Sistem informasi donor darah di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia Kota Bandung berbasis web

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. INFORMASI PERSONAL

Nama Lengkap : Tofan Sofiansah Jenis Kelamin : Laki- laki

Tempat/ Tanggal Lahir : Bandung, 30 April 1991 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Golongan Darah : A+

Alamat : Cikalapa RT 01/07 Desa Rajamandala Kec. Cipatat Kab. Bandung Barat

No. Telp/ HP : 085721040148

Email : tofansofiansah@gmail.com

B. PENDIDIKAN

1997-2003 : SD NEGERI CIKALAPA

2003-2006 : SMP NEGERI 1 CIPATAT

2006-2009 : SMA NEGERI 1 CIRANJANG

2009-2013 : UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

Demikian riwayat hidup saya yang dibuat dengan sebenar-benarnya dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan.

Bandung, Agustus 2013


(6)

SISTEM INFORMASI DONOR DARAH

DI UNIT DONOR DARAH PALANG MERAH INDONESIA

KOTA BANDUNG BERBASIS WEB

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Studi S1 Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

TOFAN SOFIANSAH

10109002

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2013


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Sistem Informasi Donor Darah di Unit Donor Darah Palang Merah

Indonesia Kota Bandung Berbasis Web”.

Skripsi ini disusun untuk menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Studi S1 Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

Penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa mendapat dukungan, bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT, karena dengan rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

2. Kedua orang tua penulis yang senantiasa memberikan doa, motivasi, dukungan dan bantuannya, baik moril maupun materil kepada penulis sampai dengan saat ini.

3. Bapak Ir. Eddy Suryanto Soegoto, Msc selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

4. Bapak Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer.

5. Bapak Irawan Afrianto, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.

6. Bapak Irfan Maliki, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing sekaligus penguji yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan dukungan, arahan serta bimbingannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 7. Para penguji, Bapak Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom. dan Ibu Riani Lubis,


(8)

iv

8. Ibu Tati Harihayati, S.T., M.T. selaku dosen wali dan semua dosen Teknik Informatika yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan selama perkuliahan.

9. Bapak Yus Austria S, S.Pd. selaku pembimbing, dan seluruh staff di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia Kota Bandung.

10.Nisa Nafisa, wanita paling dekat dalam hidup penulis yang selalu memberikan inspirasi, mimpi, harapan dan motivasi.

11.Teman-teman seperjuangan IF-1 angkatan 2009 yang selalu memberikan dukungan.

12.Keluarga besar Korps Sukarela (KSR PMI UNIKOM) semua angkatan, terutama angkatan seperjuangan Tapak Gema Bakti (TGB) yang telah memberikan dukungan. Semoga KSR tetap Jaya.

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberi dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat dan Berkah-Nya kepada mereka. Amin.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan sehingga penulis memohon maaf apabila dalam penulisannya terdapat kata yang tidak berkenan di hati. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Bandung, Agustus 2013 Penulis


(9)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR SIMBOL ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Tinjauan Organisasi ... 9

2.1.1 Sejarah Palang Merah Indonesia Kota Bandung ... 9

2.1.2 Sejarah Kepemimpinan... 11

2.1.3 Visi Misi ... 11

2.1.3.1 Visi PMI ... 11

2.1.3.2 Misi PMI ... 11


(10)

vi

2.1.5 Logo Dinas ... 13

2.1.6 Struktur Organisasi ... 14

2.1.7 Deskripsi Kerja Unit Donor Darah PMI Kota Bandung... 14

2.1.7.1 Kepala UDD dan Bidang ... 14

2.1.7.2 Seksi dan Subseksi ... 16

2.2 Landasan Teori ... 19

2.2.1 Pengertian Sistem ... 19

2.2.2 Pengertian Informasi... 19

2.2.3 Pengertian Sistem Informasi ... 19

2.2.3.1 Komponen Sistem Informasi ... 20

2.2.3.2 Alat-alat Pemodelan Sistem Informasi ... 21

2.2.4 Analisis Sistem ... 22

2.2.5 Desain Sistem ... 23

2.2.5.1 Perancangan konseptual ... 23

2.2.5.2 Perancangan Fisik ... 24

2.2.6 Konsep Dasar Basis Data ... 25

2.2.6.1 Pengertian Basis Data ... 25

2.2.6.2 Database Manajemen Sistem (DBMS) ... 25

2.2.6.3 Tujuan Basis Data ... 25

2.2.6.4 Pengguna Basis Data ... 26

2.2.7 Perancangan Basis Data... 26

2.2.7.1 Entity Relationship Diagram ( ERD )... 26

2.2.7.2 Normalisasi ... 28

2.2.7.3 Relasi Tabel ... 28


(11)

vii

2.2.9 Komponen darah ... 31

2.2.10 Teknologi Web ... 32

2.2.11 Monitoring ... 32

2.2.11.1 Sistem Monitoring ... 32

2.2.12 Dashboard ... 33

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 35

3.1 Analisis Sistem ... 35

3.1.1 Analisis Masalah ... 35

3.1.2 Analisis Prosedur yang Sudah Berjalan... 37

3.1.3 Aturan Bisnis ... 51

3.1.4 Analisis Sistem Monitoring ... 51

3.1.4.1 Analisis Metode ... 51

3.1.4.2 Indikator ... 52

3.1.4.3 Pembobotan Indeks Indikator ... 52

3.1.4.4 Perhitungan Hasil Evaluasi Monitoring ... 53

3.1.4.5 Grafik hasil monitoring ... 57

3.1.5 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 58

3.1.5.1 Analisis Pengkodean ... 59

3.1.5.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras ... 59

3.1.5.3 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ... 60

3.1.5.4 Analisis Jaringan ... 61

3.1.5.5 Analisis Pengguna ... 62

3.1.5.6 Analisis Basis Data ... 63

3.1.6 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 66


(12)

viii

3.1.6.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 67

3.1.6.3 Spesifikasi Proses ... 79

3.1.6.4 Kamus Data ... 93

3.2 Perancangan Sistem ... 99

3.2.1 Perancangan Basis Data... 99

3.2.1.1 Skema Relasi ... 99

3.2.1.2 Perancangan Struktur Tabel... 100

3.2.2 Perancangan Arsitektur Perangkat Lunak ... 110

3.2.2.1 Perancangan Struktur Menu ... 110

3.2.2.2 Perancangan Antar Muka Perangkat Lunak ... 113

3.2.2.3 Jaringan Semantik ... 142

3.2.3 Perancangan Prosedural ... 146

3.2.3.1 Prosedural Login ... 146

3.2.3.2 Prosedural Cari Data ... 147

3.2.3.3 Prosedural Tambah Data ... 148

3.2.3.4 Prosedural Hapus Data ... 149

3.2.3.5 Prosedural Ubah Data ... 150

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 151

4.1 Implementasi Sistem ... 151

4.2 Implementasi Perangkat Keras ... 151

4.2.1 Implementasi Perangkat Lunak ... 151

4.2.2 Implemantasi Kebutuhan Web Hosting ... 152

4.2.3 Implementasi Basis Data ... 152

4.2.4 Implementasi Antarmuka ... 158


(13)

ix

4.2.4.2 Implementasi Antarmuka Via Petugas Rekrutmen ... 160

4.2.4.3 Implementasi Antarmuka Via Petugas Donor ... 160

4.2.4.4 Implementasi Antarmuka Via Petugas Penyimpanan ... 161

4.2.4.5 Implementasi Antarmuka Via Kepala UDD ... 161

4.2.4.6 Implementasi Antarmuka Via Pengunjung... 162

4.2.4.7 Implementasi Antarmuka Via Pendonor ... 162

4.2.4.8 Implementasi Antarmuka Via KDD ... 163

4.3 Pengujian Sistem ... 164

4.3.1 Pengujian Alpha ... 164

4.3.1.1 Skenario Pengujian Alpha ... 164

4.3.1.2 Kasus dan Hasil Pengujian Alpha ... 168

4.3.1.3 Kesimpulan Pengujian Alpha ... 200

4.3.2 Pengujian Betha ... 200

4.3.2.1 Wawancara Pengguna... 200

4.3.2.2 Kuisioner Pengguna ... 209

4.3.2.3 Kesimpulan Pengujian Betha ... 218

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 219

5.1 Kesimpulan ... 219

5.2 Saran ... 220


(14)

221

DAFTAR PUSTAKA

[1] Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI Cabang Kota Bandung. Bandung : PMI Kota Bandung.

[2] Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI.

[3] Kadir, Abdul. 2009. Membuat Aplikasi Web dengan PHP dan Database MySQL. Yogyakarta : Andi

[4] Ladjamudin bin Al-Bahra. 2005. Analisis Dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta : Graha Ilmu

[5] Muktimanah, Uke. 2011. Laporan Kegiatan 2011 Unit Donor Darah .Bandung : PMI Kota Bandung.

[6] Parmenter, David. 2010. Mengembangkan, Mengimplementasikan, dan Menggunakan Key Performance Indicators : PPM

[7] Sommerville, Ian. 2011. Software Engineering 9. Boston : Pearson Education, ISBN.

[8] Sukandar, Iyang D. 2006. Pedoman Penerapan Identitas. Jakarta : Markas Pusat PMI.


(15)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi nasional yang bergerak dibidang kemanusiaan. PMI memiliki beberapa tugas pokok dan fungsi, salah satunya yaitu menyelenggarakan donor darah. Kegiatan donor darah di PMI sudah dilakukan sejak tahun 1950, yang mana unit kegiatan ini disebut Unit Donor Darah (UDD). Di Kota Bandung, kantor Palang Merah Indonesia beralamat di Jalan Aceh No. 79 Bandung.

Kota Bandung terdiri dari 30 kecamatan dengan jumlah penduduk 2.510.982 orang, pada tahun 2011 sebanyak 30.867 orang atau 4% dari total jumlah penduduk telah mendonasikan darahnya sehingga terhimpun 100.392 kantong darah [5]. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ade Kurnia selaku staf rekrutmen, dari jumlah pendonor sebanyak 30.867 orang atau 4% dari total jumlah penduduk tersebut membuktikan masih kurangnya minat masyarakat dalam mendonorkan darah. Pihak Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia Kota Bandung ingin selalu meningkatkan kualitas pelayanan kepada para pendonor, hal ini perlu dilakukan karena seringkali pendonor tidak mengetahui jadwal kapan mereka harus donor kembali, dimana saja tempat penyelenggaraan atau agenda donor darah, informasi stok darah yang tersedia, dan cara menyelanggarakan donor darah dengan meminta bantuan PMI, sehingga beberapa hal tersebut mengakibatkan kurangnya minat masyarakat untuk mendonorkan darahnya secara sukarela di UDD PMI Kota Bandung, yang akhirnya ketersediaan darah pun berkurang. Saat ini, ketika stok darah di UDD PMI Kota Bandung mengalami kekosongan, masyarakat yang membutuhkan darah harus menyediakan donor pengganti. Donor pengganti yaitu orang yang mendonorkan darahnya untuk diberikan kepada penerima darah yang sudah diketahui identitasnya. Kondisi demikian akan menemui permasalahan ketika seorang donor pengganti yang diajukan, tidak memenuhi syarat untuk melakukan


(16)

2

proses donor darah. Selain itu, ketika akan menyelenggarakan agenda donor darah dengan bantuan PMI, Keluarga Donor Darah (KDD) atau intansi lain harus datang langsung ke PMI, yang mungkin saja agenda di UDD PMI Kota Bandung telah penuh.

Terdapat permasalahan lain yang muncul pada Kepala UDD, yaitu sulitnya dalam memonitoring kegiatan donor darah. Proses monitoring yang selama ini dilakukan hanya dapat dilihat dari laporan yang diberikan petugas berupa print out, tentu saja hal itu akan menjadi suatu kendala bagi seorang Kepala UDD dalam mengambil keputusan ketika terdapat suatu permasalahan yang bersifat krusial, salah satunya ketika persedian stok darah kosong.

Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan membangun sebuah sistem informasi donor darah di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia Kota Bandung berbasis web. Sehingga akan lebih memudahkan petugas dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, memudahkan masyarakat dalam manjalin kerjasama dengan UDD PMI Kota Bandung, serta dapat membantu Kepala Seksi Donor dalam memonitoring kegiatan donor darah sehingga pengambilan keputusan yang dilakukan dapat lebih optimal. Selama ini, keputusan diambil bersadarkan hasil musyawarah dengan membandingkan data yang ada.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi kemungkinan masalah yang muncul yaitu :

1. UDD PMI Kota Bandung kurang maksimal dalam menyampaikan berbagai informasi mengenai donor darah kepada masyarakat.

2. Petugas UDD PMI Kota Bandung mengalami kesulitan dalam menginformasikan agenda donor darah kepada masyarakat.

3. Masyarakat umum mengalami kesulitan dalam mendapatkan informasi mengenai stok darah terbaru.


(17)

3

4. Keluarga Donor Darah (KDD) atau intansi lain mengalami kesulitan untuk melakukan kerjasama dengan UDD PMI Kota Bandung dalam hal penyelenggaraan agenda donor darah.

5. Kepala UDD mengalami kesulitan dalam memonitoring kegiatan donor darah dan sehingga mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan.

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penelitian skripsi ini adalah untuk membangun sistem informasi donor darah di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia Kota Bandung berbasis web.

Sedangkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. UDD PMI Kota Bandung dapat lebih mudah menginformasikan berbagai hal mengenai donor darah kepada masyarakat.

2. Petugas dapat menginformasikan agenda donor darah dengan mudah. 3. Petugas dapat menginformasikan stok darah yang tersedia secara up to

date kepada masyarakat umum.

4. Keluarga Donor Darah (KDD) atau intansi lain dapat melakukan proses kerjasama secara online, tanpa harus datang langsung ke UDD PMI Kota Bandung.

5. Kepala UDD dapat lebih mudah dalam memonitoring kegiatan donor darah, sehingga terdapat beberapa rekomendasi untuk membantu proses pengambilan keputusan.

1.4 Batasan Masalah

Melihat dari apa yang telah dipaparkan di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sistem informasi ini hanya untuk bagain rekrutmen UDD PMI Kota Bandung.


(18)

4

a. Fitur komunikasi yaitu fitur pengiriman pesan untuk masyarakat yang ingin bertanya mengenai berbagai macam informasi seputar donor darah.

b. Fitur manajerial akun untuk para pendonor. Pada fitur ini pendonor dapat melihat history donasi yang sudah dilakukan, selain itu didalamnya terdapat pemberitahuan untuk pendonor ketika dapat melakukan donor kembali atau belum saatnya untuk donor darah. c. Fitur informasi stok darah, untuk menginformasikan stok darah yang

tersedia. Informasi stok darah akan diperbaharui secara berkala. d. Fitur agenda donor darah yang diselenggarakan Keluarga Donor

Darah (KDD) yang bekerjasama dengan UDD PMI Kota Bandung. e. Fitur pemesanan penyelenggaraan agenda donor darah secara online.

Pada fitur ini, Keluarga Donor Darah (KDD) atau intansi lain dapat memesan jadwal penyelenggaraan donor darah tanpa harus datang ke UDD PMI Kota Bandung.

f. Fitur monitoring berupa dashboard bagi Kepala UDD, fitur untuk mengetahui seluruh kegiatan donor darah, sehingga Kepala UDD dapat mengambil keputusan dengan lebih optimal.

3. Metode analisis perangkat lunak yang digunakan adalah metode analisis terstruktur. Tools yang digunakan adalah flowmap, Entity Relationship Diagram (ERD) dan Data Flow Diagram (DFD).

4. Menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan database MySQL.

5. Sistem informasi donor darah ini berbasis web, sehingga dapat diakses dimana saja dengan manggunakan jaringan internet.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh data apa saja yang dibutuhkan dalam membangun sistem informasi donor darah di UDD PMI


(19)

5

Kota Bandung. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Studi Literatur

Teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan pembangunan sistem informasi donor darah di UDD PMI Kota Bandung.

b. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia Kota Bandung.

c. Interview

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung terhadap Bapak Ade Kurnia selaku staf rekrutmen dan terhadap Kepala UDD PMI Kota Bandung.

2. Metode pembuatan perangkat lunak.

Metode pembuatan perangkat lunak menggunakan paradigma perangkat lunak secara waterfall, yang meliputi beberapa proses diantaranya [7] :

a. Analisis. Pelayanan, batasan, dan tujuan sistem ditentukan melalui konsultasi dengan user sistem. Proses analisis dilakukan dengan cara menggali informasi dari staff UDD yang akan terlibat dalam penggunaan sistem.

b. Perancangan. Proses perancangan sistem membagi persyaratan dalam sistem perangkat keras atau perangkat lunak. Kegiatan ini menentukan arsitektur sistem secara keseluruhan. Perancangan perangkat lunak melibatkan identifikasi dan deskripsi abstraksi sistem perangkat lunak yang mendasar dan hubungan-hubungannya. Proses perancangan yang dilakukan untuk membangun sistem informasi donor darah yaitu merancang prosedur manual, basis data, dan antar muka.

c. Implementasi. Pada tahap ini, perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai serangkaian program atau unit program. Sistem


(20)

6

informasi donor darah berbasis web dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP.

d. Integrasi dan pengujian sistem. Unit program/ program individual diintegrasikan dan diuji sebagai sistem yang lengkap untuk menjamin bahwa persyaratan sistem telah dipenuhi. Setelah pengujian sistem, perangkat lunak dikirim kepada pelanggan. Pengujian sistem informasi donor darah akan dilakukan jika sistem sudah melewati tahap implementasi.

e. Operasi dan pemeliharaan. Biasanya (walaupun tidak seharusnya), ini merupakan fase siklus hidup yang paling lama. Sistem di-install dan dipakai. Pemeliharaan mencakup koreksi dari berbagai error yang tidak ditemukan pada tahap-tahap terdahulu, perbaikan atas implementasi unit sistem dan pengembangan pelayanan sistem, sementara persyaratan-persyaratan baru ditambahkan. Sistem informasi donor darah yang akan dibangun tidak akan melalui proses pemeliharaan.

Metode yang digunakan dalam pembuatan perangkat lunak adalah metode waterfall menurut Ian Sommerville, dapat dilihat pada gambar 1.1.


(21)

7

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian skripsi ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang permasalahan, merumuskan inti permasalahan yang dihadapi, menentukan tujuan dan kegunaan penelitian, yang kemudian diikuti dengan pembatasan masalah, asumsi, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Membahas berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan dan hal-hal yang berguna dalam proses analisis permasalahan serta tinjauan terhadap penelitian-penelitian serupa yang telah pernah dilakukan sebelumnya. Membahas tentang tinjauan perusahaan dan konsep dasar serta teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian Sistem Informasi Donor Darah di Unit Donor Darah PMI Kota Bandung.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Membahas tentang analisis sistem, pengguna, serta perancangan sistem untuk Sistem Informasi Donor Darah di Unit Donor Darah PMI Kota Bandung.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Membahas tentang implementasi dan pengujian sistem yang telah dikerjakan serta menerapkan kegiatan implementasi dan pengujian pada pembangunan Sistem Informasi Donor Darah di Unit Donor Darah PMI Kota Bandung.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dan saran yang sudah diperoleh dari hasil penulisan skripsi.


(22)

9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Organisasi

Dalam Tinjauan Organisasi akan dibahas mengenai Unit Donor Darah PMI Kota Bandung.

2.1.1 Sejarah Palang Merah Indonesia Kota Bandung

Setelah Proklamsi Kemerdekaan RI, tepatnya bulan Oktober 1945 di Kota Bandung sering terjadi bentrokan antara Belanda dengan sekutu-sekutunya melawan Pemuda-pemuda Indonesia yang tergabung dalam satuan Tentara Keamanan rakyat (TKR). Akibat bentrokan tersebut korbanpun berjatuhan, baik dari pihak Belanda maupun pihak Indonesia.

Keadaan PMI saat itu belum mengkonsolidasikan dirinya, karena menjelang penyerahan dari pihak Nederlandsch rode Kruis Afdeling Indie (NERKAI), atau Palang Merah Belanda di Indonesia. NERKAI pertama kali bermarkas di Palace Hotel, dijalan Kebonjati - Bandung.

Pada saat itu Palang Merah Indonesia masih belum bisa berbuat banyak. Sarana dan logistik masih sangat minim, namun demikian dengan semangat tidak mengenal lelah dan penuh percaya diri para Sukarelawan mampu memberikan pertolongan, baik PPPK, dapur Umum, obat-obatan maupun perawatan terhadap korban Perang.

Sebelum peperangan reda, datang lagi musibah baru yaitu dengan meluapnya kali Cikapundung, pada tanggal 26 November 1945 yang menghanyutkan harta benda yang tidak sedikit jumlahnya. Dengan penuh semangat dan keberanian Anggota PMI memberikan Pertolongan dan mengumpulkan mayat-mayat yang jumlahnya lebih dari lima ratus orang. Korban yang selamat ditampung oleh PMI dan kepada mereka diberikan makanan, obat-obatan bahkan perumahan, karena pada waktu itu Pemerintah Kota (Haminte) belum siap menanganinya. Pergolakan politik di Kota Bandung terus berjalan, bentrokan fisik melalui kontak senjata sering terjadi. Malah pada tanggal 28


(23)

10

Nopember 1945, Rakyat Kota Bandung yang berada disebelah utara jalan kereta api berduyun-duyun pindah keselatan, sementara pertempuran terus berkobar.

Markas PMI terkena mortil dan harus ikut pindah ke RS. Situsaeur (RS. Imanuel sekarang). Disamping menghadapi beberapa kesulitan, disaat itu ada hal yang menggembirakan, yaitu ditemukannya simpanan kapas dan oxygen yang jumlahnya puluhan peti, dari hasil temuan itu PMI dapat membantu daerah lain seperti Yogyakarta dan Surabaya. Di RS Situsaeur, PMI memberikan Pertolongan dan Perawatan kepada korban pertempuran dan pasien-pasien lainnya bersama-sama dengan Jawatan Kesehatan Kota.

PMI juga turut memelihara Rumah sakit - rumah sakit darurat yang ada di Soreang dan Ciparay Kabupaten Bandung. Pertempuran terus berlanjut peran PMI sangat dibutuhkan masyarakat terutama para korban perang. Untuk itu PMI membetuk pos-pos Pertolongan Pertama Pada kecelakaan (PPPK) disepajang jalan besar dan mendirikan Rumah Sakit Darurat.

Pada tanggal 24 maret 1946, pemimpin tentara sekutu dengan tegas meminta agar rakyat yang berada disebelah Selatan rel kareta api menyingkir dan meninggalkan kota sejauh sebelas kilometer dari pusat kota. Pada saat itulah terjadi peristiwa yang sangat mengenaskan, yaitu di bumi hanguskannya Bandung, yang selanjutnya dikenal dengan peistiwa “ Bandung Lautan Api “ dengan kejadian tersebut PMI lebih berperan lagi ikut memberikan Pertolongan Pertama pada peristiwa ini. Peristiwa tragis ini berjalan sampai tahun 1949.

Situasi Politik di Bandung mulai reda dan boleh dikatakan aman, PMI perlu dibenahi organisasinya. Oleh karena itu pada tanggal 26 januari 1950 dibentuklah Kepengurusan PMI Cabang Bandung yang diketuai oleh dr.Djoendjoenan Setiakusumah, dengan wilayah kerjanya meliputi Kotamadya dan kabupaten Bandung.

Menurut data di Markas Besar PMI, PMI Cabang Bandung berdiri pada tanggal 2 Oktober 1945 dengan pengesahan dari Pengurus Besar PMI tanggal 20 Maret 1960, sedangkan menurut data PMI Daerah Jawa Barat, PMI Cabang Bandung berdiri pada tanggal 26 Januari 1950.


(24)

11

2.1.2 Sejarah Kepemimpinan

Sejak tahun berdirinya hingga sekarang, PMI Kota Bandung telah dipimpin oleh :

1. dr. R. Djoendjoenan Setiakusumah (1950-1963)

2. dr. R. Moh. Effendi (1963-1969)

3. H.M.B.S. Idjradinata (1969-1975)

4. Letkol. (CDM) Kurnia Natadisastra (1975-1978) 5. Letkol. dr. H. Rukmunal Hakim (1978-1981) 6. Kol. Dr. H. E. Sulaeman A.H. (1981-1985)

7. dr. H. Sulaeman (1985-1989)

8. dr. H. Chaerul Amri (1989-1998)

9. Drs. H.A. Matin Burhan (1998-2003) 10. Dr. H. Gunadi S. Bhinekas, M.Kes. (2003-2007) 11. Drs. H. Nadi Sastrakusumah (2007-2012) 12. Drs. H. Ade Koesjanto (2012-2017) 2.1.3 Visi Misi

Palang Merah Indonesia Kota Bandung memiliki visi dan misi organisasi yang mendukung tercapainya program kerja.

2.1.3.1Visi PMI

Palang Merah Indonesia (PMI) mampu dan siap menyediakan dan memberikan pelayanan kepalangmerahan dengan cepat dan tepat dengan berpegang teguh pada Prinsip-prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional [8].

2.1.3.2Misi PMI

1. Menyebarluaskan, mengembangkan dan mendorong aplikasi secara konsisten Prinsip-prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.

2. Dengan melaksanakan penguatan kemampuan organisasi secara berkelanjutan agar mampu melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut :


(25)

12

a. Kesiapsiagaan di dalam bencana penanggulangan bencana berbasis dan konflik yang berbasis pada masyarakat.

b. Bantuan dalam bidang kesehatan, termasuk bantuan kesehatan dalam keadaan darurat yang berbasis pada masyarakat.

c. Pengelolaan Transfusi Darah secara professional.

d. Dukungan dalam bidang HIV/AIDS yang mencakup usaha preventif, anti stigma dan diskriminasi, serta dukungan dan kepedulian terhadap ODHA dan keluarganya.

e. Mendorong, memotivasi dan menggerakkan Generasi Muda dan masyarakat pada umumnya dalam aksi kesukarelawanan.

3. Pengembangan dan penguatan kapasitas organisasi di seluruh jajaran PMI guna meningkatkan kualitas potensi sumber daya manusia, sumber daya dan dana agar visi, misi dan program PMI dapat diwujudkan secara berkesinambungan.

2.1.4 Tugas Pokok

Palang Merah Indonesia Kota Bandung mempunyai tugas pokok dalam penyelenggaraan pelayanan masyarakat di bidang kemanusiaan mencakup kegiatan Markas dan Unit Donor Darah.

1. Bidang Markas mempunyai tugas pokok pelayanan kesehatan sosial, penanggulangan bencana, dan pengembangan sumber daya manusia mencakup penerimaan, pelatihan, dan penugasan relawan.

2. Unit Donor Darah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pengurus PMI Kota Bandung dalam menyelenggarakan Upaya Kesehatan Transfusi Darah yang mencakup kegiatan-kegiatan pengerahan penyumbang darah, pengambilan, pengamanan, pengolahan, penyimpanan dan penyampaian darah kepada pasien melalui sarana pelayanan kesehatan.


(26)

13

2.1.5 Logo Dinas

Secara visual, logo PMI terdiri dari logo gram berupa palang simetris yang dikelilingi lima lengkungan setengah lingkaran yang saling menyatu, dan logo type berupa nama ‘Palang Merah Indonesia’ seperti terlihat pada gambar 2.1 [8].

Gambar 2.1 Lambang Palang Merah Indonesia Makna Logo :

1. Lambang Palang Merah diadopsi dari lambang bendera Negara Swiss (palang putih berlatar belakang merah), yang kemudian dibalik menjadi palang berwarna merah dengan dasar putih. Pengadopsian Lambang tersebut merupakan penghormatan terhadap Negara Swiss, karena yang pertama kali mendirikan organisasi kepalangmerahan dunia adalah orang-orang yang merupakan warga Swiss.

2. Logo gram berupa lengkungan setengah lingkaran yang menyatu, yang diambil dari bentuk bunga melati dan mengelilingi palang simetris adalah cerminan identitas nasional yang bermakna kebersamaan, kolektifitas dan gotong-royong. Simbol ini juga dapat diartikan sebagai komitmen dan dedikasi PMI dalam memberikan bantuan bagi yang membutuhkan tanpa pamrih dengan semangat kenetralan dan kemandirian.


(27)

14

2.1.6 Struktur Organisasi

Palang Merah Indonesia Kota Bandung dipimpin oleh Pengurus terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara, dan Anggota Pengurus yang membawahi Unit Markas dan Unit Donor Darah seperti pada Gambar 2.2.

Pengurus

Unit Donor Darah

Bagian Manajemen Kualitas

Bagian Administrasi Bagian Pelayanan

Sub Bag. Umum, Kepegawaian & Logistik

Sub Bag. Keuangan & Sumber Dana

Sub Bag. Perencanaan Program dan Anggaran

Urusan Umum & Logistik Urusan Kepegawaian Bendahara Penerimaan Bendahara Pengeluaran Urusan Pembukuan & Pelaporan Urusan Pengendalian Anggaran IT

Uji Mutu Kalibrasi Alat

Seksi Pelayanan Donor

Seksi Pelayanan Darah

Sub Seksi Donor

Rekrutmen & Pelestarian Donor

Sub Seksi Pengambilan Darah

Aphersis

Sub Seksi Uji Saring Sub Seksi Komponen Sub Seksi Penyimpanan Darah Sub Seksi Permintaan Darah

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PMI Kota Bandung 2.1.7 Deskripsi Kerja Unit Donor Darah PMI Kota Bandung

Unit Donor Darah PMI Kota Bandung memiliki berbagai unit kerja sesuai dengan struktur organisasi yang ada. Setiap unit kerja tersebut memiliki tugas dan fungsi masing-masing demi mencapai tujuan, visi, dan misi [1].

2.1.7.1Kepala UDD dan Bidang

Unit Donor Darah PMI Kota Bandung dipimpin oleh Kepala UDD dan memiliki bidang - bidang dibawahnya.

A. Kepala UDD

Kepala UDD adalah seseorang yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus PMI Kota Bandung, tugas pokok dari kepala UDD adalah memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi UDD. Untuk pelaksanaan tugas pokok,


(28)

15

kepala UDD memiliki fungsi memimpin dan mengkoordinasikan bagian administrasi, Bidang Manajemen Kualitas, dan Bidang Pelayanan.

B. Bagian Administrasi

Bagian Administrasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas kepala UDD. Bidang manajemen kualitas dipimpin oleh seorang kepala UDD yang bertanggung jawab kepada kepala UDD dan berkewajiban melakukan tugas :

1. Membantu dan mewakili kepala UDD sesuai bidangnya.

2. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi kepala sub bagian perancangan program dan anggaran , sub bagian keuangan dan sumber dana serta sub bagian umum, kepegawaian dan logistik.

.

C. Bidang Manajemen Kualitas

Bidang manajemen kualitas mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas kepala UDD. Bidang manajemen kualitas dipimpin oleh seorang kepala UDD yang bertanggung jawab kepada kepala UDD dan berkewajiban melakukan tugas :

1. Mengawasi kondisi peralatan dan mutu reagensia yang dipergunakan untuk pemeriksaan/ uji saring, pengolahan dan uji cocok serasi darah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Pencatatan pelaksanaan pemeriksaan/ uji saring, pengolahan dan uji cocok serasi darah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Mengawasi, meningkatkan dan menjaga mutu darah yang dihasilkan. .

D. Bidang Pelayanan

Bidang pelayayanan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas kepala UDD. Bidang pelayanan dipimpin oleh seorang kepala UDD yang bertanggung jawab kepada kepala UDD dan berkewajiban melakukan tugas :


(29)

16

1. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi seksi pelayanan donor dan seksi pelayanan darah.

2. Membantu dan mewakili kepala UDD sesuai bidang tugasnya.

2.1.7.2Seksi dan Subseksi A. Seksi Pelayanan Donor

Seksi pelayanan donor mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang pelayanan . Seksi pelayanan donor dipimpin oleh seorang kepala seksi yang bertanggung jawab kepada bidang pelayanan dan berkewajiban melakukan tugas :

1. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan pendataan dan registrasi donor.

2. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan pengambilan donor darah, baik dalam lingkungan PMI maupun di luar kantor PMI.

B. Seksi Pelayanan Darah

Seksi pelayanan darah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang pelayanan. Seksi pelayanan darah dipimpin oleh seorang kepala seksi yang bertanggung jawab kepada bidang pelayanan dan berkewajiban melakukan tugas :

1. Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas sub seski komponen, sub seksi uji saring, sub seksi penyimpanan, dan sub seksi permintaan.

C. Sub Seksi Donor

Sub seksi donor mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas seksi pelayanan donor. Sub seksi donor dipimpin oleh seorang kepala sub seksi yang bertanggung jawab kepada seksi pelayanan donor dan berkewajiban melakukan tugas :

1. Menghimpun, menyusun dan memelihara data donor yang praktis dan atau dengan peralatan yang canggih.

2. Membuat dan memberikan Kartu Anggota Donor (KAD) kepada para donor.


(30)

17

3. Melayani donor baru, donor lama dan donor pengganti yang akan menyumbangkan darahnya.

D. Sub Seksi Pengambilan Darah

Sub seksi pengambilan darah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas seksi pelayanan donor. Sub seksi pengambilan darah dipimpin oleh seorang kepala sub seksi yang bertanggung jawab kepada seksi pelayanan donor dan berkewajiban melakukan tugas :

1. Melaksanakan pemeriksaan kesehatan donor yang akan meyumbangkan darahnya.

2. Memelihara dan menyiapkan sarana dan peralatan pengambilan darah sesuai ketentuan/ peraturan yang berlaku.

3. Melayani para pendonor sebelum dan sesudah menyumbangkan darahnya.

4. Mengatur penugasan pelaksanaan pengambilan darah.

5. Melaksanakan pengambilan darah sesuai ketentuan/ peraturan yang berlaku.

6. Menggunakan kesempatan untuk berkomunikasi dengan para donor. 7. Memberikan makanan ringan kepada donor setelah menyumbangkan

darahya.

8. Melakukan pencatatan/ laporan pelaksanaan pengambilan darah.

E. Sub Seksi Komponen

Sub seksi komponen mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas seksi pelayanan darah. Sub seksi komponen dipimpin oleh seorang kepala sub seksi yang bertanggung jawab kepada seksi pelayanan darah dan berkewajiban melakukan tugas :

1. Memelihara dan mempersiapkan sarana dan peralatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Melaksanakan pembuatan komponen darah sesuai ketentuan yang berlaku, untuk persediaan dan atau untuk memenuhi permintaan.


(31)

18

3. Melaksanakan perlakuan terhadap komponen darah sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Melakukan pencatatan/ pelaporan tentang pelaksanaan pembuatan komponen.

F. Sub Seksi Uji Saring

Sub seksi uji saring mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas seksi pelayanan darah. Sub seksi uji saring dipimpin oleh seorang kepala sub seksi yang bertanggung jawab kepada seksi pelayanan darah dan berkewajiban melakukan tugas :

1. Memelihara dan menyiapkan sarana, peralatan dan bahan lainnya yang diperlukan untuk uji saring darah.

2. Melaksanakan uji saring darah dengan pemeriksaan/ tes VDRL, HbsAg, HCV, HIV dan atau pemeriksaan/ tes lainnya sesuai dengan ketentuan/ peraturan yang berlaku.

3. Membuat catatan/ laporan tentang uji saring/ pemeriksaan yang dilakukan.

G. Sub Seski Penyimpanan

Sub seksi penyimpanan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas seksi pelayanan darah. Sub seksi penyimpanan dipimpin oleh seorang kepala sub seksi yang bertanggung jawab kepada seksi pelayanan darah dan berkewajiban melakukan tugas :

1. Melaksanakan penyimpanan darah sasuai dengan ketentuan/ peraturan yang berlaku.

2. Memonitor suhu tempat penyimpanan darah sesuai dengan jenis darah yang disimpan.

3. Melayani dan mengatur distribusi darah untuk Bank Darah Rumah Sakit dengan memperhatikan cara pengiriman dan perlakuan terhadap darah yang dikirim.

4. Membuat catatan/ laporan darah yang rusak/ disimpan dan yang dikeluarkan dari tempat penyimpanan.


(32)

19

H. Sub Seksi Permintaan

Sub seksi permintaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas seksi pelayanan darah. Sub seksi permintaan dipimpin oleh seorang kepala sub seksi yang bertanggung jawab kepada seksi pelayanan darah dan berkewajiban melakukan tugas :

1. Menyiapkan sarana dan peralatan yang diperlukan untuk melayani permintaan darah.

2. Menerima permintaan darah sesuai dengan prosedur dan persyaratan yang telah ditentukan.

3. Melakukan uji serasi darah pasien dengan darah UDD sesuai dengan ketentuan/ peraturan yang berlaku.

4. Membuat catatan / pelaporan tentang pelayanan permintaan darah dan uji serasi yang dilakukan.

2.2 Landasan Teori

Pembangunan sistem informasi donor darah ini, tentunya memerlukan teori yang berhubungan dengan sistem sebagai landasan/ acuan sebelum sistem dibangun.

2.2.1 Pengertian Sistem

Dalam perancangan suatu sistem informasi diarahkan kepada pemanfaatan teknologi secara maksimal yang terdiri dari beberapa elemen atau komponen yang membentuk jaringan kerja dan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

2.2.2 Pengertian Informasi

Informasi tidak dapat dipisahkan dari pengertian data. Sumber dari informasi adalah data. Data adalah pernyataan, simbol maupun bahasa yang disepakati secara umum dalam mempresentasikan suatu objek, kegiatan, konsep


(33)

20

kesatuan nyata yang menggambarkan suatu kejadian. Informasi dapat didefinisikan sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya .

2.2.3 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi mencakup sejumlah komponen terdiri dari manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja, ada sesuatu yang diproses yaitu data menjadi informasi, dan dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Ada beberapa pengertian sistem informasi menurut para ahli, diantaranya [5]:

Menurut Gelinas, Oram, dan Wiggins, sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai.

Sedangkan menurut Hall, sistem informasi adalah sekumpulan rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokkan, diproses, menjadi informasi, dan didistibusikan kepada pemakai.

2.2.3.1Komponen Sistem Informasi

Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen penyusun seperti :

1. Perangkat keras (hardware), mencakup peranti-peranti fisik yang terlihat secara kasat mata, seperti komputer dan printer.

2. Perangkat lunak (software) atau program, merupakan sekumpulan instruksi yang memungkinkanperangkat keras untuk dapat memproses data.

3. Prosedur, merupakan sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

4. Orang, semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.


(34)

21

5. Basis data (database), merupakan sekumpulan tabel, dan relasi yang berkaitan dengan penyimpanan data.

6. Jaringan komputer dan komunikasi data, sistem penghubung yang memungkinkan sesumber (resource) dipakai secara bersama atau diakses olah sejumlah pemakai.

2.2.3.2Alat-alat Pemodelan Sistem Informasi

Alat-alat pemodelan sistem informasi sangat dibutuhkan dalam proses perancangan sistem. Alat-alat pemodelan sistem informasi terdiri sebagai berikut :

1. Diagram Alir Dokumen / Flowmap

Diagram alir dokumen menggambarkan suatu aliran data dari satu entitas ke entitas lain.

2. Diagram Konteks / Context Diagram

Diagram Konteks merupakan arus data yang berfungsi untuk menggambarkan keterkaitan aliran – aliran data antar sistem dengan bagian- bagian luar (kesatuan luar). Kesatuan luar ini merupakan sumber arus data atau tujuan data yang berhubungan dengan sistem informasi tersebut.

3. Diagram Arus Data / Data Flow Diagram

Data Flow Diagram adalah teknik grafis yang menggambarkan aliran informasi dan perubahan yang digunakan sebagai perpindahan data dari masukan ke keluaran. Elemen dasar dari data flow diagram adalah [4]: a. Entitas Luar (External Entity)

Sesuatu yang berada diluar sistem, tetapi ia memberikan data kedalam sistem atau memberikan data dari sistem, disimbolkan dengan suatu kotak notasi. External Entity tidak termasuk bagian dari sistem. Bila sistem informasi dirancang untuk satu bagian maka bagian lain yang masih terkait menjadi external entity.

b. Arus Data (Data Flow)

Arus data merupakan tempat mengalirnya informasi dan digambarkan dengan garis yang menghubungkan komponen dari sistem. Arus data ditunjukan dengan arah panah dan garis diberi nama atas arus data


(35)

22

yang mengalir. Arus data ini mengalir diantara proses, data store dan menunjukan arus data dari data yang berupa masukan untuk sistem atau hasil proses sistem.

1) Proses (Process)

Proses merupakan apa yang dikerjakan oleh sistem. Proses dapat mengolah data atau aliran data masuk menjadi aliran data keluar. Proses berfungsi mentransformasikan satu atau beberapa data keluaran sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Setiap proses memiliki satu atau beberapa masukan serta menghasilkan satu atau beberapa data keluaran. Proses sering juga disebut bubble.

2) Simpanan Data (Data Store)

Simpanan data merupakan tempat penyimpanan data yang ada dalam sistem. Data store dapat disimbolkan dengan dua garis sejajar atau dua garis dengan salah satu sisi samping terbuka. Proses dapat mengambil data dari atau memberikan data ke simpanan data (database).

3) Kamus Data

Kamus data berfungsi untuk membantu pelaku sistem untuk mengartikan aplikasi secara detail dan mengorganisasi semua elemen data yang digunakan dalam sistem secara persis sehingga pemakai dan penganalisis sistem mempunyai dasar pengertian yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses.

2.2.4 Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan tahapan yang sangat kritis dan penting karena kesalahan dalam tahap ini dapat mempengaruhi tahapan selanjutnya, Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penentuan hal-hal detail tentang apa saja yang akan dikerjakan oleh sistem yang diusulkan. Analisis sistem mecakup studi kelayakan dan analisis kebutuhan [2].

1. Studi Kelayakan

Studi kelayakan digunakan untuk menentukan kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan. Tahapan ini berguna untuk memastikan bahwa


(36)

23

solusi yang diusulkan tersebut benar-banar dapat dicapai dengan sumber daya dan dengan memperhatikan kendala serta dampak yang akan muncul. Tugas-tugas yang terdapat dalam studi kelayakan yaitu :

a. Penentuan masalah dan peluang yang dituju sistem. b. Pembentukan sasaran sistem baru secara keseluruhan. c. Pengidentifikasian para pemakai sistem.

d. Pembentukan lingkup sistem. 2. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan untuk menghasilkan spesifikasi kebutuhan. Spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi yang dirinci tentang hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan.

2.2.5 Desain Sistem

Desain sistem merupakan penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Target akhir dari desain sistem yaitu menghasilkan rancangan yang memenuhi kebutuhan yang ditentukan selama analisis sistem.

Desain sistem dibagi menjadi dua tahapan, yaitu perancangan konseptual dan perancangan fisik [2].

2.2.5.1Perancangan konseptual

Pada perancangan konseptual, kebutuhan pemakai dan pemecahan masalah yang teridentifikasi selama tahapan analisis sistem mulai dibuat untuk diimplementasikan. Ada tiga langkah penting yang dilakukan dalam perancangan konseptual, yaitu evaluasi alternatif rancangan, penyiapan spesifikasi rancangan, penyiapan laporan rancangan sisten secara konseptual.

Adapun spesifikasi rancangan konseptual ini mencakup elemen-elemen berikut :

1. Keluaran

Rancangan laporan mencakup frekuensi laporan, isi laporan, dan laporan cukup ditampilkan pada layar atau perlu dicetak.


(37)

24

Semua data yang perlukan untuk membentuk laporan ditentukan lebih detail, termasuk ukuran data dan letak dalam berkas.

3. Masukan

Rancangan masukan meliputi data yang perlu dimasukan ke dalam sistem. 4. Prosedur pemrosesan dan operasi

Menjelaskan bagaimana data masukan diproses dan disimpan, yang nantinya diperlukan untuk pembuatan laporan.

Langkah berikutnya yaitu menyiapkan laporan rancangan sistem konseptual. Berdasarkan laporan ini perancangan sistem secara fisik dibuat.

2.2.5.2Perancangan Fisik

Pada perancangan fisik, rancangan yang besifat konseptual diterjemahkan dalam bentuk fisik sehingga membentuk spesifikasi yang lengkap tentang modul-modul sistem dan antarmuka antarmodul-modul, serta rancangan basis data secara fisik.

Hasil akhir dari perancangan fisik antara lain :

1. Rancangan keluaran, berupa bentuk laporan dan rancangan dokumen. 2. Rancangan masukan, merupa rancangan layar untuk pemasukan data. 3. Rancangan antarmuka pemakai dan sistem, berupa rancangan interaksi

antara pemakai dan sistem.

4. Rancangan platform, berupa rancangan yang menentukan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan.

5. Rancangan basis data, berupa rancangan-rancangan berkas dalam basis data.

6. Rancangan modul, berupa rancangan modul atau program yang dilengkapi dengan algoritma.

7. Rancangan kontrol, berupa rancangan kontrol-kontrol yang digunakan dalam sistem, seperti validari dan hak akses.

8. Dokumentasi, berupa hasil pendokumentasian hingga tahap perancangan fisik.

9. Rencana pengujian, berisi rencana yang dipakai untuk menguji sistem. 10.Rencana konversi, berupa rencana untuk menerapkan sistem baru terhadap


(38)

25

2.2.6 Konsep Dasar Basis Data

Basis Data dapat dibayangkan sebagai sebuah lemari arsip yang ditempatkan secara berurutan untuk memudahkan dalam pengambilan kembali data tersebut. Basis Data menunjukkan suatu kumpulan data yang dipakai dalam suatu lingkungan perusahaan atau intansi-intansi. Penerapan basis data dalam sistem informasi disebut sistem basis data (database system).

2.2.6.1Pengertian Basis Data

Basis Data terdiri dari kata Basis dan Data. Basis dapat diartikan gudang atau tempat bersarang dan Data yang berarti representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia, hewan, peristiwa, konsep dan sebagainya yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Basis Data (Database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait satu sama lain sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi.

2.2.6.2Database Manajemen Sistem (DBMS)

Pengelolaan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung, tetapi ditangani oleh sebuah perangkat lunak atau sistem yang khusus atau spesifik. Sistem ini memungkinkan para pengguna membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data dengan cara yang praktis dan efisien.

Perangkat lunak yang termasuk DBMS misalnya My-SQL server, dBase II+, dBase IV, FoxBase, RBase, MS-Access dan Borland-Paradox atau Borland-Interbase, MS-SQL Server, CA-Open Ingres, Oracle, Informix dan Sybase. 2.2.6.3Tujuan Basis Data

Basis Data pada prinsipnya ditujukan untuk pengaturan data agar terdapat kemudahan dalam pengambilan kembali data tersebut. Berikut ini terdapat beberapa tujuan dari Basis Data diantaranya yaitu :

1. Kecepatan dan kemudahan (Speed) 2. Efisiensi ruang penyimpanan (Space)


(39)

26

3. Keakuratan (Accuracy) 4. Ketersediaan (Avaibility) 5. Kelengkapan (Completeness) 6. Keamanan (Security)

7. Kebersamaan (Sharability)

2.2.6.4Pengguna Basis Data

Pengguna basis data yang dibedakan berdasarkan cara mereka berinteraksi terhadap sistem diantaranya yaitu :

1. Programmer Aplikasi (Application Programmer)

Pemakai yang berinteraksi dengan basis data dengan menggunakan Data

Manipulation Language (DML) untuk membuat aplikasi dengan

menggunakan bahasa pemrograman. 2. User Khusus (Specialized User)

Pemakai yang membuat program aplikasi basis data untuk keperluan tertentu atau khusus.

3. User Mahir (Casual User)

Pemakai yang berinteraksi dengan sistem tanpa membuat modul program.

4. User Umum (Naïve User)

Pemakai berinteraksi dengan aplikasi basis data yang telah dibuat atau disediakan oleh sistem.

2.2.7 Perancangan Basis Data

Perancangan basis data dibutuhkan agar diperoleh suatu sistem yang sesuai dengan apa yang diinginkan, dimana dapat melalui tahapan berikut :

2.2.7.1Entity Relationship Diagram ( ERD )

Entity Relationship Diagram atau bisa dikenal dengan diagram E-R secara grafis menggambarkan isi sebuah database. Diagram ini memiliki dua komponen utama yaitu entity dan relasi. Untuk melambangkan fungsi diatas maka digunakan simbol - simbol yang bisa dilihat pada daftar simbol [3].


(40)

27

Elemen-elemen Entity Relationship Diagram adalah sebagai berikut : 1. Entity

Pada E-R diagram, entity digambarkan dengan sebuah bentuk persegi panjang. Entity adalah sesuatu apa saja yang ada didalam sistem, nyata maupun abstrak dimana data tersimpan. Entitas diberi nama dengan kata benda dan dapat dikelompokan dalam empat jenis nama, yaitu: orang, benda, lokasi kejadian (terdapat unsur waktu didalamnya).

2. Relationship

Pada E-R diagram, Relationship dapat digambarkan dengan sebuah bentuk belah ketupat. Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi antara entitas. Pada umumnya penghubung (Relationship) diberi nama dengan kata kerja dasar, sehingga memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya (bisa dengan kalimat aktif atau dengan kalimat pasif). Penggambaran hubungan yang terjadi adalah sebuah bentuk belah ketupat dihubungkan dengan dua bentuk empat persegi panjang.

3. Relationship Degree

Relationship degree atau derajat relasi adalah jumlah entitas yang berpartisipasi dalam suatu relationship.

4. Atribut

Secara umum atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap entitas maupun tiap relationship. Maksudnya, atribut adalah sesuatu yang menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksud entitas maupun relationship, sehingga sering dikatakan bahwa atribut adalah elemen dari setiap entitas dan relationship.

5. Kardinalitas

Kardinalitas relasi menunjukan jumlah maksimum tupel yang dapat berelasi dengan entitas pada entitas yang lain. Dari sejumlah kemungkinan banyaknya hubungan antar entitas, kardinalitas relasi merujuk kepada hubungan maksimum yang terjadi dari entitas yang satu ke entitas yang lain dan begitu juga sebaliknya.


(41)

28

Terdapat tiga macam kardinalitas relasi, yaitu : a. One to One

Tingkat hubungan satu ke satu, dinyatakan dengan satu kejadian pada entitas pertama, hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya.

b. One to Many atau Many to One

Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan banyak ke satu. Tergantung dari arah mana hubungan tersebut dilihat. Untuk satu kejadian pada entitas yang pertama dapat mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas yang kedua . Sebaliknya satu kejadian pada entitas yang kedua hanya dapat mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang pertama.

c. Many to Many

Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya, baik dilihat dari sisi entitas yang pertama maupun dilihat dari sisi yang kedua.

2.2.7.2Normalisasi

Normalisasi merupakan tahapan perancangan dalam membangun basis data relasional yang tidak secara langsung berkaitan dengan model data, tetapi dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar untuk menghasilkan struktur tabel yang normal.

2.2.7.3Relasi Tabel

Relasi tabel menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Dari adanya relasi tabel tersebut terdapat kardinalitas relasi yang menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan enttas yang lain. Terdapat empat kemungkinan kombinasi kardinalitas yaitu : satu ke satu (One To One), satu ke banyak (One To Many),banyak ke satu (Many To One) dan banyak ke banyak (Many To Many).


(42)

29

2.2.8 Jenis Darah ABO dan Rhesus

Jenis darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis darah yang paling penting adalah jenis ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari jenis yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat gagal ginjal, syok, dan kematian.

1. ABO

Jenis darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:

a. Individu dengan jenis darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan jenis darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan jenis darah A-negatif atau O-negatif.

b. Individu dengan jenis darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan jenis darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif.

c. Individu dengan jenis darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan jenis darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan jenis darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan jenis darah positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.

d. Individu dengan jenis darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan jenis darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada


(43)

30

orang dengan jenis darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan jenis darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.

Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.

Transfusi yang terbaik adalah Transfusi darah yang sejenis. Hanya jika terpaksa, 0 dapat diberikan pada semua golongan darah dan AB dapat menerima semua golongan darah. Pada kasus demikian sebenarnya masih terjadi penggumpalan meskipun sedikit. Penggumpalan terjadi pada darah asli dari donor, hal ini bisa terjadi karena agglutinin dari pihak donor dapat menggumpalkan aglutinogen dari pihak resipien. Tapi walaupun demikian, darah yang diberikan oleh donor tidak mengalami penggumpalan sehingga masih tetap dapat dimanfaatkan walaupun sebenarnya secara tidak langsung dapat merugikan resipien sendiri akibat penggumpalan pada darahnya sendiri [5].

2. Rhesus

Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki jenis darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan jenis ABO. jenis darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu jenis A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan jenis darah B.

Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan (misal, donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini


(44)

31

terutama pada perempuan pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat mempengaruhi janin pada saat kehamilan.

2.2.9 Komponen darah

Setelah darah digolongkan berdasarkan jenisnya maka dari tiap jenis tersebut digolongkan lagi menjadi komponen darah, yaitu :

1. Whole blood (WB) adalah darah lengakap dengan berbagai komponen darah lain yang tidak dipisah. WB mampu bertahan pada suhu 4°C s/d 6°C dengan waktu penyimpanan selama 30 hari.

2. Packed Red Cells (PRC) adalah sel darah merah yang merupakan jenis sel

darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. PRC mampu bertahan pada suhu 4°C s/d 6°C dengan waktu penyimpanan selama 30 hari.

3. Liquid Plasma (LP) adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari jumlah/volume darah merupakan plasma darah. LP mampu bertahan pada suhu 4°C s/d 6°C dengan waktu penyimpanan selama 30 hari.

4. Thrombocyte Concentrate (TC). Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit, dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar. TC mampu bertahan pada suhu 22°C derajat dengan waktu penyimpanan selama 5 hari.

5. Fresh Frozen Plasma (FFP) merupakan bagian cair dari darah manusia yang telah dibekukan dan diawetkan setelah donor darah dan akan digunakan untuk transfusi darah. FFP dan Cryo mampu bertahan pada suhu -30°C dengan waktu penyimpanan selama 1 tahun.

6. Buffy Coat (BC) mampu bertahan pada suhu 4°C s/d 6°C dengan waktu penyimpanan selama 24 Jam.

7. Washed Red Cells (WRC) mampu bertahan pada suhu 4°C s/d 6°C dengan


(45)

32

8. Antihemophilic Factor (AHF) digunakan untuk mengobati pendarahan

serius pada pasien dengan masalah perdarahan disebut hemofilia A. AHF adalah protein yang diproduksi secara alami dalam tubuh. Ini membantu gumpalan darah terbentuk untuk menghentikan pendarahan dan mencegah masalah perdarahan yang sering terjadi.

2.2.10 Teknologi Web

Aplikasi web adalah suatu aplikasi yang berbentuk klien/ server yang dapat membentuk halaman-halaman web berdasarkan permintaan pemakai. Klien adalah pemakai yang meminta halaman web, sedangkan server adalah penyedia layanan yang melayani permintaan dari pemakai. Klien dan server berhubungan dalam suatu jaringan Internet atau Intranet. Web dapat diakses oleh berbagai platform dengan menggunakan browser, misalnya Internet Explorer, Mozilla, Opera, dan lain-lain.

Proses pengaksesan suatu web yaitu klien melakukan permintaan suatu halaman web kepada server, kemudian server akan mencari halaman yang diminta dan mengembalikannya dalam bentuk kode kode HTML. Kode-kode HTML ini akan didownload oleh komputer klien dan kemudian akan diterjemahkan oleh browser menjadi suatu tampilan halaman web.

2.2.11 Monitoring

Monitoring adalah penilaian yang terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan proyek didalam konteks jadwal-jadwal pelaksanaan dan terhadap penggunaan input-input proyek oleh kelompok sasaran didalam konteks harapan-harapan rancangan. Monitoring adalah kegiatan proyek yang integral, bagian penting dari praktek manajemen yang baik dan karena itu merupakan bagian yang integral dari manajemen sehari-hari [6].

2.2.11.1 Sistem Monitoring

Sebuah sistem monitoring melakukan proses pengumpulan data mengenai dirinya sendiri dan melakukan analisis terhadap data-data tersebut dengan tujuan untuk memaksimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki. Data yang dikumpulkan pada umumnya merupakan data yang real-time, baik


(46)

33

data yang diperoleh dari sistem yang hard real-time maupun sistem yang soft real-time [6].

Secara garis besar tahapan dalam sebuah sistem monitoring terbagi ke dalam tiga proses besar, yaitu:

1. Proses di dalam pengumpulan data monitoring. 2. Proses di dalam analisis data monitoring.

3. Proses di dalam menampilkan data hasil montoring.

Keseluruhan proses dapat dilihat pada gambar 2.3. Sumber data dapat berupa network traffic, informasi mengenai hardware, atau sumber-sumber lain yang ingin diperoleh informasi mengenai dirinya. Proses dalam analisis data dapat berupa pemilihan data dari sejumlah data telah telah terkumpul atau bisa juga berupa manipulasi data sehingga diperoleh informasi yang diharapkan. Sedangkan tahap menampilkan data hasil monitoring menjadi informasi yang berguna di dalam pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap sistem yang sedang berjalan dapat berupa sebuah tabel, gambar, gambar kurva, atau dapat juga berupa gambar animasi.

Gambar 2.3 Proses di dalam sistem monitoring

2.2.12 Dashboard

Dashboard adalah sebuah koleksi visualisasi data yang ditampilkan dengan cepat dalam bentuk visualisasi untuk mendapatkan gambaran bagaimana sebuah organisasi atau seksi organisasi perusahaan mengalami perubahan performansi [6].


(47)

34

Information Dashboard merupakan sebuah alat yang memberikan tampilan antarmuka dalam berbagai bentuk, seperti diagram, laporan, indikator visual, mekanisme alert, yang dipadukan dengan informasi yang dinamis dan relevan. Information dashboard menyajikan informasi mengenai Key Performance Indicators (KPI) secara sekilas. Tujuan penggunaan information dashboard, yaitu untuk mengukur kinerja, memonitor proses yang sedang berjalan, dan memprediksi kondisi di masa mendatang.

Terdapat prinsip-prinsip dalam pembuatan dashboard, yaitu:

1. Menyajikan informasi mengenai Key Performance Indicators (KPI) dengan tujuan yang spesifik.

2. Mensinergikan informasi dari berbagai aspek dalam layar tunggal. 3. Merupakan alat yang responsif dan interaktif dengan penggunanya. 4. Memungkinkan tiga hal sekaligus yaitu analisis kondisi sebelumnya,

memonitor kondisi saat ini, dan memprediksi tren kedepan.

5. Memiliki faktor personalisasi. Setiap bagian dalam organisasi memiliki dashboardnya sendiri.

Memungkinkan kolaborasi dan komunikasi antar bagian dalam organisasi. Prinsip-prinsip tersebut digunakan sebagai dasar dalam melakukan perancangan metodologi pembangunan dashboard.


(1)

SISTEM INFORMASI DONOR DARAH

DI UNIT DONOR DARAH PALANG MERAH INDONESIA

KOTA BANDUNG BERBASIS WEB

Tofan Sofiansah

Teknik Informatika-Universitas Komputer Indonesia

Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung

E-mail : tofansofiansah@gmail.com

ABSTRAK

Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi nasional yang bergerak dibidang kemanusiaan, salah satu kegiatannya yaitu menyelenggarakan donor darah. Di PMI Kota Bandung, Unit Donor Darah (UDD) memiliki permasalahan dalam mengelola dan menyampaikan berbagai informasi mengenai donor darah, seperti pengelolaan data stok darah dan agenda kegiatan donor, yang mana informasi tersebut perlu diketahui oleh masyarakat umum. Selain itu masyarakat atau Keluarga Donor Darah (KDD) pun mengalamai kesulitan dalam melakukan kerjasama penyelenggaraan donor darah dengan UDD PMI Kota Bandung. Sistem Informasi Donor Darah memberikan solusi agar kinerja yang dilakukan di UDD PMI Kota Bandung berjalan lebih mudah.. aplikasi ini mempunyai fitur monitoring perkembangan kegiatan donor darah yang fungsinya untuk memudahkan Kepala UDD dalam memantau dan mempermudah dalam proses pengambilan keputusan.

Berdasarkan hasil penelitian dan setelah dilakukanya pengujian alpha dan betha terhadap Sistem Informasi Donor Darah di UDD PMI Kota Bandung, kesimpulan yang dapat diambil adalah memudahkan petugas UDD dalam mengelola data donor darah dan memudahkan kepala UDD dalam memonitoring kegiatan donor darah.

Kata kunci : Sistem Informasi, Donor Darah,

Monitoring.

1

PENDAHULUAN

Kota Bandung terdiri dari 30 kecamatan dengan jumlah penduduk 2.510.982 orang, pada tahun 2011 sebanyak 30.867 orang atau 4% dari total jumlah penduduk telah mendonasikan darahnya sehingga terhimpun 100.392 kantong darah[5]. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ade Kurnia selaku staf rekrutmen, dari jumlah pendonor

sebanyak 30.867 orang atau 4% dari total jumlah penduduk tersebut membuktikan masih kurangnya minat masyarakat dalam mendonorkan darah.

Pihak Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia Kota Bandung ingin selalu meningkatkan kualitas pelayanan kepada para pendonor, hal ini perlu dilakukan karena seringkali pendonor tidak mengetahui jadwal kapan mereka harus donor kembali, dimana saja tempat penyelenggaraan atau agenda donor darah, informasi stok darah yang tersedia, dan cara menyelanggarakan donor darah dengan meminta bantuan PMI, sehingga beberapa hal tersebut mengakibatkan kurangnya minat masyarakat untuk mendonorkan darahnya secara sukarela di UDD PMI Kota Bandung, yang akhirnya ketersediaan darah pun berkurang. Selain itu, proses monitoring yang selama ini dilakukan hanya dapat dilihat dari laporan yang diberikan petugas berupa print out, tentu saja hal itu akan menjadi suatu kendala bagi seorang Kepala UDD dalam mengambil keputusan yang bersifat krusial.

Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan membangun sebuah sistem informasi donor darah di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia Kota Bandung berbasis web. Sehingga akan lebih memudahkan petugas dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, memudahkan dalam pengelolaan agenda, memudahkan petugas dalam menginformasikan ketersediaan stok darah kepada masyarakat, memudahkan masyarakat dalam manjalin kerjasama dengan UDD PMI Kota Bandung, serta dapat membantu Kepala UDD dalam memonitoring kegiatan donor darah sehingga pengambilan keputusan yang dilakukan dapat lebih optimal.

2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi mencakup sejumlah komponen terdiri dari manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja, ada sesuatu yang diproses yaitu data menjadi informasi, dan


(2)

dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Ada beberapa pengertian sistem informasi menurut para ahli, diantaranya [2]:

Menurut Gelinas, Oram, dan Wiggins, sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai.

Sedangkan menurut Hall, sistem informasi adalah sekumpulan rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokkan, diproses, menjadi informasi, dan didistibusikan kepada pemakai. 2.2 Jenis Darah ABO dan Rhesus

Jenis darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis darah yang paling penting adalah jenis ABO dan Rhesus (faktor Rh). 2.2.1 ABO

Jenis darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:

1. Individu dengan jenis darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya.

2. Individu dengan jenis darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. 3. Individu dengan jenis darah AB memiliki

sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.

4. Individu dengan jenis darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. 2.2.2 Rhesus

Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki jenis darah Rh+.

2.3 Komponen Darah

Setelah darah digolongkan berdasarkan jenisnya maka dari tiap jenis tersebut digolongkan lagi menjadi komponen darah, yaitu :

1. Whole blood (WB) adalah darah lengakap dengan berbagai komponen darah lain yang tidak dipisah.

2. Packed Red Cells (PRC) adalah sel darah merah yang merupakan jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang.

3. Liquid Plasma (LP) adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari jumlah/volume darah merupakan plasma darah.

4. Thrombocyte Concentrate (TC). Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit, dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar.

5. Fresh Frozen Plasma (FFP) merupakan bagian cair dari darah manusia yang telah dibekukan dan diawetkan setelah donor darah dan akan digunakan untuk transfusi darah. FFP dan Cryo mampu bertahan pada suhu -30°C dengan waktu penyimpanan selama 1 tahun.

6. Buffy Coat (BC) mampu bertahan pada suhu 4°C s/d 6°C dengan waktu penyimpanan selama 24 Jam.

7. Washed Red Cells (WRC) mampu bertahan pada suhu 4°C s/d 6°C dengan waktu penyimpanan selama 4 Jam.

8. Antihemophilic Factor (AHF) digunakan untuk mengobati pendarahan serius pada pasien dengan masalah perdarahan disebut hemofilia A.

2.4 Teknologi Web

Aplikasi web adalah suatu aplikasi yang berbentuk klien/ server yang dapat membentuk halaman-halaman web berdasarkan permintaan pemakai. Klien adalah pemakai yang meminta halaman web, sedangkan server adalah penyedia layanan yang melayani permintaan dari pemakai. Klien dan server berhubungan dalam suatu jaringan Internet atau Intranet. Web dapat diakses oleh berbagai platform dengan menggunakan browser, misalnya Internet Explorer, Mozilla, Opera, dan lain-lain.

2.5 Monitoring

Monitoring adalah penilaian yang terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan proyek didalam konteks jadwal-jadwal pelaksanaan dan terhadap penggunaan input-input proyek oleh kelompok sasaran didalam konteks harapan-harapan rancangan. Monitoring adalah kegiatan proyek yang integral, bagian penting dari praktek manajemen yang baik dan karena itu merupakan bagian yang integral dari manajemen sehari-hari [6].


(3)

3

ANALISIS DAN PERANCANGAN

SISTEM

3.1 Aturan bisnis

Aturan bisnis yang berlaku di UDD PMI Kota Bandung sebagai berikut.

1. Permohonan penyelenggaraan kegiatan donor darah dilakukan selambat-lambatnya dua minggu sebelum tanggal acara.

2. Pihak instansi/ KDD yang memohon penyelenggaraan, harus menyertakan surat kerjasama kepada PMI Kota Bandung. 3. Pihak intansi dapat membatalkan

penyelenggaraan donor darah selambat-lambatnya satu minggu sebelum acara. 4. Kegiatan donor darah yang akan

diselenggarakan harus memiliki target jumlah peserta donor, sekurang-kurangnya 50 pendonor.

5. Pendonor diperbolehkan untuk melakukan donor kembali setelah 70 hari sejak donor sebelumnya.

3.2 Monitoring

UDD PMI Kota Bandung dikepalai oleh seorang Kepala Unit Donor Darah yang bertugas memonitoring seluruh kegiatan yang berhubungan dengan proses donor darah. Monitoring dilakukan untuk memantau perkembangan proses donor darah, sehingga dapat membantu kepala UDD dalam mengevaluasi seluruh kegiatan donor darah dan diharapkan proses pengambilan keputusan dapat lebih optimal.

3.2.1 Metode Monitoring

Dalam sistem monitoring yang dilakukan, metode yang diterapkan yaitu Key Result Indicator

(KRI). Key Result Indicator merupakan suatu alat yang diterapkan untuk memberitahu bagaimana kinerja yang terjadi di UDD PMI Kota Bandung. KRI mencakup periode yang lebih lama, hal ini cocok diimplementasikan untuk monitoring kegiatan donor darah di UDD PMI Kota Bandung yang mana laporannya dilihat setiap tahun atau bulanan. 3.2.2 Indikator

Dalam sistem informasi donor darah ini, ada beberapa indikator yang digunakan sebagai bahan monitoring, diantaranya perkembangan pendonor, donor/ kunjungan, stok darah, Keluarga Donor Darah seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Result Indikator di UDD PMI Kota Bandung

No Indikator Result Indicator 1 Perkembang

an pendonor.

Jumlah pendonor lama dan pendonor baru dalam setiap

bulan.

Jumlah pendonor berdasar kelompok usia

Jumlah pendonor berdasar pekerjaan

2 Perkembang an donor/ kunjungan.

Jumlah donor sukarela dan donor pengganti dalam setiap bulan.

Jumlah donor berdasarkan tempat pengambilan darah setiap bulan.

3 Perkembang an stok darah.

Jumlah stok berdasarkan golongan darah setiap bulan. 4 Perkembang

an Keluarga donor darah (KDD).

Jumlah KDD berdasarkan jenis KDD setiap tahun. Jumlah agenda yang dilaksanakan setiap KDD dalam satu tahun.

Jumlah pendapatan donor setiap KDD per tahun. 3.2.3 Pembobotan Indeks Indikator

Indikator akan ditentukan indeksnya berdasarkan hasil perhitungan. Pembobotan indeks dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Pembobotan indeks indikator

Indeks Keterangan

A Indikator mengalami peningkatan jumlah diatas 3 %

B Indikator mengalami peningkatan jumlah antara 0 - 3 %

C Indikator mengalami penurunan jumlah jumlah dibawah 0%

Keterangan :

Indeks A : Baik. Perkembangan sesuai dengan harapan.

Indeks B : Cukup, perlu dilakukan tindak lanjut berupa penanggulangan dini.

Indeks C : Kurang, sangat perlu dilakukan tindak lanjut berupa penanggulangan darurat.

3.2.4 Hasil Penghitungan

Setelah pembobotan indeks ditentukan maka selanjutnya melakukan penghitungan hasil monitoring.

Perkembangan =

(jumlah sekarang – jumlah

sebelumnya) X 100 % Jumlah sekarang


(4)

Jumlah kunjungan bulan sekarang = 1255

Perkembangan = (1255 – 1234) X 100 % 1234

Perkembangan = 21 X 100 % 1234

Perkembangan = 1.6 %

Berdasarkan persentase monitoring perkembangan jumlah donor yaitu 1.6% berada di indeks B yang berarti perkembangan jumlah pendonor cukup dan perlu adanya penanggulangan dini

3.2.5 Grafik Hasil Monitoring

Hasil monitoring selanjutnya ditampilkan dalam bentuk grafik, seperti terlihat pada gambar 1.

Gambar 1. Grafik Hasil Monitoring 3.3 Kebutuhan Perangkat Keras

Spesifikasi perangkat keras yang dibutuhkan untuk implementasi :

Prosessor : Prosessor Pentium 4 dengan kecepatan minimal 2 Ghz.

Monitor : Monitor dengan resolusi minimal 800 x 600.

VGA : Onboard

Harddisk : Hardisk minimal 40 GB. RAM : RAM minimal 512 MB.

Koneksi : Koneksi internet minimal 64 Kbps. 3.4 Kebutuhan Perangkat Lunak

Spesifikasi perangkat lunak yang dibutuhkan untuk implementasi :

Sistem Operasi :Sistem operasi minimal Windows XP SP1

Web Browser : Web Browser minimal Google Chrome

Pengolah dokumen : Pengolah dokumen minimal Microsoft Ofiice 2007

DBMS : MySQL

Web Editor : Macromedia Dreamweaver Pengelola DBMS : PHPMyAdmin

Local Internet : XAMPP 3.5 Diagram Konteks

Diagram konteks sistem terlihat pada gambar 2.

Sistem Informasi Donor Darah Admin

Petugas Rekrutmen

Petugas Donor Petugas Penyimpanan

Pendonor KDD

Data Login Data Users Data Pegawai Data Timdonor Data Informasi Info validasi login Info Users Info Pegawai Info Timdonor Info Informasi

Data Login Data Pendonor Data Kunjungan Info validasi login Info Pendonor Info Kunjungan Data Login

Data Agenda Data Kdd

Info validasi login Info Agenda

Info Kdd

Data Login Data Stokdarah

Info validasi login Info Stokdarah

Data Login Data Pendonor

Info validasi login Info Pendonor Info Kunjungan

Data Login Data Kdd Data Agenda Info validasi login

Info Kdd Info Agenda

Kepala UDD Info validasi login

Info Pendonor Info KDD Info Agenda Info Kunjungan Info Olahdarah

Data Login Pengunjung

Data Kdd Data KomentarInfo informasi

Info agenda Info Stokdarah Info Komentar Info Kdd

Gambar 2. Diagram konteks sistem informasi donor darah

Keterangan:

Pengguna aplikasi ini dibagi menjadi 8 yaitu : 1. Admin, dapat mengelola user dan data master. 2. Petugas Rekrutmen, dapat mengelola data

agenda dan data KDD

3. Petugas Donor, dapat mengelola data pendonor dan kunjungan

4. Petugas Penyimpanan, dapat mengelola data stok darah

5. Kepala UDD, dapat melihat data monitoring 6. Keluarga Donor Darah (KDD), dapat

mengelola data agenda.

7. Pendonor, dapat melihat data kunjungan. 8. Pengunjung, dapat melihat data stok darah.

4

IMPLEMENTASI DAN

PENGUJIAN

4.1 Implemantasi Kebutuhan Web Hosting Implementasi kebutuhan web hosting pada penelitian ini digunakan untuk keperluan aplikasi web admin dan web pengunjung, oleh karena itu agar sistem dapat berjalan maka aplikasi harus diunggah ke web hosting yang digunakan. Adapun spesifikasi web hosting dan nama domain situs yang dipakai adalah :

1. Nama Domain Situs

Nama domain yang digunakan adalah http://donor.pmkotabandung.net/


(5)

2. Spesifikasi Web Hosting

Web Hosting yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut :

Disk Space : 250 MB Bandwidth : 1 GB Development Feature :

a. PHP 5.3.19 b. MySQL 5.1.66-cll c. cPanel version 11.34.1 d. Apache version 2.2.23 e. phpMyAdmin f. Webmail g. Instant Backups 4.2 Pengujian Sistem

Pengujian sistem merupakan hal terpenting yang bertujuan untuk menemukan kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan pada sistem yang dibuat. Pengujian bermaksud untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat sudah memenuhi kriteria berdasarkan pada perancangan sistem yang telah dilakukan sebelumnya. Pengujian ini dibagi ke dalam dua bagian utama, yaitu pengujian alpha pengujian betha.

4.2.1 Pengujian Alpha

Pengujian alpha dilakukan dengan menggunakan metode pengujian black box, dimana pengujian ini merupakan pengujian yang berfokus pada persyaratan fungsional sistem. Pada pengujian

alpha ini, dilakukan beberapa tahapan yaitu mulai dari skenario pengujian, kasus dan hasil, serta kesimpulan pengujian.

4.2.2 Pengujian Betha

Pengujian Betha merupakan pengujian yang dilakukan secara objektif dimana diuji secara langsung ke lapangan yaitu intansi yang bersangkutan mengenai kepuasan pengguna dengan kandungan poin yaitu pemenuhan kebutuhan dari tujuan awal pembangunan Sistem Informasi Donor Darah dan tampilan antarmuka dari Sistem Informasi Donor Darah tersebut. Pengujian betha dilakukan melalui dua buah teknik pengambilan data, yaitu melalui wawancara dan kuisioner.

5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta setelah disesuaikan dengan tujuannya, maka Sistem Informasi Donor Darah yang diimplementasikan ini menghasilkan kesimpulan sebagaimana berikut ini :

a. Sistem informasi donor darah yang dibangun dapat memudahkan petugas UDD PMI Kota

Bandung dalam menginformasikan berbagai hal mengenai donor darah kepada masyarakat. b. Sistem informasi donor darah yang dibangun

dapat memudahkan petugas dalam mengelola dan menginformasikan agenda donor darah kepada masyarakat atau para pendonor. c. Sistem informasi donor darah yang dibangun

dapat memudahkan petugas dalam mengelola dan menginformasikan stok darah yang tersedia secara up to date kepada masyarakat umum.

d. Sistem informasi donor darah dapat memudahkan Keluarga Donor Darah (KDD) atau intansi lain dalam melakukan proses kerjasama secara online, tanpa harus datang langsung ke UDD PMI Kota Bandung.

e. Sistem informasi donor darah memudahkan Kepala UDD dalam memonitoring kegiatan donor darah, sehingga selanjutya membantu dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan.

5.2 Saran

Sistem Informasi Donor Darah di UDD PMI Kota Bandung ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan dan penyempurnaan lebih lanjut seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat ini. Adapun saran agar sistem informasi lebih baik lagi yaitu berikut ini:

a. Fitur untuk mengetahui ketersediaan stok darah dapat dikembangkan lagi dengan menambahkan fitur SMS Gatway, agar sistem dapat lebih responsip ketika dimintai informasi stok darah.

b. Fitur monitoring untuk Kepala UDD dapat dikembangkan lagi dengan menambahkan fitur Sistem Pendukung Keputusan atau Sistem Peramalan untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan UDD PMI Kota Bandung kedepannya.

c. Sistem Informasi Donor Darah yang ada, dapat dikembangkan dengan memperluas cakup kerja yang dikelola, jadi tidak hanya Bagian Rekrutmen saja, tetapi dikembangkan sampai Bidang Distribusi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI Cabang Kota Bandung. Bandung : PMI Kota Bandung.

[2] Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI.


(6)

[3] Kadir, Abdul. 2009. Membuat Aplikasi Web dengan PHP dan Database MySQL. Yogyakarta : Andi

[4] Ladjamudin bin Al-Bahra. 2005. Analisis Dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta : Graha Ilmu

[5] Muktimanah, Uke. 2011. Laporan Kegiatan 2011 Unit Donor Darah .Bandung : PMI Kota Bandung.

[6] Parmenter, David. 2010. Mengembangkan, Mengimplementasikan, dan Menggunakan Key Performance Indicators : PPM

[7] Sommerville, Ian. 2011. Software Engineering 9. Boston : Pearson Education, ISBN. [8] Sukandar, Iyang D. 2006. Pedoman Penerapan Identitas. Jakarta : Markas Pusat PMI.