48
BAB II FAKTOR PENDORONG TERJADINYA PERKAWINAN USIA MUDA DI
KECAMATAN KALIDAWIR TULUNGAGUNG 2.1.
Hasil Penelitian
Tabel 2.1 Data Pasutri Menikah Usia Muda Tahun 2010 Bulan Januari sd Juni
No SUAMI
ISTRI Faktor
Pendorong Nama
Umur Tahun
Nama Umur
Tahun 1
Badrus Shaleh
24 Lia
Habibati 15
Adat Istiadat
2 Moh.
Lutfi Habibi 17
Delima Nurul Khotimah
17 Adat
Istiadat 3
Nanang Dimas Andrianto
18 Yunitasari
17 Ekonomi
4 Warsanto
Susilo 20
Siska April N
15 Permintaan
Orangtua 5
Mustakim 25
Dian Ratnasari
15 Ekonomi
6 Musmuliadi
25 Efi
Nurlina Azizah 15
Ekonomi 7
Dasar Restu Wardani
26 Ika
Haryani 15
Adat istiadat
8 Sumarno
Adi Wahono 23
Ines Anggun Yasmiati
15 Adat
Istiadat 9
Eko Bambang Sutrisno
18 Tutik
Winarti 18
Adat Istiadat
2.2. Faktor Pendorong Perkawinan Usia Muda
2.2.1. Hukum Adat Istiadat
Daerah tempat penyusun melakukan penelitian, faktor adat istiadat sangat banyak terjadi yaitu dikarenakan kuatnya hukum adat daerah
setempat yang mayoritas penduduknya adalah santri yang taat dan patuh pada peraturan yang berlaku dan selain mayoritas penduduknya
santri, kuatnya hukum adat dikarenakan pada usia 20 tahun khususnya bagi seorang wanita jika pada usia tersebut belum menikah maka akan
dikatakan sebagai perawan tua hal ini berdasarkan hasil wawancara
Sumber data : Kantor Urusan Agama Kecamatan Kalidawir Tulungagung
49
dengan ketua Kantor Urusan Agama Kalidawir, dengan bapak H. Waliyudin Irmansyah, M.Ag.
2.2.2. Permintaan dari Orangtua
Kecemasan para orang tua dalam mengasuh anaknya yang sudah mulai beranjak remaja maupun dewasa, menyebabkan para orangtua
harus lebih protektif dalam melakukan pengawasan terhadapa anak- anaknya agar nanti anaknya tersebut tidak salah dalam bergaul atau
tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. Pada akhirnya kecemasan orang tua tersebut membawa pada perkawinan usia muda yang banyak
terjadi di kalangan masyarakat sekarang ini. Alasan para orang tua menikahkan anaknya pada usia muda tersebut adalah karena orang tua
tersebut takut jika anaknya akan melakukan suatu perzinahan, yang nantinya akan mendatangkan suatu aib bagi keluarganya.
2.2.3. Ekonomi
a. Untuk sekedar memenuhi kebutuhan atau kekurangan pembiayaan
hidup orang tuanya, khususnya orang tua mempelai wanita. Sebab menyelenggarakan perkawinan anak-anaknya dalam usia muda ini,
akan diterima sumbangan-sumbangan berupa barang, bahan, ataupun sejumlah uang dari handai taulannya yang dapat
dipergunakan selanjutnya untuk menutup biaya kebutuhan kehidupan sehari-hari untuk beberapa waktu lamanya.
50
b. Untuk menjamin kelestarian ataupun perluasan usaha orang tua
mempelai laki-laki atau orang tua mempelai wanita, sebab dengan diselenggarakannya perkawinan anaknya dalam usia muda
dimaksudkan agar kelak si anak dari kedua belah pihak itu yang sudah menjadi suami-istri, dapat menjamin kelestarian serta
perkembangan usaha dari kedua belah pihak kedua orang tuanya, dimana usaha-usaha tersebut merupakan cabang usaha yang saling
membutuhkan serta saling melengkapi. Bahkan setelah perkawinan usia muda tersebut terjadi, lazimnya langkah-langkah pendekatan
sudah mulai diambil, sedemikian rupa sehingga kedua cabang usaha tersebut berkembang menjadi satu usaha yang lebih besar.
51
BAB III DAMPAK PERKAWINAN USIA MUDA TERHADAP TINGKAT