Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan kendaraan Menggunakan Teori Probalitas Bayesian (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Talaga)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

1

Pada saat ini, banyak orang menggunakan teknologi komputer dalam kegiatan sehari – hari dari mulai bangun tidur hingga tidur kembali. Tidak sedikit orang yang menggunakan komputer untuk mendapatkan informasi yang dapat membantu mereka dalam menyelesaikan masalah dari suatu kejadian yang dialami untuk mendapatkan pilihan keputusan yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut.

Dalam memecahkan suatu masalah, seperti halnya dalam memperbaiki suatu kerusakan pada komponen kendaraan, terkadang orang - orang (mekanik) melakukan kesalahan yang dapat bersumber dari minimnya pengetahuan tentang kerusakan kendaraan, kurangnya pengalaman dan pelatihan, tidak didampingi oleh seorang pakar yang lebih handal, atau melakukan perkiraan kerusakan secara acak tanpa memandang gejala kerusakan yang ada pada kendaraan.

Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan pembengkakan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik kendaraan. Sang mekanik pun akan mendapat dampak negatif jika ia melakukan kesalahan dalam memperbaiki kerusakan kendaraan karena tingkat kepercayaan orang lain terhadapnya dan bengkel/ tempat dimana mekanik tersebut bekerja akan berkurang.

Dalam studi kasus penelitian di SMK Negeri 1 Talaga, banyak siswa khususnya di jurusan teknik kendaraan ringan ( TKR ) yang tidak tahu bagaimana menghadapi suatu kerusakan komponen berdasarkan gejala kerusakan yang ada. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pelatihan yang diberikan kepada siswa oleh


(6)

pengajar dan keterbatasan waktu belajar di sekolah atau siswa tidak menyimak dengan apa yang pengajar sampaikan. Untuk mensiasatinya, beberapa siswa mencoba untuk memperbaiki kendaraan di luar jam sekolah.

Hal ini bisa menjadi masalah, apabila siswa minim pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan perbaikan dan tidak didampingi oleh pengajar atau mekanik handal maka dapat merugikan siswa dan pemilik kendaraan. Untuk SMK Negeri 1 Talaga sendiri, hal tersebut dapat berdampak negatif terhadap kepercayaan masyarakat mengenai kualitas dari peserta didik di SMK Negeri 1 Talaga khususnya di jurusan teknik kendaraan ringan ( TKR ). Maka dari itu, dibutuhkan alat bantu yang dapat mengatasi masalah tersebut.

Sistem pakar adalah program komputer yang mensimulasi penilaian dan perilaku manusia atau organisasi yang memiliki pengetahuan dan pengalaman ahli dalam bidang tertentu.[2, p. 132] Sistem pakar juga merupakan sistem komputer yang mengemulasi kemampuan pengambilan keputusan seorang manusia ahli. [2, p. 133]

Sistem pakar dapat digunakan untuk mendiagnosis suatu kerusakan pada kendaraan.

Adapun kelebihan sistem pakar antara lain : 1. Sistem pakar dapat bertindak sebagai

konsultan, instruktur, atau pasangan/rekan. 2. Meningkatkan ketersediaan kepakaran pada

semua perangkat komputer. 3. Mengurangi bahaya 4. Permanen 5. Pengetahuan dapat tidak

lengkap, namun keahlian dapat diperlukan sesuai kebutuhan. Program konvensional harus

“lengkap” sebelum mereka dapat digunakan. 6. Database yang cerdas, sistem pakar dapat digunakan untuk mengakses database secara cerdas, misalnya data mining. Sementara itu

karakteristik sistem pakar meliputi : 1. High performance 2. Adequate response time 3.


(7)

Dalam penggunaannya, sistem pakar mempermudah orang awam untuk menyelesaikan suatu masalah tanpa harus dibantu oleh tenaga ahli/ pakar, sedangkan untuk para ahli/ pakar sendiri sistem pakar ini membantu aktivitas mereka sebagai asisten yang dapat dipercaya sudah memiliki banyak pengalaman.

Untuk mensimulasikan penilaian dan perilaku manusia yang tepat dan efektif, dibutuhkan representasi suatu logika atau algoritma yang sesuai dengan permasalahan yang akan dieksekusi oleh sistem pakar tersebut. Salah satu teori yang mendasari algoritma untuk sistem pakar adalah Teori Probabilitas Bayesian.

Berbagai sistem di dunia ini dipengaruhi oleh ketidakpastian karena keterbatasan yang dimiliki seperti sensor, gangguan lingkungan, dll. Ketidakpastian dapat didefinisikan sebagai kurangnya informasi yang memadai untuk membuat suatu keputusan.[2]

Ketidakpastian ini dapat ditangani dengan berbagai pendekatan, salah satunya menggunakan teorema bayes. Teorema bayes ini dapat dijadikan salah satu tools untuk memberikan informasi pendukung dalam menentukan suatu pilihan keputusan.

Teorema Bayes ditemukan oleh Reverend Thomas Bayes ( 1701-1761 ).[2] Teorema bayes digunakan untuk menghitung probabilitas terjadinya peristiwa berdasarkan pengaruh yang didapat dari hasil observasi. Probabilitas merupakan suatu nilai untuk mengukur tingkat kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang tidak pasti. Besar nilainya suatu probabilitas selalu diantara nol dan satu. Jika nilai suatu probabilitas mendekati satu maka peluang suatu kejadian terjadi semakin


(8)

besar dan jika nilai suatu probabilitas mendekati nol maka peluang seuatu kejadian terjadi semakin kecil.

Dalam sistem pakar untuk mendiagnosis suatu kerusakan pada kendaraan, teorema bayes dapat membantu dalam mengidentifikasi suatu kerusakan pada kendaraan dengan mengamati gejala – gejala yang ditemukan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membangun suatu aplikasi sistem pakar sebagai bahan penyusunan skripsi dengan judul “ Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan

Kendaraan Menggunakan Teori Probabilitas Bayesian ( studi kasus di SMK Negeri 1 Talaga ) ”.

1.2.Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Adapun hasil identifikasi berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut :

1. Minimnya pengetahuan dan pelatihan tentang kerusakan pada kendaraan sehingga memperkirakan kemungkinan kerusakan secara acak.

2. Tidak didampingi oleh mekanik yang lebih handal dan berpengalaman ketika siswa kebingungan dalam memperbaiki kerusakan diluar sekolah khususnya mendiagnosis kerusakan kendaraan.

1.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dijelaskan, berikut rumusan masalah dapat di identifikasi oleh penulis :

1. Bagaimana prosedur dalam mendiagnosis suatu kerusakan kendaraan yang berjalan.


(9)

2. Bagaimana merancang sistem pakar diagnosis kerusakan kendaraan menggunakan teori probabilitas bayesian.

3. Bagaimana menguji sistem pakar diagnosis kerusakan kendaraan menggunakan teori probabilitas bayesian.

4. Bagaimana implementasi sistem pakar diagnosis kerusakan kendaraan menggunakan teori probabilitas bayesian.

1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memiliki maksud dan tujuan-tujuan tertentu agar penelitian ini dapat terstruktur dengan baik.

1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini yaitu untuk mengimplementasikan kemampuan dan keahlian di bidang pemograman dan komputer, khususnya dalam membuat aplikasi yang didapat selama proses pembelajaran di jurusan Sistem Informasi, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung dan untuk membangun Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan Kendaraan Menggunakan Teori Probabilitas Bayesian.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur dalam mendiagnosis kerusakan

kendaraan secara manual.

2. Untuk merancang sistem pakar diagnosis kerusakan kendaraan menggunakan teori probabilitas bayesian.

5. Untuk melakukan pengujian terhadap sistem pakar diagnosis kerusakan kendaraan menggunakan teori probabilitas bayesian.


(10)

6. Untuk mengimplementasikan sistem pakar diagnosis kerusakan kendaraan menggunakan teori probabilitas bayesian.

1.4.Kegunaan Penelitian

Penelitian ini memiliki 2 kegunaan yaitu kegunaan akademis dan kegunaan praktis. Kegunaan akademis meliputi ilmu pengetahuan, penulis, dan peneliti lain. Sedangkan kegunaan praktis meliputi objek yang diteliti. Penulis berharap agar penelitian yang telah dilakukan ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

1.4.1. Kegunaan Akademis

Berikut pemaparan tentang kegunaan akademis dalam penelitian ini:

1. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan, dapat memberikan suatu karya penelitian baru yang dapat mendukung dalam pengembangan sistem pakar, khususnya membangun Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan Kendaraan Menggunakan Teori Probabilitas Bayesian.

2. Untuk peneliti, dapat mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama kuliah, serta menambah wawasan dalam membangun Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan Kendaraan Menggunakan Teori Probabilitas Bayesian.

3. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai acuan terhadap pengembangan ataupun pembuatan dalam penelitian yang sama.

1.4.2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu mekanik ( siswa ) dalam memperbaiki kerusakan dimana saja, menambah pengetahuan terutama dalam


(11)

mendiagnosis suatu kerusakan pada kendaraan sehingga dapat mengurangi kerugian – kerugian yang ditimbulkan karena kesalahan mekanik ( siswa ) tersebut.

1.5.Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah dalam pembangunan sistem pakar ini menjadi terarah dan agar permasalahan yang dihadapi tidak terlalu luas, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Penelitian di lakukan di SMK Negeri 1 Talaga tepatnya di jurusan teknik kendaraan ringan ( TKR ).

2. Sistem ini dibuat berbasis web

3. Pengguna hanya pengajar dan siswa di jurusan teknik kendaraan ringan di SMK Negeri 1 Talaga.

4. Ahli/ pakar merupakan pengajar dari jurusan teknik kendaraan ringan di SMK Negeri 1 Talaga.

5. Sistem dapat digunakan di semua perangkat yang terhubung dengan jaringan internet.

6. Sistem hanya mencakup tentang analisa untuk mendiagnosis suatu kerusakan kendaraan.

7. Sistem menggunakan teori probabilitas bayesian untuk perhitungan pakar diagnosisnya.

1.6.Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dan waktu penelitian merupakan tempat dimana penulis melakukan penelitian dan memperoleh data - data yang diperlukan dalam mengevaluasi penelitian.


(12)

1.6.1. Lokasi Penelitian

Untuk membangun, menguji dan mengimplementasikan sistem pakar diagnosis kendaraan ini, penulis mengambil studi kasus di suatu sekolah menengah kejuruan yaitu SMK Negeri 1 Talaga yang beralamat di Jl.sekolah No.20 Desa Talaga Kulon, Talaga, Majalengka, Jawa Barat. Penelitian ini akan dilakukan di program studi teknik kendaraan ringan (TKR).

1.6.2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2015. Adapun rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam kurun waktu tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan Penelitian

Kegiatan

Tahun 2015

September Oktober November Desember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Idenfikasi kebutuhan

A.Pembuatan Sistem

1. Pengumpulan Data

2. Perancangan Sistem

3. Pembuatan Sistem

A.Pengujian Sistem

1. Menguji Sistem

2. Mengevaluasi Program


(13)

3. Perbaikan Sistem

1.7.Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang permasalahan pembangunan sistem pakar diagnosis kerusakan kendaraan menggunakan teori probabilitas bayesian, mencoba mengidentifikasikan permasalahan yang dihadapi, merumuskan masalah, menentukan maksud dan tujuan penelitian, menentukan kegunaan penelitian yang meliputi kegunaan akademis dan kegunaan praktis, kemudian diikuti dengan pembatasan masalah, penentuan lokasi dan waktu penelitian serta penentuan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori yang diambil dari beberapa sumber seperti buku dan internet yang berupa pengertian dan definisi. Bab ini juga menjelaskan konsep dasar sistem, sistem pakar, dan teori probabilitas bayesian.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan gambaran dan sejarah dari SMK Negeri 1 Talaga, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, serta definisi tugas perangkat sekolah. Bab ini juga berisikan teori dari metode penelitian yang berupa desain penelitian, jenis dan pengumpulan data, metode pendekatan dan pengembangan sistem, pengujian software, serta menganalisis sistem yang berjalan meliputi analisis prosedur yang berjalan dan evaluasi sistem yang berjalan.


(14)

Bab ini menjelaskan tujuan dari perancangan sistem dan gambaran umum sistem yang diusulkan. Perancangan sistem yang diusulkan dengan menggunakan Use Case diagram, Skenario Use Case, Activity diagram, Sequence diagram. Bab ini juga membahas tentang perancangan data berupa Class diagram, Object diagram, Deployment diagram. Bab ini juga berisi perancangan antar muka, perancangan arsitektur jaringan, pengujian dan implementasi sistem.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang merupakan ringkasan keseluruhan dari pembangunan sistem pakar diagnosis kerusakan kendaraan ini dan saran-saran yang berisi tentang tindak lanjut atau pengembangan yang dapat dilakukan terhadap sistem pakar diagnosis kerusakan kendaraan menggunakan teori probabilitas bayesian yang telah dibangun.


(15)

11

Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan prosedur yang saling berkaitan satu sama lain dan saling terhubung untuk melakukan suatu tugas secara bersama-sama.[3] Sebuah sistem sendiri terdiri dari tiga komponen utama antara lain software, hardware, dan brainware. Komponen-komponen tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Gambar 2.1 Bagan Sistem, Prosedur, Pengguna dan Komponen (Sumber : Sistem Informasi dan Implementasinya[3, p. 7])

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, untuk dilakukannya suatu kegiatan atau untuk diselesaikannya suatu tujuan tertentu.[4]

Pendekatan sistem yang menekankan pada komponennya mendefinisikan sistem sebagai dibentuknya satu kesatuan elemen-elemen yang berinteraksi satu dengan yang lainnya yang dikumpulkan untuk mencapai suatu sasaran tertentu.[4]


(16)

2.1.1 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik tersendiri diantaranya mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, dan tujuan.

Gambar 2.2 Karakteristik Suatu Sistem (Sumber : Sistem Teknologi Informasi[4, p. 54])

1. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari komponen yang berhubungan, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen- komponen dapat berupa bagian-bagian dari sistem. Setiap bagian mempunyai sifat-sifat dari sistem yang menjalankan suatu tujuan tertentu dan mempengaruhi proses secara menyeluruh.[4]

2. Batas Sistem (Boundary)

Batasan sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup sistem tersebut.[4]


(17)

3. Lingkungan Luar (Environment)

Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem merupakan sesuatu diluar batas dari sistem yang mempengaruhi proses sistem. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan masukan positif untuk sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan jika dimungkinkan untuk dihindari, kalau tidak maka akan mengganggu sistem tersebut.[4]

4. Penghubung (Interface)

Penghubung (Interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.[4]

5. Tujuan (Goal)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Jika suatu tidak mempunyai sasaran maka operasi sistem tidak akan berguna. Sasaran dari sistem sangat menentukan masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang dihasilkan sistem.[4]

2.1.2 Klasifikasi Sistem

Berikut macam-macam klasifikasi sistem : 1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik (tidak terlihat). Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik (terlihat).[5]


(18)

2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem alamiah merupakan sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia, sistem ini melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin. [5] 3. Sistem Tertentu dan Sistem Tak Tentu

Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi antara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. [5]

4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengn lingkungan luarnya. [5]

2.2.Konsep Informasi

Informasi merupakan hasil pengolahan data dari sumber yang memberikan nilai dan manfaat. Proses pengolahan data ini memerlukan teknologi untuk menjalankannya.[3]

Informasi merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu perusahaan atau organisasi, tanpa informasi suatu sistem menjadi tidak berjalan. Kualitas informasi ditentukan oleh bagaimana informasi tersebut dapat memberikan suatu dorongan kepada penerima informasi untuk bertindak sesuai informasi tersebut.


(19)

2.3.Konsep Sistem Informasi

Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.[4]

2.3.1. Komponen Sistem Informasi

Komponen sistem informasi memiliki fungsi dan tugas yang berhubungan satu sama lain yang membentuk suatu kesatuan yang membantu untuk mencapai tujuan atau sasaran. Berikut komponen-konponen tersebut :

1. Input (masukan)

Komponen input ini berfungsi sebagai penerima semua masukan dari pengguna (user) berupa data. Data tersebut berasal dari satu atau beberapa sumber.[3]

2. Output (keluaran)

Sistem informasi akan menghasilkan keluatan (output) berupa informasi. Komponen ini berfungsi untuk menyajikan hasil akhir untuk pengguna (user) sistem informasi tersebut. Informasi yang dihasilkan akan sesuai dengan data yang diinputkan dan fungsionalitas dari sistem.[3]

3. Software (perangkat lunak)

Adanya komponen perangkat lunak ini akan membantu sistem informasi dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Tugas komponen ini ialah melakukan proses pengolahan data, penyajian


(20)

informasi, menghitung data, dan lain-lain. Komponen perangkat lunak mencakup sistem operasi, aplikasi, dan driver.[3]

4. Hardware (perangkat keras)

Komponen ini mencakup semua perangkat keras komputer yang digunakan secara fisik dalam sistem informasi. Komponen ini meliputi komputer beserta komponen didalamnya. Termasuk juga hub, switch, router, yang berperan di dalam jaringan komputer.[3]

5. Database (basis data)

Komponen ini berfungsi sebagai penyimpanan semua data dan informasi kedalam satu atau beberapa tabel. Setiap tabel memiliki tugas atau fungsi masing-masing dan juga dapat berelasi satu sama lain.[3]

6. Control and Procedure (kontrol dan prosedur)

Kontrol dan prosedur adalah dua buah komponen yang menjadi satu. Fungsinya adalah untuk mencegah terjadinya beragam gangguan dan ancaman terhadap data dan informasi yang ada didalam sistem informasi .[3]

7. Teknologi dan Jaringan Komputer

Komponen ini memegang peranan yang penting untuk sistem informasi. Komponen ini berfungsi untuk mengatur software, hardware, database, input, output, kontrol dan prosedur agar sistem terkendali dengan baik.[3]

2.4.Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence merupakan bidang ilmu komputer yang mempunyai peran penting di era kini dan masa yang akan datang.


(21)

Bidang ini telah tumbuh berkembang pesat di 20 tahun terakhir seiring dengan pertumbuhan kebutuhan akan perangkat cerdas pada industri rumah tangga.[2, p. 2] Bidang keilmuan kecerdasan buatan sampai saat ini terus mencoba untuk melakukan proses cara berpikir manusia seperti mengetahui, memahami, memprediksi, dan melakukan manipulasi hal – hal yang lebih besar dan lebih rumit dari yang pernah ada. Tidak hanya memecahkan berbagai masalah, tetapi juga untuk membangun sebuah sistem atau alat yang memiliki kecerdasan.

Kata intelligence berasal dari bahasa latin intelligo yang berarti ‘saya paham’. Jadi, dasar dari intelligence adalah kemampuan memahami dan melakukan aksi. Sebenarnya, area kecerdasan buatan bermula dari kemunculan komputer sekitar tahun 1940-an, meskipun sejarah perkembangannya dapat dilacak hingga zaman mesir kuno. Pada masa sekarang, perhatian difokuskan pada kemampuan komputer untuk mengerjakan sesuatu yang dapat dilakukan oleh manusia. Dalam hal ini, komputer tersebut dapat meniru kemampuan prilaku manusia.[2, p.3]

2.4.1. Bidang Ilmu Kecerdasan Buatan

Supaya dapat bertindak seperti manusia, komputer harus diberi bekal pengetahuan dan kemampuan menalar. Tujuan dari sistem kecerdasan buatan dapat dibagi menjadi 4 kategori : [2, p. 7]

1. Sistem yang dapat berpikir seperti manusia ( Bellman, 1978 ) 2. Sistem yang dapat berpikir secara rasional ( Winston, 1992 )

3. Sistem yang dapat beraksi seperti manusia ( Rich dan Knight, 1991 ) 4. Sistem yang dapat beraksi secara rasional ( Nilsson, 1998 )


(22)

Secara garis besar, bidang ilmu yang dipelajari AI dapat dilihat dalam gambar di bawah ini :

Artificial Intelegence

*Reasoning *Learning *Planning *Perception *Knowledge Acquisition *intelegent Search *Uncertainly Management Philosophy &

Cognitive Science Mathematics Psychology Computer Science

Expert system Computer vision

Natural language Processing

Robotics dan Navigation

Robotics dan

Navigation Games

Theorem Proving

Gambar 2.3 Domain Area AI

(Sumber : Artificial Intelligence Konsep dan Penerapannya [2, p.7]) 2.5.Definisi Kasus yang Dianalisis

2.5.1. Definisi Pakar

Pakar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah (orang) ahli, spesialis.[6] Pakar adalah seseorang yang memiliki pengetahuan yang lebih dalam dalam suatu bidang.

2.5.2. Sistem Pakar

Sistem pakar adalah program komputer yang mensimulasi penilaian dan perilaku manusia atau organisasi yang memiliki pengetahuan dan pengalaman ahli dalam bidang tertentu.[2, p. 132] Sistem pakar juga merupakan sistem komputer yang mengemulasi kemampuan pengambilan keputusan seorang manusia ahli. [2, p. 133]


(23)

2.5.2.1. Kelebihan dan Karakteristik Sistem Pakar

Sistem pakar banyak digunakan pada aplikasi terkini dan kompleks karena [2, p. 134] :

1. Sistem pakar dapat bertindak sebagai konsultan, instruktur, atau pasangan/rekan

2. Meningkatkan availability atau kepakaran tersedia pada sebuah perangkat komputer

3. Mengurangi bahaya

4. Permanen

5. Pengetahuan dapat tidak lengkap, namun keahlian dapat diperluas sesuai

kebutuhan. Program konvensional harus “lengkap” sebelum mereka dapat

digunakan.

6. Database yang cerdas, sistem pakar dapat digunakan untuk mengakses database secara cerdas, misalnya data mining.

Sistem pakar biasanya didesain untuk memiliki karekteristik sebagai berikut : 1. High Performance

Melakukan perhitungan dengan cepat dan akurat berdasarkan sumber pengetahuan dari banyak pakar.

2. Adequate Response Time

Merespon dari request user dengan cepat karena sistem pakar di desain untuk bekerja dengan produktivitas tinggi.


(24)

Memiliki kehandalan yang baik karena sistem pakar mengambil sumber pengetahuan dari banyak pakar

4. Understandable

Informasi yang diberikan mudah dimengerti karena informasi yang diberikan oleh sistem pakar merupakan anjuran atau suatu nasihat yang dapat dipercaya.

Kesimpulannya, dengan sistem pakar dapat membantu banyak orang dengan cepat dan efisien dalam kebutuhan akan suatu informasi yang dapat memberikan petunjuk untuk memutuskan suatu pilihan keputusan.

2.5.3. Definisi Kerusakan

Kerusakan berasal dari kata rusak yang mempunyai arti sudah tidak sempurna (baik, utuh).[6] Kerusakan itu sendiri merupakan penjelasan suatu benda yang tidak sempurna.

2.5.4. Definisi Kendaraan

Kendaraan berasal dari kata kendara yang mempunyai arti sesuatu yang dirancang untuk perjalan dan kendaraan merupakan sesuatu yang digunakan untuk dikendarai atau dinaiki.[6]

2.5.5. Forward Chaining

Forward Chaining adalah teknik pencarian yang dimulai dengan fakta yang diketahui. Kemudian mencocokan dengan fakta – fakta tersebut dengan bagian IF dari rules IF-THEN. Bila ada fakta yang cocok dengan bagian IF, maka rule tersebut dieksekusi. Bila sebuah rule dieksekusi, maka sebuah fakta baru ( bagian THEN ) ditambahkan. Dimulai dari rule teratas untuk setiap kali pencocokan. Setiap rule


(25)

hanya boleh dieksekusi sekali saja. Proses pencocokan berhenti bila tidak ada lagi rule yang bisa dieksekusi. Metode pencarian yang digunakan adalah Depth - First Search ( DFS ), Breadth - First Search (BFS) atau Best First Search.[7, p. 171]

Untuk memahami cara kerja forward chaining, perhatikan contoh berikut ini : Misalkan diketahui sistem pakar menggunakan 10 rule berikut :

R1 : IF (hari != ‘minggu’) AND ( baba == ‘sehat’ ) THEN baba_kuliah = true;

R2 : IF (baba_kuliah) THEN sylvia_kuliah = true;

R3 : IF (hari != ‘minggu’) AND (baba_sakit) THEN baba_berada = ‘RS’; R4 : IF (hari != ‘minggu’) THEN mhs_UNIKOM_kuliah = true;

R5 : IF (baba_berada == ‘RS’) AND (mhs_UNIKOM_kuliah) THEN sylvia_kuliah = true;

R6 : IF (mhs_UNIKOM_kuliah) AND (baba_sakit) THEN sylvia_kuliah = true;

R7 : IF (baba_kuliah) AND (!sylvia_kuliah) THEN sylvia_sakit = true;

R8 : IF (hari != ‘minggu’) AND (sylvia_sakit) THEN kuliah_libur = false; R9 : IF (mhs_UNIKOM_kuliah) THEN kuliah_libur = false;

R10 : IF (!kuliah_libur) THEN baba_berada = ‘KAMPUS’;

Semula diberikan fakta dua buah fakta berikut :

hari = ‘senin’;

baba_kuliah = true;

Untuk membuktikan apakah baba berada dikampus dan sylvia tidak kuliah, maka dapat dibuktikan dengan langkah – langkah berikut :

Berdasarkan fakta yang ada, sistem pakar berusaha menelusuri rule – rule dari bagian IF, yang dimulai dari rule R1 sampai dengan R10.


(26)

Iterasi ke – 1

Fakta baba_kuliah = true, memicu rule R2, IF (baba_kuliah) THEN sylvia_kuliah = true; Sehingga :

Fakta Fakta Baru

hari = ‘senin’

baba_kuliah = true;

sylvia_kuliah = true;

Fakta hari = ‘senin’, memicu rule R4,

IF (hari != ‘minggu’) THEN mhs_UNIKOM_kuliah = true;

Sehingga :

Fakta Fakta Baru

hari = ‘senin’

baba_kuliah = true;

sylvia_kuliah = true;

mhs_UNIKOM_kuliah = true;

Iterasi ke – 2

Pada iterasi ke – 1 ditemukan fakta baru yaitu : sylvia _kuliah = true;

mhs_UNIKOM_kuliah = true;

berdasarkan fakta baru maka berikut langkah – langkah yang dikerjakan oleh sistem pakar :

Fakta baru mhs_UNIKOM_kuliah = true memicu rule R9, IF (mhs_UNIKOM_kuliah) THEN kuliah_libur = false; Sehingga :

Fakta Fakta Baru

hari = ‘senin’

baba_kuliah = true;

sylvia_kuliah = true;

mhs_UNIKOM_kuliah = true; kuliah_libur = false;


(27)

Iterasi ke – 3

Pada iterasi ke – 2 ditemukan fakta baru yaitu : kuliah_libur = false;

berdasarkan fakta baru maka berikut langkah – langkah yang dikerjakan oleh sistem pakar :

Fakta baru kuliah_libur = false, memicu rule R10, IF (!kuliah_libur) THEN baba_berada = ‘KAMPUS’;

Fakta Fakta Baru

hari = ‘senin’

baba_kuliah = true;

sylvia_kuliah = true;

mhs_UNIKOM_kuliah = true; kuliah_libur = false;

baba_berada = ‘KAMPUS’;

Sampai disini, fakta – fakta yang ada sudah tidak bisa digunakan untuk memicu rule – rule lagi sehingga proses dihentikan dan diperoleh kesimpulan – kesimpulan berupa fakta – fakta yang bernilai benar. Maka dari itu dapat disimpulkan apakah baba berada di kampus adalah benar dengan fakta yaitu baba_berada = ‘KAMPUS’ dan sylvia tidak kuliah tidak terbukti dengan fakta yang didapat yaitu sylvia_kuliah = true;

2.5.6. Searching

Searching merupakan mekanisme pemecahan masalah yang paling umum di dalam kecerdasan buatan. Metode searching pada kecerdasan buatan merupakan searching tehadap jalur problem space, bukan pada data tertentu.[2]

Contoh penerapan algoritma searching dapat dilihat pada penentuan rute, navigasi robot, perencanaan pada block world, eight-queen problem pada catur,


(28)

eight puzzle, dan berbagai macam contoh lainnya. Semua permasalahan ini memiliki struktur permasalahan yang serupa, diantaranya :[2]

1. Berhadapan dengan situasi awal dan ada goal tertentu yang hendak dicapai 2. Pada kondisi tertentu, ada pilihan dari tindak sederhana untuk dipilih, contohnya belok ke kiri atau belok ke kanan. Melakukan urutan tindakan tertentu dapat membuat goal tercapai atau juga tidak tercapai. Oleh karena itu, urutan harus terdefinisi dengan jelas.

3. Searching adalah proses meninjau beberapa urutan langkah dan memilih salah satu yang akan mencapai goal.

4. Untuk beberapa aplikasi, setiap urutan tindakan terkait dengan nilai tertentu. Permasalahan searching tidak hanya untuk mencapai goal, tetapi juga nilai minimum dalam pencapaian goal tersebut.

Secara umum algoritma searching di dalam kecerdasan buatan yang dikenal secara umum adalah :

1. Uninformed Search Algorithm

Algoritma yang tidak memberikan informasi atau pengetahuan mengenai permasalahan yang ada. Isinya hanya sebatas definisi dari algoritma tersebut.

Algoritma ini menggambarkan bahwa teknik pencarian tidak memiliki informasi atau pengetahuan tambahan mengenai kondisi luar dari yang disediakan oleh definisi masalah. Algoritma ini akan melakukan generate dari successor dan membedakan goal state dari non-goal state. Pencarian dilakukan berdasarkan urutan node yang hendak di – expand.


(29)

Pencarian yang menggunakan teknik dimana langkah pertamanya adalah root node diekspansi. Setelah dilanjut semua successor dari root node juga di expand. Hal ini terus berulang – ulang hingga leaf ( node pada level bawah sidah tidak mempunyai successor lagi).

S

A B

E D

C

F

Gambar 2.4 Breadth First Search

b. Depth First Search (DFS)

Teknik pencarian yang melakukan ekspansi menuju node yang paling dalam pada tree. Node paling dalam dicirikan dengan tidak adanya successor dari node itu. Setelah selesai diekspansi, maka node tersebut akan ditinggalkan dan dilakukan ke node paling dalam lainnya yang masih memiliki successor yang belum diekspansi.


(30)

S

A B

E D

C

F

Gambar 2.5 Depth First Search

c. Uniform Cost Search (UCS)

Pencarian dengan Breadth First Search menjadi optimal ketika nilai pada semua path adalah sama. Dengan sedikit perluasan, dapat ditemukan sebuah algoritma yang optimal dengan melihat kepada nilai tiap path di antara node – node yang ada.

Selain menjalankan fungsi BFS, Uniform Cost Search (UCS) melakukan ekspansi node dengan nilai path yang paling kecil. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat antrian pada successor yang ada berdasarkan kepada nilai path-nya ( node disimpan dalam bentuk priority queue).

S

A

B

E D

C

1

12 3

1

2 1 3

3

Gambar 2.6 Uniform Cost Search


(31)

Walaupun menggunakan Uninformed Search Algorithm banyak masalah dapat dipecahkan, namun tidak semua algortima tersebut dapat menyelesaikan masalah dengan efisien. Oleh karena itu, dibutuhkan informasi atau pengetahuan tambahan ke dalam permasalahan yang ada.

Pencarian algoritma ini menggunakan knowledge yang spesifik kepada permasalahan yang dihadapi di samping definisi masalah itu sendiri. Metode ini mampu menemukan solusi secara efisien daripada yang dapat dilakukan pada metode uninformed strategy. Lebih lanjut lagi, dalam pencarian ini akan dikenal nilai estimasi ( prediksi ) dari satu node ke node yang lainnya. Nilai estimasi ini biasanya dilambangkan dengan h(n). Jika n adalah goal node, maka nilai h(n) adalah nol.[2]

a. Greedy Best First Search

Pencarian yang melakukan ekspansi node yang memiliki jarak terdekat dengan goal. Namun, ekspansi yang dilakukan pada metode ini menggunakan evaluasi node hanya dengan melihat kepada fungsi heuristiknya. Dengan kata lain, yang dibandingkan untuk penentuan ekspansi node adalah nilai estimasi/prediksinya saja.[2, p.27]

f(n) = h(n)

b. A* Search

Bentuk dari Best First Search yang paling dikenal adalah algoritma

pencarian A* ( dibaca dengan “A-star” ). Sedikit berbeda dengan Greedy yang hanya melihat kepada nilai h(n), pencarian dengan A* melihat


(32)

kepada kombinasi nilai dari path-nya yaitu g(n) dengan nilai estimasi yaitu h(n).

f(n) = g(n) + h(n)

2.5.7. Teori Probabilitas Bayesian

Teori Probabilitas Bayesian ditemukan oleh Reverend Thomas Bayes ( 1701 – 1761 ). Pada umumnya, teori ini digunakan untuk menghitung nilai kebenaran probabilitas dari suatu evidence ( fakta ).[2, p. 86] Teori ini kemudian disempurnakan oleh Laplace.

Teori ini menerangkan hubungan antara probabilitas terjadinya peristiwa A dengan syarat peristiwa B telah terjadi dan probabilitas terjadinya peristiwa B dengan syarat peristiwa A telah terjadi.[2] Teori ini didasarkan pada prinsip bahwa jika terdapat tambahan informasi atau evidence ( fakta ), maka nilai probabilitas dapat diperbaiki. Teori ini bermanfaat untuk mengubah atau memperbaiki nilai kemungkinan yang ada menjadi lebih baik dengan didukung informasi atau evidence ( fakta ) tambahan.[2]

Misalkan {H1, H2, H3, ... ,Hn} suatu himpunan kejadian yang merupakan suatu

sekatan ruang sample S dengan P(Hi) ≠ 0 untuk i = 1, 2, 3, ... , n. Dan misalkan E

suatu kejadian sembarang dalam S dengan P(E) ≠ 0. � ��|� = � �� �� ∩ �

�∩ � �

�= =

� �|�� � �� ∑��= � �|�� � ��

Bukti :


(33)

� ��|� = � �� ��∩ � = � � ∩ � + � � ∩ � + ⋯ + � �� ��∩ �

�∩ � =

� �|�� � ��

∑��= � ��∩ �

= � �� �|� � �|� � �

=

Contoh :

Chandra mengalami gejala ada bintik – bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Chandra terkena cacar dengan :

1. Probabilitas munculnya bintik – bintik di wajah, jika Chandra terkena cacar : p(bintik|cacar) = 0.8

2. Probabilitas Chandra terkena cacar tanpa memandang gejala apapun : p(cacar) = 0.4

3. Probabilitas munculnya bintik – bintik di wajah, jika Chandra terkena alergi : p(bintik|alergi) = 0.3

4. Probabilitas Chandra terkena alergi tanpa memandang gejala apapun : p(alergi) = 0.7

5. Probabilitas munculnya bintik – bintik di wajah, jika Chandra jerawatan : p(bintik|jerawat) = 0.9

6. Probabilitas Chandra jerawatan tanpa memandang gejala apapun p(jerawat) : 0.5

Dari formulasi data yang diketahui di atas, maka dapat dihitung :

1. Probabilitas Chandra terkena cacar karena ada bintik – bintik di wajah :

� ��|� = � �|�� �|�� � �� � � �� �

�=


(34)

� | � = . ∗ . + . ∗ . + . ∗ .. ∗ .

� | � = .. = .

2. Probabilitas Chandra terkena alergi karena ada bintik – bintik di wajah :

� ��|� = � �|�� �|�� � �� � � �� �

�= � � � | �

= � � | ∗ � + � � | � � ∗ � � � + � � | � �� � | � � ∗ � � � ∗ � � �

� � � | � = . ∗ . + . ∗ . + . ∗ .. ∗ .

� � � | � = .. = .

3. Probabilitas Chandra terkena jerawat karena ada bintik – bintik di wajah

� ��|� = � �|�� �|�� � �� � � �� �

�= � � � | �

= � � | ∗ � + � � | � � ∗ � � � + � � | � �� � | � � ∗ � � � ∗ � � �

� � � | � = . ∗ . + . ∗ . + . ∗ .. ∗ .

� � � | � = .. = .

Jika terdapat gejala baru, maka persamaan Bayes berubah menjadi :

� �|�, � = � �|� � �|�, �� �|�

Contoh :

Adanya bintik – bintik di wajah merupakan gejala seseorang terkena cacar. Namun, ada observasi baru yang menunjukan bahwa selain bintik – bintik di wajah,


(35)

panas badan juga merupakan gejala orang terkena cacar. Dapat disimpulkan antara munculnya bintik – bintik di wajah dan panas badan juga memiliki keterkaitan satu sama lain.

Pada wajah Chandra terdapat bintik – bintik. Dokter menduga bahwa Chandra terkena cacar dengan probablitas bahwa Chandra terkena cacar bila ada bintik – bintik di wajah P(cacar|bintik) = 0.8. kemudian, ada observasi yang lain bahwa ada observasi yang lain bahwa apabila seseorang terkena cacar maka dia pasti mengalami panas badan. Diketahui probabilitas orang yang terkena cacar bila panas badan P(cacar|panas) = 0.5.

Keterkaitan antara adanya bintik – bintik di wajah dengan panas badan bila seseorang terkena cacar P(bintik|panas, cacar) = 0.4. sedangkan nilai keterkaitan antara adanya bintik – bintik di wajah dan panas badan P(bintik|panas) = 0.6

Maka dapat ditarik kesimpulan :

� �|�, � = � �|� � �|�, �� �|�

� |� � , � = � | � � � |� � ,� � |� �

� |� � , � = . .. = .

2.6.Perangkat Lunak Pendukung

Perangkat lunak pendukung merupakan perangkat lunak yang digunakan dalam merancang sistem dari mulai pengkodingan sampai implementasinya, berikut ini adalah perangkat lunak yang akan digunakan dalam merancang sistem pakar diagnosis kerusakan kendaraan :


(36)

2.6.1. HTML

HTML (Hypertext Markup Language) yaitu bahasa scripting yang memberikan output berupa halaman Web Site sehingga halaman tersebut dapat diakses di setiap komputer pengakses. Pada Web page, HTML menjadi bahasa script dasar yang dijalankan bersama bahasa scripting lainnya.[8]

HTML merupakan script pemrograman yang memberikan informasi di internet dan informasi itu membawa kita menjelajah dari satu tempat ke tempat lain.[9]

Dapat disimpulkan bahwa HTML merupakan sebuah bahasa untuk

menampilkan konten web bagi pengaksesnya untuk mendapatkan informasi. Semua bahasa scripting yang berjalan di bawah Web dapat didukung oleh HTML, biasanya bahasa tersebut melakukan embeded script pada tag HTML. HTML juga dapat ditulis menggunakan editor yang kita sukai seperti Macromedia Dreamwever, Sublime Text Editor, dan bahkan menggunakan NotePad sekalipun.

HTML mempunyai struktur dasar dimana elemen HTML dimulai dengan tag awalan dilanjutkan dengan isinya dan tag untuk akhiran seperti : <body> ini HTML </body>. Sebuah elemen standar dapat bersarang pada elemen lainnya. Dokumen HTML ditandai dengan tag pembuka <html>, dan diakhiri dengan tag penutup </html>. Biasanya juga memuat tag <head> dan <body>.

2.6.2. CSS

CSS merupakan singkatan dari Cascading Style Sheets. Fungsinya untuk mendefinisikan elemen-elemen HTML untuk ditampilkan di halaman Web. CSS juga bisa diartikan sebagai pemberian desain pada halaman Web.[10]


(37)

2.6.3. INK

INK adalah front-end framework yang baik, bagus dan luar biasa yang mengedepankan tampilan yang ramah untuk mobile device (Handphone, smartphone dll.) guna mempercepat dan mempermudah pengembangan suatu design website. INK menyediakan kumpulan setting layout dan fungsi javascript yang siap pakai dan mudah untuk dikembangkan.

2.6.4. Javascript

Javascript merupakan pemograman java yang perintah - perintahnya ditulis dengan kode yang disebut script, java adalah bahasa pemrograman berorientasi objek, sedangkan script adalah serangkaian instruksi program.[10]

Jadi javascript merupakan interface pembantu dalam pemrograman web, javascript mengenali kode secara case sensitive, yang artinya javascript membedakan huruf besar dan huruf kecil.

2.6.5. JQuery

JQuery adalah yang tercepat, terkecil dan kaya akan fitur library javascript. Dengan jquery membuat hal-hal seperti html dokumen dan manipulasi, penanganan event, animasi, dan Ajax jauh lebih sederhana dengan API yang mudah digunakan yang bekerja di banyak browser.

Dengan JQuery, developer dapat mudah dalam penulisan kode javascript untuk penanganan aksi manipulasi dokumen HTML agar lebih interaktif.


(38)

2.6.6. PHP

PHP (PHP Hypertext Preprocessor) adalah bahasa script yang dapat ditanamkan atau disisipkan ke dalam HTML, banyak dipakai untuk membuat situs web dinamis.[11]

Jadi PHP merupakan bahasa yang membuat sebuah web dapat terkoneksi dengan database sehingga menjadi web yang dinamis, yang dapat berubah- ubah sesuai data yang tersimpan pada database.

2.6.7. CodeIgniter

CodeIgniter adalah framework PHP yang kuat dengan size source yang sangat kecil, dibangun untuk pengembang yang membutuhkan toolkit sederhana dan elegan untuk membuat aplikasi web dengan fitur lengkap.

Dengan framework codeigniter dapat memudahkan developer dalam membuat aplikasi web dinamis dengan cepat dan rapi karena fitur yang disediakan oleh framework codeigniter banyak dan mudah.

2.6.8. MySQL

MySQL merupakan sebuah bentuk database yang berjalan sebagai server artinya tidak harus meletakan database tersebut dalam satu mesin dengan aplikasi yang digunakan, sehingga anda dapat meletakan sebuah database pada sebuah mesin khusus dan dapat diletakan pada tempat yang jauh dari komputer pengaksesnya.[11]

MySQL memiliki beberapa kelebihan, di antara lain: a. Portability


(39)

MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti windows, Linux, FreeBSD, Solaris dan lain-lain.

b. Open source

MySQL didistribusikan secara open source (gratis), dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara cuma - cuma.

c. Multi user

MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.

d. Performance tuning

MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam

menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.

e. Column types

MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti integer, double, char, text, date dan lain-lain.

f. Command and function

MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah select dan where dalam query.

2.6.9. Browser dan Web Server

Web Server merupakan perangkat lunak yang dijalankan di sistem operasi pada komputer server maupun desktop, yang berfungsi untuk menerima permintaan (request) dalam bentuk protocol, misalkan HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) dan HTTPS (Hyper Text Transfer Protocol Secure).[3]


(40)

Berdasarkan penjelasan di atas, web server merupakan perangkat lunak untuk menerima permintaan pada klien yang biasanya dikenal dengan nama web browser.

2.6.10.XAMPP

XAMPP adalah aplikasi web server bersifat instant (siap saji) yang dapat digunakan baik di sistem operasi linux maupun di sistem operasi windows.[3] XAMPP dapat mempermudah pengguna karena dengan menginstal XAMPP kita tidak perlu lagi menginstal dan mengkonfigurasi Apache server ataupun MySQL database.

2.6.11.UML ( Unified Modeling Language )

Unified Modeling Language (UML) memiliki beberapa pengertian diantaranya

“ adalah keluarga notasi grafis yang didukung oleh model-model tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain sistem perangkat lunak, khususnya sistem yang dibangun menggunakan pemrograman berorientasi object” (Fowler, 2005).[12]

UML terdiri dari dua komponen utama yaitu bentuk analisis dan design. Analisis UML terdiri dari Use Case Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, Collaboration Diagram, Activity Diagram dan Statechart Diagram. Design UML terdiri dari Component Diagram dan Deployment Diagram.

2.7.Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah hubungan dari sejumlah perangkat yang dapat saling berkomunikasi satu sama lain (a network is a interconnection of a set of devices capable of communication).[14]


(41)

Jadi, dapat dibayangkan bahwa jaringan komputer dapat terjadi jika ada dua perangkat komputer atau lebih yang saling terhubung. Perangkat di sini dapat berupa komputer desktop, smartphone, laptop, dan PC tablet.

2.7.1. LAN (Local Area Network)

LAN (Local Area Network) merupakan jaringan komputer terkecil untuk pemakaian pribadi.[5] Biasanya jaringan LAN dapat mencakup 1 km hingga 10 km. Jaringan ini cocok diimplementasikan pada komputer kampus, gedung, kantor, dalam rumah, sekolah, atau yang lebih kecil.

2.7.2. Topologi Jaringan Komputer

Menurut Iwan Sofana topologi fisik jaringan yang digunakan dalam jaringan diantaranya:

1. Linear Bus (Garis Lurus)

Topologi linear bus terdiri dari satu jalur kabel utama dimana masing-masing ujungnya diberikan sebuah terminator. Semua nodes pada jaringan (file server, workstation, dan perangkat lainnya) terkoneksi sebuah kabel utama (backbone).

Gambar 2.7 Topologi Linear Bus

(Sumber : Teori dan modul Jaringan Komputer[14, p. 12])


(42)

Topologi star, setiap nodes (file server, workstation, dan perangkat lainnya) terkoneksi ke jaringan melalui sebuah concentrator.

Gambar 2.8 Topologi Star

(Sumber : Teori dan modul Jaringan Komputer[14, p. 12,13])

3. Ring (Cincin)

Topologi ring menggunakan teknik konfigurasi yang sama dengan topologi star tetapi pada topologi ini terlihat bahwa jalur media transmisi menyerupai suatu lingkaran tertutup.

Gambar 2.9 Topologi Ring

(Sumber : Teori dan modul Jaringan Komputer[14, p. 12])

4. Tree (Pohon)

Topologi model ini merupakan perpaduan antara topologi linear bus dan star, yang terdiri dari kelompok-kelompok workstation dengan konfigurasi star yang terkoneksi ke kabel utama yang menggunakan topologi linear bus. Topologi ini memungkinkan untuk perkembangan


(43)

jaringan yang telah ada dan memungkinkan untuk mengkonfigurasi jaringan sesuai dengan kebutuhan.


(44)

40

BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1Objek Penelitian

Objek penelitian yang diambil penulis adalah SMK Negeri 1 Talaga yang beralamat di Jl. Sekolah No. 20 kecamatan Talaga kabupaten Majalengka.

3.1.1 Sejarah SMK Negeri 1 Talaga

SMK Negeri 1 Talaga adalah sekolah kejuruan negeri pertama di wilayah selatan Kab. Majalengka. Sekolah ini berdiri pada tahun 2006 dan berlokasi di desa Talaga Kulon, Talaga, kabupaten Majalengka.

Pada awalnya sekolah ini bernama SMK Bina Bangsa Talaga dengan Program Keahliannya adalah Penjualan dari Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen. Setelah penegrian menjadi SMK Negeri 1 Talaga pada tahun 2006, maka sekolah ini kini mempunyai 4 Program Keahlian yaitu Penjualan, Akuntansi, Teknik Komputer dan Jaringan, dan Teknik Kendaraan Ringan, dan pada tahun 2014 ada penambahan 2 Program Kehlian yaitu Teknik Sepeda Motor dan Rekayasa Perangkat Lunak. Keempat Program Keahlian ini adalah dibawah dari 3 Bidang keahlian diantaranya Bisnis dan Manajemen, Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan Teknik Mesin.

3.1.2 Visi dan Misi SMK Negeri 1 Talaga

1. Visi

Terwujudnya sekolah yang mandiri, unggul dalam prestasi, cerdas dalam berpikir, berakhlaq mulia dalam bergaul, dalamrangka menyiapkan tenaga


(45)

kerja yang profesional selaku pelaku bisnis, serta menuju sekolah yang berstandar nasional dan internasional.

2. Misi

1. Bertaqwa kepada tuhan yang maha esa

2. Melaksanakan pembelajaran/kbm dan pembinaan yang optimal 3. Meningkatkan sarana prasarana sekolah yang memadai

4. Menumbuhkan semangat penguasaan iptek dan imtak bagi siswa dibidang bisnis

5. Membantu pengembangan diri dan pengenalan bakat serta minat siswa.

3.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada dalam suatu organisasi atau perusahan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan.

Adapun struktur organisasi yang terdapat pada SMK Negeri 1 Talaga, yaitu sebagai berikut:

Kepala Sekolah

Wk. Kurikulum Wk. Kesiswaan Wk. Humas Wk. Humas

Kaprog Otomotif

Guru


(46)

3.1.4 Deskripsi Tugas

Deskripsi tugas atau pekerjaan merupakan seperangkat fungsi dan tugas tanggung jawab dalam suatu kegiatan dalam perusahaan. Adapun deskripsi tugas tiap posisi dalam bagan struktur organisasi SMK Negeri 1 Talaga, berikut penjelasannya :

1. Kepala Sekolah

a. Tanggung Jawab

1. Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya semua komponen dan sistem sekolah yang meliputi : manajemen, penerapan kurikulum, kesiswaan, ketenagaan, sarana prasarana dan lingkungan

b. Wewenang

1. Menentukan dan menetapkan Renstra, RKS, dan RKAS

2. Menentukan kebijakan dalam bidang manajemen, penerapan kurikulum, kesiswaan, ketenagaan, sarana prasarana dan lingkungan

c. Tugas

1. Menyusun Renstra, RKS, dan RKAS

2. Melakukan pembinaan dan pengembangan guru dan pegawai

3. Membina penyelenggaraan administrasi sekolah

4. Membina penyelenggaraan dan pengembangan SMM

5. Menyusun laporan kegiatan


(47)

a. Tanggung Jawab

1. Bertanggung jawab kepada Kasek atas terlaksananya kegiatan pembelajaran

b. Wewenang

1. Menentukan dan menyelenggarakan proses penerimaan siswa baru, pembelajaran siswa, kelulusan siswa

c. Tugas

1. Menyusun program kerja Wk Kurikulum

2. Bersama Wk Kesiswaan menyelenggarakan PPDB

3. Menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 4. Menyusun program pembelajaran, pembagian tugas mengajar,

dan jadwal pembelajaran

5. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penyusunan bahan ajar

6. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan pembelajaran teori dan praktek

7. Mengelola administrasi pembelajaran

8. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan proses kelulusan siswa

9. Mengkoordinasikan penyelenggaraan perpustakaan sekolah 10. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan

11. Menyusun laporan kegiatan kepada Kepala Sekolah


(48)

a. Tanggung Jawab

1. Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah atas terselenggaranya pendampingan dan perlindungan siswa

b. Wewenang

1. Menentukan sistem dan menyelenggarakan kegiatan Pembinaan dan ketertiban siswa, Perlindungan siswa, kegiatan kesiswaaan

c. Tugas

1. Menyusun program kerja Wk Kesiswaan

2. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan pelaksanaan Masa Orientasi Siswa (MOS)

3. Bersama Wk kurikulum menyelenggarakan PPDB

4. Menyusun sistem pembinaan dan ketertiban siswa 5. Mengkoordinasikan pelaksanaan BK

6. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan pembinaan siswa dan kegiatan kesiswaan

7. Mengkoordinasikan mutasi siswa

8. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan kegiatan siswa dalam pelaksanaan 8K

9. Mengkoordinasikan program perlindungan siswa 10. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas wali kelas 11. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan 12. Menyusun laporan kepada Kepala sekolah


(49)

a. Tanggung Jawab

1. Bertanggung jawab kepada Kasek atas terselenggaranya kerja sama dengan DU/DI/Instansi, penelusuran lulusan dan pemasaran

b. Wewenang

1. Berwenang menentukan sistem dan menyelenggarakan hubungan dengan stakeholder dalam bidang Prakerin, penelusuran lulusan dan pemasaran

c. Tugas

1. Menyusun program kerja Wk Humas

2. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan kerjasama dengan DU/DI/Instansi terkait dalam kegiatan prakerin

3. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan terlaksananya

penelusuran lulusan dan pemasaran

4. Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi 5. Membuat laporan kegiatan kepada Kepala Sekolah

5. Kaprog TKR

a. Tanggung Jawab

1. Bertanggung jawab kepada Kasek atas terselenggaranya kegiatan pembelajaran dan pengelolaan ruang praktek

b. Wewenang

1. Menentukan dan menetapkan penyelenggaraan pembelajaran sesuai bidang masing – masing.


(50)

1. Menyusun program kerja sesuai bidang

2. Bersama Wk Kurikulum menyusun jadwal pembelajaran

3. Menyusun tata tertib ruang praktek

4. Merencanakan kebutuhan bahan dan alat pembelajaran

5. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan M&R sarana prasarana pembelajaran

6. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan 7. Menyusun laporan kegiatan kepada Kepala Sekolah 8. Mengkoordinir kegiatan ekstrakurikuler

6. Guru

a. Tanggung Jawab

1. Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah atas terlaksananya pembelajaran sesuai kompetensi

b. Wewenang

1. Menentukan pengelolaan pembelajaran sesuai dengan

kompetensi

c. Tugas

1. Menyusun program kerja guru

2. Melaksanakan program pembelajaran yang meliputi Persiapan pembelajaran, Proses pembelajaran, Evaluasi, Analisis hasil evaluasi, perbaikan dan pengayaan


(51)

3.2Metode Penelitian

Mendapatkan data sebagai bahan penelitian yang memiliki tujuan serta kegunaan tertentu dengan cara ilmiah disebut metode penelitian. [15]

Jadi metodologi penelitian merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menjelaskan langkah untuk mendapatkan data secara ilmiah berdasarkan fakta dan gejala untuk mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

3.2.1 Desain Penelitian

Perencanaan dan perancangan merupakan hal yang penting dalam metode penelitian agar penelitian dapat berjalan dengan baik, terstruktur dan memberikan hasil yang diharapkan. Desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian aksi dan deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang.[16]

Penelitian deskriptif merupakan penggambaran dari fakta dan fenomena pada suatu objek yang diselidiki secara sistematis. Peneliti bukan hanya memberikan gambaran-gambaran terhadap fenomena-fenomena yang ada tetapi juga menerangkan hubungan, membuat prediksi, serta mendapatkan makna dari suatu masalah yang akan dipecahkan.

Metode penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleleksi-diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktek yang dilakukan sendiri.[17]


(52)

Dapat disimpulkan penelitian tindakan ialah suatu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh keterangan objektif untuk membenarkan kebijakan atau perencanaan juga dapat digunakan sebagai dasar untuk tindakan selanjutnya. Tindakan selanjutnya untuk menentukan masalah, menentukan desain dan melaksanakan program-program yang direncanakan.

3.2.2 Jenis Pengumpulan Data

Jenis Pengumpulan data yang digunakan dalam pengumpulan data yang berkaitan dengan penyusunan laporan dan pembangunan sistem pakar diagnosis kerusakan kendaraan ini sebagai berikut :

3.2.2.1Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dari sumbernya. Data yang dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara, observasi langsung di lapangan, dan melalui eksperimen adalah contoh dari data primer.[16]

Berikut teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis :

1. Teknik Wawancara ( Interview )

Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden.[17] Penulis melakukan tanya jawab secara langsung kepada ahli/pakar ( pengajar jurusan otomotif ) tentang bagaimana mendiagnosis suatu kerusakan kendaraan secara manual.

2. Teknik pengamatan ( Observasi )

Observasi (observation) merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek datanya.[17] Penulis melakukan pengamatan bagaimana proses kbm


(53)

dalam menangani suatu kerusakan kendaraan secara manual agar dapat diaplikasikan dengan proses perhitungan probabilitas bayesian dalam aplikasi sistem pakar diagnosis kerusakan kendaraan yang di buat.

3.2.2.2Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti tidak secara langsung dari sumbernya melainkan telah dikumpulkan oleh pihak lain.[18]

Untuk mengumpulkan data sekunder penulis menggunakan metode

dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan dokumen – dokumen yang

berhubungan dengan objek penelitian. Metode ini digunakan untuk pengumpulan data yang berhubungan dengan sejarah, tujuan, kegiatan dan struktur organisasi.

3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Dalam netode penelitian diperlukan metode pendekatan dan pengembangan sistem. Berikut adalah penjelasan mengenai metode pendekatan dan pengembangan sistem yang digunakan.

3.2.4 Metode Pendekatan Sistem

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan berorientasi objek, dimana data-data dan fungsi dalam class-class atau objek-objek. Setiap objek dapat menerima pesan, memproses data, mengirim, menyimpan dan memanipulasi data. Beberapa objek saling memberikan informasi dan masing-masing objek harus berisikan informasi mengenai dirinya sendiri dan dapat dihubungkan dengan objek lain.


(54)

3.2.4.1Metode Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem ( system development ) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.[18]

Metode pengembangan yang digunakan untuk membangun aplikasi sistem pakar diagnosis kerusakan kendaraan ini adalah metode waterfall. Waterfall merupakan suatu proses pengembangan perangkat lunak berurutan, dimana kemajuan dipandang sebagai terus mengalir ke bawah (seperti air terjun) melewati fase-fase perencanaan, pemodelan, implementasi (konstruksi), dan pengujian.[19]

Gambar 3.2 Proses dalam Waterfall

(Sumber : http://www.etunas.com/web/pengembangan-software-dengan-metode-waterfall.htm [19])

Di metode ini urutan proses pengerjaan ini menjadi lebih teratur dari satu tahap ke tahap berikutnya. Jadwal jadi lebih menentu, setiap proses dapat ditentukan secara pasti sehingga dapat dilihat jelas target penyelesaian pengembangan program.


(55)

3.2.4.2Alat Bantu Analisis dan Perancangan

Alat bantu analisis dan perancangan digunakan untuk memudahkan dalam perancangan sistem pakar diagnosis kerusakan kendaraan ini, berikut alat bantu yang digunakan penulis :

1. Use Case Diagram

Diagram use case merupakan pemodelan untuk menggambarkan kelakuan (behavior) sistem, mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem yang akan dibuat dan menjelaskan secara sederhana fungsi sistem dari sudut pandang user.

2. Scenario Use Case

Scenario use case digunakan untuk menjabarkan alur kerja secara detail dari setiap use case yang dibuat.

3. Activity Diagram

Activity diagram merupakan diagram yang menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir.

4. Sequence Diagram

Sebuah diagram yang menggambarkan interaksi antar objek di dalam sebuah sistem. Interaksi tersebut berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri dari dimensi horizontal (objek-objek) dan dimensi vertical (waktu).


(56)

Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Diagram ini menjelaskan class-class yang ada pada sistem berikut hubungan antar class – class tersebut secara logika. Class Diagram ini dibangun berdasarkan Sequence Diagram yang telah dibuat sebelumnya 6. Object Diagram

Object Diagram menjelaskan bagaimana atribut dalam object terisi dalam satu waktu.

7. Deployment Diagram

Diagram ini menggambarkan detail bagaimana komponen di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen terletak, bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal – hal yang bersifat fisikal.

3.2.5 Pengujian Software

Pengujian software dilakukan agar software memiliki standar kualitas yang layak dan berfungsi sesuai dengan yang diharapkan sehingga dapat digunakan oleh user. Beberapa alasan mengapa pengujian ini dilakukan diantaranya :

1. Kesesuaian fitur dengan keinginan user belum sama

2. Hasil perhitungan diagnosis yang harus dicek ulang kembali.

3. Agar tidak terjadi kesalahan algoritma ketika proses implementasi perangkat lunak.

Disini penulis memakai teknik pengujian blackbox dan white box. Metode pengujian black box berfokus pada kebutuhan fungsional software, dengan metode


(57)

ini memungkinkan kesalahan terdapat pada proses interaksi antara sistem dengan user ketika user melakukan suatu event pada software.

Berikut beberapa kesalahan yang dapat ditemukan dengan menggunakan pengjuian blackbox:

1. Fungsi – fungsi yang hilang atau tidak benar 2. Kesalahan antar muka

3. Kesalahan pada struktur data atau pengaksesan database eksternal.

Sedangkan teknik pengujian white box penulis menggunakannya untuk menganalisa kinerja dari suatu method yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah.

3.3Analisa Sistem yang Berjalan

Analisis sistem adalah suatu ilmu yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan menggunakan beberapa tindakan. Dalam ruang lingkup perkembangan sistem komputer, analisis sistem adalah suatu ilmu yang mempelajari beberapa aplikasi, biasanya untuk mendapatkan sistem yang baru.

3.3.1 Analisa Prosedur yang berjalan

Analisa prosedur yang berjalan diperlukan untuk mempermudah penulis dalam perancangan sistem yang akan diusulkan.

3.3.2 Use Case Diagram

Use Case Diagram memperlihatkan hubungan antara aktor dan use case. Aktor merepresentasikan sebagai user atau subsistem yang akan berinteraksi dengan sistem. Sedangkan use case merupakan urutan kejadian yang menggambarkan interaksi user dengan sistem.


(58)

Berikut ini adalah use case KBM perbaikan kerusakan yang berjalan di jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 1 Talaga.

Gambar 3.3 Use Case Diagram Prosedur KBM Perbaikan Kerusakan 3.3.2.1Definisi Aktor

Pada bagian ini akan dijelaskan aktor – aktor yang terlibat pada sistem yang berjalan.

Tabel 3.1 Deskripsi Aktor Pada Use Case

No Aktor Deskripsi

1 Pakar

Pengajar mata pelajaran otomotif

Memberikan materi mengenai sistem kerja komponen, SOP perawatan dan perbaikan Membagi siswa kedalam beberapa

kelompok praktek

Memberikan penilaian dan revisi dari hasil pengamatan yang dilaporkan

2 Siswa

Menilai perbaikan berdasarkan SOP perbaikan

Mendapatkan pengetahuan sistem kerja komponen, SOP perawatan dan perbaikan Mendapatkan daftar kelompok praktek Mencari gejala kerusakan


(59)

Melaporkan hasil pengamatan Melakukan perbaikan

Mendapatkan nilai dari perbaikan yang dilakukan

3.3.2.2Definisi Use Case

Use case merupakan urutan kejadian yang menggambarkan interaksi user dengan sistem.

Tabel 3.2 Definisi Use Case

No Use Case Deskripsi

1 Pembelajaran teori dasar

Merupakan aktivitas belajar mengajar teori di kelas dengan materi pembelajaran seputar sistem kerja komponen, SOP perawatan dan perbaikan kerusakan.

2 Praktek perbaikan

Merupakan aktivitas belajar mengajar praktek di lab praktek. Siswa melakukan praktek perbaikan kerusakan, dan pengajar mengamati siswa selama melakukan praktek perbaikan.

3.3.3 Skenario Use Case

Skenario use case digunakan untuk mempermudah dalam menganalisa prosedur KBM perbaikan kerusakan yang berjalan di jurusan teknik kendaraan ringan SMK Negeri 1 Talaga.

Berikut tahapan – tahapan skenario use case prosedur KBM perbaikan kerusakan yang berjalan :

1. Nama Use Case : Pembelajaran Teori Dasar

Aktor : Siswa, Pakar


(60)

SOP perawatan dan perbaikan

Tabel 3.3 Skenario Use Case Pembelajaran Teori Dasar

Siswa Sistem

1. Memasuki kelas

2. Memberikan materi mengenai sistem kerja komponen, SOP perawatan dan perbaikan.

3. Mendapatkan pengetahuan sistem kerja komponen, SOP perawatan dan perbaikan

4. Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok praktek

5. Mendapatkan daftar kelompok praktek

2. Nama Use Case : Melakukan Perbaikan

Aktor : Siswa, Pakar

Tujuan : Siswa memperbaiki kerusakan.

Tabel 3.4 Skenario Use Case Praktek Perbaikan

Siswa Sistem

1. Mencari gejala kerusakan 2. Melaporkan hasil pengamatan

3. Memberikan penilaian dan revisi dari hasil pengamatan yang dilaporkan 4. Melakukan perbaikan

5. Menilai perbaikan berdasarkan SOP perbaikan

6. Mendapatkan nilai dari perbaikan yang dilakukan


(61)

3.3.4 Activity Diagram

Activity diagram digunakan untuk menggambarkan kegiatan – kegiatan yang ada di dalam sistem. berikut ini activity diagram perbaikan kerusakan yang berjalan di jurusan otomotif SMK Negeri 1 Talaga :

1. Deskripsi

Siswa memasuki kelas untuk mendapatkan materi pembelajaran sistem kerja komponen, SOP perawatan dan perbaikan. Setelah itu, siswa mendapatkan kelompok untuk praktek perbaikan kerusakan kendaraan.

Gambar 3.4 Activity Diagram Pembelajaran Teori Dasar

2. Deskripsi

Siswa melakukan pengamatan gejala kerusakan pada alat praktek. Hasil pengamatan dibuat laporan berupa data gejala, perkiraan kerusakan, dan solusi dari kerusakan yang diberikan kepada pakar untuk di analisa. Apabila laporan pengamatan tidak tepat, siswa mendapat revisi dari pakar. Setelah siswa mendapatkan kembali laporan, siswa melakukan perbaikan dengan di dampingi oleh pakar. Selama siswa melakukan perbaikan, pakar


(62)

mengamati perbaikan siswa apakah sesuai dengan materi SOP yang sudah diberikan untuk penilaian bagi mereka.

Gambar 3.5 Activity Diagram Praktek Perbaikan 3.3.5 Analisa Diagnosis Kerusakan Probabilitas Bayesian

Dari hasil pengamatan penulis untuk pendeteksian kerusakan menggunakan teori probabilitas bayesian, kerusakan kendaraan dibagi menjadi beberapa kategori seperti : mesin, sistem pengapian, sistem pendingin, sistem pengereman, sistem kelistrikan dan sistem transmisi. Ketika suatu gejala kerusakan ditemukan, maka peluang suatu kerusakan dapat dihitung dengan membandingkan nilai peluang kerusakan yang di observasi dengan semua peluang kerusakan yang dimungkinkan


(63)

muncul ketika gejala kerusakan ditemukan berdasarkan kategori kerusakan tersebut.

Agar pendeteksian kerusakan menggunakan teori probabilitas bayesian dapat mudah dipahami, penulis menyajikan dalam suatu contoh kasus berikut :

Diketahui tabel kerusakan pada mesin :

Tabel 3.5 Tabel Kerusakan pada Mesin

Kerusakan Gejala Penyebab Solusi

Kompresi Lemah Mesin sukar

hidup / tidak dapat hidup sama sekali

Kompresi mesin sudah lemah

Buka cylinder head dan periksa klep nya

Mesin dapat hidup tapi tidak ada tenaganya Pemakaian bahan bakar boros Timbul suara menggelitik pada bagian blok silinder (detonasi) Torak, cincin

torak dan lubang silinder aus/rusak

Keluar asap putih dari knalpot

Terlalu banyak mengisi oli pelumas

Buka blok mesin dan cek silinder nya

Tekanan pompa oli terlalu tinggi


(64)

Berapa nilai kemungkinan peluang kerusakan untuk kompresi lemah jika ditemukan gejala yaitu timbul suara menggelitik pada bagian blok silinder (detonasi) ?

Dengan gejala yang terjadi, sistem akan menghitung nilai kemungkinan bahwa kompresi lemah dengan cara :

1. Kemungkinan kompresi lemah jika timbul suara menggelitik pada bagian blok silinder : P(SM|KL) = 0.8

2. Kemungkinan kompresi lemah terjadi tanpa gejala apapun : P(KL) = 0.33 3. Kemungkinan Torak, cincin torak dan lubang silinder aus/rusak jika

timbul suara menggelitik pada bagian blok silider : P(SM|TC) = 0.5 4. Kemungkinan Torak, cincin torak dan lubang silinder aus/rusak tanpa

gejala apapapun : P(TC) = 0.3

Menghitung semua kemungkinan dengan persamaan probabilitas bayesian :

� | = |∗ � | + �∗ � | � ∗ � �

� | = . ∗ . + . ∗ .. ∗ .

� | = .. = .

Jadi, kemungkinan peluang kompresi lemah dengan gejala timbul suara menggelitik pada bagian blok silinder (detonasi) adalah 0.6376 atau sekitar 63.76 %.

3.3.6 Evaluasi Sistem yang sedang berjalan

Tabel 3.6 Evaluasi Sistem yang Sedang Berjalan


(65)

1 Pada proses

pembelajaran teori dasar tidak semua materi dapat di sampaikan

dikarenakan keterbatasan waktu pembelajaran

Pakar Membangun sistem yang dapat

membantu pakar memberikan materi secara lengkap kepada siswa

2 Pada proses praktek perbaikan analisa gejala, kerusakan dan

penanganan solusi masih kurang tepat.

Siswa Membangun sistem yang dapat

membantu para siswa dalam menganalisa gejala, kerusakan, dan penanganan solusi

kerusakan. 3 Pada proses praktek

perbaikan terdapat banyak kesalahan dalam melakukan SOP

perbaikan

Siswa Membangun sistem yang dapat

memberikan informasi seputar bagaimana melakukan

perbaikan sesuai dengan SOP yang dipelajari.


(66)

62

4.1.1 Tujuan Perancangan Sistem

Perancangan sistem dibuat untuk memberikan gambaran umum kepada pengguna tentang sistem informasi yang akan didesain secara rinci. Tujuan perancangan sistem pakar ini akan diuraikan sebagai berikut :

1. Untuk mengurangi kekurangan dan kelemahan yang terdapat pada sistem sebelumnya dan meningkatkan ketepatan, kecepatan, dan keakuratan informasi yang dibutuhkan.

2. Diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai sistem yang akan dibuat.

4.1.2 Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan

Sistem dibuat untuk membantu pengajar dan siswa dalam proses perbaikan kerusakan, untuk pengajar berguna sebagai asisten untuk mendampingi siswa ketika melakukan perbaikan dengan mengelola kebutuhan data dan pengetahuan untuk sistem, untuk siswa mempermudah mereka dalam melakukan perbaikan khususnya dalam perkiraaan kerusakan berdasarkan gejala – gejala yang terjadi.

4.1.3 Perancangan Prosedur yang Diusulkan

Perancangan proses ini akan memberikan gambaran mengenai dokumen-dokumen, proses-proses dan aliran data apa saja yang akan terlibat dalam sistem yang akan diusulkan.


(67)

4.1.3.1Use Case Diagram

Use Case Diagram menunjukan bagaimana behavior dan interaksi aktor yang diharapkan dari sistem yang diusulkan.

Gambar 4.1 Use Case Diagram yang diusulkan a. Definisi Aktor

Pada bagian ini akan dijelaskan aktor-aktor yang terlibat dalam sistem pakar yang akan diusulkan.

Tabel 4.1 Definisi Aktor

No Aktor Deskripsi

1 Pakar

Mengelola Data Kendaraan Mengelola Data kerusakan

Mengelola Data Aturan Kerusakan

2 Siswa Melakukan Diagnosis kerusakan

Melakukan Latihan


(68)

Use case merupakan urutan kejadian yang menggambarkan interaksi user dengan sistem.

Tabel 4.2 Definisi Use Case

No Use Case Deskripsi

1 Login Merupakan aktivitas user yang bisa melakukan akses kedalam sistem

2 Mengelola data

Kendaraan

Merupakan serangkaian aktivitas yang

mengelola data kendaraan seperti menambah, menghapus, dan mengubah data kendaraan.

3 Mengelola data

kerusakan

Merupakan serangkaian aktivitas yang

mengelola data kerusakan seperti menambah, menghapus, dan mengubah data kerusakan.

4 Mengeloa data aturan

kerusakan

Merupakan serangkaian aktivitas yang

mengelola data aturan kerusakan seperti mengubah nilai dari aturan suatu gejala kerusakan terhadap kerusakan.

5 Melakukan Diagnosis

Merupakan aktivitas user dalam mendiagnosis suatu kerusakan kendaraan dengan memilih pilihan gejala yang tersedia sesuai dengan gejala yang diamati untuk mendapatkan hasil diagnosis kerusakan.

6 Melakukan Latihan

Merupakan aktivitas user berlatih

mendiagnosis suatu kerusakan kendaraan dengan memilih gejala yang tersedia sesuai dengan gejala yang diamati dan memilih kerusakan yang di duga berdasarkan gejala yang diamati untuk di bandingkan dengan hasil diagnosis kerusakan berdasarkan sistem dari gejala yang dipilih.


(69)

4.1.3.2Skenario Use Case

1. Nama use case : Login

Deskripsi : Mengelola validasi pengguna

Aktor : Pakar, Siswa

Kondisi awal : User memasukan username dan password

Kondisi akhir : Menampilkan halaman sesuai dengan status user

Tabel 4.3 Skenario Use Case Login yang diusulkan

No Aksi Aktor No Aksi Sistem

1. Mengisi username dan password lalu klik tombol sign in

2. Sistem memeriksa username dan

password ke basis data

3. Sistem menampilkan halaman sesuai dengan status user

Exception

Jika username dan password yang diinputkan salah ( tidak ditemukan di dalam basis data ), maka sistem akan memunculkan pesan teks username atau password salah di tombol sign in.

2. Nama use case : Mengelola data kendaraan

Deskripsi : Mengelola data – data kendaraan

Aktor : Pakar

Kondisi awal : Pakar memilih menu data kendaraan

Kondisi akhir : Setiap perubahan data kendaraan tersimpan dalam basis data

Tabel 4.4 Skenario Use Case Mengelola Data Kendaraan yang diusulkan

No Aksi Aktor No Aksi Sistem

1. Memilih menu data


(70)

2. Sistem menampilkan halaman kelola data kendaraan

3. Melakukan pengelolaan data kendaraan

4. Sistem menampilkan pengelolaan data sesuai yang di inginkan

5 Melakukan pengelolaan

data kendaraan dan menyimpan hasil pengelolaan

6 Setiap perubahan data kendaraan

disimpan dalam basis data 3. Nama use case : Mengelola data kerusakan

Deskripsi : Mengelola data – data kerusakan

Aktor : Pakar

Kondisi awal : Pengajar memilih menu data kerusakan

Kondisi akhir : Setiap perubahan data kerusakan kendaraan tersimpan dalam basis data

Tabel 4.5 Skenario Use Case Mengelola Data Kerusakan yang diusulkan

No Aksi Aktor No Aksi Sistem

1. Memilih menu data

kerusakan

2. Sistem menampilkan halaman

kelola data kerusakan 3. Memilih data kendaraan lalu

klik tombol open data

4. Sistem menampilkan data

kerusakan kendaraan sesuai dengan kendaraan yang dipilih

5. Mengelola data kerusakan kendaraan


(71)

6. Sistem menampilkan popup pengelolan data sesuai dengan yang di inginkan

7 Mengelola data kerusakan kendaraan dan menyimpan hasil pengelolaan

8 Setiap perubahan data kerusakan kendaraan tersimpan dalam basis data

4. Nama use case : Mengelola Data Aturan Diagnosis Kerusakan Deskripsi : Mengelola data – data peluang kerusakan

Aktor : Pakar

Kondisi awal : Pakar memilih menu basic rule

Kondisi akhir : Setiap perubahan data aturan diagnosis kerusakan tersimpan di basis data

Tabel 4.6 Skenario Use Case Mengelola Data Kerusakan yang diusulkan

No Aksi Aktor No Aksi Sistem

1. Memilih menu basic rule

2. Sistem menampilkan halaman kelola data aturan diagnosis kerusakan 3. Memilih data kendaraan

lalu klik tombol open data

4. Sistem menampilkan pilihan data komponen dan pengelolaan aturan diagnosis kerusakan berdasarkan komponen secara default sesuai dengan data kendaraan yang dipilih

5. Memilih data komponen

lalu klik tombol open rules


(1)

1.7. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Sistem ... 11

2.1.1 Karakteristik Sistem ... 12

2.1.2 Klasifikasi Sistem ... 13

2.2. Konsep Informasi ... 14

2.3. Konsep Sistem Informasi ... 15

2.3.1. Komponen Sistem Informasi ... 15

2.4. Kecerdasan Buatan ... 17

2.4.1. Bidang Ilmu Kecerdasan Buatan ... 17

2.5. Definisi Kasus yang Dianalisis ... 18

2.5.1. Definisi Pakar ... 18

2.5.2. Sistem Pakar ... 18

2.5.3. Definisi Kerusakan ... 20

2.5.4. Definisi Kendaraan ... 20

2.5.5. Forward Chaining ... 20

2.5.6. Searching ... 24

2.5.7. Teori Probabilitas Bayesian ... 28

2.6. Perangkat Lunak Pendukung ... 31

2.6.1. HTML ... 32

2.6.2. CSS ... 33

2.6.3. INK ... 33

2.6.4. Javascript ... 33

2.6.5. JQuery... 33


(2)

2.6.7. CodeIgniter ... 34

2.6.8. MySQL ... 34

2.6.9. Browser dan Web Server ... 35

2.6.10. XAMPP ... 36

2.6.11. UML ( Unified Modeling Language ) ... 36

2.7. Jaringan Komputer ... 37

2.7.1. LAN (Local Area Network) ... 37

2.7.2. Topologi Jaringan Komputer ... 37

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 40

3.1.1 Sejarah SMK Negeri 1 Talaga ... 40

3.1.2 Visi dan Misi SMK Negeri 1 Talaga ... 40

3.1.3 Struktur Organisasi ... 41

3.1.4 Deskripsi Tugas ... 42

3.2 Metode Penelitian ... 47

3.2.1 Desain Penelitian ... 47

3.2.2 Jenis Pengumpulan Data... 48

3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem ... 49

3.2.4 Metode Pendekatan Sistem... 49

3.2.5 Pengujian Software ... 52

3.3 Analisa Sistem yang Berjalan ... 53

3.3.1 Analisa Prosedur yang berjalan ... 53

3.3.2 Use Case Diagram ... 53


(3)

3.3.4 Activity Diagram ... 57

3.3.5 Analisa Diagnosis Kerusakan Probabilitas Bayesian ... 58

3.3.6 Evaluasi Sistem yang sedang berjalan ... 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Sistem ... 62

4.1.1 Tujuan Perancangan Sistem ... 62

4.1.2 Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan ... 62

4.1.3 Perancangan Prosedur yang Diusulkan ... 62

4.1.4 Perancangan Data ... 79

4.2 Perancangan Antar Muka ... 82

4.2.1 Struktur Menu ... 82

4.2.2 Perancangan Input ... 82

4.2.3 Perancangan Output... 87

4.3 Perancangan Arsitektur Jaringan ... 87

4.4 Pengujian ... 88

4.4.1 Rencana Pengujian ... 89

4.4.2 Kasus dan Hasil Pengujian ... 90

4.4.3 Kesimpulan Hasil Pengujian ... 101

4.5 Implementasi ... 102

4.5.1 Implementasi Perangkat Lunak ... 102

4.5.2 Implementasi Perangkat Keras ... 102

4.5.3 Implementasi Basis Data ... 103

4.5.4 Impelementasi Antar Muka ... 106


(4)

4.5.6 Penggunaaan Program ... 108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 118 5.2 Saran ... 119

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(5)

DAFTAR PUSTAKA

[1]Yulianto. AA, dan Gartina, I.,”Analisis dan Desain Sistem Informasi”, Bandung:

Politeknik Telkom, 2009

[2]Budiharto. Widodo, dan Suhartono. Derwin, “ Artificial Intelegence Konsep dan Penerapannya ”, 1st ed, Yogyakarta:ANDI, 2014

[3] Pratama. P. Agus, ”Sistem Informasi dan Implementasinya”,1st ed., Bandung : INFORMATIKA, 2014

[4] Jogianto, “Sistem Teknologi Informasi”, 3rd ed., Yogyakarta : ANDI, 2009 [5] Jogianto. H, “Analisis dan Desain”, 1st ed., Yogyakarta : ANDI, 2005

[6]Setiawan.ebta, (10 Desember 2015), “Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI

)”[online], 2012, Available: http://kbbi.web.id/

[7]Sutojo. T, Mulyanto. Edy, dan Suhartono Vincent, “Kecerdasan Buatan”, 1st ed,

Yogyakarta: ANDI; Semarang: UDINUS, 2011

[8]Enterprise. Jubille, “Mengenal HTML” di dalam HTML 5 Manual Book, 1st ed.,

Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2014. Hal. 1.

[9] Winarno. Edy, “Desain Web Responsif dengan HTML5 dan CSS3”, 1st ed.,

Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2015

[10]Badiyanto,”Buku Pintar Framework Yii”,Yogyakarta : Mediakom, 2013 [11]Nugroho. Bunafit ,“Aplikasi Pemograman Web Dinamis Dengan PHP dan MySQL”,1st ed., Yogyakarta : Gava Media, 2013

[12]Arie.Brigida, (10 Desember 2015), “Unified Modeling Language”[online], 2013, Available: http://informatika.web.id/unified-modelling-language.htm

[13] Pratama. P. Agus, “Handbook Jaringan Komputer”, Bandung : Informatika Bandung, 2014

[14] Sofana,Iwan. “Teori dan Modul Jaringan Komputer”, Bandung : Modula, 2011

[15] Sugiyono, ”Metodologi Penelitian Bisnis”,1st ed., Bandung : CV Alfabeta,

2002

[16]Ismail.Arief, (25 November 2015), “Macam – macam metode


(6)

http://pustakaarief.blogspot.co.id/2014/05/macam-macam-metode-penelitian-menurut.html

[17]prof. Jogiyanto HM.,Akt., MBA, PH.D ,”Rancangan Riset” di dalam

Metodologi Penelitian Sistem Informasi,1th ed,Yogyakarta:C.V Andi Offset,2008,111,89

[18]Anissa, (25 November 2015), “Sistem Informasi”[online], 2012, Available:

http://materiptiannisa.blogspot.co.id/2012/12/sistem-informasi.html

[19]Saluky, (14 Januari 2016), “Pengembangan Software dengan Metode Waterfall”, 2013, Available: http://www.etunas.com/web/pengembangan -software-dengan-metode-waterfall.htm

[20]Saluky, ( 21 Desember 2015 ), “Menguji Perangkat Lunak dengan Metode

White Box”[online], 2013, Available: http://www.etunas.com/web/menguji -perangkat-lunak-dengan-metode-white-box.htm