Pengaruh Periode Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Besar (Citrus Grandis (L.) Osbeck) Kultivar Nambangan

PENGARUH PERIODE STRANGULASI TERHADAP
PEMBUNGAAN JERUK BESAR (Citrus grandis (L.) Osbeck)
KULTIVAR NAMBANGAN.

Oleh
Victoria Hendrice Ramda
A34301002

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2005

RINGKASAN
VICTORIA HENDRICE RAMDA. Pengaruh Periode Strangulasi Terhadap
Pembungaan Jeruk Besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) Kultivar Nambangan.
Dibimbing oleh SLAMET SUSANTO.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh periode strangulasi
terhadap pembungaan jeruk besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) kultivar
Nambangan. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan IPB, terletak
di dataran rendah tropik dengan ketinggian 240 mdpl dengan jenis tanah Latosol

Darmaga, curah hujan tahunan sekitar 1500-1800 mm per tahun dan suhu bulanan
rata-rata sekitar 25-350 C. Analisis Karbohidrat dilaksanakan di Balai Penelitian
Tanaman dan Bioteknologi (BALITBIO). Penelitian dilaksanakan dari bulan
Januari 2005 sampai Agustus 2005.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dua faktor dengan faktor pertama periode strangulasi yang terdiri dari empat taraf
(periode 1, periode 2, periode 3 dan periode 4) dan faktor kedua strangulasi yang
terdiri dari dua taraf (Perlakuan strangulasi dan nonstrangulasi).
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman jeruk
besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) kultivar Nambangan yang berumur 7 tahun
dan kawat berdiameter 3.0 mm. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah
gunting pangkas, meteran, gergaji, tang, palu dan beberapa peralatan untuk
analisis laboratorium. Tanaman jeruk besar ditanam dengan jarak 5 m x 5 m dan
dilakukan pemeliharaan tanaman berupa pemangkasan dan pemupukan dengan
pupuk NPK dan pupuk kandang. Jumlah satuan tanaman yang digunakan adalah
24 tanaman. Perlakuan strangulasi dilakukan dengan cara melilitkan kawat
berdiameter 3.0 mm yang ditekan kedalam batang tanaman sedalam diameter
kawat tersebut dengan menggunakan tang.
Tanaman yang diberi perlakuan strangulasi memiliki panjang tunas yang lebih
pendek dan memiliki jumlah tunas yang lebih sedikit dibandingkan dengan

tanaman tanpa strangulasi.
Tanaman yang diberi perlakuan strangulasi memiliki jumlah cluster, jumlah
kuncup bunga, jumlah bunga mekar, jumlah buah terbentuk dan persentase fruitset
yang dihasilkan pada tipe bunga berdaun, bunga tanpa daun dan bunga total yang
lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman tanpa strangulasi.
Tanaman yang diberi perlakuan periode strangulasi pada periode 1, periode 2,
periode 3 dan periode 4 tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah
cluster dan jumlah kuncup bunga tetapi memberikan pengaruh yang nyata
terhadap jumlah bunga mekar, jumlah buah terbentuk dan persentase fruitset yang
dihasilkan pada tipe bunga berdaun, bunga tanpa daun dan bunga total. Tanaman
yang diberi perlakuan periode strangulasi pada periode 1, periode 2, periode 3 dan
periode 4 menghasilkan pembungaan lebih awal yaitu pada 4 MSP pada masingmasing periode strangulasinya sedangkan tanaman tanpa perlakuan strangulasi
pada umumnya berbunga pada 8 MSP pada periodenya masing-masing.
Tanaman yang diberi perlakuan strangulasi memiliki jumlah karbohidrat yang
lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman tanpa strangulasi. Tanaman yang diberi
perlakuan periode strangulasi pada periode 1, periode 2, periode 3 dan periode 4
tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah karbohidrat yang
terbentuk.

PENGARUH PERIODE STRANGULASI TERHADAP

PEMBUNGAAN JERUK BESAR (Citrus grandis L. Osbeck)
KULTIVAR NAMBANGAN

SKRIPSI sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

VICTORIA HENDRICE RAMDA
A34301002

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2005

Judul

: Pengaruh Periode Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk
Besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) Kultivar Nambangan
Nama Mahasiswa : Victoria Hendrice Ramda

Nomor Pokok
: A34301002
Program Studi : Hortikultura

Menyetujui,
Pembimbing

Dr. Ir. Slamet Susanto, MSc
131578794

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr
130422698

Tanggal lulus :

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih, karena

berkat kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
”Pengaruh Periode Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Besar (Citrus grandis
L. Osbeck) Kultivar Nambangan” dengan baik.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Ir. Slamet Susanto,
MSc. yang dengan sabar telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama
kegiatan penelitian dan penulisan skripsi ini. Terimakasih kepada Prof. Dr. Ir.
Roedhy Poerwanto, MSc. dan Dr. Ir. Winarso D. Widodo, MS. selaku dosen
penguji. Terima kasih kepada Bapak dan Mama, Ova Nggowak, Eva Bola dan
Loni Polo serta K Nadus, K Adel, Yuliana Bonges, Camelia Gempes, Tino
Bengkos, Erik Zano, dan Nesti Molas serta keluarga besar Boleng-Karot atas doa,
cinta, kasih sayang, dukungan, kesabaran dan pengertiannya. Terima kasih kepada
Ir. Ketty Suketi, Msi. selaku pembimbing akademik. Terima kasih kepada K
Jecko, K Onsi, Riany, Tinny, Sula, Osin, Sherly. Terima kasih kepada temanteman Hortikultura angkatan 38 khususnya Vika, Titin, Anto, Bhayu dan Rohma
atas bantuan, dukungan dan kebersamaanya. Terima kasih juga penulis ucapkan
kepada teman-teman Gen-X (Arin, Agnes, Novie, Efni dan Ria) atas segala
bantuan, dukungan dan kebersamaannya.
Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini berguna dan dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi penulis dan para pembaca.

Bogor, November 2005


Penulis

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tenda pada tanggal 15 juli 1983 sebagai putri dari
pasangan Albon Hendrikus, BA dan Djuita Petronela, BA. Penulis merupakan
anak pertama dari empat bersaudara.
Tahun 1988 penulis masuk sekolah TK Gembala Baik Ursulin Kumba dan
tamat pada tahun 1989, pada tahun yang sama penulis masuk Sekolah Dasar
Katolik (SDK) Kumba I dan lulus pada tahun 1995 kemudian melanjutkan ke
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri I Ruteng. Tahun 1998 penulis lulus dari
SLTPN I Ruteng kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri I
Ruteng. Tahun 2001 Penulis lulus dari SMAN I Ruteng dan pada tahun yang
sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI). Penulis memilih program studi Hortikultura, Jurusan Budidaya
Pertanian, Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Pertanian, penulis mengikuti
kegiatan organisasi Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia
(PMKRI) dan Keluarga Mahasiswa Katolik IPB.


DAFTAR ISI

Halaman
PENDAHULUAN...............................................................................
Latar Belakang ........................................................................
Tujuan .....................................................................................
Hipotesis .................................................................................

1
1
2
2

TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................
Citrus grandis (L.) Osbeck .....................................................
Deskripsi Tanaman ................................................................
Ekologi...................................................................................
Fisiologi Pembungaan ............................................................
Peran Karbohidrat Dalam Pembungaan dan Pembuahan

Tanaman.................................................................................
Pengaruh Hormon Endogen Terhadap Pembungaan................
Gugur Bunga dan Buah...........................................................
Perlakuan Strangulasi .............................................................

3
3
3
4
5
7
7
8
9

BAHAN DAN METODE ...................................................................
Tempat dan Waktu ..................................................................
Bahan dan Alat .......................................................................
Metode Penelitian...................................................................
Pelaksanaan Penelitian............................................................

Pengamatan ............................................................................

11
11
11
11
12
13

HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................
Keadaan Umum......................................................................
Hasil.......................................................................................
Pertumbuhan Vegetatif..............................................
Pertumbuhan Generatif..............................................
Pembahasan............................................................................
Pertumbuhan Vegetatif..............................................
Pertumbuhan Generatif..............................................

15
15

15
17
19
22
22
23

KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................
Kesimpulan .............................................................................
Saran .......................................................................................

28
28
28

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................

29

LAMPIRAN .......................................................................................


31

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman
Teks

1. Rekapitulasi uji F terhadap peubah yang diamati ......................

16

2. Jumlah Tunas Vegetatif yang Muncul pada Setiap Perlakuan....

17

3. Panjang Tunas Vegetatif...........................................................

18

4. Jumlah Cluster, Jumlah Kuncup Bunga, Jumlah Bunga
Mekar, Jumlah Buah Terbentuk dan Persentase Fruitset
Tipe Bunga Berdaun.................................................................

20

5. Jumlah Kuncup Bunga, Jumlah Bunga Mekar, Jumlah Buah
Terbentuk dan persentase Fruitset Tipe Bunga Tanpa Daun.....

21

6. Jumlah Cluster, Kuncup Bunga, Jumlah Bunga Mekar,
Jumlah Buah Terbentuk dan Persentase Fruitset Total .............

21

7. Jumlah Karbohidrat Yang Terbentuk ........................................

22

Lampiran

1. Data Klimatologi Tahun 2005...................................................

33

2. Sidik Ragam Jumlah Tunas Vegetatif 4 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan)......................................................

34

3. Sidik Ragam Jumlah Tunas Vegetatif 6 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan).....................................................

34

4. Sidik Ragam Jumlah Tunas Vegetatif 8 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan)......................................................

34

5. Sidik Ragam Jumlah Tunas Vegetatif 10 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan)......................................................

35

6. Sidik Ragam Jumlah Tunas Vegetatif 12 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan)......................................................

35

7. Sidik Ragam Jumlah Tunas Vegetatif 14 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan)......................................................

35

8. Sidik Ragam Jumlah Tunas Vegetatif 16 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan)......................................................

35

9. Sidik Ragam Panjang Tunas Vegetatif 4 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan)......................................................

36

10. Sidik Ragam Panjang Tunas Vegetatif 6 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan).....................................................

36

11. Sidik Ragam Panjang Tunas Vegetatif 8 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan).....................................................

36

12. Sidik Ragam Panjang Tunas Vegetatif 10 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan).....................................................

36

13. Sidik Ragam Panjang Tunas Vegetatif 12 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan).....................................................

37

14. Sidik Ragam Panjang Tunas Vegetatif 14 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan).....................................................

37

15. Sidik Ragam Panjang Tunas Vegetatif 16 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan).....................................................

37

16. Sidik Ragam Jumlah Kluster Tipe Bunga Berdaun,
Bunga Tanpa Daun dan Bunga Total .......................................

38

17. Sidik Ragam Jumlah Kuncup Tipe Bunga Berdaun,
Bunga Tanpa daun dan Bunga Total ......................................

38

18. Sidik Ragam Jumlah Bunga Mekar Tipe Bunga Berdaun,
Bunga Tanpa daun dan Bunga Total ......................................

39

19. Sidik Ragam Jumlah Buah Terbentuk Tipe Bunga Berdaun,
Bunga Tanpa daun dan Bunga Total ......................................

39

20. Sidik Ragam Jumlah Persentase Fruitset Tipe Bunga Berdaun,
Bunga Tanpa daun dan Bunga Total ......................................

40

21. Sidik Ragam Jumlah Karbohidrat Total ...................................

41

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman
Teks

1. Tanaman Citrus grandis (L.) Osbeck kultivar Nambangan yang
distrangulasi .............................................................................

13

2. Grafik Pengaruh Periode Strangulasi Terhadap Jumlah
Tunas Vegetatif .......................................................................

18

3. Grafik Pengaruh Perlakuan Strangulasi Terhadap Jumlah
Tunas Vegetatif .......................................................................

18

4. Grafik Pengaruh Perlakuan Periode Strangulasi Terhadap
Panjang Tunas Vegetatif ..........................................................

19

5. Grafik Pengaruh Perlakuan Strangulasi Terhadap
Panjang Tunas Vegetatif ..........................................................

19

6. Gambar Tipe Bunga Berdaun, Buah dari Tipe Bunga
Berdaun, Tipe Bunga Tanpa Daun dan Buah dari Tipe Bunga
Tanpa Daun. .............................................................................

27

Lampiran

1. Penetapan Karbohidrat Total Daun ...........................................

32

PENGARUH PERIODE STRANGULASI TERHADAP
PEMBUNGAAN JERUK BESAR (Citrus grandis (L.) Osbeck)
KULTIVAR NAMBANGAN.

Oleh
Victoria Hendrice Ramda
A34301002

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2005

RINGKASAN
VICTORIA HENDRICE RAMDA. Pengaruh Periode Strangulasi Terhadap
Pembungaan Jeruk Besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) Kultivar Nambangan.
Dibimbing oleh SLAMET SUSANTO.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh periode strangulasi
terhadap pembungaan jeruk besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) kultivar
Nambangan. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan IPB, terletak
di dataran rendah tropik dengan ketinggian 240 mdpl dengan jenis tanah Latosol
Darmaga, curah hujan tahunan sekitar 1500-1800 mm per tahun dan suhu bulanan
rata-rata sekitar 25-350 C. Analisis Karbohidrat dilaksanakan di Balai Penelitian
Tanaman dan Bioteknologi (BALITBIO). Penelitian dilaksanakan dari bulan
Januari 2005 sampai Agustus 2005.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dua faktor dengan faktor pertama periode strangulasi yang terdiri dari empat taraf
(periode 1, periode 2, periode 3 dan periode 4) dan faktor kedua strangulasi yang
terdiri dari dua taraf (Perlakuan strangulasi dan nonstrangulasi).
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman jeruk
besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) kultivar Nambangan yang berumur 7 tahun
dan kawat berdiameter 3.0 mm. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah
gunting pangkas, meteran, gergaji, tang, palu dan beberapa peralatan untuk
analisis laboratorium. Tanaman jeruk besar ditanam dengan jarak 5 m x 5 m dan
dilakukan pemeliharaan tanaman berupa pemangkasan dan pemupukan dengan
pupuk NPK dan pupuk kandang. Jumlah satuan tanaman yang digunakan adalah
24 tanaman. Perlakuan strangulasi dilakukan dengan cara melilitkan kawat
berdiameter 3.0 mm yang ditekan kedalam batang tanaman sedalam diameter
kawat tersebut dengan menggunakan tang.
Tanaman yang diberi perlakuan strangulasi memiliki panjang tunas yang lebih
pendek dan memiliki jumlah tunas yang lebih sedikit dibandingkan dengan
tanaman tanpa strangulasi.
Tanaman yang diberi perlakuan strangulasi memiliki jumlah cluster, jumlah
kuncup bunga, jumlah bunga mekar, jumlah buah terbentuk dan persentase fruitset
yang dihasilkan pada tipe bunga berdaun, bunga tanpa daun dan bunga total yang
lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman tanpa strangulasi.
Tanaman yang diberi perlakuan periode strangulasi pada periode 1, periode 2,
periode 3 dan periode 4 tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah
cluster dan jumlah kuncup bunga tetapi memberikan pengaruh yang nyata
terhadap jumlah bunga mekar, jumlah buah terbentuk dan persentase fruitset yang
dihasilkan pada tipe bunga berdaun, bunga tanpa daun dan bunga total. Tanaman
yang diberi perlakuan periode strangulasi pada periode 1, periode 2, periode 3 dan
periode 4 menghasilkan pembungaan lebih awal yaitu pada 4 MSP pada masingmasing periode strangulasinya sedangkan tanaman tanpa perlakuan strangulasi
pada umumnya berbunga pada 8 MSP pada periodenya masing-masing.
Tanaman yang diberi perlakuan strangulasi memiliki jumlah karbohidrat yang
lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman tanpa strangulasi. Tanaman yang diberi
perlakuan periode strangulasi pada periode 1, periode 2, periode 3 dan periode 4
tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah karbohidrat yang
terbentuk.

PENGARUH PERIODE STRANGULASI TERHADAP
PEMBUNGAAN JERUK BESAR (Citrus grandis L. Osbeck)
KULTIVAR NAMBANGAN

SKRIPSI sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

VICTORIA HENDRICE RAMDA
A34301002

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2005

Judul

: Pengaruh Periode Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk
Besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) Kultivar Nambangan
Nama Mahasiswa : Victoria Hendrice Ramda
Nomor Pokok
: A34301002
Program Studi : Hortikultura

Menyetujui,
Pembimbing

Dr. Ir. Slamet Susanto, MSc
131578794

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr
130422698

Tanggal lulus :

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih, karena
berkat kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
”Pengaruh Periode Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Besar (Citrus grandis
L. Osbeck) Kultivar Nambangan” dengan baik.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Ir. Slamet Susanto,
MSc. yang dengan sabar telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama
kegiatan penelitian dan penulisan skripsi ini. Terimakasih kepada Prof. Dr. Ir.
Roedhy Poerwanto, MSc. dan Dr. Ir. Winarso D. Widodo, MS. selaku dosen
penguji. Terima kasih kepada Bapak dan Mama, Ova Nggowak, Eva Bola dan
Loni Polo serta K Nadus, K Adel, Yuliana Bonges, Camelia Gempes, Tino
Bengkos, Erik Zano, dan Nesti Molas serta keluarga besar Boleng-Karot atas doa,
cinta, kasih sayang, dukungan, kesabaran dan pengertiannya. Terima kasih kepada
Ir. Ketty Suketi, Msi. selaku pembimbing akademik. Terima kasih kepada K
Jecko, K Onsi, Riany, Tinny, Sula, Osin, Sherly. Terima kasih kepada temanteman Hortikultura angkatan 38 khususnya Vika, Titin, Anto, Bhayu dan Rohma
atas bantuan, dukungan dan kebersamaanya. Terima kasih juga penulis ucapkan
kepada teman-teman Gen-X (Arin, Agnes, Novie, Efni dan Ria) atas segala
bantuan, dukungan dan kebersamaannya.
Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini berguna dan dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi penulis dan para pembaca.

Bogor, November 2005

Penulis

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tenda pada tanggal 15 juli 1983 sebagai putri dari
pasangan Albon Hendrikus, BA dan Djuita Petronela, BA. Penulis merupakan
anak pertama dari empat bersaudara.
Tahun 1988 penulis masuk sekolah TK Gembala Baik Ursulin Kumba dan
tamat pada tahun 1989, pada tahun yang sama penulis masuk Sekolah Dasar
Katolik (SDK) Kumba I dan lulus pada tahun 1995 kemudian melanjutkan ke
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri I Ruteng. Tahun 1998 penulis lulus dari
SLTPN I Ruteng kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri I
Ruteng. Tahun 2001 Penulis lulus dari SMAN I Ruteng dan pada tahun yang
sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI). Penulis memilih program studi Hortikultura, Jurusan Budidaya
Pertanian, Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Pertanian, penulis mengikuti
kegiatan organisasi Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia
(PMKRI) dan Keluarga Mahasiswa Katolik IPB.

DAFTAR ISI

Halaman
PENDAHULUAN...............................................................................
Latar Belakang ........................................................................
Tujuan .....................................................................................
Hipotesis .................................................................................

1
1
2
2

TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................
Citrus grandis (L.) Osbeck .....................................................
Deskripsi Tanaman ................................................................
Ekologi...................................................................................
Fisiologi Pembungaan ............................................................
Peran Karbohidrat Dalam Pembungaan dan Pembuahan
Tanaman.................................................................................
Pengaruh Hormon Endogen Terhadap Pembungaan................
Gugur Bunga dan Buah...........................................................
Perlakuan Strangulasi .............................................................

3
3
3
4
5
7
7
8
9

BAHAN DAN METODE ...................................................................
Tempat dan Waktu ..................................................................
Bahan dan Alat .......................................................................
Metode Penelitian...................................................................
Pelaksanaan Penelitian............................................................
Pengamatan ............................................................................

11
11
11
11
12
13

HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................
Keadaan Umum......................................................................
Hasil.......................................................................................
Pertumbuhan Vegetatif..............................................
Pertumbuhan Generatif..............................................
Pembahasan............................................................................
Pertumbuhan Vegetatif..............................................
Pertumbuhan Generatif..............................................

15
15
15
17
19
22
22
23

KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................
Kesimpulan .............................................................................
Saran .......................................................................................

28
28
28

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................

29

LAMPIRAN .......................................................................................

31

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman
Teks

1. Rekapitulasi uji F terhadap peubah yang diamati ......................

16

2. Jumlah Tunas Vegetatif yang Muncul pada Setiap Perlakuan....

17

3. Panjang Tunas Vegetatif...........................................................

18

4. Jumlah Cluster, Jumlah Kuncup Bunga, Jumlah Bunga
Mekar, Jumlah Buah Terbentuk dan Persentase Fruitset
Tipe Bunga Berdaun.................................................................

20

5. Jumlah Kuncup Bunga, Jumlah Bunga Mekar, Jumlah Buah
Terbentuk dan persentase Fruitset Tipe Bunga Tanpa Daun.....

21

6. Jumlah Cluster, Kuncup Bunga, Jumlah Bunga Mekar,
Jumlah Buah Terbentuk dan Persentase Fruitset Total .............

21

7. Jumlah Karbohidrat Yang Terbentuk ........................................

22

Lampiran

1. Data Klimatologi Tahun 2005...................................................

33

2. Sidik Ragam Jumlah Tunas Vegetatif 4 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan)......................................................

34

3. Sidik Ragam Jumlah Tunas Vegetatif 6 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan).....................................................

34

4. Sidik Ragam Jumlah Tunas Vegetatif 8 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan)......................................................

34

5. Sidik Ragam Jumlah Tunas Vegetatif 10 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan)......................................................

35

6. Sidik Ragam Jumlah Tunas Vegetatif 12 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan)......................................................

35

7. Sidik Ragam Jumlah Tunas Vegetatif 14 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan)......................................................

35

8. Sidik Ragam Jumlah Tunas Vegetatif 16 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan)......................................................

35

9. Sidik Ragam Panjang Tunas Vegetatif 4 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan)......................................................

36

10. Sidik Ragam Panjang Tunas Vegetatif 6 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan).....................................................

36

11. Sidik Ragam Panjang Tunas Vegetatif 8 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan).....................................................

36

12. Sidik Ragam Panjang Tunas Vegetatif 10 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan).....................................................

36

13. Sidik Ragam Panjang Tunas Vegetatif 12 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan).....................................................

37

14. Sidik Ragam Panjang Tunas Vegetatif 14 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan).....................................................

37

15. Sidik Ragam Panjang Tunas Vegetatif 16 MSP
(Minggu Setelah Perlakuan).....................................................

37

16. Sidik Ragam Jumlah Kluster Tipe Bunga Berdaun,
Bunga Tanpa Daun dan Bunga Total .......................................

38

17. Sidik Ragam Jumlah Kuncup Tipe Bunga Berdaun,
Bunga Tanpa daun dan Bunga Total ......................................

38

18. Sidik Ragam Jumlah Bunga Mekar Tipe Bunga Berdaun,
Bunga Tanpa daun dan Bunga Total ......................................

39

19. Sidik Ragam Jumlah Buah Terbentuk Tipe Bunga Berdaun,
Bunga Tanpa daun dan Bunga Total ......................................

39

20. Sidik Ragam Jumlah Persentase Fruitset Tipe Bunga Berdaun,
Bunga Tanpa daun dan Bunga Total ......................................

40

21. Sidik Ragam Jumlah Karbohidrat Total ...................................

41

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman
Teks

1. Tanaman Citrus grandis (L.) Osbeck kultivar Nambangan yang
distrangulasi .............................................................................

13

2. Grafik Pengaruh Periode Strangulasi Terhadap Jumlah
Tunas Vegetatif .......................................................................

18

3. Grafik Pengaruh Perlakuan Strangulasi Terhadap Jumlah
Tunas Vegetatif .......................................................................

18

4. Grafik Pengaruh Perlakuan Periode Strangulasi Terhadap
Panjang Tunas Vegetatif ..........................................................

19

5. Grafik Pengaruh Perlakuan Strangulasi Terhadap
Panjang Tunas Vegetatif ..........................................................

19

6. Gambar Tipe Bunga Berdaun, Buah dari Tipe Bunga
Berdaun, Tipe Bunga Tanpa Daun dan Buah dari Tipe Bunga
Tanpa Daun. .............................................................................

27

Lampiran

1. Penetapan Karbohidrat Total Daun ...........................................

32

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jeruk merupakan komoditi hortikultura yang dikenal oleh seluruh lapisan
masyarakat. Jeruk memiliki rasa yang enak dengan kandungan zat gizi yang
cukup tinggi yang dapat menunjang kebutuhan gizi keluarga. Jeruk besar
mengandung vitamin C dan vitamin A. Diketahui bahwa setiap 100 g jeruk
mengandung vitamin C sebanyak 43 mg dan vitamin A sebanyak 20 mg. Jeruk
besar mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi sehingga mempunyai prospek
yang sangat baik untuk dikembangkan. Peluang untuk pengembangan komoditas
ini cukup besar dengan semakin meningkatnya permintaan pasar. Data konsumsi
menunjukkan

tingkat

konsumsi

buah

jeruk

tahun

2002

adalah

3.8

Kg/kapita/tahun. Tingkat konsumsi tersebut akan terus meningkat sehingga
diperkirakan pada tahun 2004/2005 konsumsi buah jeruk mencapai 5
Kg/kapita/tahun (Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2002).
Jeruk besar Nambangan adalah termasuk tanaman yang berbuah musiman.
Jeruk besar dapat berbunga 2-4 kali dalam setahun (Verheij and Coronel, 1997).
Buah jeruk besar akan matang setelah berumur 7-10 bulan dari awal masa
berbunganya. Pengaturan pembungaannya dapat dilakukan untuk mengatasi panen
buah yang melimpah pada saat musim panen atau kekosongan pada saat musim
lain.
Ada berbagai macam cara untuk mengatur pembungaan yaitu dengan
mengatur suhu udara dan tanah, stres air, pemangkasan akar, strangulasi dan
pemakaian zat pengatur tumbuh (ZPT) (Poerwanto, 2003). Pengaturan
pembungaan dengan strangulasi paling mudah dan tidak membutuhkan biaya yang
mahal serta tidak meninggalkan bahan kimia. Strangulasi dapat meningkatkan
produktivitas buah jeruk besar kultivar Nambangan. Strangulasi dapat
menginduksi pembungaan di luar musim. Strangulasi adalah suatu usaha untuk
memberikan tekanan atau memperpanjang keadaan istirahatnya pucuk-pucuk
melalui perlakuan gangguan pada sistem transportasi pada batang, sehingga
diharapkan dengan adanya gangguan tersebut dapat menginduksi pembungaan
jeruk besar (Susanto et al., 2002). Tujuan perlakuan ini adalah untuk menghambat
aliran karbohidrat dari daun (atas) ke daerah perakaran (bawah), sehingga pada

daun terjadi penumpukan karbohidrat yang merupakan sumber energi untuk
pembentukan bunga. Perlakuan strangulasi dapat meningkatkan nisbah C/N yang
sangat berperan terhadap pembungaan tanaman. Dengan meningkatnya jumlah
karbohidrat pada bagian tajuk maka pembungaan tanaman dapat segera terjadi.
Pengaruh lain yang tidak kalah pentingnya adalah dengan pemutusan aliran
karbohidrat dari daun ke akar, kemampuan akar untuk menyerap unsur hara dan
air yang mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman menjadi berkurang.
Berkurangnya pertumbuhan vegetatif tanaman berkaitan dengan produk giberalin
dimana sintesis giberelin pada bagian pucuk tanaman menjadi berkurang.
Berkurangnya hormon pertumbuhan ini menyebabkan pertumbuhan generatif
tanaman meningkat.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh periode strangulasi
terhadap pembungaan jeruk besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) kultivar
Nambangan.

Hipotesis
Terjadi pola pembungaan yang sama akibat periode strangulasi yang
berbeda terhadap pembungaan jeruk besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) kultivar
Nambangan.

TINJAUAN PUSTAKA

Citrus grandis (L.) Osbeck
Citrus grandis (L.) Osbeck merupakan jeruk besar (Pamelo) yang sudah
dikenal di Indonesia. Di tiap negara, jeruk besar mempunyai nama yang khas. Di
Malaysia dengan nama Jambua, Limau betawi, Limau bali, di Filiphina dikenal
dengan nama Lukban, Suha, dan di Myanmar dikenal dengan nama Shouk-ton-oh
(verheij & Coronel, 1997). Tanaman tersebut termasuk dalam famili Rutaceae dan
sub-famili Aurantiodiae (Davies dan Albrigo, 1994). Daerah penghasil utama
jeruk besar di Jawa adalah Garut, Pemalang, Jember dan Magetan. Jeruk besar
yang terkenal adalah jeruk besar kultivar Nambangan yang berasal dari Madiun
Jawa Timur. Asal-usul jeruk besar tidak pasti walaupun tidak disangsikan lagi
bahwa Jenis ini berasal dari kawasan Malesia. Jeruk ini telah tersebar ke IndoCina, Cina bagian selatan dan bagian paling selatan Jepang, dan arah barat ke
Indi, wilayah mediteran dan Amerika tropik.
Sentra produksi tingkat nasional jeruk besar berada pada daerah kelurahan
Nambangan yaitu sebuah kelurahan di kota Madiun, propinsi Jawa Timur tepatnya
di Kecamatan Sukomoro, Desa Tamanan dan Desa Tambak Mas. Sebagai pusat
jeruk Pamelo, komoditas unggulan Magetan ini memasok kebutuhan di Indonesia
(Setiawan, 1995).

Deskripsi Tanaman
Tanaman Jeruk besar merupakan tanaman berbentuk pohon, dan tingginya
bisa mencapai 5-15 m. Cabang jeruk besar rendah dan berjauhan satu sama lain
dan ujungnya merunduk. Dahan dan cabang tanaman ini ada yang berduri dan ada
yang tidak. Jika jeruk besar ditumbuhkan dari biji maka pohon dapat berduri dan
tidak berduri jika ditumbuhkan secara vegetatif. Duri jeruk besar panjangnya
dapat mencapai 5 cm. Batangnya kuat dan agak bengkok. Garis tengah batang
antara 10-30 cm. Kulit batang agak tebal, dari luar berwarna coklat kuning, dan
bagian dalam berwarna kuning. Dahan yang masih muda bersudut, lama kelamaan
menjadi bulat dan berwarna hijau tua. Tajuk pohon agak rendah dan tidak
beraturan (Verheij & Coronel, 1997).

Daun jeruk besar berbentuk ovate hingga elliptical. Pangkal daun
membundar hingga hampir berbentuk jantung (subcordate), pinggir daun yang
rata (entire) hingga beringgit (crenate) dangkal, ujungnya setengah lancip yang
berisi bintik-bintik kelenjar, ukuran daunnya bisa mencapai 5-10 cm X 2-5 cm
(Verheij & Coronel, 1997).
Menurut Niyomdham (1997), tanaman jeruk besar mulai berproduksi pada
umur 4-6 tahun dan panen raya dimulai pada bulan April-Juni setelah berbunga
pada bulan September-Oktober pada tahun sebelumnya. Perbungaan jeruk besar
berada di ketiak daun, berisi rangkaian beberapa kuntum bunga atau hanya
sekuntum bunga; bunganya berukuran besar yaitu 2-3 cm saat masih kuncup dan
3-5 cm setelah mekar penuh (Verheij & Coronel, 1997). Petalnya berjumlah 4-5,
berbulu halus dan berwarna putih susu, benang sari berjumlah 16-24 (Hume,
1957).
Bakal buah jeruk besar beruang 11-16 tipe. Setiap satu tangkai jeruk besar
menghasilkan satu buah. Buahnya bertipe buah buni yang agak bulat; berdiameter
10-20 (-30) cm, berwarna kuning kehijauan dengan tebal kulit 1-3 (-4) cm.
Menurut Hume (1997) segmen buah berisi daging buah yang besar-besar, jumlah
segmen 11-14 buah, berwarna kuning pucat atau merah jambu dan berisi cairan
manis dan sedikit asam dan kecut. Biji jeruk besar tidak banyak, berukuran besar,
bernas berpinggiran, berwarna kekuningan dan berembrio tunggal. Dalam satu
segmen biasanya terdapat 1-5 biji, ukuran biji 1-1.5 cm. Untuk jeruk besar
kultivar Nambangan biasanya tidak berbiji.

Ekologi
Jeruk besar dapat tumbuh baik di dataran rendah tropik sampai ketinggian
400 m dpl (Ashari, 1995). Untuk pertumbuhannya jeruk besar membutuhkan
curah hujan tahunan sekitar 1500-1800 mm per tahun, suhu bulanan rata-rata
sekitar 25-350 C dengan beberapa bulan dingin dan kering; musim kemarau
berlangsung 3-4 (-5) bulan (Verheij & Coronel, 1997). Untuk pemeliharaan secara
komersil, jeruk besar tidak dapat dipelihara pada ketinggian diatas 400 m dpl
(Niyomdham, 1997).

Jeruk besar dapat tumbuh pada tanah berpasir sampai tanah lempung yang
berat walaupun pada kenyataannya jeruk besar lebih suka ditanam pada tipe tanah
yang dalam, tekstur medium, subur dan bebas dari garam-garam yang
membahayakan. Kisaran pH yang baik untuk pertumbuhan jeruk besar adalah
pada pH 5-6. Pemeliharaan untuk tanaman jeruk antara lain dapat dilakukan
dengan cara pengairan, pemupukan dan pemangkasan. Pengairan penting
dilakukan sebelum tanaman mencapai masa generatif sampai setelah buah
dipanen. Pengairan juga dilakukan sebagai pengganti air hujan. Dalam
pemeliharaannya pemangkasan merupakan faktor penting untuk menunjang
pertumbuhan

tanaman.

Pemangkasan

ini

bertujuan

untuk

merangsang

pertumbuhan tunas generatif, membuang dan mencegah serangan penyakit serta
menjaga kerimbunan tanaman agar mendapatkan intensitas cahaya yang cukup
untuk pertumbuhannya. Faktor pemupukan dalam pemeliharaan diperlukan untuk
menunjang kebutuhan hara tanaman. Kebutuhan pupuk jeruk besar sama dengan
kebutuhan pupuk jeruk pada umumnya, mencakup kebutuhan akan Magnesium
dan hara mikro (Zn, Mn, Cu dan B). Dianjurkan pemberian pupuk sebanyak 5 Kg
NPK (1-1-1) per pohon dengan pemberian 2 bulan sekali. Selain itu pemupukan
bisa juga dilakukan dengan menambahkan pupuk kandang setahun sekali atau dua
tahun sekali sebagai pupk dasar (Verheij et al., 1997).

Fisiologi Pembungaan
Peristiwa pembungaan merupakan proses fisiologi yang sangat kompleks.
Pada umumnya tanaman hanya dapat menghasilkan bunga bila telah dewasa,
cukup besar dan mengandung banyak zat cadangan yang mendukung
pembungaan. Menurut Harjadi (1996), pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terdiri dari dua fase yang berbeda yaitu fase generatif dan fase vegetatif. Fase
pertumbuhan tanaman yang dimulai dari perkecambahan biji hingga tanaman
menjadi besar disebut fase vegetatif atau fase juvenil dimana tanaman akan
mengalami perubahan kuantitatif yaitu tanaman akan menjadi besar, lebih berat
dan menimbun zat cadangan yang lebih banyak terutama karbohidrat. Sedangkan
apabila tanaman telah mencapai tingkat dewasa dan telah mempunyai persediaan
zat cadangan yang cukup banyak maka tanaman dapat mengalami perubahan

kualitatif menuju ke arah pembungaan (Darjanto dan Satifah 1990). Menurut
Metzger (1987), masa transisi dari fase vegetatif ke fase generatif merupakan fase
yang kritis dalam siklus hidup tanaman tingkat tinggi.
Menurut Ryugo (1988), proses induksi bunga merupakan peristiwa yang
paling kritis, dimana pada stadia ini tanaman mengalami perubahan fase dari
vegetatif ke generatif yang terjadi secara biokimia akan tetapi tidak terlihat secara
morfologinya. Hal ini didukung juga oleh Poerwanto (2003) yang menyatakan
bahwa induksi bunga merupakan suatu kondisi dimana kuncup vegetatif
dirangsang secara biokimia yaitu terjadinya perubahan fisiologis pada mata tunas
yang menyebabkan kuncup berubah menjadi reproduktif. Pembentukan kuncup
diawali dengan pembentukan primordia yang menandai bahwa tanaman tersebut
mulai mengalami peralihan pertumbuhan dari fase vegetatif ke fase generatif.
Ciri-ciri tanaman yang membentuk primordia bunga adalah 1) tumbuhnya
tanaman makin lamban, 2) ruas-ruas batang yang tersusun makin pendek, 3) titik
tumbuh melebar, 4) pada bagian ujung batang terdapat bentuk setengah bulat atau
seperti kerucut yang tumpul.
Induksi pembungaan terjadi terkait dengan beberapa faktor yang dapat
mempengaruhinya. Menurut Poerwanto (2003), bahwa ada beberapa faktor
penting yang terkait yaitu 1) faktor eksternal yaitu adanya pengaruh lingkungan
seperti suhu, stres sir dan panjang hari, 2) faktor eksternal yaitu kandungan N,
Karbohidrat, Asam Amino dan hormon, serta 3) faktor yang melibatkan
manipulasi oleh manusia seperti girdling/ringing, pemangkasan akar dan daun,
pelengkungan cabang dan pemberian ZPT. Darjanto dan Satifah (1990)
menyatakan faktor genetik atau sifat yang turun temurun juga ikut mempengaruhi
induksi pembungaan. Bila salah satu syarat/faktor yang diperlukan untuk
terjadinya induksi pembungaan tidak terpenuhi maka seringkali tanaman tidak
mau berbunga. Tanaman yang tumbuh di daerah asalnya mendapatkan iklim dan
tanah yang cocok untuk pertumbuhannya biasanya akan berbunga setiap tahun
dalam bulan-bulan yang sama. Ryugo (1988) menyatakan bahwa induksi
pembungaan diduga terjadi karena : 1) adanya hormon pembungaan yang
dihasilkan oleh daun, 2) nisbah C/N ratio, 3) adanya perubahan biokimia yang
mengakibatkan terjadinya perubahan tunas dari vegetatif ke generatif. Banyak

bunga terbentuk pada saat aktivitas vegetatif makin menurun/berhenti namun
dengan kondisi suhu, curah hujan, cahaya dan keadaan lingkungan yang tidak
optimum dapat mpengaruhi pembungaan tanaman itu sendiri.

Peran Karbohidrat Dalam Pembungaan dan Pembuahan Tanaman
Karbohidrat sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman.
Ketika tanaman masih bersifat vigor maka tanaman memproduksi sedikit bunga,
karena kandungan Nitrogen yang tinggi dan Karbohidrat yang rendah (Poerwanto,
2003). Setelah melewati masa vigor kemudian dilanjutkan dengan masa peralihan,
dimana tanaman muda (vigor) melanjutkan pertumbuhan pada akar dan bagian
atas, juga terjadi perkembangan tunas generatif yang diikuti dengan inisiasi pada
periode pembuahan (Susanto et al., 2002). Krauss dan Kraybil dalam Poerwanto
(2003)

menyatakan

bahwa

kekurangan

karbohidrat

dapat

menghambat

pembentukan bunga.
Menurut Poerwanto (2003), kerat batang merupakan salah satu cara untuk
memotong sementara pergerakan fotosintat dari daun ke akar dan membuat
akumulasi karbohidrat dan hormon diatas tempat pengeratan sehingga akan
merangsang inisiasi bunga. Gourley dan Howlett dalam Poerwanto (2003)
melaporkan pohon apel yang dikerat batangnya menghasilkan bunga lebih banyak
dari pada yang tidak dikerat, menandakan stimulasi bunga ditranslokasikan dalam
floem dan diakumulasikan diatas tempat pengkeratan. Kandungan pati maksimum
pada cabang-cabang kecil terjadi sebelum pembungaan dan rendah saat tanaman
aktif memunculkan tunas-tunas baru, pembentukan buah dan perkembangan buah
pada tanaman leci (Susanto et al., 2002). Kandungan pati umumnya rendah terjadi
saat tanaman mengalami pertumbuhan vegetatif dan tinggi menjelang tanaman
berbunga (Poerwanto, 2003).

Pengaruh Hormon Endogen Terhadap Pembungaan
Giberelin merupakan hormon endogen yang mempengaruhi pembungaan.
Menurut Gardner et al., (1991), pembungaan tidak dapat dikaitkan dengan adanya
hormon khusus tetapi telah dibuktikan bahwa giberelin berperan aktif dalam
pembungaan seperti pada penelitian sebelumnya oleh Metzger (1987) dihasilkan

bahwa giberelin sebagai salah satu kelompok dari zat pengatur tumbuh yang
berperan dalam perkembangan reproduktif dan tergantung pada spesies dan
respon tanaman itu sendiri. Pada tanaman tertentu seperti Olive, Kubis, Wortel,
Krisan, Zinnia dan Impatiens, giberelin berperan untuk menginduksi pembungaan.
Sedangkan pada tanaman Jeruk, Mangga, Rambutan, Apel, Peach, Pear dan pohon
buah-buahan lainnya, giberelin justru dapat menghambat terjadinya induksi
pembungaan. Teori penghambat pembungaan oleh giberelin adalah dengan
terjadinya perubahan pada tipe tunas dimana tunas bunga yang pendek diubah
menjadi tunas vegetatif yang panjang yang secara tidak langsung meningkatkan
pertumbuhan tunas vegetatif dan menekan pertumbuhan tunas generatif serta
menyebabkan tunas generatif yang terbentuk menjadi tunas vegetatif kembali.

Gugur Bunga dan Buah
Mata tunas generatif yang telah membentuk bagian-bagian bunga belum
tentu dapat terus berkembang sampai anthesis dan membentuk bunga (Poerwanto,
2003). Faktor-faktor endogen dan faktor lingkungan sangat berperan dalam proses
pembentukan bunga. Selain mata tunas, bunga dan buah muda juga dapat gugur
(Darjanto dan Satifah, 1990).
Faktor lingkungan yang menyebabkan bunga gugur bisa disebabkan oleh
iklim. Musim kering yang berkepanjangan atau hujan lebat yang terus menerus
dapat menyebabkan sebagian besar kuncup bunga dan bunga mekar mati dan
gugur. Hujan lebat dapat menyebabkan butir-butir serbuk sari berlekatan satu
sama lain, hingga menjadi gumpalan yang berat dan tidak dapat meninggalkan
ruang sari dan apabila cuacanya kemudian berubah menjadi cerah dengan panas
matahari, maka tabung serbuk sari tersebut dapat lekas mengering dan kehilangan
daya tumbuhnya (Darjanto dan Satifah, 1990).
Menurut Goldsworthy (1992) bahwa sejumlah besar kuncup bunga dan
bunga mekar, gugur karena adanya persaingan internal dan hanya sebagian kecil
yang akan terbentuk menjadi buah. Darjanto dan Satifah (1990) mengemukakan
bahwa tidak semua bunga yang telah terbentuk dapat mengalami pembuahan.
Dalam hal ini selain faktor luar, faktor genetik juga menentukan apakah
penyerbukan dapat mengakibatkan terjadinya pembuahan dan apakah embrio

yang terbentuk setelah pembuahan mempunyai kekuatan untuk dapat hidup terus.
Faktor luar dan faktor fisiologi dapat menentukan jumlah pembungaan yang
mengakibatkan pembentukan buah dan jumlah buah yang dalam pertumbuhannya
mengalami kematian atau rontok dari pohon. Penyebab kerontokan buah dapat
diakibatkan oleh keadaan kandungan embrio dalam bakal biji yang tidak normal,
embrio dan endosper berhenti tumbuh, tanahnya yang terlalu kering, tanah yang
terlalu basah, tanaman kekurangan hara dan serangan hama dan penyakit.

Perlakuan Strangulasi
Untuk menambah produksi buah suatu tanaman terutama diluar musim
berbuahnya serta untuk mengatur pembungaan tanaman, maka diperlukan suatu
teknik yang dapat mewujudkan hal tersebut. Untuk merangsang pembungaan
menurut Poerwanto (2003), diperlukan beberapa cara yakni dengan aplikasi zat
penghambat tumbuh dan pemangkasan. Selain itu, girdling/ringing dan strangulasi
merupakan teknik sederhana untuk menginduksi pembungaan. Teknik girdling
dan strangulasi memiliki sedikit perbedaan. Girdling merupakan proses
penghilangan dengan pisau 2-5 mm kulit kayu seperti membentuk cincin.
Sedangkan strangulasi merupakan pencekikan tanaman pada batang dengan
menggunakan kawat berdiameter tertentu dan waktu tertentu pula tanpa
menghilangkan kulit kayu batang tanaman terlebih dahulu. Menurut Garcia et al.,
dalam Poerwanto (2003) perlakuan kerat batang mampu meningkatkan induksi
pembungaan dan tanaman menjadi berbunga lebih awal dibandingkan dengan
yang tidak dikerat batangnya.
Kandungan karbohidrat pada daun pamelo yang diberi perlakuan
strangulasi selama 3 dan 20 bulan meningkat dibandingkan dengan kontrol
(Yamanishi et al., 1993). Selanjutnya Setiyowati (2004) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa perlakuan lama waktu strangulasi 7 bulan memberikan hasil
yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lama waktu strangulasi 3
dan 5 bulan untuk peubah generatif yang diamati. Hal ini terjadi karena adanya
penumpukan karbohidrat di bagian atas tanaman. Ryugo (1988) menyatakan
bahwa kerat batang dapat menekan gerakan fotosintesis dari daun ke akar,

sehingga terjadi penumpukan karbohidrat yang dapat digunakan untuk
pembungaan.
Fotosintat yang dihasilkan pada daun dan sel-sel fotosintetik lainnya harus
diangkut ke organ atau jaringan lain agar dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan
atau ditimbun sebagai bahan cadangan makanan. Telah diketahui sejak lama
bahwa hasil fotosintesis diangkut dari daun ke organ-organ lain seperti akar,
batang, dan organ reproduktif melalui pembuluh floem. Unsur-unsur hara yang
diserap oleh akar diangkut melalui pembuluh xylem ke daun (Harjadi, 1990).
Jeruk besar merupakan tanaman dikotil (berkeping dua) dan berkambium,
dan memiliki jaringan kayu (xylem) yang terletak di bagian dalam dan floem di
bagian luar. Perlakuan strangulasi pada batang sebatas kambium dimungkinkan
untuk menekan hasil fotosintesis dari daun ke akar sehingga terjadi penumpukan
karbohidrat pada daun, yang selanjutnya digunakan untuk pembungaan dan
pembuahan (Susanto et al., 2002)
Dengan perlakuan strangulasi, kandungan gula dan karbohidrat serta
nisbah C/N

pada daun meningkat (Putra, 2002). Penelitian Yamanishi dan

Hasegawa (1995) menunjukkan bahwa kandungan karbohidrat yang tinggi pada
daun akan merangsang tanaman untuk berbunga dan membentuk buah. Perlakuan
kerat batang pada tanaman rambutan menunjukan nisbah C/N pada tajuk tanaman
yang meningkat. Konsentrasi pati pada tanamam leci yang sedang berbunga
adalah lebih tinggi pada setiap bagian bila dibandingkan dengan pohon pada fase
vegetatif dengan daun-daun baru (Menzel et al., 1995). Hal ini merupakan faktor
yang penting dalam pembungaan karena akar tidak mendapatkan fotosintat
sebagai energinya untuk menyerap hara, maka absorbsi hara khususnya Nitrogen
menurun sehingga nisbah C/N ratio pada tajuk tanaman juga meningkat.
Dengan strangulasi maka pembungaan di luar musim dapat dilakukan,
selain pengaruhnya untuk pembesaran, kematangan dan kualitas buah pamelo
(Yamanishi et al., 1993).

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan IPB, terletak di
dataran rendah tropik dengan ketinggian 240 m dpl (diatas permukaan laut)
dengan jenis tanah Latosol Darmaga dan pH tanah 5-6, curah hujan tahunan
sekitar 1500-1800 mm per tahun dan suhu bulanan rata-rata sekitar 25-350 C.
Analisis Karbohidrat dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman dan Bioteknologi
(BALITBIO). Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari 2005 sampai Agustus
2005.

Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman jeruk
besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) kultivar Nambangan yang berumur 7 tahun
dan kawat berdiameter 3.0 mm. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah
gunting pangkas, meteran, gergaji, tang, palu dan beberapa peralatan untuk
analisis laboratorium.

Metode Penelitian
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dua faktor dengan faktor pertama periode strangulasi yang terdiri dari empat taraf
dan faktor kedua strangulasi yang terdiri dari dua taraf.
Faktor periode strangulasi :
P1 : Periode strangulasi pada bulan Februari 2005 - April 2005
P2 : Periode strangulasi pada bulan Maret 2005 - Mei 2005
P3 : Periode strangulasi pada bulan April 2005 - Juni 2005
P4 : Periode strangulasi pada bulan Mei 2005 - Juli 2005
Faktor strangulasi yang terdiri dari strangulasi dan tanpa strangulasi.
Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 24 satuan
percobaan. Satu satuan percobaan terdiri dari satu tanaman.
Model linier dari RAK dua faktor :
Yijk

= µ + αi +βj + Uk+ (αβ)ij + εijk

i

= 1, 2, 3, 4

j

= 1, 2

k

= 1, 2, 3

dengan, Yijk

= Nilai pengamatan pengaruh waktu ke-i, ulangan ke-j dan
kelompok ke-k

µ

= Nilai tengah umum

αi

= Pengaruh periode taraf ke-i

βj

= Pengaruh strangulasi taraf ke-j

Uk

= Pengaruh ulangan ke-k

(αβ)ij

= Pengaruh interaksi periode taraf ke-i dan strangulasi taraf
ke-j

Σ ijk

= Galat percobaan

Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan uji F. Ji