Perancangan Buku Tiga Taman Peninggalan Belanda di Kota Bandung

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKUTIGA TAMAN PENINGGALAN BELANDA

DI KOTA BANDUNG

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2013-2014

Oleh :

Kelvin Mercyano 51909751

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

iii


(4)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Kelvin Mercyano

Nim : 51909751

Tempat/tanggal lahir : Cimahi, 31-08-1991 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Kp. Simpang Barat RT. 01/09 Ds. Kertajaya Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat

email : Kelvin.Mercyano@gmail.com

Pendidikan Formal

1997-2003 : SDN Kertajaya 1 Padalarang 2003-2006 : SLTPN 1 Padalarang

2006-2009 : SMA Pasundan 3 Cimahi

Pendidikan Sekarang : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung

Program Studi : S-1


(5)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

SURAT KETERANGAN HAK EKSLUSIF ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

KOSAKATA/GLOSSARY... xiv

BAB I PENDAHULUAN... .... ...1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 5

I.3 Rumusan Masalah ... 5

I.4 Batasan Masalah ... 5

I.5 Tujuan Perancangan ... 6

BAB II PERANCANGAN MEDIA INFORMASI TIGA TAMAN PENINGGALAN BELANDA DI KOTA BANDUNG………......7

II.1 Pengertian Taman... 7

II.1.1 Jenis-Jenis Taman ... 7

II.1.2 Taman Kota ... 8

II.1.3 Fungsi Taman Kota ... 9

II.2.3.1 Ekologi ... 9

II.2.3.2 Sosial ... 10

II.2.3.3 Estetika ... 10

II.2 Bentuk Lahan Hijau Bandung Tempo Dulu... 11

II.2.1 Park ... 11


(6)

viii

II.2.1.2 Molukkenpark (Taman Maluku) ... 16

II.2.1.3 Ijzermanpark (Taman Ganesha) ... 21

II.3 Taman (park) Bersejarah Kota Bandung ... 26

II.3.1 Taman Merdeka ... 27

II.3.2 Taman Ganesha ... 28

II.3.3 Taman Maluku... 29

II.4 Buku ... 31

II.5 Khalayak Sasaran ... 33

II.5.1 Demografi ... 33

II.5.2 Geografis ... 34

II.5.3 Psikografis ... 34

II.6 Solusi ... 34

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KOSEP VISUAL... .35

III.1 Strategi Perancangan ... 35

III.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 35

III.1.1.1 Pendekatan Komunikasi Visual ... 35

III.1.1.2 Pendekatan Komunikasi Verbal ... 36

III.1.2 Strategi Kreatif ... 36

III.1.3 Strategi Media ... 37

III.1.3.1Pemilihan Media ... 38

III.1.3.1.1 Media Utama ... 38

III.1.3.1.2 Media Penunjang ... 39

III.1.4 Strategi Distribusi... 39

III.2 Konsep Visual ... 39

III.2.1 Format Desain ... 39

III.2.2 Tata Letak (Layout) ... 40

III.2.3 Tipografi ... 40

III.2.4 Ilustrasi ... 41

III.2.5 Warna ... 44

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA... ... .46

IV.1 Proses Perancangan Buku ... 46

IV.2 Media Utama ... 46

IV.2.1 Isi Buku ... 48


(7)

ix

IV.3.1 Gimmick ... 52

IV.4 Media Promosi ... 55

IV.4.1 X Banner ... 55

IV.4.2 Poster... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58


(8)

58 DAFTAR PUSTAKA

Buku

Anthony J. Catanese dan James C Snyder. 1988. Perencanaan Kota. Jakarta : Penerbit Erlangga

Eko Budiharjo dan Sudanti Hardjohubojo. 1993. Kota Berwawasan Lingkungan. Bandung : Alumni

Iyan, Wb. (2007). Anatomi Buku. Mutiara Qolbun Salim. Bandung Indonesia

Kartika, D., S., & Prawira, N., G., (2004) .Pengantar Estetika. Bandung : Rekayasa Sains.

Kunto, H. (1986). Semerbak Bunga Di Bandung Raya. Bandung : Granesia.

Kunto, H. (1984). Wajah Bandoeng Tempo Doeloe : Granesia.

Nazaruddin. 1996. Penghijauan Kota. Jakarta : Penebar Swadaya.

Sobur, M. (2009). Semiotika Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Supriyono, R. (2010). Desain Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Andi.

Soemarwoto, Otto. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Jakarta : Penerbit Djambatan

Media dan Jurnal Online

D.Frida. 2013 (16 Juli). Pengertian Pop Art.

Tersedia di: http://www.sigodangpos.com/2013/07/pengertian-pop-art.html?m=1 diakses pada: 18 Agustus 2014

Fitriana L. (2011). Perancangan media promosi Taman Kupu-Kupu Cihanjuang. Undergraduate Theses from JBPTUNIKOMPP / 2012-10-11 09:49:32

Perpustakaan UNIKOM

Haryanto. 2011 (16 februari). Pengertian Interaksi Sosial.

Tersedia di : http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial/ [29 Desember 2013]

Mutakin, J. (2013). Perancangan Media Informasi Buku Kaligrafi Islam. Undergraduate Theses from JBPTUNIKOMPP / 2013-12-20 10:50:21 Perpustakaan UNIKOM


(9)

59

Manurung, A. F. (2013). Tinjauan warna pada tipografi sampul majalah CNS. Undergraduate Theses from JBPTUNIKOMPP / 2013-12-20 09:00:45

Perpustakaan UNIKOM

Majalah Ilmiah UNIKOM, RUANG TERBUKA HIJAU KOTA BANDUNG. Suatu Tinjauan Awal Taman Kota Terhadap Konsep Kota Layak Anak. DHINI DEWIYANTI


(10)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendakNya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini sampai dengan Prasidang. Laporan ini disusun dan dibuat berdasarkan hasil dari penelitian yang penulis laksanakan di beberapa Taman Kota dengan judul penelitian “Perancangan Buku Tiga Taman Peninggalan Belanda di Kota Bandung” terhitung mulai tanggal 1 Maret 2014 sampai dengan tanggal 12 Agustus 2014.

Laporan Tugas Akhir ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Tugas Akhir. Laporan ini saya beri judul Perancangan Buku Tiga Taman Peninggalan Belanda di Kota Bandung”. Selama proses penelitian dan proses pembuatan laporan ini, Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan serta masih jauh dari kesempurnaan dalam pelaksanaan dan pembuatannya, namun syukur Alhamdulillah berkat petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa, serta dukungan dan bimbingan yang diberikan, semua hambatan dapat diatasi dengan baik.

Untuk itu penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sehingga laporan ini menjadi lebih baik. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bandung , 2014


(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman dan pesatnya pembangunan di perkotaan, kelestarian lingkungan alam di Kota Bandung harus dijaga dengan baik juga berkelanjutan, terkait dengan hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya. Penghijauan Kota menjadi objek yang dipandang penting dalam manfaat dan penggunaannya. Peranan taman yang berada di Kota Bandung mempunyai cerita sejarah awal penghijauan kota Bandung yang dulunya sebagai telaga Bandung yang gundul jauh dari rimbunnya pepohonan. Dahulu sungai Cikapundung mengairi taman sebagai ruang terbuka hijau, aliran sungai Cikapundung juga mengairi Taman Kota pertama yang ada di Kota Bandung yaitu taman Merdeka, hal ini didasari pada dukungan pemerintah terhadap penghijauan Kota Bandung melalui Taman pada awal pembangunannya.

Dahulu Bandung sebagai dataran sisa telaga Bandung, pada mulanya gersang, miskin hijau pepohonan sehingga mengakibatkan keadaan alam Bandung rusak, sering terjadi banjir juga menjadi sumber penyakit, lalu ditengah abad ke-19 hiduplah seorang Dokter yang bernama Isaac Groneman yang sangat peduli dan iba terhadap lingkungan Kota Bandung yang rusak. Pesan penuh kekhawatiran Groneman diceritakan melalui buku hariannya (1874), tentang kerusakan hutan Bandung, dan sempat dibaca oleh salah satu pemuka masyarakat warga Kota Bandung Dr. Van Leeuwen (Direktur Kebun Raya Bogor) beliau ikut prihatin dan memikirkan keselamatan hutan sekitar Bandung yang semakin sedikit karena dijadikan lahan persawahan penduduk. Pada tahun 1917 dibentuk sebuah organisasi yang bernama Komite Pelestarian Alam dan berhasil menghijaukan kembali daerah konservasi Dago sebagai kawasan hutan lindung dan dijadikan sebagai daerah resapan air. Sebagai akibat buruknya lingkungan kota, Bupati Bandung R.A.A Martanagara (1893-1918) membangun saluran kanal sungai yang berasal dari sungai Cikapundung guna menjaga kesuburan tanah di Taman Merdeka, Taman Nusantara, dan Taman Maluku.


(12)

2

Beberapa taman yang sudah ada pada zaman dahulu adalah Taman Merdeka, Taman Maluku, Taman Ganesha, Taman lalu Lintas, dan Taman Sari. Keadaan taman-taman tersebut saat ini, minim informasi mengenai fungsi maupun sejarah pembangunannya, kotoran sampah yang selalu menggenangi sungai dan berserakan tidak pada tempatnya, beberapa pedagang kaki lima yang memadati sebagian area taman justru mengganggu keindahan yang ada pada setiap taman, hal-hal buruk lain seperti tindak kejahatan kerap terjadi dan mengganggu kenyamanan Taman Kota, serta fasilitas pendukung lain seperti toilet dan terminal listrik yang dapat menunjang kegiatan pengunjung pada taman-taman tersebut. Menurut Dhini Dewiyanti (2007 : 15) dalam Majalah Ilmiah Unikom. Vol.7, Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open

spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi

(endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut. Maka dari itu pengunjung dapat hidup berdampingan, apabila keberadaannya terjaga dengan baik disamping dengan pesatnya pembangunan Kota Bandung.

Penelitian ini penting karena menyangkut keberlangsungan kehidupan manusia khususnya masyarakat Kota Bandung agar tetap lestari bersama lingkungan alamnya, juga menarik minat para pengunjung dalam dan luar Kota agar menjadikan Kota Bandung sebagai kawasan wisata pilihan yang indah juga mengetahui sejarah RTH Taman Kota yang ada sejak zaman pemerintahan Belanda yang begitu penting dalam upaya menghijaukan Kota Bandung yang dikemas dengan media yang sesuai dalam Ilmu Desain Komunikasi Visual.


(13)

3

Gambar I.1 Taman Lansia (Foto : Dokumen Pribadi)

Gambar I.2 Taman Lansia (Foto : Dokumen Pribadi)


(14)

4

Gambar I.3 Taman Lansia (Foto : Dokumen Pribadi)

Gambar I.4 Taman Lansia (Foto : Dokumen Pribadi)


(15)

5 I.2 Identifikasi masalah

Permasalahan disini mencakup beberapa aspek, antara lain:

- Kurangnya informasi mengenai sejarah pentingnya taman dibangun, fungsi, dan aturan penggunaan taman secara jelas.

- Kurangnya informasi mengenai lokasi taman-taman bersejarah di Kota Bandung.

- Kurangnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, pada wilayah sungai maupun taman.

- Pengunjung cenderung berkurang semenjak pemagaran area taman.

- Pada waktu hari libur, banyak masyarakat yang berdagang ditaman dan mengganggu kenyamanan taman karena memang bukan pada tempat yang semestinya.

- Pemanfaatan lokasi taman kota sebagai tempat Pedagang Kaki lima berjualan dipinggiran.

- Sering terjadi tindak kejahatan seperti pemalakan, perbuatan tidak baik dari pengunjung seperti pelajar berseragam yang berpelukan berdua-duaan di area taman, sampai perkelahian antar pemuda atau tindak kejahatan seperti pemalakan pernah terjadi ti tempat ini.

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang sudah diuraikan dan diidentifikasi

masalahnya dapat dikemukakan suatu perumusan masalah sebagai berikut:

- Bagaimana memberikan informasi terkait aktivitas dan fungsi taman bersejarah Kota Bandung.

- Bagaimana memberikan informasi terkait mengenai taman bersejarah Kota Bandung.

I.4 Batasan Masalah

Membahas mengenai aktivitas taman pada saat pemerintahan Belanda, dibatasi pada tiga taman bersejarah yang ada di Kota Bandung.


(16)

6 I.5 Tujuan Perancangan

- Memberikan pengetahuan mengenai beberapa taman (park) bersejarah di Kota Bandung, dalam melestarikan kekayaan alam Kota Bandung khususnya taman Pieter Sijthoffpark (Taman Merdeka), Molukkenpark

(Taman Maluku), Izjermanpark (Taman Ganesha).

- Membantu memberikan informasi kepada pengunjung mengenai fungsi dan penggunaan taman yang benar.


(17)

7 BAB II

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI TIGA TAMAN PENINGGALAN BELANDA DI KOTA BANDUNG

II.1 Pengertian Taman

Menurut Fitriana (2011:5) dalam Perancangan Media Promosi Taman Kupu-kupu Cihanjuang, “Taman merupakan sebuah areal yang berisikan komponen material keras dan lunak yang saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia dalam kegunaannya sebagai tempat penyegar dalam dan luar ruangan. Taman dapat dibagi dalam taman alami dan taman buatan. Taman yang sering dijumpai adalah taman rumah tinggal, taman lingkungan, taman bermain, taman rekreasi, taman botani.”

II.1.1 Jenis-Jenis Taman

Pertamanan lebih spesifik karena menyangkut aspek estetika atau keindahan dan penataan ruang sehingga memiliki fungsi dalam keberadaannya. Dalam membuat taman ada dua elemen yang dikerjakan, yaitu bidang lunak (softscape) dan bidang bidang keras (hardscape).  Bidang lunak meliputi penanaman segala jenis pohon, semak dan

rumput.

 Bidang keras meliputi pembuatan jalan setapak, kolam, sungai buatan, air mancur, pembuatan tebing, peletakan batu alam, gazebo, alat bermain anak-anak, Ayunan, lampu taman, drainase dan sistem penyiraman.

Penataan taman menyangkut penyesuaian dengan ruang di sekitarnya, seperti:

 Taman rumah tinggal  Taman perkantoran

 Taman lingkungan pemukiman  Taman kota


(18)

8  Taman kawasan industri  Taman Wisata

II.1.1.1 Taman Kota

Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disingkat RTH, diatur dalam Peraturan Daerah (PERDA). Dalam perencanaan RTH didasarkan pada tipologi RTH diantaranya mengenai aspek kepemilikan yang meliputi RTH Publik dan RTH Privat. Dalam hal ini Taman Kota termasuk kepada RTH Publik, Perda (2011) menjelaskan “RTH publik adalah RTH yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum” (h.5).

Berbicara mengenai definisi Taman Kota sebagai RTH yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum, maka banyak manfaat yang dihasilkan dengan keberadaannya.

Nazaruddin (1996) berpendapat bahwa:

“Taman Umum merupakan taman yang diperuntukan sebagai ruang terbuka hijau untuk umum. Masyarakat dapat memanfaatkan taman umum untuk aneka keperluan, diantaranya sebagai tempat bersantai, berjalan-jalan, membaca, dan sebagainya. Lokasi Taman Umum biasa digelar dilokasi strategis yang banyak dilalui orang. Lokasi ini bisa di pusat Kota, perkantoran, atau bahkan dekat dengan pemukiman penduduk.” (h.26)

Dengan ini RTH publik khususnya Taman Kota mempunyai sifat yang lebih terbuka dan dapat digunakan oleh masyarakat luas tanpa memandang usia dengan berbagai kegiatan yang dapat menunjang para pengunjung, khususunya masyarakat Kota disamping lokasinya yang cukup strategis.


(19)

9 II.2.1 Fungsi Taman Kota

Taman kota mempunyai beberapa manfaat penting yang harus dijaga agar keberadaannya nanti dapat menjadi tempat yang berguna bagi masyarakat Kota. Menurut Budiharjo dan Hardjohubojo (1993) menyatakan bahwa: “ Tetapi pembangunan harus tetap berlangsung, kepentingan ekonomi dan ekologi memang harus berjalan beriringan, atau bagaikan gula dengan air tehnya” (h.146). Disamping pembangunan yang terus berjalan, selain dapat menjadikan pertumbuhan ekonomi, kebutuhan ekologi harus tetap selalu berada disampingnya karena peranannya yang sangat penting bagi masyarakatnya. Selain itu terdapat fungsi sosial yang juga penting bagi masyarakat mempunyai ruang untuk berinteraksi antar sesama di taman kota.

Menurut Budiharjo dan Hardjohubojo (1993) menyatakan:

“Ruang-ruang perkotaan yang pribadi, sepatutnya saling dihubungkan satu sama lain agar terjalin menjadi satu kesatuan dengan ruang perkotaan yang bersifat sosial. Ruang sosial itulah yang akan menjadi perekat bagi tumbuhnya rasa kebersamaan dan kekentalan komunitas perkotaan”(h.66).

Tidak hanya masyarakat atau individu secara umum yang dapat menggunakan Taman Kota, sama seperti pengunjung pada umumnya, pengunjung yang datang secara berkelompok (komunitas) dapat menjadikan Taman Kota sebagai tempat yang tepat sebagai ruang sosial disamping kegiatan-kegiatan yang dilakukan komunitas yang ada. Adapun tiga Fungsi Taman Kota, yaitu:

II.2.1.1 Ekologi

Menurut Hackel, (seperti dikutip Sumarwoto, 2004), istilah ekologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu. Karena itu secara harfiah ekologi


(20)

10

berarti ilmu tentang makhluk hidup dalam rumahnya atau dapat diartikan juga sebagai ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup.

II.2.1.2 Sosial

Pada dasarnya manusia selalu membutuhkan interaksi dalam kegiatan yang dilakukan, baik antar individu maupun kelompok dalam bentuk sosial. Adapun pengertian beberapa ahli terkait interaksi sosial dalam kehidupan manusia.

 Pengertian Interaksi Sosial

Homans (dalam Ali, 2004, 87) mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya.

Konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi pasangannya.

Penjelasan mengenai interkasi sosial diatas dapat disimpulkan bahwa, interaksi adalah hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi saling mempengaruhi.

II.2.1.3 Estetika

Keindahan atau etsetika mempunyai arti yang beragam dan sangat luas, Menurut Kartika dan Prawira (2004), berpendapat bahwa:


(21)

11

“Keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kualita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan

(harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan

(balance) dan perlawanan (contrast)” (h.3).

Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu suatu hubungan berupa bentuk yang mempunyai arti tersendiri antara benda itu dengan si pengamat. Herbert Read (seperti dikutip Kartika dan Prawira, 2004) merumuskan definisi bahwa keindahan adalah sebuah kesatuan dari hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan inderawi kita. Beberapa ahli pikir lain menghubungkan pengertian keindahan dengan ide kesenangan, misalnya filsuf abad tengah yang terkenal Thomas Aquinas (1225-1274) merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang menyenangkan bila dilihat (Dharsono Sony Kartika, Nanang Ganda Prawira, 2004, h.4).

Masih banyak definisi lain mengenai apa itu estetika, namun penulis menarik kesimpulan bahwa estetika adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu mengenai keindahan, termasuk Taman Kota yang didalamnya terdapat unsur estetika sebagai salah satu fungsinya.

II.2 Bentuk Lahan Hijau Bandung Tempo Dulu

Bandung tempo dulu mengenal beberapa bentuk lahan hijau yang dibedakan menjadi beberapa bagian seperti Park, Plein, Plantsoen, Stadsuin dan

Boulevard (Bahasa Belanda), diantaranya:

II.2.1 Park

Taman-taman Kota yang berada dalam bentukan Park saat ini memang masih terlihat dipagari juga banyak terdapat berbagai jenis


(22)

12

tanaman juga pepohonan yang bermacam-macam jenisnya hal ini tentu didasari dengan Taman Kota sebagai fungsi Ekologi, Kunto (1986) menjelaskan

“Sebidang tanah yang dipagari sekelilingnya, ditata secara teratur dan artistik, ditanami pohon lindung, tanaman hias, rumput dan berbagai jenis tanaman bunga. Selain itu dilengkapi pula jaringan jalan (lorong), bangku tempat duduk, lampu penerangan yang nyeni” (h.156).

Kadang kala dilengkapi kolam ikan dan teratai, tempat berteduh yang sering disebut “Gazebo”. Park adalah taman dalam arti yang sesungguhnya.

Gambar II. 1 Jalan Gereja di tahun 1925 terlihat rimbun dan asri Sumber :

https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ-Q6X7xC2GOITMxlVg6Ne6IOp2B72T4Z2UVeNiQihNgJ62SVes

Pada masanya, bentuk Taman Park di Kota Bandung tidak menyangkut kepada Taman secara keselurahan yang ada di pusat Kota, melainkan terbagi hanya dengan beberapa taman saja, Kunto (1986) menjelaskan

“Beberapa Park di Kota Bandung yang sudah ada pada jaman dulu adalah Izjermanpark (Taman Ganeca), Molukkenpark (Taman


(23)

13

Maluku), Pieter Sijthoffpark (Taman Merdeka), Insulindepark

(Taman Nusantara / Taman Lalu-lintas), Jubileumpark (Taman Sari / Kebon Binatang)” (h.158).

Kelima taman tersebut telah beralih fungsi dan terbagi pada bagian RTH yang berbeda, yakni RTH Publik (Taman Merdeka, Taman Maluku, Taman Ganesa) dan RTH Privat (Taman Lalu-lintas, Taman Sari/Kebun Binatang) Kini taman-taman itu tak utuh lagi keadaannya.

II.2.1.1 Pieter Sijthoffpark (Taman Merdeka)

Atas jasa-jasa seorang Asisten Residen Priangan Pieter Sijthoff beserta organisasi yang dipimpinnya, dalam membangun Kota Bandung, warga Kota sepakat untuk membangun sebuah taman yang dimaksudkan untuk menghargai kerja kerasnya selama Beliau membangun Kota Bandung sebagai penggerak awal pembangunan Kota. Kunto (1984) menjelaskan

“sehingga atas kesepakatan warga Kota, pada tahun 1885 dibangunlah sebuah Taman Bunga di ujung utara jl. Braga, sebagai kenang-kenangan kepadanya. Untuk mengabadikan namanya, Taman Bunga itu kemudian dinamakan “Pieters Park” (sekarang Taman Merdeka)” (h.117).

Pieters Park yang dibangun tahun 1885 adalah Taman Bunga

pertama yang dibangun di Kota Bandung. Untuk menjaga kesuburan dan kelembaban tanah disekitar Pieters Park, maka digalilah sebuah kanal memanjang di tepi utara taman. Yang membatasi taman dengan pekarangan kantor Gemeente Bandung. Melintasi kanal dibangun sebuah jembatan besi.


(24)

14

Gambar II. 2 Taman Merdeka

Sumber : http://imagizer.imageshack.us/a/img838/3968/myn0.jpg

Air yang mengalir pada saluran kanal bersumber dari aliran sungai Cikapayang yang hulunya terletak di Taman Sari Atas (lembah Cikapundung belakang Kebun Binatang). Pieters Park

tempo dulu berfungsi juga sebagai Social Centre (pusat sosial). Menggantikan sebuah lapang kecil (Plein) di Jl. Braga yang telah digunakan untuk bangunan Gedung Javasche Bank (BI).

Gambar II. 3 Gedung Javasche Bank, (1931).

Sumber : http://kotatuaku.com/new/wp-content/uploads/de-Javasche Bank-Bank-Indonesia-Jl.-Braga-1938.jpg

Pada aktivasinya, Pieters Park banyak digunakan sebagai tempat hiburan rakyat Bandung maupun para Meneer yang memang selalu menjadikan kawasan Taman Merdeka pada jaman kolonial menjadi hidup. Tidak hanya masyarakat Kota dengan


(25)

15

kehidupan para Meneer yang terbilang mewah, tempat inipun sempat menjadi acara para Soldadu Belanda mengadakan upacara pada setiap minggunya, olehkarnanya masyarakat Kota Bandung sangat antusias untuk melihat acara tersebut karena merasa terhibur walaupun dalam keadaan terjajah, didalamnya terdapat berbagai macam kegiatan seni menarik seperti sirkus, orkes musik, dan juga serta orkes militer yang berjalan beriringan hingga sabtu sore menuju Taman Merdeka.

Pieters Park menjadi tempat kemudian berkumpulnya

para Meneer sambil mendengarkan Musik Orkes, Orkes ini adalah Orkes pertama di Kota Bandung pada awal abad ke-20. Juga dipakai untuk secara rutin untuk menggelar pameran bendera Soldadu Belanda. Diiringi band Corps muziek militer. Iring-iringan Soldadu ini pada pukul lima sore menuju ke Pieters Park. Hiburan musik malam minggu di Pieters Park kemudian dilanjutkan oleh Brass

Band dari Corps Muziek Tentara Kolonial Belanda”

(Kunto, 1984, h.121-124).

Jaman dulu Taman Merdeka adalah sebuah taman terbuka, yang bisa digunakan oleh siapa saja untuk kepentingan masyarakat ataupun pemerintah Kotanya sebagai sarana untuk bersosialisasi juga bisa sebagai sarana hiburan.

Layaknya sebuah taman yang memang mengadopsi pada gaya Taman Inggris (English Landscape Gardening) Taman Merdeka banyak ditumbuhi pepohonan rindang dan juga tanaman hias berumur panjang, ini dimaksudkan terkait taman sebagai taman terbuka.

“Jenis tanaman seperti, pohon kenari (Canarium), pohon karet (Ficus Elastica,) pohon Sepatu, kihujan atau

Regenboom (Samanea), Johar (Cassia), pohon cemara laut


(26)

16

(Cystostachysrenda), tanjung (Mismusops) bungur

(Lagerstroemia). Rumput Gazon yang dipakai adalah jenis

Cynodon dan rumput kemarau indah (Polytrias). Karena

Pieters Park taman terbuka, maka hiasan bunganya terdiri dari tanaman umur panjang dan agak besar seperti, sedap malam/arumdalu (Cestrum nocturnum), kembang merak

(Caesalpinia pulcherrima), pacar cina (Aglaia), kamuning

(Murraya), kisoka (Ixora) dan kacapiring (Gardenia)”

(Kunto, 1984, h.126-128).

Tanaman tersebut sebagian besar terdapat pada Pieters Park jaman dulu, Kemungkinan besar sekarang hanya tinggal menyisakan beberapa tanaman saja. Semangat dari seorang Pieter Sijthoff pada masa itu memang sangat diapresiasi warganya, terbukti hasil dari pembangunannya dapat dirasakan tidak hanya untuk para Meneer tetapi hingga timbul rasa bahagia bagi masyarakat Kota Bandung. Selain sebagai fungsi ekologis, juga untuk fungsi sosial dan estetika.

II.2.1.2 Molukkenpark (Taman Maluku)

Patung Pastor Verbaak, mungkin ikon ini yang lekat bila dilihat taman sebagai Ruang Terbuka Hijau yang terletak antara Jl. Maluku, jl. Aceh, dan jl. Seram. Ia adalah seorang imam Belanda yang dianggap berjasa dalam perang Aceh (1845-1907). Kunto (1986) menjelaskan

“Patung Pastor Verbaak berdiri menghadap istana kediaman Panglima Bala Tentara Belanda di Nusantara

(Paleis van den Legercommandant), untuk mengingatkan

orang akan jasa-jasa dan perilakunya selama Perang Aceh berlangsung. Agar diketahui, patung Pastor Verbaak, adalah sisa satu-satunya dari tujuh patung, yang menghiasi Kota Bandung Tempo Dulu”(h.333).


(27)

17

Disebut satu-satunya taman yang masih cukup utuh karena taman ini masih terdapat ikon patung, sebagai taman yang monumental (peringatan terhadap sesuatu yang agung) diantara tiga taman Park sebagai RTH Publik lainnya (Taman Merdeka, Taman Ganesa) yang keberadaan patungnya sudah tidak ada pada tempatnya.

Gambar II. 4 Taman Maluku

Sumber : http://sepanjangjk.files.wordpress.com/2011/12/taman-maluku-koleksi-sudarsono-katam-lulus-abadi.jpg

Dibangun pada tahun 1919, taman ini sangat terkenal mewah dalam penggunaan dan acara yang sempat menjadi rutin bagi bangsawan Belanda dalam membuat Bandung menjadi terkenal hingga ke luar negeri. Dahulu taman ini sering dijadikan tempat favorit untuk merayakan sebuah acara tahunan yang megah bernama Jaarbeurs.

“Jaarbeurs” adalah bursa tahunan, yang secara tradisional diselenggarakan di Bandung pada jaman kolonial dulu. Secara tetap penyelenggaraannya berlangsung setiap tahun pada bulan juni-juli, bertepatan dengan hari libur sekolah.


(28)

18

Gambar II. 5 Taman Maluku di tahun 1935, dengan bangunan Jaarbeurs di latar belakang.

Sumber :

http://ruanghijau.files.wordpress.com/2008/12/molukken1.jpg

Jaarbeurs yang awal mulanya diprakarsai oleh Walikota Bandung B.Coops, merupakan acara tahunan yang sukses, dan berhasil mengangkat Kota Parijs van Java menjadi daerah tujuan wisata. Jaarbeurs menyajikan segala macam pameran, dari hasil kerajinan rakyat hingga barang-barang produksi dari industri pabrik perusahaan dunia, seperti

Baldwin Locomotive Work, Rhein Elbe Union, Siemens en Halske, Dieckerhoff en Widmann dan puluhan perusahaan dalam negeri maupun dari Holland, ikut ambil bagian”(Kunto, 1986, h.335-337).

Meriah dan megah adalah kata yang dapat menggambarkan Hegemoni acara tahunan Jaarbeurs. Segala macam atraksi pertunjukkan, hiburan kesenian, dapat disaksikan dalam bursa tahunan itu. Restoran dan perusahaan terkenal makanan dan minuman terkenal dari seluruh Nusantara, membuka stand dengan hidangan istimewa (Kunto, 1986, h.337). Tempat yang ada pada penyelengaraan Jaarbeurs baru dibangun pada tahun 1925 dengan bangunan gedung permanen karena sebelumnya memang masih menggunakan tenda sederhana. Kunto (1986) menjelaskan bahwa:

“Pada tahun-tahun pertama penyelenggaraan Jaarbeurs, kios dan stand dalam komplek pasar malam masih banyak


(29)

19

menggunakan tenda. Baru pada tahun 1925, dua orang arsitek kakak beradik Prof. Ir.R.L.A. Schoemaker dan Prof. C.P. Wolff Shoemaker, maha guru dari T.H, membangun komplek Jaarbeurs dengan bangunan gedung permanen” (h. 338).

Gambar II.6 Pengunjung Jaarbeurs Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-NT7WEOAoMUg/Ueqp47ETw2I/AA AAAAAAAas/UbEFZW0rsrM/s1600/101.jpg


(30)

20

Gambar II.7 Poster acara Jaarbeurs 1931 Sumber :

http://bandungtempodoeloe.blogspot.com/2008/05/welcome.html

Gambar II. 8 Nona-noni London

Sumber:http://bandungtempodoeloe.blogspot.com/2008/05/welc ome.html


(31)

21

Gambar II. 9 Selama Jaarbeurs berlangsung, beberapa macam pertandingan dan peragaan di lakukan di Lapang Gelora. Sumber:http://1.bp.blogspot.com/_KyxrG62s9S0/SD2j4NGZLtI/

AAAAAAAAAAs/fI5B1fI75i8/s400/jaarbeurs13.jpg

Taman Maluku jaman dahulu didominasi dengan berbagai jenis tanaman dan pepohonan tropis. Tanaman bunga Teratai Putih

(Nymphaea nouchali), rumpun Glagah Air, Kacapiring (Gardenia Augusta), Pacar Cina (Aglaja Odorata), dan Puring (Codiaeum

variegatum). Pohon lindung jenis Ki Angsret (Spathodea

campanulata) serta Bungur (Lagerstroemia speciosa) (Kunto,

1986, h.333).

II.2.1.3 Ijzermanpark (Taman Ganesha)

Taman Ganeca didirikan sebagai monumen peringatan atas jasa yang telah dilakukan Dr. Ir. Ijzerman dalam turut membangun Kota Bandung khususnya pada bidang perkereta apian juga seorang pengagas dari pembangunan Perguruan Tinggi ITB (Institut Teknologi Bandung), taman ini mempunyai gaya bangunan yang nyaris menyerupai dengan gaya bangunan Taman Tropis Indonesia (Indische Tropische Park), dilihat dari flora tropis, bentuk taman terbuka, bangunan dan perlengkapan taman terbuat dari besi, batubata, semen, dan kayu.


(32)

22

“Untuk mengenang jasa Dr.Ir.J.W. Ijzerman, pada tahun 1919, Gemeente Bandung telah membangun taman peringatan di depan kampus Technische Hoogeschool

(ITB), dengan sebutan nama “Ijzermanpark”. Ijzermanpark

yang sekarang namanya berubah menjadi Taman Ganeca, bentuk dan gayanya agak menyerupai Indische Tropische

Park (Taman Tropis Indonesia) yang diciptakan oleh

Bandoeng Vooruit. Ijzermanpark pada masa lalu

merupakan kesatuan dengan komplek bangunan kampus

Technische Hoogeschool (ITB). Gaya dan bentuk

Ijzermanpark tidak sepenuhnya mewakili gaya Indische

Tropische Park, Karena masih terlihat unsur gaya Perancis

dan Italia gaya abad pertengahan. Taman dengan kolam air mancur, berbentuk simetris, berundak-undak dilengkapi susunan trap pada kedua sisinya, mengingatkan orang pada model taman-taman istana di Eropa. Yang berbeda hanya jenis tanaman yang tumbuh di lahan itu, semua dari jenis tumbuhan tropis” (Kunto, 1986, h.368).

Gambar II.10 Foto udara Taman Ganeca dengan kampus ITB tahun 1928. Di tepi Jl. Dago masih terdapat sawah (gambar

kanan) Sumber :


(33)

23

Gambar.II. 11 Contoh Indische Tropische Park menurut gagasan Ir. Thomas Nir.

Sumber : http://ruanghijau.files.wordpress.com/2008/12/taman-tropis-rekayasa2.jpg

Gambar II. 12 Patung dada K.A.R. Bosscha Sumber :

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/4/46/1926_07_0

3_Patung_Ijzerman.jpg/250px-1926_07_03_Patung_Ijzerman.jpg


(34)

24

Jenis tanaman yang terdapat pada Taman Ganeca sekarang ini memang sudah tidak utuh dan tidak sama seperti tanaman yang sengaja ditanam pada masa pembangunanya, akan tetapi sejumlah pohon peneduh masih berdiri kokoh dan dapat ditemui sekarang ini. Menurut sejarah, dari mulai tanaman yang khas yang sangat sulit keberadaannya dahulu ada disini. Pada gaya bangunan taman yang hampir menyerupai gaya Taman Tropis Indonesia ini memang tidak menjadikannya mempunyai berbagai macam jenis flora, tetapi ada juga tanaman tropis yang menghiasi taman Ganesa pada masa itu.

“Pada taman ini ditanami pohon Aren, pohon cemara Gunung. Sedangkan pada kedua jalur jalan kiri dan kanan taman, terdapat tempat berteduh, dengan bangku panjang dibawahnya. Tempat berteduh itu seperti terowongan dari jaring kawat, yang dirambati oleh tanaman Bougainville

(Bougainvilea spectabilis). Bunganya berwarna orange,

putih, kuning, merah semu biru. Adapun serambi atas taman yang dihiasi pilar bundar batu alam, ditumbuhi jenis tanaman rambat yang khas kampus T.H, yakni Pyrostegia. Tanaman tersebut menjadi khas karena menurut Dr.L.Van der Pijl (1950), tanaman rambat itu khusus didatangkan dari Amerika Selatan lewat Australia, oleh Tuan A.kerkhoven, seorang Preangerplanter, Tanaman Pyrostegia bebunga terompet warna orange, mekar sepanjang tahun tanpa mengenal musim maka dari itu keberadaannya harus lah di jaga, mengingat rumitnya Tuan Kerkhoven mendatangkan jenis bunga tersebut”.


(35)

25

Gambar II. 13 Taman Ganeca di tahun 1928 .Sumber :

http://rinaldimunir.files.wordpress.com/2012/05/collectie_tropen museum_technische_hogeschool_aan_het_ijzermanpark_te_band

ung_java_tmnr_10002359.jpg

Gambar. II. 14 Seorang nyonya Belanda dengan putrinya sedang bersantai

Sumber:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_IJzerman_Park _bij_de_Technische_Hogeschool_in_Bandoeng_TMnr_6001682

8

Pada masa yang lalu Ijzermanpark memiliki kolam bundar dengan fontein (air mancur) ditumbuhi juga tanaman teratai putih (Nymphaea nouchali). Adapun tanaman bunganya, terdiri dari jenis berbatang pendek, dan tergolong klasik kegemaran orang jaman dulu, seperti Dahlia hybrid,


(36)

26

Anthurium, Kembang Tembaga (Lochnera rosea),

Kembang Pagi Sore (Mirabilis Jalapa) dan Kana (Canna Indica). Sebagai pembatas petak rumput (gazon) ditanami tumbuhan jenis Sanseviera yang helai daunnya tebal panjang semacam lidah buaya. Sedangkan tanaman hias berbatang agak tinggi yang sering menghiasi taman tempo dulu adalah Kembang Sepatu (Hibiscus). Allamanda yang bunganya berwarna kuning, Arum Dalu atau bunga Dayang kata orang Sunda (Cestrum Nocturnum), dan Kacapiring

(Gardenia augusta)” (Kunto, 1986, h.370-371).

Begitulah kira-kira cerita sejarah taman Park pada jaman kolonial dari awal pembangunan hingga cerita penggunaan taman sebagai pusat hiburan maupun sebagai landasan sebuah Kota yang nyaman untuk ditinggali. Taman-taman tersebut bisa dibilang awal dari mimpi para penjajah untuk menjadikan Bandung Kota yang nyaman untuk mereka tinggali hingga beberapa abad yang akan datang, Dengan terwujudnya Bandung yang sejuk dengan taman-tamannya, maka akan menjadikan Kota ini sebagai tempat tujuan utama para pelancong untuk berwisata. Hingga menjadi cerminan Kota yang nyaman, sejuk, indah, asri, dengan keramahan warga Kotanya.

II.3 Taman (Park) Bersejarah Kota Bandung

Sangat berlainan dengan sejarah, taman-taman tersebut pada saat ini adalah taman yang terlihat tertutup terlihat dengan pagar yang membagi wilayah taman dengan lokasi lainnya disekitar taman. Terdapat beberapa faktor yang melandasi taman tersebut terlihat lebih tertutup, disamping penggunaannya yang dipandang buruk terkait masalah-masalah yang ada saat ini.


(37)

27 II.3.1 Taman Merdeka

Dewasa ini taman merdeka telah menjadi bagian dari fasilitas kota yang cukup mempunyai perhatian warga Kota Bandung, karena memang program pemerintah yang saat ini sedang gencar membuat taman-taman tematik yang segar agar dapat digunakan secara aktif oleh warganya. Disamping itu taman tematik diperbarui agar warganya tidak selalu menggunakan fasilitas yang selalu harus mengeluarkan biaya, dampaknya lebih kepada perilaku konsumtif.

Namun hingga saat ini hanya beberapa taman saja yang sudah selesai tahap pembaruannya, Taman Merdeka sendiri kondisinya belum diperbarui lagi hingga kini. Warga kota yang berkunjung pada taman ini sebagian besar adalah anak muda yang aktif dengan kegiatannya masing-masing dengan berkelompok. Tidak terlalu ramai memang, taman yang dipagari terlihat begitu asing bagi masyarakat yang melintas terutama bila menggunakan kendaraan. Seperti kita ketahui warga pribumi ternyata lebih menyukai lahan/tempat yang lebih terbuka seperti alun-alun Kota. Disana masyarakat terlihat lebih leluasa dalam bersosialisasi maupun hanya sekedar menikmati keindahan Kota Bandung.

Gambar. II. 15 Taman Merdeka Sumber : Dokumen Pribadi


(38)

28

Gambar. II. 16 Lokasi Taman Merdeka Sumber : www.Maps.google.com

II.3.2 Taman Ganesha

Taman yang pembangunannya tidak terlepas dari berdirinya perguruan tinggi Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mempunyai gaya arsitektur yang menerapkan gaya arsitektur Indische Tropische Park

beberapa bagian, namun sebagian besar memang masih terpengaruh gaya arsitektur English Lanscape Gardening, bentuknya yang terlihat simetris dapat kita lihat dari mulai pintu masuk hingga masuk kearah kolam juga jalan setapak yang berada dibagian tengah.

Saat ini keadaan taman Ganesa sendiri sedang dalam tahap renovasi, menurut keterangan warga sekitar, sudah sekitar empat bulan yang lalu atau awal tahun 2014 kemarin. Tidak banyak aktifitas yang bisa dilakukan dalam kondisinya sekarang ini, karena memang tahap pembaruannyapun terlihat belum dilakukan. Taman Ganesa ini termasuk kedalam taman (park) yang dibangun adalah memang sebuah bentuk penghargaan untuk mengenang jasa dari tokoh yang memang mepunyai andil pada pembangunan Kota Bandung pada masa kolonial.


(39)

29

Gambar.II 17 Kondisi taman Ganesa sekarang Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar. II 18 Lokasi Taman Ganesa Sumber : www.maps.google.com

II.3.3 Taman Maluku

Dari ketiga taman (park) yang ada, taman Park ini adalah taman yang paling bisa dikategorikan kedalam taman gaya Inggris, karena memang terdapat bagian yang mewakilkan bentuk taman gaya Inggris seperti kawasan rumput yang cukup luas, gerombolan pepohonan yang


(40)

30

banyak dan mendominasi, juga terdapat kolam yang mewakilkan taman gaya Inggris. Menurut Doni Fireza (2001, 111) dalam Majalah Ilmiah Unikom. Vol.1, maka secara desain, taman yang dapat dikatakan berhasil mengadopsi gaya taman Inggris adalah Molukkenpark (Taman Maluku), karena paling mempunyai idiom-idiom tersebut lebih banyak (unsur meadow, air/kolam, dan gerombolan pohon) dan ditunjang kondisi topografisnya yang berbukit-bukit kecil.

Dari ketiga taman yang telah disebutkan diatas memang kondisi taman ini terlihat sebagai taman yang paling tertutup, untuk mengunjunginya pun pengunjung hanya bisa datang di beberapa waktu saja seperti ketika pagar taman untuk masuk terbuka, itupun bila ada petugas dari Dinas yang sedang bertugas. Jarang sekali terdapat aktifitas di taman ini.

Gambar. II 19 Tidak ada Aktifitas (Taman Maluku) Sumber : Dokumen Pribadi


(41)

31

Gambar. II 20 Lokasi Taman Maluku Sumber : www.maps.google.com

II.4 Buku

Menurut Iyan, Wb (2007) buku merupakan kumpulan kertas yang dijilid menjadi satu. Dan setiap sisi dari sebuah lembaran kertas disebut halaman. Buku dengan menggunakan konten, gaya, format, desain dan urutan dari berbagai komponen dapat menjadi sumber informasi yang mudah dan praktis. Berisi tentang penjelasan singkat berupa teks dan didukung gambar visual. Ada beberapa kategori jenis buku yang berisi informasi murni menurut Iyan, Wb. (2007) antara lain:

1. Ensiklopedia

Ensiklopedia adalah serangkaian buku yang menghimpun uraian tentang berbagai cabang ilmu tertentu dalam artikel terpisah dan biasanya tersusun sesuai abjad atau menurut kategori secara singkat dan padat.

2. Biografi

Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekedar daftar tanggal lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi


(42)

32

juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian.

3. Panduan

Disebut juga sebagai buku petunjuk. Buku ini berisi tenang tahapan cara/proses misalnya membuat kue, kiat sukses, beternak ayam dan lain-lain.

4. Tafsir

Tafsir adalah keterangan atau penjelasan tentang ayat-ayat Al- Qur’an agar maksudnya lebih mudah dipahami.

Buku merupakan media informasi yang sistematis oleh karena itu dalam pembuatan buku perlu memperhatikan anatominya. Pada bukunya Iyan Wb. juga menjelaskan tentang anatomi buku terdiri dari:

Cover Buku

Cover buku merupakan salah satu saranan untuk memikat perhatian pembaca. Cover buku bisa berupa ilustrasi maupun tipografi yang dilengkapi dengan judul buku, penulis dan penerbit.  Nomor Halaman

Nomor halaman berfungsi untuk mempermudah pembaca mencari halaman yang dibutuhkan dalam sebuah buku.

 Halaman Judul Utama

Halaman judul utama adalah sebuah halaman buku yang memuat nama penulis, judul buku, subjudul buku, dan logo penerbit.

 Halaman Hak Cipta

Halaman hak cipta adalah halaman buku yang berisi keterangan atau data singkat buku yang diterbitkan, baik data buku, tim penerbit, maupun hak cipta penerbit (copyright).

 Prakata

Prakata adalah sebuah pengantar dari penulis yang berisi ulasan tentang maksud dan metode yang digunakan penulis dalam penulisan bukunya.


(43)

33  Daftar Isi

Daftar isi adalah tampilan semua judul bagian yang terdapat di dalam buku untuk memberikan gambaran umum pada pembaca mengenai struktur dan materi yang terdapat didalam buku sehingga mudah untuk menemukan pembahasan yang diperlukan.

 Ilustrasi

Ilustrasi merupakan tambahan penjelasan teks yang diwujudkan dalam bentuk visual. Fungsi ilustrasi bagi suatu buku adalah menjelaskan dan mendukung teks yang tidak dapat digantikan dengan kata-kata

 Teks

Teks merupakan kumpulan tulisan yang berisi tentang penjelasan dari isi buku.

 Daftar Pustaka

Daftar pustaka digunakan untuk mencari referensi atau bahan bacaan lanjutan yang disarankan penulis untuk mendukung pembahasan yang terdapat di dalam bukunya.

 Biografi Penulis

Biografi penulis menjelaskan tentang penulis, riwayat pendidikan, pekerjaan, dan daftar karya tulis yang telah dihasilkan.

 Sinopsis

Sinopsis berisi tentang ringkasan dari isi sebuah buku agar memberikan gambaran pada pembaca tentang isi yang terkandung pada buku yang akan dibaca.

II. 4 Khalayak Sasaran

Segmentasi yang diperuntukan menjadi target audiens dalam Perancangan Buku Taman-Taman Bersejarah di Kota Bandung ini adalah sebagai berikut :

II. 4. 1 Demografi

Pengelompokan target pasar berdasarkan usia rata – rata, jenis kelamin dan tingkat sosial ekonomi :


(44)

34

 Usia : 18 sampai 21 tahun.

 Status Pendidikan : Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi.

 Status Pekerjaan : Pelajar, pengunjung Taman Kota.  Status Ekonomi : Menengah.

II. 4. 2 Geografis

Masyarakat perkotaan khususnya Kota Bandung. Tiga taman bersejarah ini terletak di pusat Kota Bandung, Pieter sijthoffpark (Taman Merdeka) jalan. Merdeka, Ijzermanpark (Taman Ganesa) jalan. Ganesa,

Molukkenpark (Taman Maluku) Jalan. Ambon, lokasi ketiga taman

tersebut tidak jauh dari Kantor Pemerintahan Kota Bandung sebagai pusat Kota.

II. 4. 3 Psikografis

Psikografis ini terdiri dari minat/ketertarikan lebih kepada individu senang membaca, opini mempunyai persepsi positif dalam bersikap juga cenderung selektif dalam mengambil keputusan, sikap mempunyai rasa bertanggungjawab pada lingkungan disekitarnya, kepripadian mudah bergaul, tata nilai dan gaya hidup khalayak lebih pada pribadi sering bersosialisasi dan peduli terhadap lingkungan sekitar yang dikhususkan lebih kepada pelajar.

II. 5 Solusi

Dengan pemahaman yang sudah dijelaskan, dapat diambil solusi dari permasalahan yang ada. Mengingat keberadaan Taman Kota yang sangat penting manfaat serta kelestariannya maka diperlukan perancangan buku bersejarah pada taman-taman kota yang menjadi awal cerita penghijauan Kota di Kota Bandung pada tiga taman kota yang masih terjaga kondisinya. Sehingga pada penyampaiannya akan lebih efektif dan mudah untuk dimengerti juga dalam jangka waktu yang cukup panjang melalui media buku. Dan beberapa media pendukung akan menjadi perantara hal tersebut.


(45)

35 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan

Komunikasi dilakukan melalui media foto. Karena remaja akhir lebih tertarik terhadap gambar dan membuat anak berimajinasi lebih tinggi untuk menerima pesan yang ingin disampaikan pada gambar tersebut.

III.1.1 Pendekatan Komunikasi

Tujuan pada pendekatan komunikasi, dengan lebih menampilkan keadaan Taman (park) secara nyata. Terjadi komunikasi bersifat non verbal yang mengkomunikasikan taman yang berkaitan dengan keseluruhan fungsi penting taman tersebut. Menurut Alex Sobur, dalam Semiotika Komunikasi (2009, 125). Berkomunikasi pada nonverbal berarti berkomunikasi “minus bahasa”, berarti pula pengamatan dilakukan secara

face to face terhadap gerak tubuh, gerakan-gerakan tertentu, gesture

(bentuk-bentuk tertentu), dsb. Dengan begitu bagi penulis dan pembaca dapat merasakan langsung isi pesan yang terdapat dalam ilustrasi nya melalui bentuk foto gambaran elemen estetika pada bangunan taman yang mempunyai konsep English Landscape Gardening ini, sehingga menjadi bahan pemikiran dan pengenalan bagi khalayak yang terlibat dalam pendekatan komunikasi buku ini mulai dari kata pengantar berlajut pada sejarah singkat, hingga sampai kepada isi illustrasi fotografi menarik ditambah dengan beberapa pesan singkat terkait sejarah pada masing-masing taman.

III. 1. 1. 1 Pendekatan Komunikasi Visual

Karena berkaitan dengan sejarah, dalam pendekatan komunikasi visual ini memperlihatkan sesuatu hal yang dapat memberikan kesan tempo dulu, akan tetapi menyesuaikan dengan


(46)

36

khalayak remaja akhir kota Bandung masa kini. Hal tersebut dapat terlihat atau dirasakan dari karakter pengunjung aktif.

III. 1. 1. 2 Pendekatan Komunikasi Verbal

Pada taman (park) yang ada berusaha menyampaikan pesan – pesan dengan beberapa foto masa lalu juga masa kini, dan pada perancangan ini dengan foto yang dapat memperkuat identitas, mencoba untuk menyampaikan segala hal mengenai taman (park). Segala hal mengenai taman (park) yaitu sejarah terbentuknya, juga penggunaan taman. Cara menyampaikan pesan atau informasi tersebut dengan cara mengajak khalayak lebih dekat melalui penyampaian informasi yang disampaikan melalui media pendukung yang akhirnya diarahkan kepada sebuah buku Ensiklopedia yang dikemas visual yang menarik sesuai dengan konsep untuk remaja akhir.

III.1.2 Strategi Kreatif

Langkah Awal, analisa terhadap karakteristik media utama, pendukung, dan juga promosi. Dilakukan analisa secara menyeluruh yang meliputi produk yang ditawarkan, keunggulan, perbandingan dengan produk lain. Analisa ini diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang menarik mengenai produk. Maka dibuatlah penggabungan ilustrasi untuk isi dari buku berupa penggabungan foto dengan vektor. Untuk vektor diaplikasikan pada sisi ikonik dari setiap taman. Karena hal tersebut merupakan sisi penting dari taman (park) yang memang dibangun sebagai taman monumental. Maka diambilah tokoh-tokoh dari masing-masing taman. Selain penting, tokoh-tokoh tersebut diharapkan akan mengubah perpsepsi masyarakat khususnya khalayak bahwa taman-taman kota tersebut identik dengan hal negatif seperti yang dipaparkan pada identifikasi masalah, sebaliknya bila mengetahui ikon-ikon monumental


(47)

37

yang ada dengan jasa-jasa yang telah ditorehkan dalam pembangunan Kota Bandung diharapkan akan merubah pola pikir khalayak itu sendiri.

Analisa terhadap karakteristik khalayak, hal ini menjadi penting karena dalam proses komunikasi, selain ada penyampai pesan, adapun penerima dari pesan yang ingin disampaikan, mulai dari siapa mereka, usia, jenis kelamin, status ekonomi sosial, pekerjaan, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Analisa ini dilakukan untuk mengenal khalayak dengan tepat agar kita mengetahui apa yang penting, menarik, bagi wawasan khalayak. dan yang tidak kalah penting juga adalah bagaimana menyampaikan pesan tersebut, apa yang ingin disampaikan dan bagaimana menyampaikannya. Dalam penyampaian sejarah yang akan disampaikan dalam media buku adalah mengenai segala kegiatan yang ada dalam taman abad ke-19, pada masa tersebut, khalayak akan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, serta apa fungsi taman dengan keberadaannya hingga saat ini. Kaitan sejarah pada masa tersebut dengan khalayak adalah taman dikala itu sebagai sarana bagi masyarakat Kota Bandung dalam mengisi waktu luang juga diadakannya berbagai bentuk acara hiburan yang dapat dinikmati warga Kota secara gratis, selain itu tentu muda-mudi pada masa tersebut sangat antusias mengaktivasi taman sebagai pusat sosial. Dibalik meriahnya aktivitas taman kota, buku ini pun terdapat petunjuk fungsi taman Kota yang perlu kita jaga secara berkelanjutan. Dengan demikian khalayak akan dapat menikmati indahnya taman pada abad ke-19 juga akan menjaga kelestariannya sesuai dengan fungsi yang sebenarnya.

III.1.3 Strategi Media

Strategi perancangan dalam buku taman (park) Bersejarah Kota Bandung adalah merancang sebuah buku yang memiliki peran yang sangat penting. Menurut Guntur (Seperti dikutip Andri Nurmarwan, 2009) “Buku adalah salah satu media informasi yang memiliki peran yang sangat penting. Meski sekarang jaman sudah berkembang kian pesatnya di mana


(48)

38

tekhnologi sekarang sudah mendominasi, akan tetapi buku sebagai sumber pengetahuan belum bisa tergantikan. Selain media yang mudah untuk dijangkau dan memiliki sifat mobilitas yang tinggi, buku dapat dibaca di mana saja dan kapan saja.”. Agar menghasilkan buku yang mudah untuk diterima khalayak, dilakukan teknik fotografi terhadap taman-taman tersebut, dimana pengambilan gambar ini mengacu kepada English

Landscape Gardening konsep perancangan taman yang diadopsi oleh

taman (park) Kota Bandung pada masa itu. Pada hal ini tujuan perancangan buku adalah memperkuat citra dari taman kota dan meningkatkan daya tarik bagi para pengunjung. Buku terdiri dari beberapa media yang bersifat memperkuat sisi penting dari dibangunnya taman pada jaman tersebut agar apa yang diharapkan pada perancangan ini dapat terwujudkan dengan baik. Media aplikasi tersebut dapat memperlihatkan gambaran masing-masing taman kota sehingga mempermudah menyampaikan pesan kepada khalayak.

III. 1. 3. 1 Pemilihan Media

Dalam pemilihan media ini diklasifikasikan menjadi dua jenis media yang dapat mendukung dan memperkuat identitas taman (park).

III. 1. 3 .1 .1 Media Utama

Dalam hal ini media utama harus menggambarkan dan memperkenalkan secara jelas informasi sejarah dan identitas terkait fungsi peraturan penggunaan taman akan disampaikan kepada khalayak sehingga memudahkan untuk diterima dan dikenal. Sebuah buku yang menceritakan tentang sejarah taman (park)

Pietersijthoffpark (Taman Merdeka), Molukkenpark (Taman

Maluku), Ijzermanpark (Taman Ganesha) menjadi pilihan utama yang tepat karena dapat memperlihatkan segala hal mengenai taman (park) dan mempunyai peran yang sangat penting. Dalam


(49)

39

buku tersebut pesan dapat tersampaikan kepada khalayak dengan baik karena selain penjelasan mengenai pesan yang disampaikan, didukung pula dengan kumpulan foto sebagai sebuah pesan yang memperlihatkan maksud atau arti dari cerita yang ingin disampaikan.

III. 1. 3 .1 .2 Media Penunjang

Media pendukung yang digunakan merupakan media tambahan untuk mendampingi media utama agar penyampaian informasi dari media utama dapat diaplikasikan dengan media pendukung. Media pendukung yang digunakan adalah kemasan.

III.1.4 Strategi Distribusi

Jadwal penyebaran media informasi buku ini dilakukan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Juni, Juli dan Agustus hal ini sebelumnya sudah dipertimbangkan, karena mengambil pada hari-hari bebas sebelum dan sesudah para siswa menghadapi ujian semester dan momentum pada saat masuknya siswa baru.

Media Tempat / Lokasi

Waktu Penyebaran

Juni Juli Agustus

Minggu ke Mingguke Minggu ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Poster di jalan-jalan umum yang banyak dilalui orang jalan raya, papan informasi

sekolah

Buku diperpustakaan

sekolah di Kota Bandung, toko buku


(50)

40 Totebag toko-toko souvenir

Kota Bandung Stiker dibagikan disekolah di

Di Kota Bandung Buku

Catatan

Toko buku peralatan sekolah Mug ditempatkan

dikantin-kantin sekolah

Gambar. III. 1 Tabel strategi distribusi Sumber : Dokumentasi pribadi

III.2 Konsep Visual

Konsep visual dalam pembuatan buku ini merupakan bentukan gambaran taman (park) yang menuangkan aspek-aspek berdirinya taman (park), hal ini terdiri dari berbagai konsep visual yang meliputi :

III.2.1 Format Desain

Media Buku akan diaplikasikan pada kertas art paper dengan tebal 120 gram untuk isi, Soft Cover untuk cover buku. P x L = 19 x 25 cm. Dengan format demikian diharapkan dapat menunjang karya yang terdapat dalam buku.

Gambar III. 2 Ukuran Buku Sumber : Milik pribadi


(51)

41 III.2.2 Tata Letak (Layout)

Foto sebagai ilustrasi pada buku yang akan dominan pada setiap halamannya tetap disesuaikan dengan pesan yang berupa rangkaian kata dengan kalimat yang lebih mudah dibaca sehingga akan menjadi media komunikasi visual yang dapat menyampaikan pesan dengan semestinya. Hendratman (seperti dikutip Adryan Fernando Manurung, 2013) menjelaskan “Tata Letak/Layout adalah usaha untuk menyusun, menata atau memadukan unsur unsur komunikasi grafis (teks, gambar, tabel dan lain lain) menjadi media komunikasi visual yang komunikatif“ (h.85). III.2.3 Tipografi

Pemakaian jenis tipografi untuk buku taman (park), penulis memberikan beberapa jenis huruf serif (Campanile), dan juga script (News701 BT). untuk Body text dan keterangan penulis menggunakan model huruf sans serif (Myriad Pro) mengingat huruf ini adalah jenis huruf yang tidak bertangkai, sehingga lebih nyaman mengenai tingkat keterbacaan. Rakhmat Supriyono (2010) berpendapat bahwa :

Berdasarkan fungsinya, huruf dapat dipilah menjadi dua jenis, yaitu huruf teks (text type) dan huruf judul (display type). Jika anda hendak menggunakan huruf untuk teks, sebaiknya pilih bentuk huruf (type face) yang sederhana dan akrab dengan pembaca, misalnya Times, Bookman, dan Arial. Sementara itu untuk judul, subjudul, atau teks pendek seperti slogan, masih bisa menggunakan huruf yang sedikit unik dengan tetap menjaga nilai keterbacaan dan kesesuaian. (h. 23)

Juga terdapat huruf dekoratif yang sengaja dibuat untuk menarik perhatian di beberapa posisi seperti untuk judul, dan subjudul. Rakhmat Supriyono (2010) menjelaskan “Huruf dekoratif bukan termasuk huruf teks sehingga sangat tidak tepat jika digunakan untuk teks panjang. Huruf ini lebih cocok digunakan untuk satu kata atau judul yang pendek.” (h.30)


(52)

42

Myriad Pro

Campanile

aA bB cC eD Ee fF gG hH iI jJ kK lL mM nN oO pP qQ rR sS tT uU vV wW xX yY zZ 1234567890.:,;’”(!?)+-*/=

Courier New

aA bB cC eD Ee fF gG hH iI jJ kK lL mM nN oO pP qQ rR sS tT uU vV wW xX yY zZ

1234567890.:,;’”(!?)+-*/=

III.2.4 Ilustrasi

Untuk mewakilkan kesan sejarah yang ingin disampaikan, penulis mengambil gambar foto sesuai dengan kondisi taman (park) pada masa kini, hal ini termasuk dari definisi sebuah taman (park) yang terdiri dari berbagai elemen penunjang berdirinya sebuah taman sebagai Ruang Terbuka Hijau yang semestinya, menurut Haryoto Kunto (dalam Semerbak Bunga di Bandung Raya, 1986 : 156) :

“Sebidang tanah yang dipagari sekelilingnya, ditata secara teratur dan artistik, ditanami pohon lindung, tanaman hias, rumput dan berbagai jenis tanaman bunga. Selain itu dilengkapi pula jaringan jalan (lorong), bangku tempat duduk, lampu penerangan yang nyeni. Kadang kala dilengkapi kolam ikan dan teratai, tempat berteduh yang sering disebut “Gazebo” , kandang binatang atau unggas dan saluran air yang teratur. Park adalah taman dalam arti yang sesungguhnya.”


(53)

43

Dalam pernyataan tersebut maka di ambilah beberapa illustrasi melalui karya foto yang didapat dari masing-masing taman (park)

Pietersijthoffpark (Taman Merdeka), Molukkenpark (Taman Maluku),

Ijzermanpark (Taman Ganesha). Selain itu, agar merubah persepsi taman dari hal-hal negatif yang ada, dibuatlah ilustrasi vektor pada beberapa halaman yang lebih mengarah pada gaya desain Pop Art, yang lebih bisa diterima masyarakat dari kalangan manapun khususnya khalayak sasaran yang penulis tujukan. Seni hanyalah sebuah hal yang bisa dinikmati kalangan kelas atas, dengan adanya gerakan Pop Art, seni dapat dinikmati oleh semua kalangan, mulai dari golongan bawah hingga golongan atas (D. Frida, 2013, Sigodangpos.com). Cirinya ada pada penggabungan foto, serta permainan warna yang berani, pada beberapa halaman buku aka nada penggabungan vektor dengan fotografi seperti pada halaman pembuka tiap bab. Ciri khas Pop Art adalah penggabungan foto serta permainan warna yang berani, kadang disertai penggunaan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan pembuatnya (D. Frida, 2013, Sigodangpos.com).

Gambar III. 3 Taman Merdeka Sumber : Dokumen Pribadi


(54)

44

Gambar III. 4 Tanaman Hias Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar III. 5 Taman Maluku Sumber : Dokumen probadi


(55)

45

Gambar III. 6 Kolam air Sumber : Dokumen pribadi

III.2.5 Warna

Pemakaian warna pastel dirasa akan lebih cocok dengan khalayak karena warna ini dapat mencerminkan kesan keindahan. Manurung (2013) menjelaskan : “Warna pastel adalah warna yang mendekati warna putih/terang pada lingkaran warna. warna pastel biasa disebut juga sebagai warna sephia. Warna pastel berkesan tenang dan rileks, warna pastel mencerminkan keindahan dan feminisme.” (h.17).

Gambar III. 7 Warna Pastel

Sumber : Adryan Fernando Manurung NIM.51909280, Perpustakaan UNIKOM


(56)

46 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Proses Perancangan Buku

Proses pengembangan buku ini di mulai dari tahap pembuatan foto-foto sejarah yang kemudian menjadi deskripsi cerita yang digambarkan pada foto yang ada. Kemudian dikembangkan kembali dengan memadukan sketsa dan dialog, pada sketsa di-layout sedemikian rupa untuk menjaga keseimbangan antara dialog dan sketsa. Sketsa pada halaman, menggambarkan ikon atau gambaran asli pada setiap taman.

Setelah selesai, baru kemudian dibuatlah sketsa awal dan kumpulan foto yang telah di studi terlebih dahulu yang akan menjadi hasil akhir dari visual yang akan dijadikan buku sejarah. Lalu sketsa-sketsa tersebut mengalami proses

tracing. Proses selanjutnya adalah proses editing dengan menggunakan software Adobe Photoshop CS6 untuk foto, dan Adobe Illustrator CS6 untuk proses tracing

sketsa gambar yang mewakili setiap taman. Didalam proses tracing sketsa, menggunakan outline agar menegaskan objek yang di bentuk.

Setelah proses editing selesai, maka file yang telah jadi pun siap untuk dicetak dan dibuat dummy sebagai acuan dalam proses akhir percetakan. Adapun kertas yang digunakan dalam buku adalah art paper tebal 180 gsm berkarakter kuat sehingga tidak mudah rusak.

IV.2 Media Utama

Pada cover bagian depan terdapat judul buku untuk mengidentifikasi buku sebagai pembeda diantara buku-buku lain. Pada cover depan buku juga terdapat mandatori dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai bentuk kerjasama.

Di cover depan ini juga terdapat ikon taman Merdeka. Taman Merdeka sebagai taman pertama yang divisualisasikan untuk cover juga mempunyai tujuan agar khalayak merasa penasaran atau mungkin justru tidak asing dengan ikon tersebut yang akhirnya menimbulkan rasa penasaran mengingat minimnya


(57)

47

informasi mengenai taman bersejarah dikota Bandung. Teknis cover depan buku menggunakan penjilidan softcover.

Gambar IV.1 cover depan

Pada cover belakang buku terdapat judul yang diperkecil untuk menjaga keseimbangan layout pada cover belakang buku. Di cover belakang buku juga terdapat sinopsis buku yang mempunyai kesan persuasif untuk membuka buku ini.


(58)

48 IV.2.1 Isi Buku

Untuk memisahkan dan membedakan halaman cover dan isi maka dibuatlah penyekat yang berfungsi sebagai halaman pembuka.

Gambar IV.3 Halaman pembuka

Halaman 2 dan 3 merupakan kata pengantar sebagai lanjutan dari halaman pembuka yang terdiri dari tahun pembuatan buku, penerbit, penulis, hak cipta, pada halaman ke 2, dilanjut pada rangkuman deskripsi dari keberadaan taman kota peninggalan Belanda dikota Bandung.


(59)

49

Gambar IV.4 halaman 2 dan 3

Halaman 4 dan 5 merupakan daftar isi juga pembuka dari sebuah rangkaian cerita yang diawali dengan sebuah gambar yang mewakilkan isi untuk halaman yang akan dibuka, hal ini dapat memudahkan khalayak untuk mencari halaman yang ingin dibaca karena gambar yang ada sama dengan yang tercantum pada daftar isi.

Gambar IV.5 halaman 4 dan 5

Halaman 6 Dilanjutkan dengan cerita singkat dari sejarah keseluruhan. Halaman 7 merupakan kelanjutan dari halaman enam yang masih menceritakan bagaimana cerita sejarah yang ada di taman merdeka secara menyeluruh, dilanjut dengan cerita keadaan pada masa sekarang


(60)

50

dengan kondisi yang tidak terlalu asli dan berbeda dengan cerita pada masa lalu dilihat dari pandangan kegunaan juga bentuk arsitekturnya hingga berakhir pada halaman 14 yang mendeskripsikan mengenai taman Merdeka masa sekarang.

Gambar IV.6 halaman 6 dan 7

Halaman 15 dan 16 disini taman Maluku bisa dikatakan sebagai berdirinya taman kedua setelah taman Merdeka dilihat dari bentuk lahan hijau taman (park) tempo dulu, untuk memudahkan pembaca mengenali sebuah setiap taman, maka dibuatlah juga gambar ikon pada halaman pembuka sebelum masuk kedalam deskripsi sejarah dan dilanjutkan pada deskripsi keadaan pad ataman masa sekarang, hal ini tidak terlalu jauh berbeda dengan gaya ilustrasi yang diberikan pada 3 taman yang terdapat pada buku ini, bedanya adalah pada bagian deskripsi mengenai sejarah dan jumlah foto yang berbeda.


(61)

51

Gambar IV.7 halaman 15 dan 16

Halaman 17 dan 18 merupakan kumpulan foto yang masih mendeskripsikan mengenai sejarah taman pada zaman dahulu, juga terdapat foto lokasi keberadaan Taman Maluku melalui perspektif yang lebih jelas yaitu dari udara.

Gambar IV.8 halaman 17 dan 18

Halaman 20 sampai 22 juga terdapat poster sebagai media promosi betapa meriahnya keadaan taman tempo dulu dengan hadirnya pasar Jaarbeurs ditaman Maluku hingga dikenal sampai ke luar negeri,


(62)

52

hingga.seputar keadaan zaman dahulu pasar Jaarbeurs juga para turis yang turut memeriahkan acara tersebut.

Gambar IV.9 halaman 20 sampai 22

IV.3 Media Pendukung IV.3.1 Gimmik

a. Baju

Konsep merchandise ini di buat untuk media pendukung yang dapat di pakai oleh remaja. Tujuan pembuatan ini, agar anak dapat mengingat taman Kota. Merchandise menggunakan karakter-karakter yang terdapat dalam buku sebagai pendekatan visual kepada remaja. Tujuan dari

merchandise ini ialah agar anak dapat mengingat bentuk dan wujud taman

Kota.


(63)

53

b. Totebag

Totebag termasuk dalam kategori tas jinjing. Ia bisa digunakan untuk tugas-tugas berat seperti berbelanja, dan membawa barang-barang piknik maupun penggunaan lain. Namun tote bag bisa digunakan untuk membawa apa saja. Karena sering digunakan untuk beragam keperluan inilah membuat tote bag biasanya berbahan material yang kuat seperti kanvas, nilon dan kain yang kokoh lainnya. Totebag juga sering dipakai sebagai saran penyampaian pesan yang banyak dipakai.

Gambar IV.11 Totebag

c. Buku catatan

Buku catatan ini dapat bermanfaat bagi khalayak untuk menyimpan dan mengelola informasi sesuka mereka mauupun ketika sedang berada dibangku sekolah. Dengan tujuan pembuatan buku catatan sebagai media pendukung, media seperti ini juga lebih cocok dan pas untuk khlayak. digunakan untuk mengelola catatan untuk sebuah penelitian ataupun mencatat ide-ide baru ketika khalayak mengunjungi taman.


(64)

54

Gambar IV.12 Buku catatan d. Stiker

Perancangan gimmick ini dimulai dari pengembangan ide media pendukung. Tujuan dari stiker ini adalah agar anak dapat lebih mengenal dan mengingat karakter utama dalam buku yaitu troides helena helena.

stiker ini berdiameter 5 cm.


(65)

55

e. Mug / Gelas

Banyak hal yang dapat dilakukan bila kita sudah menggunakan taman sebagai media untuk bersosialisasi, tentu dalam melakukannya dapat ditunjang dengan membawa barang yang berguna untuk dipakai, misalnya seperti minuman, ataupun makanan. Mug ini diharapkan dapat menjadi media pendukung untuk khalayak.

Gambar IV.14 Mug

IV.4 Media Promosi IV.4.1 X Banner

Media promosi ini dibuat untuk promosi produk di toko buku. Tujuan dari media ini adalah sebagai alat pembeda promosi dengan produk yang lain. X banner ini diletakkan samping meja yang disediakan oleh toko-toko buku tempat buku-buku baru release. Teknis dari x banner ini terbuat dari bahan banner indoor. X banner ini berukuran 60 cm x 120 cm.


(66)

56

Gambar IV.15 x banner

IV.4.2 Poster

Teknis produksi dari poster adalah dengan menggunakan cetak separasi diatas kertas ukuran 29,7 x 42 cm jenis art paper 130 gram agar warna pada poster tahan lama.


(67)

57


(1)

52

hingga.seputar keadaan zaman dahulu pasar Jaarbeurs juga para turis yang turut memeriahkan acara tersebut.

Gambar IV.9 halaman 20 sampai 22 IV.3 Media Pendukung

IV.3.1 Gimmik a. Baju

Konsep merchandise ini di buat untuk media pendukung yang dapat di pakai oleh remaja. Tujuan pembuatan ini, agar anak dapat mengingat taman Kota. Merchandise menggunakan karakter-karakter yang terdapat dalam buku sebagai pendekatan visual kepada remaja. Tujuan dari merchandise ini ialah agar anak dapat mengingat bentuk dan wujud taman Kota.


(2)

53 b. Totebag

Totebag termasuk dalam kategori tas jinjing. Ia bisa digunakan untuk tugas-tugas berat seperti berbelanja, dan membawa barang-barang piknik maupun penggunaan lain. Namun tote bag bisa digunakan untuk membawa apa saja. Karena sering digunakan untuk beragam keperluan inilah membuat tote bag biasanya berbahan material yang kuat seperti kanvas, nilon dan kain yang kokoh lainnya. Totebag juga sering dipakai sebagai saran penyampaian pesan yang banyak dipakai.

Gambar IV.11 Totebag c. Buku catatan

Buku catatan ini dapat bermanfaat bagi khalayak untuk menyimpan dan mengelola informasi sesuka mereka mauupun ketika sedang berada dibangku sekolah. Dengan tujuan pembuatan buku catatan sebagai media pendukung, media seperti ini juga lebih cocok dan pas untuk khlayak. digunakan untuk mengelola catatan untuk sebuah penelitian ataupun mencatat ide-ide baru ketika khalayak mengunjungi taman.


(3)

54

Gambar IV.12 Buku catatan d. Stiker

Perancangan gimmick ini dimulai dari pengembangan ide media pendukung. Tujuan dari stiker ini adalah agar anak dapat lebih mengenal dan mengingat karakter utama dalam buku yaitu troides helena helena. stiker ini berdiameter 5 cm.


(4)

55 e. Mug / Gelas

Banyak hal yang dapat dilakukan bila kita sudah menggunakan taman sebagai media untuk bersosialisasi, tentu dalam melakukannya dapat ditunjang dengan membawa barang yang berguna untuk dipakai, misalnya seperti minuman, ataupun makanan. Mug ini diharapkan dapat menjadi media pendukung untuk khalayak.

Gambar IV.14 Mug IV.4 Media Promosi

IV.4.1 X Banner

Media promosi ini dibuat untuk promosi produk di toko buku. Tujuan dari media ini adalah sebagai alat pembeda promosi dengan produk yang lain. X banner ini diletakkan samping meja yang disediakan oleh toko-toko buku tempat buku-buku baru release. Teknis dari x banner ini terbuat dari bahan banner indoor. X banner ini berukuran 60 cm x 120 cm.


(5)

56

Gambar IV.15 x banner

IV.4.2 Poster

Teknis produksi dari poster adalah dengan menggunakan cetak separasi diatas kertas ukuran 29,7 x 42 cm jenis art paper 130 gram agar warna pada poster tahan lama.


(6)

57