Aplikasi Teknologi Sonic Bloom dan Pupuk Daun untuk Memacu Pertumbuhan Bibit Mahoni (Swietenia Macrophylla King.)

APLIKASI TEKNOLOGI SONIC BLOOM DAN PUPUK
DAUN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN BIBIT
MAHONI (Swietenia macrophylla King.)

AWALLUDIN RAMDHAN

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Aplikasi
Teknologi Sonic Bloom dan Pupuk Daun untuk Memacu Pertumbuhan Bibit
Mahoni (Swietenia macrophylla King.) adalah benar-benar hasil karya ilmiah saya
sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam
bentuk apapun pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi
yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di lembar halaman bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan

hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2014

Awalludin Ramdhan
NIM E44080033

ABSTRAK
AWALLUDIN RAMDHAN. Aplikasi Teknologi Sonic Bloom dan Pupuk Daun
untuk Memacu Pertumbuhan Bibit Mahoni (Swietenia macrophylla King.).
Dibimbing oleh SUPRIYANTO
Fotosintesis merupakan proses untuk memproduksi karbohidrat yang berguna
sebagai cadangan makanan, kerangka karbon, energi dan aktivitas metobolisme lain
untuk pertumbuhan tanaman. Faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis adalah
suplai CO2, H2O, nutrisi dan mekanisme buka-tutup stomata, sedangkan energi
cahaya dan suhu merupakan faktor eksternal yang mendukung proses fotosintesis.
Untuk meningkatkan hasil proses fotosintesis, maka suplai dari CO2, H2O dan nutrisi
harus ditingkatkan pula. Pembukaan stomata yang lebar dan lama dapat dipengaruhi
oleh getaran gelombang dan lamanya penyinaran matahari. Karbohidrat sebagai hasil
dari proses fotosintesis memiliki fungsi salah satunya untuk penyusun kerangka

karbon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menguji pupuk daun yang efektif dan aplikasi teknologi sonic bloom
untuk meningkatkan pertumbuhan bibit mahoni (Swietenia macrophylla. King).
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola
faktorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tunggal penggunaan sonic
bloom (S1) dan konsentrasi 10 gram pupuk jenis A (P2) menghasilkan indeks mutu
bibit mahoni terbaik dengan indeks mutu bibit masing-masing 30 dan 24 poin,
sedangkan interaksi antara sonic bloom dan konsentrasi 5 gram pupuk jenis A atau
gandasil B (S1P1) menghasilkan nilai indeks mutu bibit tertinggi yaitu 29 poin,
diikuti interaksi S1P2 dengan nilai 23 poin.
Kata kunci: fotosintesis, mahoni, pertumbuhan, pupuk daun, sonic bloom

ABSTRACT
AWALLUDIN RAMDHAN. The Application of Sonic Bloom Technology and Foliar
Fertilizers to Improve the Growth of Mahogany Seedlings (Swietenia macrophylla
King.). Supervised by SUPRIYANTO
Photosynthesis is a process to produce useful carbohydrates for nutritional
reserve, carbon structure, energy and plant metabolisme processes in plant
growth. Factor affecting photosynthesis are the supply of CO2, H2O, nutrients and
stomata opening mechanism. Meanwhile, light energy and temperature are

external factors that support photosynthesis. To improve the result of
photosynthesis process, the supplies of CO2,H2O, and nutrients are also increased
as well. The opening stomata widely and in longer time are affected by vibration
and duration of sun exposure. One of functions of carbohydrates as product of
photosynthesis process is used to support carbon structure, which is important for
plant growth and development. This study was aimed to asses the effectiveness of
foliar fertilizers and the application of sonic bloom technology to increase the
growth of mahogany seedlings. Research design in this experiment was completely
randomized factorial design. The result of this research showed that sonic bloom
(S1) and 10 gram/liter of foliar fertilizers A or gandasil B (P2) produced the best
quality seedling with index seedling value 30 and 24 points, while the interaction
of sonic bloom and 5 gram/liter of leave fertilizers A (S1P1) produced quality
seedling in the best value with seedling index value 29 points, followed by SIP2
interaction with the seedling index value 23 points.
Keywords : Photoshyntesis, mahogany, growth, foliar fertiliziers, sonic bloom

APLIKASI TEKNOLOGI SONIC BLOOM DAN PUPUK
DAUN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN BIBIT
MAHONI (Swietenia macrophylla King.)


AWALLUDIN RAMDHAN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Silvikultur

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Aplikasi Teknologi Sonic Bloom dan Pupuk Daun untuk Memacu
Pertumbuhan Bibit Mahoni (Swietenia Macrophylla King.)
Nama
: Awalludin Ramdhan
NIM
: E44080033


Disetujui oleh

Dr Ir Supriyanto
Pembimbing

Diketahui oleh :

Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas segala berkah,
rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang
berjudul “Teknologi Sonic Bloom dan Pupuk Daun untuk Memacu Pertumbuhan
Bibit Mahoni (Swietenia macrophylla King.)”. Shalawat serta salam penulis
haturkan kepada teladan seluruh umat manusia yaitu Nabi Muhammad SAW
yang telah dan akan terus menjadi inspirasi dalam kehidupan ini.

Skripsi ini berisi tentang upaya teknologi sonic bloom dengan kombinasi
pupuk daun untuk memacu pertumbuhan tanaman kehutanan salah satunya adalah
Mahoni (Swietenia macrophylla King.). Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Silvikultur,
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Rasa terimakasih yang tulus penulis sampaikan kepada: Dr Ir Supriyanto
sebagai ketua komisi pembimbing atas nasihat, serta dukungan dalam penyusunan
skripsi ini; seluruh pihak Kantor Persemaian RSSNC, Kementerian Kehutanan,
Parung, Bogor yang telah membantu dalam menjalankan penelitian di lapangan;
seluruh staf Departemen Silvikultur yang telah membantu dalam kegiatan
pembuatan surat perizinan dan administrasi; Ibu, Bapak, serta adikku Anisa yang
telah memberikan semangat, nasihat, do‟a, dan kesabaran kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini; Tunas Bangsa Kota Depok yang selalu memberikan
energi tambahan untuk mengejar cita-cita bangunan peradaban; teman-teman E‟45
umumnya dan SVK‟45 yang saling menguatkan; teman-teman asrama PPSDMS
NF angkatan V yang telah memberi arti; dan sahabat-sahabat yang tidak dapat
disebutkan satu persatu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat untuk perkembangan
ilmu silvikultur tropika.
Bogor, Mei 2014


Awalludin Ramdhan

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

ix

PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................
Perumusan Masalah ....................................................................................
Tujuan Penelitian ........................................................................................

Manfaat Penelitian ......................................................................................
Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................................

1
2
2
2
3

METODE
Bahan...........................................................................................................
Alat ..............................................................................................................
Prosedur Penelitian dan Analisis Data ........................................................
Persiapan Bibit ...................................................................................
Persiapan dan Pemberian Pupuk Daun Jenis A dan B .......................
Pemasangan dan Pengoperasian Unit Suara Sonic Bloom.................
Pemeliharaan......................................................................................
Pengukuran pH media tanam ............................................................
Pengamatan dan Pengambilan Data...................................................
Tinggi Bibit ...................................................................................

Diameter Bibit ...............................................................................
Panjang Akar Primer .....................................................................
Parameter Bobot Kering ...............................................................
Nisbah Pucuk Akar (NPA)............................................................
Parameter stomata daun ................................................................
Perhitungan Indeks Mutu Bibit (IMB) ..........................................
Analisis Data ...............................................................................................

3
3
3
3
4
4
5
6
7
7
7
7

7
7
8
8
8

HASIL
Pertumbuhan ...............................................................................................
Tinggi Bibit .........................................................................................
Diameter Bibit ......................................................................................
Nisbah Pucuk Akar ..............................................................................
Panjang Akar Primer ............................................................................
Bobot Kering ........................................................................................
Parameter stomata daun ..............................................................................
Indeks Mutu Bibit .......................................................................................

10
10
12
13

14
15
17
19

PEMBAHASAN
Pengaruh Sonic Bloom ................................................................................
Pengaruh Konsentrasi Pupuk Daun .............................................................
Pengaruh Interaksi Sonic Bloom dan Konsentrasi Pupuk Daun..................
Indeks Mutu Bibit .......................................................................................

21
22
23
25

SIMPULAN ................................................................................................

26

SARAN........................................................................................................

26

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

26

LAMPIRAN ................................................................................................

29

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................

38

DAFTAR TABEL
Halaman
1 Kombinasi perlakuan pupuk daun dan sonic bloom ................................

8

2 Hasil pengukuran pH media sebelum dan sesudah pemupukan .............

9

3 Rekapitulasi sidik ragam pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun,
sonic bloom, dan interaksi keduanya terhadap parameter
pertumbuhan bibit mahoni umur 8 bulan .............................................

10

4 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun dan
sonic bloom terhadap parameter pertumbuhan tinggi rata-rata (cm)
bibit mahoni umur 8 bulan ...................................................................

11

5 Hasil uji Duncan pengaruh interaksi konsentrasi pupuk daun dan sonic
bloom terhadap parameter pertumbuhan tinggi rata-rata (cm) bibit
mahoni umur 8 bulan ............................................................................

11

Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun, sonic
bloom serta interaksi keduanya terhadap parameter pertumbuhan
diameter rata-rata (mm) bibit mahoni umur 8 bulan ............................

13

Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun, sonic
bloom serta interaksi keduanya parameter Nisbah Pucuk Akar bibit
mahoni umur 8 bulan ............................................................................

14

Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun, sonic
bloom serta interaksi keduanya terhadap parameter panjang akar
primer (cm) bibit mahoni umur 8 bulan ...............................................

15

Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun dan
sonic bloom terhadap parameter bobot kering akar (BKA), bobot
kering pucuk (BKP) dan bobot kering total (BKT) pada bibit mahoni
umur 8 bulan .........................................................................................

16

10 Hasil uji Duncan pengaruh interaksi konsentrasi pupuk daun dan
sonic bloom terhadap parameter bobot kering akar (BKA), bobot
kering pucuk (BKP) dan bobot kering total (BKT) pada bibit
mahoni umur 8 bulan .........................................................................

17

6

7

8

9

11

Rekapitulasi sidik ragam pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk
daun, sonic bloom, dan interaksi keduanya terhadap stomata daun
bibit mahoni umur 8 bulan .................................................................

17

12 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun dan
sonic bloom terhadap stomata daun bibit mahoni ................................

18

13 Hasil skoring perlakuan konsentrasi pupuk daun, sonic bloom serta
interaksi keduanya terhadap parameter tinggi, diameter dan bobot
kering total (BKT) ................................................................................

20

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
2
3
4
5

Persiapan bibit mahoni untuk percobaan ................................................
Pemasangan dan pengoperasian unit suara sonic bloom .........................
Fungi dan gulma yang terdapat pada bibit mahoni .................................
Pengukuran pH media tanam ..................................................................
Pengaruh sonic bloom, konsentrasi pupuk daun dan interaksi keduanya
terhadap keragaan tinggi bibit mahoni umur 8 bulan .............................
6 Pengaruh pemberian sonic bloom, konsentrasi pupuk daun dan interaksi
keduanya terhadap keragaan panjang akar primer bibit mahoni umur 8
bulan .......................................................................................................
7 Gambar 7 Stomata bagian bawah daun bibit mahoni terhadap sonic
bloom pada perbesaran 400 kali .............................................................

4
5
6
6
12

14
19

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Hasil sidik ragam setiap parameter ..........................................................
2 Metode Pengukuran Parameter Fisiologi .................................................
3 Skoring Perlakuan Percobaan terhadap Parameter Tinggi, Diameter dan
Bobot Kering Total (BKT) .....................................................................
4 Komposisi Pupuk Daun Jenis A dan Jenis B .........................................
5 Bagan Percobaan pertumbuhan bibit mahoni ......................................... 37
6 Rekapitulasi hasil penelitian nilai rata-rata parameter pertumbuhan
bibit Swietnia macrophylla .....................................................................

29
32
34
36

40

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tumbuhan menyerap bahan-bahan baku berupa air (H2O) dan nutrisi dari
dalam tanah melalui akar, sedangkan karbon dioksida (CO2) diperoleh dari udara
melalui daun unuk pertumbuhan dan perkembangannya. Proses fotosintesis yaitu
kemampuan tumbuhan untuk menggunakan zat karbon dari udara diubah menjadi
bahan organik serta diasimilasikan di dalam tubuh tanaman. Proses ini
berlangsung jika ada cukup cahaya, atau lengkapnya zat H2O dan CO2 yang oleh
klorofil diubah menjadi karbohidrat dengan pertolongan sinar matahari.
Fotosintesis merupakan proses untuk memproduksi karbohidrat yang berguna
sebagai energi dalam melakukan aktivitas metobolisme pada tumbuhan. Pada
reaksi umum proses fotosintesis, faktor yang mempengaruhi fotosintesis adalah
suplai CO2, dan H2O serta suplai nutrisi, sedangkan energi cahaya dan suhu
merupakan faktor eksternal yang mendukung fotosintesis. Untuk meningkatkan
proses fotosintesis, maka suplai dari CO2, H2O dan nutrisi harus ditingkatkan
pula. Salah satu pintu masuk dari suplai ketiga unsur tersebut adalah stomata.
Pembukaan stomata yang lebar dan lama dapat dipengaruhi oleh getaran
gelombang suara dan lamanya penyinaran matahari.
Suplai nutrisi pada tumbuhan dapat diperoleh melalui cara pemupukan.
Pemupukan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu pemupukan lewat akar dan
pemupukan lewat daun. Prihmantoro (1999) menyebutkan cara pemupukan
melalui daun biasanya digunakan untuk mengatasi masalah pemupukan melalui
akar. Pemupukan melalui daun diharapkan pupuk dapat langsung diserap dan
digunakan tanaman. Pemupukan melalui daun dilakukan dengan cara melarutkan
pupuk ke dalam air kemudian larutan disemprotkan ke permukaan daun.
Pada daun terdapat stomata (mulut daun) yang merupakan pintu masuk CO2,
H2O dan nutrisi ke dalam tanaman. Pembukaan stomata yang lebih lebar berarti
penyerapan unsur hara dan bahan-bahan lain di daun menjadi lebih banyak.
Membukanya stomata menyebabkan gas oksigen O2 terdifusi keluar dan gas
karbondioksida CO2 masuk ke dalam sel sebagai bahan untuk melakukan proses
fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari.
Sumardi et al. (2002) menyatakan bahwa pada dasarnya frekuensi akustik
dapat memperpanjang periode pembukaan stomata yang dapat mengakibatkan
proses transpirasi terus berlangsung, sehingga memperpanjang pula masa
penyerapan unsur hara dan air dari tanah sebagai penyeimbang transpirasi.
Pembukaan stomata karena pengaruh frekuensi akustik mampu meningkatkan
tekanan osmotik pada protoplosma sel penjaga, di mana sel penjaga merupakan
salah satu bagian yang terdapat dalam stomata sehingga sel penjaga akan
menggembung karena banyak menyerap air.
Pengaruh frekuensi akustik terhadap peningkatan tekanan osmotik pada
protoplasma sel penjaga, diakibatkan karena kemampuan frekuensi akustik dalam
menggetarkan partikel-partikel lainnya terutama unsur Mg yang terdapat di dalam
klorofil (C55H72O5N4Mg). Pada saat ini, teknologi untuk menciptakan perlakuan

2
frekuensi akustik ke tanaman telah dibuat oleh Dan Carlson. Tahun 1980, alat
tersebut dinamakan sonic bloom dan sudah dikembangkan secara komersial.
Carlson (2001) menyatakan bahwa sonic bloom merupakan suatu teknologi yang
memadukan pengaruh gelombang suara berfrekuensi 3500-5000 Hz dengan
nutrisi organik yang dibuat dari bahan dasar rumput laut, berguna untuk
pertumbuhan berbagai komoditas tanaman. Nutrisi sonic bloom mengandung
asam amino, trace mineral seperti Ca, K, Mg dan Mn, serta mengandung asam
giberalat. Respon positif pada tanaman yang diakibatkan oleh teknologi sonic
bloom dan pemupukan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Penggunaan sonic
bloom untuk mempercepat pertumbuhan bibit di kehutanan belum banyak
diketahui.
Perumusan Masalah
Penelitian aplikasi teknologi sonic bloom sudah banyak dilakukan oleh
institusi pemerintahan maupun swasta. Namun sebagian besar penelitian yang
dilakukan berada dalam lingkup sektor pertanian. Sebagai contoh, penelitian Iriani
dkk pada tahun 2005 yang mengkaji aplikasi teknologi sonic bloom pada tanaman
kentang untuk produksi benih. Hasil yang didapat menunjukkan perlakuan nutrisi
dan sonic bloom memiliki nilai yang lebih tinggi dalam parameter jumlah dan
bobot umbi kentang dibandingkan perlakuan lain. Penelitian lainnya adalah
Yulianto pada tahun 2005 yang meneliti Sonic bloom sebagai alternatif teknologi
terobosan untuk meningkatkan produktifitas padi. Hasil yang diperoleh berupa
aplikasi sonic bloom pada pertanaman padi secara ekonomis menguntungkan dan
layak untuk dikembangkan di dataran rendah, Marginal Benefit Cost Ratio
(MBCR) hasil aplikasi sonic bloom pada padi di dataran rendah Temanggung
mencapai 1,47. Berdasarkan hasil penelitian dalam sektor pertanian yang
menerapkan teknologi sonic bloom, maka perlu diteliti penerapan teknologi sonic
bloom dalam sektor kehutanan. Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini
mempunyai dua faktor, yaitu sonic bloom dan nutrisi yang berupa pupuk daun.
Tanaman yang menjadi objek pengamatan adalah bibit mahoni berumur 3 bulan
yang berasal dari pembiakan generatif. Pertanyaan yang kemudian ingin dijawab
berupa; apakah penggunaan teknologi sonic bloom berpengaruh terhadap
pertumbuhan bibit mahoni ? ; apakah penggunaan pupuk daun berpengaruh
terhadap pertumbuhan bibit mahoni? serta; apakah interaksi teknologi sonic bloom
dengan pupuk daun memiliki pertumbuhan lebih baik dibandingkan pertumbuhan
pada masing-masing perlakuan perlakuan sonic bloom dan pupuk daun?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menguji aplikasi teknologi sonic bloom
dan pupuk daun yang efektif untuk meningkatkan pertumbuhan bibit mahoni S.
macrophylla King.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan
menghasilkan teknologi alternatif dalam rangka meningkatkan pertumbuhan dan

3

kualitas bibit mahoni melalui aplikasi teknologi sonic bloom pada berbagai
konsentrasi pupuk daun.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumpin Seed Sources and Nursery Center,
Kementerian Kehutanan. Bibit mahoni yang digunakan adalah bibit berumur tiga
bulan yang berasal dari pembiakan generatif, total bibit yang digunakan sebanyak
360 bibit. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
(RAL) dengan pola faktorial, terdapat dua faktor dalam penelitian ini yaitu sonic
bloom dengan dua taraf dan konsentrasi pupuk daun dengan enam taraf.
Pengamatan pertumbuhan dilakukan terhadap parameter tinggi, diameter, bobot
kering akar, bobot kering pucuk, bobot kering total, nisbah pucuk akar dan
panjang akar primer. Parameter fisiologi yang diamati yaitu stomata terbuka,
stomata tertutup, rasio stomata terbuka dan tertutup dan jumlah total stomata.

METODE
Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu bibit mahoni berumur tiga
bulan yang berasal dari pembiakan generatif. Bibit mahoni yang digunakan
sebanyak 360 bibit dan didapatkan dari persemaian RSSCN (Rumpin Seed
Sources and Nursery Center). Bahan lainnya yang digunakan adalah pupuk daun
jenis A dan B dengan komposisi tercantum di Lampiran 4.
Alat
Peralatan yang digunakan dalam membantu pelaksanaan percobaan yaitu
trolly, cat kuku bening, gelas objek, solatip, timbangan digital, oven, kertas koran,
hand sprayer, penggaris, jangka sorong, alat tulis, selang air, unit suara sonic
bloom, shaker, pH digital dan mikroskop BX51 SP.
Prosedur Penelitian dan Analisis Data
Prosedur penelitian dan analisis data percobaan “Aplikasi Teknologi Sonic
Bloom dan Pupuk Daun untuk Memacu Pertumbuhan Bibit Mahoni (Swietenia
macrophylla King.)”, meliputi persiapan bibit, persiapan dan pemberian pupuk
jenis A dan B, pengoperasian dan pemasangan unit suara sonic bloom,
pemeliharaan, pengukuran pH media tanam, pengamatan dan pengambilan data
serta analisis data.
Persiapan bibit
Bibit mahoni yang digunakan dalam percobaan berasal dari hutan penelitian
daerah Carita. Benih ditabur pada bedengan dengan media pasir halus pada
kedalaman 3-7 cm. Perkecambahan dilakukan ditempat yang teduh dan lembab,
benih berkecambah setelah 10-15 hari penaburan. Persentase kecambah benih
yang didapat sebesar 75-90%, semai kemudian disapih pada polybag berukuran
10 cm ×15 cm dengan media tanam yaitu campuran tanah latosol dan arang sekam
dengan perbandingan 3:1 (v/v). Bibit mahoni yang berumur tiga bulan kemudian
diangkut dari persemaian ke rumah kaca dengan menggunakan trolly untuk

4
digunakan sebagai objek percobaan. Persiapan bibit mahoni untuk percobaan
dapat dilihat pada Gambar 1.

A

B

C

D
Gambar 1 Persiapan bibit mahoni untuk percobaan; A) bibit mahoni umur 3
bulan di persemaian; B) trolly untuk mengangkut bibit ke rumah
kaca (green house); C) rumah kaca tempat percobaan dan D)
pengaturan bibit mahoni di rumah kaca.
Persiapan dan pemberian pupuk daun jenis A dan B
Percobaan ini menggunakan pupuk daun A dengan merk Gandasil B dan
pupuk daun B dengan merk Growmore. Kedua pupuk daun ini dipilih dengan
alasan komposisi keduanya mendekati nutrisi sonic bloom yang merupakan
pasangan operasional dari unit suara.
Konsentrasi yang digunakan dari masing-masing pupuk daun adalah 0
gram, 5 gram dan 10 gram. Pupuk daun ditimbang dengan menggunakan
timbangan digital. Untuk mempermudah pelaksanaan percobaan setiap perlakuan
pupuk daun dilarutkan dalam aquades pada volume 1000 ml. Setiap larutan
perlakuan digunakan untuk menyiram 60 bibit, sehingga setiap bibit menerima
larutan pupuk sebanyak 16,67 ml.
Larutan pupuk disemprotkan dengan menggunakan hand sprayer volume 1
liter. Untuk bibit mahoni yang mendapat perlakuan sonic bloom, penyemprotan
dilakukan bersamaan dengan pengoperasian unit suara. Penyemprotan pupuk daun
dilakukan dengan frekuensi satu minggu sekali pada waktu pagi hari (pukul
09.00). Hal yang perlu diperhatikan dalam penyemprotan adalah posisi bibit pada
setiap perlakuan pupuk daun agar tidak terkena semprotan perlakuan lain.
Pemasangan dan pengoperasian unit suara sonic bloom
Sonic bloom merupakan suatu teknologi yang memadukan pengaruh
gelombang suara berfrekuensi 3500-5000 Hz dengan nutrisi organik yang dibuat

5

dari bahan dasar rumput laut, berguna untuk menyuburkan pertumbuhan berbagai
komoditas tanaman. Pemasangan unit suara sonic bloom dilakukan di kerangka
besi rumah kaca. Unit suara sonic bloom dipasang di atas bibit mahoni dengan
jarak 150 cm. Unit suara yang digunakan adalah unit suara jenis II, yaitu unit yang
mempunyai daya jangkau sejauh ± 1-2 Ha. Pemasangan unit suara sonic bloom
dapat dilihat pada Gambar 2.

A

B

D
C
Gambar 2 Pemasangan dan pengoperasian unit suara sonic bloom; A) posisi unit
suara dari samping ; B) posisi unit suara dari depan ; C) jarak unit
suara ke bibit mahoni ; dan D) frekuensi gelombang yang
digunakan dalam percobaan.
Pengoperasian unit suara dimulai setiap hari pada pukul 06.00 sampai
09.00 dan 15.00 sampai 18.00. Pada percobaan ini sonic bloom bekerja pada
frekuensi 4443-4831 Hz. Unit suara dihubungkan dengan timer untuk mengatur
waktu pengaktifan unit suara secara otomatis. Hal yang harus diperhatikan dalam
pengoperasian unit suara sonic bloom adalah pintu lorong yang menghubungkan
antar rumah kaca tertutup rapat agar meminimalisir gelombang suara mengenai
bibit mahoni yang tidak mendapat perlakuan sonic bloom.
Pemeliharaan
Pemeliharaan terdiri dari kegiatan penyiraman dan pengendalian fungi serta
gulma. Kegiatan penyiraman dilakukan secara rutin sebanyak dua kali setiap pagi
dan sore hari dan disesuaikan dengan kondisi kelembaban media. Pengendalian
fungi dilakukan dengan menyemprotkan fungsisida Dithane M-45 pada dosis 1
gram/1 liter aquades ke seluruh bibit dengan frekuensi waktu dua minggu sekali.
Pengendalian gulma dilakukan dengan mencabut langsung gulma yang tumbuh

6
disekitar bibit mahoni. Gambar 3 merupakan fungi dan gulma yang terdapat pada
bibit mahoni

A
B
Gambar 3 Fungi dan gulma yang terdapat pada bibit mahoni; A) fungi yang menyerang
daun bibit mahoni dan ; B) gulma yang tumbuh di sekitar bibit mahoni.
Pengukuran pH media tanam
Media tanam yang digunakan merupakan campuran tanah latosol merah dan
arang sekam dengan perbandingan 3:1 (v/v). Pengukuran pH media tanam
dilakukan pada minggu terakhir percobaan, pelarut yang digunakan adalah
aquades dengan perbandingan bobot antara media tanam dan aquades adalah 1:5
(g/g). Larutan media tanam dan aquades kemudian diaduk selama 30 menit
dengan menggunakan alat shaker. Untuk mengukur pH media tanam, pH digital
dimasukkan ke dalam larutan dengan menunggu terbentuknya endapan media
tanam di bagian bawah larutan.

A

B

C
D
Gambar 4 Pengukuran pH media tanam; A) penimbangan bobot media tanam; B)
penimbangan bobot aquades; C) larutan keduanya diaduk dengan alat
shaker; dan D) nilai pH media tanam yang dibaca oleh pH meter digital.

7

Pengukuran pH media tanam ini dibedakan menjadi dua yaitu pengukuran
pH sebelum dan setelah perlakuan pupuk daun. Kegiatan ini berfungsi untuk
mengetahui perbedaan nilai pH media tanam sebelum dan sesudah perlakuan
pemberian berbagai konsentrasi pupuk daun, sehingga dari hasil yang didapat
akan menginformasikan bahwa ada atau tidaknya pengaruh media tanam yang
digunakan dalam pertumbuhan bibit mahoni. Kegiatan pengukuran pH media
tanam dapat dilihat pada Gambar 4.
Pengamatan dan pengambilan data
Parameter yang diamati dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu parameter
pertumbuhan, parameter stomata daun dan Indeks Mutu Bibit. Parameter
pertumbuhan tersebut meliputi: tinggi bibit, diameter bibit, panjang akar primer,
bobot kering akar (BKA), bobot kering pucuk (BKP), bobot kering total (BKT)
dan nisbah pucuk akar (NPA). Parameter stomata daun yang diamati meliputi :
jumlah stomata terbuka, jumlah stomata tertutup, rasio stomata terbuka-tertutup
dan jumlah stomata.
Tinggi bibit
Pengukuran tinggi bibit mahoni dengan interval waktu pengamatan
seminggu sekali. Tinggi bibit mahoni diukur dari pangkal batang yang diberi
tanda dekat permukaan media tanam sampai titik tumbuh tunas muda dengan
menggunakan mistar ukur. Pertumbuhan tinggi bibit mahoni merupakan selisih
dari tinggi pada pengukuran minggu terakhir dan tinggi pada pengukuran minggu
pertama, nilai tinggi dinyatakan dalam satuan cm.
Diameter bibit
Pengukuran diameter dilakukan setiap minggu selama tiga bulan.
Pengukuran diameter dilakukan pada titik ± 1,5 cm di atas permukaan media
tanam dengan menggunakan jangka sorong. Pertumbuhan diameter bibit mahoni
merupakan selisih diameter pengukuran minggu akhir dengan diameter
pengukuran minggu pertama, nilai diameter dinyatakan dalam satuan mm.
Panjang akar primer
Pengukuran panjang akar primer dilakukan pada minggu terakhir. Sebelum
melakukan pengukuran, polybag yang memuat bibit mahoni dan media tumbuh
direndam kedalam air agar terdapat ruang yang lebih longgar antara akar dan
media tumbuh untuk dipisahkan. Setelah direndam, polybag dilepaskan dari
media tumbuh, lalu media tumbuh dipisahkan secara hati-hati agar akar bibit
mahoni tidak terlepas. Pengukuran dilakukan dari pangkal akar sampai ujung akar
primer. Nilai panjang akar primer dinyatakan dalam satuan cm. Dalam penelitian
ini jumlah akar sekunder tidak dihitung, namun dihitung dalam bobot kering akar.
Nisbah Pucuk dan Akar (NPA)
Nisbah pucuk akar (NPA) merupakan perbandingan antara bobot kering
bagian pucuk dengan bagian akar bibit yang dilakukan pada akhir pengamatan.
Nisbah pucuk akar diperoleh dengan rumus sebagai berikut.

8
Parameter bobot kering
Pengukuran parameter bobot kering terdiri dari bobot kering akar, pucuk
dan total. Pengukuran bobot kering dilakukan setelah bibit dipanen atau setelah
pengamatan pada minggu terakhir. Bibit dipisahkan antara bagian akar dan pucuk
kemudian dibungkus dengan menggunakan kertas koran dan diturunkan kadar
airnya pada suhu 70ºC selama 72 jam di dalam oven. Alat untuk menimbang
bobot kering akar dan pucuk adalah timbangan digital. Nilai bobot kering total
diperoleh dari penjumlahan bobot kering akar dan pucuk yang dinyatakan dalam
satuan gram.
Parameter stomata daun
Parameter stomata daun dihitung dari preparat yang telah dibuat dari
permukaan epidermis daun mahoni bagian bawah. Preparat dibuat dengan cara
melapisi permukaan bawah daun mahoni dengan cat kuku bening. Untuk
menempelkan lapisan cat kuku pada gelas objek menggunakan solatip. Pada
perlakuan yang mendapat pengaruh sonic bloom, daun dipetik 15 menit sebelum
sonic bloom di non-aktifkan. Daun yang dipetik pada setiap perlakuan sebanyak
satu helai. Stomata terbuka, tertutup dan jumlah total stomata diamati di bawah
mikroskop BX51 SP dengan perbesaran 400 kali. Pengambilan gambar stomata
dibantu dengan program DP 2-BSW.
Perhitungan Indeks Mutu Bibit (IMB)
Indeks mutu bibit dapat dihitung berdasarkan parameter kunci penentu
pertumbuhan semai dengan cara scoring. Parameter kunci penentu pertumbuhan
semai di antaranya parameter tinggi, diameter, dan bobot kering total (BKT)
semai (Supriyanto dan Fiona 2010).
Analisis Data
Pertumbuhan bibit mahoni diamati selama 15 minggu. Rancangan
percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial,
dengan dua faktor yaitu faktor pemberian sonic bloom (S) dengan dua taraf dan
faktor konsentrasi pupuk (P) dengan enam taraf. Jumlah ulangan sebanyak tiga,
setiap ulangan terdiri dari 10 bibit. Total bibit mahoni yang dibutuhkan untuk
penelitian ini sebanyak 360 bibit.
Tabel 1 Kombinasi perlakuan pupuk daun dan sonic bloom
Sonic bloom
P0
P0S0
PP0S1

S0
S1

Faktor

Faktor

S
S0
S1
P
P0
P1
P2
P3
P4

P1
P1S0
P1S1

P2
P2S0
P2S1

Pupuk daun
P3
P3S0
P3S1

P4
P4S0
P4S1

= unit suara sonic bloom
= tanpa unit suara sonic bloom
= dengan unit suara sonic bloom
= pupuk daun
= tanpa pupuk daun
= pupuk daun jenis A dengan dosis 5gram/liter air
= pupuk daun jenis A dengan dosis 10gram/liter air
= pupuk daun jenis B dengan dosis 5gram/liter air
= pupuk daun jenis B dengan dosis 10gram/liter air

P5
P5S0
P5S1

9

P5
= campuran pupuk daun jenis A dengan pupuk daun jenis B
dengan masing-masing dosis 5gram/liter air.
Data hasil pengukuran dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dari
rancangan acak kelompok lengkap pola faktorial. Untuk mengetahui pengaruh
perlakuan yang diberikan terhadap peubah yang diamati, maka dilakukan analisis
data dengan menggunakan program Minitab 14. Apabila hasil analisis
menunjukkan perbedaan yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda
Duncan (Duncan‟s Multiple Range Test – DMRT). Model linier aditif dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Keterangan :
Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk
Yijk
µ
αi
βj
(αβ)ij
εijk

= Nilai pengamatan pada faktor α (sonic bloom) ke-i, faktor β (pupuk
daun) taraf ke-j, dan ulangan ke-l
= Rataan umum
= Pengaruh utama faktor sonic bloom taraf ke-i
= Pengaruh utama pupuk daun taraf ke-j
= Pengaruh interaksi faktor sonic bloom taraf ke-i dan faktor pupuk
daun ke-j
= Nilai galat dari unit percobaan pada faktor sonic bloom taraf ke-i,
faktor pupuk daun ke-j, dan ulangan ke-l

HASIL
Penelitian dilakukan pada 5 November 2012 sampai dengan 16 Februari
2013 di rumah kaca Pusat Sumber Benih dan Pembibitan Semai Hutan Rumpin
(Rumpin Seed Sources and Nursery Center), Kementerian Kehutanan. Letak
geografis lokasi RSSNC berada pada koordinat 106°30‟ LS–106°45‟ LS dan
6°15‟ BT–6°30‟ BT, dengan ketinggian ± 140 m dpl. Kondisi tanah di wilayah
Rumpin umumnya tanah latosol, yang telah mengalami pelapukan intensif dan
berlanjut dengan ciri morfologi teksturnya lempung, struktur tanahnya remah dan
konsistensinya gembur. Sifat-sifat dominan dari tanah tersebut adalah kadar liat
lebih dari 60%, remah sampai gumpal, warna tanah seragam dengan batas-batas
horison yang kabur dan solum dalam (lebih dari 150 cm).
Nilai pH masam hingga agak masam (pH berkisar antara 4,5–5). Warna
tanah umumnya merah, coklat hingga kuning. Kandungan hara rendah hingga
sedang, semakin merah tanah semakin miskin hara tanah (Dephut 2009). Media
yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran tanah latosol merah dan
arang sekam dengan perbandingan 3:1 (v:v), interval nilai pH media yang
dihasilkan pada masing-masing perlakuan pupuk daun sebesar 5,1-5,6. Hasil
pengukuran pH disajikan pada Tabel 2.

10
Tabel 2 memperlihatkan bahwa sebelum dan sesudah pemberian berbagai
pupuk daun tidak mempengaruhi pH media tanam dengan nilai pH berkisar 5,15,6. Hal ini berarti perubahan pH sebelum dan sesudah pemupukan relatif kecil
yaitu turun (-0,3) atau naik (0,4).
Tabel 2 Hasil pengukuran pH media sebelum dan sesudah pemupukan
Perlakuan
S0P0
S0P1
S0P2
S0P3
S0P4
S0P5
S1P0
S1P1
S1P2
S1P3
S1P4
S1P5

Nilai pH
Sebelum pemupukan
Setelah pemupukan
5,4
5,3
5,3
5,3
5,4
5,4
5,2
5,4
5,6
5,3
5,1
5,5
5,3
5,4
5,2
5,3
5,3
5,1
5,3
5,2
5,5
5,4
5,1
5,3

Selisih pH sebelum dan setelah
pemupukan
-0,1
0
0
0,2
-0,3
0,4
0,1
0,1
-0,2
-0,1
-0,1
0,2

Pertumbuhan
Pertumbuhan tanaman sering didefinisikan sebagai pertambahan ukuran,
bobot dan jumlah sel (Lakitan 1996). Ciri pertumbuhan dapat diukur melalui
pengukuran pertambahan volume. Pertambahan volume sering ditentukan dengan
cara mengukur perbesaran ke satu atau dua arah, seperti panjang, diameter, atau
luas (Salisbury dan Ross 1995). Rekapitulasi sidik ragam pengaruh perlakuan
konsentrasi pupuk, sonic bloom dan interaksi keduanya terhadap pertumbuhan
bibit mahoni dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Rekapitulasi sidik ragam pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun,
sonic bloom, dan interaksi keduanya terhadap parameter pertumbuhan
bibit mahoni umur 8 bulan
Parameter
Tinggi bibit (cm)
Diameter bibit(mm)
Panjang Akar (cm)
Bobot Kering Akar (BKA)
Bobot Kering Pucuk (BKP)
Bobot Kering Total (BKT)
Nisbah Pucuk Akar (NPA)

Pupuk daun (P)

F-Hitung
Sonic bloom (S)

PXS

9,77**
1,01tn
1,16tn
4,25**
7,25**
11,54**
1,03tn

27,28**
86,22**
1,24tn
0,88tn
6,08*
7,72**
0,43tn

3,85*
0,39tn
0,88tn
2,57tn
2,78*
4,96**
0,11tn

tn = tidak berbeda nyata; *=berbeda nyata pada selang kepercayaan 95%; ** =berbeda sangat
nyata pada selang kepercayaan 99%

Tabel 3 memperlihatkan parameter yang dipengaruhi oleh interaksi sonic
bloom dan konsentrasi pupuk daun terdapat pada parameter tinggi dan bobot
kering total (BKT). Perlakuan konsentrasi pupuk mempengaruhi parameter tinggi
dan BKT. Perlakuan sonic bloom mempengaruhi parameter tinggi, diameter, dan
BKT.
Tinggi bibit
Pertumbuhan tinggi bibit mahoni merupakan selisih antara tinggi pada
akhir pengamatan dengan tinggi awal pengamatan. Perlakuan konsentrasi pupuk

11

daun dan sonic bloom berpengaruh sangat nyata pada pertumbuhan tinggi bibit
mahoni pada selang kepercayaan 99%, dan pada perlakuan interaksi konsentrasi
pupuk daun dengan sonic bloom berpengaruh nyata pada selang kepercayaan
95%.
Hasil uji Duncan perlakuan konsentrasi pupuk daun dan sonic bloom pada
pertumbuhan tinggi bibit mahoni dapat dilihat di Tabel 4, sedangkan hasil uji
Duncan interaksi konsentrasi pupuk daun dan sonic bloom pada pertumbuhan
tinggi bibit mahoni dapat dilihat di Tabel 5. Hasil sidik ragam selengkapnya dapat
dibaca pada Lampiran 3.
Tabel 4 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun dan sonic
bloom terhadap parameter pertumbuhan tinggi rata-rata (cm) bibit
mahoni umur 8 bulan
Perlakuan
Tinggi rata-rata (cm)
peningkatan pertumbuhan(%)
P0 (Kontrol)
7,75a**
P1 (5 gram pupuk A)
11,13b
43,59
P2 (10 gram pupuk A)
10,96b
41,37
P3 (5 gram pupuk B)
8,12a
4,73
P4 (10 gram pupuk B)
8,93a
15,27
P5 (10 gram campuran pupuk A dan B)
8,53a
10,04
S0 (tanpa sonic bloom)
8,24a**
S1 (dengan sonic bloom)
10,23b
24,12
** = angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda sangat nyata pada
selang kepercayaan 99%; P = pupuk daun ; S = Sonic bloom

Tabel 4 menyebutkan bahwa pemberian pupuk daun jenis A pada
konsentrasi 5 gram (P1) dan konsentrasi 10 gram (P2) berbeda sangat nyata
dibandingkan kontrol (P0), sedangkan perlakuan P3, P4, dan P5 tidak berbeda
nyata dibandingkan kontrol (P0). Hal ini berarti perlakuan pupuk A lebih baik
daripada pupuk B dan kombinasinya. Komposisi unsur fosfor dan kalium yang
lebih banyak pada pupuk jenis A diduga berperan penting dalam mempengaruhi
pertumbuhan tinggi. Keragaan bibit mahoni umur 8 bulan yang diberi perlakuan
konsentrasi pupuk, sonic bloom dan interkasinya keduanya dapat dilihat pada
Gambar 5b.
Tabel 5 Hasil uji Duncan pengaruh interaksi konsentrasi pupuk daun dan sonic
bloom terhadap parameter pertumbuhan tinggi rata-rata (cm) bibit
mahoni umur 8 bulan
Interaksi

Tinggi rata-rata (cm)

Peningkatan pertumbuhan (%)**

S0P0
7,68a*
S0P1
8,44a
9,94
S0P2
9,75a
27
S0P3
7,61a
-0,81
S0P4
8,04a
4,82
S0P5
7,94a
3,43
S1P0
7,83a
1,99
S1P1
13,82b
80,08
S1P2
12,17a
58,55
S1P3
8,62a
12,36
S1P4
9,82a
28,01
S1P5
9,12a
18,83
* = angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan
95%; P = pupuk daun ; S = Sonic bloom ; **= tanda negatif berarti pertumbuhan lebih rendah dari kontrol

Pemberian sonic bloom pada Tabel 4. berpengaruh sangat nyata terhadap
pertumbuhan tinggi bibit dibandingkan dengan kontrol (S0). Peningkatan

12
pertumbuhan tinggi yang dihasilkan oleh perlakuan sonic bloom sebesar 24,12%.
Hasil ini sesuai dengan laporan Iriani et al. (2005) yang menunjukkan perlakuan
sonic bloom dapat meningkatkan tinggi tanaman tembakau sebesar 14,7%.
Frekuensi yang dihasilkan oleh sonic bloom diduga dapat memacu pembukaan
stomata yang mengakibat peningkatan suplai CO2 sehingga dapat meningkatkan
hasil fotosintat yang dipergunakan untuk pertumbuhan tinggi bibit.
Havlin et al. (1999) mengungkapkan fosfor berfungsi sebagai sumber
penyimpan dan transfer energi dalam bentuk ATP, energi yang diperoleh dari
fotosintesis dan metabolisme karbohidrat disimpan dalam bentuk fosfat untuk
digunakan dalam proses pertumbuhan. Sementara keterlibatan unsur kalium
menurut Fageria (2001) dikelompokkan dalam dua aspek, yaitu: (1) aspek biofisik
dimana kalium berperan dalam pengendalian tekanan osmotik, turgor sel,
stabilitas pH, dan pengaturan air melalui kontrol stomata, dan (2) aspek biokimia,
kalium berperan dalam aktivitas enzim pada sintesis karbohidrat dan protein, serta
meningkatkan translokasi fotosintat dari daun ke seluruh organ tanaman.
Perlakuan interaksi sonic bloom dengan pupuk daun jenis A pada
konsentrasi 5 gram (S1P1) berbeda nyata terhadap kontrol (S0P0), sementara
perlakuan interaksi lainnya tidak berbeda nyata terhadap kontrol (S0P0).
Peningkatan pertumbuhan tinggi bibit mahoni yang dihasilkan interaksi S1P1
sebesar 80,08% dibandingkan kontrol (S0P0), sedangkan pertumbuhan tinggi bibit
mahoni terkecil dihasilkan oleh interaksi S0P3 dengan nilai 7,61 cm atau lebih
rendah 0,81% dibandingkan dengan kontrol (S0P0). Hal tersebut menunjukkan
bahwa interaksi sonic bloom dan pupuk daun jenis A pada konsentrasi 5 gram
merupakan interaksi terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan tinggi (Lihat
Gambar 5c).

A
B
C
Gambar 5 Pengaruh sonic bloom, konsentrasi pupuk daun dan interaksi keduanya
terhadap keragaan tinggi bibit mahoni umur 8 bulan; (A) pengaruh sonic
bloom ; (B) pengaruh konsentrasi pupuk daun; dan (C) pengaruh interaksi
keduanya.
Diameter Bibit
Pertumbuhan diameter bibit mahoni merupakan selisih antara diameter pada
akhir pengamatan dengan diameter awal pengamatan. Perlakuan sonic bloom
berpengaruh sangat nyata pada pertumbuhan diameter bibit mahoni pada selang
kepercayaan 99%, sedangkan perlakuan konsentrasi pupuk daun, dan interaksi
keduanya tidak berpengaruh nyata. Hasil uji Duncan pertumbuhan diameter bibit
mahoni pada perlakuan konsentrasi pupuk daun, sonic bloom, serta interaksi
keduamya dapat dilihat pada Tabel 6. Hasil sidik ragam selengkapnya dilihat pada
Lampiran 3.

13

Hasil Uji Duncan perlakuan sonic bloom (S1) pada pertumbuhan diameter
bibit mahoni berbeda nyata terhadap kontrol (S0), ini terlihat dari peningkatan
diameter bibit mahoni perlakuan sonic bloom (S1) sebesar 170,23%. Peningkatan
jumlah stomata terbuka akibat pengaruh gelombang suara sonic bloom secara
langsung diyakini berperan terhadap komponen pertumbuhan diameter bibit
mahoni.
Perlakuan konsentrasi pupuk daun tidak bepengaruh nyata terhadap
pertumbuhan diameter bibit. Namun pemberian pupuk daun mampu
meningkatkan pertumbuhan diameter dengan kisaran nilai 19,14%-25,53% (Tabel
6), kecuali pupuk daun jenis B pada konsentrasi 10 gram (P4) dan pupuk daun
jenis A pada konsentrasi 5 gram (P1) yang menghasilkan pertumbuhan tetap dan
penurunan terhadap kontrol (P0).
Tabel 6 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun, sonic bloom
serta interaksi keduanya terhadap parameter pertumbuhan diameter ratarata (mm) bibit mahoni umur 8 bulan
Peningkatan pertumbuhan (%)
***
S0
0,47**a
S1
1,26b
170,23
P0
0,78a
P1
0,77a
-2,13
P2
0,98a
25,53
P3
0,93a
19,14
P4
0,78a
0
P5
0,93a
19,14
S0P0
0,37a
S0P1
0,37a
0
S0P2
0,6a
63,64
S0P3
0,63a
72,72
S0P4
0,3a
-18,18
S0P5
0,53a
45,45
S1P0
1,21a
227,27
S1P1
1,17a
218,18
S1P2
1,37a
272,72
S1P3
1,23a
236,36
S1P4
1,27a
245,45
S1P5
1,33a
263,63
** = angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda sangat nyata pada
selang kepercayaan 99%; P = pupuk daun ; S = Sonic bloom; *** tanda negatif berarti pertumbuhan
lebih rendah dari kontrol
Perlakuan

Diameter rata-rata (mm)

Tabel 6 menunjukkan semua interaksi sonic bloom dan konsentrasi pupuk
daun (S1P0, S1P1, S1P2, S1P3, S1P4, dan S1P5) menghasilkan peningkatan
pertumbuhan diameter yang lebih besar dibandingkan interaksi konsentrasi pupuk
daun dan tanpa sonic bloom, dengan nilai peningkatan pertumbuhan diameter
berkisar 218,18%-272,72% dibandingkan kontrol (S0P0).
Nisbah Pucuk Akar (NPA)
Nisbah pucuk akar mempunyai kepentingan fisiologis, karena dapat
menggambarkan salah satu tipe toleransi terhadap kekeringan (Gardner et al.
2008). Perlakuan konsentrasi pupuk daun, perlakuan sonic bloom, dan interaksi
keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap nisbah pucuk akar. Tabel 7
merupakan hasil uji Duncan perlakuan konsentrasi pupuk daun, sonic bloom serta

14
interaksi konsentrasi pupuk daun dan sonic bloom terhadap Nisbah Pucuk Akar
bibit mahoni.
Pemberian pupuk daun pada semua konsentrasi ternyata meningkatkan
nisbah pucuk akar (NPA) bibit mahoni sebesar 11,62%-61,79% dibandingkan
kontrol (P0). Sebaliknya, perlakuan sonic bloom menurunkan NPA sebesar 0,81%
terhadap kontrol (S0). Interaksi sonic bloom dan konsentrasi pupuk daun
meningkatkan NPA sebesar 14,73%-90,31%, dan interaksi S0P5 menghasilkan
interaksi terbaik.
Tabel 7 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun, sonic bloom
serta interaksi keduanya parameter Nisbah Pucuk Akar bibit mahoni umur
8 bulan
Perlakuan
S0
S1
P0
P1
P2
P3
P4
P5

Nisbah Pucuk Akar (NPA)
3,69
3,66
3,01
3,36
3,46
3,47
3,90
4,87

S0P0
S0P1
S0P2
S0P3
S0P4
S0P5
S1P0
S1P1
S1P2
S1P3
S1P4
S1P5

2,58
3,49
3,95
3,36
3,85
4,91
3,43
3,22
2,96
3,58
3,95
4,82

Peningkatan NPA(%)
-0,81
11,62
14,95
14,97
29,56
61,79
35,27
53,10
30,23
49,22
90,31
32,94
24,81
14,73
38,76
53,10
86,82

Panjang Akar Primer
Pengukuran panjang akar primer dilakukan pada minggu terakhir dari
waktu pengamatan atau 15 minggu pengamatan (MP). Dalam penelitian ini
jumlah akar sekunder tidak dihitung, namun nilainya dapat diakomodir dalam
bobot kering akar. Secara morfologi panjang akar primer disajikan pada Gambar 6
sedangkan hasil uji Duncan parameter panjang akar primer yang dipengaruhi oleh
setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 8.

A
C
B
Gambar 6 Pengaruh sonic bloom, konsentrasi pupuk daun dan interaksi keduanya
terhadap keragaan tinggi bibit mahoni umur 8 bulan; (A) pengaruh
sonic bloom ; (B) pengaruh konsentrasi pupuk daun; dan (C) pengaruh
interaksi keduanya.

15

Morfologi panjang akar primer setiap perlakuan yang ditampilkan oleh
Gambar 6 memperlihatkan hasil yang relatif seragam. Hasil ini juga sesuai dengan
penelitian Ratna (2002) yang mendapatkan hasil panjang akar primer tanaman teh
di pembibitan akibat pengaruh gelombang bunyi tidak berbeda nyata, serta
panjang akar primer akibat pengaruh gelombang bunyi lebih kecil dibandingkan
tanpa pengaruh gelombang bunyi (sonic bloom).
Perkembangan akar yang terjadi pada bibit mahoni dapat dipengaruhi oleh
kadar auksin, Alrasyid dan Widiarti (1990) menyatakan bahwa jumlah kadar
auksin yang lebih tinggi mampu menumbuhkan akar lebih baik dibandingkan
dengan kadar auksin yang rendah. Perlakuan sonic bloom menghasilkan panjang
akar yang lebih pendek yaitu sebesar 8,86% dari kontrol (S0). Interaksi sonic
bloom dan konsentrasi pupuk daun dapat meningkatkan panjang akar primer
sebesar 3,49%-52,30%, kecuali pada interaksi S1P0 dan S1P1 yang menghasilkan
panjang akar yang lebih pendek daripada kontrol (Tabel 8). Pemberian pupuk
daun pada setiap konsentrasi dapat meningkatkan hasil sebesar 13,15%-33,21%
dengan perlakuan terbaik yaitu konsentrasi 5 gram pupuk jenis B (P3).
Tabel 8 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun, sonic
bloom serta interaksi keduanya terhadap parameter panjang akar primer
(cm) bibit mahoni umur 8 bulan
Perlakuan
Panjang rata-rata akar primer (cm)
Peningkatan pertumbuhan (%)*
S0
7,85
S1
7,15
-8,86
P0
6,36
P1
7,19
13,15
P2
8,47
33,14
P3
8,48
33,21
P4
7,20
13,15
P5
7,31
14,93
S0P0
6,59
S0P1
8,00
21,34
S0P2
10,03
52,30
S0P3
8,43
28,02
S0P4
6,82
3,49
S0P5
7,22
9,61
S1P0
6,13
-6,93
S1P1
6,4
-2,88
S1P2
6,90
4,75
S1P3
8,51
29,19
S1P4
7,58
14,97
S1P5
7,4
12,30
*=tanda negatif berarti pertumbuhan lebih rendah dibanding kontrol

Bobot Kering
Parameter bobot kering yang diamati terdiri dari bobot kering akar (BKA),
bobot kering pucuk (BKP) dan bobot kering total (BKT). Pengukuran bobot
kering dilakukan setelah bibit dipanen atau setelah pengamatan pada minggu
terakhir. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk
daun berpengaruh sangat nyata terhadap seluruh parameter bobot kering pada
selang kepercayaan 99%. Pengaruh yang sama dihasilkan oleh perlakuan sonic
bloom dan interaksi antara sonic bloom dengan konsentrasi pupuk daun terhadap
parameter bobot kering yaitu berpengaruh nyata terhadap bobot kering pucuk

16
(BKP) pada selang kepercayaan 95% dan berpengaruh sangat nyata terhadap
bobot kering total (BKT) pada selang kepercayaan 99%.
Tabel 9 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun dan sonic bloom
terhadap parameter bobot kering akar (BKA), bobot kering pucuk (BKP) dan
bobot kering total (BKT) pada bibit mahoni umur 8 bulan
BKA
BKT
BKP (gram)
Peningkatan (%)***
(gram)
(gram)
P0
0,39bc
1,12cd**
1,51**cd
P1
0,57a
1,89a
2,46a
62,67
P2
0,38bc
1,26bc
1,64bc
-8,59
P3
0,37bc
1,26bc
1,63bc
-7,82
P4
0,46ab
1,50ab
1,95b
29,40
P5
0,27bc**
1,24bc
1,5cd
-0,33
S0
0,39a
1,27b*
1,66b**
S1
0,43a
1,48a
1,91a
14,83
*=angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada selang
kepercayaan 95%
**= angka yang diikuti h