas


(24)

6

leukofor dan guanafor yang merupakan sel cermin untuk memantulkan warna di luar tubuhnya.

Menurut Lagler dalam Kurniawati (2012) sel warna pada ikan dikelompokkan menjadi lima golongan, yaitu: melanofor (sel pembawa warna hitam), xanthofor (sel pembawa warna kuning), erythofor (sel pembawa warna merah dan kuning), iridofor (sel warna untuk refleksi) dan leukofor (sel warna berupa butiran putih).

Menurut Sally dalam Puspita, (2012) perubahan warna yang terjadi dipengaruhi oleh letak pergerakan butiran pigmen dalam sel. Pergerakan butiran pigmen kromatofor menyebabkan sel tersebut dapat menyerap sinar dengan sempurna sehingga terjadi peningkatan warna sisik yang menyebabkan warna sisik menjadi lebih terang dan jelas, sedangkan butiran pigmen yang berkumpul di dekat nukleus menyebabkan penurunan warna sehingga warna terlihat lebih gelap dan memudar (Gambar 3).

Perubahan sel pigmen ini disebabkan oleh stres karena lingkungan, kurang sinar matahari, penyakit atau kekurangan pakan terutama komponen warna dalam pakan (Sulawesty, 1997)

Gambar 3. Letak dan Bentuk Sel Kromatofor Pada Ikan (Sumber : www.O-Fish.com)

Hormon yang bertanggung jawab terhadap proses pigmentasi ada tiga yaitu Melanocyte Stimulating Hormon (MSH), Melanin Concentrating Hormon


(25)

7

(MCH), dan Melatonin (MT). MSH atau Melanocyte Stimulating Hormon diproduksi di bagian tengah lobus dari kelenjar hipofisis, dengan sel target sel pigmen kromatofor. Hormon tersebut menyebabkan pigmen tersebar di dalam sel, sehingga warna sisik terlihat terang dan jelas. Melanin Concentrating Hormon (MCH) diproduksi di bagian ujung lobus dari kelenjar hipofisis dengan sel target pigmen kromatofor. Hormon tersebut menyebabkan pigmen berkumpul dalam sel dan memberikan efek yang lebih pucat pada warna sisik ikan. Hormon ketiga yang memberikan pengaruh pigmentasi pada ikan adalah Melatonin (MT) yang diproduksi di kelenjar epifis. Sel target hormon tersebut adalah sel pigmen kromatofor yang menyebabkan granula pigmen berkumpul dalam sel, sehingga terjadi penurunan warna (Sally, 1997 dalam Puspita, 2012).

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensitas Warna Ikan Hias

Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas warna ikan hias ada dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh ikan yang sifatnya tetap yaitu genetik. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar tubuh ikan yaitu kualitas air, cahaya, dan pakan yang mengandung gizi tinggi dan sumber karoten (Sulawesty, 1997). 1. Kualitas air

Kualitas air yang baik merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas warna dan kesehatan ikan hias. Ikan akan hidup sehat dan berpenampilan prima di lingkungan dengan kualitas air yang sesuai (Satyani, 2005 dalam Puspita, 2012). Parameter kualitas air yang penting meliputi suhu dan pH.


(26)

8

a. Suhu

Peningkatan suhu dapat mempengaruhi metabolisme ikan sehingga terjadi pemecahan karotenoprotein menjadi protein dan karoten yang kemudian menghasilkan pigmen warna merah (Latscha, 1990 dalam Indarti, 2012). Suhu ideal bagi ikan hias tropik berkisar antara 25 sampai 32oC (Boyd, 1990). Fluktuasi perubahan suhu direkomendasikan tidak lebih dari 5oC, terutama dalam proses pergantian air atau proses transportasi.

b. Tingkat Keasaman (pH)

Nilai pH merupakan indikasi air bersifat asam, basa, atau netral. pH menentukan proses kimiawi dalam air, karena pH yang terlalu asam atau basa mengakibatkan ikan menjadi stress sehingga ikan berwarna pucat dan gerakannya lambat. Nilai pH yang optimal untuk ikan hias umumnya berkisar antara 6 sampai 7 (Satyani, 2005).

2. Cahaya

Selain kualitas air yang dapat mempengaruhi peningkatan warna pada ikan adalah cahaya. Ikan yang dipelihara pada kondisi terang akan memberikan reaksi warna berbeda dengan ikan yang dipelihara di tempat gelap karena adanya perbedaan reaksi melanosom yang mengandung pigmen melanofor terhadap rangsangan cahaya yang ada (Said et al., 2005). Kondisi cahaya terang memberikan penampilan warna yang lebih baik daripada cahaya gelap karena pada kondisi cahaya terang melanofor menjadi terkonsentrasi di sekitar nukleus, sel nampak berkerut dan membuat kulit ikan tampak lebih cemerlang (Storebaken & No, 1992).


(27)

9

D. Karotenoid

Ikan hias dikatakan menarik apabila warnanya kontras atau komposisi warnanya menarik. Untuk meningkatkan kecerahan warna pada ikan hias dapat dilakukan dengan memberikan pakan yang mengandung zat warna atau karotenoid (Lesmana, 2002 dalam Solichin, 2012). Menurut Anderson (2000), karotenoid adalah suatu pigmen alami yang dapat ditemukan pada hewan, tanaman dan mikroorganisme.

Karotenoid tidak dapat disintesis oleh sebagian besar hewan termasuk ikan, sehingga harus ditambahkan pada pakan. Secara fisiologi karotenoid berfungsi sebagai senyawa bioaktif dalam pakan akuakultur untuk meningkatkan pigmentasi, produksi, respirasi intra sel, daya tahan penyakit dan stress, pertumbuhan dan daya tahan hidup ikan dan udang (Lesmana, 2002 dalam Solichin, 2012). Sumber karotenoid banyak terdapat pada tumbuhan, hewan, alga, dan bakteri. Pada tumbuhan karotenoid banyak ditemukan pada kulit buah tomat, wortel, dan bayam.

Karotenoid merupakan senyawa yang disebut terpenoid, yaitu senyawa organik hidrokarbon yang kompleks (Lesmana, 2002 dalam Solichin, 2012). Karotenoid juga merupakan sekelompok pigmen merah, oranye, dan kuning yang dapat ditemukan baik pada buah, umbi maupun daun tanaman, juga dalam daging hewan yang mengkonsumsi tanaman yang mengandung karoten. Menurut Latscha (1990), karotenoid dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu karoten dan xantrofil. Karoten adalah senyawa hidrokarbon yang terdiri dari gugus karbon dan hidrogen, contohnya alfa karoten (α–karoten) dan beta karoten (β–karoten).


(28)

10

Salah satu sumber karotenoid yang terdapat pada alga adalah spirulina, hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan spirulina sebanyak 8% dari komposisi pakan akan meningkatkan kecerahan warna pada ikan Red Swordtail (James, 2006 dalam Kurniawati, 2012).

E. Tepung Spirulina

Spirulina adalah organisme mikroskopis dan merupakan prokariot berfilamen (Belay, 2002). Kualitas Spirulina sangat dipengaruhi sinar matahari, mineral dan nutrisi dalam air. Kandungan beta karoten akan semakin tinggi apabila kuantitas sinar matahari yang diperoleh maksimum (Tietze, 2004 dalam Candra, 2011). Spirulina mengandung protein dalam jumlah yang cukup tinggi. Kandungan protein Spirulina bervariasi dari 50%, hingga 70% dari berat keringnya. Menurut Richmond dalam Kurniawati (2012) hasil analisis asam amino dari Spirulina mexican yang dikeringkan dengan spray dryer ditemukan 18 asam amino.

Protein Spirulina 60-70% lebih tinggi dibanding makanan alami lainnya, kandungan kimiawi lain pada spirulina yang cukup penting adalah lemak dan karbohidratnya yaitu sebesar 1,5-15% dan 10-20% (Prasetyo, 2010). Protein berfungsi sebagai pemberi kalori, apabila jumah karbohidrat dan lemak tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Berdasarkan sumbernya, protein terbagi menjadi dua, yaitu protein nabati dan protein hewani. Sumber protein hewani antara lain susu, ikan, daging dan telur. Sumber protein nabati antara lain kacangan-kacangan dan olahannya seperti tahu dan tempe. Salah satu sumber protein yang terbaik adalah Spirulina.

Kandungan karotenoid berperan penting dalam kecerahan warna pada ikan. Komposisi pigmen yang terkandung dalam Spirulina adalah phycosianin,


(29)

11

chlorophyll-a dan carotene (Vonshak, 2008 dalam Tongsiri, 2010). Kandungan karoten yang tersusun adalah xantophyll (37%), β-carotene (28%) dan zeaxanthin

(17%) (Tongsiri et al., 2010). Beberapa penelitian tentang Spirulina telah dilakukan pada lobster air tawar

huna merah oleh Kurniawati (2012) serta ikan koi jenis kohaku oleh Utomo dkk (2006) dan ikan koi ogon oleh Rengga (2012). Pada ikan Koi Ogon dan Lobster Air Tawar menggunakan 4 perlakuan dengan penambahan 4%, 6%, 8%, dan 10% tepung Spirulina dalam pakan, sedangkan perlakuan pada ikan Koi Kohaku menggunakan 3 perlakuan yaitu 1%, 3% dan 5%. Dari ketiga penelitian tersebut didapatkan hasil perubahan pada masing-masing ikan dan lobster air tawar. Pada ikan Koi Ogon, peningkatan warna silver yang terbaik diperoleh pada perlakuan dengan penambahan Spirulina 10%. Pada ikan Koi Kohaku pemberian pakan berupa pasta yang diperkaya dengan Spirulina platensis sebanyak 1% menghasilkan warna merah lebih cerah dibandingkan perlakuan lainnya. Dan hasil penelitian pada ikan lobster air tawar dengan penambahan 8% tepung spirulina memberikan peningkatan warna biru laut dan distribusi warna merata pada seluruh tubuh.


(30)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat di Laboratorium Basah Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan 1. Alat penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain wadah pemeliharaan berupa akuarium berukuran 50 x 40 x 40 cm3 sebanyak 15 buah, penggiling pakan, oven, instalasi aerasi, Modified Toca Color Finder (M-TCF), thermometer, DO meter, pH meter, serokan, baskom, dan alat tulis.

2. Bahan Penelitian

Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Ikan Uji

Ikan uji berupa benih ikan mas koki yang berasal dari petani ikan di Natar, Lampung Selatan dengan ukuran ± 5 cm dengan padat penebaran 7 ekor pada setiap akuarium.


(31)

13

b. Bahan Baku Pakan Ikan

Bahan baku pakan ikan yang digunakan terdiri dari tepung spirulina, tepung ikan, tepung kedelai, tepung jagung, minyak ikan, minyak jagung, premix dan tepung tapioka.

C. Rancangan Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan yaitu :

Perlakuan A : Penambahan 0% Tepung Spirulina dalam formulasi pakan. Perlakuan B : Penambahan 0,3% Tepung Spirulina dalam formulasi pakan. Perlakuan C : Penambahan 0,6% Tepung Spirulina dalam formulasi pakan. Perlakuan D : Penambahan 0,9% Tepung Spirulina dalam formulasi pakan. Perlakuan E : Penambahan 1,2% Tepung Spirulina dalam formulasi pakan. Pada masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Komposisi bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pakan ikan mas koki disajikan pada Tabel 1 dan perhitungan komposisi pakan dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel 1. Bahan baku pakan ikan

Bahan Pakan Perlakuan

A (kontrol) B C D E

Tepung ikan 38,71% 38,41% 38,11% 37,81% 37,51%

Tepung spirulina 0% 0,3% 0,6% 0,9% 1,2%

Tepung kedelai 19,34% 19,34% 19,34% 19,34% 19,34% Tepung jagung 29,95% 29,95% 29,95% 29,95% 29,95%

Tepung tapioka 7% 7% 7% 7% 7%

Minyak ikan 2% 2% 2% 2% 2%

Minyak jagung 1% 1% 1% 1% 1%

Premix 2% 2% 2% 2% 2%


(32)

14

Model Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang digunakan adalah:

Yij = µ + σi +єij

Keterangan:

Yij :Data pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j µ : Nilai tengah umum

σi : Pengaruh pemberian pakan ke-i

єij :Galat percobaan pada Perlakuan ke-i dan ulangan ke-j i : Perlakuan pakan A, B, C

j : Ulangan (1,2,3)

Perbedaan antar perlakuan dianalisis dengan uji sidik ragam (ANOVA) pada selang kepercayaan 95% dan akan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5% (Gasperz, 1991 dalam Puspita, 2012).

D. Prosedur Penelitian

1. Persiapan wadah penelitian

Persiapan yang dilakukan adalah menyiapkan akuarium dengan ukuran 50 x 40 x 40 cm3 , kemudian akuarium dibersihkan dan dicuci hingga bersih kemudian dibilas dengan air bersih dan dikeringkan selama 24 jam. Setelah kering akurium diisi air dengan ketinggian 20 cm atau dengan volume 48 liter air dan dilengkapi dengan instalasi aerasi.

2. Pembuatan pakan

Pakan yang digunakan berupa pakan buatan yang dibuat dari bahan baku tepung ikan, tepung spirulina, tepung kedelai, tepung jagung, tepung tapioka, minyak ikan, minyak jagung dan premix. Bahan baku terlebih dahulu dijadikan


(33)

15

tepung sebelum dibentuk menjadi pellet. Tahap - tahap pembuatan tepung yaitu pressing bahan yang mengandung kadar air dan minyak terlalu tinggi agar air dan minyak berkurang. Kemudian bahan-bahan tersebut dijemur atau dioven sampai benar-benar kering (kadar air 3-7%). Setelah kering, bahan-bahan digiling, kemudian hasil dari penggilingan itu diayak untuk memperoleh bahan dalam bentuk tepung. Tepung yang diperoleh kemudian disimpan dalam wadah yang kedap udara.

Bahan-bahan yang sudah menjadi tepung, ditimbang sesuai dengan yang dibutuhkan dalam perlakuan penelitian. Bahan baku yang memiliki komposisi paling banyak dicampur terlebih dahulu, kemudian ditambahkan dengan komposisi yang sedikit jumlahnya. Bahan yang sudah tercampur rata ditambahkan air hangat sebanyak 10% dari komposisi bahan total. Setelah bahan baku tercampur secara homogen, lakukan pencetakan sesuai dengan ukuran pelet yang diinginkan. Pakan yang sudah jadi kemudian dikeringkan di bawah cahaya matahari hingga kadar air yang tersisa mencapai 3%. Setelah kering pakan ikan disimpan di tempat yang kering

3. Masa Adaptasi

Ikan mas koki yang akan digunakan dalam penelitian terlebih dahulu diaklimatisasi selama 7 hari dengan tujuan agar ikan tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan dan jenis pakan yang diberikan. Ikan tersebut dipilih berdasarkan kondisi normal yang sehat dan tidak sakit dengan bobot yang relatif sama. Ikan-ikan tersebut ditebar ke dalam akuarium ukuran 50 x 40 x 40 cm3 dengan volume air 48 liter dan padat penebaran 7 ekor pada setiap akuarium.


(34)

16

E. Parameter Yang Diamati

Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan terhadap intensitas warna menggunakan M-TCF dan kualitas air.

1. Intensitas warna menggunakan M-TCF

Pengamatan terhadap intensitas warna ikan koki sebelumnya dilakukan pemberian nilai atau pembobotan pada kertas warna M-TCF, pembobotan dimulai dari terkecil 1,2,3 hingga skor terbesar 30 dengan gradasi warna dari orange muda hingga merah pekat. Pengamatan intensitas warna ikan mas koki dilakukan setiap 10 hari sekali selama 60 hari dan warna yang diamati adalah warna oranye. Pengamatan dilakukan dengan cara membandingkan warna asli ikan pada kertas warna TCF dan diamati oleh 5 orang yang tidak buta warna untuk keakuratan data. Adapun tingkat konsistensi dari 5 orang panelis tersebut adalah baik atau konsisten.

Pada pengamatan warna pertama semua warna ikan ditandai dan untuk selanjutnya peningkatan warna ke arah yang lebih kontras diberi nilai 1, 2, 3, sampai 30, sehingga akan didapatkan selisih antara nilai warna awal dan nilai warna di akhir penelitian.

2. Pengukuran kualitas air

Pengukuran kualitas air meliputi suhu, derajat keasaman (pH), kandungan oksigen terlarut.

F. Pelaksanaan Penelitian

1. Pemeliharaan dan pemberian pakan

Benih ikan mas koki berukuran 5-7 cm sebanyak 7 ekor dipelihara selama 40 hari dalam akuarium berukuran 50 x 40 x 40 cm3 atau dengan padat tebar 1 ekor/


(35)

17

6 liter air pada setiap akuarium. Pemberian pakan tiga kali sehari pada pukul 08.00 WIB, 12.00 WIB, dan 16.00 WIB, dengan feeding rate (FR) 5% dari bobot tubuh ikan pada tiap ulangan dan perlakuan.

2. Pengamatan intensitas warna

Pengamatan terhadap intensitas warna ikan mas koki menggunakan M-TCF dan diamati oleh 5 orang panelis yang tidak mengalami gangguan pada mata seperti buta warna, rabun, dan penyakit mata lainya. Pengamatan dilakuakan secara visual dengan cara membandingkan warna asli ikan pada kertas M-TCF yang telah diberi nilai atau pembobotan.

3. Pergantian air dan pengontrolan kualitas air

Pergantian air total dilakukan setiap 10 hari yakni pada pagi hari sebelum pemberian pakan. Pengontrolan kualitas air dilakukan dengan menyifon kotoran dan sisa pakan yang ada di dasar akuarium dan dilakukan pengisisan air kembali dengan menggunakan air yang berasal dari tandon yang memiliki kualitas yang sama dengan media pemeliharaan.

G. Analisis Data

Pengaruh perlakuan terhadap parameter pengamatan intensitas warna menggunakan M-TCF dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA). Apabila hasil uji berbeda nyata maka akan dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5% (Gasperz, 1991 dalam Puspita, 2012).


(36)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1. Penambahan tepung spirulina pada pakan buatan memberikan pengaruh sangat nyata terhadap peningkatan intensitas warna.

2. Penambahan 1,2% tepung spirulina pada pakan buatan memberikan hasil tertinggi pada intensitas warna ikan mas koki.

B.Saran

Penelitian lanjutan dengan penambahan tepung spirulina diatas 1,2% serta diadakan pengamatan pertumbuhan dan jumlah sel kromatofor.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M.I. 2012. Peningkatan Kecerahan Warna Udang Red Cherry (Neocaridina heteropoda) Jantan melalui Pemberian Astaxanthin dan Canthaxanthin dalam Pakan. Jurnal Perikanan dan Kelautan ; Bandung. Universitas Padjajaran.

Amiruddin, Chaerah. 2013. Pembuatan Tepung Wortel (Daucus carrota L) Dengan Variasi Suhu Pengering. Skripsi. Makassar : Universitas Hasanuddin.

Anderson, S. 2000. Salmon Colour and Consumer. Hoffman-La Roche Limited. Ontario. Canada.

Belay, A. 2002. The Potential Application of Spirulina (Arthrospira) as a nutritional and therapeutic supplement in health management. The Journal of the America Nutraceutical Association 5(2): 27-48.

Boyd, C.E. 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Alabama Agricultural Experiment Station. Auburn University,Alabama. 477 pp.

Brotowidjoyo MD, Tribawana & E. Mulbiantoro, 1995. Pengantar Lingkungan Perairan dan Budidaya Air. Liberty. Yogyakarta.

Candra, Budi A. 2011. Karakteristik Pigmen Fikosianin dari Spirulina fusiformis yang Dikeringkan dan Diamobilisasi. Skripsi Departemen Teknologi Hasil Perairan ; Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Kurniawati. 2012. Pengaruh Penambahan Tepung Spirulina plantesis Terhadap Peningkatan Warna Lobster Air Tawar Huna Merah (Cherax quadricarinatus). Jurnal Penelitian. Bandung; Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Padjajaran.

Kusuma, D.M. 2012. Pengaruh Penambahan Tepung Bunga Marigold Dalam Pakan Buatan Terhadap Kualitas Warna, Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Benih Ikan Mas Koki (Carassius auratus). Jurnal Penelitian. Bandung; Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Padjajaran. Latscha, T. 1990. Carotenoids, Their Nature and Significants in Animal Feeds.


(38)

Latscha, T. 1988. Carotenoids-Their Nature and Significance in Animal Feeds. Departement of Animal Nutrition and Healt. F. Hoffman-La Roche Ltd, Bazel, Switzerland, 110 pp.

Nasution, S. H. 1997. Pengaruh Karotenoid dari Ekstrak Rebon Terhadap Tingkat Perubahan Warna Ikan Botia. Limnotek, 4 (1) : 51-58.

Prasetyo, Budi dan Elizabeth Novi Kusumaningrum. 2010. Penentuan Jenis Spirulina sp. di Situ Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Laporan Penelitian. Tangerang Selatan; Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Lembaga Penelitian Universitas Terbuka.

Puspita, Niken. 2012. Pengaruh Penambahan Tepung Kepala Udang dalam Pakan Terhadap Pigmentasi Ikan Koi (Cyprinus carpio) Jenis Kohaku. Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan ; Lampung. Universitas Lampung. Rengga, Galih. 2012. Pengaruh Tingkat Pemberian Spirulina plantesis dalam

Pakan Terhadap Kecerahan Warna Benih Ikan Koi Ogon (Cyprinus carpio L). Jurnal Penelitian. Depok ; Balai Riset Budidaya Ikan Hias Depok.

Said, S. D. Supyawati, W. D., dan Noortiningsih. 2005. Pengaruh Jenis Pakandan Kondisi Cahaya Terhadap Penampilan Warna ikan Pelangi Merah (Glossolepis incises) Jantan. Jakarta. FakultasBiologi. UniversitasNegeri Jakarta.

Sasson, A. 1991. Culture of microalgae in achievement and evaluation. United Nation Educational, Scientific and Cultural Organitation (UNESCO) Place de Pontenry, Paris . France. 104p.

Satyani, D. 2005. Kualitas Air untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sholichin, Imam. 2012. Pengaruh Penambahan Tepung Rebon Pada Pakan Buatan Terhadap Nilai Chroma Ikan Mas Koki (Carassius auratus). Jurnal Perikanan dan Kelautan ; Bandung. Universitas Padjajaran.

Storebakken, T. and No, H. K., 1992. Pigmentation of rainbow trout. Aquacult., 100: 209-229.

Subandiyono & Hastuti, S. 2010. Buku Ajar Nutrisi Ikan. Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Semarang : Universitas Diponegoro.

Sufianto, Bhayu. 2008. Uji Transportasi Ikan Mas Koki (Carassius auratus) Hidup Sistem Kering dengan Perlakuan Suhu dan Penurunan Konsentrasi Oksigen. Skripsi Pascasarjana ; Bogor. Institut Pertanian Bogor.


(39)

Sukarman dan Chumaidi. 2010. Bunga Tai Kotok (Tagetas sp.) Sebagai Sumber Karotenoid Pada Ikan Hias. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur ; Depok. Balai Riset Budidaya Ikan Hias.

Sulawesty, F. 1997. Perbaikan Penampilan Ikan Pelangi Merah (Glossolepis incises) Jantan Menggunakan Karotenoid Total dari Rebon. Limnotek Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Cibinong. Hlm 23-29.

Susanna, Dewi. 2007. Pemanfaatan Spirulina platensis Sebagai Suplemen Protein SSel Tunggal (PST) Mencit (Mus musculus). Makara Kesehatan Vol. 11 ; Jakarta. Universitas Indonesia

Syaifudin. M. 2004. Keragaman Tipe Sirip pada Keturunan Ikan Mas Koki (Carassius auratus) Strain Lionhead. Jurnal Akuakultur Indonesia ; Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Tappin, A. R. 2010. Rainbowfishes, their care and keeping in captivity. Book. Art Publications. 489 p.

Tongsiri, S. Mang-Amphan, K and Y. Peerapornpisal. 2010. Effect of Replacing Fishmeal with Spirulina on Growth, Carcass, Composition and Pigment of the Mekong Giant Catfish. Asian Journal of Agricultural Science 2(3):106-110. Utomo, N.B.P., O. Carman, N. Fitriyati. 2006. Pengaruh Penambahan Spirulina

plantesis Terhadap Tingkat Intensitas Warna Merah Pada Ikan Koi Kohaku (Cyprinus carpio L). Jurnal Akuakultur. Bogor ; Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Wallin, M. 2002. Nature’s Palette How Animals, Including Humans, Produce


(1)

16

E. Parameter Yang Diamati

Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan terhadap intensitas warna menggunakan M-TCF dan kualitas air.

1. Intensitas warna menggunakan M-TCF

Pengamatan terhadap intensitas warna ikan koki sebelumnya dilakukan pemberian nilai atau pembobotan pada kertas warna M-TCF, pembobotan dimulai dari terkecil 1,2,3 hingga skor terbesar 30 dengan gradasi warna dari orange muda hingga merah pekat. Pengamatan intensitas warna ikan mas koki dilakukan setiap 10 hari sekali selama 60 hari dan warna yang diamati adalah warna oranye. Pengamatan dilakukan dengan cara membandingkan warna asli ikan pada kertas warna TCF dan diamati oleh 5 orang yang tidak buta warna untuk keakuratan data. Adapun tingkat konsistensi dari 5 orang panelis tersebut adalah baik atau konsisten.

Pada pengamatan warna pertama semua warna ikan ditandai dan untuk selanjutnya peningkatan warna ke arah yang lebih kontras diberi nilai 1, 2, 3, sampai 30, sehingga akan didapatkan selisih antara nilai warna awal dan nilai warna di akhir penelitian.

2. Pengukuran kualitas air

Pengukuran kualitas air meliputi suhu, derajat keasaman (pH), kandungan oksigen terlarut.

F. Pelaksanaan Penelitian

1. Pemeliharaan dan pemberian pakan

Benih ikan mas koki berukuran 5-7 cm sebanyak 7 ekor dipelihara selama 40 hari dalam akuarium berukuran 50 x 40 x 40 cm3 atau dengan padat tebar 1 ekor/


(2)

17

6 liter air pada setiap akuarium. Pemberian pakan tiga kali sehari pada pukul 08.00 WIB, 12.00 WIB, dan 16.00 WIB, dengan feeding rate (FR) 5% dari bobot tubuh ikan pada tiap ulangan dan perlakuan.

2. Pengamatan intensitas warna

Pengamatan terhadap intensitas warna ikan mas koki menggunakan M-TCF dan diamati oleh 5 orang panelis yang tidak mengalami gangguan pada mata seperti buta warna, rabun, dan penyakit mata lainya. Pengamatan dilakuakan secara visual dengan cara membandingkan warna asli ikan pada kertas M-TCF yang telah diberi nilai atau pembobotan.

3. Pergantian air dan pengontrolan kualitas air

Pergantian air total dilakukan setiap 10 hari yakni pada pagi hari sebelum pemberian pakan. Pengontrolan kualitas air dilakukan dengan menyifon kotoran dan sisa pakan yang ada di dasar akuarium dan dilakukan pengisisan air kembali dengan menggunakan air yang berasal dari tandon yang memiliki kualitas yang sama dengan media pemeliharaan.

G. Analisis Data

Pengaruh perlakuan terhadap parameter pengamatan intensitas warna menggunakan M-TCF dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA). Apabila hasil uji berbeda nyata maka akan dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5% (Gasperz, 1991 dalam Puspita, 2012).


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1. Penambahan tepung spirulina pada pakan buatan memberikan pengaruh sangat nyata terhadap peningkatan intensitas warna.

2. Penambahan 1,2% tepung spirulina pada pakan buatan memberikan hasil tertinggi pada intensitas warna ikan mas koki.

B.Saran

Penelitian lanjutan dengan penambahan tepung spirulina diatas 1,2% serta diadakan pengamatan pertumbuhan dan jumlah sel kromatofor.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M.I. 2012. Peningkatan Kecerahan Warna Udang Red Cherry (Neocaridina heteropoda) Jantan melalui Pemberian Astaxanthin dan Canthaxanthin dalam Pakan. Jurnal Perikanan dan Kelautan ; Bandung. Universitas Padjajaran.

Amiruddin, Chaerah. 2013. Pembuatan Tepung Wortel (Daucus carrota L) Dengan Variasi Suhu Pengering. Skripsi. Makassar : Universitas Hasanuddin.

Anderson, S. 2000. Salmon Colour and Consumer. Hoffman-La Roche Limited. Ontario. Canada.

Belay, A. 2002. The Potential Application of Spirulina (Arthrospira) as a nutritional and therapeutic supplement in health management. The Journal of the America Nutraceutical Association 5(2): 27-48.

Boyd, C.E. 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Alabama Agricultural Experiment Station. Auburn University,Alabama. 477 pp.

Brotowidjoyo MD, Tribawana & E. Mulbiantoro, 1995. Pengantar Lingkungan Perairan dan Budidaya Air. Liberty. Yogyakarta.

Candra, Budi A. 2011. Karakteristik Pigmen Fikosianin dari Spirulina fusiformis yang Dikeringkan dan Diamobilisasi. Skripsi Departemen Teknologi Hasil Perairan ; Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Kurniawati. 2012. Pengaruh Penambahan Tepung Spirulina plantesis Terhadap

Peningkatan Warna Lobster Air Tawar Huna Merah (Cherax

quadricarinatus). Jurnal Penelitian. Bandung; Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Padjajaran.

Kusuma, D.M. 2012. Pengaruh Penambahan Tepung Bunga Marigold Dalam Pakan Buatan Terhadap Kualitas Warna, Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Benih Ikan Mas Koki (Carassius auratus). Jurnal Penelitian. Bandung; Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Padjajaran. Latscha, T. 1990. Carotenoids, Their Nature and Significants in Animal Feeds.


(5)

Latscha, T. 1988. Carotenoids-Their Nature and Significance in Animal Feeds. Departement of Animal Nutrition and Healt. F. Hoffman-La Roche Ltd, Bazel, Switzerland, 110 pp.

Nasution, S. H. 1997. Pengaruh Karotenoid dari Ekstrak Rebon Terhadap Tingkat Perubahan Warna Ikan Botia. Limnotek, 4 (1) : 51-58.

Prasetyo, Budi dan Elizabeth Novi Kusumaningrum. 2010. Penentuan Jenis Spirulina sp. di Situ Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Laporan Penelitian. Tangerang Selatan; Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Lembaga Penelitian Universitas Terbuka.

Puspita, Niken. 2012. Pengaruh Penambahan Tepung Kepala Udang dalam Pakan Terhadap Pigmentasi Ikan Koi (Cyprinus carpio) Jenis Kohaku. Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan ; Lampung. Universitas Lampung. Rengga, Galih. 2012. Pengaruh Tingkat Pemberian Spirulina plantesis dalam

Pakan Terhadap Kecerahan Warna Benih Ikan Koi Ogon (Cyprinus carpio L). Jurnal Penelitian. Depok ; Balai Riset Budidaya Ikan Hias Depok.

Said, S. D. Supyawati, W. D., dan Noortiningsih. 2005. Pengaruh Jenis Pakandan Kondisi Cahaya Terhadap Penampilan Warna ikan Pelangi Merah (Glossolepis incises) Jantan. Jakarta. FakultasBiologi. UniversitasNegeri Jakarta.

Sasson, A. 1991. Culture of microalgae in achievement and evaluation. United Nation Educational, Scientific and Cultural Organitation (UNESCO) Place de Pontenry, Paris . France. 104p.

Satyani, D. 2005. Kualitas Air untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sholichin, Imam. 2012. Pengaruh Penambahan Tepung Rebon Pada Pakan Buatan Terhadap Nilai Chroma Ikan Mas Koki (Carassius auratus). Jurnal Perikanan dan Kelautan ; Bandung. Universitas Padjajaran.

Storebakken, T. and No, H. K., 1992. Pigmentation of rainbow trout. Aquacult., 100: 209-229.

Subandiyono & Hastuti, S. 2010. Buku Ajar Nutrisi Ikan. Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Semarang : Universitas Diponegoro.

Sufianto, Bhayu. 2008. Uji Transportasi Ikan Mas Koki (Carassius auratus) Hidup Sistem Kering dengan Perlakuan Suhu dan Penurunan Konsentrasi Oksigen. Skripsi Pascasarjana ; Bogor. Institut Pertanian Bogor.


(6)

Sukarman dan Chumaidi. 2010. Bunga Tai Kotok (Tagetas sp.) Sebagai Sumber Karotenoid Pada Ikan Hias. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur ; Depok. Balai Riset Budidaya Ikan Hias.

Sulawesty, F. 1997. Perbaikan Penampilan Ikan Pelangi Merah (Glossolepis incises) Jantan Menggunakan Karotenoid Total dari Rebon. Limnotek Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Cibinong. Hlm 23-29.

Susanna, Dewi. 2007. Pemanfaatan Spirulina platensis Sebagai Suplemen Protein SSel Tunggal (PST) Mencit (Mus musculus). Makara Kesehatan Vol. 11 ; Jakarta. Universitas Indonesia

Syaifudin. M. 2004. Keragaman Tipe Sirip pada Keturunan Ikan Mas Koki (Carassius auratus) Strain Lionhead. Jurnal Akuakultur Indonesia ; Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Tappin, A. R. 2010. Rainbowfishes, their care and keeping in captivity. Book. Art Publications. 489 p.

Tongsiri, S. Mang-Amphan, K and Y. Peerapornpisal. 2010. Effect of Replacing Fishmeal with Spirulina on Growth, Carcass, Composition and Pigment of the Mekong Giant Catfish. Asian Journal of Agricultural Science 2(3):106-110. Utomo, N.B.P., O. Carman, N. Fitriyati. 2006. Pengaruh Penambahan Spirulina

plantesis Terhadap Tingkat Intensitas Warna Merah Pada Ikan Koi Kohaku (Cyprinus carpio L). Jurnal Akuakultur. Bogor ; Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Wallin, M. 2002. Nature’s Palette How Animals, Including Humans, Produce