197
Seni Budaya
A. Pengertian Teater
Kata Teater secara etimologis berasal dari bahasa Inggris “ Theatre” dan
bahasa Yunani “ Theaomai
” yang berarti dengan takjub melihat dan mendengar. Kemudian kata teater ini berubah menjadi “
Theatron” yang mengandung pengertian :
a. Gedung Pertunjukan atau Pentas pada zaman Thucydides, 471-395 SM.
dan zaman Plato, 428-424 SM. b.
Publik Auditorium atau tempat penonton pada zaman Herodotus, 490480-424 SM.
Dalam pengertian yang lajim Teater dapat dibagi dalam pengertian umum dan sempit. Teater dalam pengertian umum atau lajim adalah suatu kegiatan
manusia dalam menggunakan tubuh atau benda-benda yang dapat digerakan, di mana suara, musik dan tarian sebagai media utamanya untuk
mengekspresikan cita, rasa, dan karsa seni. Teater dalam arti luas adalah segala tontonan yang dipertunjukan di
depan orang banyak, misalnya : Sendratari, Dramatari, Teater Tari, Opera,
Operet, Kabaret, Wayang Golek, Wayang Kulit, Wayang Orang, Ketoprak, Ludruk, Srandul, Randai, Lonser, Dagelan, Sulapan, Akrobatik, Sepak Bola,
berbagai pertunjukan musik atau Karawitan, Karnaval Seni, dst. Sedangkan dalam arti sempit Teater adalah Drama.
1. Drama
Istilah Drama dalam bahasa Yunani “ Dran
” atau “ Draomai” yang berarti
beraksi, berbuat, bertindak, berlaku. Dalam istilah yang lazim Drama adalah salah satu bentuk teater yang memakai lakon dengan cara bercakap-cakap
atau gerak-gerik di atas pentas yang ditunjang oleh beberapa unsur artistik pertunjukan. Inti atau dasar dari Drama itu sendiri adalah konlik atau
pertentangan, antara : Tokoh, dengan dirinya sendiri, dengan masyarakat atau lingkungan.
Drama adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang di ceritakan di atas pentas,
disaksikan oleh orang banyak penonton dengan media: percakapan, gerak dan
laku dengan tata pentas atau dekor layar dst. didasarkan pada naskah tertulis
dengan atau tanpa musik, nyanyian, dan tarian.
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 8.1 Adegan Pertunjukan Drama sebagai Teater NonTradisional
Di unduh dari : Bukupaket.com
198
Kelas X SMA MA SMK MAK
2. Sandiwara
Pertunjukan Teater pada zaman pendudukan Jepang disebut “Sandiwara”. Kata Sandiwara
bahasa Jawa terbentuk dari dua kata yaitu “ Sandi “ berarti samar-samar, rahasia dan “Wara”
adalah berita, pengajaran atau anjuran. Jadi Sandiwara menurut Ki Hajar Dewantara adalah
ajaran, nasihat, atau anjuran melalui perlambangan. Istilah ini mula-mula dipergunakan oleh P.K.G.
Mangkunegara VII sebagai pengganti Toneel.
3. Tonil
Istilah Tonil atau “Toneel” sebagaimana telah disebutkan tidak lain adalah Sandiwara atau
Pertunjukan atau Teater di zaman pendukung Belanda, tepatnya ditahun-tahun tearakhir
penjajahan Belanda, ketika muncul sebuah rombongan Sandiwara bernama “Dardanella “.
B. Jenis Teater