Pengaruh Citra Merek dan Pelaksanaan Periklanan Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Bata (survei pada Konsumen Sepatu Bata Dalem Kaum Bandung)

(1)

(2)

(3)

(4)

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Dewi Sriulina Barus

Nama Panggilan : Dewi

Tempat / Tanggal Lahir : Pandribuan / 17 November 1993

Usia : 23 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Status Saudara : Anak ke 5 dari 5 bersaudara

Agama : Kristen Protestan

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Tubagus Ismail Dalam No.52A

Telp : 085351120310

Email : dewibarus89@yahoo.com

PENDIDIKAN FORMAL

2001-2006 : SD Negeri Pandribuan

2006-2009 : SMP Bunda Mulia Saribudolok

2009-2012 : SMA Duynhoven Saribudolok


(5)

( Survei Kepada Konsumen Sepatu Bata Dalam Kaum Di Bandung)

The Influence of Brand Image and Implementation of Advertising On Puchasing Decisions Bata Shoes

(Survey To Customer Bata Shoes Dalem Kaum Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Jenjang Strata 1

Program Studi Manajemen Oleh:

DEWI SRIULINA BARUS 21212177

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKUTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2016


(6)

vi

Selamatku yang hidup yang senantiasa mencurahkan berkat-berkat dan Kasih-Nya yang tak terhingga untuk kita semua.

Atas berkat dan Kasih-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, akhirnya penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini. Skripsi ini penulis susun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Toko Sepatu Bata. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam menempuh jenjang Strata Satu Program Studi Manajmen Fakultas Ekonomi di Uiversitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Dimana judul yang diambil, yaitu: “PENGARUH CITRA MEREK DAN PELAKSANAAN PERIKLANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU BATA”.

Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1 Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2 Ibu Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec, Lic. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3 Ibu Dr. Raeni Dwi Santy SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Pembimbing yang telah berkenan dan meluangkan waktunya memberikan perhatian, masukan, arahan, dan semangat selama penyusunan Skripsi.


(7)

vii

5 Seluruh Dosen Program Studi Manajemen yang telah membekali penulis dengan pengetahuan serta ilmu yang sangat berharga selama penulis menempuh studi.

6 Sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Teh Karin dan Teh Maya yang banyak membantu dalam urusan akademik.

7 Manager Toko Sepatu Bata Dalem Kaum, Pak Rikki Handiki dan seluruh karyawan yang selalu memberikan data-data yang diperlukan sehingga penelitian ini dapat disusun dengan baik.

8 Tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih sebesar-besarnya untuk kedua orangtua, Bapak Masyarakat Barus dan Ibu Rehngenana Tarigan yang telah memberikan kasih sayangnya dengan tulus dari penulis kecil dan sampai dengan sekarang ini, yang selalu dengan ikhlas mendoakan dan memberi perhatian yang berlimpah, juga dorongan moril dan material, sehingga penulis dapat meneyelesaikan Sekripsi ini dengan baik.

9 Kakak-kakak dan abang penulis Irawati Barus, Sindawati Barus, Davidson Barus, Melva Novitanti Barus yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. 10 Keluarga besar semuanya bibik, kila, mami, mama, kakak, abang, terkhusus

untuk Biring terimakasih atas Doa dan dukungan yang tidak pernah lupa disampaikan kepada penulis. Dan juga terimakasih kepada orang yang secara diam-diam selalu mendoakan dan mendukung penulias menyelesaikan Skripsi ini.


(8)

viii

12 Tidak lupa juga kakak Nurmija Barus yang telah berperan penting dalam penyusunan Skripsi ini, dimana dengan kebaikan hatinya beliau rela meminjamkan Laptop, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Terimakasih sebesar-besarnya kak upah mu besar disurga. Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,dengan segala kerendahan hati penulis bersedia menerima segala kritik dan saran dari semua pihak untuk peningkatan mutu Skripsi ini

Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi suatu motifasi untuk lebih maju serta semangat berbuat yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain.

Bandung, Agustus 2016 Penulis

Dewi Sriulina Barus


(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN…... LEMBAR PERNYATAAN... MOTTO... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang ... 1.2Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah... 1.2.1 Identifikasi Masalah ... 1.2.2 Rumusan Masalah ... 1.3 Maksud dan Tujuan ... 1.3.1 Maksud Penelitian... 1.3.2 Tujuan Penelitian ... 1.4 Kegunaan Penelitian ... 1.4.1 Kegunaan Akademis ... 1.4.2 Kegunaan Praktis ... 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 1.5.1 Lokasi Penelitian ... 1.5.2 Waktu Penelitian ...

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka... 2.1.1 Citra Merek... 2.1.1.1 Defenisi Citra Merek ...

i ii iii iv v vi ix xii xiii xiv 1 10 10 11 11 12 12 12 12 13 13 13 14 15 15 15


(10)

x

2.1.1.2 Inikator Citra Merek ... 2.1.1.3 Faktor-faktor yang Membentuk Citra Merek ... 2.1.2 Pelaksanaan Periklanan ... 2.1.2.1 Definisi Pelaksanaan Periklanan ... 2.1.2.2 Indikator Pelaksanaan Periklanan ... 2.1.2.3 Fungsi dan Tujuan Periklanan ... 2.1.2.4 Jenis Periklanan ... 2.1.2.5 Jenis Media Periklanan ... 2.1.3 Keputusan Pembelian ... 2.1.3.1 Defenisi Keputusan Pembelian ... 2.1.3.2 Indikator Keputusan Pembelian ... 2.1.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu ... 2.2 Kerangka Pemikiran ... 2.2.1 Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian ... 2.2.2 Pengaruh Periklanan terhadap Keputusan Pembelian ...

2.2.3 Pengaruh Citra Merek dan Pelaksanaan Periklanan Terhadap Keputusan Pembelian ...

2.3 HIPOTESIS ... BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 3.2 Metode Penelitian ... 3.2.1 Desain Penelitian ... 3.2.2 Operasional Variabel ... 3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 3.2.3.1 Sumber Data ... 3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 3.2.4.1 Uji Validitas ... 3.2.4.2 Uji Reabilitas ... 3.2.4.3 Uji MSI ...

16 17 18 18 19 20 21 23 24 24 24 26 27 30 31 31 32 33 34 35 36 38 42 43 43 44 46 48 52


(11)

xi

3.2.5.2 Pengujian Hipotetsis ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 4.1.2 Visi dan Misi ... 4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan PT.Sepatu Bata ... 4.2. Karakteristik Responden ... 4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 4.3 Analisis Deskriptif ... 4.3.1 Analisis Deskriptif Variabel Citra Merek (X1) ... 4.3.2 Analisis Deskriptif Variabel Periklanan (X2) ... 4.3.3 Analisis Deskriptif Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 4.4 Analisis Verifikatif ...

4.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 4.4.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 4.4.3 Uji Koefisien Korelasi Pearson ... 4.4.4 Analisis Koefesien Determinasi ... 4.5 Pengujian Hipotesis ... 4.5.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ...

4.5.1.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian ... 4.5.1.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial Periklanan terhadap

Keputusan Pembelian ... 4.5.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ... 5.1 Kesimpulan ... 5.2 Saran ... DAFTAR PUSTAKA 56 64 67 67 69 69 74 74 75 76 76 82 86 92 92 94 98 100 103 103 103 105 108 111 112


(12)

(13)

113

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Arikunto, Suharsimi (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Aneka Cipt: Jakarta

Basu Swastha dan Irawan, (2000), Manajemen Pemasaran Modern, Edisi 2, Yogyakarta : Liberty.

Fandy Tjiptono (2008). Strategi Pemasaran. Edisi III. CV. Yogyakarta : Andi Offset.

Gujarati, Damodar, 2003, Ekonomentri Dasar. Terjemahan : Sumarno Zain, Jakarta : Erlangga

Ghojali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21. Edisi 7, Penerbit Universitas Diponegor, Semarang.

Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin. 2010. Manajemen Pemasaran. Linda Karya : Bandung.

K, Philip (2000). Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jakarta : PT.Indesk Kelompok Gramedia

Kotler,Philip. Susanto, AB (2007). Manajemen Pemasaran. Indonesia. Buku 2. Salemba Empat : Jakarta

Kotler, Philip (2005). Manajemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2. Jakarta : PT.Indeks Khotler, Philip & Amstrong, Gary (2006) Priciples Of Marketing, (10th ed).

Person Pritence Hall. New Jersey

Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane (2009) Manajemen Pemasaran, Jilid 2 Edisi ke-13. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Kotler and keller 2009. Manajemen Pemasaran, Diterjemahkan oleh Bob Sabran MM, Edisi Ketiga Belas Jilid 1. Penerbit Erlangga.

Kotler and keller 2009. Manajemen Pemasaran, Diterjemahkan oleh Bob Sabran MM, Edisi Ketiga Belas Jilid 2. Penerbit Erlangga.

Kotler, Philip ; Amstrong (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1. Erlangga : Jakarta

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Indeks, Jakarta. Rangkuti, Freddy. 2004. The Power of Brand. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Riduwan (2010) Dasar-dasar Statistika. Bandung:Alfabeta

Sciffman, Leon G. and Lislie Lazar Kanutk. u20im04. Consumer Behaviour. New Jersey: Pearson Prentice Hall.


(14)

Siggih Santoso.2012. SPSS Versi 11.5 Cetakan Kedua Jakarta : Gramedia

Suharno. 2010. Marketing in Practice. edisi pertama, penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sugiyono (2009). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta

Sugiyono, (2010) Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung:Alfabeta

Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kombinhasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta

Sugiyono (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta

Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010). Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta: Genesis

Umi Narimawati (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif : Teori dan Aplikasi. Bandung

Umar Husein (2005). Riset Pemasaran dan Perilaku konsumen Cetakan Ketiga. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

JURNAL

Adyatama Arifin (2012). Pengaruh Periklanan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pasta Gigi Pepsodent Di Kota Makassar

Ch. Endah Winarti (2015). Pengaruh Motivasi Konsumen, Persepsi Kualitas, Sikap Konsumen dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Mobil Nissan Grand Livina di Dealer Pusat PT. Nissan Motor Indonesia Jl. MT. Haryono Kav 10 Jakarta Timur. Jurnal Manajemen. Diakses tanggal 30 Maret 2016.

Dio Martha Prihandono. Pengaruh pelaksanaan Advertising Terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada Konsumen AMDK Narmada di Kota Mataram) Dinawan, M Rhendria 2010, Tesis Program Studi Magister Manajemen

Universitas Diponegoro, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian, (diakses tanggal 28 Agustus 2012) dari http://eprints.undip.ac.id/23 755/1/M_Rhendria_Dinawa n.pdf

Dinar Destiana (2015). Pengaruh Privatre Label dan Citra Merek terhadap Kepercayaan Merek di Giant Hyper Point Pasteur Bandung.

Dhandy Syaputra. Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Notebook Acer di Surabaya.


(15)

Dr. Hsin Kuang Chi, Nanhua University, Taiwan, et al. “The Influences of Advertising Endorser, Brand Image, Brand Equity, Price Promotion, on Purchase Intention- The Mediating Effect of Advertising Endorser”. Denny Saputra et al (2014). Effect of product quality, promotion, and brand

image on purchase decision of Nike Sports Shoes (Case Study On S1 Fisip Undip Students).

Erick Devery Sumarno (2011). Pengaruh Iklan dan Citra Merek Honda Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Scoopy

Erviana, I. P., I. Suyadi, Sunardi. 2013. Pengaruh kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, loyalitas merek terhadap ekuitas merek (survei pada warga Perumahan Joyo Grand konsumen air minum kemasan merek Aqua di kota Malang). Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang

Hafizh Ramadhan 92014). Pengaruh Citra Merek dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Produk T-SHIRT ARTCHITECT Di Bandung.

Indri Hastuti Listyawati (2014). “Analisis pengaruh Citra Merek terhadap keputusan pembelian kartu simpati di Yogyakarta” ISSN : 2252-5483 Muhamad Romadhoni (2015). Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap

Pengambilan Keputusan Pembelian Sepatu Nike Pada Mahasiswa Fik UNY.

Muhammad Mudasar Ghafoor.2013. Impact of Brand Image and Advertisement on Consumer Buying Behavior. ISSN 1818-4952.

Onigbinde Isaac Oladepo (Ph.D) & Odunlami Samuel Abimbola (M.Sc.). May 2015. The influance of brand image and promotional mix on consumer buying decision – A study of beverage consumers in lagos state, Nigeria. Priccila Natalia dan Mumuh Mulyana (2014). Pengaruh Periklanan Dan Promosi

Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian. ISSN 2337 – 7860.

Puji Isyanto, H. Sonny Hersona, Rama Darmawan. Vol.1 No. 01 Januari 2012. Analisis Citra Merek Produk IM3: oStudi kasus pada mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Singaperbangsa Kaarrawang. ISSN: 1412 - 7822. Rizky Anandia (2015) Analisis Pengaruh Desain Produk, Persepsi harga, dan

kualitas produk Terhadap Citra Merek untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen Sepatu Adidas Original (Studi Kasus pada Masyarakat di Kota Semarang)

Rian Pramono (2012: 29) Analisis Pengaruh Harga Kompetitif, Desain Produk, dan layanan Purna Jual Terhadap Minat Beli Konsumen Sepeda Motor Yamaha (Studi Kasus Pada Masyarakat Kota Semarang).

Susilawati (2011:22). Pengaruh Attribute Brands terhadap keputusan pembelian sepatu bata (survei pada pembeli sepatu bata distrik 571 Bandung.


(16)

Zimri Remalya Mawara (2013). “Periklanan Dan Citra Merek Pengaruhnya

terhadap Keputusan Pembelian Kendaraan Bermotor Yamaha”. ISSN 2303:1174

WEBSITE

(Marketing No. 04/VIII/April/2008) http://www.compas.com

http://www.tribun-timur.com http://enda.blogspot.com http://www.kajianpustaka.com

https://www.scribd.com/document/317191509/Latar-Belakang-Pt-Sepatu-Bata http://profil. merdeka. com/ mancanegara/s/ sepatu-bata/

http://desainlogodesign.com http://www.kompasiana.com www.academia.edu

http://wdyanita.blogspot.co.id/2013 https://www.scribd.com

elib.unikom.ac.id/

e-journal.uajy.ac.id/413/2/1EM17102.pdf

eprints.undip.ac.id/9806/1/ANALISIS_EFEKTIFITAS_iklan_2.doc http://dataku-ferdi.blogspot.com/2007/10/perilaku-konsumen.html Digital Library. Perpustakaan Pusat Unikom


(17)

15

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Citra Merek

2.1.1.1 Definisi Citra Merek

Sikap dan tindakan masyarakat terhadap suatu objek ditentukan oleh persepsi atau pandangan yang timbul dari kepercayaan dan penglihatan mereka terhadap objek tersebut atau biasa disebut dengan citra merek.

Menurut Kotler & Keller yang diterjemahkan oleh Bob Sabran M.M. (2009:288) dalam (Hafizh Ramadhan, 2014:3) ,merek merupakan nama, istilah, tanda, symbol, desain atau kombinasi dari beberapa elemen ini, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang dan jasa dari satu atau sekumpulan penjual dan untuk mendiferensiasikan mereka dari para pesaingnya. Sedangkan Citra merek menurut Keller (2008:51) adalah persepsi konsumen tentang suatu merek sebagai refleksi dari asosiasi merek yang ada pada pikiran konsumen.

Menurut Rangkuti (2004:43) mendefinisikan “Citra Merek sebagai kumpulan

asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen”. Asosiasi merek sendiri


(18)

Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk kesan terhadap merek.

Jadi dapat disumpulkan dari beberapa ahli bahwa citra merek adalah kepercayaan yang dipersepsikan oleh konsumen mengenai sebuah merek dan mengambarkan apa yang mereka rasakan tentang merek tersebut ketika mereka memikirkannya.

2.1.1.2Indikator Citra Merek

Menurut Kotler (2005:82), dalam penelitian Puji Isyanto (2012:3) merek adalah suatu simbol rumit yang mempunyai enam pengertian sebagai berikut :

1. Atribut : Merek mengingatkan atribut-atribut tertentu

2. Manfaat : Atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional

3. Nilai : Merek juga mengatakan sesuatu tentang nilai prosedurnya 4. Budaya : Suatu merek mungkin juga melambangkan budaya tertentu 5. Kepribadian : Merek yang dapat mencerminkan kepribadian tertentu. 6. Pemakai : Merek yang menyiratkan jenis konsumen yang membeli atau

menggunakan suatu produk.

Berdasarkan pendapat para ahli, maka penulis mengukur penelitian citra merek yang mengacu kepada Kotler (2003:82) yang dikutip oleh Puji Isyanto (2012:3) dengan indikator atribut, manfaat, nilai, budaya, kepribadian, dan pemakai.


(19)

Indikator-indikator yang kuat tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk pertumbuhan dan perluasan merek kepada produk lainya serta menciptakan daya saing yang kuat antar perusahaan.

2.1.1.3Faktor-faktor yang Membentuk Citra Merek

Lutiary Eka Ratri (2007:49) dalam Dinar Desriana (2015:27), mengemukakan pentingnya faktor lingkuangan dan personal sebagai awal terbentuknya suatu citra merek. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi adalah atribut-atribut teknis yang ada pada suatu produk dimana faktor ini dapat dikontrol oleh produsen, dan sosial budaya. Schiffan dan Kanuk menyebutkan faktor-faktor pembentuk citra merek yaitu sebagai berikut :

1. Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas produk barang yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.

2. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan, kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk tertentu.

3. Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk barang yang biasa dimanfaatkan oleh konsumen.

4. Pelayanan, yang berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani kosumennya.

5. Harga, yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan kosumen untuk mempengaruhi suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka panjang.


(20)

6. Resiko, berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau untung dan rugi yang mungkin dialami oleh konsumen.

7. Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi.

2.1.2 Pelaksanaan Periklanan

2.1.2.1 Definisi Pelaksanaan Periklanan

Salah satu bauran pemasaran yang juga termasuk dalam bauran komunikasi pemasaran yaitu periklanan. Periklanan memegang peranan penting dan tersendiri dalam proses komunikasi antara perusahaan dengan konsumen dalam pasar sasarannya, atau dengan kata lain periklanan dapat dipandang sebagai kegiatan penawaran kepada suatu kelompok masyarakat baik secara lisan maupun dalam penglihatan (berupa berita) tentang produk, jasa atau ide yang ditawarkan .

Menururt Rangkuti (2009) dalam Erick Devery Sumarno (2011: 9), periklanan adalah komunikasi non individu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga nirlaba serta individu

Menurut Philip Kotler (2005, 658), “Periklanan adalah segala bentuk

penyajian non-personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.

Swasta dan Irawan (2000:179) menjelaskan bahwa maksud dari sponsor diatas adalah pihak-pihak yang bisa menjadi sponsor; yaitu tidak hanya perusahaan


(21)

saja, tetapi juga lembaga non laba seperti, lembaga pemerintahan, perguruan tinggi, dan individu-individu

Berdasarkan pendapat para ahli tentang definisi periklanan diatas maka dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan suatu bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu barang atau jasa maupun ide sponsor tertentu yang dikeluarkan hanya untuk kegiatan tersebut.

2.1.2.2 Indikator Pelaksanaan Periklanan

Dari indikator periklanan, peneliti menggunakan tiga indikator yaitu : Mission,

Message dan media. Tidak dipilihnya indikator money dan Measurement karena dari data periklanan perusahaan, indikator money dan Measurement tidak dilakukan perusahaan dalam menggunakan promosi periklanan. Berikut adalah definisi dari indikator-indikator periklanan menurut Philip Kotler (2005:277) :

1. Misi (Mission)

Tujuan periklanan yang merujuk pada keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran. Strategi penentuan posisi pemasaran dan strategi bauran pemasaran mengidentifikasikan tugas yang harus dilaksanakan periklanan dalam pelaksanaan program pemasaran keseluruhan.

2. Pesan (Message)

Pesan yang dibawa iklan harus dapat mengkomunikasikan nilai lebih yang dimiliki suatu produk dengan menggunakan kata-kata maupun gambar.


(22)

3. Media

Media yang dipilih berdasarkan kemampuannya menggapai target pasar yang efektif tanpa mengabaikan segi biayanya.

2.1.2.3 Fungsi dan Tujuan Periklanan

Menurut Basu Swastha (2000:246) Fungsi periklanan adalah sebagai berikut : a. Memberikan informasi

Periklanan dapat menambah nilai pada suatu barang dengan memberikan informasi kepada konsumen.

b. Membujuk atau mempengaruhi

Periklanan bersifat membujuk terutama kepada pembeli potensial dengan menyatakan bahwa produk yang diproduksinya lebih baik dari produk lain. c. Menciptakan pesan (image)

Dengan iklan orang akan mempunyai suatu kesan tertentu mengenai apa yang diiklankan dan dengan iklan juga dapat menciptakan kesan kepada masyarakat untuk melaksanakan pembicaraan secara rasional dan ekonomis.

d. Memuaskan keinginan

Periklanan merupakan suatu alat yang dapat dipakai untuk mencari tujuan dan dengan tujuan itu sendiri berupa pertukaran yang saling memuaskan.

e. Merupakan alat komunikasi

Periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah antar penjual dan pembeli, sehingga dapat bertemu dengan cara yang efektif dan efisien.


(23)

Sedangkan Tujuan periklanan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang mampu mendeskripsikan dan menarik minat atas suatu produk kepada konsumen (Philip Kotler, 2007 :236 dan Susanto, 2007:145), yaitu sebagai berikut :

1. Iklan Informatif

Bertujuan untuk membentuk permintaan pertama dengan memberitahukan pasar tentang produk baru, kegunaan, cara kerja, perubahan harga, pelayanan yang tersedia, biasanya dilakukan dengan cara besar-besaran pada tahap awal pengenalan suatu produk.

2. Iklan Persuasif

Bertujuan membentuk permintaan selektif terhadap suatu merek, dilakukan pada tahap kompetitif dengan membentuk preferensi merek, mendorong konsumen untuk melakukan alih merek, mengubah persepsi konsumen tentang atribut produk, dan membujuk konsumen untuk melakukan pembelian sekarang.

3. Iklan Pengingat

Bertujuan mengingatkan konsumen pada suatu produk yang sudah mapan bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan kemudian, mengingatkan konsumen.

4. Iklan Penambah Nilai

Bertujuan menambah nilai merek dengan melakukan inovasi untuk mengubah persepsi konsumen, perbaikan kualitas produk dan penguatan persepsi


(24)

konsumen. Iklan produk yang efektif akan dipandang lebih elegan, lebih bergaya, lebih prestisius, dan mungkin kuat dalam persaingan.

2.1.2.4 Jenis Periklanan

Jelas dan menyeluruh yang bisa menggambarkan karakter komplek periklanan serta fungsi-fungsinya yang majemuk dan saling terkait. Menurut Lee (2004:98) dalam Adyatama Arifin (2012). periklanan sering sekali diklasifikasikan dalam beberapa tipe, sebagai berikut :

1. Periklanan Produk

Posisi utama pengeluaran periklanan umumnya dibelanjalan untuk produk, berupa presentasi dan promosi produk-produk baru, produk-produk yang ada maupun produk-produk hasil revisi.

2. Periklanan Eceran

Berlawanan dengan iklan produk, periklanan eceran bersiat local yan berokus pada toko, tempat dimana beragam produk dapat dibeli atau diman satu jasa dapat ditawarkan. Periklanan eceran memberikan tekanan pada harga, ketersediaan, lokasi dan jam-jam operasi.

3. Periklanan Koperasi

Kebanyakan periklanan koperasi dirancang untuk menciptakan citra menguntungkan bagi sebuah perusahaan dan produk-produknya.

4. Periklanan Bisnis ke Bisnis

Periklanan ini ditunjukan kepada para pelaku industri, pedagang perantara (pedagang partai/pengecer) serta profesional


(25)

5. Periklanan Politik

Periklanan ini dirancang untuk tujuan politik, seringkali digunakan para politisi untuk membujuk orang agar memilih mereka atu pemerintah dalam rangka memperbaiki reputasi Negara atau lain-lain.

6. Periklanan Direktori

Pada umumnya orang melihat periklanan direktori untuk menemukan cara membeli sebuah produk atau jasa.

7. Periklanan Respon Langsung

Periklanan respon langsung melibatkan komunikasi dua arah diantara pengiklan dan konsumen.

2.1.2.5 Jenis Media Periklanan

Mengkominikasikan pesan periklanan ke konsumen seorang pemasar dapat menggunakan beberapa media periklanan. Djaslim Saladin dan Herry Achmad (2010:134) mengklasifikasikan jenis-jenis media yang dapat dipakai untuk menyampaikan pesan iklan, diantaranya sebagai berikut :

1. Surat kabar, merupakan media yang luas dan tempat untuk meliputi satu atau beberapa pusat kota. Sekaligus bahkan sampai ke desa-desa, jadi jangkauanya lebih luas.

2. Majalah, dapat mencapai pasar nasional dan biaya per calon pelanggan yang relatif murah dan dapat disajikan dalam berbagai warna dan bentuk.

3. Radio, pengiklan radio harus menciptakan sendiri keinginan pendengar dan hanya berkesan kepada pendengarnya, tetapi biasanya relatif murah.


(26)

4. Televisi, merupakan media paling serbaguna karena dapat melakukan himbauan secara audio visual. Sangat luas dalam hal meliputi sasaran geografisnya serta waktu penyajian pesan, namun memerlukan biaya yang relatif besar.

2.1.3 Keputusan Pembelian

2.1.3.1 Definisi Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merurut Fandy Tjiptono (2008:19), adalah pemilihan satu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.

Kotler dan Keller (2009:240) dalam Ch. Endah Winarti (2015) mendefinisikan keputusan pembelian adalah keputusan konsumen mengenai preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan.

Menurut (Suharno, 2010:96), keputusan pembelian adalah tahap di mana pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk, serta mengkonsumsinya.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian merupakan proses memilih satu produk diantara banyak pilihan yang ada serta mengkonsumsinya.

2.1.3.2 Indikator Keputusan Pembelian

Para pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang mempengaruhi para pembeli dan mengembangkan pemahaman mengenai cara


(27)

konsumen melakukan keputusan pembelian. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:179) konsumen dalam melakukan keputusan pembelian ada lima tahapan yaitu:

Sumber : (Kotler dan Armstrong, 2008:179)

Gambar 2.1

Proses Keputusan Pembelian

Kotler dan Armstrong (2008:179-181), secara rinci menguraikan lima tahap proses pembelian tersebut yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengenalan Kebutuhan

Tahap pertama proses keputusan pembeli, di mana konsumen menyadari suatu masalah kebutuhan.

2. Pencarian Informasi

Tahap proses keputusan pembeli, di mana konsumen ingin mencari informasi lebih banyak, konsumen mungkin hanya memperbesar perhatian atau melakukan pencarian informasi secara aktif.

3. Evaluasi alternatif

Tahapan konsumen dalam mengevaluasi alternatif adalah konsumen akan berusaha memenuhi kebutuhannya dan konsumen memandang masing-masing produk sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat.

Pengenalan Kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Pembelian

Perilaku Pascapembelian


(28)

4. Keputusan Membeli

Tahap keputusan membeli tentang merek mana yang dibeli. Dalam tahap evaluasi, konsumen menentukan peringkat merek dan membentuk niat pembelian.

5. Perilaku pasca pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, maka konsumen akan kecewa, namun jika ternyata sesuai harapan, konsumen akan puas, jika melebihi harapan, konsumen akan menjadi sangat puas.

2.1.3.3Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Setiadi (2003: 11) dalam Muhamad Romadhoni (2015:19), keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :

1) Faktor kebudayaan merupakan faktor penentu yang mendasari keinginan dan perilaku seseorang. Pemasaran harus memahami peran yang dimainkan oleh budaya, sub-budayanya, dan kelas sosial pembeli.

2) Faktor sosial terdiri atas kelompok referensi, keluarga serta peran dan status seseorang dalam lingkungannya.

3) Faktor pribadi terdiri dari umur dan tahapan dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, keperibadian dan konsep diri.

4) Faktor psikologis terdiri atas motivasi, persepsi, proses belajar serta kepercayaan diri dan sikap.


(29)

2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu

Sebelum penulis melakukan penelitian, penulis mempelajari dan membaca penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, untuk keaslian penelitian, maka dapat dibandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu No Judul Penelitian

/Judul Referensi Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Periklanan Dan Citra Merek Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Kendaraan Bermotor Yamaha Oleh : Zimri Remalya Mawara (2013). ISSN 2303-1174

Periklanan dan Citra Merek berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian kendaraan

bermotor Yamaha pada PT. Hasjrat Abadi sehingga hipotesis yang menyatakan diduga variabel Periklanan dan Citra Merek bersama berpengaruh terhadap keputusan pembelian dapat diterima.

Menggunakan Citra Merek dan Periklanan sebagai variabel X yang mempengaruhi Keputusan Pembelian yaitu variabel Y. Kendaraan Bermotor Yamaha

2 Analisis pengaruh Citra Merek terhadap keputusan pembelian kartu simpati di Yogyakarta

Oleh : Indri Hastuti Listyawati.Tahun 2014 ISSN : 2252-5483

Citra merek mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal ini disebabkan konsumen dalam membeli sesuatu bukan hanya

mengharapkan sekedar barang saja, akan tetapi ada sesuatu yang lain.

Sama-sama menggunakan X1 sebagai Citra Merek dan Y sebagi Keputusan Pembelian

Unit penelitian kartu Simpati di Yogyakarta

3 Pengaruh Periklanan Dan Promosi Penjualan

Terhadap Keputusan Pembelian

Periklanan yang dimiliki oleh XL saat ini berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena

Sama-sama mengunakan variabel X sebagai periklanan dan Tidak menggunakan promosi penjualan


(30)

Oleh : Priccila Natalia dan Mumuh Mulyana, Tahun 2014 ISSN 2337 – 7860

terlalu banyaknya promosi yang disampaikan melalui iklan tidak sesuai dengan sebagaimana mestinya atau karena kurang menariknya iklan yang dibuat oleh XL.

variabel Y

sebagai keputusan pembelian

4 Pengaruh pelaksanaan

Advertising Terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada

Konsumen AMDK Narmada di Kota Mataram)

Oleh : Dio Martha Prihandono 2014 Vol. 7 No.2

Pelksanaan periklanan berpengaruh terhadap

keputusan pembelian baik secara bersama-sama maupun parsial

Menggunakan pelaksanaan

advertising X dan keputusan pembelian sebagai Y

Survey pada kosumen AMDK

5 Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Notebook Acer di Surabaya. Oleh : Dhandy Syaputra

Citra Merek terbukti

berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Artinya apabila citra merek yang melekat pada suatu produk (notebook merek Acer) baik, maka keputusanpembelian terhadap produk tersebut (notebook merek Acer) juga meningkat atau positif.

Sama-sama menggunakan variabel X1 sebagai Citra Merek dan Y sebagai keputusan pembelian

Unit penelitian Notebook Acer di Surabaya

6 The Influences of Advertising Endorser, Brand Image, Brand Equity, Price Promotion, on Purchase Intention- The Mediating Effect of Advertising Endorser

Oleh : Dr. Hsin Kuang Chi, Nanhua

University, Taiwan , et al

Advertising endorser play a key role on information transmission between

manufacturers and consumers. Its purpose is to draw

consumers’ attention and

interest in order to achieve the object of communication with consumers. This research is mainly in the discussion of the influences of endorser, brand image, brand equity, price promotion on purchase intention.

Sama-sama menggunakan citra merek untuk variabel X Tidak menggunakan Advertising Endorser, Brand Equity, Price Promotion, on Purchase Intention


(31)

7 The influance of brand image and promotional mix on consumer buying decision – A study of beverage consumers in lagos state, Nigeria.

Oleh : Onigbinde Isaac Oladepo (Ph.D) & Odunlami Samuel Abimbola (M.Sc.). May 2015

The findings revealed that all of brand image, advertising, sales promotion and personal selling have significant influence on consumer buying decision.

Mengunakan variabel X1 sebagai citra merek dan Y sebagai keputusan pembelian

Variabel X2 dan unit pebelitian

8 Impact of Brand Image and Advertisement on Consumer Buying Behavior

Oleh : Muhammad Mudasar Ghafoor. 117-122, 2013 ISSN 1818-4952

Brand image and advertisement play a crucial role to boost up any business performance as brand image is an implied tool which can positively change

people’s buying behaviors and

advertisement is behaving

Sama-sama menggunakan citra merek dan periklanan sebagai X Tidak menggunakan consumer buying behavior

9 Effect of product quality, promotion, and brand image on purchase decision of Nike Sports Shoes (Case Study On S1 Fisip Undip Students) Oleh : Denny Saputra et al.

Diponegoro Journal Of Social And Politic 2014:1-12

The results of the calculation of the determination coefficient is 0.429. It shows that the quality of product, promotion and brand image explain about purchase decision in 42.9% and 57.1% explained by other variables that are not observed.

Sama-sama menggunakan variabel X1 citra merek dan Y Keputusan pembelian

Kualitas produk, promosi dan unut penelitian


(32)

2.2 Kerangka Pemikiran

Kondisi persaingan bisnis dalam bidang industri alas kaki semakin hari semkain memicu perusahaan untuk membuat inovasi dalam setiap produk baru yang akan diluncurkan kepasaran. Produk yang termasuk ke dalam industri alas kaki adalah sepatu. Hebatnya persaingan antar merek mejadikan motivasi bagi para perusahaan untuk terus meluncurkan produk dan desain baru dengan inovasi baru pula, agar dapat diterima oleh masyarakat.

Setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengerti dan memahami keinginan dan kebutuhan konsumen dalam bidang industri sepatu. Menciptakan kesan menjadi salah satu karateristik dasar dalam orientasi pemasaran modern yaitu lewat pemberian perhatian lebih serta penciptaan merek yang kuat. Semakin baik citra merek suatu produk maka konsumen dalam menentukan keputusan pembelian juga akan semakin tinggi. Selain itu, dukungan dari citra merek yang selama ini dibangun dan dijaga dengan baik oleh sepatu Bata, dapat membantu sepatu Bata untuk tetap bertahan di tengah ketatnya persaingan industri Sepatu di Indonesia.

Gaya kreatif citra merek merupakan alternatif gaya periklanan kreatif. Karena iklan yang dilaksanakan dengan cara yang unik dan menarik dapat membuat konsumen mengambil keputusan akan pembelian suatu produk. Secara tidak langsung Citra Merek dan Pelaksanaan Periklanan dapat mempengaruhi Keputusan Pemebelian.


(33)

2.2.1 Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian

Citra merek merupakan reperesentasi dari keselurusan persepsi terhadap merek itu. Citra merek memegang peranan penting bagi perusahaan. Tujuan perusahaan adalah untuk menciptakan keputusan pembelian konsumen terhadap produk yang dihasilkan.

Wicaksono (2007:29) dalam (Zimri Remalya Mawara, 2013:4) mengemukakan pentingnya pengembangan citra merek dalam keputusan pembelian. Citra merek yang dikelola dengan baik akan menghasilkan konsekuensi yang positif, meliputi:

a. Meningkatkan pemahaman terhadap aspek-aspek perilaku konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.

b. Memperkaya orientasi konsumsi tehadap hal-hal yang bersifat simbolis lebih dari fungsi-fungsi produk.

c. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk. d. Meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan

2.2.2 Pengaruh Periklanan terhadap Keputusan Pembelian

Kotler & Amstrong (2001:330) dalam (Zimri Remalya Mawara, 2013:4) mengemukakan bahwasanya daya tarik iklan (attention) harus mempunyai tiga sifat, Pertama iklan harus bermakna (meaningful), menunjukkan manfaat - manfaat yang membuat produk lebih diinginkan atau lebih menarik bagi konsumen. Kedua, pesan


(34)

iklan harus dapat dipercaya (believable), konsumen percaya bahwa produk tersebut akan memberikan manfaat seperti yang dijanjikan dalam pesan iklan. Ketiga (distinctive), bahwa pesan iklan lebih baik dibanding iklan merek pesaing.

Pada dasarnya Iklan atau promosi adalah semua bentuk penyajian komunikasi nonpersonal tentang ide-ide produk dan jasa yang ditawarkan oleh produsen, dengan maksud untuk mempengaruhi konsumen agar mau membeli produk yang di tawarkan. Andre (2003:56) dalam (Zimri Remalya Mawara, 2013:4) telah menunjukkan bahwa konsumen cenderung lebih mereaksi iklan yang menyenangkan yang dapat menunjukkan bahwa produk yang di iklankan adalah produk yang benar-benar unggul

2.2.3 Pengaruh Citra Merek dan Pelaksanaan Periklanan Terhadap Keputusan Pemebelian

Berdasarkan hasil penelitian dari Zimri Remalya Mawara (2013) dalam

“Periklanan dan Citra Merek Pengaruhnnya Terhadap Keputusan Pemebelian Kendaraan Bermotor Yahama” dikemukakan bahwa periklanan dan citra merek

berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan keterkaitan antar variabel diatas, maka penulis merumuskan paradikma penelitian sebagai berikut :


(35)

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Citra merek (X1)

1. Atribut 2. Manfaat 3. Nilai 4. Budaya 5. Kepribadian 6. Pemakai

Periklanan (X2)

1. Mission (Tujuan) 2. Massage (Pesan) 3. Media

Keputusan pembelian (Y) 1. Pengenalan

kebutuhan 2. Pencarian

informasi 3. Evaluasi

alternatif 4. Keputusan

pembelian 5. Perilaku paska


(36)

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011:64) menjelaskan tentang hipotesis sebagai berikut :

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan penelitian, telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap

rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik”.

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :

Sub Hipotesis :

H1 : Citra Merek berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Bata

H2 : Pelaksanaan Periklanan berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Bata

Hipotesis Utama :

Terdapat pengaruh Citra Merek dan Pelaksanaan Periklanan terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Bata.


(37)

35

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun laporan.

Menurut Sugiyono (2011:32),mengatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.

Sesuai dengan pengertian diatas bahwa pengertian objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi sasaran dalam penelitian ilmiah. Dalam penyusunan usulan penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan mengambil objek penelitian pada sepatu Bata Dalam Kaum Bandung. Berdasarkan definisi di atas, objek dalam penelitian ini adalah Citra Merek, Pelaksanaan Periklanan, dan Keputusan Pembelian. 1. Variabel bebas (variabel Indevendent) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebeb perubahannya atau timbulnya

variabel terikat”. Dimana variabel X1 dalam penelitian ini adalah Citra

Merek dan variabel X2 Pelaksanaan Periklanan

2. Variabel terikat (variabel dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adaya variabel bebas”. Dimana Variabel


(38)

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan cara dan kegunaan tertentu. Metode penelitian menurut Sugiyono (2013:5) adalah

“Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah”. Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti maka jenis penelitian dari peneiliti ini adalah Deskiptif dan Verifikatif dengan pendekatan Kuantitatif :

Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono (2011:147) adalah sebagai berikut metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah satu sampai empat. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data dapat dikumpulkan, dianalisis, dan ditarik kesimpulan dengan teori-teori yang telah dipelajari, untuk kemudian ditarik kesimpulan.

Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut Narimawati Umi (2010:29) dan Mashuri (2008) adalah sebagai berikut : Metode verifikatif yaitu memeriksa


(39)

benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.

Metode verifikatif dilakukan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis, sehingga metode verifikatif ini digunakan untuk mengetahui besarnya Pengaruh citra Merek dan Pelaksanaan Periklanan Terhadap Keputusan Pembelian. Dengan metode ini dapat diketahui berapa besarnya pengaruh variabel independent mempengaruhi terhadap variabel dependent, serta besarnya arah hubungan yang terjadi.

Menurut Sugiyono (2013:13) mendefinisikan metode penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang

telah ditetapkan”.

Metode Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh Citra Merek sebagai Variabel X1 dan Pelaksanaan Periklanan sebagai X2 terhadap Keputusan Pembelian sebagai Variabel Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.


(40)

Dengan menggunakan metode penelitian dan analisis statistik, maka akan mengetahui hubungan antar variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

3.2.1 Desain Penelitian

Sebelum melakukan penelitian sangatlah perlu kita melakukan suatu perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan sistematis.

Desain penelitian menurut Narimawati Umi (2008) adalah sebagai berikut Desain Penelitian adalah Suatu Rencana Struktur, dan Strategi untuk menjawab permasalahan, yang mengoptimasi validitas.

Dari uraian di atas tersebut maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang menyatakan metode-metode dan prosedur-prosedur yang digunakan oleh penulis dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.

Menurut Sugiyono (2009:13) penjelasan proses penelitian disampaikan seperti teori sebagai berikut :

Proses penelitian meliputi : 1. Sumber masalah

2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis


(41)

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrument penelitian 7. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan proses penelitian diatas maka proses penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sumber Masalah

Peneliti melakukan survey awal untuk menentukan fenomena yang terjadi untuk dijadikan sebagai dasar penelitian.

2. Rumusan Masalah

Peneliti merumuskan masalah apa saja yang akan di pecahkan dalam penelitian ini, dan dapat di jadikan acuan dalam penelitian ini.

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab hipotesis penelitian ini yang terdapat dalam rumusan masalah maka diperlukan sumber data teoritis yang relevan atau dalam penelitian sebelumnya dengan tema yang sama untuk digunakan dalam menjawab pertanyaan sementara.

4. Penngajuan Hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (factual) maka jawaban itu disebut hipotesis.


(42)

5. Metodologi Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif.

6. Menyusun Instrument Penelitian

Instrunment ini digunakan sebagai alat pengumpul data, instrument pada penelitian ini berbentuk data yang didapatkan dari data yang diterima dari Toko Sepatu Bata Dalem Kaum Bandung yang termasuk kedalam penelitian. Teknik yang digunakan untuk menggunakan data-data kualitatif yang diperoleh menjadi urutan dan kuantitatif adalah dengan menggunakan Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompk orang tentang fenomena sosial.

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode yang berupa jawaban terhadap tumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

Melaporkan pelaporan hasil penelitian ini akan disajikan dalam tabel 3.1 dibawah ini:


(43)

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode yang

digunakan Unit Analisis

Time Horizon

T-1 Descriptive Descriptive dan Survey

Konsumen Sepatu Bata Dalem Kaum Bandung

Cross Sectional

T-2 Descriptive Descriptive dan Survey

Konsumen Sepatu Bata Dalem Kaum Bandung

Cross Sectional

T-3 Descriptive Descriptive dan Survey

Toko Bata dan Konsumen Sepatu Bata Dalem Kaum Bandung

Cross Sectional

T-4,5,6 &Verifikatif Descriptive Explanatory Survey Descriptive dan

Toko Bata dan Konsumen Sepatu Bata Dalem Kaum Bandung

Cross Sectional

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Narimawati Umi (2008:30) pengertian operasional variabel adalah sebagai berikut operasionalisasi variabel adalah proses penguraian variabel penelitian ke dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu

dilakukan analisis faktor”.

Seperti yang terungkap dalam objek penelitian, bahwa pokok masalah yang diteliti adalah bersumber pada beberapa hal yaitu Pengaruh Citra Merek, Pelaksanaan Periklanan sebagai variabel bebas, dan Keputusan Pembelian sebagai variabel tetap.


(44)

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel dan Konesp Indikator Ukuran Skala Sumber Data

Citra Merek (X1) Citra merek merupakan persepsi konsumen tentang suatu merek sebagai refleksi dari asosiasi merek yang ada pada pikiran konsumen (Keller, 2008:51) Atribut Kemudahan mengenali logo dan kemasan Tingkat kemudahan

Ordinal Konsumen Sepatu Bata

Manfaat

Desain Persepsi selera desain

Ordinal Konsumen Sepatu Bata

Nilai

Persepsi kualitas Tingkat persepsi merek berkualitas

Ordinal Konsumen Sepatu Bata

Budaya

Persepsi trendi Tingkat persepsi trendi

Ordinal Konsumen Sepatu Bata Kepribadian Kepercayaan diri tinggi Tingkat kepercayaan diri

Ordinal Konsumen Sepatu Bata Pemakai Persepsi mengikuti zaman Tingkat mengikuti perkembangan zaman

Ordinal Konsumen sepatu Bata

Pelaksanaan Periklanan (X2)

Periklanan adalah menyampaikan pesan-pesan penjualan yang diarahkan kepada masyarakat melalui cara-cara yang persuasive yang bertujuan menjual barang, jasa atau ide. Buchari Alma (2007:187)

Message (Pesan) Memudahkan iklan untuk dipahaami dalam memberikan informasi

Ordinal Konsumen Sepatu Bata

Mission (Tujuan)

Mengajak konsumen untuk membeli produk

Ordinal Konsumen Sepatu Bata

Media Pemilihan media

periklanan

Ordinal Konsumen Sepatu Bata


(45)

Keputusan Pembelian (Y)

Suatu keputusan dimana seseorang memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan produk yang ditawarkan

perusahaan (Fandy Tjiptono, 2008:19)

Pengenalan kebutuhan

Tingkat hasrat atau keinginan konsumen untuk membeli sepatu

Ordinal Konsumen Sepatu Bata

Pencarian informasi

Tingkat mencari informasi mengenai produk dan akurasi sumber informasi mengenai produk

Ordinal Konsumen Sepatu Bata

Evaluasi alternatif

Tingkat ketertarikan konsumen akan produk dan keunggulan yang dimiliki

Ordinal Konsumen Sepatu Bata

Keputusan pembelian

Tingkat besarnya keinginan konsumen untuk membeli produk dan kemudahan

Ordinal Konsumen Sepatu Bata

Perilaku pasca pembelian

Tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dari produk yang ditawarkan

Ordinal Konsumen Sepatu Bata

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data (Primer dan Sekunder)

Menurut Sugiyono (2013:402), sumber primer dan sumber sekunder adalah sebagai berikut sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

Penulis menggunakan sumber primer ini dikarenakan penulis mengumpulkan data-data sendiri, data primer pada penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan pada konsumen sepatu Bata.


(46)

Dan menggunakan data sekunder dikarenakan peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu mengenai data-data terkait dengan citra merek dan pelaksanaan periklanan terhadap keputusan pembelian.

3.2.3.2Teknik Penentuan Data

Untuk menunjang hasil penelitian, maka peneliti melakukan pengelompokan data yang diperlukan kedalam dua golongan, yaitu :

1. Populasi

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2013: 115), adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pengertian diatas maka populasi dari penelitian ini adalah 18.908 orang pembeli sepatu Bata Dalem Kaum Bandung.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2012:116) sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi dan harus repasi dan harus representatif. Dalam menentukan sampel, terdapat cara/tekniknya sehingga memudahkan peneliti dalam memperoleh data. Teknik sampling menurut Sugiyono (2012:116) adalah teknik pengambilan sampel, untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Probability Sampling , yaitu Simple Random Sampling.


(47)

Menurut Sugiyono (2012:118) teknik Simple Random Sampling

merupakan sampling yang sederhana, karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu sendiri, dan cara ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen. Sedangkan metode penarikan sampel yang digunakan mengacu pada pendekatan Slovin, pendekatan ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

N

n=

1+Ne²

Sumber : Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:38)

Keterangan : n= Jumlah Sampel N=Jumlah Populasi

e= Batas kesalahan yang ditolerasni ( 1% 5% 10%)

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan teknik perhitungan Slovin, jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 18.908, dengan batas kesalahan 10%.


(48)

18.908 n=

1+18.908 (0,1)² = 99

Berdasarkan penelitian diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian 99 orang yang dibulatkan menjadi 100 orang. Sehingga jumlah sampel yang diambil 100 kosumen.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan dilakukian dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer dan sekunder.

a. Observasi

Melakukan pengamatan secara langsung di toko Sepatu Bata demi memperoleh data yang diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan di toko sepatu Bata yang berhubungan dengan variabel penelitian. Kemudian hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan. Hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara lisan dengan orang-orang yang berhubungan dengan


(49)

penelitian. Peneliti mengumpulkan data dan menggali informasi dengan mengajukan tanya jawab secara lisan dengan Direktur, karyawan dan pelanggan di Toko Sepatu Bata

c. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada reponden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik. Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yanag ditujukan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini. Hasil dari kuesioner ini berupa data-data citra merek dan pelaksanaan periklanan dan keputusan pembelian.

Teknik pengolahan data hasil kuesioner digunakan skala likert dimana alternatif jawaban nilai 5 sampai dengan 1. Pemberian skor dilakukan atas jawaban pertanyaan baik mengenai Citra Merek (X1), Pelaksanaan Periklanan (X2) serta Keputusan Pembelian (Y) karena data ini bersifat ordinal maka selanjutnya nilai-nilai dari alternatif tersebut dijumlahkan untuk setiap reponden. Adapun kriteria pembobotan nilai untuk alternatif jawaban dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


(50)

Tabel 3.3 Skala Likert

Jawaban Bobot Nilai

Sangat Setuju/Sangat Menarik/Sangat Mudah/Sangat Tepat/Sangat Baik

5

Setuju/Menarik/Mudah/Tepat/Baik 4

Cukup/Cukup Menarik/Cukup Mudah/Cukup Tepat/Cukup Baik

3

Tidak Setuju/Kurang Menarik/Sulit/Kurang Tepat/Kurang Baik

2

Sangat Tidak Setuju/Tidak Menarik/Sangat Sulit/Tidak Tepat/Tidak Baik

1

2. Penelitian Kepustakaan atau Dokumentasi

Teknik pengumpulan data sekunder (yang dilakukan denagn mencatat dokumen-dokumen yang berhubungan dengan variabel penelitian). Penelitian yang dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan dari berbagai buku, jurnal, catatan, gambar, dan literature yang berhubungan dengan citra merek, pelaksanaan periklanan dan keputusan poembelian. 3.2.4.1 Uji Validitas

(Azwar 2007:89) Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu skala atau intrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dan dilakukanya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan


(51)

tujuan pengukuran. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah rumus

Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

Dalam mengadakan interprestasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Suharsimi Arikunto (2009:164) dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut:


(52)

Tabel 3.4 Interprestasi Nilai r

Besarnya Nilai Interprestasi

Antara 0,700 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,500 Tinggi

Antara 0,500 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,300 Sedang

Antara 0,300 sampai dengan 0,200 Agak tidak tinggi

Antara 0,200 sampai dengan 0,100 Tidak tinggi

Antara 0,100 sampai dengan 0,000 Sangat tidak tinggi Sumber: Suharsimi Arikunto (2009:164)

Disamping itu, Riduwan, Adun dan Enas (2010) menjelaskan bahwa dalam melakukan uji validitas juga dapat ditentukan dari perbandingan rhitung /penelitian dengan rtabel. Dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Item instrumen dikatakan valid jika rhitung>rtabel, maka instrumen dapat digunakan.

2) Item instrumen dikatakan tidak valid jika rhitung < rtabel, maka instrumen tidak dapat digunakan.

Berdasarkan hasil data kuesioner yang diolah dengan SPSS 16.0 maka dapat diperoleh pengujian validitas instrumen sebagai berikut :


(53)

Tabel 3.5

Uji Validitas Instrumen Penelitian

Variabel Item

Pertanyaan

Validitas Koefisien

validitas

Rtabel Kesimpulan

X1 – Citra Merek 1 0.360 0.30 Valid

2 0.515 0.30 Valid

3 0.453 0.30 Valid

4 0.469 0.30 Valid

5 0.335 0.30 Valid

6 0.465 0.30 Valid

X2 – Periklanan

1 0.481 0.30 Valid

2 0.397 0.30 Valid

3 0.421 0.30 Valid

Y – Keputusan Pembelian

1 0.453 0.30 Valid

2 0.428 0.30 Valid

3 0.519 0.30 Valid

4 0.552 0.30 Valid

5 0.418 0.30 Valid

Sumber:Output SPSS 16.0 (diolah)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan kuesione lebih besar dari rtabel = 0.30 termasuk dalam kategori Acceptable. Dengan demikian seluruh butir pertanyaan layak digunakan untuk pengumpulan data penelitian.


(54)

3.2.4.2 Uji Reabilitas

Menurut Cooper (2006) yang dikutip oleh Umi Narimawati, Sri Dewi

Anggadini dan Linna Ismawati (2010:43) mengemukakan: “reliabitity is a

characteristic of meansurement concerned wih accuracy precision, and consistency”

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama (Syaifuddin Azwar, 2000 : 3). Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik Formula Alpha Cronbach dan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows.

Rumus :

α = 

  

S x

j S k

k

2 2 1

1

Keterangan :

α = koefisien reliabilitas alpha

k = jumlah item

Sj = varians responden untuk item I Sx = jumlah varians skor total

Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000:312) yang membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r hitung:


(55)

1. 0,8 - 1,0 = Reliabilitas baik 2. 0,6 - 0,799 = Reliabilitas diterima 3. Kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik

Untuk mengetahui tiap instrumen pernyataan reliabel atau tidak, maka nilai koefisien reabilitas (Alpha) tersebut dibandingkan dengan 0,6. dimana jika nilai Alpha lebih besar dari 0,6 maka, intrumen tersebut dinyatakan reliabel, begitu pula sebaliknya.

Sebagaimana yang dinyatakan Mustafa Edwin Nasution dan Hardius Usman

(2006:112) menyatakan: “Jika koefisien reabilitas (Alpha) mendekati 1 sangat baik,

jika berada diatas 0,8 baik, tetapi bila berada di bawah nilai 0,6 tidak baik. Artinya, bila nilai Alpha berada di bawah 0,6 maka dapat dikatakan bahwa pengukuran yang dilakukan tidak konsisten atau pengukuran kita tidak reliable”.

Tabel 3.6 Uji Reabilitas Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(56)

Tabel 3.7 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 132.7000 185.747 .242 .751

P2 133.6200 179.026 .460 .741

P3 133.9700 179.666 .388 .743

P4 134.2400 179.679 .346 .744

P5 134.1300 184.094 .209 .751

P6 134.3600 179.243 .377 .743

P7 134.4500 179.785 .394 .743

P8 134.2200 190.880 -.045 .760

P9 133.6000 181.556 .335 .746

P10 133.6700 193.072 -.140 .764

P11 133.5600 183.784 .311 .748

P12 133.7300 179.856 .374 .744

P13 133.7300 182.037 .364 .746

P14 134.5100 190.212 -.020 .760

TOTAL 93.1400 101.011 .843 .673

Sumber:Output SPSS 16.0 (diolah)

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa Alpha Cornbach pada penelitian ini adalah 0.754 maka Berdasarkan teori menurut Sekaran (2000: 312) jika reabilitas berada pada 0,6 - 0,79 maka reabilitas dapat diterima.

3.2.4.3 Uji Msi (Data Ordinal ke Interval)

Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah dengan pendekatan kuantitatif. Oleh karena data yang didapat dari kuisioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk

memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala interval melalui “Methode of

Successive” (Hays, 1969:39). Dan selanjutnya dilakukan analisis regresi korelasi serta determinasi.


(57)

1. Transformasi Data Ordinal menjadi Interval

Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi data ordinal menjadi interval adalah sebagai berikut:

a. Ambil data ordinal hasil kuisioner

b. Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proportsi kumulatifnya

c. Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulatif. Untuk data n>30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal

d. Menghitung nilai densitas untuk setiap proportsi komulatif dengan masukan nilai Z pada rumus distribusi normal.

e. Menghitung nilai skala dengn rumus Method Successive Interval

Dimana:

Means of Interval = Rata-rata Interval

Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah

Density at Upper Limit = Kepadatan atas bawah

Area Under Upper Limit = Daerah di bawah batas atas

Area Under Lower Limit = Daerah dibawah batas bawah

Density at Lower limit – Density at Upper Limit

Means of Interval =


(58)

f. Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus :

Nilai transformasi = Nilai Skala + Nilai Skala Minimal + 1 3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.5.1 Rancangan Analisis

Menurut Umi Narimawati (2010:41), rancangan analisis dapat di definisikan sebagai berikut rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam katagori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dimengerti.

Peneliti melakukan analisa data terhadap data yang telah diuraikan menggunakan metode deskriptif dan verifikatif.

3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif/ Kualitatif

Analisis Deskriptif/ Kualitatif digunakan untuk menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik.

Analisis kualitatif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk dalam kategori: sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik.

Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengn skor ideal. Skor aktual telah


(59)

diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifiasi bobot yang diberikan (1, 2, 3, 4, dan 5). Sedangkan skor ideal diperoleh melalui perolehan prediksi niai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikaliakn jumlah responden.

Sumber: Umi Narimawati (2007:84) Keterangan:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal dikontribusikan dengan tabel sebagai berikut.

Tabel 3.8

Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal

No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00 – 36.00 Sangat Tidak Setuju/Tidak Menarik/Sangat Sulit/Tidak Tepat/Tidak Baik

2 36.01 – 52.00 Tidak Setuju/Kurang Menarik/Sulit/Kurang Tepat/Kurang Baik

3 52.01 – 68.00 Cukup/Cukup Menarik/ Cukup Mudah/Cukup Tepat/Cukup Baik

4 68.01 – 84.00 Setuju/Menarik/Mudah/Tepat/Baik

5 84.01 – 100 Sangat Setuju/Sangat Menarik/Sangat Mudah/Sangat Tepat/Sangat Baik

Sumber: Umi Nariamawati (2007:84)

Skor Ideal

% Skor = x 100 Skor Aktual


(60)

3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner akan diolah dengan pendekatan kuantitatif. Terlebih dahulu dilakukan tabulasi dan memberikan nilai sesuai dengan sistem yang ditetapkan. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dengan menggunakan skala ordinal. Untuk teknik perhitungan data kuesioner yang telah diisi oleh responden digunakan skala likert dengan langkah-langkah: yaitu, memberikan nilai pembobotan 5-4-3-2-1 untuk jenis pertanyaan positif. Keseluruhan nilai atau skor yang didapat lalu dianalisis dengan cara:

1. Mengolah setiap jawaban dan pertanyaan dari kuesioner yang disebarkan untuk dihitung frekuensi dan persentasenya.

2. Nilai yang diperoleh merupakan indikator untuk pasangan variabel independen (X), (X2 Xn) dan variabel dependen (Y) yaitu (Y1..Yn).

3. Menentukan skala atau bobot dari masing-masing alternative jawaban seperti diuraikan diatas. Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala pengukuran

menjadi skala interval melalui “Methode of Successive Interval” (hay,


(61)

3.2.5.1.3 Analisis Regresi dan Asumsi Klasik

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisa pengaruh variabel citra merek (X1) dan pelaksanaan periklanan (X2) terhadap variabel keputusan pembelian (Y) secara bersama-sama.

Menurut Sugiyono (2013:277), analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunnya nilai). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2.

Persamaan regresi untuk dua prediktor dalam penelitian ini adalah:

Y = a + b1X1 +b2X2+e

Dimana:

Y = Keputusan Pembelian a = bilangan berkonstanta b1, b2 = koefisien arah garis X1 = Citra Merek

X2 = Pelaksanaan Periklanan

e = Faktor-faktor lain yang mempengaruhi variabel Y

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada anaisis regresi berganda maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh merupakan persamaan regresi yang memiliki sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE).


(62)

Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik merupakan dasar dalam model regresi linear beraganda yang dilakukan pengujian terhadap hipotesis.

Beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan analisis regresi linier berganda (multiple linear regression) sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti, terdiri atas:

a) Uji Normailitas

Menurut Husein Umar (2011:181), uji normalitas untuk mengetahui apakah keputusan pembelian sebagai variabel dependen, citra merek dan pelaksanaan periklanan sebagai variabel independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal, atau tidak. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Mendeteksi apakah data terdistribusi normal ataut tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran daa melalui sebuah grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:

a. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal b. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara


(63)

b) Uji Multikolinieritas

Menurut Frisch, suatu model regresi dikatakan terkena masalah multikolinearitas bila terjadi hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna diantara beberapa atau semua variabel bebasnya. Akibatnya model tersebut akan mengalami kesulitan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap varibel terikatnya (Mandala, 2001:268-270 dalam Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti, 2011:198). Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah:

1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.

2. Nilai standar error setiap koesfisien regresi menjadi tidak terhingga.

Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama varibel independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar, yang mengakibatkan standar error nya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF). Menurut Gujarati (2003:362), jika nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas.

c) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Gujarati (2005:406), situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien regresi menjadi tidakefisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan


(64)

demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan dari model regresi. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Rank Spearman yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dan residual. Jika nilai koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen).

Selain itu, dengan menggunakan program SPSS, heteroskedastisitas juga bisa dilihat dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SDRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak membentuk pola tertentu yang teratur, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d) Analisis Korelasi

Menurut Sujana (1989) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati (2010:49) pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel x dan y, dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearson dengan rumus:

n(ƩXiYi)-(ƩXi)(Ʃy) r=


(65)

Dimana: -1 ≤ r ≤ + 1

r = koefisien korelasi x = variabel independen y = variabel dependen n = jumlah respoden

Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi digunakan acuan pada Tabel dibawah ini.

Tabel 3.9

Tingkat keeratan korelasi

Interval Koefisien Tingkat Keerata

0 - 0,20 Sangat rendah (hampir tidak ada hubungan

0,21 – 0,40 Korelasi yang rendah

0,41 – 0,60 Korelasi sedang

0,61 – 0,80 Tinggi

0,81 – 1 Sangat tinggi

Sumber : Syahri alhusin dalam Umi narimawati (2010: 50)

e) Analisis Koefisien Determinasi

Persentase peranan semua variabel bebas atas nilai variabel bebas ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R²). Semakin besar nilainya maka menunjukkan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi variabel terikat. Hasil koefisien determinasi ini dapat dilihat dari perhitungan dengan Microsoft/ SPSS atau secara manual didapat dari R² = SSreg/Sstot


(66)

Dimana

d : Koefisien determinasi r : Koefisien korelasi 3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis penelitian yang dikemukakan dalam kerangka pemikiran adalah

“semakin besar pengaruh citra merek produk dan pelaksanaan periklanan maka akan semakin besar juga pengaruh pada keputusan pembelian”.

Langkah-langkah dalam analisisnya sebagai berikut: 1. Pengujian Secara Parsial

Melakukan uji-t, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut:

a. Rumus uji t yang digunakan adalah:

thitung diperoleh dari nilai koefisien regresi dibagi dengan nilai standar errornya.

b. Hipotesis

H1. β = 0, Tidak terdapat pengaruh Variabel X1, terhadap Variabel Y.

H1. β ≠ 0, Terdapat pengaruh Variabel X1 terhadap Variabel Y.

H2. β = 0, Tidak terdapat pengaruh Variabel X2 terhadap Variabel Y.

H2. β ≠ 0, Terdapat pengaruh Variabel X2 terhadap Variabel Y.

Kd= r² x 100%

b1,2 thitung(x1,2)=


(67)

c. Kriteria pengujian

H0 ditolak apabila thitung< dari ttabel ( α = 0,05 )

Jika menggunakan tingkat kekeliruan ( α = 0,01 ) untuk diuji dua pihak, maka

kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut:

a. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, berati Ha diterima artinya diantara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.

b. Jika thitung ≤ ttabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan Y tidak ada hubungannya.

2. Pengujian Secara Simultan

Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.

a. Rumus uji F yang digunakan adalah: Dimana:

JKresidu = Koefisien Korelasi Ganda K = Jumlah variabel bebas

n = Jumlah anggota sampel

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama dapat berperan atas variabel terikat. pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai F – kritis dengan nilai F-test yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil perhitungan dengan micro-soft. Jika nilai Fhitung > Fkritis, maka H0 yang

JKregresi / k Fhitung=


(1)

demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan dari model regresi. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Rank Spearman yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dan residual. Jika nilai koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen).

Selain itu, dengan menggunakan program SPSS, heteroskedastisitas juga bisa dilihat dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SDRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak membentuk pola tertentu yang teratur, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d) Analisis Korelasi

Menurut Sujana (1989) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati (2010:49) pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel x dan y, dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearson dengan rumus:

n(ƩXiYi)-(ƩXi)(Ʃy) r=


(2)

Dimana: -1 ≤ r ≤ + 1

r = koefisien korelasi x = variabel independen y = variabel dependen n = jumlah respoden

Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi digunakan acuan pada Tabel dibawah ini.

Tabel 3.9

Tingkat keeratan korelasi

Interval Koefisien Tingkat Keerata

0 - 0,20 Sangat rendah (hampir tidak ada hubungan 0,21 – 0,40 Korelasi yang rendah

0,41 – 0,60 Korelasi sedang

0,61 – 0,80 Tinggi

0,81 – 1 Sangat tinggi

Sumber : Syahri alhusin dalam Umi narimawati (2010: 50) e) Analisis Koefisien Determinasi

Persentase peranan semua variabel bebas atas nilai variabel bebas ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R²). Semakin besar nilainya maka menunjukkan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi variabel terikat. Hasil koefisien determinasi ini dapat dilihat dari perhitungan dengan Microsoft/ SPSS atau secara manual didapat dari R² = SSreg/Sstot


(3)

Dimana

d : Koefisien determinasi r : Koefisien korelasi 3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis penelitian yang dikemukakan dalam kerangka pemikiran adalah

“semakin besar pengaruh citra merek produk dan pelaksanaan periklanan maka akan semakin besar juga pengaruh pada keputusan pembelian”.

Langkah-langkah dalam analisisnya sebagai berikut: 1. Pengujian Secara Parsial

Melakukan uji-t, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut:

a. Rumus uji t yang digunakan adalah:

thitung diperoleh dari nilai koefisien regresi dibagi dengan nilai standar errornya.

b. Hipotesis

H1. β = 0, Tidak terdapat pengaruh Variabel X1, terhadap Variabel Y.

H1. β ≠ 0, Terdapat pengaruh Variabel X1 terhadap Variabel Y.

H2. β = 0, Tidak terdapat pengaruh Variabel X2 terhadap Variabel Y.

H2. β ≠ 0, Terdapat pengaruh Variabel X2 terhadap Variabel Y.

Kd= r² x 100%

b1,2 thitung(x1,2)=


(4)

c. Kriteria pengujian

H0 ditolak apabila thitung< dari ttabel ( α = 0,05 )

Jika menggunakan tingkat kekeliruan ( α = 0,01 ) untuk diuji dua pihak, maka

kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut:

a. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, berati Ha diterima artinya diantara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.

b. Jika thitung ≤ ttabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan Y tidak ada hubungannya.

2. Pengujian Secara Simultan

Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.

a. Rumus uji F yang digunakan adalah: Dimana:

JKresidu = Koefisien Korelasi Ganda K = Jumlah variabel bebas

n = Jumlah anggota sampel

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama dapat berperan atas variabel terikat. pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai F – kritis dengan nilai F-test yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil perhitungan dengan micro-soft. Jika nilai Fhitung > Fkritis, maka H0 yang

JKregresi / k Fhitung=


(5)

menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat ditolak dan sebaliknya.

Menurut (Sugiyono, 2009:183), menghitung keeratan hubungan atau koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y yang dilakukan dengan cara menggunakan perhitungan analisis koefisien korelasi Product Moment Method atau dikenal dengan rumus Pearson.

b. Hipotesis

H0;= 0, Tidak terdapat pengaruh Variabel X1 dan Variabel X2 terhadap Variabel Y

H1;ρ 0, Terdapat pengaruh Variabel X1 dan Variabel X2 terhadap

Variabel Y. c. Kriteria pengujian

H0 ditolak apabila F hitung > dari F tabel (α = 0,05 )

Apabia pada pengujian secara simultan H0 ditolak, artinya

sekurang-kurangnya ada yxi 0. Untuk mengetahui ρyxi yang tidak sama dengan nol, maka

dilakukan pengujian secara parsial.

Gambar 3.1 Daerah penerimaan dan penolakan Ho


(6)