UPACARA MUNAR LEMBUR PADA KOMUNITAS ADAT KASEPUHAN CISUNGSANG KABUPATEN LEBAK BANTEN

UPACARA MUNAR LEMBUR PADA KOMUNITAS ADAT KASEPUHAN CISUNGSANG KABUPATEN LEBAK BANTEN MUNAR LEMBUR CEREMONY ON TRADITION COMMUNITY OF KASEPUHAN CISUNGSANG, LEBAK DISTRICT, BANTEN

Yudi Putu Satriadi Ria Andayani Somantri

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat Jalan Cinambo No.136 Ujungberung - Bandung e-mail: yuputsatriadi@gmail.com riaanday@ymail.com

Naskah Diterima: 2 Maret 2016

Naskah Direvisi:1 April 2016

Naskah Disetujui:2 Mei 2016

Abstrak

Penelitian Upacara Munar Lembur pada Komunitas Adat Kasepuhan Cisungsang, Kabupaten Lebak, Banten dilakukan untuk menjawab masalah pokok yang dibahas dalam penelitian, yakni tentang bentuk upacara munar lembur dan fungsi upacara munar lembur. Metode penelitian yang digunakan adalah etnografi yang terfokus pada Upacara Munar Lembur pada Komunitas Adat Kasepuhan Cisungsang, Kabupaten Lebak, Banten. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, observasi atau pengamatan, dan wawancara kepada sejumlah informan. Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh data yang menggambarkan legenda kasepuhan dan bentuk upacara munar lembur yang meliputi nama, asal-usul, pelaksana, tujuan, tempat, waktu, tahapan, dan jalannya upacara munar lembur. Tampak sekali sistem religi komunitas adat Kasepuhan Cisungsang begitu mewarnai upacara tersebut. Melalui upacara munar lembur terlihat adanya fungsi sosial dan fungsi edukasi dalam rangka penanaman nilai- nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kesimpulannya, upacara tersebut merupakan harapan agar wilayah tempat tinggal mereka diberi kekuatan dalam menghadapi berbagai kejadian yang baik maupun yang buruk; juga sebagai penolak bala.

Kata kunci: upacara munar lembur, komunitas adat, kasepuhan.

Abstract

This research is made to answer the form of Munar ceremony and its functions on Indigenous Communities of Cisungsang, Lebak district, Banten. Ethnography method is used in this research since it’s only focused only on the ceremony. The technique of data collection that used are library research, observation, and interviews to several informants. Based on the research, it is found the data which describe the legend of kasepuhan and the forms of Munar ceremony that includes the name, origin, executor, destinations, places, times, and the stages of Munar ceremony. It can be seen the religious system of indigenous communities of Cisungsang have been coloring the ceremony. Through the ceremony we can see their social function and the function of education in the context of value investment from one generation to the next. In conclusion, the ceremony is an expectation that their geographical area is given the strength in the face of events both good and bad; as well as a repellent reinforcement.

Keywords: munar lembur ceremony, tradition community, kasepuhan.

156 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 155 - 170

adat Kasepuhan Cisungsang Kabupaten Wilayah Negara Kesatuan Republik Lebak, Banten dinyatakan dalam beberapa Indonesia terbentang luas dari Sabang pertanyaan berikut ini: (1) Bagaimanakah hingga Merauke, terdiri atas 17.508 pulau, bentuk upacara munar lembur?; dan (2) dihuni oleh 254,9 juta jiwa dengan 1.331 Apakah fungsi upacara munar lembur? suku bangsa, 746 bahasa daerah, dengan Adapun tujuan penelitian tersebut adalah garis pantai sepanjang 99.093 km persegi 1 . untuk mengetahui bentuk upacara munar

A. PENDAHULUAN

Data 1.331 suku bangsa dengan keragaman lembur dan fungsi upacara munar lembur. budayanya menggambarkan salah satu Ruang lingkup penelitian meliputi karakteristik bangsa Indonesia yang materi dan wilayah. Ruang lingkup materi majemuk. Dalam keragaman suku bangsa berupa gambaran tentang kasepuhan dan tersebut, sesungguhnya di berbagai daerah deskripsi upacara munar lembur (nama, masih ada sub-sub suku bangsa yang asal-usul, pelaksana, tujuan, tempat, merupakan kesatuan-kesatuan sosial yang waktu, tahapan, dan jalannya upacara khas dan menempati suatu wilayah munar lembur ); dan fungsi upacara munar tertentu, yang biasanya disebut komunitas lembur. Adapun ruang lingkup wilayah

adat 2 . Di Jawa Timur misalnya, daerah penelitan dibatasi di Desa Cisungsang, tersebut tidak hanya dihuni oleh suku Jawa Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak,

dan Madura, tetapi ada juga kesatuan- Provinsi Banten. Wilayah tersebut kesatuan sosial lainnya seperti di Tengger, merupakan pusat Kasepuhan Cisungsang. Pendalungan, dan Using. Di Jawa Barat,

beberapa konsep yang ada kesatuan sosial yang tinggal di dipandang perlu digunakan untuk memberi Kampung Naga, Kampung

Ada

Urug, arah yang jelas pada penelitian tentang Kampung Pulo, dan lain-lain. Di Provinsi Upacara Munar Lembur pada Komunitas Banten ada kesatuan-kesatuan sosial yang Adat Kasepuhan Cisungsang, Kabupaten tinggal di Baduy dan di kasepuhan, seperti Lebak, Banten. Konsep-konsep yang Kasepuhan Cicarucub, Cisitu, Citorek, dan dimaksud adalah sebagai berikut. Cisungsang.

Pertama, konsep tentang komunitas Keberadaan komunitas adat seperti adat, yakni kesatuan sosial yang itu biasanya terikat oleh tradisi yang menganggap dirinya memiliki ikatan menghargai pola-pola hubungan yang genealogis atau memiliki ikatan genealogis selaras dan serasi dengan lingkungan alam dengan kelompok, memiliki kesadaran dan lingkungan sosialnya. Tradisi itu wilayah sebagai daerah teritorial dan dikukuhkan dengan seperangkat nilai yang adanya identitas sosial dalam interaksi terkandung dalam sistem religi atau yang berdasarkan norma, moral, nilai-nilai, kepercayaan asli mereka yang antara lain dan aturan-aturan adat, baik tertulis terwujud dalam upacara adat. Keberadaan maupun tidak tertulis ( Purwanto, 2013: 2). upacara adat dalam suatu komunitas adat

Kedua, konsep tentang kebudayaan. inilah yang diteliti.

Kebudayaan menurut Miller dan Weitz Masalah dalam penelitan tentang (Gunawan, 2012: 2) memiliki beberapa upacara munar lembur pada komunitas perspektif, yakni (1) Kebudayaan sebagai proses evolusioner; (2) Kebudayaan sebagai proses-proses kesejarahan; (3) 1 Sambutan Menteri Komunikasi dan

Kebudayaan sebagai sistem yang terkait Informatika Republik Indonesia pada

Upacara Bendera memperingati Hari secara fungsional; (4) Kebudayaan sebagai

Kebangkitan Nasional ke-108 Tahun 2016. konfigurasi kepribadian; (5) Kebudayaan 2 Semiarto

sebagai sistem kognitif; (6) Kebudayaan Inventarisasi Komunitas Adat, dalam

Aji Purwanto,

Pedoman

sebagai sistem struktural; (7) Kebudayaan kegiatan Bimbingan Teknis Inventarisasi sebagai sistem simbolik; dan (8) Komunitas Adat, Cisarua-Bogor 14 s.d. 16 Kebudayaan sebagai sistem adaptif.

Upacara Munar Lembur..... (Yudi Putu Satriadi dan Ria Andayani) 157 Pendekatan

kebudayaan

yang B. METODE PENELITIAN

dipandang relevan untuk penelitian ini Penelitian tentang Upacara Munar adalah pendekatan fungsional, yang Lembur pada Komunitas Adat Kasepuhan melihat kebudayaan sebagai produk, alat- Cisungsang Kabupaten Lebak, Banten alat, benda-benda atau ide dan simbol. merupakan jenis penelitian kualitatif. Dalam konteks ini kebudayaan adalah Zulyani Hidayah (2006: 6) menjelaskan, proses dinamis dan produk yang dihasilkan pendekatan kualitatif digunakan untuk dari pengolahan diri manusia dan memahami persoalan sosial atau budaya lingkungannya

berdasarkan pada suatu pemenuhan hidup dan keselarasan sosial pengembangan gambaran yang kompleks di dalam masyarakat. (Makmur K. et al., dan holistis, dibangun dengan susunan 2013: 7).

untuk

mencapai manusia

kata-kata, menyajikan pandangan ditil dari Konsep yang ketiga adalah tentang informan dan dilaksanakan di lingkungan upacara. Upacara, dalam hal ini upacara alamiahnya. tradisional,

Metode penelitian yang digunakan didefinisikan sebagai kelakuan simbolis adalah

etnografi. Menurut manusia yang mengharapkan keselamatan; Spradley (Makmur K., 2014: 5), etnografi yang merupakan rangkaian tindakan yang merupakan pekerjaan mendeskripsikan diatur oleh adat yang berlaku; serta suatu kebudayaan berdasarkan pemahaman berhubungan dengan berbagai macam suatu pandangan hidup dari sudut pandang peristiwa tetap yang biasa terjadi dalam penduduk asli. Artinya, etnografi adalah masyarakat bersangkutan (Intani, 2002: 4).

metode

memahami sudut pandang penduduk asli, Adapun menurut Geertz (1981), hubungannya dengan kehidupan untuk adanya ritus, selamatan atau upacara ini mendapatkan pandangannya mengenai merupakan suatu upaya manusia untuk dunianya. Tulisan etnografi sekarang ini mencari

keselamatan, ketentraman, sudah mengarah pada satu fokus tertentu sekaligus menjaga kelestarian kosmos. dan mengaitkannya dengan unsur lain yang Suatu upacara adat dilaksanakan dengan ada dan berkembang di masyarakat yang selimut sakral suatu agama atau keyakinan bersangkutan (Rudito, 2013: 6). Dengan atau kepercayaan yang dianut oleh demikan, metode etnografi ini terfokus masyarakat pendukung adat di daerah itu

pada upacara Munar Lembur pada (Hidayah, 2013: 2). Kepercayaan adalah Komunitas Adat Kasepuhan Cisungsang, perasaan tentang adanya Tuhan sebagai Kabupaten Lebak, Banten. kebenaran tertinggi yang bersifat gaib yang

Adapun teknik pengumpulan data dijadikan pedoman praktikal dalam yang digunakan dalam penelitian Upacara kehidupan manusia dalam interaksi antara Munar Lembur pada Komunitas Adat manusia dengan Tuhan, interaksi manusia Kasepuhan Cisungsang, Kabupaten Lebak, dengan manusia, interaksi manusia dengan Banten adalah studi pustaka, pengamatan, lingkungan, dan interaksi dengan makhluk dan wawancara. Wawancara dilakukan gaib (Bustami, 2011: 1).

terhadap sejumlah informan yang memiliki Fungsi dari upacara tradisi menurut pengetahuan

informasi yang Budisantosa (Sumarno, 2013: 190 s.d. 191) mendalam tentang upacara munar lembur, adalah sebagai pengelompokan sosial seperti tokoh adat dan peserta upacara (social aligmant), pengendalian sosial munar lembur . (social controls), media sosial (social

dan

media ), dan norma sosial (social C. HASIL DAN BAHASAN

standard ).

1. Gambaran Umum Kasepuhan

Cisungsang

Kasepuhan Cisungsang terletak di kaki Gunung Halimun, tepatnya berada di

158 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 155 - 170 dalam

yang mereka sebut sebagai bareusan Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak,

wilayah Desa

Cisungsang,

pangawinan yang merupakan pasukan Provinsi Banten. Dari ibu kota Provinsi

khusus Prabu Siliwangi pada zaman Banten, yakni Kota Serang, menuju Desa

Kerajaan Hindu Sunda.” Cisungsang harus menempuh jarak

Kusnaka A. menjelaskan, dalam sepanjang 200 km, yang setara dengan 5 bahasa Sunda, kata pancer berarti lulugu, jam perjalanan.

yang dalam bahasa Indonesia berarti asal- Komunitas

sumber. Adapun kata Cisungsang merupakan satu dari sejumlah pangawinan berasal dari kata ngawin yang komunitas adat yang terdapat di Kabupaten berarti membawa tombak pada saat Lebak, Provinsi Banten. Mereka adalah upacara perkawinan. Kata pangawinan di orang

adat

Kasepuhan usul

atau

Sunda, yang kehidupannya kalangan warga komunitas adat kasepuhan mengikuti aturan-aturan adat warisan agaknya memiliki makna yang lebih luas, leluhurnya yang masih lestari sampai yakni berhubungan erat dengan apa yang sekarang. Kelangsungan adat istiadat disebut bareusan pangawinan „pasukan berada di bawah kendali para pemangku khusus Kerajaan Sunda yang bersenjatakan adat yang terdapat dalam struktur tombak‟. Legenda kasepuhan memang organisasi

tradisional kasepuhan. sangat berkaitan dengan keberadaan Pemimpin tertinggi kasepuhan biasa Kerajaan Sunda. Ada beberapa versi cerita dipanggil olot. Dalam melaksanakan yang

menggambarkan keterkaitan tugasnya, dia dibantu oleh perangkat adat kasepuhan dengan Kerajaan Sunda. yang terdapat dalam struktur tersebut.

Banyak tradisi leluhur yang masih a. Versi Pertama (Adimiharja, 1992: 14

dilaksanakan oleh

komunitas

adat

s.d. 22)

Kasepuhan Cisungsang hingga saat ini Keberadaan warga komunitas adat seperti upacara tradisional.

kasepuhan memiliki hubungan yang erat dengan masa runtuhnya Kerajaan Sunda-

Hindu terakhir yang berpusat di Pakuan Sebutan kasepuhan/kokolot menun- Pajajaran (Bogor). Hal itu antara lain di juk pada suatu sistem kepemimpinan dari tunjukkan dengan pengakuan mereka

2. Legenda Kasepuhan

suatu komunitas atau kelompok sosial di sebagai keturunan langsung dari salah mana

semua aktivitas anggotanya seorang rajanya yang begitu dikenal, yakni berazaskan adat kebiasaan para orang tua Prabu Siliwangi. Nama Siliwangi sendiri (sepuh atau kolot). Terlihat dalam tata cara tidak ada dalam daftar nama raja-raja kehidupan mereka yang masih kukuh Sunda yang pernah memegang tampuk menjalankan tatali paranti karuhun . pimpinan. Mereka menyebut dirinya warga kasatuan

Prabu Siliwangi dijadikan mitos adat Banten Kidul (Adimihardja, 1992: 3- keberanian, kemakmuran, dan keadilan 4). Adapun menurut pendapat Anis masa lalu masyarakat Sunda. Masa

Djatisunda (Dinas Informasi, Komunikasi, kemakmurannya ditandai dengan Seni Budaya, dan Pariwisata Kabupaten pelaksanaan

berbagai pembangunan, Lebak, 2004: 58) tentang kasepuhan seperti pelabuhan dagang dan telaga.

adalah sebagai berikut: Selain itu, dia merupakan raja pertama “Nama kasepuhan hanyalah penyebutan yang menganjurkan rakyatnya untuk

orang luar terhadap suatu masyarakat bertani di seluruh wilayah kekuasaannya. atau kelompok sosial, sedangkan

Sejak berakhirnya masa kekuasaan awalnya (mereka) menyebut diri Sri Baduga Maharaja (1482 s.d. 1521),

sebagai keturunan pancer kemakmuran dan kejayaan Kerajaan Sunda pangawinan yang merupakan bentuk mulai memudar. Para raja penggantinya penghormatan terhadap para leluhur

tidak mampu mempertahankan dan

Upacara Munar Lembur..... (Yudi Putu Satriadi dan Ria Andayani) 159 mengembangkan apa yang sudah diraih

…wong hume darpa mamangan sebelumnya.

t an igar tan pan peupeulakan… pemborosan, dan kelaparan terjadi di

Korupsi,

manipulasi,

…petani menjadi serakah makan, wilayah kerajaan tersebut. Sejak itu,

Tidak merasa puas bila tidak banyak penduduk yang keluar dari ibu kota

menanam sesuatu… kerajaan. Mereka menepi ke pelosok-

Kondisi tersebut menggambarkan pelosok. Bahkan raja terakhir, Prabu Raja Nilakendra yang merasa frustasi Suryakancana, yang dikenal dengan dengan keadaan di lingkungan Keraton sebutan Prabu Pucuk Umun meninggalkan Pakuan, ditambah ketegangan terhadap Pakuan pindah ke Palasari. Hal itu serangan Banten dan Cirebon yang dilakukan sebelum Pajajaran digempur mungkin datang setiap saat. Oleh karena Sultan Maulana Yusuf dari Banten.

itu, raja mendorong warganya untuk Sultan Maulana Yusuf dari Banten memperdalam ajaran Tantra. Ajaran harus menunggu dengan sabar untuk dapat tersebut merupakan suatu aliran yang menghancurkan Pakuan Pajajaran. Setelah mengedepankan pujian-pujian dan mantra- melakukan persiapan yang cukup matang mantra, yang dapat membuat pelakunya selama delapan tahun, akhirnya dia dapat tidak sadar akan keadaan sekelilingnya. mewujudkan cita-citanya menyerang dan Bahkan dalam banyak kesempatan, prosesi menghancurkan ibu kota Kerajaan Sunda- tersebut dibarengi penggunaan tuak dan Hindu yang terakhir di Jawa Barat.

sebagainya. Dengan demikian, pesta pora Ketika Pakuan Pajajaran digempur menjadi rutinitas yang lazim. habis-habisan oleh tentara Banten, konon

Di Kerajaan Sunda yang dipimpin sebanyak delapan ratus anggota kerajaan oleh Raja Nilakendra, terdapat pasukan melarikan diri ke lereng Gunung Cibodas khusus bersenjatakan tombak, yang disebut dan Gunung Palasari. Ada juga di antara bareusan pangawinan . Anggota pasukan mereka yang menepi ke Jayanga (Jasinga tersebut dipilih dan dilatih secara langsung sekarang) dan sekitar Bayah. Bahkan, ada oleh para bupati, patih, atau puun . Ada tiga yang melarikan diri ke daerah pertapaan orang

yang memimpin bareusan Sanghyang Sirah dan Borosngora di pangawinan , yakni Demang Haur Tangtu, Jungkulon (Ujung Kulon sekarang). Sisa- Guru Alas Lumintang Kendungan, dan sisa

keturunan

kelompok-kelompok Puun Buluh Panuh.

tersebut dikenal sebagai kelompok sosial Suatu ketika, ketiga pemimpin tadi kasepuhan . Hingga kini, mereka masih mendapat tugas dari Prabu Siliwangi untuk menunjukkan kesetiaan terhadap adat menyelamatkan

hanjuang bodas istiadat nenek moyangnya.

(binokasih/mahkota Raja Sunda) dari serangan pasukan dari Banten. Setelah

b. Versi Kedua (Dinas Informasi,

mendapat tugas tersebut, ketiganya

Komunikasi, Seni Budaya, dan

bersama sang raja segera mundur dari

Pariwisata Kabupaten Lebak,

Pakuan ke arah selatan, ke sebuah tempat

yang disebut Tegal Buleud (Bayah). Di Dikisahkan ketika itu Kerajaan tempat tersebut, sang raja membagi-bagi Sunda diperintah oleh Prabu Siliwangi. pengikutnya kedalam kelompok-kelompok Kemungkinan terbesar yang dimaksud kecil dan memberi kebebasan kepada para Prabu Siliwangi di sini adalah Raja pengikutnya tersebut untuk memilih jalan Nilakendra (1551-1567), seorang raja hidup masing-masing. Sang raja hidup penganut

2004:16 s.d. 23)

yang sendiri dan memilih jalan untuk ngahyang. mengedepankan kemewahan namun gagal

aliran

Tantra,

Sementara itu, ketiga pemimpin membentuk karakter sembada pada aparat bareusan pangawinan, yakni Demang dan rakyatnya, sebagaimana diulas dalam Haur Tangtu, Guru Alas Lumintang tjarita parahjangan :

Kendungan, dan Puun Buluh Panuh

160 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 155 - 170 bertekad untuk kembali ke kota yang telah

lembur tidak memiliki konotasi ditinggalkan. Dalam perjalanan menuju

wilayah administratif sebagai bagian tempat yang dituju, ketiga pemimpin

dari wilayah desa seperti istilah bareusan pangawinan sepakat untuk

kampung (meskipun nama lembur berpisah dan menempuh jalan hidup

lazimnya dipakai untuk menyebut masing-masing tetapi tetap memelihara

nama kampung pula seperti untuk hubungan satu dengan lainnya.

KTP) tetapi menunjukkan tempat Asumsi yang menyatakan, komunitas

seseorang dilahirkan atau dibesarkan ”. adat kasepuhan adalah sebagian penduduk Dalam

pandangan komunitas adat Pakuan yang mengungsi akibat adanya Kasepuhan Cisungsang, upacara munar ketidaksepahaman; adanya pemaksaan lembur bermakna mengkondisikan kembali untuk menganut ajaran yang dilakukan wilayah lembur mereka agar baik untuk oleh Prabu Nilakendra; serta tidak kelangsungan hidup penghuninya, apakah menghendaki kebesaran dan nama baik Sri itu sebagai tempat tinggal maupun tempat Baduga Maharaja Prabu Silihwangi melangsungkan

berbagai aktivitas dinodai oleh para penerus tahta Kerajaan kehidupan mereka. Sunda Pajajaran dapat menjadi versi lain

yang memperkaya khasanah legenda b. Asal-usul Upacara

kasepuhan .

adat Kasepuhan Kelompok-kelompok

Komunitas

masyarakat Cisungsang sudah melaksanakan upacara yang diceritakan dalam legenda kasepuhan munar lembur sejak dahulu sampai dengan tadi dinamakan warga Kesatuan Adat sekarang. Konon, dulu lembur yang Banten Kidul. Mereka tersebar di sejumlah ditempati oleh mereka dikenal “angker” kasepuhan . Beberapa di antaranya terdapat karena dipercaya dihuni oleh entitas di Kabupaten Sukabumi, yakni Kasepuhan supranatural, seperti makhluk gaib. Oleh Ciptagelar, Kasepuhan Sirnaresmi, dan karena itu, mereka perlu menjaga Kasepuhan Ciptamulya; dan dalam jumlah keseimbangan dan keharmonisan di antara yang lebih banyak lagi terdapat di Provinsi keduanya agar kehidupan mereka dan Banten, di antaranya Kasepuhan Citorek, keberadaan entitas supranatural tidak Kasepuhan Cicarucub, Kasepuhan Cisitu, saling mengganggu dan terganggu. Salah Kasepuhan Guradog, dan termasuk pula satu cara yang dilakukan adalah dengan Kasepuhan Cisungsang. Setiap kasepuhan melaksanakan upacara munar lembur. dipimpin oleh seorang ketua adat, dibantu oleh para pemangku adat.

c. Pelaksana Upacara

Upacara munar lembur dilaksanakan

3. Deskripsi Upacara Munar Lembur oleh

komunitas

adat Kasepuhan

a. Nama Upacara

Cisungsang, Desa Cisungsang, Kecamatan Nama upacara munar lembur Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi

berasal dari dua kata dalam bahasa Sunda, Banten. Seperti yang telah dijelaskan yakni munar dan lembur. Munar berasal sebelumnya, kelangsungan adat istiadat, dari kata punar, dalam kamus bahasa termasuk pelaksanaan upacara munar Sunda ( Lembaga Basa dan Sastra Sunda, lembur menjadi tanggung jawab para 1981: 403) ada kata dipunar yang berarti pemangku

dalam Kasepuhan dianyarkeun deui „diperbaharui kembali‟. Cisungsang. Mereka berbagi tugas sesuai Adapun kata lembur dalam Ensiklopedi dengan kapasitasnya masing-masing dalam Sunda (Rosidi, 2000: 379) dijelaskan tatanan adat istiadat di Kasepuhan sebagai berikut:

adat

Cisungsang.

“Lembur adalah nama sekumpulan Ada kokolot lembur, yakni orang atau segugusan rumah pemukiman yang diberi mandat oleh ketua adat untuk penduduk di desa-desa Sunda. Istilah memimpin upacara munar lembur di

Upacara Munar Lembur..... (Yudi Putu Satriadi dan Ria Andayani) 161 wilayah yang dipimpinnya dan mendapat

yang melimpah untuk kesejahteraan tugas untuk menanam tanaman di area

hidup mereka.

panukuhan; ada amil yang bertugas

e. Tempat Upacara

memimpin acara berdoa; ada juga Menurut Geertz (1981), suatu pemangku adat lainnya yang turut upacara adat dilaksanakan dengan selimut menyaksikan pelaksanaan ritual upacara.

3 sakral suatu agama atau keyakinan atau Selain itu, ada rendangan yang bertugas kepercayaan yang dianut oleh masyarakat menyiapkan

berbagai

perlengkapan

pendukung adat di daerah itu. Nuansa upacara dan pekerjaan lainnya dalam

dirasakan dalam pelaksanaan upacara munar lembur. pelaksanaan upacara munar lembur, di

tersebut

sangat

antaranya berhubungan dengan tempat

d. Tujuan Upacara pelaksanaan upacara. Menurut Geertz (1981), adanya

Dulu, ketika jumlah penduduk dan ritus, selamatan atau upacara ini rumah penduduk masih sedikit, komunitas merupakan suatu upaya manusia untuk adat Kasepuhan Cisungsang melakukan mencari

keselamatan,

ketentraman,

upacara munar lembur bersama-sama di sekaligus menjaga kelestarian kosmos. suatu tempat yang telah ditentukan. Seiring Penjabaran hal itu tercermin dalam tujuan dengan perkembangan waktu, jumlah melaksanakan upacara munar lembur, penduduk semakin banyak dan rumah yakni: penduduk pun bertambah. Hal itu - meneruskan kebiasaan leluhur komunitas berdampak pula pada pelaksanaan upacara adat Kasepuhan Cisungsang sebagai munar lembur , baik dari sisi tempat ekspresi rasa berbakti dan hormat mereka

maupun waktu kepada leluhurnya;

pelaksanaan

- untuk nukuh lembur, yakni memberi Upacara munar lembur pada kekuatan kepada lembur; dasarnya identik dengan upacara tolak bala - menyerahkan lembur untuk dipunar „diperbaharui kembali‟ agar keadaannya untuk memberi kekuatan pada suatu

pelaksanaannya.

wilayah tertentu agar terhindar dari senantiasa baik sebagai tempat tinggal berbagai gangguan dan musibah. Kekuatan mereka dengan segala aktivitasnya. yang didapat dari upacara tersebut ternyata Dengan melaksanakan upacara tersebut, terbatas daya jangkaunya, diperkirakan diharapkan kehidupan mereka menjadi hanya dapat menjangkau sekitar 150 berkah, selamat lahir dan batin; mereka (seratus lima puluh) rumah penduduk, dapat

melaksanakan

aktivitas

yang dihitung dari tempat pelaksanaan perekonomian dengan baik dan lancar; upacara. Rumah-rumah tersebut biasanya hewan ternak maupun hewan peliharaan berdekatan satu sama lainnya, dengan mereka juga sehat sehingga dapat syarat rumah itu tidak terhalang oleh batas- dimanfaatkan oleh mereka; dan kegiatan batas alam. Batas-batas alam itu di mereka dalam bertani tidak mendapat antaranya, sungai, wahangan „selokan‟, kendala sehingga memeroleh hasil panen dan jalan kampung yang tidak dapat

diputus atau dipindahkan karena menjadi

Rendangan tidak lain adalah pengikut adat jalan utama bagi warga komunitas adat istiadat Kasepuhan Cisungsang, khususnya setempat. dalam bidang pertanian. Mereka yang

Mereka percaya terdapat entitas termasuk ke dalam rendangan Kasepuhan supranatural yang menempati batas-batas Cisungsang tidak terikat oleh batas-batas alam tersebut. Jika rumah warga terhalang wilayah atau batas administratif. Dengan oleh batas-batas alam tadi, secara otomatis, demikian, rendangan kasepuhan tersebut kekuatan yang akan didapat dari upacara tidak hanya ada di Desa Cisungsang, munar lembur tadi juga tidak mungkin melainkan juga di luar Desa Cisungsang.

sampai ke rumah-rumah yang berada di

162 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 155 - 170 seberang batas-batas alam tadi, sekalipun

Adapun tempat yang digunakan itu masuk dalam hitungan jumlah 150.

untuk melaksanakan selamatan atau Oleh karena itu, penghuni rumah tersebut syukuran upacara munar lembur di tidak akan mengikuti upacara munar Lembur Ageung dan di kampung-kampung lembur di tempat tersebut. Mereka akan lainnya adalah di rumah kokolot lembur. mencari tempat upacara yang baru. Jadi,

tempat pelaksanaan upacara munar lembur f. Waktu Pelaksanaan Upacara

tidak hanya berada di satu tempat,

adat Kasepuhan melainkan berkembang terus sesuai dengan Cisungsang melaksanakan upacara munar pertambahan rumah penduduk.

Komunitas

5 (lima) tahun sekali. Sampai Saat ini, tempat pelaksanaan upacara sejauh ini belum diketahui alasan munar lembur terdapat di Lembur Ageung melaksanakan upacara tersebut dalam (disebut juga Kampung Cikarang Girang rentang waktu seperti itu

lembur

secara atau Padepokan Pasirkoja), Kampung berkesinambungan. Cibeas, Kampung Cipayung, Kampung

Lima tahun merupakan rentang Pasir Kapudan, Kampung Babakan, dan waktu yang relatif lama sehingga Kampung Sela Kopi. Satu tempat upacara komunitas adat Kasepuhan Cisungsang tadi digunakan oleh warga dari satu bisa lupa kapan mereka harus kembali kampung atau lebih. Bahkan, ada warga melaksanakan upacara munar lembur yang dari satu kampung yang sama mengkuti berikutnya. Jika hal itu terjadi, mereka upacara di tempat yang berbeda.

percaya leluhur akan mengingatkan itu Tempat yang digunakan untuk melalui wangsit „mimpi yang datang melaksanakan upacara munar lembur ada kepada para pemangku adat ‟. dua, yakni tempat untuk melakukan ritual

Mengenai hari, tanggal, dan bulan upacara munar lembur; dan tempat untuk pelaksanaan upacara munar lembur melaksanakan upacara munar lembur.

ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Tempat ritual upacara munar lembur ketua adat, kokolot lembur, dan para harus berada di sebelah timur, berada di pemangku adat lainnya. Hal itu mengacu luar ruangan, tidak boleh ngalangkangan pada penanggalan tahun Hijriah. Dalam „jika terkena sinar matahari, bayangannya satu tahun Hijriah, ada dua nama bulan tidak jatuh ke suatu rumah atau bangunan‟ yang

tidak boleh dipakai untuk dan tidak boleh di-kalangkangan „tempat menyelenggarakan upacara tersebut, yakni tersebut tidak tertimpa bayangan bangunan bulan Hapit dan Ramadhan. atau rumah pada saat terkena sinar

Adapun mengenai pilihan hari sudah matahari‟.

ada ketentuan yang pasti, yakni hanya Tempat ritual upacara munar lembur dapat dilaksanakan pada Senin atau berupa lubang sedalam 40 cm dengan Kamis. Kedua hari tersebut dipandang baik panjang 25 cm dan lebar 25 cm. Lubang karena dipercaya ada kaitannya dengan dibuat ketika komunitas Kasepuhan hari kelahiran dan hari meninggalnya Nabi Cisungsang akan melaksanakan upacara Muhammad Saw. munar lembur . Setelah upacara selesai,

mengenai tanggal lubang itu ditutup kembali. Yang terlihat di pelaksanaannya ditentukan berdasarkan tempat tersebut hanya beberapa tanaman perhitungan mereka. Dalam pengetahuan yang menjadi bagian penting dari ritual para

Adapun

adat Kasepuhan upacara tersebut, dengan pagar bambu Cisungsang dikenal hitungan waktu yang yang mengelilinginya. Luas lahan yang baik disertai peruntukannya, yakni dipagari bambu kira-kira 1,5 m X 1,5 pancalima yang diaplikasikan pada lima m. Tempat pelaksanaan ritual upacara jari tangan. Pancalima itu terdiri atas kuta, munar lembur disebut area panukuhan.

pemangku

yakni waktu yang baik untuk membuat lesung; kusang, yakni waktu yang baik

Upacara Munar Lembur..... (Yudi Putu Satriadi dan Ria Andayani) 163 untuk membuat kandang ternak; gelar, melaksanakan upacara munar lembur.

yakni waktu yang baik untuk membangun Kedua, dia bersama-sama dengan ketua masjid atau bale; jaya, yakni waktu yang adat akan mencari waktu yang paling baik baik untuk aktivitas yang berhubungan untuk melaksanakan upacara munar dengan bumi „tanah‟; dan naga, yakni lembur . Informasi tersebut disampaikan waktu yang baik untuk membangun leuit kepada seluruh rendangan. Rendangan „lumbung padi tradisional‟.

menindaklanjuti berita tersebut dengan Dalam satu bulan terdapat beberapa melakukan berbagai persiapan. hari Senin atau Kamis, dan satu di

biasanya menyiapkan antaranya akan ditentukan sebagai hari perlengkapan upacara. Ada perlengkapan pelaksanaan upacara munar lembur. Senin upacara yang disiapkan oleh anggota atau Kamis yang dipilih adalah yang jatuh rendangan , berupa kue-kue atau penganan pada hitungan jaya, yakni waktu yang yang dibuat beberapa hari sebelumnya; baik untuk aktivitas yang berhubungan atau nasi tumpeng yang biasanya dibuat dengan bumi „tanah‟. Baru kemudian akan pada hari pelaksanaan upacara munar diketahui tanggal yang dipandang baik lembur . untuk melaksanakan upacara munar

Mereka

Sejak pagi pada hari pelaksanaan lembur .

upacara munar lembur, para ibu sudah Pelaksanaan upacara munar lembur mulai berdatangan mengirim beragam hanya berlangsung satu hari dan dibagi makanan untuk keperluan upacara ke dalam

dua tahapan. Pertama, rumah kokolot lembur. Ada juga di melaksanakan ritual upacara munar lembur antaranya yang mengirim bahan-bahan pada siang hari, yakni setelah salat dzuhur mentah yang diperlukan untuk keperluan kira-kira pukul 12.00 WIB sampai dengan mengolah makanan. Selain itu, tak sedikit pukul 13.30 WIB; dan kedua, acara ibu-ibu yang datang ke rumah kokolot selamatan upacara munar lembur yang lembur untuk ikut membantu menyiapkan dilakukan pada malam hari, dari pukul makanan di dapur. Panitia juga melakukan

19.00 WIB sampai dengan selesai. berbagai persiapan untuk melaksanakan Jadwal upacara munar lembur bisa upacara munar lembur, baik menyiapkan berbeda di beberapa tempat pelaksanaan tempat upacara maupun perlengkapan upacara yang telah disebutkan tadi. Hal itu upacara. bergantung pada jatuhnya rentang waktu 5

Lokasi yang selama ini biasa (lima) tahun dari pelaksanaan sebelumnya digunakan untuk pelaksanaan ritual yang berbeda. Misalnya, di Lembur upacara munar lembur, yakni area Ageung telah dilaksanakan upacara munar panukuhan

mulai dibuka pagar bambu lembur pada 2013, pelaksanaan upacara yang mengelilinginya. Tempat tersebut berikutnya akan jatuh pada 2018; di dibersihkan dari rerumputan yang tumbuh kampung lainnya telah diselenggarakan liar dan sampah yang berserakan. upacara munar lembur pada 2012 lalu, Selanjutnya tanah di tempat itu digali penyelenggaraan upacara berikutnya akan sedalam 40 cm dengan panjang 25 cm dan jatuh pada 2017.

lebar 25 cm. Lubang tersebut akan digunakan sebagai pusat pelaksanaan ritual

g. Tahapan Upacara

upacara munar lembur. Adapun berbagai

perlengkapan upacara munar lembur yang Ketika rentang waktu 5 (lima) tahun disiapkan adalah: dari pelaksanaan upacara munar lembur

1) Persiapan

sudah tiba, kokolot lembur akan - Hanjuang

mendatangi ketua adat untuk membahas

hanjuang banyak masalah tersebut. Yang pertama, dia akan ditemukan

Tanaman

wilayah Kasepuhan meminta izin kepada ketua adat untuk Cisungsang. Struktur tanaman tersebut

di

164 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 155 - 170 terdiri atas akar, batang, dan daun. Untuk jurang atau dekat sungai. Karakter dari

keperluan upacara munar lembur, dipotong rumput ini adalah memiliki banyak batang satu batang tanaman hanjuang yang masih dalam satu

rumpunnya. Batangnya berdaun. Pada saatnya nanti, batang berwarna

muda, keunguan, tersebut akan ditancapkan ke tanah agar berukuran kecil dan tipis, serta tingginya kelak tumbuh berakar. Dalam upacara antara 20-30 cm. Pada setiap batang munar lembur hanjuang memiliki makna terdapat sejumlah daun berwarna hijau, sebagai batas juga sebagai simbol bahwa ukurannya jauh lebih kecil daripada manusia harus senantiasa berjuang dalam batang. Bentuk daun panjang, tipis, dan berbagai aspek kehidupan.

merah

meruncing pada bagian ujung. Pada ujung daun yang sudah tua tumbuh perbungaan

- Panglay

berwarna kuning muda dan berbulu halus. Keberadaan panglay sangat penting

Untuk keperluan upacara munar dalam

adat lembur , panitia mengambil seluruh bagian Kasepuhan Cisungsang, yang biasanya tanaman tersebut secara utuh dari akar berfungsi sebagai penolak bala. Tanaman batang, daun, hingga bunganya. Rumput panglay yang akan ditanam pada saat yang dipilih adalah yang memiliki banyak upacara munar lembur berlangsung, bisa batang dan daun dalam setiap rumpunnya, masih berupa umbi yang sudah bertunas tekstur daunnya tampak bagus, dan maupun belum bertunas.

kehidupan

komunitas

tingginya kira-kira 20 cm.

- Pagar bambu

- Beras

Pagar bambu setinggi kira-kira satu Beras yang digunakan untuk m disiapkan untuk memagari tempat keperluan upacara munar lembur tidaklah pelaksanaan ritual upacara munar lembur banyak, hanya segenggam. Meskipun yang luasnya kurang lebih 1,5 mX1,5 m.

demikian, ada syarat yang dikenakan pada beras yang akan dipakai dalam upacara

- Sulangkar

munar lembur . Beras tersebut tidak boleh Sulangkar adalah nama sejenis berasal dari padi yang diambil isinya

tanaman dengan batang daunnya yang dengan menggunakan mesin huler, panjang dan kecil, daunnya berwarna melainkan beras diambil dari padi yang hijau, permukaan daunnya cukup lebar. ditumbuk secara tradisional di saung Sulangkar untuk keperluan upacara munar lesung, yang disebut dengan cara ditutu lembur , yang diambil adalah bagian „ditumbuk‟. Padi merupakan simbol rezeki tanaman yang bisa ditanam di tanah agar yang datang dari Yang Mahakuasa. dapat tumbuh subur. Dalam upacara

munar lembur, sulangkar merupakan - Kepingan uang logam

simbol kekuatan. Sulangkar diibaratkan

uang logam yang sebagai jangkar yang berfungsi menahan digunakan dalam upacara tersebut idealnya sesuatu agar kuat pada tempatnya.

Kepingan

berupa uang zaman dahulu yang disebut benggol. Akan tetapi, uang tersebut cukup

- Tulak tanggul

sulit untuk didapatkan. Oleh karena itu, Tulak tanggul adalah nama sejenis benggol dapat diganti dengan kepingan

tanaman kayu yang akarnya kuat dan uang logam yang berlaku sekarang, dengan melebar. Tulak tanggul merupakan simbol nominal berapa pun tidak menjadi suatu kekuatan.

masalah. Banyaknya kepingan uang logam yang dibutuhkan dalam upacara tersebut 5

- Jukut palias

buah. Saat ini, angka 5 (lima) dimaknai Jukut palias termasuk jenis rumput- dari rukun Islam yang terdiri atas 5 (lima) rumputan yang lebih banyak tumbuh di sisi unsur, yakni syahadat, salat, puasa, zakat,

Upacara Munar Lembur..... (Yudi Putu Satriadi dan Ria Andayani) 165 dan beribadah haji. Sementara itu kepingan angklung; dan peralatan kesenian pantun,

uang logam itu sendiri merupakan simbol yang berupa kecapi. harta kekayaan.

- Pocongan padi

- Sesaji

disiapkan untuk Sesaji merupakan perlengkapan pelaksanaan upacara munar lembur yang senantiasa ada pada setiap tidaklah banyak, hanya dua pocong. Dalam pelaksanaan ritual religi, termasuk dalam satu pocong terdiri atas sejumlah tangkai upacara munar lembur. Sesaji untuk padi

Padi

yang

diikat menjadi satu keperluan upacara munar lembur terdiri menggunakan tali bambu. Dua pocong atas minuman, yakni air kopi pahit, air padi itu disediakan pada saat berlangsung kopi manis, air teh tawar, air teh manis, air acara selamatan munar lembur. Pocongan putih; rurujakan, yakni rujak asem, rujak padi akan dijadikan sebagai tempat untuk

yang

kalapa, rujak cau emas, rujak kembang; menyelipkan uang kertas pada saat makanan yang menjadi kesukaan leluhur berlangsung pertunjukan kesenian pantun. yang biasa disajikan pada saat acara

selamatan munar lembur, seperti kue-kue, - Kemenyan

nasi tumpeng, dan panggang ayam. Kemenyan atau menyan merupakan Jumlah

atau sebuah benda berbentuk kristal keruh minuman yang disajikan sebagai sesaji berwarna coklat maupun putih yang biasa biasanya ada dalam angka 5 (lima) atau 7 dibakar mengiringi suatu acara ritual, baik (tujuh). Dalam keyakinan komunitas adat personal ataupun umum. Kemenyan Kasepuhan Cisungsang, angka 5 tersebut biasanya ada dalam setiap pelaksanaan melambangkan rukun Islam yang terdiri ritual upacara di Kasepuhan Cisungsang, atas 5 unsur, yakni shahadat, salat, puasa, termasuk dalam upacara munar lembur. zakat, dan beribadah haji bagi yang Ketika upacara berlangsung, kemenyan mampu. Selanjutnya angka 7 merupakan biasanya dibakar di atas parupuyan, yakni simbol jumlah hari dalam satu minggu, tempat untuk membakar kemenyan. yakni Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

jenis

makanan

h. Jalannya Upacara Munar Lembur

Menyajikan sesaji dalam upacara Jalannya upacara munar lembur munar

lembur merupakan simbol dibagi ke dalam dua tahap. Tahap pertama penghormatan kepada leluhur mereka yang adalah ritual nukuh lembur; dan tahap telah menjadi jalan mereka lahir ke dunia.

kedua adalah acara selamatan upacara munar lembur .

- Payung Sebuah payung diperlukan dalam 1) Ritual Nukuh Lembur

pelaksanaan upacara munar lembur . Ritual nukuh lembur dilakukan Payung yang digunakan berukuran besar. untuk

menguatkan lembur yang Payung merupakan simbol harapan agar disimboliskan dengan menanam berbagai pemimpin itu dapat mengayomi warga tanaman dan perlengkapan upacara yang masyarakatnya dengan arif, bijaksana, dan memiliki

simbolis untuk adil.

makna

menguatkan dan menolak bala. Kira-kira pukul 12.00 WIB lebih,

- Peralatan kesenian

atau setelah salat dzuhur, para pemangku Peralatan kesenian juga disiapkan adat dan rendangan berkumpul di tempat untuk kepentingan upacara munar lembur. pelaksanaan ritual nukuh lembur, yakni Khusus sebagai hiburan dalam acara area panukuhan. Mereka yang berkumpul selamatan adalah peralatan kesenian di area tersebut biasanya hanya laki-laki. angklung, di antaranya beberapa buah Ada yang bertugas sebagai pemimpin

166 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 155 - 170 upacara, yakni kokolot lembur; ada yang menaburkan beras merupakan simbol ke

bertugas memimpin acara doa, yakni amil; arah kebaikan. Dalam pandangan mereka, ada yang bertugas memegang payung; ada kanan dianggap sesuatu yang baik, juga pemangku adat lainnya dan misalnya memberikan sesuatu dengan rendangan yang hanya menyaksikan tangan kanan lebih baik dibandingkan berlangsungnya pelaksanaan ritual upacara menggunakan tangan kiri. tersebut. Pada saat yang sama, seluruh

Usai menaburkan beras, pemimpin perlengkapan yang diperlukan dalam upacara mengambil 5 (lima) buah pelaksanaan ritual upacara munar lembur kepingan uang logam yang sudah pun sudah tersedia.

disiapkan. Satu per satu kepingan uang Pemimpin upacara dan pemangku logam tersebut diletakkan di 4 (empat) adat lainnya duduk bersila di hadapan penjuru lubang, dan yang 1 (satu) lagi lubang, dipayungi seseorang menggunakan disimpan di tengah lubang. Penempatan payung besar. Penggunaan payung ini uang dimulai di 2 (dua) pojok sebelah bukan semata-mata untuk melindungi para kanan dulu, baru kemudian 2 (dua) lagi di pemangku adat dari panas terik sinar pojok sebelah kiri, dan terakhir di tengah matahari siang itu. Hal ini lebih bermakna lubang. Kepingan uang logam tersebut sebagai simbol harapan agar kokolot juga merupakan simbol harta kekayaan

dari Tuhan. Untuk mengayomi warga komunitas

lembur atau pemimpin

senantiasa yang datang

adat mendapatkan harta kekayaan tersebut, Kasepuhan Cisungsang dengan arif, manusia harus mau bekerja keras bijaksana, dan adil.

mencarinya. Lubang yang sudah ditaburi Sebelum ritual upacara dimulai, beras dan diberi kepingan uang logam itu pemimpin upacara bersalaman dengan para ditimbun dengan tanah hingga rata dengan pemangku adat yang duduk di sampingnya. permukaan tanah di sekitarnya. Selanjutnya,

Di atas timbunan tanah tadi, kemenyan di atas parupuyan. Inti dari tepatnya di bagian tengah ditancapkan ritual tersebut adalah meminta izin kepada tanaman panglay . Dalam kehidupan leluhur untuk melakukan nukuh lembur komunitas adat Kasepuhan Cisungsang, melalui upacara munar lembur. Yang panglay dipercaya dapat mengusir hal-hal dimaksud

nukuh lembur adalah gaib dan buruk yang akan mengganggu menguatkan lembur agar diberi kekuatan kehidupan mereka. Selanjutnya, di sebelah dalam menghadapi segala cobaan, baik kanan timbunan tanah tadi ditanam cobaan yang terasa pahit maupun yang hanjuang. Dalam kehidupan mereka, terasa manis.

hanjuang merupakan penanda suatu Nukuh lembur diawali dengan tempat, juga sebagai simbol bahwa merapikan tanah dalam lubang yang mereka senantiasa

berjuang dalam berada di depan pemimpin upacara. berbagai aspek kehidupan. Selanjutnya dia menaburkan beras ke

Di sebelah kiri timbunan tanah tadi sekeliling lubang itu dengan alur ke kanan ditanam jukut palias. Dalam kehidupan sebanyak satu putaran saja. Beras mereka, jukut palias mempunyai arti yang diidentikkan sebagai rezeki.

Ritual cukup penting. Dengan gamblang mereka menaburkan beras ini

merupakan dapat menjelaskan kekuatan spiritual dari gambaran bagaimana Tuhan menurunkan

tanaman tersebut, terutama dilihat dari rezeki ke atas bumi dengan merata ke nama jenis rumput itu sendiri. Palias, seluruh penjuru tempat; dan sudah menjadi dalam bahasa Sunda merupakan satu tugas makhluk di bumi ini, terutama ungkapan harapan agar mereka dijauhkan manusia untuk mencari atau menjemput dari segala musibah yang dapat menimpa rezeki yang telah diturunkan oleh Tuhan. mereka. Misalnya, palias mun pare aya nu Adapun arah putaran ke kanan ketika ngaganggu „mudah-mudahan padi tidak

Upacara Munar Lembur..... (Yudi Putu Satriadi dan Ria Andayani) 167 ada yang mengganggu‟. Dengan demikian, penunggu

batas-batas alam tadi. penggunaan jukut palias merupakan Penanaman panglay di empat penjuru simbol harapan agar musibah tidak sampai lembur harus dilakukan pada malam hari. menimpa mereka. Di sebelah atas kedua

pohon tadi ditanam sulangkar dan tulak 2) Acara Selamatan Upacara Munar

tanggul . Ritual menanam sulangkar dan

Lembur

tulak tanggul merupakan simbol harapan Malam hari pada hari pelaksanaan agar lembur diberi kekuatan dalam upacara munar lembur, kira-kira pukul menghadapi segala cobaan.

19.00 WIB, warga komunitas adat Giliran amil yang melaksanakan Kasepuhan Cisungsang yang bergabung tugas berikutnya yaitu memimpin doa yang dalam pelaksanaan upacara tersebut saat ditujukan kepada entitas supranatural.

itu berkumpul di rumah kokolot lembur. Setelah ritual menempatkan dan menanam Mereka yang datang terdiri atas anak-anak, berbagai perlengkapan upacara sebagai remaja, dewasa, laki-laki, juga perempuan. tukuh lembur dilaksanakan, amil menutup Mereka tertarik untuk datang mengikuti ritual tersebut dengan doa. Dia mengirim acara selamatan upacara munar lembur, doa kepada leluhur, entitas supranatural selain karena ingin mendapatkan berkah lainnya, dan pada akhirnya juga juga karena ingin menonton hiburan yang menyampaikan doa kepada Tuhan dengan digelar pada malam itu. Hiburan yang harapan agar semua yang diinginkan dari wajib ditampilkan adalah angklung, pelaksanaan ritual upacara munar lembur sedangkan hiburan tambahannya yang dapat terkabul. Selesai acara berdoa, para sangat ditunggu adalah pantun. pemangku adat saling bersalaman kembali

Makanan dan minuman untuk acara untuk menutup acara pelaksanaan ritual selamatan sudah disajikan di tengah upacara munar lembur.

ruangan rumah kokolot lembur. Sementara Agar area panukuhan tidak terinjak- itu warga duduk mengelilingi makanan injak oleh manusia ataupun hewan yang yang sudah tersaji. Tak berapa lama berlalu lalang di tempat itu, dipasang pagar setelah warga berkumpul, kokolot lembur bambu mengelilingi area tersebut. Mereka membuka acara dengan membakar berharap agar tanaman yang ada di dalam kemenyan untuk meminta izin kepada para area panukuhan pun dapat tumbuh subur.

leluhur dan entitas supranatural lainnya Dengan demikian, tanaman yang tumbuh untuk melaksanakan acara selamatan. subur itu diharapkan tetap dapat Acara tersebut merupakan syukuran karena mempertahankan makna simbolisnya pada siang harinya telah melaksanakan sebagai penguat lembur dan penolak bala.

ritual upacara munar lembur. Tidak Pada malam hari, kokolot lembur ketinggalan doa pun dikirim kepada para masih melaksanakan tugas nukuh lembur, leluhur, dan tentu saja kepada Tuhan. yakni menanam panglay di empat penjuru Intinya mereka berharap agar tujuan lembur , yakni di sebelah utara, selatan, mereka melaksanakan upacara tersebut barat, dan timur. Panglay ditanam di batas- dapat dikabulkan oleh Tuhan dan batas alam seperti selokan, sungai, dan mendapat izin dari para leluhur. jalan yang tidak terputus. Pada batas-batas

Usai berdoa, kokolot lembur alam seperti itu diyakini terdapat makhluk- mempersilakan mereka yang hadir dalam makhluk gaib yang menjadi penunggunya. acara tersebut untuk menikmati apa pun Oleh karena itu dipandang perlu ditanam yang ada pada malam itu, baik makanan,

entitas minuman, maupun hiburannya. supranatural

panglay dengan

harapan

Tiba saatnya acara hiburan, yang mengganggu komunitas adat Kasepuhan dimulai dengan angklung sebagai kesenian Cisungsang; atau sebaliknya aktivitas pertama yang tampil malam itu. Angklung mereka tidak mengganggu keberadaan para merupakan kesenian yang

tersebut

tidak

akan

wajib

168 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 155 - 170 ditampilkan dalam acara selamatan dawai kecapi yang menjadi musik

upacara munar lembur. Pemain angklung pengiring saat dia berpantun. sedikitnya terdiri atas laki-laki dan

Ketika pertunjukan kesenian pantun perempuan yang jumlahnya 5 (lima) orang. berlangsung, warga komunitas adat Selesai pertunjukan kesenian angklung Kasepuhan begitu antusias menonton dan dilanjutkan ke acara kesenian berikutnya, menyimak cerita yang disampaikan oleh yakni pantun.

juru pantun. Ketika alur sudah mulai Sebelum menginjak pada hiburan membuat penonton mengantuk, juru kesenian berikutnya, kokolot lembur pantun mulai mengeluarkan bobodoran mengadakan

untuk „lawakan‟. Upaya tersebut biasanya pertunjukan pantun. Ritual tersebut harus berhasil membuat penonton terbelalak dilakukan karena kesenian tersebut kembali matanya sambil tertawa gembira biasanya

ritual

khusus

yang mendengar kelucuan yang disajikan juru bernuansa

mengangkat

cerita

akan pantun. Suasana pun menjadi hangat mengungkap sejarah, terutama yang ada

sejarah.

Setiap

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124