Kajian Etnobotani Masyarakat Kasepuhan Sobang di Kabupaten Lebak, Banten

KAJIAN ETNOBOTANI MASYARAKAT KASEPUHAN
SOBANG DI KABUPATEN LEBAK, BANTEN

MIRNA ARISTIANI

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Etnobotani
Masyarakat Kasepuhan Sobang di Kabupaten Lebak, Banten adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2014
Mirna Aristiani
NIM G34090051

ABSTRAK
MIRNA ARISTIANI. Kajian Etnobotani Masyarakat Kasepuhan Sobang di
Kabupaten Lebak Banten. Dibimbing oleh SULISTIJORINI dan HADI
SUNARSO.
Etnobotani merupakan salah satu alat untuk mengetahui berbagai macam
tumbuhan yang digunakan masyarakat tradisional untuk menunjang
kehidupannya. Tujuan penelitian ini mengungkap pengetahuan masyarakat lokal
dalam pengelolaan sumber daya hayati, keanekaragaman, cara pemanfaatan dan
pengembangannya. Data diperoleh melalui observasi partisipatif, wawancara semi
terstruktur dari 38 responden menggunakan panduan wawancara dan kuesioner.
Data jenis tumbuhan diperoleh dengan cara pengambilan sampel tumbuhan dan
identifikasi jenis. Terdapat 203 spesies (70 Famili) yang dimanfaatkan oleh
masyarakat Kasepuhan Sobang. Famili yang paling banyak digunakan adalah
Fabaceae. Pemanfaatan yang paling banyak digunakan adalah untuk pangan 93
spesies (39.74 %) dan tumbuhan obat 54 spesies (23.07 %). Sebagian besar

tumbuhan berguna tersebut diambil dari kebun dan dimanfaatkan secara langsung.
Bagian tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan adalah daun, dengan
frekuensi pengambilan terbanyak adalah bulanan. Penerapan pengetahuan
etnobotani masyarakat Kasepuhan Sobang dalam pengelolaan hutan ditunjukkan
dengan membagi wilayah Kasepuhan Sobang kedalam beberapa zona
pemanfaatan.
Kata kunci : etnobotani, kasepuhan sobang, kearifan lokal, leuweung tutupan,
pengetahuan tradisional.

ABSTRACT
MIRNA ARISTIANI. Ethnobotany Study of Kasepuhan Sobang in Lebak
Regency Banten. Supervised by SULISTIJORINI and HADI SUNARSO.
Ethnobotany is one tool to discover many plants which are used by
traditional community to support their livelihood. This research is aimed to
investigate knowledge of local communities in managing biological resources,
diversity, the way of using and proliferating that plants. The data were obtained
through participant observation method and semi-structured interviews of 38
respondents by using an interview guide and questionnaire. Data of plant diversity
was obtained through sampling and identification of plant species. There were 203
species (classified into 70 families) used by Kasepuhan Sobang communities. The

most useful plant for traditional communities belongs to Fabaceae. The most
utilization of plant diversity was as source of food (93 species, 39.74 %) and
medical plant species (54 species, 23.07 %). Most of the plants were taken from
the gardens and used immediately. Leaves were the largest part of plant that used
to support communities livelihood, most of the plants are harvested monthly. The
application of ethnobotany knowledge in Sobang Kasepuhan society in managing
forest was demonstrated by dividing zone Kasepuhan Sobang into several
utilization areas.
Key words: ethnobotany, kasepuhan sobang, leuweung tutupan, local wisdom,
traditional knowledge.

KAJIAN ETNOBOTANI MASYARAKAT KASEPUHAN
SOBANG DI KABUPATEN LEBAK, BANTEN

MIRNA ARISTIANI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada

Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Kajian Etnobotani Masyarakat Kasepuhan Sobang di Kabupaten
Lebak, Banten
Nama
: Mirna Aristiani
NIM
: G34090051

Disetujui oleh

Dr Ir Sulistijorini, MSi
Pembimbing I


Ir Hadisunarso, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Iman Rusmana, MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penelitian ini adalah Kajian Etnobotani Masyarakat Kasepuhan
Sobang di Kabupaten Lebak, Banten.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Sulistijorini M.Si dan Ir
Hadisunarso, M.Si selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran. Kepada
Puji Rianti M.Si selaku penguji. Penghargaan penulis sampaikan kepada Abah
Aden selaku ketua adat masyarakat Kasepuhan Sobang, Bapak Runtasa dan Staf
Kecamatan Sobang yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan

terima kasih juga disampaikan kepada Mama, perempuan hebat yang tidak pernah
berhenti mendoakan penulis, serta seluruh keluarga, teman-teman Gemus, temanteman Biologi 46, teman-teman Wisma Agung 1 atas segala doa dan kasih
sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2014
Mirna Aristiani

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

METODE

2

Waktu dan Lokasi Penelitian

2


Alat

2

Metode Penelitian

2

HASIL DAN PEMBAHASAN

3

Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

3

Keanekaragaman Tumbuhan Berguna Berdasarkan Familinya

4


Keanekaragaman Tumbuhan Berdasarkan Pemanfaatannya

5

Keanekaragaman Tumbuhan Berdasarkan Bagian yang Dimanfaatkan

9

Keanekaragaman Tumbuhan Berdasarkan Lokasi Pengambilan

10

Keanekaragaman Tumbuhan Berdasarkan Frekuensi Pengambilan

10

SIMPULAN DAN SARAN

12


Simpulan

12

Saran

12

DAFTAR PUSTAKA

12

LAMPIRAN

14

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

1
2

Famili dan jumlah spesies tumbuhan berguna yang ditemui di 4
Kasepuhan Sobang
Keanekaragaman tumbuhan berdasarkan bagian yang dimanfaatkan
9

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8

Keanekaragaman tumbuhan berdasarkan pemanfaatannya
Pohon aren yang ditemukan di leuweung tutupan
Tempat penyimpanan kayu bakar
Rumah dan leuit di Kasepuhan Sobang
Chlorophytum comusum di pekarangan rumah penduduk
Cetakan untuk membuat gula aren
Keanekaragaman tumbuhan berdasarkan lokasi pengambilan
Keanekaragaman tumbuhan berdasarkan frekuensi pengambilan

6
6
7
8
8
9
10
11

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Daftar Kuesioner
Tumbuhan yang Ditemui di Kasepuhan Sobang
Tumbuhan Obat serta Manfaat dan Cara Penggunaannya
Tumbuhan yang Ditemui di Kasepuhan Sobang dan Spesifikasinya

14
15
20
24

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Etnobotani dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk
mendokumentasikan pengetahuan masyarakat tradisional dan masyarakat awam
yang telah menggunakan berbagai macam jasa tumbuhan untuk menunjang
kehidupannya. Etnobotani merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara
tumbuhan dengan manusia mengenai pemanfaatan tumbuhan dalam keperluan
sehari-hari dan adat suku bangsa (Plotkin 2006). Studi etnobotani tidak hanya
mengenai data botani taksonomis saja, tetapi juga menyangkut pengetahuan
botani yang bersifat kedaerahan (Dharmono 2007). Etnobotani dapat
mendokumentasikan dan menjelaskan hubungan antara budaya dan penggunaan
tumbuhan dengan fokus utama pada bagian tumbuhan digunakan, dimanfaatkan
dan dipersepsikan pada berbagai lingkungan masyarakat, misalnya sebagai
makanan, obat, pewarna, pakaian, ritual dan kehidupan sosial.
Masyarakat adat merupakan komunitas-komunitas yang hidup berdasarkan
asal-usul leluhur secara turun temurun di atas suatu wilayah adat, yang memiliki
kedaulatan atas tanah dan kekayaan alam. Kehidupan sosial dan budaya mereka
diatur oleh hukum adat dan lembaga adat yang mengelola keberlangsungan
kehidupan masyarakat adat (Nababan 2002). Masyarakat adat yang hidup di
pedalaman pada umumnya mempunyai kearifan ekologi dan nilai budaya yang
luhur, dan tatanan yang masih dipertahankan hingga sekarang. Kearifan ekologi
tersebut merupakan pengetahuan yang diperoleh secara turun temurun.
Salah satu masyarakat adat yang masih memegang nilai dan etika
lingkungan dalam mengelola hutan adalah masyarakat adat kasepuhan yang hidup
dalam kelompok-kelompok kecil yang tersebar di berbagai kampung di sekitar
Banten, Sukabumi dan Bogor serta di sepanjang lereng dan bukit di sekitar Taman
Nasional Gunung Halimun Salak (Ichsan 2009). Salah satu masyarakat kasepuhan
tersebut adalah masyarakat Kasepuhan Sobang yang berada di daerah Banten.
Berdasarkan kepercayaannya, masyarakat Kasepuhan Sobang membagi
hutan berdasarkan fungsi hutan, menjadi tiga bagian yang terdiri atas : leuweung
titipan (hutan titipan), leuweung tutupan (hutan tutupan) dan lahan garapan.
Leuweung titipan merupakan hutan yang dipercaya oleh masyarakat sebagai
titipan Yang Maha Agung yang wajib dijaga sehingga tidak boleh dipergunakan
untuk kepentingan apapun kecuali sumber air yang digunakan untuk kepentingan
pertanian dan kegiatan sehari-hari. Leuweung tutupan merupakan hutan yang bisa
dimanfaatkan atau digunakan untuk kepentingan masyarakat. Lahan garapan
merupakan lahan yang dipergunakan masyarakat untuk melakukan kegiatan
berladang sebagai mata pencahariannya. Pola dasar pengetahuan masyarakat lokal
dalam mengelola lahan inilah yang diharapkan dapat dijadikan sebagai patokan
untuk membangun manusia yang selaras dengan lingkungan.

2

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengetahuan masyarakat lokal
(Kasepuhan Sobang) dalam pengelolaan sumber daya hayati, keanekaragaman,
pemanfaatan dan cara pengembangannya.

METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari sampai dengan Agustus
2013 di Kasepuhan Sobang, Desa Sindanglaya, Kecamatan Sobang, Kabupaten
Lebak. Identifikasi tumbuhan dilakukan di Departemen Biologi, Institut Pertanian
Bogor.
Alat
Alat yang digunakan selama penelitian antara lain : buku identifikasi
tanaman, kamera digital, perlengkapan pembuatan herbarium dan kuesioner.
Metode Penelitian
Pemilihan Responden. Responden yang dipilih adalah masyarakat
Kasepuhan Sobang yang tinggal di Kampung Pasir Eurih. Pemilihan responden
menggunakan metode pengambilan sampel secara terpilih (purposive sampling)
berdasarkan empat kriteria yaitu : umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan
(Cotton 1996).
Wawancara Semi Terstruktur. Wawancara dilakukan dengan
menggunakan panduan wawancara dan kuisioner (Lampiran 1). Sebelum
melakukan kegiatan wawancara semi terstruktur kepada masing-masing
responden, terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data melalui kegiatan FGD
(focus group discussion). Kegiatan ini dilakukan bersama informan kunci,
seperti : tetua adat, perangkat lembaga sosial, dan masyarakat yang memiliki
interaksi tinggi dalam memanfaatkan dan mengelola sumberdaya alam.
Wawancara dilakukan kepada 38 orang responden.
Observasi Partisipatif. Observasi partisipatif dilakukan dengan cara
mencatat aktivitas yang dilakukan secara sistematis. Peneliti terlibat dalam
beberapa kegiatan informan, seperti berkebun, namun tidak mengikuti seluruh
kegiatan penduduk seharian (Sugiyono 2007). Data yang dikumpulkan adalah
mengenai pemanfaatan keanekaragaman tumbuhan, bagian yang digunakan,
tempat pengambilan, dan cara penggunaan.
Pembuatan Herbarium. Contoh herbarium diambil dan dipotong
sepanjang ± 40 cm menggunakan gunting. Contoh herbarium tersebut terdiri atas
ranting dengan daun, bunga dan buahnya. Contoh herbarium diberi label
kemudian dibungkus koran dan dimasukkan ke dalam plastik, lalu disemprot
menggunakan alkohol 70 %. Herbarium tersebut dibawa ke laboratorium dan
koran pembungkus diganti dengan yang baru. Kemudian herbarium dioven pada

3

suhu 60 0C selama 2 sampai 7 hari, disusun dalam kertas herbarium berukuran
30x40cm dan diberi label. selanjutnya diidentifikasi (Vogel 1987).
Identifikasi Sampel. Sampel yang telah dibuat herbarium diidentifikasi di
Departemen Biologi menggunakan buku kunci identifikasi Prosea no. 5 (1)
(Soerianegara & Lemens 1994); Prosea no. 8 (Siemonsma & Piluek 1994) dan
Flora untuk sekolah di Indonesia (Stenis 1988).
Analisis Data. Data yang dikumpulkan berupa keanekaragaman,
pemanfaatan, bagian yang dimanfaatkan dan lokasi pengambilan. Tumbuhan yang
diperoleh dari hasil eksplorasi di leuweung tutupan dan pekarangan disusun
berdasarkan spesies dan familinya untuk diketahui jumlah total spesies yang
ditemukan sehingga diketahui keanekaragamannya.
Pemanfaatan tumbuhan dan presentase bagian yang dimanfaatkan dihitung
dengan persamaan yang dikembangkan oleh Amusa et al. 2010:
Persentase manfaat tertentu = Σ spesies untuk manfaat tertentu x 100 %
Σ seluruh manfaat
Persentase bagian yang dimanfaatkan dihitung dengan menggunakan
persamaan:
Persentase bagian tertentu = Σ bagian tertentu yang dimanfaatkan x 100 %
Σ seluruh bagian yang dimanfaatkan

HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Umum Lokasi Penelitian
Kasepuhan Sobang berada di Kampung Pasir Eurih Desa Sindanglaya
Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak, Banten dengan luas wilayah 1450 Ha. Desa
Sindanglaya memiliki kondisi topografi berbukit dan lereng/pegunungan.
Sebagian besar kawasannya berupa hutan alam, terutama yang berada di sebelah
Barat. Daerah tersebut merupakan rangkaian Gunung Bongkok dan Gunung
Kendeng yang masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak
(TNGHS) berdasarkan SK 175/Kpts-II/2003 tentang status perluasan kawasan
(Balai TNGHS 2006).
Jumlah penduduk Desa Sindanglaya tahun 2012 berdasarkan data di
lembaga pemerintahan Desa Sindanglaya adalah 2715 orang (871 kepala
keluarga) dengan jumlah laki-laki sebanyak 1376 orang dan perempuan sebanyak
1339 orang. Mata pencaharian utama masyarakat Sindanglaya adalah petani dan
buruh tani. Mayoritas penduduk di Desa Sindanglaya beragama Islam, selain itu
masyarakat masih memegang teguh adat istiadat serta kepercayaan yang telah
diturunkan nenek moyang secara turun temurun. Bahasa yang sering digunakan
oleh masyarakat Kasepuhan Sobang adalah bahasa sunda, walaupun begitu untuk
berkomunikasi dengan penduduk luar yang datang bertamu, masyarakat cukup
lancar menggunakan Bahasa Indonesia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat 203 spesies tumbuhan
berguna (Lampiran 2) yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kasepuhan Sobang
untuk kegiatan sehari-hari. Dibandingkan dengan penelitian etnobotani Suansa
(2011) di kawasan Baduy, jumlah spesies tumbuhan yang dimanfaatkan oleh

4

masyarakat Kasepuhan Sobang tidak terlalu banyak. Sedikitnya spesies tumbuhan
berguna yang dimanfaatkan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
adanya larangan untuk menggunakan leuweung titipan yang masuk ke dalam
kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak, dan karena luas
areal penelitian yang hanya terdiri atas satu desa.

Keanekaragaman Tumbuhan Berguna Berdasarkan Familinya
Jumlah famili yang dimanfaatkan sebagai tumbuhan berguna ada 70 famili.
Famili yang paling banyak digunakan yaitu Fabaceae sebanyak 13 spesies (Tabel
1). Fabaceae banyak digunakan oleh masyarakat karena tumbuhan ini banyak
ditemukan dan dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai keperluan, misalnya
untuk obat, bahan bangunan dan pangan. Famili Fabaceae banyak digunakan
karena sifat tumbuhan Fabaceae yang mudah beradaptasi dengan lingkungan
sekitar sehingga anggota famili tersebut banyak dijumpai di berbagai wilayah,
demikian pula halnya di lokasi penelitian. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Hamidu (2009).
Tabel 1 Famili dan jumlah spesies tumbuhan berguna yang ditemui di Kasepuhan
Sobang
No

Famili
H

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Acanthaceae
Agavaceae
Altingiaceae
Amaranthaceae
Anacardiaceae
Annonaceae
Apiaceae
Apocynaceae
Araceae
Araliaceae
Arecaceae
Asteraceae
Balsaminaceae
Bignoniaceae
Bombacaceae
Brassicaceae
Bromeliaceae
Butomaceae
Caesalpiniaceae
Caricaceae
Chloranthaceae
Clusiaceae
Commelinaceae
Convolvulaceae
Crassulaceae
Cucurbitaceae
Dioscoreaceae
Euphorbiaceae
Fabaceae
Gnetaceae
Lamiaceae

P
1
1

K

Lokasi pengambilan
HP
HK PK

1
1
1

1
1

1
2
1
1

1
2
1
2
1

1
1

1
1
1
2
4

1

2
1
1
1

1

1
1

2
1

1
1
1
2
1
5
1
5
12
1
2

1
2

1

Jumlah spesies
HPK
1
1
1
2
2
2
1
2
4
1
5
6
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
6
1
9
13
1
3

5

No
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71

Famili
H
2

P

K

Lokasi pengambilan
HP
HK PK

Jumlah spesies
HPK

Lauraceae
2
Liliaceae
4
2
6
Lythraceae
2
2
Magnoliaceae
1
1
Malvaceae
1
1
3
5
Maranthaceae
1
1
Melastomaceae
1
1
Meliaceae
1
3
4
Moraceae
3
3
6
Musaceae
9
2
11
Myristicaceae
1
1
Myrsinaceae
1
1
2
Myrtaceae
6
6
Nyctaginaceae
2
1
Oleaceae
1
1
Orchidaceae
1
1
Oxalidaceae
1
1
2
Pandanaceae
1
1
Piperaceae
2
2
4
Poaceae
1
5
6
Polygonaceae
1
1
Pontederiaceae
1
1
Rhamnaceae
1
1
Rosaceae
1
1
Rubiaceae
2
6
8
Rutaceae
3
1
4
Sapindaceae
1
1
Sapotaceae
2
2
Schisandraceae
1
1
Selaginellaceae
1
1
2
Solanaceae
6
2
8
Sterculiaceae
2
2
Theaceae
1
1
Thymelaeaceae
1
1
Umbelliferae
1
1
Urticaceae
3
3
Verbenaceae
2
3
5
Vitaceae
1
1
Zingiberaceae
4
2
6
Tidak
teridentifikasi
10
10
Jumlah
28 40 116
3
16
203
H : hutan, P : pekarangan, K : kebun, HP : hutan dan pekarangan, HK : hutan dan kebun, PK :
pekarangan dan kebun, HPK : hutan pekarangan dan kebun.

Keanekaragaman Tumbuhan Berdasarkan Pemanfaatannya
Berdasarkan pemanfaatannya, tumbuhan yang dimanfaatkan di Kasepuhan
Sobang dapat dikelompokkan menjadi 10 kelompok, yaitu : pangan, obat,
makanan ternak, upacara adat, tanaman hias, pewarna, kerajinan tangan, ekonomi,
bahan bangunan, dan kayu bakar (Gambar 1). Pemanfaatan yang paling banyak
digunakan oleh masyarakat adalah untuk pangan dan pemanfaatan yang paling
sedikit adalah untuk makanan ternak.

jumlah spesies

6

100
80
60
40
20
0

Pemanfaatan tumbuhan

Gambar 1 Keanekaragaman tumbuhan berdasarkan pemanfaatannya
Masyarakat Kasepuhan Sobang memperoleh kebutuhan pangan dari
tumbuhan hasil budidaya di lahan garapan sendiri baik makanan pokok seperti
beras maupun makanan tambahan seperti buah-buahan dan sayuran. Tumbuhan
pangan yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah padi dan aren.
Padi merupakan tanaman pokok yang dimiliki hampir seluruh masyarakat
Kasepuhan Sobang sedangkan aren merupakan tumbuhan yang banyak
dibudidayakan dan banyak ditemukan di leuweung tutupan (Gambar 2). Selain
banyak ditemukan di leuweung tutupan, aren merupakan tumbuhan Multi Purpose
Tree Spesies yaitu semua bagian pohon tersebut dapat dipakai dan tidak terbuang
(Atjung 1990). Bagi masyarakat Kasepuhan Sobang, aren merupakan spesies
tumbuhan yang cukup penting, karena merupakan salah satu mata pencaharian
masyarakat setempat yaitu sebagai penyadap aren.

Gambar 2 Pohon aren yang ditemukan di leuweung tutupan
Tumbuhan berguna yang dimanfaatkan sebagai obat memiliki jumlah
spesies terbanyak kedua. Spesies tumbuhan tersebut sebagian besar diambil dan
dibudidayakan di kebun atau pekarangan rumah, selain itu ada juga tumbuhan
yang diambil dari leuweung tutupan. Tumbuhan yang diambil dari leuweung
tutupan biasanya adalah tumbuhan liar yang tidak ditemukan di kebun atau
pekarangan rumah.
Salah satu spesies tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat Kasepuhan
Sobang untuk obat adalah cente (Lantana camara) (Lampiran 3). Cente (Lantana

7

camara) biasanya digunakan untuk mengobati luka, bagian yang digunakan
adalah buah dan cara penggunaannya adalah dengan ditumbuk kemudian
ditempelkan ke bagian tubuh yang luka. Berdasarkan penelitian Parwanto et al.
(2013), Lantana camara memiliki kandungan kimia antara lain fenol, flavonoid
dan alkaloid. Kandungan kimia pada Lantana camara ini memiliki kemampuan
antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis, bakteri ini biasa dijumpai pada
kulit yang terluka atau pada jerawat.
Selain itu, ada spesies tumbuhan yang dapat dimanfaatkan dengan cara
dikombinasikan dengan spesies tumbuhan lainnya. Spesies tumbuhan tersebut
adalah ki sebrang (Peronema canescens), capeu tuhur (Vernonia cinerea), kaca
piring (Gardenia augusta), jawer kotok (Coleus rehneltianus) dan jukut bau.
Seluruh tumbuhan tersebut direbus kemudian air rebusannya diminum. Air
rebusan tersebut biasanya diminum oleh perempuan setelah melahirkan.
Masyarakat Kasepuhan Sobang sebagian besar memasak menggunakan
tungku. Spesies tumbuhan yang paling sering digunakan sebagai kayu bakar
adalah kayu jeng-jeng/albasiah (Paraserianthes falcataria) dan kayu manglid
(Magnolia blumei). Adat Kasepuhan Sobang melarang masyarakat untuk
menebang pohon di leuweung titipan. Biasanya untuk keperluan kayu bakar
masyarakat mendapatkannya dari kebun masing-masing. Kayu bakar yang diambil
dari kebun biasanya diletakkan di bagian belakang rumah atau di dalam rumah
yaitu di bagian dapur (Gambar 3).

A

B

Gambar 3 Tempat penyimpanan kayu bakar A) dibagian belakang rumah; B) di
dapur
Rumah penduduk Kasepuhan Sobang sebagian besar berupa rumah
panggung yang sederhana. Selain untuk membangun rumah, masyarakat
Kasepuhan Sobang juga memanfaatkan kayu untuk membuat leuit (tempat
menyimpan padi hasil panen) dan kandang hewan ternak. Pemanfaatan untuk
bahan bangunan merupakan kelompok manfaat yang memberikan dampak paling
besar terhadap suatu spesies tumbuhan karena pemanfaatannya akan membuat
individu pohon mati. Meskipun demikian, masyarakat Kasepuhan Sobang
memiliki aturan adat agar pemanfaatan tidak menyebabkan kelangkaan suatu
spesies tumbuhan. Pohon dari hutan tidak dapat dimanfaatkan secara bebas karena
harus mendapatkan izin dari tokoh adat. Kayu yang banyak digunakan untuk
membangun rumah dan leuit adalah kayu manglid (Magnolia blumei) dan kayu
afrika (Maesopsis eminii). Selain kayu, biasanya anyaman dari bambu (Bambusa
vulgaris) juga digunakan untuk dinding dan anyaman kiray (Metroxylon sagu)
yang digunakan untuk atap. Rumah dan leuit di Kasepuhan Sobang dapat dilihat
pada Gambar 4.

8

A

B

Gambar 4 Rumah dan leuit di Kasepuhan Sobang A) Rumah penduduk; B) leuit
Upacara adat terbesar yang selalu dilakukan oleh masyarakat Kasepuhan
Sobang setiap tahunnya adalah upacara seren taun. Seren taun merupakan acara
terbesar dalam tradisi masyarakat sunda agraris yang dilakukan setelah kegiatan
panen padi di sawah atau di ladang sebagai luapan rasa syukur kepada Sang Maha
Pencipta (Supriatna 2009). Terdapat enam spesies yang digunakan untuk upacara
adat. Spesies tumbuhan yang banyak digunakan untuk kegiatan adat adalah padi
(Oryza sativa), pisang emas (Musa paradisiaca) dan bambu (Bambusa vulgaris).
Penggunaan spesies tumbuhan berguna oleh masyarakat sebagai tanaman
hias sangat sedikit. Hal ini disebabkan oleh tipe rumah masyarakat umumnya
berupa rumah panggung, sehingga tempat untuk menyimpan dan menanam
tanaman hias di depan dan di pekarangan rumah tidak begitu luas. Salah satu
spesies tumbuhan yang digunakan untuk tanaman hias adalah lili paris
(Chlorophytum comusum) (Gambar 5).

Gambar 5 Chlorophytum comusum di pekarangan rumah penduduk
Tumbuhan berguna yang dimanfaatkan untuk pakan ternak sebanyak empat
spesies. Spesies tumbuhan tersebut adalah rumput-rumputan dan padi. Pakan
ternak yang berasal dari padi berupa huut (dedak) halus atau kasar yang diperoleh
dari sisa penggilingan atau penumbukan padi. Pakan ternak seperti rumput
biasanya langsung diberikan kepada ternak setelah diambil dari kebun atau hutan
sedangkan huut (dedak) biasanya dicampur dengan air terlebih dahulu sebelum
diberikan kepada hewan ternak.
Tumbuhan berguna sebagai penghasil zat pewarna berjumlah lima spesies.
Spesies tumbuhan berguna yang digunakan sebagai pewarna diantaranya adalah
daun suji (Dracaena angustifolia), pandan (Pandanus amaryllifolius), kunyit
(Curcuma domestica) pacar kuku (Lawsonia inermis) dan pacar air (Impatiens
balsamina). Daun suji, pandan dan kunyit umumnya digunakan untuk mewarnai
makanan, sedangkan pacar air dan pacar kuku biasanya digunakan untuk
mewarnai kuku . Penggunaan spesies tumbuhan berguna oleh masyarakat sebagai

9

zat warna sangat sedikit. Hal ini dikarenakan beralihnya penggunaan zat warna
tradisional kepada zat warna kimia yang semakin banyak dan mudah ditemui di
warung-warung di desa.
Pembuatan kerajinan di masyarakat Kasepuhan Sobang tidak banyak
dilakukan. Pemanfaatan tumbuhan untuk kerajinan semakin menurun karena
pengrajin sudah lanjut usia dan hampir tidak ada generasi muda yang
meneruskannya. Pembuatan kerajinan yang masih berlangsung sampai saat ini
adalah pembuatan atap dari daun kelapa dan cetakan untuk pembuatan gula aren
yang terbuat dari kayu padali (Radermachera gigantea) (Gambar 6).

Gambar 6 Cetakan untuk membuat gula aren

Keanekaragaman Tumbuhan Berdasarkan Bagian yang Dimanfaatkan
Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan dikelompokkan menjadi delapan
bagian, yaitu : akar, batang, daun, bunga, buah, biji, umbi, dan rimpang (Tabel 2).
Pemanfaatan tumbuhan berguna sebagian besar digunakan pada bagian daun yaitu
sebanyak 89 spesies (38.19 %).
Tabel 2 Keanekaragaman tumbuhan berdasarkan bagian yang dimanfaatkan
No
1

Bagian yang
dimanfaatkan
Daun

2
3

Buah
Batang

4
5
6
7

Bunga
Biji
Umbi
Rimpang

8

Akar

Pemanfaatan

Jumlah spesies

Persentase (%)

Pangan, Obat, Tanaman
hias, Pewarna, Makanan
ternak, Ekonomi
Pangan, Obat, Ekonomi
Pangan, Obat, Ekonomi,
Bangunan, Kayu bakar,
Kerajinan

89

38.19

73
41

31.33
17.60

Tanaman hias
Pangan
Pangan
Pangan, Obat, Adat,
Pewarna
Obat

12
7
4
5

5.15
3.00
1.72
2.14

2

0.86

Pemanfaatan tumbuhan pada bagian daun paling banyak dilakukan oleh
masyarakat Kasepuhan Sobang karena lebih mudah diperoleh dan jumlahnya lebih
banyak dibandingkan bagian lainnya, selain itu bagian daun juga dapat

10

dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan seperti pangan, obat, tanaman hias,
pewarna dan ekonomi.. Penggunaan daun untuk memenuhi semua kebutuhan
sehari-hari merupakan salah satu upaya konservasi terhadap hutan, karena
pemanfaatan yang dilakukan tidak menggangu keadaan tumbuhan tersebut,
dibandingkan pemanfaatan pada bagian akar, batang, getah, dan kulit batang
(Hasibuan 2011). Pemanfaatan tumbuhan paling banyak setelah daun adalah buah.
Hal ini dikarenakan banyaknya spesies tumbuhan berguna yang dimanfaatkan
oleh masyarakat berasal dari buah. Selain untuk konsumsi pribadi, masyarakat
juga menjual buah-buahan tersebut.

Keanekaragaman Tumbuhan Berdasarkan Lokasi Pengambilan
Spesies tumbuhan berguna yang dimanfaatkan oleh masyarakat berasal dari
berbagai lokasi yaitu hutan, kebun dan sawah, serta pekarangan rumah masyarakat.
Spesies tumbuhan berguna yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagian besar
diambil dari kebun sebanyak 132 spesies (60.27 %). Lokasi pengambilan
tumbuhan lainnya adalah hutan dan pekarangan (Gambar 7).
Jumlah spesies

150
100
50
0
Hutan

Pekarangan
Lokasi pengambilan

Kebun

Gambar 7 Keanekaragaman tumbuhan berdasarkan lokasi pengambilan
Tumbuhan yang diambil dari kebun sebagian besar merupakan tumbuhan
budidaya seperti tumbuhan penghasil pangan, tumbuhan obat, kayu bakar, bahan
bangunan dan pewarna. Tumbuhan yang diambil di hutan sebagian besar adalah
tumbuhan liar seperti tumbuhan obat yang tidak bisa ditemui di kebun ataupun
pekarangan. Sedangkan di pekarangan rumah adalah tumbuhan penghasil pangan
(sayuran dan buah-buahan) dan tumbuhan hias. Lokasi pengambilan tumbuhan
berguna yang paling sedikit adalah hutan. Hal ini dikarenakan adanya larangan
mengambil tumbuhan yang berasal dari hutan.

Keanekaragaman Tumbuhan Berdasarkan Frekuensi Pengambilan
Spesies tumbuhan berguna yang dimanfaatkan oleh masyarakat mempunyai
frekuensi pengambilan yang berbeda-beda, yaitu : harian, mingguan, bulanan dan
tahunan. Frekuensi pengambilan spesies tumbuhan berguna yang dimanfaatkan
oleh masyarakat Kasepuhan Sobang paling besar dilakukan bulanan (40.14 %)
dan paling kecil adalah pengambilan tahunan (9.30 %) (Gambar 8).

Jumlah spesies

11

120
100
80
60
40
20
0
Harian

Mingguan
Bulanan
frekuensi pengambilan

Tahunan

Gambar 8 Keanekaragaman tumbuhan berdasarkan frekuensi pengambilan
Tumbuhan yang diambil bulanan biasanya adalah tumbuhan pangan seperti
buah-buahan yang waktu panennya bulanan seperti durian (Durio zibethinus) dan
rambutan (Nephelium lappaceum). Sedangkan tumbuhan yang diambil tahunan
biasanya adalah tumbuhan yang digunakan untuk bahan bangunan. Selain itu ada
juga kelompok tanaman pangan yang diambil tahunan seperti padi (Lampiran 4).
Hal itu dikarenakan masyarakat Kasepuhan Sobang menanam padi hanya setahun
sekali, berbeda dengan masyarakat di Indonesia lainnya yang menanam padi dua
sampai tiga kali dalam setahun.
Masyarakat Kasepuhan Sobang secara tidak langsung mempunyai
pandangan tentang konservasi hutan berdasarkan aturan adat yang telah
diterapkan secara turun temurun yaitu leuweung titipan, leuweung tutupan dan
lahan garapan. Leuweung titipan adalah kawasan hutan yang sama sekali tidak
boleh diganggu gugat, lokasinya berada di atas puncak gunung. Leuweung titipan
bukan hanya sebagai hutan lindung, tetapi merupakan hutan perlindungan alam
mutlak yang tidak boleh diganggu gugat dari awal sampai akhir. Secara adat
keberadaan leuweung titipan ini ditandai dengan adanya larangan untuk masuk ke
dalamnya. Leuweung tutupan adalah hutan yang berfungsi sebagai hutan
penyangga leuweung titipan. Leuweung tutupan adalah hutan yang dapat ditutup
dan dibuka sesuai dengan kebutuhan. Leuweung tutupan berada pada bagian
tengah dari kawasan hutan adat, dan masyarakat diperbolehkan masuk dengan
tujuan pengambilan hasil hutan kayu dan non kayu untuk pemenuhan kebutuhan
sehari-hari seperti kayu bakar, bahan bangunan, buah-buahan, umbi-umbian, obatobatan dan lain-lain (Ichsan 2009).
Konsep pembagian hutan oleh masyarakat Kasepuhan Sobang sama
dengan konsep pengelolaan hutan yang dilakukan oleh Departemen Kehutanan,
khususnya hutan konservasi. Pada kawasan konservasi yang dikelola Departemen
Kehutanan, hutan dibagi menjadi tiga bagian yang terdiri atas zona inti, zona
rimba dan zona pemanfaatan. Zona inti mempunyai fungsi yang sama dengan
leuweung titipan, zona rimba mempunyai fungsi yang sama dengan leuweung
tutupan dan zona pemanfaatan memiliki fungsi yang sama dengan lahan garapan
(Moeliono et al 2010).
Penggunaan pengetahuan tradisional dalam kehidupan masyarakat adat akan
menjamin kelestarian hutan yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, keberadaan
masyarakat adat di sekitar hutan memerlukan perhatian khusus dari berbagai
pihak khususnya pemerintah, agar kegiatan pelestarian hutan dapat terlaksana
dengan baik. Keterlibatan masyarakat adat dalam pengelolaan hutan berdasarkan

12

penggunaan pengetahuan tradisional
mewujudkan kelestarian hutan.

yang dimilikinya

dapat

membantu

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Masyarakat Kasepuhan Sobang memiliki pengetahuan mengenai spesies
tumbuhan berguna. Tumbuhan berguna yang dimanfaatkan oleh masyarakat
Kasepuhan Sobang berjumlah 203 spesies (70 Famili). Tumbuhan berguna
tersebut dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan diantaranya pangan, obat,
upacara adat, tanaman hias, pewarna, bahan bangunan, makanan ternak, ekonomi
dan kayu bakar. Pemanfaatan tumbuhan yang paling banyak adalah untuk pangan
dan tumbuhan obat. Sebagian besar tumbuhan berguna tersebut diambil dari
kebun dan dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat, terutama tumbuhan
yang digunakan untuk kebutuhan pangan. Bagian tumbuhan yang paling banyak
dimanfaatkan adalah daun, dengan frekuensi pengambilan terbanyak adalah
bulanan. Penggunaan pengetahuan etnobotani masyarakat Kasepuhan Sobang dalam
pengelolaan hutan ditunjukkan dengan terciptanya pembagian wilayah Kasepuhan
Sobang ke dalam beberapa zona atau wilayah.
Saran
Perlu dilakukan pengembangan metode seperti analisis vegetasi agar ada
pengembangan dalam bidang etnobotani. Perlu dilakukan kajian serupa dengan
menggunakan parameter uji yang berbeda, seperti satwa, sosial, lingkungan dan
lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
[Balai TNGHS]. 2006. Rencana pengelolaan Taman Nasional Gunung Halimun
Salak tahun 2007-2026. Kabandungan (ID) : Direktorat Jendral
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.
Amusa TO, Jimoh SO, Aridanzi P, Haruna M. 2010. Ethnobotany and
conservation of plant resources of Kainji Lake National Park, Nigeria.
Ethnobotany research and applications 8 : 181-194.
Atjung. 1990. Tanaman yang Menghasilkan Minyak, Tepung, dan Gula. Jakarta
(ID) : Yayasan guna.
Cotton CM. 1996. Ethnobotany Principles and Applications. New York (US) :
Wiley.
Dharmono. 2007. Kajian etnobotani tumbuhan jalukap (Centella asiatica L.) di
suku Dayak Bukit Desa Haratai 1 Loksado. Bioscintiae 4 : 71-78.

13

Hamidu H. 2009. Kajian etnobotani Suku Buton : kasus masyarakat sekitar Hutan
Lambusango Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara [skripsi]. Bogor
(ID) : Institut Pertanian Bogor.
Hasibuan MA. 2011. Etnobotani masyarakat Suku Angkola : studi kasus di Desa
Padang Bujur sekitar Cagar Alam Dolok Sibual-buali, Kabupaten Tapanuli
Selatan, Sumatera Utara [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Ichsan IM. 2009. Etika lingkungan masyarakat adat kasepuhan dalam pengelolaan
hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak : Inspirasi
taoisme [disertasi]. Yogyakarta (ID) : Universitas Gajah Mada.
Moeliono M et al. 2010. Meretas Kebuntuan : Konsep dan Panduan
Pengembangan Zona Khusus Bagi Taman Nasional di Indonesia. Bogor
(ID) : Center for International Forestry Research.
Nababan A. 2002. Pandangan dasar kongres masyarakat adat nusantara 1999
tentang posisi masyarakat adat terhadap negara [internet]. [diacu 2013
Agustus 16]. Tersedia dari : http://www.aman.or.id
Plotkin MJ. 2006. Ethnobotany.Washington (US) : Microsoft Encarta.
Parwanto ME, Senjaya H, Edy HJ. 2013. Formulasi salep antibakteri ekstrak
etanol daun tembelekan (Lantana camara L). Pharmacon 2.
Siemonsma JS, Piluek K. 1994. Plant Resources of South-East Asia no. 8
(Vegetable). Bogor (ID) : Prosea Foundation.
Soerianegara I, Lemens RHMJ. 1994. Plant Resources of South-East Asia no. 5
(1) (Timber trees : Major commercial timbers). Bogor (ID) : Prosea
Foundation.
Steenis CGGJV. 1988. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta (ID) : Pradnya
Paramitha.
Suansa NI. 2011. Penggunaan pengetahuan etnobotani dalam pengelolaan hutan
adat Baduy [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Supriatna. 2009. Kearifan tradisional masyarakat adat kasepuhan dalam
pengelolaan dan pemanfaatan hutan : kasus masyarakat adat Kasepuhan
Pasir Eurih Desa Sindanglaya Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak Banten
[skripsi]. Bandung (ID) : Universitas Winaya Mukti.
Vogel EF. 1987. Manual of Herbarium Taxonomy : Theory and Practice. Jakarta
(ID) : UNESCO.

Lampiran 1 Daftar Kuesioner
Nama :
Pendidikan :
No

Nama tumbuhan

Bagian yang dimanfaatkan
A

P : Pangan
O : Obat
T : Ternak
A :Adat
H : Hias
W : Warna
R : Pestisida
K : Kerajinan
E : Ekonomi

Umur :
th
Jabatan sosial :

B

B : Batang
D : Daun
A : Akar
F : Buah
S : Biji
L : Lainnya

D

F

S

L

L/P :
Pekerjaan :

Lokasi
pengambilan
H P
K

L

Frekuenis
pengambilan
H M B T

H : Harian
M : Mingguan
B : Bulanan
T : Tahunan

2. berapa kali anda masuk hutan dalam satu minggu?
A. Satu
B. Dua
C. Tiga
D. Empat

E. Setiap hari

3. kegiatan apa yang saudara lakukan didalam hutan?
A. Berburu
C. Lainnya
B. Mengambil kayu bakar
4. apakah ada larangan dari hukum adat dalam pemanfaatan hasil hutan?
A. Ada
B. Tidak ada
5. jika ada, dalam bentuk apa larangan tersebut?
A. Himbauan
B.Tindakan langsung di lapangan

14

14

H : Hutan
K : Kebun
P : Pekarangan
L : Lainnya

Pemanfaatan
P

O

Penggunaan
T

A

H

P : Dipakailangsung
E : Dijual
S : Disimpan
L : Lainnya

W

R

K

E

P

E

S L

15

Lampiran 2 Tumbuhan yang Ditemui di Kasepuhan Sobang
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Nama lokal
Daun saga
Babadotan
Aglaonema
Kemiri
Alamanda
Bawang bakung
Lidah buaya
Lengkuas
Daun dadap
Lame
Rasamala
Bayam
Nanas
Sirsak
Kayu jabon
Kuping gajah
Air mata pengantin
Seledri
Kacang tanah
Jengkol

Family
Fabaceae
Asteraceae
Araceae
Euphorbiaceae
Apocynaceae
Liliaceae
Liliaceae
Zingiberaceae
Cyatheaceae
Apocynaceae
Altingiaceae
Amaranthaceae
Bromeliaceae
Annonaceae
Rubiaceae
Araceae
Polygonaceae
Umbelliferae
Fabaceae
Fabaceae

Habitus
Pohon
Herba
Herba
Pohon
Perdu
Herba
Herba
Herba
Pohon
Pohon
Pohon
Herba
Herba
Pohon
Pohon
Herba
Liana
Herba
Herba
Pohon

Palem

Arecaceae

Pohon

Ki ajag

Myrsinaceae

Pohon

23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

Nama ilmiah
Abrus precatorius
Ageratum conyzoides
Aglaonema comutatum
Aleurites moluccana
Allamanda cathartica
Allium fistulosum
Aloe vera
Alpinia galanga
Alsophila glauca
Alstonia scholaris
Altingia excelsa
Amaranthus sp.
Ananas comosus
Annona muricata
Anthocephalus sp.
Anthurium crystallinum
Antigonon leptopus
Apium graviolens
Arachis hypogaea
Archidendron jiringa
Archontophoenix
alexandrae
Ardisia fuliginosa
Ardisia laevigata
Arenga pinnata
Artocarpus communis
Artocarpus elastica
Artocarpus heterophyllus
Artocarpus integra
Averrhoa bilimbi
Averrhoa carambola
Axonopus compressus
Baccaureae racemosa
Bambusa sp.
Bougainvillea glabra
Brassica rapa
Cananga odorata
Canavalia gladiata
Capsicum annuum
Capsicum frutescens
Carica papaya
Ceiba pentandra
Chloranthus officinalis

Lampeni
Aren
Sukun
Kayu teureup
Nangka
Campedak
Belimbing wuluh
Belimbing
Rumput jepang
Menteng
Bambu
Bunga kertas
Sawi ijo
Kenanga
Roay
Cabai merah
Cabai rawit
Pepaya
Kapuk
Taras tulang

Myrsinaceae
Arecaceae
Moraceae
Moraceae
Moraceae
Moraceae
Oxalidaceae
Oxalidaceae
Poaceae
Euphorbiaceae
Poaceae
Nyctaginaceae
Brassicaceae
Annonaceae
Fabaceae
Solanaceae
Solanaceae
Caricaceae
Bombacaceae
Chloranthaceae

Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Herba
Pohon
Bambu
Pohon
Herba
Pohon
Liana
Perdu
Perdu
Herba
Pohon
Herba

43
44
45
46

Chlorophytum comusum
Cissus repens
Citrus aurantifolia
Citrus aurantium

Lili paris
Areuy
Jeruk nipis
Jeruk purut

Liliaceae
Vitaceae
Rutaceae
Rutaceae

Herba
Liana
Pohon
Pohon

21
22

16

No.
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96

Nama ilmiah
Citrus limon
Citrus maxima
Clerodendrum thomsoniae
Cocos nucifera
Codiaeum variegatum
Coffea sp.
Coleus rehneltianus
Colocasia esculenta
Cordyline terminalis
Coriandrum sativum
Cucumis sativus
Cucurbita pepo
Cuphea hyssopifolia
Curcuma domestica
Cymbopogon nardus
Dehhasia incrassata
Dendrobium sp.
Dicliptera laevigata
Dioscorea alata
Dracaena angustifolia
Dracaena fragrans
Duranta repens
Durio zibethinus
Dysoxylum allaceum
Erechtites rafin
Eugenia polycephala
Eupatorium Pallescens
Euphorbia milii
Ficus annulata
Ficus ribes
Garcinia mangostana
Gardenia augusta
Gliricidia sepium
Gnetum gnemon
Gossypium herbaceum
Halopegia blumei
Hevea brasiliensis
Hibiscus macrophyllus
Hibiscus rosa-sinensis
Hibiscus tiliaceus
Homalomena sp.
Hyptis suaveolens
Impatiens balsamina
Ipomoea aquatica
Ipomoea batatas
Jasminum sambac
Jatropha curcas
Kadsura caulifora
Kaempferia galanga
Kalanchoe sp.

Nama lokal
Jeruk limau
Jeruk bali
Nona makan sirih
Kelapa
Puring
Kopi
Jawer kotok
Talas
Hanjuang merah
Ketumbar
Mentimun
Labu kuning/waluh
Bunga elfin
Kunyit
Sereh
Patat
Anggrek
Jukut jampang
Hui/kumili
Daun suji
Hanjuang hijau
Sinyo nakal
Durian
Pisitan
Sintrong
Kupa
Babanjaran
Euphorbia
Kiara
Kayu walen
Manggis
Kaca piring
Ki sebreng
Melinjo
Kapas
Daun papatan
Karet
Tisup
Kembang sepatu
Waru
Cariang
Jukut bau
Pacar air
Kangkung
Ubi jalar
Melati
Jarak
Hunyur buut
Kencur
Cocor bebek

Family
Rutaceae
Rutaceae
Verbenaceae
Arecaceae
Euphorbiaceae
Rubiaceae
Amaranthaceae
Araceae
Liliaceae
Apiaceae
Cucurbitaceae
Cucurbitaceae
Lythraceae
Zingiberaceae
Poaceae
Lauraceae
Orchidaceae
Acanthaceae
Dioscoreaceae
Liliaceae
Agavaceae
Verbenaceae
Bombacaceae
Meliaceae
Asteraceae
Myrtaceae
Asteraceae
Euphorbiaceae
Moraceae
Moraceae
Clusiaceae
Rubiaceae
Fabaceae
Gnetaceae
Malvaceae
Maranthaceae
Euphorbiaceae
Malvaceae
Malvaceae
Malvaceae
Araceae
Lamiaceae
Balsaminaceae
Convolvulaceae
Convolvulaceae
Oleaceae
Euphorbiaceae
Schisandraceae
Zingiberaceae
Crassulaceae

Habitus
Pohon
Pohon
Liana
Palem
Perdu
Pohon
Herba
Herba
Herba
Herba
Liana
Liana
Semak
Herba
Herba
Pohon
Epifit
Herba
Herba
Herba
Herba
Semak
Pohon
Pohon
Herba
Pohon
Perdu
Semak
Pohon
Pohon
Pohon
Perdu
Pohon
Pohon
Perdu
Pohon
Pohon
Pohon
Semak
Pohon
Herba
Herba
Herba
Herba
Herba
Semak
Perdu
Pohon
Herba
Herba

17

No.
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145

Nama ilmiah
Lactuca sativa
Lagenaria siceraria
Lansium aqueum
Lansium domesticum
Lantana camara
Laportea ardens
Lawsonia inermis
Leucaena leucocephala
Limnocharis flava
Litsea robusta
Luffa sp.
Lycopersicon esculentum
Macaranga tanarius
Maesopsis eminii
Magnolia blumei
Mangifera indica
Manihot esculenta
Manilkara zapota
Medinilla crassifolia
Metroxylon sagu
Mirabilis jalapa
Momordica charantia
Monochoria vaginalis
Morinda citrifolia
Musa paradisiaca
Musa paradisiaca
Musa paradisiaca
Musa paradisiaca
Musa paradisiaca
Musa paradisiaca
Musa paradisiaca
Musa paradisiaca
Musa paradisiaca
Musa paradisiaca
Musa paradisiaca
Musa paradisiaca
Musa paradisiaca
Mussaenda frondosa
Myristica iners
Nauclea orientalis
Neesia altissima
Neonavlea excelsa
Nephelium lappaceum
Nothopanax scutellarium
Ocimum americanum
Orthosiphon stamineus
Oryza sativa
Palaquium lobbianum
Pandanus amaryllifolius

Nama lokal
Selada
Kukuk
Kokosan
Dukuh
Cente/tahi kotok
Pulus
Pacar kuku
Petai cina
Genjer
Kayu cangkalak
Oyong
Tomat
Mara
Kayu afrika
Kayu manglid
Mangga
Singkong
Sawo
Harendong
Kiray/rumbia
Bunga pukul empat
Pare
Eceng
Mengkudu
Pisang abu
Pisang ambon
Pisang emas
Pisang galek
Pisang kapas
Pisang nangka
Pisang papan
Pisang raja
Pisang raja bulu
Pisang raja sereh
Pisang tanduk
Pisang timbluk
Pisang uli
Siwurungan
Laka
Geumpal
Bengang
Cangcaratan
Rambutan
Pohon mangkokan
Kemangi
Kumis kucing
Padi
Loba lobi
Pandan

Family
Asteraceae
Cucurbitaceae
Meliaceae
Meliaceae
Verbenaceae
Urticaceae
Lytheraceae
Fabaceae
Butomaceae
Lauraceae
Cucurbitaceae
Solanaceae
Euphorbiaceae
Rhamnaceae
Magnoliaceae
Anacardiaceae
Euphorbiaceae
Sapotaceae
Melastomaceae
Arecaceae
Nyctaginaceae
Cucurbitaceae
Pontederiaceae
Rubiaceae
Musaceae
Musaceae
Musaceae
Musaceae
Musaceae
Musaceae
Musaceae
Musaceae
Musaceae
Musaceae
Musaceae
Musaceae
Musaceae
Rubiaceae
Myristicaceae
Rubiaceae
Bombacaceae
Rubiaceae
Sapindaceae
Araliaceae
Lamiaceae
Lamiaceae
Poaceae
Sapotaceae
Pandanaceae

Habitus
Herba
Liana
Pohon
Pohon
Perdu
Pohon
Semak
Pohon
Herba
Pohon
Liana
Herba
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Perdu
Pohon
Perdu
Pohon
Perdu
Liana
Herba
Pohon
Herba
Herba
Herba
Herba
Herba
Herba
Herba
Herba
Herba
Herba
Herba
Herba
Herba
Perdu
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Semak
Herba
Herba
Herba
Pohon
Perdu

18

No.

Nama ilmiah

Nama lokal

Family

Habitus

146
147
148
149
150

Paraserianthes falcataria
Parkia speciosa
Peperomia pelucida
Peronema canescens
Phaleria marcocarpa

Kayu jeng-jeng/albasiah
Petai gede
Ki tiis
Ki sebrang
Mahkota dewa

Fabaceae
Fabaceae
Piperaceae
Verbenaceae
Thymelaeaceae

Pohon
Pohon
Herba
Pohon
Perdu

151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194

Phaseolus radiatus
Phaseolus vulgaris
Physalis angulata
Pilea lindley
Piper aduncum
Piper cubeba
Piper nigrum
Psidium guajava
Pongamia sericea
Radermachera gigantea
Rhoeo discolor
Rosa sp.
Saccharum edule
Salacca edulis
Sandoricum koetjape
Sanseivieria sp.
Sauropus androgynus
Schima noronhoe
Sechium edule
Selaginella sp.
Selaginella doederleinii
Solanum mammosum
Solanum melongena
Solanum nigrum
Solanum torvum
Spondias pinnata
Sterculia foetida
Symplocos javanica
Syzygium aqueum
Syzygium aromaticum
Syzygium malaccense
Syzygium polyanthum
Tectona grandis
Theobroma cacao
Urena lobata
Vernonia cinerea
Vigna unguiculata
Villebrunea rubescens
Wedelia trilobita
Zea mays
Zingiber aromaticum
Zingiber cassumunar
Zingiber officinale

Kacang hijau
Buncis
Cecenet
Poh-pohan
Ki seureuh
Rinu
Lada
Jambu biji
Kawau
Padali
Nanas kerang
Mawar
Tiwu endog
Salak
Kecapi
Lidah mertua
Katuk
Puspa
Labu siam
Selaginella
Reuneu
Terong bulat
Terong ungu
Leunca
Takokak
Kedondong
Kepuh
Jirak / pewarna
Jambu air
Cengkeh
Jambu bol
Daun salam
Kayu jati
Coklat
Pungpurutan
Capeu tuhur
Kacang panjang
Nangsi
Seruni rambat
Jagung
Lempuyang
Panglai
Jahe
Jeruau

Fabaceae
Fabaceae
Solanaceae
Urticaceae
Piperaceae
Piperaceae
Piperaceae
Myrtaceae
Fabaceae
Bignoniaceae
Commelinaceae
Rosaceae
Poaceae
Arecaceae
Meliaceae
Liliaceae
Euphorbiaceae
Theaceae
Cucurbitaceae
Selaginellaceae
Selaginellaeae
Solanaceae
Solanaceae
Solanaceae
Solanaceae
Anacardiaceae
Sterculiaceae
Caesalpiniaceae
Myrtaceae
Myrtaceae
Myrtaceae
Myrtaceae
Verbenaceae
Sterculiaceae
Malvaceae
Asteraceae
Fabaceae
Urticaceae
Asteraceae
Poaceae
Zingiberaceae
Zingiberaceae
Zingiberaceae
Rubiaceae

Herba
Liana
Herba
Herba
Liana
Liana
Liana
Pohon
Liana
Pohon
Herba
Perdu
Herba
Pohon
Pohon
Herba
Perdu
Pohon
Liana
Herba
Herba
Perdu
Perdu
Herba
Perdu
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Perdu
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Perdu
Herba
Herba
Perdu
Liana
Herba
Herba
Herba
Herba
Pohon

19

No.
195
196
197
198
199
200
201
202
203

Nama ilmiah
-

Nama lokal
Kayu ki amon
Ki anyar
Ki banteli
Ki galingging
Ki hamperu
Ki ponyo
Ki racun
Lengkab
Pokrai

Family

Habitus
Pohon
Liana
liana
Liana
Liana
Liana
Liana
Herba
Pohon

20

Lampiran 3 Tumbuhan Obat Serta Manfaat dan Cara Penggunaannya
No
1

Nama lokal
Areuy

Nama ilmiah
Cissus repens

Manfaat
Mencret,
perut

2

Babadotan

Ageratum
conyzoides

Mengobati luka

Daun

3

Babanjaran

Eupatorium
pallascens

Mengobati luka

Daun

4

Belimbing

Averrhoa
carambola

Turun darah

Buah dan
daun

5

Bengang

Neesia
altissima

6

Cangcaratan

Gurah hidung

7

Capeu tuhur

Neonavlea
excelsa
Vernonia
cinerea

8

Cecenet

Physalis
angulata

Semua
bagian

9

Cente/tahi
kotok

Lantana
camara

susah kencing,
diabetes, batuk,
sakit perut, sakit
tenggorokan.
Luka

10

Daun dadap

Sakit perut dan
mencret

Daun

11
12

Daun
papatan
Daun saga

Alsophila
glauca
Halopegia
blumei
Abrus
precatorius

Sakit gigi

Daun

13

Pulus

Batuk

Tuak

14

Geumpal

Daun

15

Harendong

16

Hunyur buut

Obat mual pada
bayi
Daun untuk obat
sariawandan
sakit gigi, pucuk
daun dan tuak
untuk obat sakit
perut/mencret
Kencing manis,
kencing batu

Nauclea
orientalis
Medinilla
crassifolia

Kadsura
caulifora

sakit

Bagian
Tuak

Batang

Untuk
perempuan yang
baru
melahirkan, flu

Pucuk
daun
Daun,
batang

Buah

Daun,
pucuk
daun dan
tuak

Akar

Cara penggunaan
Batang liana dipotong di
kedua
ujungnya
lalu
dimiringkan
agar
air
didalam liana keluar dari
ujungnya, airnya kemudian
diminum
Daun digerus kemudian
ditempelkan ke bagian yang
luka
Daun digerus kemudian
ditempelkan ke bagian yang
luka
Buah dimakan langsung,
daunnya direbus kemudian
air rebusannya diminum
Batang dipotong sedikit
agar
keluar
air/tuak
kemudian tuaknya diminum
Pucuk daun dimasukkan
kedalam hidung
Daunnya direbus bersama
kaca piring, ki hamperu,
jawer kotok dan jukut bau
kemudian air rebusannya
diminum, batangnya direbus
kemudian air rebusannya
diminum
Semua bagian tumbuhan
direbus kemudian air
rebusannya diminum
Buahnya digerus kemudian
dioleskan pada bagian yang
luka
Daun direbus kemudian air
rebusannya diminum

Daun diperas kemudian air
perasannya diminum
Kayunya dipotong, ujung
batangnya dimiringkan agar
airnya keluar kemudian
airnya diminum
Dipanaskan di api kemudian
ditempelkan di perut
Daun ditumbuk lalu
ditempelkan pada bagian
yang sakit, pucuk daun
direbus lalu diminum airnya

Akarnya dikeringkan
kemudian direbus, air
rebusannya diminum

21

No
16

Nama lokal
Hunyur buut

Nama ilmiah
Kadsura
caulifora

Manfaat
Kencing manis,
kencing batu

Bagian
Akar

17

Jahe

Zingiber
officinale

Rimpang

18

Jambu biji

Psidium
guajava

Menghangat kan
badan dan
menurunkan
darah tinggi
Diare

19

Jawer kotok

Coleus
rehneltianus

Daun

20

Jeruk nipis

21

Kaca piring

Citrus
aurantifolia
Gardenia
augusta

Daun untuk obat
panas, luka, dan
semua penyakit;
daun untuk
perempuan
setelah
kelahiran
Batuk
Untuk
perempuan yang
baru melahirkan

Daun

22

Kawau

Pongamia
sericea

Membuat
air
nira tidak basi,
tahan lama dan
hasilnya bagus

Akar

23

Kencur

Kaempferia
galanga

Luka memar

Rimpang

24

Kepuh

Demam

Daun

25

Ki ajag

Sterculia
foetida
Ardisia
fuliginosa

Gatal-gatal

Getah

26

Ki anyar

Sakit mata

Tuak

27

Ki banteli

Panas dalam

28

Ki
galingging

Untuk
perempuan
setelah
melahirkan

Kulit
batang
atau
pucuk
daun
Daun

29

Ki hamperu

Untuk
perempuan
setelah
melahirkan

Daun

Buah

Daun

Cara penggunaan
Akarnya dikeringkan
kemudian direbus, air
rebusannya diminum
Rimpangnya diseduh
dengan air kemudian
diminum
Daun jambu biji direbus
kemudian air rebusannya
diminum
Direbus bersama capeu
tuhur, ki hamperu, kaca
piring dan jukut bau
kemudian air rebusannya
diminum

Buah diperas kemudian
dicampur dengan kecap
Direbus bersama capeu
tuhur, ki hamperu, jawer
kotok dan jukut bau
kemudian air rebusannya
diminum
Akar dimasukkan ke dalam
tempat penampungan air
nira/lodong ketika lodong
akan ditempatkan untuk
menampung air nira satu
malam sebelumnya
Rimpangnya
ditumbuk
bersama beras kemudian
ditempelkan pada bagian
yang memar
Daunnya direbus kemudian
air rebusannya diminum
Getah langsung dioleskan
kebagian yang luka dan
gatal
Tuaknya
langsung
diteteskan pada mata yang
sakit
Kulit batang atau pucuk
daun dikeringkan kemudian
direbus

Direbus bersama capeu
tuhur, kaca piring, jawer
kotok dan jukut bau
kemudian air rebusannya
diminum
Direbus bersama capeu
tuhur, kaca piring, jawer
kotok dan jukut bau. Air
rebusannya diminum

22

No
30

Nama lokal
Ki ponyo

Nama ilmiah

Manfaat
Untuk
perempuan
setelah
melahirkan

Bagian
Daun

31

Ki racun

Maag, sakit
perut
Untuk
perempuan
setelah
melahirkan

Akar

32

Ki sebrang

Peronema
canescens

33

Ki sebreng

Gliricidia
sepium

Luka

Daun

34

Ki seureuh

Piper
aduncum

Sakit mata

Tuak

35

Ki ti